6
π 1 5π 1
c. Barisan S=¿ adalah divergen. Jelas bahwa sin = =sin
6 2 6 2 ( )
dan sin x > untuk x dalam
interval I = ( π6 , 56 π )
5 π−π 2
Karena panjang I 1= = π >2 , maka paling sedikit ada dua bilangan asli di dalam I 1:
6 3
1
misalkan kita tetapkan n1 bilangan pertama. Dengan cara yang sama, ∀ k ∈ N , sin x> untuk x
2
dalam interval
I k= ( 61 π +2 π ( k −1 ) , 56π +2 π ( k −1))
Karena panjang I k lebih besar dari pada 2, maka terdapat sedikitnya dua bilangan asli yang
'
berada di selang I k , kita tetapkan n k, bilangan pertama. Sub barisan S =( sin nk ) dari S yang
1
diperoleh dengan cara di atas mempunyai sifat, semua nilainya berada dalam interval [ ]
2
,1 .
Jk = ( 76 π +2 π ( k−1 ) , 116 π + 2 π ( k −1 ))
1
Maka dapat dilihat bahwa sin x ← , ∀ x ∈ J k dan panjang J k lebih besar daripada 2. Misalkan mk
2
bilangan asli pertama yang termuat di J k . Maka subbarisan Sn=¿ dari S mempunyai sifat semua
1
nilainya berada di selang −1 ,− [ 2 ]
. Jika diberikan suatu bilangan real c, maka dengan mudah
1 1
(
dapat dilihat bahwa terdapat sekurangnya satu sub barisan S' dan S ' ' berada di luar c− , c+ .
2 2 )
Jadi c bukan limit dari S. karena c ∈ Rsebarang, disimpulkan S divergen.
Eksistensi Subbarisan Monoton
Tidak setiap barisan adalah barisan monoton, kita akan menunjukkan bahwa setiap barisan
mempunyai subbarisan monoton.
Kasus 1.
X mempunyai sejumlah tak hingga puncak. Dalam kasus ini, kita mengurutkan puncak-puncak
tersebut dengan indeks naik. Jadi kita mempunyai puncak-puncak x m 1 , x m 2 , … , x mk , … dengan
m 1 <m 2< …<m k <…, Karena masing-masing suku tersebut puncak, kita mempunyai
xm ≥ xm ≥ … ≥ xm ≥ …
1 2 k
Kasus 2.
X mempunyai sejumlah hingga (mungkin nol) puncak. Misalkan puncak-puncak ini
x m , x m , x m , … , x m , … Misalkan s1=mr +1 (indeks pertama setelah puncak terakhir)
1 2 3 r
Bila kita meneruskan proses ini, kita peroleh subbarisan monoton naik ( x ¿ ¿ s n) ¿ dari X