Anda di halaman 1dari 5

INTISARI Bedah Buku 20 Kesulitan Dalam Kehidupan, Bab 17, “

Sulit Untuk Melihat Hakikat Diri dan Mempelajari kebenaran”,


Dipandu sharing oleh Herman The Shixiong
Kegiatan : Bedah Buku 20 Kesulitan Dalam Kehidupan, Xie li KP Palembang

Tema : Sulit Untuk Melihat Hakikat Diri dan Mempelajari Kebenaran

Sharing oleh : Herman The Shixiong

Intisari Oleh : Fifi Oktaviani Shijie dan Septiani Sofijan Shijie

Waktu : 13 Maret 2014, Jam 19.00 – 20.45 WIB

Jumlah Peserta : 37 orang

Lokasi : Kantor Penghubung Palembang, Jalan Radial Kompleks Ilir Barat Permai D1 no. 19-
20

Tepat pukul 19.00 acara bedah buku dimulai, Acara diawali dengan memberikan
penghormatan kepada Master Cheng Yen sebanyak 3(tiga) kali, Pembacaan 10 (sepuluh) sila Tzu chi
dan menyanyikan lagu “ 就是現在 ”” Jiu shi xian zai”. Dilanjutkan dengan perkenalan dari
beberapa perserta bedah buku yang baru pertama mengikuti kegiatan bedah buku kali ini. Setelah
itu pembacaan buku 20 Kesulitan dalam kehidupan bab 17 “Sulit Untuk Melihat Hakikat Diri dan
Mempelajari Kebenaran” oleh masing-masing perserta per satu sub bab.

Setelah pembacaan buku, Herman The Sx menjelaskan betapa pentingnya kita mengikuti
kegiatan bedah buku dan sering melakukan sharing, sehingga kegiatan – kegiatan yang dilakukan
memiliki arah yang benar dan tidak mudah terpengaruh oleh keadaan luar. Sebagai pembuka
Sharing Herman The Sx menyampaikan beberapa point penting dalam bab 17, sebagai berikut :

Sulit Untuk Melihat Hakikat diri dan Mempelajari Kebenaran “见性学道难”

 道 dào = kebenaran / hakikat diri


 Banyak orang tidak memahami kebenaran
Yang menyebabkan orang tidak/sulit memahami kebenaran, karena satu alasannya yaitu
mereka tidak tekun.

Sifat alami Buddha ada di dalam, bukan di luar


 Anak dari negara Yen belajar cara berjalan di negara Chao
 Cara alami kita berjalan sama dengan sifat Buddha
Namun saat kita melepaskan sifat alami kita dan mempelajari sifat lain, kita menjadi lupa
dengan sifat alami dalam diri sendiri.
 Sifat alami Buddha ada di dalam diri sendiri. (Buddha sendiri memiliki arti yang sadar)
 Permainan “ 2 Orang 3 Kaki “
Tidak penting siapa yang menang, yang penting bersentuhan dengan sifat alami kita = ketawa
dan menikmati.

Sharing Sharif Dayan Sx

Saya sependapat bahwa nilai asli alami kita sudah ada dalam diri kita sendiri. Menurut pengalaman
saya, lingkungan sekitar dimana kita bergaul itu ikut mempengaruhi dan membantu mengangkat
sifat asli kita keluar. Saya dulu sangat senang sekali menonton film Startrek, ada satu tokoh yang
sangat saya kagumi. Dia tidak mudah terpancing emosi. Dari tokoh film ini memicu saya untuk lebih
mengendalikan emosi. Sifat mengendalikan emosi terikat dengan orang lain, membuat saya menjadi
adil kepada orang lain maupun pada diri saya sendiri.

Sharing Herman The Sx

Walaupun kita mempunyai sifat alami yang sama yaitu baik. Tapi karena kebiasaan dan pengaruh
kondisi luar dapat mempengaruhi sifat alami kita bahkan bisa berubah total.

Menjaga Pikiran Saat Ini


 Kita sering menyesal, “ Kita harus menjaga pikiran saat ini”
 Jika saya dapat menjaga pikiran saat ini, saya tidak akan melakukkan atau mengatakan hal – hal
yang salah atau menjadi malas dan bingung”. Dan tidak akan menyesal
 Menyesal adalah sesuatu yang telah berlalu dan tidak berguna
Bahwa kita harus memegang pikiran kita saat ini.

Sharing Fandi Sx

Menjaga pikiran saat ini, bukan berarti kita tidak boleh berpikir ke depan. Misalnya hari ini kita
mendapat gaji, jika kita hanya memikirkan untuk hari ini, maka kita akan habiskan begitu saja dan
tidak memikirkan untuk masa depan. Ini suatu pemikiran yang salah juga.

Menjaga pikiran saat ini lebih cenderung untuk tidak terngiang-ngiang akan masa depan dan masa
lalu. Misalnya jaman sekarang, banyak anak muda yang “Patah Hati” dan “Galau”. “Patah hati” ini
lebih ke masa lalu dan “galau” ini biasanya memikirkan ke masa depan. Dari pada memikirkan yang
sudah lewat atau tidak pasti, lebih baik kita menjaga pikiran kita dan lebih menyadari apa yang ada
saat ini.

Sharing Hellen Sj

Kita sebaiknya menjaga pikiran saat ini, karena besok itu belum tentu dan yang kemarin dapat
menjadi pembelajaran bagi kita agar saat ini kita menjadi lebih baik. Yang menjadi tugas kita yaitu
tetap menjaga pikiran saat ini agar teatap terkondisi baik.

Sharing Erlina Sj

Saya melihatnya dari bahasa Inggris. Kalau kemarin itu “Past Tense”, dimana apa yang terjadi di
masa lalu dan tidak bisa diubah. “Future Tense”, masa yang akan datang yang kita tidak tahu.
“Present Tense” adalah masa sekarang. Dari arti kata “Present” sendiri adalah hadiah. Jadi hari ini,
saat ini adalah hadiah. Kita bisa seperti saat ini adalah suatu hadiah. Kita tidak bisa mengubah masa
lalu. Masa depan juga kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Tapi kita bisa hidup hari ini adalah
hadiah dari Tuhan.

Sharing Supriadi Marthaen Sx

Yang namanya pikiran itu sifatnya liar. Ini berkaitan dengan sebersit niat baik, misalnya sebersit niat
baik muncul, kalau kita tidak genggam kesempatan itu, maka kesempatan itu akan berlalu dan kita
akan kehilangan kesempatan itu sendiri.

Sharing Herman The Sx

Kita harus genggam saat ini. Jangan menunggu besok-besik atau lusa. Misalnya, saat kita kedatangan
pasien yang butuh bantuan dan harus cepat dibantu. Maka kita harus tanggap dan berpikir saat ini.
Untuk menyelamatkan nyawa orang.

Belajar Ajaran Buddha harus memahami pikiran Buddha


 Setiap makhluk hidup membawa fungsi berdasarkan sifat alami mereka
 Kalau kita belum mengerti diri sendiri, bagaimana mau mengerti sifat alami Buddha?
 Apakah benar pikiran =Buddha = Makhluk hidup
 Apakah benar – benar percaya dan dipraktekan?
Perbuatan alami kita = perbuatan Buddha
 Banyak yang memilih belajar ilmu mistik yang jauh dari sifat alami Buddha

Sharing Erlina Sj

Pada point “Apakah benar – benar percaya dan dipraktekan?”, Ini berkaitan dengan sharing saya tadi
bahwa Sang Buddha mengajarkan apa yang dilakukkan masa lalu itu akan mempengaruhi kehidupan
kita sekarang dan apa yang kita lakukan sekarang akan mempengaruhi kehidupan kita di masa yang
akan datang. Walaupun kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Sharing Herman The Sx

Banyak orang yang ngomong bahwa hatinya seperti hati Buddha, tapi kalau kita lihat perbuatannya
tidak mencerminkan sama sekali. Kalau kita cuma ngomong saja, tapi tidak percaya bagaimana bisa
dipraktekkan. Jika kita percaya harus mempraktekkannya dalam perbuatan. Kalau kita sudah
praktekkan baru bisa tahu apakah sifat/pikiran kita sama seperti Buddha. Salah satu pebuatan yaitu
dengan berbuat banyak kebajikan, kita bisa mempraktekkannya dalam kegiatan – kegiatan di
Yayasan Tzu Chi ini. Memahami pikiran Buddha tidak jauh dari kegiatan-kegiatan Tzu Chi. Kita semua
belajar dan mempraktekkannya dalam kegiatan. Semua yang dilakukkan pun harus benar dan indah
juga.

Sharing Supriadi Marthaen Sx

Ada kata perenungan yang berbunyi, “Kita mencari pelita dimana – mana, lebih baik kita menyalakan
pelita dalam hati kita terlebih dahulu.” Seperti sifat alami Buddha, daripada kita mencari-cari
pengetahuan, kebijakan sampai ke ujung dunia, lebih baik kita fokus pada diri sendiri menjadi
teladan bagi diri sendiri dan orang lain.
Jangan Menyesali Pikiran di Masa lalu
 Tujuan ajaran Buddha adalah menerapkan ajaran – ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari
dan mengembangkan fungsi kehidupan seperti, cinta murni
 Jika kita terus menyesal, maka tidak dapat berkonsentrasi pada saat ini
 Cerita Kodok dan Ular
Mencari sesuatu di luar jangkauan kita -- Gagal – back to nature
Kita dapat melihat orang lain dengan jelas tapi kita tidak bisa melihat muka kita sendiri
 Ajaran Buddha yang paling dekat / nyata adalah membantu orang yang tidak mampu

Sharing Ari Sx

Penyesalan akan terjadi jika sesuatu tidak sesuai dengan keinginan kita. Tetapi kalau kita terus larut
dalam penyesalan itu juga tidak ada menfaatnya. Yang terpenting adalah kita dapat menjadikannya
pelajaran dan memperbaiki apa yang telah dilakukan.

Sharing Alex Sx

Kita Harus memahami pikiran Buddha. Tapi kita juga harus menjadikan pikiran kita Smart (cerdas).
Kita boleh berbuat kebajikan, tapi harus juga pikirkan untuk masa depan. Dalam Keadaan financial
yang cukup, biasanya orang dapat melakukkan kebajikan. Contoh, Sorang biksu yang tidak
memikirkan financial, kemungkinan akan lebih banyak kesempatan untuk berbuat baik. Dan untuk
yang masih muda harus memikirkan juga rencana kedepan untuk masa depan. Kita harus berpikir
cerdas agar kehidupan sejahtera.

Penutup :
Acara bedah buku ditutup dengan Shou yu “Dunia Bersih” oleh semua peserta bedah buku.

Catatan :
 Terima kasih kepada semua perserta bedah buku Kp Palembang yang hadir dan saling
berbagi pikiran, pendapat tentang tema bedah buku.

 Kepada Herman The Shixiong yang telah memandu acara bedah buku ini

 Kepada Pani Shixiong yang telah membantu dalam mendokumentasikan acara dengan
kamera foto

 Kepada Hendra Gunawan Shixiong yang telah mendokumentasikan acara dengan kamera
video

 Kepada Darman Sx yang telah membantu persiapan acara dan membantu menyediakan
makanan snack ringan

 Dan kepada shixiong dan shijie lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu

Gan en 感恩

Anda mungkin juga menyukai