Anda di halaman 1dari 21

REKOMENDASI HIMPUNAN KEDOKTERAN

FETOMATERNAL

PENANGANAN
KEHAMILAN DENGAN
COVID-19
I Wayan Artana Putra
FOKUS :
Pencegahan serta pemutusan rantai
penularan pada ibu, bayi dan tenaga
kesehatan saat kehamilan maupun
persalinan.

Mencegah morbiditas dan mortalitas maternal.


SKRIINING

Belum ada skriiining test yang Ideal


• Rapid Test
• RT-PCR

FALSE POSITIVE
SKRIINING

• Screening all persons at the first


point of contact with the health
system in order to identify
individuals that have suspected or
confirmed COVID-19.
• All pregnant women with history
of contact with a person with
confirmed COVID-19 be carefully
monitored.
SKRIINING
Layanan Pemeriksaan
Kehamilan (ANC):
1. Pemeriksaan rapid test dilakukan kepada
Ibu hamil setiap kali berkunjung
2. Ibu hamil dengan hasil skrining rapid test
positif atau terkonfirmasi COVID-19 atau
didiagnosa PDP dilayani oleh dokter yang
WAJIB menggunakan APD level-2.
3. Ibu hamil dengan hasil skrining rapid test
positif, jika memungkinkan dilakukan
pengambilan spesimen dan pemeriksaan
PCR, serta penetapan statusnya
(OTG/ODP/PDP atau non-COVID-19).
Trimester pertama
• Dilakukan skrining faktor risiko (HIV,
sifilis, Hepatitis B).
• Jika kunjungan pertama ke bidan,
maka setelah ANC dilakukan maka ibu
hamil kemudian diberi rujukan untuk
pemeriksaan oleh dokter.
• USG konfirmasi
Trimester kedua

• Pemeriksaan antenatal dapat


dilakukan melalui tele konsultasi
klinis (SEHATI tele-CTG, Halodoc,
Alodoc, Teman Bumil)
• Edukasi berkelanjutan melalui SMS
Bunda, kecuali dijumpai keluhan
atau kondisi gawat darurat.
• Laboratorium & USG bila diperlukan
• Ibu hamil diminta mempelajari buku KIA
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari termasuk mengenali tanda bahaya.
• Jika ada tanda bahaya ibu harus segera
memeriksakan diri ke RS
Trimester ketiga (usia kehamilan 37 minggu ke atas)
• Pemeriksaan antenatal HARUS DILAKUKAN untuk
menyiapkan proses persalinan.

• Kondisi gawat darurat:


mual-muntah hebat, perdarahan banyak, gerakan janin
berkurang, ketuban pecah,nyeri kepala hebat, tekanan darah
tinggi, kontraksi berulang, dan kejang.
• Diabetes mellitus gestasional, pre eklampsia berat,
pertumbuhan janin terhambat, dan ibu hamil dengan
penyakit penyerta lainnya atau riwayat obstetri buruk.
Pemberian kortikosteroid untuk
pematangan paru pada kehamilan
preterm bila ibu merupakan pasien
dalam pengawasan (PDP) atau
pasien terkonfirmasi Covid 19.
• Screen Shot 2020-06-25 at 23.39.20
2. Pertolongan persalinan

• Dilaksanakan di fasilitas pelayanan


kesehatan
• Menurunkan risiko penularan terhadapp
tenaga kesehatan serta mencegah
morbiditas dan mortalitas maternal.
• Risiko penularan tinggi, mengingat 13.7%
ibu hamil tanpa gejala bisa menunjukkan
hasil pemeriksaan PCR Covid 19 yang
positif
1. Rapid test wajib dilakukan pada ibu hamil sebelum
bersalin
2. Ibu hamil in-partu dengan hasil skrining rapid test positif
tetap dilakukan pengambilan spesimen dan
pemeriksaan PCR, serta penetapan statusnya
(OTG/ODP/PDP atau non-COVID-19).
3. Persalinan per vaginam dengan rapid test negatif DAN
tidak didiagnosa sebagai ODP/PDP dilayani oleh
bidan/dokter menggunakan APD level-2
4. Persalinan per vaginam dengan rapid test positif ATAU
terkonfirmasi COVID-19 ATAU telah didiagnosa
OTG/ODP/PDP dilayani oleh dokter yang WAJIB
menggunakan APD level-3
5. Persalinan Sectio Cesaria (per abdominam), penolong
persalinan menggunakan APD level 3 tanpa melihat
status COVID-19
Rekomendasi utama pertolongan persalinan
pada PDP atau pasien terkonfirmasi Covid
19 adalah SEKSIO SESAREA dengan syarat
sebagai berikut:
• Dilakukan di kamar operasi yang memiliki
tekanan negatif.
• Tim operasi menggunakan alat pelindung diri
sesuai dengan level 3.
Bila tidak terdapat fasilitas kamar pembedahan yang
memenuhi syarat, proses persalinan pada PDP atau pasien
terkonfirmasi Covid 19 dapat dilakukan dengan alternatif
sebagai berikut :

Seksio sesarea dapat dilaksanakan


dengan melakukan modifikasi kamar bedah
(seperti mematikan AC atau modifikasi lainnya
yang memungkinkan).
Pertolongan Persalinan

• delivery chamber
• Menggunakan alat pelindung
diri sesuai level 3.
• Semua tindakan persalinan
dilaksanakan dengan terlebih dahulu
melakukan pemberian informed
consent yang jelas kepada pasien dan
atau keluarga.
• WHO recommends that induction
of labour and caesarean section
should only be undertaken when
medically justified and based on
maternal and fetal condition.
• COVID-19 positive status alone is
not an indication for caesarean
section.
Pasca persalinan
• Untuk ibu yang ingin tetap menyusui, tindakan
pencegahan harus diambil untuk membatasi
penyebaran virus ke bayi:
• Mencuci tangan sebelum menyentuh bayi dan payudara
• Mengenakan masker dan face shield selama menyusui.
• Membersihkan pompa ASI segera setelah penggunaan.
• Pertimbangkan untuk meminta bantuan seseorang dengan
kondisi yang sehat untuk memberikan ASI.
• Ibu harus didorong untuk memerah ASI (manual atau
elektrik), sehingga bayi dapat menerima manfaat ASI dan
untuk menjaga persediaan ASI agar proses menyusui dapat
berlanjut setelah ibu dan bayi disatukan.
• Bayi dirawat di ruang isolasi, tidak boleh rawat
gabung.
• Pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
pasca persalinan tetap dapat dilakukan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai