Contoh Pedoman Simrs
Contoh Pedoman Simrs
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi sebagai lembaga sosial
semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut diperhitungkan keberadaanya. Perubahan fungsi
ini terjadi dengan banyak ditemukannya penyakit-penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang
makin maju. Sehingga rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing sebagai badan
usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang dibawanya. Rumah sakit harus merumuskan
kebijakan-kebijakan strategis antara lain efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta
harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan kepada
masyarakat agar dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan menguntungkan.
Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data di rumah sakit
adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen (SIM) rumah sakit. Informasi
merupakan aktivita (asset) penting suatu rumah sakit dalam meningkatkan efesiensi dan efektifitas
pekerjaan. Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis komputer merupakan sarana pendukung yang
sangat penting – bahkan bisa dikatakan mutlak – untuk operasional rumah sakit. Sistem informasi
rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan
mutu tersebut. Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem
informasi dari berbagai subsistem dan mengolah informasi yang diperlukan sebagai pengambilan
keputusan. Selain itu, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sistem komputerisasi
yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk
jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk mendukung kinerja dan memperoleh
informasi secara cepat, tepat dan akurat.
B. TUJUAN
C. RUANG LINGKUP
Pedoman Sistem Informasi Manajemen (SIM) ini juga menyediakan panduan bagi pengembangan
sistem informasi secara keseluruhan.
1. Planning
2. Action
a. Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIM-RS di semua unit pelayanan RSIA YPK Mandiri.
b. Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan SIM-RS bagi staf SIM-RS.
c. Pelatihan penggunaan aplikasi SIM-RS di tiap unit pelayanan yang menggunakan aplikasi
tersebut.
SIM-RS RSIA YPK Mandiri me-monitoring penggunaan aplikasi SIM, me-maintenance aplikasi SIM,
dan mendiskusikan dengan pihak ketiga apabila ada permintaan yang berkaitan dengan fungsi-
fungsi pada aplikasi SIM.
4. Analysis and Recommendation
Pada prinsipnya menganalisis data dan upaya pengolahan data hasil monitoring yang dilakukan oleh
SIM-RS. Hasil analisis data tersebut kemudian berdiskusi dengan seluruh instalasi/unit kerja terkait
untuk mencari solusi dan rekomendasi perbaikan sistem pelayanan.
3. Continuous Improvement Plan
Adalah monitoring rencana pelaksanaan tindak lanjut atau kegiatan perbaikan agar sesuai dengan
perencanaan untuk mengarah pada kemajuan yang lebih baik atau unggul.
D. BATASAN OPERASIONAL (DEFINISI OPERASIONAL)
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variable yang
teroganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.
2. Informasi
Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan
dalam proses pengambilan keputusan.
3. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial
dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu
dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal
suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi
manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi
bisnis.
5. Website
Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang terangkum dalam sebuah domain atau
subdomain, yang tepatnya berada di dalam World Wide Web (WWW) di dalam internet.
6. Jaringan
Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat
berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi, dan dapat mengakses informasi.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah Sakit Bab I Pasal 1
ayat 4 berisi tentang Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat,
diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik,
optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau
Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto
atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau
arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah Sakit Bab I Pasal 1
ayat 6 berisi tentang Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah pemanfaatan Sistem Elektronik
oleh penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Bab XI Pasal 52
ayat 1 berisi tentang Setiap Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang
semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit.
SIM RS adalah sebuah Unit Kerja yang berguna untuk menata manajemen RS yang baik dan
dapat dipertanggungjawabkan. Tiga poin penting dari sebuah Rumah Sakit adalah pasien dan pegawai
sebagai subjek, serta segala aktivitas di Rumah Sakit.
Pasien yang datang memiliki data pasien, seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir, dan
seterusnya.Pegawai RS juga memiliki data, seperti nama, unit kerja, pangkat, dan seterusnya.
Informasi-informasi yang demikian itu harus valid dan konsisten. Karena itulah diperlukan sebuah sistem
untuk menjaga kondisi yang demikian itu.
Informasi ini bukan hanya terkait antara pasien dan karyawan tapi juga kepada tagihan pasien,
Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-lain. Sumber informasi ini harus dikelola dengan rapi dan baik
agar pengelolaan Rumah Sakit bisa ditingkatkan menjadi Rumah Sakit yang unggul dan profesional.
1. Unit kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RSIA YPK Mandiri bertanggung jawab dalam
pengelolaan aplikasi SIM RS, MyHospital, seperti yang berhubungan dengan hak akses user, data
pasien, tarif rumah sakit, dan pemasangan SIM pada unit pelayanan terkait.
2. Unit kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RSIA YPK Mandiri bertanggung jawab pengelolaan
dan pengembangan website RSIA YPK Mandiri. Website merupakan sarana untuk berbagi
informasi. Informasi-informasi yang dibagikan tersebut ada yang bersifat statis dan dinamis.
B. VISI
Menjadi pelopor terpercaya dalam penerapan sistem teknologi informasi dalam mendukung pelayanan
rumah sakit.
C. MISI
D. FALSAFAH UNIT
Memberikan pelayanan SIM RS yang paripurna, guna mendukung dan menunjang pelayanan unit-unit
terkait di rumah sakit, agar pelayanan medis dan non-medis yang diberikan kepada pasien dapat
dengan cepat, tepat, efektif dan efisien.
E. NILAI UNIT
Untuk mendukung perawatan pasien dan administrasinya, SIMRS mendukung penyediaan informasi,
terutama tentang pasien, dalam cara yang benar, relevan terbarukan, mudah diakses oleh orang yang
tepat pada tempat/lokasi yang berbeda dan dalam format yang dapat digunakan. Transaksi data
pelayanan dikumpulkan, disimpan, diproses, dan didokumentasikan untuk menghasilkan informasi
tentang kualitas perawatan pasien dan tentang kinerja rumah sakit serta biaya. Ini mengisyaratkan
bahwa sistem informasi rumah sakit harus mampu mengkomunikasikan data berkualitas tinggi antara
berbagai unit di rumah sakit.
F. BUDAYA UNIT
‘Tulus Melayani’ sebagai tagline dari RSIA YPK Mandiri mendasari budaya unit yang berlaku di SIM RS.
Meskipun posisi SIM RS berada di belakang layar, SIM RS harus memahami bahwa keberadaannya
merupakan salah satu penegak tiang keberhasilan rumah sakit dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang efektif, efisien, cepat dan tepat kepada pasien. Di sisi yang lain, SIM RS sebagai pusat
informasi dan manajemen juga menjadi salah satu penentu keberhasilan manajemen rumah sakit dalam
mengelola tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-lain. Sumber informasi ini harus
dikelola dengan rapi dan baik agar pengelolaan Rumah Sakit bisa ditingkatkan menjadi Rumah Sakit
yang unggul dan profesional.
Menciptakan sistem informasi manajemen rumah sakit yang akurat, tepat waktu, serta terintegrasi untuk
mendukung kegiatan pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan di Rumah Sakit Unhas.
1. Kepala Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RSIA YPK Mandiri
a. Tupoksi
b. Uraian Tugas
3. Melakukan monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan kegitan di unit kerja SIM RS RSIA
YPK Mandiri.
2. Staf Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RSIA YPK Mandiri
a. Tupoksi
b. Uraian Tugas Staf Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RSIA YPK Mandiri
1. Melakukan proses Input, Edit, dan Void tindakan pada aplikasi SIM RS jika diperlukan
(pada Gedung Eye Center)
2. Input master tarif tindakan pada aplikasi SIMRS (pada gedung Eye Center)
3. Update master data Kelurahan, Kecamatan, dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia pada
aplikasi SIM RS
4. Melakukan upgrade versi aplikasi SIMRS pada tiap-tiap unit pelayanan di gedung Eye
Center
6. Training On the Job pada tiap-tiap unit pelayanan di gedung Eye Center
7. Update defenition Anti Virus Microsoft Security Essential pada komputer/PC pada tiap-tiap
unit pelayanan di Gedung Eye Center
8. Mengikuti rapat
9. Melakukan registrasi sidik jari pada mesin absensi untuk karyawan di gedung Eye Center
c. Uraian Tugas Staf Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS Unhas Gedung EF
1. Melakukan proses Input, Edit, dan Void tindakan pada aplikasi SIM RS jika diperlukan
5. Mengikuti rapat
3. Maintenance dan Service Upgrade untuk Sistem Informasi Antrian Poli Rawat Jalan
4. Maintenance dan Repair PC Sistem Operasi serta Update defenition Anti Virus Microsoft
Security pada Komputer Unit RSIA YPK MAndiri
5. Setup dan Maintenance Internet Information di Instalasi SIM RSIA YPK Mandiri
Aiman Albantani
Bambang Wijianarko
5. Setup dan Maintenance Internet Information di Instalasi SIM RSIA YPK Mandiri
Pengaturan hubungan kerja yang menyangkut unit-unit kerja di dalam suatu organisasi merupakan
tata hubungan kerja internal. Berdasarkan pengertian tersebut tata hubungan kerja perlu dibuat
untuk unit-unit kerja yang cenderung tumpang tindih atau memang memerlukan kerjasama yang
harus diatur dengan tata hubungan kerja. tata hubungan kerja perlu dibuat terutama untuk tugas-
tugas yang bersifat strategis yang memerlukan kejelasan peran, wewenang dan tanggung jawab dari
masing-masing unit kerja.
2. Menetapkan unit kerja yang menjadi pelaku utama dari setiap tugas.
Tata hubungan kerja eksternal adalah pengaturan hubungan kerja antara unit-unit kerja dalam suatu
organisasi dengan unit kerja di luar organisasi tersebut. Hubungan kerja dengan unit organisasi lain
tersebut dapat berupa kerjasama lintas program ataupun lintas sektor.
Adapun bentuk hubungan dengan unit-unit kerja di luar organisasi dapat berbentuk:
1. Hubungan teknis fungsional yaitu hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara dua
atau lebih unit organisasi yang secara teknis mempunyai fungsi yang sama.
2. Hubungan koordinatif yaitu hubungan dalam rangka penyatuan upaya dan daya dengan
unit kerja lain untuk mencapai tujuan bersama.
a. KPI UNIT
A. INDIKATOR INPUT
Definisi operasional Standard Operational Prosedure (SOP) adalah Standar prosedur yang
seharusnya ada untuk optimalisasi pelayanan rumah sakit
Frekuensi pengumpulan data 1 Tahun
Periode analisis 1 Tahun
Numerator Jumlah SOP unit SIM yang tersedia
Denominator Jumlah SOP yang seharusnya ada sesuai standar
Sumber data Sub Komite penjaminan Mutu dan Patient Safety
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM
Definisi operasional Laporan Kinerja triwulan merupakan laporan yang berisi tentang kinerja
unit SIM setiap triwulannya.
Frekuensi pengumpulan data 3 Bulan
Periode analisis 2 Minggu
Numerator 1
Denominator 1
Sumber data Unit Kerja SIM
Standar Tersedianya Laporan Triwulan
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM
B. INDIKATOR PROSES
C. INDIKATOR OUTPUT
b. KPI INDIVIDU
L. KEGIATAN ORIENTASI/DIKLAT
Salah satu tahapan manajemen sumber daya manusia yang dilaksanakan di RS Unhas adalah
program orientasi baik untuk pegawai baru atau pegawai lama. Program ini dapat dilakukan
manakala rumah sakit memperoleh pegawai baru ataupun tidak.
Orientasi umum berfokus pada pengenalan dan adaptasi lingkungan kerja secara non teknis,
terutama memahami company profile dan team work building. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh
Bagian SDM bekerjasama dengan Bagian Diklat dan Instalasi Diklat. Sedangkan orientasi khusus
berfokus pada pengenalan dan adaptasi lingkungan kerja secara teknis dan dilaksanakan oleh unit
kerja dimana pegawai baru tersebut ditempatkan.
Melalui program orientasi umum, pegawai baru diperkenalkan dengan struktur organisasi, visi, misi,
falsafah, tujuan, nilai-nilai dan budaya organisasi RSIA YPK Mandiri
. Disamping itu, pegawai yang mengikuti orientasi juga dibekali pemahaman tentang produk layanan,
sistem keselamatan pasien dan prinsip-prinsip kerjasama tim.
M. PERTEMUAN/RAPAT (RAPAT RUTIN,INSIDENTIL)
Rapat merupakan bentuk komunikasi yang dihadiri oleh beberapa orang untuk membicarakan dan
memecahkan permasalahan tertentu, dimana melalui rapat berbagai permasalahan dapat
dipecahkan dan berbagai kebijaksanaan organisasi dapat dirumuskan. Pada unit kerja SIMRS YPK
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SDM
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit SIM-RS menujukkan bahwa jumlah staf yang ada di
unit SIM-RS sudah cukup dalam menunjang proses pengelolaan SIM-RS YPK Mandiri dan tugas-tugas
yang dilakukan oleh petugas SIM-RS YPK Mandiri. Hal ini dapat dilihat dari jumlah staf SIM-RS yang
saat ini berjumlah 3 orang dengan jadwal kerja shift yang telah ditetapkan.
C. JADWAL KERJA/SHIFT
BAB IV
STANDAR FASILITAS
Ruangan operator
Ruangan operator adalah ruang khusus bagi pegawai SIM RS untuk memonitoring berjalannya aplikasi
My Hospital di seluruh area Rumah Sakit yang menggunakannya. Melalui ruangan ini, pegawai SIM RS
selain memonitoring, juga melakukan maintenance, perbaikan data, dan seluruh tugas pokok dan fungsi
yang telah diuraikan sebelumnya.
Karena di ruangan ini terdapat data-data penting dan rahasia bagi Rumah Sakit, maka letaknya
seharusnya tidak berdekatan dengan area publik yang bias diakses dengan mudah oleh siapa saja,
bahkan bagi yang tidak berkepentingan. Biasanya ruangan SIM RS berdekatan dengan ruang direksi
ataupun tempat-tempat yang tidak terlalu strategis lainnya.
Lebih detil tentang standard ruangan untuk SIM RS, karena ruangan ini harus terus berada dalam
pengawasan selama 24 jam, itu berarti seharusnya pegawai SIM RS bertugas 24 jam penuh dalam
sistem shift. Dengan keadaan seperti ini, ruangan SIM RS harus memiliki kenyamanan dan fasilitas
yang memadai.
Server
Standar sarana dan prasarana SIM RS adalah memiliki komponen-komponen berikut ini:
Komponen input adalah media untuk menangkap data yang akan dimasukkan ke dalam sistem,
seperti seperangkat komputer, printer, dan scanner.
b. Komponen teknologi
Teknologi merupakan aplikasi yang digunakan dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk
menerima input, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan output, dan
membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
c. Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu
dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak
untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan
informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya
informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk
efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan
perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
d. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu,
kecurangankecurangan, kegagalankegagalan sistem itu sendiri, ketidak-efisienan, sabotase dan
lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa
halhal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahankesalahan
dapat langsung cepat diatasi.
Pelatihan dan pendidikan bagi pegawai RSIA YPK Mandiri secara keseluruhan dilakukan secara
bertahap dengan berbagai kualifikasi. Sebelum mulai bekerja, pegawai RSIA YPK Mandiri yang baru
wajib mengikuti orientasi selama 3 hari. Orientasi Pegawai Baru ini diberikan sebagai pengenalan awal
mengenai rumah sakit, mulai dari orientasi ruangan, budaya rumah sakit, direksi dan staf rumah sakit
dan tentu saja sesama pegawai rumah sakit yang baru.
Selanjutnya pegawai rumah sakit secara berkala diberikan berbagai jenis pelatihan. Materi-materi
pelatihan yang harus diikuti merupakan kualifikasi standar yang harus dimiliki oleh seseorang yang
bekerja di area rumah sakit, seperti pelatihan Fire Fighting, Pencegahan Infeksi dan sebagainya.
Pengertian
Secara tidak sadar sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita telah melaksanakan fungsi logistik baik itu di
rumah kita atau di kantor, meskipun kenyataannya tidak selalu mempergunakan istilahnya. Logistik adalah
bagian dari instantsi yang tugasnya adalah menyediakan barang atau bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan
operasionalnya instansi tersebut dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat dengan harga serendah
mungkin.
Tujuan
Kegiatan logistik sebenarnya punya tiga tujuan, Tujuan operasional agar tersedianya barang yang bermutu,
Tujuan keuangan, operasional dapat terlaksana dengan biaya yang serendah-rendahnya. Dan Tujuan
keamanan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pencurian, penyusutan, dll.
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu
dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak
untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan
informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya
informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk
efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan
perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
3. Komponen Penunjang
Komponen penunjang adalah komponen pelengkap yang membantu teknis tugas-tugas SIM RS
seperti alat tulis menulis, kertas, dan jenis alat tulis kantor yang standar.
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN DAN MANAJEMEN RISIKO
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil (Kemenkes RI, 2011).
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai dan menyusun
prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan dampaknya. Manajemen risiko
rumah sakit adalah kegiatan berupa identifikasi dan evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan
kerugian pada pasien, karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasinya sendiri.
B. TUJUAN
Tujuan adanya manajemen resiko, yaitu untuk menciptakan budaya keselamatan pasien di
rumah sakit, untuk mengurangi kejadian yang tidak diharapkan (KTD), serta untuk melaksanakan
program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis lainnya perlu diperhatikan.
Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan
program keselamatan dan kesehatan kerja di sana perlu dilaksanakan, misalnya perlindungan baik terhadap
penyakit infeksi maupun non-infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain
sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di rumah sakit juga ‘concern’ keselamatan dan hak-hak pasien yang masuk kedalam
program patient safety.
Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja,
pedoman ini juga mengambil dari beberapa sumber “best practices” yang berlaku secara Internasional,
seperti National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), the Centers for Disease Control (CDC),
the Occupational Safety and Health Administration (OSHA), the US Environmental Protection Agency (EPA),
dan lainnya. Data tahun 1988, 4% pekerja di USA adalah petugas medis. Dari laporan yang dibuat oleh The
National Safety Council (NSC), 41% petugas medis mengalami absenteism yang diakibatkan oleh penyakit
akibat kerja dan injury dan angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan sektor industri lainnya. Survei
yangdilakukan terhadap 165 laboratorium klinis di Minnesota memperlihatkan bahwa injury yang terbanyak
adalah needle sticks injury (63%) diikuti oleh kejadian lain seperti luka dan tergores (21%). Selain itu pekerja
Dari segi instalasi peralatan kerja di unit SIM RS, penggunaan dan peletakan kabel-kabel
yang tidak tepat beresiko mencelakakan staf. Misalnya kabel-kabel yang tidak rapi dan
dibiarkan berserakan begitu saja.
Selain itu penempatan pemancar sinyal WiFi yang terlalu dekat dengan staf juga beresiko
bagi kesehatan staf yang efeknya terlihat beberapa tahun yang akan datang.
Penggunaan PC yang terlalu lama juga memengaruhi kesehatan staf dari sisi penglihatan
dan paparan radiasi komputer dalam jangka waktu yang lama.
Budaya dan perilaku staf SIM RS memengaruhi keselamatan psikologis staf. Pengaturan jadwal shift
dan jam kerja yang tidak tepat akan mengganggu kenyamanan staf dalam bekerja.
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu pada unit SIM RS Unhas akan mengarah pada keakuratan data atau informasi yang ada
di dalam sistem. Informasi yang terdaoat dalam sistem meliputi data pasien, seperti nama, alamat, tempat
tanggal lahir, dan seterusnya. Juga data pegawai RS juga memiliki data, seperti nama, unit kerja, pangkat,
serta tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-lain.
A. Nilai Informasi
Menurut Burch dan Strater dalam buku mereka, Information Systems: Theory and Practice, nilai
informasi itu didasarkan atas sepuluh sifat sebagai berikut :
1. Mudahnya dapat diperoleh
Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya dapat diperoleh keluaran informasi. Kecepatan
memperolehnya dapat diukur, akan tetapi berapa nilainya bagi pemakai informasi, sulit
mengukurnya.
1. Sifat luas dan lengkapnya
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran informasi. Dalam
hubungannya dengan volume data yang besar, maka biasanya terjasi dua jenis kesalahan, yakni
kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.
3. Kecocokan
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan permintaan para
pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi. Semua keluaran
lainnya tidak berguna akan tetapi masalah mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.
4. Ketepatan waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek, daripada siklus dapat
diperolehnya informasi : masukan, pengolahan dan pelaporan keluaran kepada para pemakai.
Biasanya agar informasi itu tepat waktu, lamanya siklus ini harus dikurangi. Dalam beberapa hal
ketepatan waktu dapat diukur.
5. Kejelasan
Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas.
Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar.
6. Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan lebih
dari satu keputusan akan tetapi juga dengan lebih dari seorang pengambilan keputusan. Sifat ini
sulit mengukurnya, akan tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
7. Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan
sampai pada kesimpulan yang sama.
8. Tidak ada prasangka
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan
kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
9. Dapat diukur
2. Tentukan apakah tindakan itu akan berguna untuk memperoleh informasi sampel.
4. Sampel
B. Mutu Informasi
Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh penyimpangan atau kesalahan. Menurut Gordon
B. Davis kesalahan dapat disebagiankan oleh :
1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
5. Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen sejarah yang salah)
Kesulitan karena peyimpangan dapat ditangani dalam pengolahan informasi melalui prosedur untuk
menemukan dan mengukur penyimpangan dan menyesuaikannya. Kesulitan karena kesalahan dapat diatasi
dengan :
1. Kontrol intern untuk menemukan kesalahan
4. Intruksi pemakai dalam prosedur pengolahan dan pengukuran agar para pemakai dapat menilai
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
BAB X
PENUTUP
BAB XIV
DAFTAR PUSTAKA
Proposal hospital information system Pin.net 2007