Lokasi : Kantor Penghubung Palembang, Jalan Radial Kompleks Ilir Barat Permai D1 no. 19-
20
Tepat pukul 19.00 acara bedah buku dimulai, Acara diawali dengan memberikan
penghormatan kepada Master Cheng Yen sebanyak 3(tiga) kali, Pembacaan 10 (sepuluh) sila Tzu chi
dan menyanyikan lagu “ 就是現在 ”” Jiu shi xian zai”. Dilanjutkan dengan perkenalan dari
beberapa perserta bedah buku yang baru pertama mengikuti kegiatan bedah buku kali ini. Setelah
itu pembacaan buku 20 Kesulitan dalam kehidupan bab 17 “Sulit Untuk Melihat Hakikat Diri dan
Mempelajari Kebenaran” oleh masing-masing perserta per satu sub bab.
Setelah pembacaan buku, Herman The Sx menjelaskan betapa pentingnya kita mengikuti
kegiatan bedah buku dan sering melakukan sharing, sehingga kegiatan – kegiatan yang dilakukan
memiliki arah yang benar dan tidak mudah terpengaruh oleh keadaan luar. Sebagai pembuka
Sharing Herman The Sx menyampaikan beberapa point penting dalam bab 17, sebagai berikut :
Saya sependapat bahwa nilai asli alami kita sudah ada dalam diri kita sendiri. Menurut pengalaman
saya, lingkungan sekitar dimana kita bergaul itu ikut mempengaruhi dan membantu mengangkat
sifat asli kita keluar. Saya dulu sangat senang sekali menonton film Startrek, ada satu tokoh yang
sangat saya kagumi. Dia tidak mudah terpancing emosi. Dari tokoh film ini memicu saya untuk lebih
mengendalikan emosi. Sifat mengendalikan emosi terikat dengan orang lain, membuat saya menjadi
adil kepada orang lain maupun pada diri saya sendiri.
Walaupun kita mempunyai sifat alami yang sama yaitu baik. Tapi karena kebiasaan dan pengaruh
kondisi luar dapat mempengaruhi sifat alami kita bahkan bisa berubah total.
Sharing Fandi Sx
Menjaga pikiran saat ini, bukan berarti kita tidak boleh berpikir ke depan. Misalnya hari ini kita
mendapat gaji, jika kita hanya memikirkan untuk hari ini, maka kita akan habiskan begitu saja dan
tidak memikirkan untuk masa depan. Ini suatu pemikiran yang salah juga.
Menjaga pikiran saat ini lebih cenderung untuk tidak terngiang-ngiang akan masa depan dan masa
lalu. Misalnya jaman sekarang, banyak anak muda yang “Patah Hati” dan “Galau”. “Patah hati” ini
lebih ke masa lalu dan “galau” ini biasanya memikirkan ke masa depan. Dari pada memikirkan yang
sudah lewat atau tidak pasti, lebih baik kita menjaga pikiran kita dan lebih menyadari apa yang ada
saat ini.
Sharing Hellen Sj
Kita sebaiknya menjaga pikiran saat ini, karena besok itu belum tentu dan yang kemarin dapat
menjadi pembelajaran bagi kita agar saat ini kita menjadi lebih baik. Yang menjadi tugas kita yaitu
tetap menjaga pikiran saat ini agar teatap terkondisi baik.
Sharing Erlina Sj
Saya melihatnya dari bahasa Inggris. Kalau kemarin itu “Past Tense”, dimana apa yang terjadi di
masa lalu dan tidak bisa diubah. “Future Tense”, masa yang akan datang yang kita tidak tahu.
“Present Tense” adalah masa sekarang. Dari arti kata “Present” sendiri adalah hadiah. Jadi hari ini,
saat ini adalah hadiah. Kita bisa seperti saat ini adalah suatu hadiah. Kita tidak bisa mengubah masa
lalu. Masa depan juga kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Tapi kita bisa hidup hari ini adalah
hadiah dari Tuhan.
Yang namanya pikiran itu sifatnya liar. Ini berkaitan dengan sebersit niat baik, misalnya sebersit niat
baik muncul, kalau kita tidak genggam kesempatan itu, maka kesempatan itu akan berlalu dan kita
akan kehilangan kesempatan itu sendiri.
Kita harus genggam saat ini. Jangan menunggu besok-besik atau lusa. Misalnya, saat kita kedatangan
pasien yang butuh bantuan dan harus cepat dibantu. Maka kita harus tanggap dan berpikir saat ini.
Untuk menyelamatkan nyawa orang.
Sharing Erlina Sj
Pada point “Apakah benar – benar percaya dan dipraktekan?”, Ini berkaitan dengan sharing saya tadi
bahwa Sang Buddha mengajarkan apa yang dilakukkan masa lalu itu akan mempengaruhi kehidupan
kita sekarang dan apa yang kita lakukan sekarang akan mempengaruhi kehidupan kita di masa yang
akan datang. Walaupun kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Banyak orang yang ngomong bahwa hatinya seperti hati Buddha, tapi kalau kita lihat perbuatannya
tidak mencerminkan sama sekali. Kalau kita cuma ngomong saja, tapi tidak percaya bagaimana bisa
dipraktekkan. Jika kita percaya harus mempraktekkannya dalam perbuatan. Kalau kita sudah
praktekkan baru bisa tahu apakah sifat/pikiran kita sama seperti Buddha. Salah satu pebuatan yaitu
dengan berbuat banyak kebajikan, kita bisa mempraktekkannya dalam kegiatan – kegiatan di
Yayasan Tzu Chi ini. Memahami pikiran Buddha tidak jauh dari kegiatan-kegiatan Tzu Chi. Kita semua
belajar dan mempraktekkannya dalam kegiatan. Semua yang dilakukkan pun harus benar dan indah
juga.
Ada kata perenungan yang berbunyi, “Kita mencari pelita dimana – mana, lebih baik kita menyalakan
pelita dalam hati kita terlebih dahulu.” Seperti sifat alami Buddha, daripada kita mencari-cari
pengetahuan, kebijakan sampai ke ujung dunia, lebih baik kita fokus pada diri sendiri menjadi
teladan bagi diri sendiri dan orang lain.
Jangan Menyesali Pikiran di Masa lalu
Tujuan ajaran Buddha adalah menerapkan ajaran – ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari
dan mengembangkan fungsi kehidupan seperti, cinta murni
Jika kita terus menyesal, maka tidak dapat berkonsentrasi pada saat ini
Cerita Kodok dan Ular
Mencari sesuatu di luar jangkauan kita -- Gagal – back to nature
Kita dapat melihat orang lain dengan jelas tapi kita tidak bisa melihat muka kita sendiri
Ajaran Buddha yang paling dekat / nyata adalah membantu orang yang tidak mampu
Sharing Ari Sx
Penyesalan akan terjadi jika sesuatu tidak sesuai dengan keinginan kita. Tetapi kalau kita terus larut
dalam penyesalan itu juga tidak ada menfaatnya. Yang terpenting adalah kita dapat menjadikannya
pelajaran dan memperbaiki apa yang telah dilakukan.
Sharing Alex Sx
Kita Harus memahami pikiran Buddha. Tapi kita juga harus menjadikan pikiran kita Smart (cerdas).
Kita boleh berbuat kebajikan, tapi harus juga pikirkan untuk masa depan. Dalam Keadaan financial
yang cukup, biasanya orang dapat melakukkan kebajikan. Contoh, Sorang biksu yang tidak
memikirkan financial, kemungkinan akan lebih banyak kesempatan untuk berbuat baik. Dan untuk
yang masih muda harus memikirkan juga rencana kedepan untuk masa depan. Kita harus berpikir
cerdas agar kehidupan sejahtera.
Penutup :
Acara bedah buku ditutup dengan Shou yu “Dunia Bersih” oleh semua peserta bedah buku.
Catatan :
Terima kasih kepada semua perserta bedah buku Kp Palembang yang hadir dan saling
berbagi pikiran, pendapat tentang tema bedah buku.
Kepada Herman The Shixiong yang telah memandu acara bedah buku ini
Kepada Pani Shixiong yang telah membantu dalam mendokumentasikan acara dengan
kamera foto
Kepada Hendra Gunawan Shixiong yang telah mendokumentasikan acara dengan kamera
video
Kepada Darman Sx yang telah membantu persiapan acara dan membantu menyediakan
makanan snack ringan
Dan kepada shixiong dan shijie lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu
Gan en 感恩