Anda di halaman 1dari 12

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA PADANG

NOMOR: /PER/DIR/IS-PD/VIII/2017

TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN UNIT TEKNOLOGI INFORMASI

DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA PADANG

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Padang dalam bidang teknologi informasi, maka perlu adanya Pedoman Pelayanan
Unit Teknologi Informasi.
b. bahwa Pedoman Pelayanan Unit Teknologi Informasi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Padang merupakan acuan bagi seluruh tenaga IT di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Padang.
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a dan b diatas perlu
ditetapkan Pedoman Pelayanan Unit Teknologi Informasi Rumah Sakit Islam
Ibnu Sina Padang dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang.

Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 82 Tahun 2013 Tentang
SIMRS.
4. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor HK.02.04/I/2790/11
tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit.
5. Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kota Padang Nomor 04/IORS/DPMTSP/VII/2017 tentang Izin Operasional Rumah
Sakit Islam Ibnu Sina Padang dengan Klasifikasi C.
6. Keputusan Yayasan Rumah Sakit Islam (YARSI) Sumatera Barat Nomor
203/SK/PGRS/YARSI/VI-2017 tentang Pengesahan Struktur Organisasi Rumah
Sakit Islam Ibnu Sina Padang.
7. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam “Ibnu Sina”
Sumatera Barat Nomor 323/SK/PGRS/YARSI/X-2016 tentang Pengangkatan
Direktur Rumah Sakit Islam “Ibnu Sina” Padang Masa Jabatan tahun 2016-2019.

MEMUTUSKAN
RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA
Jl. Gajah Mada Kelurahan Gunung Pangilun Padang Telp.
1 0751-444712/ 7054318 fax. 0751-443115
Email : rsi.ibnusina_padang@yahoo.co.id website : www.rsiibnusinapadang.com
Menetapkan :
Kesatu : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA PADANG
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN UNIT TEKNOLOGI INFORMASI
RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA PADANG.
Kedua : Pedoman Pelayanan Unit Teknologi Informasi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang
sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini.
Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Padang
Pada tanggal, Agustus 2017
Direktur,

dr. Hj. Mazni, MARS

Tembusan disampaikan kepada Yth :


1. Bapak Ketua Badan Pengurus Yarsi Sumbar
2. Ibu Koordinator Supervisor Yarsi Sumbar
3. Ka.Bid Penunjang Medis Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang
4. Arsip

RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA


Jl. Gajah Mada Kelurahan Gunung Pangilun Padang Telp.
2 0751-444712/ 7054318 fax. 0751-443115
Email : rsi.ibnusina_padang@yahoo.co.id website : www.rsiibnusinapadang.com
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan salah satu institusi penting dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomis. Rumah sakit berdasarkan Undang-undang No. 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyediakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang, perlu
diupayakan peningkatan pelayanan yang efisien, cepat, mudah, akurat, murah, aman, terpadu dan
akuntabel. Salah satu bentuk penerapannya melalui pelayanan dengan memanfaatkan Teknologi
Informasi (TI) melalui penggunaan Sistem Informasi berbasis komputer.
Pesatnya kemajuan teknologi dibidang informasi telah melahirkan perubahan tatanan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam kaitan ini, peran dan fungsi pelayanan data dan
informasi yang dilaksanakan oleh unit kerja pengelola data dan informasi dituntut untuk mampu
melakukan berbagai penyesuaian dan perubahan. Pemanfaatan Sistem Informasi dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan data dan informasi dengan lebih produktif, transparan,
tertib, cepat, mudah, akurat, terpadu, aman dan efisien, khususnya membantu dalam
memperlancar dan mempermudah pelayanan di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang, maka
disusunlah Pedoman Pelayanan Unit Teknologi Informasi yang merupakan dasar dalam
pelayanan di Unit Teknologi Informasi.

B. Ruang Lingkup Pelayanan


Adapun ruang lingkup pelayanan yang diberikan Unit Teknologi Informasi meliputi :
1. Pelayanan topologi jaringan
2. Pengontrolan peralatan elektronik yang berkaitan dengan sistem komputerisasi
3. Pelayanan SIMRS
4. Pengelolaan website rumah sakit

C. Batasan Operasional
Batasan operasional pelayanan Unit Teknologi Informasi meliputi :
1. Topologi Jaringan adalah suatu cara atau konsep untuk menghubungkan beberapa atau
banyak komputer sekaligus menjadi suatu jaringan yang saling terkoneksi. Adapun peralatan
yang dibutuhkan adalah :
a. Komputer merupakan suatu media yang akan dihubungkan satu dengan yang lainnya
b. Kabel UTP merupakan jenis kabel sebagai penghubung antara komputer

1
c. RJ45 merupakan konektor yang terpasang diujung-ujung kabel sebagai perantara antara
kabel dengan komputer atau kabel dengan Hub / Swicth
d. Crimping Tools merupakan alat untuk menyatukan RJ45 dengan Kabel UTP
e. Hub / Swicth merupakan alat yang berfungsi sebagai pembagi jaringan
2. Mengatur seluruh jaringan komputer yang ada di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang
termasuk mengontrol koneksi internet
3. Melakukan perbaikan terhadap alat-alat elektronik yang berkaitan dengan sistem
komputerisasi apabila terjadi kerusakan, seperti :
a. Komputer
b. Printer
c. Alat-alat jaringan
4. Memastikan aplikasi SIMRS bisa digunakan / dioperasikan oleh seluruh unit terkait
5. Mengelola informasi rumah sakit melalui media website sesuai kebutuhan yang telah
disepakati oleh manajemen

D. Landasan Hukum
1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 82 Tahun 2013 Tentang SIMRS.
4. Keputusan Yayasan Rumah Sakit Islam (YARSI) Sumatera Barat Nomor
203/SK/PGRS/YARSI/VI-2017 tentang Pengesahan Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam
Ibnu Sina Padang.

2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pelayanan teknologi informasi yang baik menjadi salah satu penunjang rumah sakit dalam
melakukan pelayanan kepada pasien yang berkaitan dengan informasi data, untuk itu perlu
adanya tenaga teknologi informasi (IT) yang menguasai dalam bidang topologi jaringan,
mengelolah data, serta tenaga yang mampu melakukan perbaikan terhadap alat-alat elektronik
yang berkaitan dengan sistem komputerisasi.
1. Koordinator IT
Tugas dan fungsi koordinator IT di rumah sakit meliputi :
a. Melaksanakan fungsi perencanaan
b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan
c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian

2. Pelaksana / Staf IT
Tugas dan fungsi pelaksana IT di rumah sakit meliputi :
a. Memperbaiki jaringan apabila terjadi kerusakan
b. Mengatur IP Address agar jaringan bisa terkoneksi dengan baik
c. Maintenance jaringan internet agar terus berungsi dengan baik
d. Memelihara ketersediaan dan update informasi melalui optimalisasi Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
e. Memperbaiki peralatan elektronik yang berkaitan sistem komputerisasi.

B. Distribusi Ketenagaan
Kegiatan rutin yang harus dikerjakan oleh tenaga IT adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan laporan – laporan yang berkaitan dengan IT
2. Pengontrolan Jaringan meliputi :
a. Memastikan koneksi jaringan local berjalan dengan baik
b. Memastikan koneksi jaringan internet berjalan dengan baik
c. Memastikan koneksi / bridging dengan pihak bpjs dan rekanan lainnya berjalan dengan
baik
3. Perbaikan Hardware meliputi :
a. Perbaikan komputer
b. Perbaikan printer
c. Perbaikan alat-alat yang berkaitan dengan sistem komputerisasi
d. Pengisian tinta printer
4. Perbaikan Software meliputi :
a. Mengatasi aplikasi yang bermasalah
b. Memperbaiki flashdisk yang terserang virus
5. Sebagai admin website rumah sakit
6. Pengontrolan SIMRS meliputi :
a. Memastikan aplikasi SIMRS ( My Hospital ) berjalan dengan baik
b. Memastikan SIMRS berjalan sesuai dengan prosedur

C. Pengaturan Jaga

3
Pengaturan shift kerja unit teknologi informasi 1 shift dinas, dengan memberlakukan sistem
oncall apabila terjadi insiden atau permasalahan yang berkaitan dengan sistem komputerisasi
(jaringan error, hardware rusak, aplikasi error serta koneksi jaringan internet yang bermasalah)
diluar jam dinas.

BAB III
Ruang Kerja IT FASILITAS
STANDAR

A. Denah Ruang

4
B. Standar Fasilitas
Berikut fasilitas yang ada di ruang kerja unit teknologi infromasi :
1. 3 meja kerja
2. 5 kursi kerja
3. 2 set komputer kerja
4. 1 set komputer server
5. 2 set DVR CCTV
6. 2 alat PABX
7. 2 set sound system
8. 1 set MATV
9. 2 buah AC
10. 1 buah dispenser

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Perbaikan Hardware
Adapun teknis pelayanan unit teknologi informasi dalam perbaikan hardware sebagai berikut :
1. Unit teknologi informasi menerima permintaan perbaikan hardware dari unit kerja
2. Petugas IT memeriksa dan memperbaiki kerusakan hardware
3. Apabila kerusakan tidak bisa diperbaiki oleh petugas IT atau hardware harus diganti maka
dibuat berita acara kerusakan oleh IT ke unit terkait untuk diteruskan ke bagian umum
4. Setelah hardware disetujui untuk dilakukan service ke luar atau penggantian hardware oleh
bagian umum, maka proses perbaikan dilanjutkan

B. Perbaikan Software
Adapun teknis pelayanan unit teknologi informasi dalam perbaikan Software sebagai berikut :
1. Unit teknologi informasi menerima permintaan perbaikan software dari unit kerja
2. Petugas IT memeriksa dan memperbaiki kerusakan software
3. Apabila kerusakan tidak bisa diperbaiki maka langkah terakhir akan dilakukan install ulang
software

5
C. Pengembangan Sistem
Adapun teknis pelayanan unit teknologi informasi dalam pengembangan sistem sebagai berikut :
1. Unit teknologi informasi menganalisa kebutuhan sistem yang diajukan oleh unit kerja atau
sesuai kondisi pelayanan rumah sakit
2. Kebutuhan sistem tersebut akan didiskusikan dengan pihak manajemen
3. Apabila kebutuhan sistem disetujui oleh manajemen maka akan dikerjakan oleh unit
teknologi informasi berkoordinasi dengan pihak vendor.

BAB V
LOGISTIK

Keperluan logistik di unit teknologi informasi meliputi alat tulis kantor ( ATK ) dan peralatan yang
berkaitan dengan perbaikan alat elektronik seperti obeng, pembersih debu (vakum), peralatan jaringan
komputer dan peralatan komputer, keperluan logistik ini melalui bagian pengadaan dan logistik umum.

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
B. Tujuan
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien

6
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian
Pelaksanaan keselamatan kerja adalah berkaitan dengan upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh berbagai faktor bahaya, baik berasal dari pelaksanaan
pekerjaan maupun lingkungan kerja serta tindakan pekerja sendiri.

B. Tujuan:
1. Melindungi keselamatan pekerja dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup
dan meningkatkan produktifitas kerja.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja.
3. Sumber produksi terpelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
4. Petugas didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi diri sendiri.

C. Program Keselamatan Kerja


1. Pencegahan kecelakaan melalui kewaspadaan universal dalam setiap pelaksanaan pekerjaan.
Seperti, penggunaan tangga saat melakukan pekerjaan ditempat tinggi atau menggunakan
masker pelindung saat maintenance perangkat yang berdebu.
2. Melakukan pekerjaan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional yang berlaku.
3. Pemeriksaaan kesehatan calon pekerja sebelum diterima sebagai pekerja.
4. Pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi setiap pekerja.
5. Ketersediaannya alat keselamatan tambahan seperti hydrant apabila terjadi kebakaran atau
alarm ruangan server yang sensitif terhadap suhu dan asap.

7
6. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) untuk Memastikan keselamatan kerja di Pemasaran
dan di lingkungan RS secara umum.
7. Mengikuti pelatihan keselamatan dan keamanan kerja.
8. Memantau dan evaluasi praktek keselamatan dan keamanan kerja.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Agar upaya peningkatan mutu di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang konsep dasar upaya peningkatan
mutu pelayanan.

A. Mutu Pelayanan
1) Pengertian mutu
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa
b. Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan ( komitmen ) yang selalu dicurahkan
pada pekerjaan
c. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar
d. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan
2) Pihak yang berkepentingan dengan Mutu
a. Konsumen
b. Pembayar / perusahaan / asuransi
c. Manajemen
d. Karyawan
e. Masyarakat
f. Pemerintah
g. Ikatan profesi
Setiap kepentingan yang disebut diatas berbeda sudut pandang dan kepentingannya
terhadap mutu. Karena itu mutu adalah multi dimensional.
3) Dimensi Mutu
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan Pasien
d. Kepuasan Pasien
e. Aspek sosial budaya
4) Mutu terkait dengan Input, Proses, Output

8
Menurut Dinadebian, pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan
menggunakan 3 variable,yaitu :
a. Input ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan kesehatan,
seperti tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan, teknologi, organisasi, informasi dan
lain – lain. Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang
bermutu pula. Hubungan struktur dengan mutu pelayanan kesehatan adalah perencanaan
dan peggerakan pelayanan kesehatan.
b. Proses ialah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan konsumen ( Pasien /
Masyarakat ). Proses ini merupakan variable penilaian mutu yang penting.
c. Output ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang terjadi pada
konsumen ( pasien / masyarakat ), termasuk kepuasan dari konsumen tersebut.

B. Upaya Peningkatan Mutu


Upaya peningkatan mutu pelayanan dilakukan melalui upaya peningkatan mutu pelayanan
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang secara efektif dan efisien agar tercapai derajat kesehatan
yang optimal. Upaya ini dilakukan melalui :
a. Optimalisasi tenaga, sarana dan prasarana
b. Pemberian pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan yang dilaksanakn
secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien
c. Pemanfaatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan

Setiap petugas harus mempunyai kompetensi bidang profesinya, sehingga mutu pelayanan dapat
ditingkatkan, angka kesalahan tindakan dapat diperkecil sesuai dengan target mutu laboratorium
dan kepuasan pelanggan dapat meningkat.
Pemantapan mutu laboratorium klinik melalui tahap pra analitik meliputi kegiatan
mempersiapkan pasien, menerima pasien, mengambil spesimen, memberi identitas, menguji mutu
air dan reagensia.Tahap analitik meliputi kegiatan pengolahan spesimen, pemeliharaan dan
kalibrasi peralatan, pelaksanaan pemeriksaan, pengawasan ketelitian dan ketepatan
pemeriksaan.Tahap pasca analitik meliputi kegiatan pencatatan hasil pemeriksaan dan pelaporan
hasil pemeriksaan.
Tahap analitik merupakan kegiatan yang dapat dikendalikan oleh petugas laboratorium untuk
mencegah kesalahan acak yang berhubungan dengan ketepatan hasil analisis laboratorium kimia
klinik.

9
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Unit Teknologi Informasi yang sudah kita susun bersama, hendaknya menjadi
dasar setiap staf di Unit Teknologi Informasi khususnya dan staf Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang
dalam menjalankan organisasi demi tercapainya kinerja yang optimal.
Dalam perjalanan waktu, sesuai perkembangan dan tuntutan Pedoman Pelayanan Organisasi ini akan
kita revisi bila diperlukan.

10

Anda mungkin juga menyukai