FARMAKOGNOSI
(PRODUKTIF)
Disusun Oleh :
2022
MODUL AJAR
Ekstraksi Farmakognosi
I. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS
Satuan Pendidikan SMK Bakti Assyukur
Guru Mata pelajaran Andyka Putra Maulana A.Md Farm
Jenjang SMK
Mata Pelajaran Farmakognosi (Produktif)
Kelas/Fase/Semester XI/F/Ganjil
Topik Ekstraksi
Alokasi Waktu 2 JP
B. Kompetensi Awal Peserta didik dapat menjelaskan dan
memahami tentang metode Ekstraksi
C. Sarana dan Prasarana Alat tulis, Papan tulis, HP, Internet
D. Target Peserta Didik Siswa dapat menjelaskan tentang pengertian,
macam-macam ekstraksi, dan prinsip instrumen
ekstraksi
E. Model Pembelajaran Diskusi
Kegiatan Inti:
1. Memberikan pertanyaan pemantik
2. Peserta mulai menggali informasi
tentang yang berkaitan dengan
pertanyaan pemantik
3. Peserta didik mulai mengemukakan
tentang informasi yang didapat, dan
menjawab pertanyaan yang sesuai
dengan kapasitas
4. Guru memberikan pengarahan jika ada
yang kurang paham/diluar
kapasitasnya
Penutup:
1. Melakukan refleksi kegiatan
pembelajaran
J. Asesmen
Asesmen Formatif Pertanyaan tertulis diawal tentang ekstraksi
kepada siswa
pertanyaan tertulis di akhir tentang apa yang
diketahui tentang ekstraksi, macam
ekstraksi dan prinsip dari setiap instrumen
ekstraksi
MODUL EKSTRAKSI
A. MATERI PEMBELAJARAN
1. PENGERTIAN EKSTRAKSI
Menurut Departemen Kesehatan RI (2006), ekstraksi adalah proses penarikan
kandungan kimia yang dapat larut dari suatu serbuk simplisia, sehingga terpisah dari
bahan yang tidak dapat larut.
Beberapa metode yang banyak digunakan untuk ekstraksi bahan alam antara lain:
A. Maserasi
B. Refluks
C. Perkolasi
D. Soxhletasi
E. Digesti
F. Infusa
G. Dekok
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang dibuat dengan menyari simplisia
nabati atau hewani menurut cara yang paling cocok, di luar pengaruh cahaya
matahari langsung (Departemen Kesehatan RI, 1979).
Ekstrak berdasarkan sifatnya dapat dibagi menjadi:
1. Ekstrak encer, sediaan yang masih dapat dituang
2. Ekstrak kental, sediaan yang tidak dapat dituang dan memiliki kadar air sampai
30%
3. Ekstrak kering, sediaan yang berbentuk serbuk, dibuat dari ekstrak tumbuhan
yang diperoleh dari penguapan bahan pelarut
4. Ekstrak cair, mengandung simplisia nabati yang mengandung etanol sebagai
bahan pengawet
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam
simplisia.
2. PRINSIP EKSTRAKSI
Prinsip dasar ekstraksi adalah melarutkan senyawa polar dalam pelarut polar dan
senyawa non-polar dalam pelarut non-polar. Serbuk simplisia diekstraksi berturut-
turut dengan pelarut yang berbeda polaritasnya (Harbone, 1996)..
3. METODE EKSTRAKSI
Ekstraksi secara umum dapat digolongkan menjadi dua yaitu ekstraksi padat cair
dan ekstraksi cair-cair. Pada ekstraksi cair-cair, senyawa yang dipisahkan terdapat
dalam campuran yang berupa cairan, sedangkan ekstraksi padat-cair adalah suatu
metode pemisahan senyawa dari campuran yang berupa padatan. Metode ekstraksi
panas merupakan metode ekstraksi yang menggunakan pemanasan dalam
mengekstraksi simplisia dengan pelarut yang lebih sedikit dan waktu yang digunakan
lebih cepat. Metode ekstraksi panas contohnya adalah refluks dan sokletasi.
Metode ekstraksi dingin contohnya adalah maserasi dan perkolasi. Proses ekstraksi
dapat menggunakan 3 jenis pelarut dengan tingkat kepolaran yang berbeda, yaitu n-
heksana (nonpolar), etil asetat (semi polar) dan etanol (polar).
MODUL MASERASI
A. MATERI PEMBELAJARAN
1. PENGERTIAN MASERASI
Maserasi merupakan metode ekstraksi dengan proses perendaman bahan dengan pelarut
yang sesuai dengan senyawa aktif yang akan diambil dengan pemanasan rendah atau
tanpa adanya proses pemanasan. Maserasi merupakan salah satu metode ekstraksi yang
dilakukan melalui perendaman serbuk bahan dalam larutan pengekstrak. Metode ini
digunakan untuk mengekstrak zat aktif yang mudah larut dalam cairan pengekstrak,
tidak mengembang dalam pengekstrak, serta tidak mengandung benzoin. Keuntungan
dari metode ini adalah peralatannya mudah ditemukan dan pengerjaannya sederhana
(Hargono dkk., 1986).
2. PRINSIP MASERASI
Prinsip maserasi diantaranya pengikatan atau pelarutan zat aktif berdasarkan sifat
kelarutannya dalam suatu pelarut (like dissolved like). Langkah kerjanya adalah
merendam simplisia dalam suatu wadah menggunakan pelarut penyari tertentu selama
beberapa hari sambil sesekali diaduk, lalu disaring dan diambil ekstraknya kemudian
dilakukan pengujian.
3. METODE MASERASI
Beberapa variasi metode maserasi, antara lain digesti, maserasi melalui pengadukan
kontinyu, remaserasi, maserasi melingkar, dan maserasi melingkar bertingkat. Digesti
merupakan maserasi menggunakan pemanasan lemah (40-50°C). Maserasi pengadukan
kontinyu merupakan maserasi yang dilakukan pengadukan secara terus-menerus,
misalnya menggunakan shaker, sehingga dapat mengurangi waktu hingga menjadi 6-24
jam. Remaserasi merupakan maserasi yang dilakukan beberapa kali. Maserasi melingkar
merupakan maserasi yang cairan pengekstrak selalu bergerak dan 16 menyebar.
Maserasi melingkar bertingkat merupakan maserasi yang bertujuan untuk mendapatkan
pengekstrakan yang sempurna. Lama maserasi memengaruhi kualitas ekstrak yang akan
diteliti. Lama maserasi pada umumnya adalah 4-10 hari. Jenis pelarut yang digunakan
dalam maserasi adalah etanol 80%, etanol 96%, aseton dan akuades. Rentang waktu
yang digunakan untuk maserasi adalah 24 jam , 48 jam dan 72 jam.(Susanty dan
Bachmid 2016).
A. MATERI PEMBELAJARAN
1. PENGERTIAN PERKOLASI
Perkolasi adalah penyarian dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia
yang telah dibasahi. Alat yang digunakan untuk mengekstraksi disebut perkolator,
dengan ekstrak yang telah dikumpulkan disebut perkolat (Ansel, 1989).
2. PRINSIP PERKOLASI
Prinsip perkolasi adalah serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang
bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah
melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui
sampai mencapai keadaan jenuh.
3. METODE PERKOLASI
Metode perkolasi merupakan metode ektraksi dengan melewatkan pelarut organik pada
sampel sehingga senyawa organik terbawa oleh pelarut (Darwis, 2000). Umumnya,
sampel yang digunakan dalam metode ini dibasahi di dalam sebuah wadah silinder.
Metode perkolasi bisa dibedakan lagi menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis ini muncul
disebabkan karena adanya perbedaan dari proses dan tahapan kerjanya. Beberapa jenis
perkolasi tersebut di antaranya :
1. Perkolasi Biasa
Perkolasi biasa adalah cara yang paling sederhana dan hanya menggunakan satu
perkolator saja dalam prosesnya. Secara umum, langkah-langkahnya diawali dengan
merendam simplisa yang derajat halusnya sudah ditentukan ke dalam penyari.
Setelahnya, barulah dimasukkan ke dalam perkolator. Ekstrak cair terus disari hingga
sempurna. Proses perkolasi ini biasanya dipakai untuk mengambil sari dari zat
tertentu yang khasiatnya keras.
3. Perkolasi Bertingkat
Sesuai namanya, perkolasi ini menggunakan sistem bertingkat. Artinya, ada beberapa
perkolator yang digunakan untuk mempermudah prosesnya. Biasanya, ada tiga
perkolator yang dipakai dan simplisa yang ada pada setiap perkolator tersebut akan
diambil dengan jumlah tertentu. Selanjutnya, simplisa tersebut dipakai sebagai cairan
penyari pada perkolator kedua dan ketiga.
A. MATERI PEMBELAJARAN
1. PENGERTIAN REFLUKS
Refluks merupakan metode ekstraksi dengan bantuan pemanasan dan mampu
mengekstraksi senyawa tahan panas. Refluks adalah teknik distilasi yang melibatkan
kondensasi uap dan berbaliknya kondensat ini ke dalam sistem asalnya. Ini
digunakan dalam distilasi industri dan laboratorium. Pratiwi, 2010; Mohan, 2013).
2. PRINSIP REFLUKS
Prinsip kerja pada metode refluks yaitu penarikan komponen kimia yang dilakukan
dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan
cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor
bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu .
3. METODE REFLUKS
Refluks adalah teknik distilasi yang melibatkan kondensasi uap dan berbaliknya
kondensat ini ke dalam sistem asalnya. Ini digunakan dalam distilasi industri dan
laboratorium. Ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya adalah ekstraksi
berkesinambungan. Bahan yang akan diekstraksi direndam dengan cairan penyari
dalam labu alas bulat yang dilengkapi dengan alat pendingin tegak, lalu dipanaskan
sampai mendidih. Cairan penyari akan menguap, uap tersebut akan diembunkan
dengan pendingin tegak dan akan kembali menyari zat aktif dalam simplisia tersebut.
Ekstraksi ini biasanya dilakukan 3 kali dan setiap kali diekstraksi selama 4 jam
metode refluks menggunakan pelarut etanol 96%. Etanol digunakan sebagai pelarut karena
bersifat universal, polar dan mudah didapat. Etanol 96% dipilih karena selektif, tidak toksik,
absorbsinya baik dan kemampuan penyariannya yang tinggi sehingga dapat menyari
senyawa yang bersifat non-polar, semi polar dan polar. dan dilakukan pada suhu 50C
(Departemen Kesehatan RI, 2006).
MODUL SOHXLETASI
A. MATERI PEMBELAJARAN
1. PENGERTIAN SOHXLETASI
Metode ekstraksi soxhlet adalah metode ekstraksi dengan prinsip pemanasan dan
perendaman sampel. metabolit sekunder yang ada di dalam sitoplasma akan terlarut ke
dalam pelarut organik. Larutan itu kemudian menguap ke atas dan melewati pendingin
udara yang akan mengembunkan uap tersebut menjadi tetesan yang akan terkumpul
kembali. Bila larutan melewati batas lubang pipa samping soxhlet maka akan terjadi
sirkulasi. Sirkulasi yang berulang itulah yang menghasilkan ekstrak yang baik
(Departemen Kesehatan RI, 2006).
2. PRINSIP SOXHLETASI
Prinsip Soxhletasi adalah penyaringan yang berulang-ulang sehingga hasil yang didapat sempurna
dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Pelarut organik dapat menarik senyawa organik dalam
bahan alam secara berulang-ulang.
3. METODE SOXHLETASI
Soxhletasi adalah suatu metode pemisahan komponen yang terdapat dalam sampel padat
dengan cara ekstraksi berulang–ulang dengan pelarut yang sama, sehingga semua
komponen yang diinginkan dalam sampel terisolasi dengan sempurna.
Alat sokletasi dipasang, kemudian serbuk daun kersen 100 gram dibungkus dengan
kertas saring, diikat dengan benang, dimasukkan kedalam labu alas bulat pada soklet.
pelarut yang digunakan adalah n-heksana, etanol dan metanol. Sokletasi dilakukan
pada suhu 70oC sampai tetesan siklus tidak berwarna lagi. Penentuan kadar lemak
menggunakan metode Soxhlet memerlukan waktu ekstraksi antara 4 sampai 6 jam untuk
mencapai 5 - 6 sirkulasi.
A. MATERI PEMBELAJARAN
1. PENGERTIAN SPEKTROFOTOMETRI
Spektrofotometri adalah salah satu metode pengukuran kuantitatif dalam kimia
analisis terhadap sifat refleksi atau transmisi cahaya .. Spektrofotometri merupakan
salah satu metode analisis instrumental yang menggunakan dasar interaksi energI dan
materi. Spektrofotometri dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi suatu larutan
melalui intensitas serapan pada panjang gelombang tertentu.
2. PRINSIP SPEKTROFOTOMETRI
Dalam analisa kimia, pasti selalu ada prinsip kerja yang dimiliki oleh masing-
masing metode. Untuk prinsip kerja Spektrofotometri sendiri, semuanya berdasarkan
hukum Lambert-Beer. Jadi ketika cahaya monokromatik masuk atau melalui sebuah
media yang merupakan larutan, maka ada tiga hasil yang bisa terlihat. Pertama,
sebagian cahaya tersebut akan diserap. Kedua, sebagian cahaya akan dipantulkan
kembali. Ketiga, sebagian cahaya juga akan diteruskan.
Dalam prinsip kerjanya, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar bisa
menghasilkan hasil analisa yang maksimal:
1. Radiasi yang dipakai sudah pasti harus monokromatik
2. Tidak adanya pengaruh molekul lain ketika sinar tersebut diserap oleh larutan
yang juga memiliki molekul lainnya.
3. Radiasi yang diserap oleh sampel tidak akan menimbulkan reaksi kimia apapun
4. Larutan yang diukur harus benar-benar jernih. Hal ini harus dipenuhi agar tidak
adanya hamburan cahaya yang disebabkan partikel-partikel koloid yang ada di
dalam larutan.
5. Konsentrasi analit harus termasuk rendah. Jika tinggi, maka bisa mengganggu
kelinearan dari grafis absorbansi yang beradu dengan konsentrasi.
3. METODE SPEKTROFOTOMETRI
Pembagian spektrofotometer dibagi menjadi empat jenis jika dilihat dari segi
sumber cahaya yang digunakan, yakni: Visible Spektrofotometer atau
Spektrofotometer Vis. Ultra Violet Spektrofotometer atau Spektrofotometer UV.
Spektrofotometer UV-Vis
Adapun cara kerja spektrofotometri diantaranya :
1. Memastikan sumber cahaya bisa berfungsi dengan baik.
2. Arahkan spektrometer tepat di hadapan sumber cahaya.
3. Kalibrasikan spektrometer terlebih dahulu.
4. Letakkan cemin prisma yang akan diukur indeks biasnya.
5. Atur teleskop hingga tampak garis-garis spektrum pada setiap panjang
gelombang.
A. MATERI PEMBELAJARAN
1. PENGERTIAN HPLC
HPLC merupakan alat yang digunakan untuk menentukan berbagai senyawa kimia
dengan metode pemisahan. HPLC adalah kepanjangan High-performance liquid
chromatography atau kadang disebut High-pressure liquid chromatography
(Kromatografi Cair Kinerja Tinggi/KCKT) adalah sebuah teknik analisis untuk
identifikasi zat/senyawa dan memisahkan serta mengukur jumlahnya dalam suatu
larutan campuran. HPLC merupakan tipe kromatografi kolom yang secara luas
digunakan di farmasi. HPLC ini sangat berguna untuk menentukan kadar dan kadar zat
terkait pada obat. Secara umum HPLC digunakan untuk memisahkan komponen zat
dalam obat.
2. PRINSIP HPLC
Prinsip kerja HPLC adalah pemisahan komponen analit berdasarkan kepolarannya, setiap
campuran yang keluar akan terdeteksi dengan detektor dan direkam dalam bentuk
kromatogram. Dimana jumlah peak menyatakan jumlah komponen, sedangkan luas
peak menyatakan konsentrasi komponen dalam campuran
3. KEGUNAAN HPLC
Fungsi HPLC adalah untuk menentukan atau mengukur atau menganalisa kadar bahan aktif pada
suatu sample(obat, makanan atau herbal). Pada beberapa kasus yang berhubungan dengan obat
herbal, alat ini digunakan untuk menentukan marker pada suatu obat herbal.
1. Kelebihan HPLC: – Kerja lebih mudah dengan automasi dalam prosedur analisis dan
pengolahan data. – Volume sampel kecil (dapat menganalisis sampel yang kecil
kuantitasnya). – Mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran dengan
daya pisah tinggi.
A. MATERI PEMBELAJARAN
DAFTAR PUSTAKA
1. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/7816/4/4.%20Chapter%20II.pdf
2. http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/371/3/kti%20eka%20-%20bab%20II.pdf
3. https://ojs.unud.ac.id/index.php/jfu/article/download/17959/11707
4. https://jurnal.polban.ac.id/ojs-3.1.2/kimia/article/download/83/34#:~:text=Sokletasi
%20adalah%20suatu%20metode%20pemisahan,dalam%20sampel%20terisolasi
%20dengan%20sempurna.
5. http://eprints.undip.ac.id/48601/7/BAB_II.pdf
6. https://farmasiindustri.com/industri/prinsip-dan-cara-kerja-hplc.html
7. https://labmart.id/rotary-evaporator-prinsip-kerja-penggunaan-dan-fungsi/
8. https://farmasi.uin-malang.ac.id/rotary-evaporator/