Anda di halaman 1dari 8

MATERIALISASI

(Revisi 15 Mei 2019)

Beberapa kali ada yang mengatakan begini :”Dok, seandainya saja


saya sudah bertemu dengan dokter sejak dulu, kehidupan saya pasti
berbeda sekarang ini”. Saya hanya tersenyum karena saya tahu
bahwa kalau dia ketemu saya 15 tahun lalu, kehidupannya ya tidak
akan berubah. Saat itu saya masih sama dengan kebanyakan orang,
terlalu percaya dengan kekuatan diri sendiri dalam mendapatkan
nafkah. Hanya dalam kondisi kepepet memanfaatkan kekuatan Allah.
Sekarang nyaris sudah sepenuhnya menyandarkan diri kepada Allah,
menyesuaikan kehidupan saya dengan hukum-hukum yang dibuat
Allah, yaitu Hukum Hukum Alam. Kalau saya menyebut Allah,
bukan berarti agama atau religius, tetapi lebih kearah spiritual.
Ada hukum hukum alam yang saya percaya dibuat Allah untuk
mengatur ciptaannya yaitu semesta ini. Ada Hukum Sebab Akibat
(Memberi dan Menerima), Hukum Pengisian, Hukum Pertumbuhan,
Hukum Tarik Menarik, Hukum Kesesuaian dan sebagainya. Saya
hidup dengan cara menyesuaikan diri pada mereka, sehingga saya
bisa mengambil manfaat dari hukum hukum itu. Itu sekarang . . .
dulunya ya tidak.
Dahulu saya adalah orang yang dilatih untuk hanya mengandalkan
logika dan nalar. Ayah saya selalu mengatakan bahwa jika kita tidak
bisa membuktikan keberadaan sesuatu, berarti itu tidak ada. Kami
mendapat doktrin bahwa hantu itu tidak ada, tuyul, santet dan
sebagainya itu omong kosong belaka. Jika kita mau hidup nyaman,
ya kita harus bekerja keras. Saya melihat bapak yang bekerja sangat
keras. Selain pagi sebagai guru SPG, sore keliling ke beberapa
kecamatan di Probolinggo untuk mengajar di KPG PGRI (Kursus
Pendidikan Guru). Kami sekeluarga juga terbiasa bekerja. Saya dan
saudara berjualan gorengan di sekolah sejak SD.
Begitulah saya besar, menjadi dokter, berumah tangga dan selalu
merasa beruntung karena nasib saya memang selalu baik. Saya

Materialisasi – dr.Sigit Setyawadi SpOG Page 1


bekerja dengan tekun dan berusaha menjadi “yang terbaik”. Saya
sering mendapat penghargaan baik secara pribadi maupun untuk
Puskesmas atau Rumah Sakit tempat saya bekerja. Itu menambah
semangat saya. Begitulah kehidupan saya sama dengan sebagian
besar orang lain. Hidup untuk bekerja dan bekerja untuk hidup.
Sampai awal tahun 2003.
9 Januari 2003, itu barangkali titik balik kehidupan saya. Tentu saja
saat itu tidak saya ketahui, dan baru saya ketahui beberapa tahun
kemudian. Tanggalnya pun juga baru ingat setelah membongkar
bongkar buku dan ada catatan tanggal di buku panduannya.
Sesuatu itu dimulai awal tahun 2003. Om Tomi adik ipar ibu mertua
saya datang dari Jakarta karena ada urusan keluarga di Malang.
Beliau mengajak saya untuk belajar meditasi di Jakarta. Beliau
mempromosikan sebuah tehnik pengobatan dengan tenaga dalam.
Meskipun tidak ada niat untuk mengadakan pengobatan selain
kedokteran, saya tertarik mendengar kata meditasi dan tenaga
dalam. Selama ini ke dua kata itu hanya saya baca di buku buku silat
kegemaran saya. Sayapun berangkat dengan istri dan kakak saya. Di
sana, beberapa adik dan anak yang masih kuliah juga saya ajak
berlatih.
Kami berlatih di sebuah rumah besar dengan beberapa mobil mewah
di garasinya. Rumah itu milik sang guru, pak Haris Suhyar. Total ada
30 orang yang berlatih saat itu. Program satu hari itu diselenggarakan
gratis, makanan disediakan oleh para alumni. Beliau membagikan
buku dan mengatakan harganya 25 ribu. Yang punya uang silahkan
membayar ke kotak kardus yang ditutupi kain di pojok ruangan.
Menjelang sore, pak Haris mengajarkan sebuah tehnik yang belum
pernah kami dengar, yaitu MATERIALISASI. Kata beliau, ini cara
mewujudkan permintaan kita kepada Tuhan. Sebagai orang yang
dilatih berpikir rasional, tentu saya tidak percaya ada hal semacam
itu. Pak Haris mengatakan bahwa apapun yang dimilikinya berasal
dari materialisasi, termasuk villa dan padepokan di Megamendung
Bogor. Beliau juga menunjuk 2 asistennya, keduanya kontraktor.
Keduanya juga dengan mudah menarik proyek proyek dengan
Materialisasi – dr.Sigit Setyawadi SpOG Page 2
materialisasi. Saya sama sekali tidak percaya. Semuda itu kok sudah
sakti ?, karena hanya orang sakti yang bisa menarik apa yang
diinginkannya. Saya yang orang biasa harus bekerja keras 14 jam
setiap harinya untuk bisa hidup nyaman.
Beliau mengajarkan kepada kami 5 tahap materialisasi :
1. Kita lakukan dahulu tahapan meditasi untuk menurunkan
tingkat kesadaran kita ke gelombang alfa. Caranya dengan
melakukan NAFAS SADAR. Secara sadar kita menarik nafas
dalam dan mengeluarkannya. Kita fokus ke udara yang keuar
masuk melalui hidung kita itu. Kita imajinasikan seolah olah
melihat udara masuk yang jernih dan keluar nya sudah kotor.
Itu kita lakukan sampai kita merasa seperti melayang dan
tidak menyadari kita berada dimana.
2. Setelah relaks, kita munculkan keinginan yang sangat kuat
akan sesuatu. Keinginan ini harus benar-benar kuat seperti
dalam kondisi kepepet -contoh anak sakit dan tidak ada uang-
.
3. Tahap berikutnya, sesuatu yang kita inginkan itu harus benar-
benar nampak dengan nyata di mata batin kita. Jika itu mobil,
ya harus jelas merk, tipe, warna, tahun dan sebagainya. Kalau
uang harus jelas wujudnya, entah wujud uang atau angka di
rekening.
4. Kemudian kita munculkan perasaan senang dan bahagia yang
luar biasa seolah-olah apa yang kita minta itu sudah diperoleh.
5. Terakhir, kira bayangkan apa yang kita minta itu kita bungkus
dengan gelembung keemasan dan diterbangkan ke langit.
Sudah . . . hanya itu !! Sayapun semakin tidak percaya. Gampang
sekali, hidup ini tentu akan sangat mudah jika memang demikian. Pak
Haris kemudian menantang kami untuk mempraktekkan materialisasi
dan meminta sesuatu yang sore itu sudah bisa diperoleh . . . wow, ini
benar-benar membuat saya penasaran. Ada anak muda duduk di
belakang saya bertanya :”Boleh minta mobil pak ?”. Dengan santai
pak Haris :”Silahkan, kalau Anda bisa meyakininya”. Woooww.
Materialisasi – dr.Sigit Setyawadi SpOG Page 3
Dengan setengah ragu-ragu setengah percaya, saya meminta CD
lagu-lagu meditasi. Sejak pagi saya mendengar lagu-lagu yang sangat
menenangkan. Saya lakukan ke empat langkah itu dalam waktu
kurang dari 10 menit.
Sore hari, muncul keajaiban pertama. Om Tomi menghampiri saya
yang masih bersila sambil membawa 4 CD dengan tulisan tangan
meditasi 1, 2, 3 dan 4. Ada 30 orang yang berlatih, dan hanya saya
yang mendapat CD. Itu berasal dari seorang dokter mantan murid
disana, yang siang tadi membawa makanan untuk kami dan sempat
ngobrol dengan saya. Tidak ada yang tahu saya meminta apa selain
Tuhan dan saya sendiri.
Sepulang dari pelatihan, saya bertanya ke anak saya Adi tentang apa
yang dia minta tadi. Dia menjawab ingin bertemu paklik Agung, yaitu
adik saya yang saat itu ada di Jakarta karena mengambil S2. Ada PR
Fisika yang akan ditanyakan ke pakliknya. Begitu masuk halaman,
pembantu di tempat anak saya keluar dan mengatakan :”Mas Adi,
ditunggu paklik Agung di dalam”. Waduuh . . . ternyata metode ini
bisa menarik orang lain juga.
Dengan dua bukti keajaiban tadi, sayapun rajin melakukan
materialisasi, sedangkan tehnik pengobatan tenaga dalamnya saya
lupakan. Awalnya saya bingung mau minta apa karena nyaris sudah
memiliki semuanya. Akhirnya saya meminta satu hal yang belum
saya miliki, yaitu penghasilan pasif. Tetapi saya tidak tahu bagaimana
bentuk penghasilan pasif itu ? Darimana saya bisa memperolehnya ?
Buku Robert T Kiyosaki memang menunjukkan caranya. Untuk
orang seperti saya yang sudah berumur, tidak bisa bisnis, tidak punya
modal banyak, hanya bisa di bisnis networking. Tentu saja saya
menolak ide gila itu. Saya . . . dokter kandungan . . . menjalankan
networking atau MLM . . . apa kata dunia ???.
Saya ingat, sebelum kami bubar, pak Haris mengatakan begini
:”Bapak ibu, setiap hari Selasa malam jam 19.30 – 20.30, saya akan
meditasi disini. Silahkan bapak ibu juga melakukan di rumah masing
masing, entah untuk pengobatan atau untuk materialisasi, saya bantu
dengan tenaga dari sini. Dalam melakukan materialisasi, minta apa
Materialisasi – dr.Sigit Setyawadi SpOG Page 4
saja silahkan. Sepanjang bapak dan ibu bisa melihatnya di mata
batin, Tuhan sudah punya, meskipun barang semacam itu belum ada
di dunia”. Kemudian beliau menunjuk berbagai barang yang tadinya
belum ada sampai ada yang bisa membayangkan dalam mata
batinnya. Maka terciptalah barang itu secara bertahap. Misalnya
ballpoint, gelas, kursi, meja bahkan baju.
Akhirnya saya membayangkan memiliki sebuah kotak uang yang
setiap kali saya ambil isinya, akan terisi lagi. Itulah penghasilan pasif
menurut versi saya karena saya belum tahu berasal dari mana.
Selama berbulan-bulan, setiap Selasa malam, praktek diistirahatkan
sebentar dan saya masuk kamar melakukan materialisasi dengan
bayangan dibantu pak haris secara energi, sampai akhirnya bosan
sendiri. Tidak ada komunitas, tidak ada dukungan dari siapapun, saya
sendirian seperti orang gila menginginkan penghasilan pasif, supaya
isteri saya nasibnya tidak seperti istri dokter lain yang harus turun
kejalan seperti yang saya saksikan tahun 1997 lalu. Setelah lama tidak
nampak tanda tanda wujud permintaan itu, akhirnya saya bosan
sendiri, berhenti melakukan dan melupakan semuanya.
Tetapi nampaknya permintaan saya itu sudah dicatat di buku besar
Tuhan. Buktinya tanpa saya sadari perjalanan hidup saya di arahkan
kesana. Melalui jalan yang berliku, anak saya mengajak saya ikut
sebuah seminar. Mula-mula saya tolak, hampir 2 bulan dia merayu
kami untuk ikut seminar inspirasi dan visi (sekarang SIV) di Jakarta.
Bahkan dia berani mengatakan ke ibunya lewat telepon bahwa saya,
memerlukan seminar ini. Masyaallah, seorang mahasiswa berani
mengatakan bahwa ayahnya yang dokter kandungan membutuhkan
sebuah seminar ? Tapi akhirnya dengan penuh tanda tanya dan bosan
mendengar Adi, saya dan isteri terbang juga ke Jakarta untuk hadir.
Disana . . . di Seminar inspirasi dan visi bulan Oktober 2003 di stadion
tennis tertutup di Senayan, saya mengalami peristiwa yang sulit
diceritakan. Saya seperti katak dalam tempurung yang dibuka
tempurungnya. Saya melihat sebuah kehidupan yang tidak pernah
saya jumpai sepanjang 48 tahun kehidupan saya itu. Dulu saya
mengira jika ingin sukses ya harus bekerja seumur hidup kita.

Materialisasi – dr.Sigit Setyawadi SpOG Page 5


Ternyata itu tidak perlu. Disana terjadi magic momen yang sulit
diceritakan kecuali hadir sendiri. Saya mengatakan ke Adi :”Kok
baru sekarang Di bapak tahu yang begini ini ? Kok nggak sejak dulu
dulu ?”. Anehnya, kalimat yang sama selalu saya dengar ketika saya
mengajak teman teman ke Seminar inspirasi dan visi, khususnya yang
sudah separo baya :”Kok nggak dulu dulu ya pak saya melihat yang
seperti ini ?”. Karena itu saya sangat semangat kalau mengajak orang
ke Seminar Inspirasi dan Visi, meskipun pada awalnya banyak yang
salah paham tentang saya. Dikiranya saya mendapat semacam bonus
atau apa kalau mengajak orang ke seminar itu, padahal sama sekali
tidak. Berapapun yang saya ajak, tetap saja saya harus membayar
seperti mereka. Bahkan mereka yang berbicara di Seminar Inspirasi
Dan Visi (kecuali pembicara tamu yang diundang) juga membayar
tiket (sekarang 600 untuk seminar 1 hari).
Dua tahun kemudian kehidupan saya berubah drastis. Dari seorang
dokter yang sangat sibuk dan nampak lebih tua dari usianya, menjadi
orang yang sangat santai dan nampak jauh lebih muda. Saya
mendapat ketenangan batin karena penghasilannya bersifat pasif dan
akan terus menerus saya terima. Jika saya meninggal, penghasilan ini
akan diwarisi oleh anak cucu saya. Jika saya atau mereka merasa
penghasilannya kurang besar, ya tinggal bekerja lagi untuk
memperbesar. Jika sudah cukup, kita berhenti dan menikmati hidup.
Setelah memutuskan berhenti praktek 17 Agustus 2005 dan kemudian
pensiun dini sebagai pegawai negeri, saya memiliki banyak waktu
untuk belajar apa saja, terutama tentang pikiran. Saya mengenal law
of attraction (hukum ketertarikan), dan baru menyadari bahwa semua
perubahan hidup tadi akibat materialisasi meminta penghasilan pasif
yang saya lakukan selama beberapa bulan di awal tahun 2003 itu.
Meskipun saya mengikuti banyak sekali pelatihan olah pikiran yang
didalamnya menyelipkan “BERBAGAI METODE ATAU CARA
MENDAPAT REJEKI”, tetap saja saya menggunakan metode
materialisasi. Alasannya sederhana, pak Haris Suhyar tidak menarik
uang dari kegiatannya mengajari kami. Artinya dia membuktikan
bahwa metode nya itu efektif. Berbeda dengan mereka yang

Materialisasi – dr.Sigit Setyawadi SpOG Page 6


mendapat uang dari hasil mengajar cara menarik rejeki. Itu
membuktikan bahwa mereka sebenarnya tidak bisa menarik rejekinya
sendiri. Mereka mengandalkan rejeki dari orang yang mau diajari
cara-cara menarik rejeki. Hasilnya Anda akan tahu sendiri bahwa
yang mengajari akan semakin banyak mendapat uang, sedang yang
diajari akhirnya begitu begitu saja. Kecuali dia kemudian
mengajarkan kepada orang lain strategi menarik rejeki itu. Murid
murid berikutnya juga mengajarkan itu, dan semuanya mendapat
rejeki dengan cara mengajarkan ilmu menarik rejeki. Sedang
yang tidak masuk dalam kelompok yang memiliki kesempatan
mengajarkan itu, hidupnya ya tetap seperti biasa.
Sekarang ini saya menggunakan sarana yang jauh lebih kuat yaitu
hipnoterapi, metode ilmiah untuk memasukkan pikiran atau ide ke
bawah sadar. Ini saya gabungkan dengan metode TEATER PIKIRAN
dari Maxwell Maltz. Tentu jauh lebih kuat dibanding materialisasi
yang dulu saya lakukan. Meminta penghasilan pasif 100 juta sebulan
dalam 2 – 5 tahun ke depan, tidak bisa dilakukan hanya dengan
melakukan materialisasi seperti saya dahulu, yang cuma meminta
penghasilan pasif, tanpa menyebut jumlah maupun waktu. Hanya
karena penghasilan saya sebelumnya sudah besar, maka bawah sadar
saya mudah menerima ide ide baru tentang penghasilan pasif yang
besar. Tetapi bagaimana dengan mereka yang penghasilannya masih
dibawah 20 juta sebulan ? atau dibawah 10 juta sebulan?. Pikiran
bawah sadarnya akan melihat angka 100 juta itu sebagai
kemustahilan. Diperlukan orang ketiga untuk memasukkannya. Itulah
peran saya disini. Membantu anda melawan semua nilai nilai salah
tentang uang dan kaya yang dulu dimasukkan ke Anda oleh orang
orang yang sangat berpengaruh ke Anda, yaitu orang tua, guru, ustad
dsb.
Dampaknya segera terasa, mereka yang melakukan itu, biasanya
dianggap aneh oleh lingkungannya. Jika mereka bisa merawat pola
pikirnya yang sudah berkembang, atau plafon rejeki yang sudah naik
itu dengan hadir di Seminar Inspirasi dan Visi, pastilah mereka akan
dibawa ke sana. Soal caranya mendapatkan 100 juta penghasilan pasif
itu, biarlah Allah yang menuntun dan menunjukkan caranya.
Materialisasi – dr.Sigit Setyawadi SpOG Page 7
Selama ini sudah terbukti, cara yang Dia tunjukkan jauh lebih efektif,
cepat dan harmonis dibanding kalau Anda mencari cari sendiri.

Surabaya 16 Oktober 2017, revisi Mei 2019


Sigit Setyawadi.

Materialisasi – dr.Sigit Setyawadi SpOG Page 8

Anda mungkin juga menyukai