Anda di halaman 1dari 5

Tugas Manajemen Logistik

“Pengaruh Evaluasi Manajemen Logistik Terhadap Kinerja


Distribusi PT. Tempo Logistik Kabupaten Bekasi ”

Disusun oleh:

1. Sasotya Rigan R (1203200036)

2. M. Dhiaul Suyo K (1203200040)

3. Putri Dwi Indah R (1203200057)

4. Era Anzha Naelil M (1203200070)

5. Reinardus Andoni (1203200087)

FAKULTAS TEKNOLOGI ELEKTRO DAN INDUSTRI


CERDAS

INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM SURABAYA 2023/2024


Penerapan Manajemen Logistik :
Penerapan dari manajemen logistik pada jurnal tersebut adalah dalam pengelolaan
distribusi barang dan layanan logistik di PT Tempo Logistik Kabupaten Bekasi. PT Tempo
Logistik Kabupaten Bekasi sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
distribution center dan fulfillment center. Dalam menjalankan kegiatan logistik, perusahaan
telah menerapkan sistem baku. Dalam pelaksanaan sistem ini harus mengikuti prosedur-
prosedur yang berlaku agar tidak menyebabkan kesalahan. Selain mendistribusikan barang
produk sendiri, perusahaan juga melakukan distribusi produk supplier.

Masalah :
PT Tempo Logistik Kabupaten Bekasi sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang distribution center dan fulfillment center. Tingginya permintaan jasa logistik
mengharuskan perusahaan meningkatkan layanannya. Saat ini, sistem pengelolaan logistik
sekalipun sudah memiliki sistem baku namun sebagian besar pekerjaan masih dilakukan
secara manual dengan jumlah sumber daya manusia yang terbatas, sehingga sangat
dimungkinkan terjadinya kesalahan dalam kegiatan logistik dan distribusinya. Permasalahan
yang terindikasi terjadi adalah penataan ruang gudang (warehouse) yang belum optimum
sehingga berdampak pada kondisi overload saat penerimaan barang. Selain itu, proses
pemuatan barang dari dan ke gudang yang terganggu karena barang dari proses produksi
yang terkendala masuk ke gudang menyebabkan distribusi barang tersebut ke pelanggan
terganggu. Selain mendistribusikan barang produk sendiri, perusahaan juga melakukan
distribusi produk supplier. Berkaitan dengan barang yang dihasilkan supplier yang akan
didistribusikan kembali ke pengecer perlu penanganan yang lebih untuk meningkatkan
optimalisasi service level warehouse to store.

Penyelesaian :
Cara penyelesaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode analisis
deskriptif kuantitatif. Penelitian analisis deskriptif adalah penelitian dengan cara
mengumpulkan data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data tersebut disusun,
dilah, dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang ada. Untuk
memperoleh data dengan tingkat keakuratan yang tepat, perlu ditentukan teknik pengumpulan
data. Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara, yaitu suatu metode pengumpulan data untuk memperoleh informasi yang
diperlukan melalui pertanyaan dan jawaban langsung dari responden. Selain itu, pembagian
pertanyaan tertutup kepada responden. Saat Anda mengumpulkan data tambahan, tinjau
literatur dengan berkonsultasi dengan referensi atau dokumen yang berkaitan dengan masalah
yang sedang diteliti.
Teknik pengolahan data juga perlu dilakukan dengan beberapa langkah:
1. Editing merupakan kegiatan yang dilakukan setelah pengumpulan data dengan cara
mengolah/memverifikasi/mengoreksi data.
2. Pengkodean melibatkan pemberian tanda, simbol atau kode sehingga data yang masuk
diklasifikasikan menurut kategori yang telah ditentukan.
3. Tabulasi adalah cara menyajikan data dalam bentuk tabel.
Kemudian setelah melakukan pengumpulan data, beberapa uji akan dilakukan terhadap data
yang telah dikumpulkan. Berikut merupakan beberapa analisis yang digunakan dalam
penelitian ini:
● Uji Instrumen
Uji instrumen meliputi beberapa uji didalamnya seperti uji validitas dan uji
reliabilitas.
● Teknik analisa data
Di dalam teknik analisa data diterapkan beberapa uji diantaranya uji normalitas, uji
linieritas, dan uji heteroskedastisitas.
● Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis yang sedang digunakan dalam
penelitian ini. Beberapa uji hipotesis yang digunakan adalah uji regresi linier
berganda, koefisien determinasi (R2), uji F (uji simultan), dan uji T (Uji parsial)

Hasil dari penelitian ini berupa hasil validasi dari beberapa uji yang dilakukan. Berikut adalah
hasil dari uji yang dilakukan:
● Uji Instrumen
○ Uji Validitas
Berdasarkan hasil data menunjukkan nilai koefisien untuk setiap
pernyataan dari variabel Evaluasi Manajemen Logistik , berkisar antara 0,329
sampai dengan 0,539 Dengan kata lain semua nilai hasil pengujian yaitu lebih
dari 0,3. Dengan demikian seluruh pernyataan pada variabel Evaluasi
Manajemen Logistik yang diajukan kepada responden bersifat valid.

Berdasarkan hasil data menunjukkan nilai koefisien untuk setiap


pernyataan dari variabel Kinerja Distribusi, berkisar antara 0,317 sampai
dengan 0,802 Dengan kata lain semua nilai hasil pengujian yaitu lebih dari
0,3. Dengan demikian seluruh pernyataan pada variabel Kinerja Distribusi
yang diajukan kepada responden bersifat valid.

○ Uji Reliabilitas
Kriteria uji reliabilitas adalah apabila nilai koefisien Cronbach Alpha
hasil pengujian lebih dari 0,6 maka instrumen dapat menghasilkan data yang
reliabel. Artinya instrumen pernyataan pada penelitian ini dikatakan reliabel
karena data yang dihasilkan lebih dari 0,6 yaitu antara 0, 626 sampai dengan 0,
695. Dapat dilihat bahwa rata-rata dari pernyataan pada variabel Evaluasi
Manajemen Logistik adalah senilai 188 dimana nilai tersebut termasuk
kedalam kategori “Sangat Tinggi”. Hal ini menunjukkan bahwa Evaluasi
Manajemen Logistik Dalam Pengelolaan Pasokan di persepsikan sangat setuju
oleh responden. Diketahui bahwa rata-rata dari pernyataan pada variabel
Kinerja Distribusi adalah senilai 181 dimana nilai tersebut termasuk kedalam
kategori “Sangat Tinggi”. Hal ini menunjukkan bahwa Kinerja Distribusi di
persepsikan sangat setuju oleh responden.
● Teknik analisa data
○ Uji Normalitas
Tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian data adalah
untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Hasil
Pengujian normalitas dengan metode Kolmogorov-Smirnov pada tabel berikut.
Berdasarkan hasil uji normalitas menunjukan bahwa nilai signifikansi diatas
0,05 yaitu sebesar 0,302. Hal ini berarti data residual tersebut terdistribusi
secara normal.

○ Uji Linieritas
Terdapat hubungan linier antara variabel Evaluasi Manajemen Logistik
(X) dengan variabel Kinerja Distribusi (Y), sebaliknya, jika nilai signifikansi
lebih kecil dari 0.05, maka kesimpulannya adalah tidak terdapat hubungan
linier antara variabel Evaluasi Manajemen Logistik (X) dengan variabel
Kinerja Distribusi (Y).
Berdasarkan hasil uji linieritas (uji Anova tabel) pada tabel di atas
menunjukkan bahwa nilai sig linearity untuk nilai data tersebut adalah sebesar
0.000 < 0.05 dan nilai sig deviation from linearity data tersebut adalah sebesar
0.243 > 0.05. Jadi data yang dipergunakan dapat dijelaskan oleh regresi linier
dengan cukup baik, untuk nilai evaluasi manajemen logistik karena nilai sig
linearity lebih kecil dari tingkat kepercayaan 0.05, jadi tidak terdapat
hubungan yang linear antara variabel evaluasi manajemen logistik terhadap
kinerja distribusi dan nilai sig deviation from linearity lebih besar dari 0.05.
jadi terdapat hubungan yang linear antara variabel evaluasi manajemen
logistik terhadap kinerja distribusi.

○ Uji Heteroskedastisitas
Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan membandingkan nilai
signifikansi variabel independen dengan nilai tingkat kepercayaan (α=0.05).
Apabila nilai signifikansi lebih besar dari nilai α (sig > α), maka dapat
disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terdapat gejala
heteroskedastisitas.
Hasil uji heteroskedastisitas (uji Glejser) pada tabel di atas
menunjukkan bahwa variabel independen nilai Evaluasi manajemen logistik
sebesar 0,046, maka dengan jelas menunjukkan bahwa probabilitas
signifikannya di atas tingkat kepercayaan 0.05. Jadi model regresi tidak
mengandung adanya heteroskedastisitas, maka H0 diterima (tidak ada
heteroskedastisitas).

● Uji Hipotesis
○ Uji T (Uji parsial)
Berdasarkan Evaluasi manajemen logistik memiliki koefisien regresi
3,839 dan signifikan pada level 0,000 < 0.05, sehingga H0 ditolak H1
diterima. Maka terdapat pengaruh signifikan antara Evaluasi manajemen
logistik terhadap kinerja distribusi.

○ Uji Regresi Linear Sederhana


Berdasarkan tabel tersebut didapatkan persamaan regresi yaitu
Y=21,212+0,685X. Dimana a = 21,212 merupakan nilai konstanta,
menunjukan bahwa jika tidak adanya evaluasi manajemen logistik atau sama
dengan 0 maka kinerja distribusi nilainya sebesar 21,212. Kemudian untuk b =
0,685 merupakan nilai koefisien menunjukan bahwa jika nilai evaluasi
manajemen logistik maka akan bernilai sebesar 1 maka kinerja distribusi akan
meningkat sebesar 0,685.

○ Uji Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi yang didapat sebesar 27,9%. Hal ini berarti
bahwa 27,9% dari variabel Kinerja distribusi dapat dijelaskan oleh variabel
Evaluasi manajemen logistik , sedangkan sisanya 72,1% dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak diteliti.

○ Uji Koefisien Korelasi


Besar koefisien korelasi variabel Evaluasi manajemen logistik dengan
kinerja distribusi adalah 0,529 dengan tidak signifikan 0,000. Karena level
signifikansi yaitu 0,000 < 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
variabel evaluasi manajemen logistik memiliki korelasi positif dan signifikan
terhadap kinerja distribusi.

Hasil penelitian statistik menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan khususnya


penilaian manajemen logistik (H1) terbukti terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
penilaian manajemen logistik terhadap efisiensi distribusi. Melalui hasil perhitungan terlihat
nilai t hitung sebesar 3,839 dengan tingkat signifikansi 0,000 kurang dari 0,05 maka H1
diterima. Artinya jika evaluasi manajemen logistik ditingkatkan maka kinerja distribusi akan
meningkat. Nilai R2 atau koefisien determinasi menunjukkan sebesar 0,279. Artinya variabel
kinerja distribusi dapat dijelaskan oleh variabel evaluasi manajemen logistik sebesar 27,9%,
sedangkan sisanya sebesar 72,1% dapat dijelaskan oleh variabel independen lain yang
diteliti. Dengan kata lain, masih banyak variabel lain yang dapat menjelaskan kinerja
pengiriman. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Samidin (2017). Hal
ini menunjukkan bahwa penilaian manajemen logistik berpengaruh positif dan signifikan
terhadap efisiensi distribusi.

Anda mungkin juga menyukai