I. Pendahuluan
Masa remaja adalah masa yang sangat rentang dengan berbagai permasalahan
baik masalah pribadi, belajar, sosial dan karir. Permasalahan remaja tidak hanya
menjadi tanggungjawab keluarga tetapi juga tanggungjawab sekolah sebagai lembaga pendidi
kan formal. Salah satu unit penanganan masalah siswa di sekolah adalah unit
pelayanan bimbingan konseling yang memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam pola
pembentukan karakter dan perilaku sukses saat belajar di sekolah. Namun demikian masih
sedikit siswa (remaja) memanfaatkan jasa bimbingan dan konseling di sekolah untuk
membantu menyelesaikan masalahnya maupun mengembangkan potensi dirinya.
Remaja Indonesia dengan jumlah yang mencapai 42,2 juta (proyeksi tahun 2002) atau
sekitar 20% dari populasi mendapat banyak hambatan atau masalah yang biasanya muncul
dalam bentuk perilaku yang berisiko terhadap kesehatannya. Perilaku berisiko yang
mempengaruhi masalah kesehatan remaja meliputi tumbuh kembang (perubahan fisik dan
psikososial), gizi, penyalahgunaan NAPZA, dan kesehatan reproduksi termasuk IMS/ISR dan
HIV/AIDS.
Upaya kementrian Kesehatan RI untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut
dilakukan melalui pendekatan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di puskesmas.
Mengingat jumlah remaja cukup besar dengan permasalahan yang kompleks serta berdampak
sangat besar terhadap kualitas hidup bangsa, maka pengembangan PKPR di setiap puskesmas
tidak dapat ditunda lagi.
Konseling kesehatan remaja merupakan kegiatan yangmewakili pelayanan kesehatan
peduli remaja (PKPR),yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan remaja dan
meningkatkan daya tahan remaja terhadap berbagai masalah yang dialaminya sehingga
mereka mampu memelihara kesehatan dan terhindar dari perilaku beresiko.
II. Peserta
Peserta pada kegiatan pembentukan konselor sebaya di ikuti oleh 40 orang remaja .
III. Narasumber
Nuning Setiyoningsih,S.Tr.Keb
Eti Yuni Susanti,Amd.keb
Tantari Ayu Gianti,Amd.Keb
Nuning Setiyoningsih,S.Tr.Keb
NIP. 197511052002122004