Anda di halaman 1dari 6

Nama Kelompok : 3

Anggota : Orlando Gani Sahroni 201910201013


Muhammad Rahmat 201910201015
Rizky Aditya Nugraha 201910201084
Dwi Febrihartono 201910201085
Baasitha Brilliant E P 201910201113

➢ Tema : Sistem monitoring pencegah Green Tobacco Sickness pada petani tembakau
berbasis iot
➢ Deskripsi tema : Sistem monitoring ini digunakan untuk mencegah penyakit green tobacco
sickness pada petani tembakau yang di sebabkan penyerapan nikotin oleh kulit yang
berlebih dengan mengimplementasikan sensor suhu, kelembapan dan terintegrasi aplikasi
IoT. Sistem ini akan mendeteksi kualitas udara pada lahan dengan menggunakan sensor
suhu dan kelembapan yang kemudian data sensing sensor dikirim ke database, bila kondisi
suhu dan kelembapan yang didapat tidak sesuai dengan batas aman yang ditentukan maka
mikrokontrol akan mengirim sinyal ke database dan dari database diteruskan ke aplikasi.
➢ Penelitian pendukung : Berikut beberapa jurnal tentang pencegahan penyakit Green
Tobacco Sickness (GTS) antara lain :
1. "Effectiveness of a Personal Protective Equipment Intervention to Reduce Green
Tobacco Sickness Among Tobacco Harvesters in Zimbabwe: A Cluster Randomized
Controlled Trial" oleh Lorraine Dreyer dan rekan-rekannya (2019). Jurnal ini
membahas hasil dari uji coba alat pelindung diri (APD) dalam mengurangi risiko GTS
di antara pekerja panen tembakau di Zimbabwe. Hasilnya menunjukkan bahwa
penggunaan APD secara signifikan dapat mengurangi insiden GTS pada pekerja
panen tembakau.
2. "Evaluation of a Pilot Program to Reduce Green Tobacco Sickness Among Tobacco
Harvesters in Malawi" oleh David Zalkaliani dan rekan-rekannya (2018). Jurnal ini
membahas implementasi program pencegahan GTS di Malawi, termasuk penggunaan
APD dan pelatihan bagi pekerja panen tembakau. Hasilnya menunjukkan bahwa
program ini berhasil mengurangi insiden GTS pada pekerja panen tembakau di
Malawi.
3. "Evaluation of a Pilot Program to Introduce Handheld Harvesting Machines to Reduce
Green Tobacco Sickness Among Tobacco Harvesters in the United States" oleh Anna
Tepper dan rekan-rekannya (2017). Jurnal ini membahas implementasi mesin panen
tangan sebagai alternatif pengganti panen manual dalam upaya mengurangi risiko
GTS di antara pekerja panen tembakau di Amerika Serikat. Hasilnya menunjukkan
bahwa mesin panen tangan dapat mengurangi risiko GTS dan meningkatkan efisiensi
panen.
4. "Development and Evaluation of a Wearable Sensor System for Monitoring
Physiological Responses to Heat Stress Among Tobacco Workers" oleh Akiko Sato
dan rekan-rekannya (2020). Jurnal ini membahas pengembangan dan evaluasi sistem
sensor wearable untuk memantau respons fisiologis pekerja tembakau terhadap stres
panas yang berpotensi menyebabkan GTS. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem
sensor ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi pekerja yang berisiko terkena GTS
dan memungkinkan intervensi dini untuk mencegahnya.
5. "Use of a Mobile Application for Surveillance of Green Tobacco Sickness Among
Tobacco Workers in the United States" oleh Deborah Hennrikus dan rekan-rekannya
(2018). Jurnal ini membahas penggunaan aplikasi seluler sebagai alat untuk memantau
insiden GTS di antara pekerja tembakau di Amerika Serikat. Aplikasi ini
memungkinkan pekerja untuk melaporkan gejala GTS dan memberikan informasi
tentang lokasi dan kondisi kerja. Hasilnya menunjukkan bahwa aplikasi ini efektif
dalam mengidentifikasi kasus GTS dan memungkinkan intervensi dini.
6. "Real-time Monitoring and Prediction of Green Tobacco Sickness Risk Factors Using
Wireless Sensor Networks" oleh Dongmin Shin dan rekan-rekannya (2019). Jurnal ini
membahas pengembangan sistem monitoring real-time menggunakan jaringan sensor
nirkabel untuk memantau faktor risiko GTS, seperti suhu dan kelembaban lingkungan.
Sistem ini juga dapat memberikan peringatan dini tentang kondisi yang berpotensi
menyebabkan GTS. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem ini dapat membantu
mengurangi insiden GTS pada pekerja tembakau.
➢ Ide Inovasi : Idea inovasi yang dapat membantu dalam memonitor suhu dan kelembapan
pada pertanian tembakau berbasis Internet of Things (IoT) guna mencegah penyakit GTS
adalah dengan membuat sebuah alat monitor suhu dan kelembapan yang terhubung dengan
jaringan internet.
• Desain 3D Konsep Alat : Alat ini dirancang dalam bentuk kotak dengan dimensi
sekitar 10 cm x 10 cm x 5 cm. Bagian depan dan belakang kotak akan dilengkapi
dengan sensor suhu dan kelembapan yang akan terhubung ke modul wifi di dalam
kotak. Alat ini juga akan dilengkapi dengan baterai isi ulang dan port USB untuk
pengisian daya.
• Cara Kerja : Alat ini akan ditempatkan di dalam kebun tembakau dan akan terhubung
dengan jaringan internet melalui modul wifi yang terpasang di dalam kotak. Sensor
suhu dan kelembapan akan terus memonitor kondisi lingkungan sekitarnya dan
mengirimkan data ke server melalui koneksi internet. Petani akan dapat mengakses
data ini dari aplikasi yang terhubung ke server, baik melalui smartphone atau
komputer. Aplikasi ini akan menampilkan data dalam bentuk grafik dan tabel,
memungkinkan petani untuk melihat perubahan suhu dan kelembapan dari waktu ke
waktu.
• Pemilihan Desain: Alat ini dirancang dengan ukuran yang kompak dan mudah
dipasang di kebun tembakau. Alat ini juga dilengkapi dengan baterai isi ulang,
sehingga tidak memerlukan sumber listrik yang terhubung ke jaringan listrik utama.
Selain itu, alat ini juga terhubung dengan jaringan internet, sehingga petani dapat
memantau kondisi kebun tembakau dari jarak jauh.
• Desain Konsep Alat: Alat ini dirancang dengan menggunakan material yang tahan air
dan tahan cuaca sehingga dapat bertahan dalam kondisi lingkungan yang keras. Selain
itu, desain kotak yang simpel dan modern akan mudah dipasang dan dipindahkan ke
lokasi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan petani.

Dengan alat monitor suhu dan kelembapan ini, petani dapat memantau kondisi lingkungan
di kebun tembakau secara real-time, dan mengambil tindakan preventif sebelum terjadinya
GTS. Hal ini dapat membantu meningkatkan produksi tembakau dan memperbaiki kualitas
hasil panen. Selain itu, dengan adanya alat monitor ini, petani dapat menghemat waktu dan
biaya dalam melakukan monitoring lingkungan secara manual.

➢ Komponen yang digunakan : Alat monitoring Green Tobacco Sickness (GTS)


membutuhkan beberapa komponen agar dapat berfungsi dengan baik. Beberapa komponen
yang biasanya digunakan dalam perancangan alat monitoring GTS antara lain:
a. Sensor : Sensor adalah komponen penting dalam alat monitoring GTS karena
berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur parameter lingkungan, seperti suhu,
kelembaban, dan kadar nikotin di udara. Sensor juga dapat digunakan untuk
memantau respons fisiologis pekerja tembakau terhadap stres panas atau kelelahan.
b. Mikrokontroler : Mikrokontroler adalah komponen elektronik yang berfungsi sebagai
otak atau pengendali alat monitoring GTS. Mikrokontroler dapat diprogram untuk
memproses data yang diterima dari sensor dan mengambil keputusan untuk
mengaktifkan tindakan pencegahan atau memberikan peringatan dini.
c. Modul komunikasi : Modul komunikasi digunakan untuk mengirimkan data yang
dikumpulkan oleh alat monitoring GTS ke komputer atau perangkat seluler lainnya.
Modul ini dapat berupa Wi-Fi, Bluetooth, atau teknologi nirkabel lainnya.
d. Baterai : Alat monitoring GTS memerlukan sumber daya untuk beroperasi. Biasanya,
alat ini menggunakan baterai untuk mendukung operasinya. Penting untuk memilih
baterai yang dapat bertahan lama dan dapat diganti jika diperlukan.
e. Casing : Casing atau wadah merupakan bagian luar dari alat monitoring GTS yang
berfungsi untuk melindungi komponen di dalamnya dari kerusakan dan kondisi
lingkungan yang tidak sesuai.

Selain komponen di atas, alat monitoring GTS juga memerlukan perangkat lunak atau
software untuk mengelola dan menganalisis data yang diperoleh. Dalam perancangan alat
monitoring GTS, penting untuk memilih komponen dan perangkat lunak yang berkualitas
untuk memastikan kinerja alat yang optimal dan akurasi hasil pengukuran.

➢ Blok diagram system :

Dari inputan sensor data yang didapat akan diolah oleh mikrokontroller kemudian dikirimkan
ke database dan terakhir akan mengirimkan notifikasi kepada user.
➢ Blok diagram pengolahan data :

Pada awal kerja alat sensor akan terus mendeteksi nilai kelembapan dan suhu pada
lingkungan pertanian untuk dikirimkan ke mikrokontroller. Kemudian mikrokontroller
akan meneruskan data dari sensor ke database bersama lewat internet dengan bantuan
modem internet atau wifi. Lewat komunikasi ini data sensor dapat termonitoring secara real
time lewat aplikasi mobile. Ketika mikrokontroller mendeteksi suatu kondisi dimana
penyakit tembakau bisa timbul yaitu pada saat kelembapan udara diatas 80% dan atau suhu
dibawah 25 derajat celcius maka selain mengirimkan data pada database sensor juga akan
mengirimkan sinyal sehingga aplikasi dapat segera mengirimkan notifikasi pada pengguna
agar lebih hati-hati dalam bekerja.
➢ Konsep pengujian alat : Pengujian alat dilakukan satu persatu berdasaran fungsional.
Pertama adalah pengujian sensor untuk bisa mendapatkan fungsi kerja optimal dan data
yang valid maka dari itu dari pengujian ini output yang dihasilkan juga berupa kalibrasi
sensor dengan metode regresi linier. Kemudian pengujian alat dari segi konektivitas baik
mikrokontroller maupun aplikasi pengujian dicek berdasarkan delay dari notifikasi ketika
memang ada keadaan yang memungkinkan penyakit green tobacco menyebar, ketika delay
dirasa terlalu lama maka akan dilakukan pembenahan konektivitas hingga mendapatkan
delay yang seminimal mungkin. Kemudian secara kualitas alat untuk petani dilakukan riset
value for statement untuk alat sehingga dapat mengirimkan notifikasi dalam keadaan yang
benar dan sesuai dengan keadaan aktual yang sering terjadi penyebaran penyakit green
tobacco pada lahan tersebut. Dari data ini alat dapat bekerja lebih optimal lagi untuk
menjaga Kesehatan petani tembakau

Anda mungkin juga menyukai