Anda di halaman 1dari 9

2015

LSP FARMASI INDONESIA

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI


KUALIFIKASI NASIONAL SERTIFIKAT II
BIDANG KESEHATAN KEAHLIAN FARMASI

Skema sertifikasi kompetensi ini adalah skema sertifikasi kualifikasi nasional yang
disusun mengacu kepada Standar Kompetensi Nasional (SKN) bidang Farmasi yang
ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan kebudayaan RI, Skema Sertifikasi
Kualifikasi Nasional Sertifikat Bidang II bidang Kesehatan Keahlian Farmasi
dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi untuk memenuhi permintaan dan
kebutuhan Pelayanan Kesehatan di bidang Farmasi yang digunakan dalam
memastikan dan memelihara kompetensi Kualifikasi II bidang Farmasi dan sebagai
acuan bagi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) FARMASI INDONESIA dan assesor
kompetensi dalam melakukan proses assesmen kompetensi Kualifikasi II bidang
No.01/SS/LSPFI/09.15
SKEMA SERTIFIKASI KUALIFIKASI II BIDANG FARMASI

Farmasi .

Ditetapkan tanggal: Disahkan tanggal :


Oleh: oleh

Ketua Komite Skema Ketua LSP Farmasi Indonesia

Nomor Dokumen : 01/SS/LSPFI/09.15


Nomor Salinan :0
Status Distribusi :
Terkendali
Tak terkendali

2
No.01/SS/LSPFI/09.15
SKEMA SERTIFIKASI KUALIFIKASI II BIDANG FARMASI

1. LATAR BELAKANG
Tuntutan pelayanan farmasi serta pasar bebas ASEAN terhadap kebutuhan dan pemenuhan tenaga
Kualifikasi II bidang Farmasi yang mengharuskan memiliki sertifikat kompetensi dalam melaksanakan
tugasnya. Skema ini ditujukan untuk memenuhi tuntutan peraturan perundang undangan
yang menyatakan bahwa peserta didik berhak memiliki 2 sertifikat yaitu ijazah dan
sertifikat kompetensi serta menyelaraskan dan menyandingkan antara luaran pembelajaran
dengan kebutuhan tenaga Farmasi.

Untuk menjamin pelayanan yang aman dan berkualitas, maka perlu ditetapkan Skema
Sertifikasi Kompetensi Kualifikasi Nasional Sertifikat II Bidang Kesehatan Keahlian
Farmasi.

2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI


2.1. Kompetensi tenaga Kualifikasi II bidang Farmasi di lingkungan Rumah sakit, apotek, toko obat,
puskesmas, pedagang besar farmasi, dan gudang farmasi.
2.2. Lingkup Pengguna
Skema sertifikasi ini ditujukan untuk peserta didik SMK Farmasi.

3. TUJUAN

3.1 Memastikan kompetensi tenaga Kualifikasi II bidang Farmasi dalam pekerjaan kefarmasian.
3.2 Menjadi acuan bagi LSP FARMASI INDONESIA dan Asesor untuk melakukan sertifikasi

4. ACUAN NORMATIF
4.1. Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4.2. Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bagian Ketiga Pasal 61
4.3. Undang-undang RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4.4. Undang-undang RI No.36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
4.5. Peraturan Pemerintah nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
4.6. Permenkes No.889/Menkes/per/v/2011 Tentang Registrasi, Ijin Praktik, dan Ijin Kerja Tenaga
Kefarmasian
4.7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional
4.8. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 46 tahun 2013 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
4.9. Standar Kompetensi Nasional (SKN)
4.10. Certified II in Pharmacy Community Australia

3
No.01/SS/LSPFI/09.15
SKEMA SERTIFIKASI KUALIFIKASI II BIDANG FARMASI

5. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI


5.1. Jenis Kemasan : KKNI /OKUPASI NASIONAL / KLASTER
5.2. Jenis Skema : Sertifikat II Bidang Farmasi
5.3. Rincian Unit Kompetensi atau Uraian Tugas

NO KODE UNIT JUDUL UNIT


1 FAR.FK01.007.01 Menyiapkan dan meracik sediaan farmasi
2 FAR.FK01.008.01 Menulis etiket dan menempelkannya pada kemasan sediaan farmasi
3 FAR.FK01.009.01 Menulis Copy Resep
4 FAR.FK01.012.01 Membuat sediaan obat guna keperluan/persediaan di apotik
5 FAR.RS01.008.01 Menyiapkan keperluan sediaan non steril di RS sederhana
6 FAR.FK01.001.01 Mencatat kebutuhan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
7 FAR.FK01.002.01 Memesan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
8 FAR.FK01.003.01 Menerima Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan
9 FAR.FK.01.004.01 Menyimpan Sediaan Farmasi Dan Perbekalan Kesehatan
Melakukan administrasi dokumen-dokumen sediaan farmasi dan
10 FAR.FK01.005.01
perbekalan kesehatan
11 FAR.FK01.006.01 Menghitung/kalkulasi biaya obat dan perbekalan kesehatan
Memberikan pelayanan obat bebas, bebas terbatas dan perbekalan
12 FAR.FK01.011.01
kesehatan
13 FAR.FK02.002.01 Melakukan Pengadaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan
Melakukan pencatatan dan dokumentasi perencanaan pengadaan
14 FAR.RS01.001.01
sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
15 FAR.RS01.004.01 Melakukan penerimaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
16 FAR.RS01.005.01 Melakukan penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
Mendistribusikan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan dari
17 FAR.RS01.006.01
gudang Rumah Sakit (RS)
18 FAR.RS02.003.01 Melakukan penerimaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
19 FAR.RS02.005.01 Melakukan distribusi sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
20 FAR.FK01.013.01 Bekomunikasi dengan orang lain

4
No.01/SS/LSPFI/09.15
SKEMA SERTIFIKASI KUALIFIKASI II BIDANG FARMASI

6. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI


6.1 Pemohon terdaftar sebagai peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang bersangkutan
6.2 Pemohon telah memperoleh materi pembelajaran berkaitan dengan unit-unit kompetensi yang
tercantum dalam paket unit kompetensi Kualifikasi II bidang Farmasi.
6.3 Telah mengikuti Praktek Kerja Industri (Prakerin) sesuai dengan yang disyaratkan untuk unit kompetensi
tertentu
6.4 Pemohon memperoleh rekomendasi dari Kepala Sekolah atas usulan Ketua Paket Keahlian.

7. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT


7.1. Hak Pemohon
7.1.1 Mendapatkan informasi yang berkaitan dengan sertifikasi
7.1.2 Pemohon dapat mengajukan uji kompetensi berdasarkan Kualifikasi.
7.1.3 Pemohon berhak mengikuti uji kompetensi untuk seluruh unit kompetensi Kualifikasi II bidang
Farmasi yang diselenggarakan oleh LSP FARMASI INDONESIA secara bertahap sesuai dengan
yang ditentukan oleh LSP FARMASI INDONESIA
7.1.4 Pemohon yang dinyatakan kompeten dalam asesmen pada beberapa unit kompetensi (bukan
seluruh unit) berdasarkan Kualifikasi II bidang Farmasi berhak mendapatkan surat keterangan
(skill passport) untuk unit-unit yang dinyatakan kompeten
7.1.5 Pemohon yang belum kompeten pada unit kompetensi yang diujikan berhak melakukan uji
kompetensi ulang.
7.1.6 Pemohon yang dinyatakan kompeten dalam asesmen pada seluruh unit kompetensi berdasarkan
Kualifikasi II bidang Farmasi berhak memperoleh sertifikat kompetensi (certificate of
competence).

7.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat


7.2.1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan lingkup sertifikat kompetensi dan tetap memelihara
kompetensi yang dimiliki.
7.2.2. Menjaga nama baik LSP FARMASI INDONESIA
7.2.3. Menjaga hubungan baik dengan surveilan LSP FARMASI INDONESIA

8. BIAYA SERTIFIKASI
8.1 Biaya uji dan sertifikasi kompetensi sebesar Rp. 400.000
8.2 Biaya yang diperoleh berasal dari dana pemerintah atau sumber lain yang tidak mengikat

5
No.01/SS/LSPFI/09.15
SKEMA SERTIFIKASI KUALIFIKASI II BIDANG FARMASI

9. PROSES SERTIFIKASI
9.1. Persyaratan Pendaftaran :
9.1.1. Pemohon telah memahami proses Asesmen atau Uji Kompetensi sesuai dengan skema yang
telah ditetapkan oleh LSP FARMASI INDONESIA
9.1.2. Pemohon mengisi formulir pendaftaran sertifikasi (APL 01)
9.1.3. Pemohon mengisi formulir Asesmen Mandiri (APL 02) dengan dilengkapi bukti-bukti
pendukung, antara lain:
a. Melampirkan Fotokopi identitas diri KTP/SIM atau identitas lain yang masih berlaku.
b. Melampirkan Foto kegiatan dalam rangka pencapaian kompetensi
c. Melampirkan Fotokopi Raport dan log book
d. Melampirkan Sertifikat / Surat Keterangan yang berkaitan dengan kompetensi baik
yang diperoleh secara akademik maupun non akademik
e. Melampirkan Surat Rekomendasi dari Kepala SMK

9.2. Proses Asesmen


9.2.1. LSP FARMASI INDONESIA menugaskan Assesor untuk melaksanakan asesmen
9.2.2. Calon Asesi mengisi form APL 01 (Formulir Permohonan Sertifikat
Kompetensi) dan form APL 02 (Asesmen Mandiri)
9.2.3. Asesor melakukan Pra Asesmen terhadap Asesi meliputi :
a. Asesor melakukan pengkajian APL 01, APL -02 dan kelengkapan bukti
yang disampaikan oleh Asesi.
b. Asesor menyampaikan penjelasan kepada Asesi tentang proses
pelaksanaan Asesmen
c. Asesi menyepakati proses yang dijelaskan oleh asesor
d. Asesor merekomendasikan Asesi untuk mengikuti proses asesmen
selanjutnya, setelah Asesi dinyatakan telah memenuhi syarat atau
asesmen tidak dilanjutkan .
9.2.4. Asesor melaksanakan asesmen terhadap Asesi sesuai dengan unit
kompetensi yang diujikan pada Tempat Uji kompetensi (TUK) yang telah
disepakati.
9.2.5. Untuk unit kompetensi yang dinyatakan lulus uji kompetensi dalam periode 2
tahun (kelas X yang tertulis dalam logbook) pada kelas XII akan dilakukan
asesmen dengan metode profisiensi (wawancara dan/atau tertulis)
9.2.6. Persyaratan asesor kompetensi sebagai berikut:
a. Memiliki sertifikat asesor kompetensi dibidang metodelogi pengujian yang
diterbitkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

6
No.01/SS/LSPFI/09.15
SKEMA SERTIFIKASI KUALIFIKASI II BIDANG FARMASI

b. Disarankan memiliki Sertifikat Kompetensi dibidang Farmasi yang


diterbitkan oleh institusi yang berwenang
c. Memiliki pengalaman kerja di bidang farmasi baik sebagai praktisi atau
akademisi.
d. Mampu berbuat dan bersikap independen, jujur, dan berintegritas dalam
menjalankan kegiatan sertifikasi.
e. Memiliki Surat Tugas dari Ketua LSP FARMASI INDONESIA
9.3. Proses Uji Kompetensi
9.3.1. Uji kompetensi dilakukan dengan carai:
a. Uji Praktek
b. Uji teori (tertulis)
c. Wawancara
9.3.2. Asesor kompetensi yang ditugaskan oleh LSP FARMASI INDONESIA melaksanakan uji
kompetensi dan menyerahkan hasil asesmen kepada LSP FARMASI INDONESIA

9.4. Keputusan Sertifikasi


9.4.1. LSP menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan oleh assessor selama proses
sertifikasi mencukupi untuk:
a. mengambil keputusan sertifikasi;
b. melakukan penelusuran apabila terjadi banding
9.4.2. Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh komite teknis yang
ditetapkan oleh ketua LSP FARMASI INDONESIA berdasarkan rekomendasi dan
informasi yang dikumpulkan oleh asesor kompetensi melalui proses sertifikasi.
9.4.3. Personil yang membuat keputusan sertifikasi tidak ikut serta dalam pelaksanaan
asesmen dan uji kompetensi
9.4.4. Personil yang membuat keputusan sertifikasi memiliki pengetahuan yang cukup
dan pengalaman proses sertifikasi untuk menentukan apakah persyaratan
sertifikasi telah dipenuhi.
9.4.5. Sertifikat tidak diserahkan sebelum seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi.
9.4.6. LSP menerbitkan sertifikat kompetensi kepada semua yang telah berhak
menerima sertifikat dalam bentuk surat dan/atau kartu, yang ditandatangani dan
disahkan oleh personil yang ditunjuk Ketua LSP FARMASI INDONESIA

7
No.01/SS/LSPFI/09.15
SKEMA SERTIFIKASI KUALIFIKASI II BIDANG FARMASI

9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat


9.5.1. Pembekuan sertifikat akan dilakukan oleh LSP FARMASI INDONESIA apabila
pemegang sertifikat menyalahgunakan penggunaan sertifikat diluar kewenangan
atau telah melewati masa berlaku sertifikat kompetensi.
9.5.2. Sertifikat kompetensi dicabut jika melakukan tindakan pidana yang merugikan orang lain/ Badan,
baik secara finansial, maupun non finansial

9.6. Pemeliharaan Sertifikasi


Untuk memelihara kompetensi pemegang sertifikat kompetensi, LSP FARMASI
INDONESIA melakukan survailen setiap 1 tahun melalui salah satu kegiatan:
a. Evaluasi rekaman kegiatan kerja harian melalui logbook.
b. Evaluasi hasil pekerjaan yang dilakukan

9.7. Penggunaan Sertifikat


Penggunaan sertifikat profesi yang disertifikasi harus menandatangani persetujuan
untuk:
a. memenuhi ketentuan skema sertifikasi;
b. menyatakan bahwa sertifikasinya hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi
yang diberikan;
c. tidak menyalahgunakan sertifikasi yang dapat merugikan LSP dan tidak
memberikan persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP
dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah;
d. menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan
sertifikasi yang memuat acuan LSP setelah dibekukan atau dicabut sertifikasinya
serta mengembalikan sertifikat kepada LSP yang menerbitkannya, dan tidak
menyalahgunakan sertifikat kompetensi.

9.8. Banding
Banding merupakan proses pengajuan pengaduan dari Asesi mengenai ketidakpuasan terkait
pelaksanaan uji kompetensi maupun hasil uji kompetensi yang telah dilaksanakan.
Proses pengajuan banding, yaitu:
a. Asesi mengisi formulir Banding dan menyerahkan ke Sekretariat LSP FARMASI
INDONESIA

8
No.01/SS/LSPFI/09.15
SKEMA SERTIFIKASI KUALIFIKASI II BIDANG FARMASI

b. Sekretariat LSP FARMASI INDONESIA menerima surat pengaduan dari peserta uji mengenai
ketidakpuasan pelaksanaan sertifikasi baik pada tahap keputusan peserta sertifikasi, tahap
pelaksanaan sertifikasi, dan atau tahap rekomendasi oleh asesor kompetensi.
c. Komite LSP FARMASI INDONESIA melakukan kajian, dan membuat keputusan
terhadap penyelesaian proses banding.
d. Hasil keputusan Komite disampaikan kepada Asesi pemohon banding.

Jakarta, 29 September 2015


Tim Penyusun :
1. Maryani, S.Farm., M.Kes., Apt (Asesor Kompetensi APMFI)
2. R. A. Rogayah Effendy, S.Si., Apt
(Asesor Kompetensi LSP SMKN 7
Bandung)
3. Suseno, S.Si., Apt (Asesor Kompetensi
SMK Farmasi SEKESAL Surabaya)
4. Hadi Kardoko, S.Si., Apt (PT. Kimia Farma (Persero) Tbk)
5. Fitri Adnil, S.Si., Apt (Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia)
6. Jatmiko, S.Si (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia)

Anda mungkin juga menyukai