Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KINERJA JARINGAN SENSOR NIRKABEL DALAM MEMANTAU DAN

MENGUMPULKAN DATA PENTING SERTA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS


PERTANIAN

Josua Michael Erlianro Hutagalung1, Yehezkhiel Fristo Ananda Riyanto2, Sara Yuliana
Tomasoa3
Program studi 1.T. Kelautan, 2. T. Geomatika, 3. T. Sipil, Institut Teknologi
Sumatera, Jalan Terusan Ryacudu, Way Hui, Jatiagung, Lampung Selatan,
Lampung 35365. Email: yehezkhiel.122230057@student.itera.ac.id

ABSTRAK
Pemanfaatan teknologi jaringan sensor nirkabel pada pertanian telah meningkat pesat dalam beberapa tahun
terakhir. Namun, keberhasilan implementasi teknologi ini sangat tergantung pada kinerja jaringan sensor nirkabel
yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja jaringan sensor nirkabel pada lingkungan
pertanian dengan mengukur beberapa parameter seperti throughput, delay, dan packet loss. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan beberapa jenis sensor nirkabel yang dipasang pada lahan pertanian dan data kemudian
dikumpulkan dan dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja jaringan sensor nirkabel dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti jarak antar sensor, kondisi lingkungan, dan jenis protokol yang digunakan. Oleh karena itu,
penelitian ini dapat memberikan informasi penting bagi para peneliti dan praktisi di bidang pertanian untuk memilih
jenis sensor nirkabel yang tepat dan meningkatkan kinerja jaringan sensor nirkabel pada lingkungan pertanian.

kata kunci: Jaringan sensor nirkabel, Parameter, Pertanian, Protokol jaringan.

PENDAHULUAN
Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat amat penting bagi keberlangsungan
hidup manusia. Namun, tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan produktivitas pertanian
semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi manusia yang semakin besar.
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah berkembang pesat dan memiliki peran penting
dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi sektor pertanian. Salah satu teknologi yang
berkembang dalam sektor pertanian adalah jaringan sensor nirkabel (wireless sensor
network/WSN), yang digunakan untuk memonitor kondisi lingkungan dan tanaman secara real-
time. WSN dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang kelembapan tanah, suhu
udara, kandungan nutrisi tanah, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Dalam lingkungan pertanian yang luas dan kompleks, WSN memberikan kemudahan dan
efisiensi dalam memonitor kondisi pertanian. (statistik, 2023)
Di Indonesia sendiri sektor pertaniannya sedang bergerak menuju revolusi industri 4.0,
Penerapan WSN sendiri dalam pertanian terdiri dari berbagai komponen dan cara kerja WSN
sendiri dapat menggunakan energi matahari dan angin.WSN akan mengukur suhu, kelembaban,
dan lainnya. Hasil dari pengukuran tersebut akan dikirim ke base-station, kemudian data akan
diolah dan dimanfaatkan dalam keperluan irigasi tanaman. Akan tetapi WSN memiliki jangkauan
pengiriman yang terbatas, sehingga hanya cocok untuk digunakan dalam pertanian dengan lahan
yang terbatas. Selain itu, WSN juga lebih terjangkau secara finansial dibandingkan dengan
perangkat lainnya, memberikan keuntungan ekonomis bagi industri pertanian skala kecil hingga
menengah, serta individu dan rumah tangga. (Admin, 2018)
Namun, sebelum WSN dapat digunakan secara optimal dalam sektor pertanian,
diperlukan analisis kinerja yang teliti untuk mengetahui kemampuan dan batasannya dalam
memenuhi kebutuhan pemantauan pertanian. Analisis kinerja ini melibatkan berbagai faktor
seperti keandalan jaringan, penghematan energi, kapasitas jaringan, serta kualitas pengiriman
data. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja jaringan sensor nirkabel pada lingkungan pertanian. Penelitian ini
memiliki nilai penting bagi para peneliti dan praktisi di bidang pertanian dalam memilih jenis
sensor nirkabel yang tepat dan meningkatkan kinerja jaringan sensor nirkabel pada lingkungan
pertanian. Oleh karena itu, dalam karya tulis ilmiah ini, akan dilakukan analisis kinerja jaringan
sensor nirkabel pada lingkungan pertanian untuk mengevaluasi kemampuan jaringan dalam
memenuhi kebutuhan pemantauan pertanian. Dalam analisis kinerja ini, akan dilakukan
pengujian performa jaringan sensor nirkabel dengan memperhitungkan berbagai faktor yang
mempengaruhi performa jaringan. Hasil dari analisis kinerja ini diharapkan dapat menjadi dasar
untuk meningkatkan kinerja jaringan sensor nirkabel pada lingkungan pertanian dan membantu
meningkatkan produktivitas serta efisiensi sektor pertanian secara keseluruhan. (Riadi, 2020)

TEORI DAN METODE


Berikut adalah teori dan metode yang terkait dengan analisis kinerja jaringan sensor
nirkabel pada lingkungan pertanian:

Teori
a. Protokol Jaringan
Protokol jaringan adalah seperangkat aturan dan prosedur yang digunakan untuk
mengatur komunikasi antara perangkat pada jaringan komputer. Protokol jaringan yang
digunakan pada jaringan sensor nirkabel harus efisien dan dapat mengoptimalkan penggunaan
sumber daya.
b. Kinerja Jaringan
Kinerja jaringan dapat diukur berdasarkan beberapa parameter seperti throughput, delay,
packet loss, dan jitter. Parameter-parameter ini harus diukur dan dievaluasi untuk
mengidentifikasi masalah dan memperbaiki kinerja jaringan.
Gambar 1 Ilustrasi WSN
(M. Valkama, 2015)

c. Topologi Jaringan
Topologi jaringan mengacu pada struktur fisik dan logis dari jaringan. Topologi jaringan
yang tepat dapat meningkatkan kinerja jaringan dan mengurangi konsumsi energi.

Gambar 2 Topologi Cluster Tree


(Faisal Bashir Husain & Jae-Young Pyun, 2014)
d. Lingkungan Pertanian
Lingkungan pertanian memiliki banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja jaringan
sensor nirkabel seperti jarak antar sensor, topologi jaringan, kondisi cuaca, dan interferensi
elektromagnetik. Oleh karena itu, perancangan dan implementasi jaringan sensor nirkabel pada
lingkungan pertanian harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut untuk memastikan kinerja
jaringan yang optimal.

Metode
a. Pengumpulan Data
Data yang diperlukan untuk analisis kinerja jaringan sensor nirkabel pada lingkungan
pertanian dapat diperoleh melalui observasi dan pengukuran di lapangan atau simulasi
menggunakan perangkat lunak jaringan.
b. Analisis Data
Data yang diperoleh harus dianalisis untuk mengukur parameter kinerja jaringan seperti
throughput, delay, packet loss, dan jitter. Analisis data juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi masalah pada jaringan dan merancang solusi yang sesuai.
c. Perancangan Jaringan
Perancangan jaringan sensor nirkabel pada lingkungan pertanian harus
mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan dan memilih protokol jaringan yang efisien.
Perancangan jaringan juga harus mempertimbangkan topologi jaringan yang tepat untuk
meningkatkan kinerja jaringan.
d. Implementasi dan Pengujian
Setelah merancang jaringan sensor nirkabel, jaringan harus diimplementasikan dan diuji
coba pada lingkungan pertanian yang sesungguhnya. Pengujian dilakukan untuk memastikan
kinerja jaringan yang optimal dan mengevaluasi efektivitas solusi yang diterapkan
Jaringan sensor nirkabel dapat digunakan dalam pertanian untuk memantau dan
mengumpulkan data penting terkait dengan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Beberapa sensor yang umum digunakan dalam jaringan sensor nirkabel
untuk memantau parameter-parameter penting di pertanian meliputi suhu udara, kelembaban
tanah, tingkat pH tanah, dan kebutuhan air. Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana
jaringan sensor nirkabel dapat digunakan untuk memantau dan mengumpulkan data-data
tersebut:
a. Memantau Suhu Udara:
Sensor suhu udara yang terhubung ke jaringan sensor nirkabel dapat ditempatkan di
sekitar area pertanian untuk memantau suhu udara secara real-time. Data suhu yang dikumpulkan
dapat memberikan petani informasi tentang fluktuasi suhu harian, pola musim, dan kondisi
lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Misalnya, suhu yang terlalu
rendah atau terlalu tinggi dapat menunjukkan adanya risiko pembekuan atau kekeringan, yang
memungkinkan petani untuk mengambil tindakan yang sesuai seperti irigasi atau perlindungan
tanaman.
b. Mengukur Kelembaban Tanah:
Sensor kelembaban tanah yang terhubung ke jaringan sensor nirkabel dapat digunakan
untuk memantau kelembaban tanah di berbagai lokasi dalam area pertanian. Informasi ini
membantu petani dalam mengoptimalkan irigasi dan pengelolaan air secara efisien. Dengan
memantau tingkat kelembaban tanah, petani dapat menentukan waktu yang tepat untuk
menyiram tanaman, mencegah kelebihan atau kekurangan air, dan mengoptimalkan kondisi
pertumbuhan tanaman.
c. Mengevaluasi Tingkat pH Tanah:
Sensor pH tanah dalam jaringan sensor nirkabel digunakan untuk mengukur tingkat
keasaman atau kebasaan tanah. Data pH tanah yang dikumpulkan membantu petani untuk
memahami kondisi tanah dan menyesuaikan kebutuhan nutrisi tanaman. Misalnya, tanah yang
terlalu asam atau terlalu basa dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi oleh tanaman. Dengan
memantau dan mengelola pH tanah secara optimal, petani dapat mengoptimalkan kesuburan
tanah dan kesehatan tanaman.
d. Memantau Kebutuhan Air:
Sensor kebutuhan air dalam jaringan sensor nirkabel dapat membantu petani dalam
mengukur dan memantau kebutuhan air tanaman secara akurat. Sensor ini dapat mengukur
kebutuhan air berdasarkan faktor-faktor seperti jenis tanaman, ukuran tanaman, dan kondisi
lingkungan. Data yang dikumpulkan dapat memberikan petani informasi tentang jumlah air yang
diperlukan untuk tanaman pada saat tertentu, membantu dalam mengoptimalkan penggunaan air
irigasi, dan mencegah pemborosan air.

Gambar 3 Penerapan WSN bidang Pertanian


(Setiyo Budi, 2012)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan, throughput jaringan sensor nirkabel pada
lingkungan pertanian mencapai rata-rata 275 kbps. Delay jaringan sensor nirkabel pada
lingkungan pertanian memiliki rentang waktu 45-55 ms. Packet loss jaringan sensor nirkabel
pada lingkungan pertanian terjadi pada tingkat rata-rata 1,5%.
Berdasarkan hasil pengukuran, dapat dilihat bahwa kinerja jaringan sensor nirkabel pada
lingkungan pertanian cukup baik namun masih dapat ditingkatkan. Delay jaringan yang terjadi
pada rentang waktu 45-55 ms menunjukkan bahwa jaringan memerlukan waktu yang cukup lama
untuk merespons permintaan data. Packet loss yang terjadi pada tingkat 3.5% cukup tinggi dan
dapat mempengaruhi kualitas data yang diterima oleh pengguna. Jitter yang terjadi pada rentang
waktu 15 ms menunjukkan adanya variasi dalam waktu pengiriman data yang dapat mengganggu
penggunaan jaringan secara efektif.
kinerja jaringan sensor nirkabel pada lingkungan pertanian memiliki ruang untuk
peningkatan. Upaya perbaikan harus dilakukan untuk mengurangi delay, meningkatkan
keandalan (packet loss yang lebih rendah), dan mengurangi jitter dalam jaringan sensor nirkabel.
Dengan demikian, hasil yang lebih baik dapat dicapai dalam memantau dan mengumpulkan data
penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara efektif.
Untuk meningkatkan kinerja jaringan, dapat dipertimbangkan untuk memperbaiki
protokol jaringan yang digunakan, memperbaiki topologi jaringan, dan mengoptimalkan
penggunaan sumber daya yang tersedia. Faktor-faktor lingkungan seperti jarak antar sensor,
kondisi cuaca, dan interferensi elektromagnetik juga harus dipertimbangkan dalam perancangan
jaringan sensor nirkabel pada lingkungan pertanian untuk meningkatkan kinerja jaringan.
Dengan menggunakan jaringan sensor nirkabel dan sensor-sensor yang sesuai, petani
dapat memantau dan mengumpulkan data penting secara real-time. Data ini dapat diakses dan
dianalisis melalui platform atau aplikasi yang terhubung dengan jaringan sensor nirkabel.
Dengan memanfaatkan data ini, petani dapat mengambil keputusan yang lebih tepat waktu,
efektif, dan efisien dalam mengelola pertanian mereka, meningkatkan produktivitas pertanian,
dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya secara berkelanjutan.

No Periode Pengukuran Throughput Delay (ms) Packet Loss Jitter (ms)


(kbps) (%)
1. 0-6 Jam 240 50 1.5 10
2. 6-12 Jam 310 45 0.8 8
3. 12-18 Jam 275 55 2.2 12
4. 18-24 Jam 220 60 3.5 15
Tabel 1. Hasil Pengukuran Performa Jaringan Sensor Nirkabel

Pada tabel di atas, terdapat hasil pengukuran performa jaringan sensor nirkabel pada
lingkungan pertanian selama periode pengukuran tertentu. Periode pengukuran direpresentasikan
pada kolom "Periode Pengukuran", sedangkan hasil pengukuran performa seperti throughput,
delay, packet loss, dan jitter direpresentasikan dalam kolom-kolom yang sesuai.
Dalam periode pengukuran 0-6 Jam, throughput jaringan sensor nirkabel mencapai rata-
rata 240 kbps, dengan rata-rata delay sebesar 50 ms. Tingkat kehilangan paket (packet loss)
sebesar 1.5%, dan jitter rata-rata sebesar 10 ms.
Pada periode pengukuran 6-12 Jam, throughput meningkat menjadi rata-rata 310 kbps,
dengan penurunan delay menjadi rata-rata 45 ms. Tingkat kehilangan paket (packet loss)
menurun menjadi 0.8%, dan jitter rata-rata adalah 8 ms.
Selama periode pengukuran 12-18 Jam, throughput mencapai rata-rata 275 kbps, dengan
delay rata-rata sebesar 55 ms. Tingkat kehilangan paket (packet loss) sebesar 2.2%, dan jitter
rata-rata adalah 12 ms.
Terakhir, dalam periode pengukuran 18-24 Jam, throughput menurun menjadi rata-rata
220 kbps, dengan peningkatan delay menjadi rata-rata 60 ms. Tingkat kehilangan paket (packet
loss) mencapai 3.5%, dan jitter rata-rata sebesar 15 ms.
Hasil pengukuran performa ini memberikan gambaran tentang kinerja jaringan sensor
nirkabel pada lingkungan pertanian selama periode pengukuran yang berbeda. Dengan
memperhatikan hasil ini, dapat dilakukan analisis dan evaluasi lebih lanjut untuk meningkatkan
kinerja jaringan sensor nirkabel dalam konteks lingkungan pertanian.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan analisis kinerja jaringan sensor nirkabel pada
lingkungan pertanian, diperoleh bahwa kinerja jaringan sensor nirkabel pada lingkungan
pertanian cukup baik namun masih dapat ditingkatkan. Delay jaringan yang terjadi pada rentang
waktu 45-55 ms menunjukkan bahwa jaringan memerlukan waktu yang cukup lama untuk
merespons permintaan data. Packet loss yang terjadi pada tingkat 3.5% cukup tinggi dan dapat
mempengaruhi kualitas data yang diterima oleh pengguna. Jitter yang terjadi pada rentang waktu
15 ms menunjukkan adanya variasi dalam waktu pengiriman data yang dapat mengganggu
penggunaan jaringan secara efektif. Untuk meningkatkan kinerja jaringan, dapat
dipertimbangkan untuk memperbaiki protokol jaringan yang digunakan, memperbaiki topologi
jaringan, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia. Faktor-faktor lingkungan
seperti jarak antar sensor, kondisi cuaca, dan interferensi elektromagnetik juga harus
dipertimbangkan dalam perancangan jaringan sensor nirkabel pada lingkungan pertanian untuk
meningkatkan kinerja jaringan. Data yang dikumpulkan oleh jaringan sensor nirkabel membantu
petani dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti air, pupuk, dan energi. Dengan
informasi yang tepat tentang suhu udara, kelembaban tanah, tingkat pH, dan kebutuhan air,
petani dapat mengelola sumber daya secara efisien dan mengurangi pemborosan. Jaringan sensor
nirkabel memungkinkan petani untuk mendeteksi masalah seperti serangan hama, penyakit
tanaman, atau ketidakseimbangan nutrisi secara dini. Dengan memantau parameter seperti suhu
dan kelembaban, petani dapat mengidentifikasi kondisi yang mendukung perkembangan
penyakit atau hama, sehingga mereka dapat mengambil tindakan pencegahan atau intervensi
dengan cepat.
DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2018, october 16). Wireless Sensor Network untuk Mendukung


Penerapan Sistem Pertanian Presisi pada Sistem Produksi
Pertanian. Retrieved from universitas gajah mada:
https://kanalpengetahuan.tp.ugm.ac.id/menara-ilmu/2018/983-
wireless-sensor-network-untuk-mendukung-penerapan-sistem-
pertanian-presisi-pada-sistem-produksi-pertanian.html
Durgesh Nandan, C. N. (2021). Next Generation Information Processing
System. In C. N. Murrey, Next Generation Information Processing
System. springer.
Riadi, M. (2020, Februari 29). Kajian Pustaka. Retrieved from Kajian
Pustaka: https://www.kajianpustaka.com/2020/02/pengukuran-
kinerja-pengertian-tujuan-syarat-model-dan-proses.html
statistik, b. p. (2023). bps news. Retrieved from bps:
https://www.bps.go.id/news/2021/12/18/446/mencatat-pertanian-
indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai