Anda di halaman 1dari 5

Nama : Putri Dwi Indah R

NIM : 1203200057
Kelas : IE-03-02
UTS HCI
1. Latar Belakang
Dalam era modern yang semakin terkait dengan teknologi, Human-Computer
Interaction (HCI) merupakan bidang yang sangat penting dalam pengembangan
teknologi pertanian dengan memanfaatkan IoT (Internet of Thing) [1]. Pertanian berbasis
IoT (Internet of Thinks) telah menjadi salah satu inovasi yang memiliki peranan penting
dalam mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. IoT adalah suatu jaringan
perangkat yang terhubung secara nirkabel untuk mengumpulkan dan berbagi data, dan
dalam bidang pertanian menggunakan sensor dan perangkat lainnya untuk
mengoptimalkan manajemen sumber daya [2]. HCI penting dalam pertanian berbasis IoT
karena berperan penting dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas
pertanian.
Human Computer Interaction (HCI) membantu integrasi antara petani dan
teknologi IoT dalam pertanian [3]. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Torn et al.
(2018), menunjukkan bahwa interface yang mudah digunakan sehingga dapat
mengurangi hambatan akses dalam penggunaan teknologi oleh petani [4]. Dengan
menggunakan konsep HCI, petani dapat dengan mudah mengakses data yang dihasilkan
oleh perangkat IoT, seperti data cuaca, kelembaban tanah, dan informasi pertanian
lainnya. Interface yang intuitif dapat membantu petani dalam mengontrol perangkat
seperti irigasi otomatis, pengendalian hama, dan manajemen gudang penyimpanan hasil
panel [2].
Interface yang baik dapat membantu petani dalam mengumpulkan data dari
perangkat IoT, seperti sensor tanah dan cuaca, serta menganalisis data untuk membuat
keputusan yang lebih cerdas. Hal tersebut sangat penting dalam pertanian modern dimana
data tersebut menjadi faktor utama dalam pengambilan keputusan yang tepat [3].

2. Metode
Jurnal 1 (Advances in IoT and Smart Sensors for Remote Sensing and Agriculture
Applications)

Penelitian ini menggunakan metode pengembangan tentang kemajuan smart sensors dan
IoT yang dimana melakukan perbandingan beberapa jenis sensor dengan fisika,
implementasi.
Jurnal 2 (Inovasi Internet of Things pada Sektor Pertanian; Pendekatan Analisis
Scientometrics)

Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode scientometrics.


Penelitisn ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang reliabel. Para penulis melakukan
pencarian sistematis terhadap publikasi ilmiah yang relevan dan menganalisa data
menggunakan analisis scientometrics. Mereka menggunakan perangkat lunak VOSviewer
untuk memvisualisasikan jaringan peneliti dalam bidang IoT di pertanian.

3. Hasil dan Pembahasan


Jurnal 1 (Advances in IoT and Smart Sensors for Remote Sensing and Agriculture
Applications)
Dalam jurnal terebut, hasil dan pembahasan yang disajikan meliputi:
1. Tinjauan kritis terhadap penelitian terkait Internet of Thinks (IoT) dan Smart Sensor
yang diterapkan dalam bidang penginderaan jauh dan pertanian. Tinjauan ini
memberikan pemahaman yang mendalam tentang kemajuan terbaru dalam bidang
pertanian dan mengidentifikasi kekurangan dan tantangan yang perlu diatasi.
2. Perbandingan jenis Smart Sensor dan IoT yang digunakan dalam remote sensing dan
pertanian. Penelitian ini membandingkan berbagai jenis sensor berdasarkan
karakteristik fisik, implementasi, dan cakupan aplikasinya. Hal ini membantu dalam
pemilihan sensor yang tepat untuk aplikasi yang spesifik.
3. Penelitian ini menggabungkan analisis Geospasial, IoT, dan environmental
informatics untuk mengembangkan kerangka kerja yang efisien untuk aplikasi remote
sensing dibidang pertanian. Pendekatan ini memungkinkan pemantauan yang lebih
akurat dan efektif terhadap kelembaban tanah dan unsur hara.
4. Penggunaan data Remote Sensing berbasis satelit seperti data Sentinel-1, untuk
klasisfikasi dan pengelolaan tanaman menggunakan metode Time Series dan data
SAR (Synthetic Aperture Radar). Hal ini menunjukkan bahwa data Remote sensing
berbasis satelit dapat digunakan untuk memantau dan mengelola tanaman dengan
menggunakan analisis time series dan data SAR.
5. Penelitian ini menggunakan analisis time series dan statistik untuk memahami pola
pertumbuhan tanaman dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas pertanian. Serta membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih
baik dalam manajemen pertanian

Jurnal 2 (Inovasi Internet of Things pada Sektor Pertanian; Pendekatan Analisis


Scientometrics)
Hasil dan pembahasan dari penelitian ini adalah:
Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis karya ilmiah yang paling banyak membahas
tentang IoT di sektor pertanian adalah prosiding konferensi. Analisis karakteristik
publikasi ilmiah mengenai IoT di sektor pertanian menunjukkan bahwa Sebagian besar
publikasi berasal dari India, China dan Amerika. Ada lima klaster yang berhubungan
dengan IoT di pertanian, termasuk IoT, Smart agriculture, cloud computing, soil
moisture, automation, RFID, agricultural products, agriculture, sensors, wireless sensor
netwoks, sensor nodes, crops, cultivation dan precision agriculture. Pada klaster kelima
dalam inovasi bersasis IoT pada sektor pertanian yaitu precision agriculture (PA), yang
bertujuan untuk meningkatkan keuntungan dan berkelanjutan pertanian serta mengurangi
dampak negative terhadap lingkungan. Hasil penelitian ini jugabisa menjadi pendorong
untuk melakukan inovasi pembelajaran yang dapat mengakselerasi pemahaman dan
penerapan mengenai IoT dalam sektor pertanian Indonesia. Penerapan IoT dalam sektor
pertanian memiliki potensi besar untuk meningkatkan hasil panel petani, mengurangi
biaya serta mengoptimalkan penggunaan waktu. Selain itu, penggunaan IoT dalam
pertanian juga dapat meningkatkan perekonimian secara makro.

4. Kesimpulan
Jurnal 1 (Advances in IoT and Smart Sensors for Remote Sensing and Agriculture
Applications)

Kesimpulan dari jurnal tersebut adalah bahwa penggunaan Smart Sensor dan IoT dalam
bidang Remote Sensing dan aplikasi pertanian memiliki potensi besar untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian. Integrasi kecerdasan buatan (AI)
dengan sensor meningkatkan kemampuan sensor dan memungkinkan pemantauan dan
analisis real-time terhadap parameter pentanian. IoT juga memfasilitasi ketersediaan
peralatan dan perangkat berbasi sensor untuk keperluan pertanian. Jurnal ini juga
membahas terkait berbagai jenis sendor dan teknologi sensor yang digunakan dalam
Remote Sensing dan aplikasi pentanian. Penelitian ini memberikan wawasan tentang
kemajuan Smart sensor dan IoT untuk Remote Sensing dna aplikasi pertanian dengan
memberikan rekomendasi untuk penelitian dan implementasi di masa depan.

Jurnal 2 (Inovasi Internet of Things pada Sektor Pertanian; Pendekatan Analisis


Scientometrics)

Kesimpulan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi inovasi yang berkaitan
dengan Internet of Thinks (IoT) dalam sektor pertanian. Hasil analisis menunjukkan
bahwa terdapat lima kelompok utama inovasi yang terkait dengan IoT. Kelompok
pertama mencakup konsep Smart Agriculture, Cloud Computing, dan Monitoring
Kelmbaban Tanah. Kelompok kedua mencakup konsep Otomatisasi, Teknologi RFID,
dan Produk Pertanian. Kelompok ketiga mencakup konsep Sensor dan Jaringan Sensor
Nirkabel. Kelompok keempat melibatkan konsep Node Sensor. Kelompok kelima
mencakup konsep Budidaya Tanaman, Kultivasi, dan Pertanian Presisi. Pendekatan
penelitian ini lebih berfokus pada analisis kuantitatif dalam medata publikasi. Oleh
karena itu penelitian lebih lanjut dapat memperdalam analisis dengan menggabungkan
pendekatan sistematis, analisis konten, atau analisis tematik untuk memahami aspek
kualitatif yang lebih mendalam terkait IoT dalam sektor pertanian. Dengan pemahaman
yang lebih komprehensif, diharapkan sektor pertanian dapat terus mengalami
perkembangan yang lebih baik.
Persamaan dari kedua kesimpulan jurnal tersebut adalah:
1. Kedua kesimpulan membahas penggunaan teknologi Internet of Things (IoT) dalam
konteks pertanian.
2. Kedua jurnal menyoroti potensi IoT untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas
pertanian.
3. Kedua jurnal mengakui pentingnya integrasi teknologi kecerdasan buatan (AI)
dengan sensor untuk meningkatkan kemampuan pemantauan dan analisis.
4. Kedua kesimpulan memberikan pandangan terhadap kemajuan teknologi sensor yang
digunakan dalam aplikasi pertanian.
5. Kedua jurnal menggarisbawahi pentingnya penelitian dan implementasi lebih lanjut
dalam bidang IoT dan pertanian.

Perbedaan dari kedua kesimpulan adalah:


1. Kesimpulan pertama lebih terfokus pada penggunaan Smart Sensor dalam Remote
Sensing dan aplikasi pertanian, sedangkan kesimpulan kedua lebih umum membahas
inovasi yang terkait dengan IoT dalam pertanian.
2. Kesimpulan pertama menyoroti integrasi kecerdasan buatan (AI) dengan sensor,
sementara kesimpulan kedua lebih berfokus pada berbagai kelompok inovasi terkait
dengan IoT.
3. Kesimpulan pertama menyebutkan tentang jenis sensor yang digunakan dalam
Remote Sensing, sementara kesimpulan kedua lebih berfokus pada kelompok inovasi
yang mencakup berbagai aspek IoT dalam pertanian.
4. Kesimpulan kedua lebih menekankan analisis kuantitatif data publikasi, sementara
kesimpulan pertama lebih berfokus pada potensi IoT dalam pertanian.
5. Kesimpulan pertama memberikan rekomendasi untuk penelitian dan implementasi di
masa depan dalam konteks Remote Sensing dan aplikasi pertanian, sedangkan
kesimpulan kedua lebih menekankan perlunya analisis lebih mendalam terkait aspek
IoT dalam sektor pertanian.
Daftar Pustaka

[1] A. Torn, M. Raina, J. Kauko and J. Haverinen, " User-Centered Design in Agriculture: A Case Study of
IoT Application for Farm Management," International Symposium on Industrial Electronics (ISIE) , pp.
616-621, 2018.

[2] H. Li, H. Lv, Y. Cuy, L. Fan and L. Zhu, "Development and Design of Mobile Phone-Based IoT for Smart
Agriculture," International Conference on Robots & Intelligent System (ICRIS), pp. 13-18, 2017.

[3] S. Kim, J. Park, D. Kim and J. Lee, " Design of an IoT-based Smart Farm Management System,"
Intelligent Data Acquisition and Advanced Computing Systems: Technology and Applications
(IDAACS), pp. 838-844, 2019.

[4] Y. Wang , X. Zhang and Y. Tang, "An Agricultural IoT System with Human-Computer Interaction and
Data Analysis Based on Machine Learning," International Conference on Advanced Robotics and
Intelligent Systems (ARIS), pp. 281-286, 2020.

Anda mungkin juga menyukai