Anda di halaman 1dari 19

PEDOMAN PELAYANAN

SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT


(SIM - RS)

RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU


JL. MALUKU NO. 44 PALU
SULAWESI TENGAH

1
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RS BUDI AGUNG PALU
NOMOR : 59/Dir-RSBA/SK/X/2017
Tentang
PEDOMAN PELAYANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU

DIREKTUR RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU


Bahwa dalam
Menimbang
upaya peningkatan
: a. mutu pelayanan Rumah Sakit Budi Agung Palu,
maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan Sistem
Informasi yang bermutu tinggi;

b. Bahwa agar pelayanan Sistem Informasi di Rumah


Sakit RS. Budi Agung Palu dapat terlaksana dengan
baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit
Budi Agung Palu sebagai landasan bagi
penyelenggaraan pelayanan sistem Informasi di
Rumah Sakit Budi Agung Palu;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan
keputusan direktur Rumah Sakit Budi Agung Palu.
Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 11
tahun 2008 Tentang Informasi dan Data Transaksi
Elektronik.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82
tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan system dan
Transaksi Elektronik.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 19
tahun 2002 Tentang Hak Cipta
5. Surat perjanjian Kontrak Kerja Sama tanggal 01 April
2018 Antara Pihak Tuan Mohammad Munir,S.Kom
dengan Tuan dr. Ida Bagus Yadnya Putra (Direktur
Rumah Sakit Budi Agung) tentang Pengadaan Sistem
Informasi Rumah Sakit Budi Agung.

1
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
:

Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RS BUDI AGUNG PALU


: TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN BAGIAN SISTEM
INFORMASI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU.
Kedua : Pembinaan dan Pengawasan penyelenggaran
pelayanan manajemen komunikasi dan informasi
Rumah Sakit Budi Agung Palu dilaksanakan oleh Wakil
Direktur Umum dan Keuangan Rumah Sakit Budi
Agung Palu.
Ketiga : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal
ditetapkan.
Keempat : Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Palu
Tanggal : 01 Oktober 2017
RS Budi Agung Palu,

dr . Ida Bagus yadnya Putra


Direktur

Tembusan :

1. Yayasan Budi Agung Palu


2. Wadir
3. Ka.SPI
4. Arsip

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sistem Informasi Manajemen (SIM) bagi suatu rumah sakit merupakan hal
yang sangat penting untuk segera diterapkan. Hal ini mengingat semakin
kompleksnya permasalahan yang ada dalam data medik pasien maupun data-
data administrasi yang ada di rumah sakit. Namun menyediakan SIM bukanlah
hal yang mudah, terutama jika dikaitkan dengan biaya pengadaan SIM yang
relatif sangat besar.
Penerapan sistem informasi pada suatu rumah sakit memerlukan suatu
perencanaan yang matang. Bila dilakukan secara tergesa-gesa tanpa melakukan
perencanaan terlebih dahulu dikhawatirkan akan memakan biaya yang mahal,
kemungkinan ada biaya baru baik untuk riset kelayakan dan lain-lain akan
menambah biaya selanjutnya. Dalam penerapan sistem informasi maka masalah
finansial merupakan faktor yang sangat penting.
Sistem Informasi Manajemen terdiri dari tiga kata yaitu sistem, informasi
danmanajemen. Sistem adalah suatu himpunan dari unsur, komponen atau
variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu
sama lain dan terpadu. Informasi adalah data yang telah disusun sedemikian
rupa, sehingga bermakna dan bermanfaat karena dapat dikomunikasikan kepada
seseorang yang akan menggunakannya untuk membuat keputusan. Manajemen
adalah tindakan memikirkan dan mencapai hasil-hasil yang diinginkan melalui
usaha kelompok yang terdiri dari tindakan mendayagunakan bakat-bakat
manusia dan sumber-sumber daya. Sehingga Sistem Informasi Manajemen
berarti suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi maupun
informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Jika lebih
spesifik lagi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah suatu
prosedur pemrosesan data-data baik data-data umum Rumah Sakit maupun

1
data-data medik pasien sehingga dapat mendukung proses pengambilan
keputusan manajemen.
Sistem Informasi Manajemen yang dimaksudkan adalah suatu sistem yang
telah berbasiskan komputer untuk mengolah data-data medik pasien maupun
data-data administrasi yang dimiliki rumah sakit. Selama ini jika kita bicara
tentang rumah sakit, yang paling mudah diingat adalah pelayanannya yang tidak
memuaskan ketika melakukan administrasi atau waktu yang terlalu yang
dibutuhkan oleh perawat untuk mencari data-data medik pasien.
Beberapa hambatan-hambatan yang sering dialami oleh pihak Rumah Sakit
yang disebabkan oleh sistem informasi yang belum dikelola dengan baik adalah
pencatatan yang berulang yang menyebabkan penduplikasian data, data yang
belum terintegrasi atau masih tersebar, pencatatan data masih dilakukan secara
manual sehingga banyak terdapat kesalahan dan informasi terlambat disebarkan.
Oleh karena sistem informasi manajemen untuk Rumah Sakit sangat perlu
dilakukan agar dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, dapat
menyajikan laporan akurat sehingga dapat memberikan kemudahan dalam
pengambilan keputusan oleh pihak manajemen. Sebelum menerapkan suatu
sistem informasi manajemen untuk Rumah Sakit, kita harus mengetahui kelas
dan status dari Rumah Sakit tersebut.Dimana masing-masing Rumah Sakit
memiliki kebutuhan system informasi berbeda-beda. Status dan kelas Rumah
Sakit dapat dibagi menjadi empat (4), yaitu :
a. Rumah Sakit Vertikal
b. Rumah Sakit Umum Daerah
c. Rumah Sakit Umum Swasta
d. Rumah Sakit specialist
Sedangkan untuk melakukan penerapan sistem informasi rumah sakit
dibutuhkan biayayang tidak sedikit jumlahnya. Banyak yang harus benar-benar
dipersiapkan agar hasil yang akan diperoleh seperti apa yang diharapkan.

2
Komponen utama untuk menunjang terlaksananya penerapan sistem informasi
yang benar dan sesuai kebutuhan :
a. Software (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit)
b. Hardware (seperangkat komputer)
c. Networking (Jaringan LAN, wireless)
d. SOP (Standar Operasional Prosedur)
e. SDM (Sumber Daya Manusia)

1.2 TUJUAN PEDOMAN


Tersedianya pedoman bagi petugas di Bagian SIM agar dapat meningkatkan
kemampuan dan mutu pelayanan yang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan, perubahan peraturan perundang-
undangan dan harapan masyarakat dalam memberikan pelayanan dibidang
Sistem Informasi yang berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien, serta
mudah dan nyaman digunakan oleh user.

1.3 RUANG LINGKUP PELAYANAN


Ruang lingkup pelayanan bagian sistem informasi manajemen meliputi :
a. Aktifitas yang berhubungan dengan pekerjaan maintenance hardware
seperti troubleshoothing komputer, troubleshooting printer, memasang
kabel LAN untuk menghubungkan komputer dengan server.
b. Aktfitas yang berhubungan dengan software yaitu menginstalloperating
sistem dan software pendukung, membackup database SIM RS agar
mempunyai data backup, mengelola website, update antivirus.

1.4 BATASAN OPERASIONAL


Batasan operasional Ruang IT mencakup proses :
a. Pelayanan Teknisi

3
Adalah kegiatan penyelenggaraan pelayanan seputar perangkat keras untuk
komputer rumah sakit yang dalam batasan perakitan, perbaikan dan
pengajuan perangkat keras yang dibutuhkan, pemasangan kabel LAN,
trouble shooting printer.
b. Pelayanan Software
Adalah kegiatan penyelengaraan pemilihan perangkat lunak untuk
diimplementasikan di rumah sakit sesuai dengan kebutuhan baik pengguna
maupun manajemen. Maintenance SIM RS yang sudah ada dari segi
database.

1.5 LANDASAN HUKUM


a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.
e. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
f. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit

4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1 KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Agar pelayanan SIM dapat terselenggarakan dengan mutu yang dapat
dipertanggung jawabkan, maka pelayanan SIM harus dilakukan oleh tenaga
yang professional.
Kualifikasi tenaga yang tersedia

Kualifikasi Formal & Jumlah


Nama Jabatan
Informal Kebutuhan
Ka Unit TI Strata 1 1
Staff TI D3/Strata 1 2

2.2 DISTRIBUSI KETENAGAAN


SDM Bagian SIM RS. Budi Agung Palu berjumlah 2 orang. Adapun
pendistribusian SDM Bagian SIM RS. Budi Agung Palu adalah sebagai berikut:
a. Teknisi
Pengaturan Waktu Kerja
Teknisi terikat oleh jam kehadiran kerja diruang dinas, namun
dapat dilakukan dimanapun sesuai kebutuhan dan dukungan teknologi
yang terkini selama permasalahan berada di dalam software.

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

3.1 DENAH RUANG

Rak Server Meja Teknisi

lemari
Meja
Ka. IT Rak
Kompu
Meja Teknisi ter

3.2 SARANA DAN PRASARANA


1. Ruang Server Berisi

No. Nama Barang Jumlah


1 Meja Kerja 2
2 Laptop 2
3 Router 1
4 Pesawat Telp 2
5 Printer 2
6 White Board 1
7 Tempat Sampah 1
8 Meja Teknisi 2
9 AC 2
10 Server 4
11 Switch Hub 3
12 Lemari Kabinet 1
13 Lemari Kayu 1

6
14 Rak Komputer 1
15 Monitor 4
16 Komputer 1

3.3 STANDAR FASILITAS


Sarana dan Prasarana ditujukan bagi terselenggaranya pelayanan SIM
yang aman, efisien sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta
dimungkinkan petugas SIM bekerja dengan nyaman dan optimal.

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Demi ketertiban serta lancarnya pelayanan bagi para pasien dan unit kerja
yang memerlukan pelayanan SIM maka yang harus diperhatikan tata laksana
bagian SIM.

7
4.1 TATA LAKSANA PELAYANAN SIM
a. Survey teknologi, perakitan, pemeliharaan dan pembelajaran.
Melakukan survey teknologi handal dipasaran, untuk dianalisa
melengkapi kebutuhan sistem informasi. Melakukan perakitan hardware
beserta instalasi software secara optimal. Pemeliharaan alat bertujuan
untuk mendukung kestabilan sistem informasi di Rumah Sakit.

b. Pengelolaan database
Database atau basis data adalah kumpulan data yang disimpan secra
sistematis di dalam komputer yang dapat diolah atau dimanipulasi
menggunakan perangkat lunak (program aplikasi) untuk menghasilkan
informasi. Pendefinisian basis data meliputi spesifikasi berupa tipe data,
struktur data dan juga batasan-batasan data yang akan disimpan. Basis
data merupakan aspek yang sangat penting dalam sistem informasi
dimana basis data merupakan gudang pentimpanan data yang akan
diolah lebih lanjut. Basis data menjadi penting karena dapat
mengorganisasikan data, menghindarkan duplikasi data, hubungan antar
data yang tidak jelas dan juga update yang rumit.
Dalam pengelolaan database di rumah sakit meliputi backup database
setiap hari, ke server backup atau pemindahan database dari server
utama ke server cadangan. Untuk proses pengelolaan sendiri hanya
dilakukan dengan cara mengcopy database kemudian dipindahakan
dengan cara paste ke server cadangan, database cadangan ini digunakan
apabila server utama mengalami kendala atau tidak dapat beroperasi.

8
BAB V
LOGISTIK

Pengadaan alat dan bahan di bagian SIM terdiri dari bahan dan alat non
medis yaitu barang alat tulis kantor, cetakan, barang keperluan rumah tangga,
barang elektronik dan sebagainya.

9
Berikut table permintaan rutin :

No Persediaan Barang Jumlah Barang


ATK
1 Steples Kecil 1
2 Isi Staples Kecil 1
3 Lakban hitam 1
4 Lakban Putih 1
5 Double Tip 1
6 Spidol Marker 2
7 Tinta Printer Hitam 1
8 Tinta Printer Warna 3
Rumah Tangga
1 Bayfresh 1
2 Tissue 2
3 Galon 1

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

6.1 LATAR BELAKANG


Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem
dimanan rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut
meliputi : Assesmen resiko, identifikasi dan pengelolan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan

10
dapat mencegah terjadinya cedera yagn disebabkan oleh kesalahan akbit
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.

6.2 TUJUAN
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
b. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
d. Terlaksananya program-prorgam pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.

6.3 TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN


a. Keselamatan pasien merupakan hal yang terutama dalam pelayanan
bagian SIM
b. Terdapat petugas SIM yang memahami mengenai keselamatan pasien
c. Terdapat sistem pelayanan yang komprehensif, baik sarana maupun
prasarana sehingga meminimalkan terjadinya kasus yang tidak
diharapkan (KTD)
d. Sarana dan prasarana harus mngindahkan keselamatan pasien sperti
penataan kabel dan lain sebagainya.
e. Terdapat evaluasi berkala kelengkapan sarana dan prasarana.

11
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

7.1 PENGERTIAN
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat kerja/ aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan
dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi
ataupun rumah sakit.

7.2 TUJUAN
a. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS. Budi Agung Palu

12
b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
c. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya
d. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

7.3 TATA LAKSANA KESELAMATAN KARYAWAN


a. Setiap petugas klinis maupun non klinis menjalankan prinsip pencegahan
infeksi, yaitu :
1) Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan
infeksi.
2) Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu
booth/alas kaki tertutup, celemek, masker, dll) terutama bila terdapat
kontal dengan specimen pasien yaitu; urin, darah, muntah, secret, dll
3) Mencuci tangan dengan sabun antiseptic sebelum dan sesudah
melayani di lingkungan pasien dengan cara mencuci tangan enam
langkah.
b. Terdapat tempat sampah infeksius dan noninfeksius
c. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu
dekontaminasi dengan larutan dan pencucian dengan sabun pengeringan.
d. Menggunakan baju kerja yang bersih.
e. Tersedianya alat pemadam kebakaran ringan di lingkungan yang rentan
dengan kebakaran.

13
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Bagian SIM harus senantiasa memantau dan mengevaluasi secara


periodic hasil pelayanan yang diselenggarakan. Hal ini penting untuk
mempertahankan dan meningkatkan mutu, cakupan dan efektivitas serta
efisiensi pelayanan.
Indikator mutu dalam pelayanan SIM sebagai berikut :

14
8.1 GANGGUAN PADA SISTEM SIM RS
Yang dimaksud disini adalah kegiatan mencatat seberapa banyak
kesalahan yang terjadi pada transaksi kasir, tempat pendaftaran untuk
dilakukan koreksi dan dicari tahu kesalahan tersebut dari kesalahan sistem
atau dari human eror Sehingga dari kegiatan tersebut akan diberikan solusi,
jika terjadi kesalahan pada sistem akan dilakukan perbaikan sistem dan jika
kesalahan terjadi pada human eror maka orang yang sering melakukan
kesalahan akan dilakukan training ulang tentang cara penggunaan program
SIM RS.

BAB IX
PENUTUP

Demikianlah Pedoman Pelayanan Bagian SIM ini disusun untuk dapat


dipergunakan sebagai pedoman dalam menjalankan tugas profesi dengan baik
dan benar sesuai dengan ketentuan standar pelayanan SIM yang berlandaskan
visi dan misi Rumah Sakit RS. Budi Agung Palu sehingga pelayanan yang
mengutamakan mutu dan keselamatan pasien dapat terwujud.

15
Pedoman pelayanan Bagian SIM ini akan terus disempurnakan dan
diperbaharui sesuai dengan kebutuhan pelayanan baik sekarang maupun
kedepan.

16

Anda mungkin juga menyukai