Anda di halaman 1dari 14

§

2018
LSP-P1 SMK
FR.SKEMA-03

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI


KUALIFIKASI NASIONAL
SERTIFIKAT II
BIDANG KESEHATAN
KEAHLIAN FARMASI
(Skema sertifikasi kompetensi Kualifikasi Nasional Sertifikat II Bidang Kesehatan keahlian
farmasi adalah skema sertifikasi kualifikasi yang disusun mengacu kepada kemasan
kualifikasi II bidang farmasi yang tercantum didalam Standar kompetensi yang ditetapkan
oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Menengah. Skema sertifikasi bidang kesehatan
keahlian farmasi dikembangkan oleh komite skema sertifikasi untuk menjawab permintaan /
kebutuhan/permintaan/ketentuan Asisten farmasi yang digunakan dalam memastikan dan
memelihara kompetensi tenaga asisten farmasi dan sebagai acuan bagi LSP-P1 SMK dan
asesor kompetensi dalam melakukan sertifikasi kompetensi bidang kesehatan keahlian
farmasi)

Ditetapkan tanggal :Juni 2018 Disyahkan tanggal : Juni 2018


Oleh: Oleh

Ayu Puspa Sari, S.Si., Apt. Bowo Widonarso, B.St., S.E.


Ketua Komite Skema Sertifikasi Ketua LSP-P1

NomorDokumen :
LSPSMKBHAKTIKARTINI/06/2018
NomorSalinan :0
StatusDistribusi:
Terkendali
Tak
Terkendali
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KUALIFIKASI NASIONAL
SERTIFIKAT II BIDANG KESEHATAN KEAHLIAN FARMASI

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI


KUALIFIKASI NASIONAL
SERTIFIKAT II
BIDANG KESEHATAN
KEAHLIAN FARMASI

Disahkan di Jakarta

Drs. H. Mustagfirin, MBA Ir. Sumarna F. Abdurrahman, M.Sc


Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Kejuruan (BNSP)
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KUALIFIKASI NASIONAL
SERTIFIKAT II BIDANG KESEHATAN KEAHLIAN FARMASI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas disahkannya dokumen Skema
Sertifikasi Kompetensi Kualifikasi Nasional Sertifikat II Bidang Kesehatan Keahlian
Farmasi yang dapat digunakan sebagai acuan atau rujukan dalam mengembangkan
skema sertifikasi di LSP-P1 SMK Paket Keahlian Farmasi.
Skema Sertifikasi ini disusun berdasarkan Pedoman Badan Nasional Sertifikasi
Profesi (BNSP) nomor 210 tahun 2014 tentang pedoman pengembangan skema
sertifikasi kompetensi.
Skema ini dikembangkan berdasarkan kemasan Sertifikat II Bidang Farmasi yang
telah di sahkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Nomor
………………tentang penetapan Sertifikat II Bidang Farmasi.
Skema Sertifikasi ini menjadi pedoman bagi LSP-P1 SMK Paket Keahlian Farmasi
dalam rangka pelaksanaan sertifikasi bagi peserta didik SMK.
Dengan sertifikasi ini diharapkan lulusan SMK Paket Keahlian Farmasi diakui
kompetensinya secara nasional maupun internasional

Direktur PSMK
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KUALIFIKASI NASIONAL
SERTIFIKAT II BIDANG KESEHATAN KEAHLIAN FARMASI

DAFTAR ISI

1. Latar belakang
2. Ruang lingkup skema sertifikasi
3. Tujuan sertifikasi
4. Acuan normatif
5. Paket/ kemasan Kompetensi
JenIs kemasan : KKNI/ Okupasi nasional/kluster
Rincian Unit Kompetensi / Uraiantugas
6. Persyaratan dasar pemohon sertifikasi
7. Hak pemohon sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat
Hak pemohon
Kewajiban pemegang sertifikat
8. Biaya sertifikasi
9. Proses sertifikasi
Persyaratan pendaftaran
Proses assessment
Proses uji kompetensi
Focus Method Assessment
Keputusan sertifikasi
Pernyataan Pemegang Sertifikat Kompetensi
Pemeliharaan sertifikasi, bila ada
Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat

10. Banding
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KUALIFIKASI NASIONAL
SERTIFIKAT II BIDANG KESEHATAN KEAHLIAN FARMASI

1. LATARBELAKANG
1.1. Untuk menjamin pelayanan kebutuhan dasar manusia yang aman dan
berkualitas bagi masyarakat, maka perlu ditetapkan skema Sertifikasi
Kompetensi Kualifikasi Nasional Sertifikat II Bidang Farmasi.
1.2. Tujuan ditetapkannya skema sertifikasi ini sebagai berikut:
1.2.1. Dapat digunakan sebagai acuan dalam uji kompetensi lulusan
pendidikan SMK Paket Keahlian Farmasi untuk pekerjaan bidang
Farmasi.
1.2.2. Untuk memenuhi tuntutan peraturan perundang-undangan yang
menyatakan bahwa asesi berhak memiliki 2 sertifikat yaitu ijasah
dan sertifikat kompetensi; Undang-undang Sisdiknas, Undang-
undang konstruksi.
1.2.3. Untuk menyelaraskan dan mengintegrasikan antara hasil
pembelajaran dengan kebutuhan industri.
1.2.4. Untuk harmonisasi rekognisi kompetensi secara nasional dan
internasional.

2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI


Skema Sertifikasi Kompetensi Kualifikasi Nasional Sertifikat II Bidang
Kesehatan, ruang lingkupnya sebagai berikut:
2.1. Bidang : Kesehatan
2.2. Lingkup Penggunaan :
2.2.1. Farmasi

3. TUJUAN SERTIFIKASI
3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi lulusan SMK bidang kesehatan
keahlian Farmasi sesuai dengan tuntutan industri, profesi, konsumen/pasar;
3.2. Sebagai acuan bagi LSP dan Asesor dalam rangka pelaksanaan sertifikasi
kompetensi;
3.3. Untuk memastikan bahwa proses sertifikasi dilakukan dengan mengunakan
standar yang ditetapkan.
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KUALIFIKASI NASIONAL
SERTIFIKAT II BIDANG KESEHATAN KEAHLIAN FARMASI

4. ACUAN NORMATIF
4.1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4.2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
4.3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerja Kefarmasian
4.5. Permenkes No. 889/Menkes/per/V/2011 tentang Registrasi, Ijin Praktik dan
Ijin Kerja Tenaga Kefarmasian
4.6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
4.7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang
Sistem Pelatihan Kerja Nasional
4.8. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
4.9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
4.10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2012 tentang Sistem Standarisasi Kompetensi Kerja
Nasional
4.11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah
4.12. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 46 Tahun 2013 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan
4.13. Peraturan Menteri Kesehatan No.80 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan Asisten Tenaga Kesehatan

5. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI


5.1. Jenis Kemasan : Kualifikasi
5.2. Jenis Skema : Sertifikat II Bidang Farmasi
5.3. Rincian Unit Kompetensi
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KUALIFIKASI NASIONAL
SERTIFIKAT II BIDANG KESEHATAN KEAHLIAN FARMASI

No Kode Unit Unit Kompetensi


1. FAR. FK01.007.01 Menyiapkan dan meracik sediaan farmasi
FAR. FK01.008.01
2. Menulis etiket dan menempelkannya pada kemasan
sediaan farmasi
FAR. FK01.009.01
3. Menulis copy resep
FAR. FK01.012.01
4. Membuat sediaan obat guna keperluan / persediaan di
apotik
FAR. RS01.008.01
5. Menyiapkan keperluan sediaan non steril di RS sederhana
FAR. FK01.001.01
6. Mencatat kebutuhan sediaan farmasi dan perbekalan
Kesehatan
FAR. FK01.002.01
7. Memesan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
FAR. FK01.003.01
8. Menerima sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
FAR. FK01.004.01
9. Menyimpan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
FAR. FK01.005.01
10. Melakukan administrasi dokumen-dokumen sediaan
Farmasi dan perbekalan kesehatan
FAR. FK01.006.01
11. Menghitung/kalkulasi biaya obat dan perbekalan Kesehatan
FAR. FK01.011.01
12. Memberikan pelayanan obat bebas, bebas terbatas dan
perbekalan kesehatan
FAR. FK02.002.01
13. Melakukan pengadaan sediaan farmasi dan perbekalan
Kesehatan
FAR. RS01.001.01
14. Melakukan pencatatan dan dokumentasi perencanaan
Pengadaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
FAR. RS01.004.01
15. Melakukan penerimaan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan
FAR. RS01.005.01
16. Melakukan penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan
FAR. RS01.006.01
17. Mendistribusikan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan dari gudang Rumah Sakit (RS)
FAR. RS02.003.01
18. Melakukan penerimaan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan
FAR. RS02.005.01
19. Melakukan distribusi sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan
FAR. FK01.013.01
20. Berkomunikasi dengan orang lain
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KUALIFIKASI NASIONAL
SERTIFIKAT II BIDANG KESEHATAN KEAHLIAN FARMASI

6. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI

6.1. Terdaftar sebagai peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang
mengembangkan Kompetensi Keahlian Farmasi

6.2. Telah mengikuti mata pelajaran sesuai unit yang tercantum dalam skema

6.3. Setiap unit kompetensi harus mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum)

6.4. Mendapatkan surat rekomendasi dari Ketua Uji Kompetensi dan diketahui
oleh Kepala Sekolah

7. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT


7.1. Hak Pemohon
7.1.1. Mendapatkan informasi yang berkaitandengan sertifikasi
7.1.2. Pemohon atau peserta didik yang dinyatakan kompeten dalam uji
Sertifikasi akan diberikan sertifikat
7.1.3. Pemohon berhak menyatakan banding dan kerahasiaan
7.1.4 Menggunakan sertifikat untuk promosi diri tenaga asisten
kefarmasian
7.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat
7.2.1. Membayar biaya sertifikasi
7.2.2. Melaksanakan keprofesian di bidang Farmasi dengan tetap menjaga
kode etik
7.2.3. Menjaga nama baik LSP-P1 SMK

8. BIAYA SERTIFIKASI
8.1. Struktur biaya pemohon sertifikasi mencakup biaya assessment, dan
administrasi sebesar Rp. 450.000/peserta
8.2. Biaya sertifikasi dapat bersumber dari pemerintah atau sumber lain yang
tidak mengikat

9. PROSES SERTIFIKASI
9.1. Persyaratan Pendaftaran
9.1.1 Pemohon telah memahami proses assessment atau uji kompetensi
sesuai dengan skema yang telah ditetapkan oleh LSP-P1 SMK
9.1.2 Pemohon mengisi formulir permohonan sertifikasi (APL 01) dan
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KUALIFIKASI NASIONAL
SERTIFIKAT II BIDANG KESEHATAN KEAHLIAN FARMASI

mengisi formulir assessment mandiri (APL-02) dan dilengkapi


dengan bukti-bukti pendukung antara lain:
a. Pas foto 4x6 sebanyak 2 lembar
b. Laporan
9.2. Proses Assessment
9.2.1. LSP menugaskan kepada Asesor untuk melaksanakan assessment;
9.2.2. Asesor menyampaikan penjelasan kepada pemohon tentang proses
pelaksanaan assessment
9.2.3. Pemohon menyepakati proses yang dijelaskan oleh Asesor;
9.2.4. Asesor melakukan pengkajian APL 01, APL 02 dan kelengkapan
bukti yang disampaikan oleh Pemohon Kompetensi;
9.2.5. Asesor merekomendasikan proses assessment selanjutnya/tidak
merekomendasikan;
9.2.6. Asesor merekomendasikan hasil uji kompetensi bahwa pemohon
kompetensi telah memenuhi syarat atau belum memenuhi syarat;
9.2.7. Asesor merekomendasikan pemohon kompetensi untuk mengikuti
proses lanjut ke proses selanjutnya;
9.2.8. Bagi pemohon yang sudah kompeten tidak melanjutkan ke proses uji
kompetensi, tetapi bagi pemohon yang belum kompeten melanjutkan
ke proses uji kompetensi
9.2.9. Untuk mata uji yang dinyatakan lulus uji kompetensi dalam periode 2
tahun (kelas XI yang tertulis dalam logbook) pada kelas XII akan
dilakukan assessment dengan metode profisiensi (wawancara
dan/atau tertulis)
9.3. Proses Uji Kompetensi
9.3.1. Uji kompetensi dirancang untuk menilai kompetensi secara praktek,
tertulis, lisan pengamatan atau cara lain yang handal dan objektif,
serta berdasarkan dan konsisten dengan skema sertifikasi;
9.3.2. Uji kompetensi dilaksanakan ditempat uji kompetensi yang
ditetapkan;
9.3.3. Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian Farmasi
diverifikasi atau dikalibrasi secara tepat dan sesuai standar;
9.3.4. Proses uji kompetensi dilaksanakan sesuai dengan yang telah
ditetapkan;
9.3.5. Asesor merekomendasikan kompeten bagi pemohon yang
dinyatakan memenuhi syarat, bagi pemohon yang belum kompeten,
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KUALIFIKASI NASIONAL
SERTIFIKAT II BIDANG KESEHATAN KEAHLIAN FARMASI

asesor dapat merekomendasikan untuk melakukan uji ulang dengan


jadwal yang disepakati.
9.4. Focus Method Assessment
Metode assesment dilakukan dengan cara antara lain:
9.4.1. Rekaman kegiatan kerja/pokja *bukti-bukti fisik);
9.4.2. Konfirmasi keberlangsungan pekerjaan memuaskan dan rekaman
pengalaman kerja;
9.4.3. Uji Tulis;
9.4.4. Praktek (sesuai kriteria dan efisien)
9.4.5. Observasi
9.5. Keputusan Sertifikasi
9.5.1. LSP menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan oleh asesor
selama proses sertifikasi mencukupi untuk:
a. Mengambil keputusan sertifikasi;
b. Melakukan penelusuran apabila terjadi banding
9.5.2. Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh komite
teknis yang ditetapkan oleh ketua LSP-P1 berdasarkan rekomendasi
dan informasi yang dikumpulkan oleh asesor kompetensi melalui
proses sertifikasi;
9.5.3. Personil yang terlibat dalam membuat keputusan sertifikasi memiliki
kompetensi Farmasi dan berpengalaman dalam proses sertifikasi
untuk Farmasi
9.6. Pernyataan Pemegang Sertifikat Profesi
Pemegang sertifikat profesi harus menandatangani persetujuan untuk:
9.6.1. Memenuhi kebutuhan skema sertifikasi;
9.6.2. Menyatakan bahwa sertifikasinya hanya berlaku untuk ruang lingkup
sertifikasi yang diberikan;
9.6.3. Tidak menyalahgunakan sertifikasi yang dapat merugikan LSP dan
tidak memberikan persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi
yang menurut LSP dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah;
9.6.4. Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan
dengan sertifikasi yang memuat acuan LSP setelah dibekukan oleh
dicabutnya sertifikasinya serta mengembalikan sertifikat kepada LSP
yang menerbitkannya dan tidak menyalahgunakan sertifikat
kompetensi
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KUALIFIKASI NASIONAL
SERTIFIKAT II BIDANG KESEHATAN KEAHLIAN FARMASI

9.7. Pemeliharaan Sertifikat (Surveilen)


Untuk memelihara kompetensi pemegang sertifikat kompetensi, LSP
melakukan surveilen yang mencakup:
9.7.1. Patuh dan taat terhadap kode etik profesi
9.7.2. Memperpanjang masa berlaku sertifikat
9.8. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat
9.8.1. Pelanggaran terhadap kode etik profesi
9.8.2. Telah habis masa berlaku sertifikat

10. BANDING
10.1. Peserta dapat melakukan banding jika tidak puas atas keputusan yang
diambil oleh LSP- P1, dengan mengisi formulir banding;
10.2. LSP menetapkan prosedur untuk menerima banding, melakukan kajian dan
membuat keputusan terhadap penyelesaian proses banding;
10.3. Materi yang dapat diajukan untuk proses banding mencakup: pengetahuan,
keterampilan dan sikap;
10.4. LSP akan bertanggung jawab terhadap semua keputusan yang diakibatkan
oleh banding;
10.5. Seluruh proses pengambilan keputusan dilakukan dengan tidak diskriminatif
terhadap pemohon banding;
10.6. LSP menerima banding, dan memberikan laporan kemajuan serta hasil
penanganannya kepada pemohon banding;
10.7. LSP memberitahukan secara resmi hasil keputusan kajian materi banding
kepada pemohon banding
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KUALIFIKASI NASIONAL
SERTIFIKAT II BIDANG KESEHATAN KEAHLIAN FARMASI
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KUALIFIKASI NASIONAL
SERTIFIKAT II BIDANG KESEHATAN KEAHLIAN FARMASI

Anda mungkin juga menyukai