Anda di halaman 1dari 34

1

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat PT. Secure Parking Palembang

Secure Parking didirikan sejak tahun 1979 di Sydney Australia oleh 2 (dua)

bersaudara Garth Mathews & Brett Mathews. Secure Parking kini telah

berkembang dan menjadi perusahaan penyedia jasa pelayanan pengelolaan

perparkiran terbesar di Australia dan Indonesia . Secure Parking menjadi seperti

saat ini karena keinginan untuk selalu menjaga dan memperkuat hubungan

kemitraan melalui setiap aspek pelayanan operasionalnya.

Di Indonesia, Secure Parking telah melayani negeri ini sejak tahun 1992 dan

telah memiliki lokasi parkir dalam operasional sebanyak 400 lokasi yang tersebar

di beberapa kota besar di Indonesia, yakni Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta,

Surabaya, Malang, Medan, Batam, Pekanbaru, Palembang, Manado dan Jambi

dengan total pengelolaan lebih dari 800.000 petak parkir dan didukung oleh lebih

dari 12.000 putra putri Indonesia terpilih & terlatih.

Salah satu kunci sukses Secure Parking hari ini adalah bahwa Secure

Parking menggabungkan teknologi-teknologi terbaru terhadap semua aspek

manajemen perparkiran untuk menjadikan setiap pemilik properti dan para

pengguna jasa parkir menjadi satu tanpa adanya batasan yang digabungkan dalam

suatu program dan fasilitas pelayanan. Dan Secure Parking merupakan satu-
2

satunya perusahaan pengelola jasa perparkiran yang meraih sertifikat ISO

9001:2000 (Systems and Services Certification) untuk Car Park Management

Systems. Secure Parking memupuk dan membina kerjasama yang kokoh dan

dinamik dengan setiap pengelola/pemilik properti yang telah menjadi bagian dari

jaringan Secure Parking untuk secara aktif dan konsisten memelihara dan

meningkatkan kualitas pelayanan di lokasi secara berkesinambungan, serta secara

agresif membentuk program-program pertambahan nilai pelayanan bersinergi

dengan tim pemasaran/promosi dari setiap properti guna memenuhi harapan dan

meningkatkan kepuasan para pengguna jasa parkir.

Sejak 15 tahun berkiprahnya Secure Parking di Indonesia, SPI telah

memupuk jaringan kerjasama yang kuat dan dinamis dengan mengoperasikan

beraneka ragam sarana parkir seperti pusat-pusat perbelanjaan, perkantoran, hotel,

komplek campuran, ruko, rumah sakit, mulai dari lokasi yang kecil hingga lokasi

besar serta didukung oleh para staf training yang handal dan efisien dengan

mengadopsi program-program pelatihan dalam dan luar negeri.

4.1.2. Visi dan Misi PT. Secure Parking Palembang

1. Visi

Menjadi perusahaan parkir termaju dan terkemuka dan mempunyai

reputasi baik di Asia melalui sumber daya manusia yang mempunyai

kompetensi tinggi.

2. Misi
3

Menjalankan bisnis parkir berdasarkan inovasi dan menyelenggarakan

prinsipprinsip operasional yang terbaik, sumber daya manusia yang

kompeten, memiliki hubungan keluar yang baik dengan semua pihak yang

terkait. Konsep-konsep manajemen yang sesuai dengan acuan

internasional.

4.1.3. Struktur Organisasi PT. Secure Parking Palembang

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang

dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/

keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk

mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini

dihubungkan dengan pencapaian instansi yang telah diterapkan sebelumnya.

Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat

diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui

kerja sama dengan koordinasi yang baik, sehingga tujuan instansi dapat dicapai.

Inilah hal menunjukkan bahwa begitu pentingnya rentang manajemen dalam suatu

organisasi. Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan

perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi melaksanakan serangkaian

kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal melalui saluran

tunggal. Keunggulan dari struktur organisasi, antara lain adanya pembagian tugas

yang jelas, koordinasi dapat dilakukan dengan baik, dan keahlian khusus yang

diperlukan dalam melaksanakan tugas tertentu.


4

Untuk melihat struktur organisasi pada PT. Secure Parking Palembang

dapat dilihat pada Gambar dibawah ini:

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT. Secure Parking Palembang

Sumber : PT. Secure Parking Palembang, 2020


5

Berikut ini adalah job description dari setiap unit pada PT. Secure Parking

Palembang:

1. Car Park Manager Tugas Utama

a. Membina seluruh staff untuk dapat bekerja dengan sebaik-baiknya. :

1) Memastikan seluruh staff bekerja sesuai dengan standard pelayanan

perusahaan.

2) Memberikan briefing secara rutin kepada seluruh staff awal / akhir

shift dan melakukan meeting mingguan atau bulanan untuk

mengevaluasi kegiatan operasional.

3) Memberikan training dan memotivasi seluruh staff agar tetap

berkualitas dalam memberikan pelayanan.

4) Selalu memotivasi seluruh staff untuk berorientasi terhadap pelayanan

sesuai dengan visi perusahaan.

5) Mereview performance bawahan secara periodik dengan seobyektif

mungkin.

6) Memastikan Pengawas Pelayanan Parkir berada diareal tugasnya.

7) Memastikan Jadwal Pelayanan Operasional bulanan.

8) Memberikan persetujuan overtime / lembur bila diperlukan (Buat

Surat Perintah Lembur / SPL dan melaporkan ke HRD).

9) Memberikan tindakan terhadap staff yang melakukan pelanggaran

baik pelanggaran berat maupun ringan.

b. Menjaga dan memelihara penampilan lokasi yang dipimpinnya.


6

1) Memastikan lokasi dalam keadaan bersih dan rambu-rambu dalam

keadaan rapih dan bersih.

2) Memastikan seluruh staff selalu ramah tamah / sopan santun dalam

memberikan pelayanan.

3) Memastikan uang di pos maupun di brankas dalam keadaan tersusun

rapih dan aman.

4) Melakukan kontrol pemeliharaan asset perusahaan.

5) Membuat budget kebutuhan lokasi per bulan.

6) Apabila lokasi memerlukan perbaikan maka segera ajukan Permintaan

Pemeliharaan Site (PPS).

7) Menganalisa masalah-masalah insiden yang terjadi di lapangan dan

senantiasa dibuatkan Pos.

8) Mengontrol kemungkinan terjadinya kebocoran income dan berusaha

untuk selalu meningkatkan income.

9) Melakukan kontrol terhadap semua bentuk operasional dengan

aktivitas 90 persen di lapangan dan 10 persen melakukan kegiatan

administrasi di kantor.

10) Memonitor keluhan-keluhan yang sering diterima dengan melakukan

tindakan preventif.

11) Melakukan tindakan antisipasi pengamanan lokasi, asset dan staf

apabila situasi dalam keadaan membahayakan.

12) Menangani keluhan secara profesional sesuai dengan prosedur

perusahaan.
7

2. Pengawas Pelayanan Parkir

a. Bertanggung Jawab Kepada Car Park Manager/Assistent

b. Supervisor bertanggung jawab untuk mengatur, mengontrol dan

meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia

c. Mengecek sistem kerja di pos didalam wilayah tanggung jawabnya guna

memaksimalkan effisiensi

d. Memenuhi standard kebutuhan pelanggan

e. Memberikan briffing kepada SPP/SPL setiap hari pada awal shift

f. Bertanggung jawab dalam melakukan supervisi langsung terhadap kepala

regu yang dibawahinya (serta mampu mensupervisi secara tidak langsung

semua karyawan yang berada di bawah tanggung jawabnya)

g. Bertanggung jawab dalam mencapai tingkat kualitas

h. Bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja dan standard kebersihan

lingkungan kerja (keteraturan/kerapihan lingkungan kerja)

i. Jika terjadi masalah di lokasi pengawas segera mengecek dan

menyelesaikan masalah

j. Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi dan membina kerja

sama team yang solid

k. Bertanggung jawab dalam membuat laporan secara berkala kepada

atasannya atas hasil kerjanya beserta analisa permasalahannya, tindakan–

tindakan perbaikan atas permasalahan tersebut serta batas waktu estimasi

penyelesaian masalah–masalah tersebut secara singkat , padat dan

kongkrit
8

l. Wewenang dalam mendisiplinkan anak buahnya sesuai dengan

kententuan/peraturan yang berlaku di perusahaan.

m. Pada shift II pengawas menginput jumlah pendapatan setiap pos dan

menyususn laporan harian shift

n. Pengawas harus selalu berada di lokasi untuk antisipasi terjadinya

masalah

3. Administrsi Pelayanan Parkir

a. Melakukan kegiatan surat menyurat

1) Membuat surat-surat / memo yang berkaitan dengan seluruh kegiatan

di divisi support baik yang ditujukan pada pihak eksternal maupun

internal perusahaan

b. Melakukan Input Data, Rekap Data dan Dokumentasi

1) Menginput data karyawan baru

2) Menginput dan merekap data absensi (sakit, ijin, alpa),termasuk data

karyawan yang ijin pulang cepat atau datang terlambat.

3) Menginput data-data lembur

4) Menginput data-data hasil penilaian atau hasil evaluasi terhadap

karyawan

5) Mengiput data-data hasil kegiatan divisi support yang sifatnya umum

6) Mendokumentasikan data-data divisi support yang sifatnya umum

c. Melakukan kegiatan-kegiatan administratif.

1) Filling data-data yang ada di divisi support

2) Up date data per periode tertentu


9

3) Mengorganisir dan follow up pengumpulan laporan-laporan (log

book, lembur karyawan,hasil penilaian kompetensi/kinerja dll) untuk

diproses di divisi HRD

4) Membuat notulen untuk rapat-rapat khusus divisi support atau yang

melibatkan divisi support.

5) Membuatkan Nomor Induk Pegawai, Name Tag karyawan

6) Pembuatan rekening untuk karyawan baru

7) Melakukan administrasi tunjangan/asuransi kesehatan karyawan

(proses klaim)

d. Membantu mengkoordinir kegiatan-kegiatan internal

e. Mengecek data kendaraan yang ON (Over Night)

f. Melakukan pembatalan tiket masuk jika ada hal yang memungkinkan

untuk dibatalkan

g. Membuat laporan harian pendapatan tiap-tiap pos

h. Menegur tiap karyawan yang melakukan kesalahan dalam membuat

laporan

i. Memberikan briffing kepada SPP/SPL

j. Melaporkan pendapatan kepada pemilik properti

4. Staff Pelayanan Pos (SPP)

a. Mengisi daftar hadir pada awal shift

b. Mendengarkan briffing dari PPP,APP atau CPM

c. Menuju ke plotingan masing-masing

d. Menginput nomor plat kendaraan yang masuk


10

e. Mengisi daftar ceklist pos untuk mengetahui keadaan asset masing-

masing pos

f. Di pos masuk SPP membuat tes awal di awal shift dan tes akhir di akhir

shift

g. Mengisi daftar ceklist motor di pos masuk sepeda motor

h. Di pos keluar SPP menginput nomor plat kendaraan yang keluar dan

menyebut tarif parkir yang harus dibayar

i. Mengisi laporan shift di pos masuk dan laporan shift di site office

j. Membuka PP dan menutup PP di plotingan masing-masing

k. Memberikan informasi kepada pengguna jasa parkir mengenai hal-hal

yang dipertanyakan konsumen

l. Menyetorkan hasil pendapatan parkir di pos keluar kepada APP dan PPP

m. Menjaga pos di plotingan masing-masing

n. Menyampaikan salam sapa kepada setiap konsumen dengan ramah tamah

o. Mengisi daftar hadir karyawan di akhir shift

5. Staff Pelayanan Lapangan (SPL)

a. Mengisi daftar hadir pada awal shift

b. Mendengarkan briffing dari PPP,APP atau CPM

c. Menuju ke plotingan masing-masing

d. Di pos masuk kendaraan mengisi test awal dan test akhir

e. Mengatur posisi parkir setiap kendaraan yang masuk

f. Menjaga kendaraan yang parkir di lokasi

g. Merapikan kendaraan yang parkir agar terlihat rapi


11

h. Menjaga tempat penyimpanan helm ( jika ada )

i. Menginformasikan kepada pengguna parkir di mana lokasi parkir/tempat

parkir kendaraan

j. Mengisi daftar hadir di akhir shift

k. SPL juga bisa menggantikan tugas SPP, sehingga job description SPL juga

sama dengan SPP

6. Part Timer

a. Mengisi daftar hadir pada awal shift khusus untuk part timer

b. Mendengarkan briffing dari PPP,APP atau CPM

c. Menuju ke plotingan masing-masing

d. Mengatur posisi parkir setiap kendaraan yang masuk

e. Menjaga kendaraan yang parkir di lokasi

f. Merapikan kendaraan yang parkir agar terlihat rapi

g. Menginformasikan kepada pengguna parkir di mana lokasi

parkir/tempatparkir kendaraan

h. Menggantikan SPP/SPL pada jam istirahat

i. Mengisi dafar hadir di akhir shift

j. Part timer bukanlah karyawan tetap, part timer digunakan jika lokasi

parkir ramai jika tidak maka tidak ada part timer. Part timer juga digaji

secara harian.

4.1.4. Aktivitas Perusahaan

PT. Secure Parking Palembang bergerak dibidang jasa, yaitu jasa

perparkiran. Jaringan usaha PT. Secure Parking Palembang adalah para pemilik
12

properti yang membutuhkan perusahaan outsourcing untuk mengurus lahan

perparkiran. Kerja sama yang baik antara pemilik properti dengan perusahaan

perparkiran akan menciptakan suasana yang kondusif, para pemilik kendaraan

juga merasa aman untuk memarkirkan kendaraan mereka. Dengan integritas dan

eksistensi perusahaan yang baik maka para pemilik properti tidak akan ragu lagi

untuk bekerja sama.

Begitu pula dengan pemilik kendaraan pengguna jasa parkir yang merasa

aman dan nyaman memarkirkan kendaraannya. Dalam rangka meningkatkan

kinerja, PT. Secure Parking Palembang berupaya menemukan penemuan-

penemuan terbaru dalam dunia perparkiran. Hal ini dapat dilihat dari teknologi

yang digunakan PT. Secure Parking Palembang yang semakin canggih tujuannya

untuk mempermudah para pengguna jasa parkir. Selain itu, dengan semakin

baiknya sistem yang digunakan maka akan memacu sistem keamanan yang

semakin baik pula. Ini lah yang menjadi kegiatan PT. Secure Parking Palembang,

yang terus berinovasi menciptakan sistem tercanggih dalam dunia perparkiran

demi kenyamanan dan keamanan para pengguna jasa parkir.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan bab-bab sebelumnya maka penulis akan melakukan analisis

sesuai dengan permasalahan yang ada yaitu sebagai berikut:


13

4.2.1. Analisis Standard Operating Procedure Keuangan PT. Secure Parking

Palembang

Berdasakan SOP (Standard Operating Procedure) Keuangan adalah suatu

pedoman tertulis yang berisi tata cara atau tahapan yang harus dilalui dan

dipenuhi dalam suatu proses kerja di PT. Secure Parking Palembang khususnya

pada unit kerja Sumber Daya dan Keuangan.

SOP Keuangan ini dirancang sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik

PT. Secure Parking Palembang sebagai penyedia jasa layanan parkir yang

mendorong praktik akuntabilitas keungan dilingkungan perusahaan. SOP ini

berisikan beberapa prosedur standar untuk kegiatan operasional rutin di Unit

Kerja SDK, yang dibuat dalam bentuk narasi prosedur kegiatan operasional, yang

menggambarkan tahapan kegiatan dari awal transaksi sampai selesai sebagai

contoh pedoman atau panduan akuntansi berisikan proses akuntansi, kebijakan

akuntansi, sistematika nomor kode akun, jurnal standar dan format laporan

keuangan periodik agar dapat digunakan pimpinan dalam pengambilan keputusan

keuangan dan membantu mereka di dalam mengalokasikan sumber daya

organisasi secara tepat, efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

SOP ini akan berjalan dengan baik, jika pihak-pihak yang terlibat di dalam

seluruh sistem ini akan mendukung serta melaksanakan prosedur yang telah

disepakati bersama. Tanpa dukungan semua pihak, maka sistem ini tidak akan

berfungsi maksimal di dalam mendukung terwujudnya tujuan-tujuan PT. Secure

Parking Palembang. Secara garis besar, sistem keuangan dan akuntansi mencakup
14

(lima) bagian yaitu sistem perencanaan, penganggaran, tahap penerimaan, tahap

pengeluaran dan tahap pelaporan..

4.2.2. Perolehan Aktiva Tetap PT. Secure Parking Palembang

Aktiva tetap merupakan salah satu komponen aktiva yang berperan penting

dalam kegiatan usaha perusahaan. Aktiva tetap biasanya menyangkut jumlah dana

yang sangat besar dan untuk beberapa instansi tertentu jumlah aktiva tetap adalah

yang terbesar dibandingkan jenis aktiva lainnya. Aktiva tetap memiliki pengertian

yang berbeda-beda tetapi pada prinsipnya pengertian aktiva tetap ini memiliki

makna dan tujuan yang sama.

Untuk memperoleh suatu aktiva tetap dapat ditempuh beberapa cara, antara

lain:

a. Perolehan dengan pembelian tunai (acquisition by purchase for cash)

b. Perolehan dengan pembelian angsuran (acquisition by purchase on long term

contract)

c. Perolehan dengan pertukaran Perolehan dengan surat berharga (acquisition by

issued for securities)

d. Perolehan dengan membangun sendiri (acquisition by self contruction)

e. Perolehan aktiva dari hadiah/donasi/sumbangan (acquisition by donation)

f. Perolehan dengan cara sewa guna usaha (acquisition by leasing)

Aktiva tetap PT. Secure Parking Palembang diperoleh dengan berbagai cara

sehingga kepemilikannya diakui secara sah. Pada PT. Secure Parking Palembang,

aktiva tetap diperoleh dengan cara:


15

1. Pembelian

Aktiva tetap diperoleh dengan cara membeli, baik secara tunai maupun

secara kredit. Namun, pada umumnya pembelian dilakukan secara tunai.

Biasanya aktiva tetap yang dibeli secara tunai adalah jenis aktiva tetap yang

nilainya tidak terlalu signifikan sehingga perusahaan atau divisi masih

mampu membayarnya secara tunai.

2. Pembangunan swakelola

Aktiva tetap dimiliki dengan cara dibangun sendiri dan biasanya dibiayai

dari dana pinjaman sehingga pinjaman tersebut merupakan komponen biaya

aktiva tetap.

3. Sewa Guna Usaha

Aktiva tetap diperoleh dengan cara leasing, baik finance lease maupun

operating lease. Dengan cara leasing ini, PT. Secure Parking Palembang

dapat memiliki maupun hanya sekedar menggunakan dan mengambil

manfaatnya dari aktiva tetap. Kepemilikan aktiva tetap dengan cara sewa

guna usaha ini hanya terjadi pada bagian Korporasi.

4. Sumbangan atau hibah

Aktiva tetap diperoleh dan dimiliki PT. Secure Parking Palembang atas

sumbangan atau hibah dari pihak lain. Aktiva ini diakui dan dicatat sebesar

harga taksiran atau harga pasar yang berlaku pada saat terjadinya

pemindahan hak dan kepemilikan dengan menambahkan semua biaya yang

dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai.


16

Aktiva tetap di nilai berdasarkan harga perolehan. Aktiva tetap tanah dan

bangunan yang perolehannya sampai dengan 2019 di catat menggunakan harga

taksiran. Adapun cara yang digunakan PT PT. Secure Parking Palembang PT.

Secure Parking Palembang dalam memperoleh aktiva tetap, yaitu dengan cara

membeli secara tunai maupun kredit. Perolehan aktiva tetap dengan cara

pembelian tunai akan dicatat ke dalam buku besar harian terlebih dahulu sebagai

harga perolehannya.

Penyusutan aset tetap menggunakan metode garis lurus (straight line

method) dengan taksiran masa manfaat sebagai berikut:

Tabel 3.2

Taksiran Masa Manfaat Aktiva Tetap

No. Jenis Aktiva Tetap Taksiran Masa Manfaat


1. Bangunan 20 Tahun
2. Mesin-mesin dan Instalasi 10 Tahun
3. Peralatan kerja 5 Tahun
5. Inventaris Kantor dan Gudang 5 Tahun
6. Alat angkutan dan Kendaraan 4 Tahun
Sumber: PT. INTI (Persero)

Selama masa pemakaian dan pemanfaatan aktiva tetap, perusahaan

mengeluarkan pengeluaran sebagai biaya pemeliharaan dan perbaikan atas aktiva

tetap yang diakui dan dicatat sebagai beban saat terjadinya. Pengeluaran yang

dapat memperpanjang masa manfaat suatu aktiva atau yang memberikan manfaat

ekonomis berupa peningkatan kapasitas produksi dikapitalisasi dan disusutkan

sesuai dengan tarif penyusutan jenis aktivanya.


17

4.2.3 Penyajian Aktiva Tetap di Neraca PT. Secure Parking Palembang

Penyajian aktiva tetap di Neraca yang disajikan oleh unit kerja Sumber

Daya dan Keuangan (SDK) sudah sesuai dengan standar dan aturan yang terdapat

dalam PSAK yaitu aktiva tetap disajikan berdasarkan nilai bukunya yaitu nilai

perolehan aktiva tetap tersebut setelah dikurangi dengan penyusutan. Adapun

contoh penyajiannya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.2 Penyajian Aktiva tetap pada neraca

Aktiva Tetap Nilai Buku


2018 2019
Aset tetap ( setelah 100.326.610.050 101.160.318.140

dikurangi akumulasi

penyusutan Rp.

31.746.304.904,- pada

tahun 2012 dan

Rp27.232.160.539,- pada

tahun 2011)

4.2.4 Prosedur Audit Operasional Aktiva Tetap PT. Secure Parking

Palembang

Dalam melakukan audit, untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran sesuai

yang diharapkan maka diperlukan suatu prosedur untuk memperjelas dan


18

mempertegas pelaksanaan audit. Prosedur audit operasional aktiva tetap secara

khusus dan tertulis belum ada karena Bagian Internal Auditor menganggap bahwa

proses perencanaan audit operasional sejalan dengan proses audit keuangan. Hal

yang membedakan antara keduanya yaitu audit operasional berujung pada

pemberian saran dan rekomendasi sedangkan audit keuangan hanya sampai

pelaporan.

Adapun prosedur pemeriksaan aktiva tetap secara umum memiliki tujuan

sebagai berikut:

1. Aktiva tetap merupakan semua aktiva berwujud yang dimiliki oleh

perusahaan, yang digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan atau sedang

dalam pembangunan, dan telah dicatat dengan wajar sesuai dengan harga

perolehan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, yang

diterapkan secara konsisten.

2. Penambahan aktiva tetap selama periode audit sudah dicatat dengan wajar.

3. Harga perolehan dan akumulasi penyusutan aktiva tetap yang sudah habis

umur ekonomisnya, tidak dipakai lagi dan sudah dikeluarkan dari aktiva

tetap.

4. Pencatatan akumulasi penyusutan sudah wajar, dengan

mempertimbangkan umur ekonomis dan nilai sisa yang diharapkan.

5. Nilai tercatat investasi bersih atas aktiva tetap dapat secara wajar

diharapkan untuk direalisasi.

6. Aktiva tetap dan akumulasi penyusutannya sudah dinyatakan dan

diungkapkan secara wajar dan pengungkapan yang cukup telah dilakukan.


19

Berdasarkan rangkaian prosedur audit tersebut dan tujuan yang jelas, maka

akan diperoleh suatu kesimpulan bahwa aktiva tetap perusahaan telah dicatat,

diklasifikasikan dan diungkapkan dengan wajar. Tujuan dan prosedur audit tertulis

menunjukan bahwa PT. Secure Parking Palembang telah memiliki prosedur dan

tujuan yang jelas dalam melakukan audit atau pemeriksaan terhadap aktiva tetap.

4.2.5 Program Kerja Audit Operasional Aktiva Tetap PT. Secure Parking

Palembang

Program kerja audit merupakan acuan bagi auditor untuk melaksankan

audit sehingga audit yang dilakukan dapat tepat sasaran dan mencapai tujuan

sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya. Program kerja audit operasional

berisi prosedur dan langkah-langkah kerja dalam melakukan audit opersional.

Dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap aktiva tetap, diperlukan

suatu prosedur yang jelas dan tertulis sehingga semua yang berkepentingan dapat

memahami sasaran dan tujuan yang hendak dicapai, serta mengetahui langkah-

langkah apa saja yang sebaiknya dilakukan dalam mencapai tujuan tersebut.

Selama penelitian mengenai pelaksanaan audit opersional pengelolaan

aktiva tetap, peneliti tidak memperoleh gambaran khusus prosedur audit

operasional pengelolaan aktiva tetap secara tertulis. Seperti yang sudah

dikemukaan sebelumnya bahwa di Divisi Internal Audit hanya terdapat prosedur

pemeriksaan aktiva tetap secara umum dan prosedur audit substantif aktiva tetap.

Namun, dilihat dari tahapan pelaksanaanya diperoleh gambaran prosedur audit


20

operasional pengelolaan aktiva tetap serta langkah-langkah kerja audit sebagai

berikut:

a. Melakukan evalusai terhadap realisasi aktiva tetap dan membandingkan

dengan target pencapaian output dari aktiva tetap tersebut.

b. Mencari faktor penyebab dari ketidakwajaran dalam realisasi aktiva tetap

yang tidak sesuai dengan rencana atau tidak memenuhi target yang telah

ditetapkan sebelumnya.

c. Membuat suatu kesimpulan mengenai hubungan sebab akibat dari masalah

yang ditemukan serta menuangkannya dalam Kertas Kerja Pemeriksaan

(KKP).

d. Ketua Tim dan pengawas audit melakukan review atas KKP yang telah

dibuat untuk mendapat pengesahan.

e. Menyusun konsep laporan hasil audit serta membuat rekomendasi dan

saran perbaikan.

f. Mengadakan pembicaraan dengan auditee untuk menyampaikan konsep

laporan hasil audit guna mengetahui tanggapan atas laporan hasil audit

tersebut tersebut.

Berdasarkan prosedur dan langkah-langkah kerja yang diidentifikasi di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan audit operasional atas pengelolaan

aktiva tetap telah dilakukan dengan baik dan terorganisir, meskipun tidak terdapat

prosedur audit operasional pengelolaan aktiva tetap secara tertulis.


21

4.2.6 Pelaksanaan Audit Operasional Pengelolaan Aktiva TetapPT. Secure

Parking Palembang

Pelaksanaan audit operasional pada PT. Secure Parking Palembang

meliputi tahap persiapan, audit pendahuluan, audit lanjutan yang pada akhirnya

dilakukan pelaporan dan tindak lanjut hasil audit operasional. Tahap persiapan

audit merupakan tahap pemilihan auditee dam perencanaan audit yang dipaparkan

pada bab sebelumnya. Tahap audit pendahuluan dan audit lanjutan merupakan

tahap pelaksanaan audit yang dipaparkan pada bab sebelumnya juga.

Dalam melaksanakan tugasnya, auditor disertai dengan surat penugasan

dari Divisi Internal Audit PT. Secure Parking Palembang. Dalam hal ini, dapat

diketahui bahwa auditor tidak terpisahkan dan tidak memiliki wewenang sendiri-

sendiri untuk melakukan audit. Selain itu, auditor tidak memiliki hubungan

kekerabatan dengan salah satu staf dari objek yang diaudit. Dalam segi

kompetensi pun sudah jelas bahwa orang yang melakukan audit adalah orang yang

kompeten, berwawasan luas, mampu berkomunikasi dengan bagian lain dalam

perusahaan secara efektif. Sebelum melakukan audit, untuk memperlancar dan

memperjelas arah dan tujuan pelaksanaan audit, maka dibuatlah suatu program

audit yang isinya berupa serangkaian prosedur dan langkah-langkah kerja dalam

melakukan audit. Program kerja audit ini dibuat secara tertulis dan dimaksudkan

supaya audit operasional berjalan dengan baik. Pelaksanaan audit meliputi

beberapa langkah yang dimulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap tindak

lanjut hasil audit. Berikut ini merupakan alur pelaksanaan audit operasional Divisi

Internal Audit PT. Secure Parking Palembang:


22

Gambar 5.1 Tahapan Audit Operasional pada PT. Secure Parking Palembang

Persiapan Audit

Audit Pendahuluan

Audit Lanjutan

Pelaporan dan Tindak


Lanjut

1. Tahap Persiapan Audit

Pada tahap persiapan dibuat program audit yang sifatnya merupakan

persiapan dalam rangka menyusun program pemeriksaan yang lebih rinci.

Tahap persiapan memiliki tujuan untuk memperoleh informasi umum

tentang objek yang diperiksa, sebagai dasar penyusunan audit

pendahuluan. Pada tahap persiapan audit yang terjadi di PT. Secure

Parking Palembang adalah sebagai berikut:

a. Auditor melakukan pembicaraan pendahuluan dengan pimpinan objek

yang akan diaudit. Hal ini dimaksudkan agar auditee khususnya Divisi

sumber daya keuangan memperoleh gambaran tentang tujuan


23

dilakukan audit operasional sehingga akan terasa manfaat dari

dilakukannya audit tersebut. Dalam hal ini dijelaskan pula mengenai

evaluasi terhadap pengelolaan dan manfaat aktiva tetap. Apakah

kebijakan akuntansi aktiva tetap, pemanfaatan, dan pemeliharaannya

sudah sesuai atau tidak.

b. Pengumpulan informasi umum mengenai objek yang diaudit Informasi

umum ini berupa informasi mengenai latar belakang objek yang

diaudit, fungsi bagian terpenting dari objek yang diaudit, dan

kebijakan umum yang berlaku di bagian objek yang diaudit. Perolehan

informasi umum dimaksudkan untuk penyusunan program audit

pendahuluan.

c. Penentuan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan audit.

Pembatasan waktu sangat diperlukan supaya auditor mengetahui

batasan waktu pelaksanaan audit dan audit dapat segera diselesaikan.

Audit yang terlalu memakan waktu juga akan menghabiskan banyak

biaya sehingga tidak efisien dan ekonomis. Dalam melakukan audit

pada unit kerja sumber daya keuangan, Internal Audit telah

menentukan dan membuat jadwal estimasi pelaksanaan audit yang

terangkum dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan yang salah satu

isinya memuat jadwal audit unit kerja sumber daya keuangan yang

dilaksanakan pada bulan September - Oktober.

d. Penentuan ruang lingkup penugasan dan pemilihan staf audit yang

tepat dalam penugasan. Penentuan ruang lingkup dimaksudkan untuk


24

membatasi pelaksanaan audit operasional sehingga audit dilakukan

dengan terarah dan terprogram serta dilakukan oleh orang yang benar-

benar kompeten dan memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas

audit tersebut. Pemilihan staf audit disertai dengan surat penugasan

untuk melakukan audit. Dari serangkaian langkah kerja pada tahap

persiapan audit yang dilakukan oleh Tim Audit PT. Secure Parking

Palembang terhadap unit kerja sumber daya keuangan sebagai objek

yang diaudit, telah sesuai dengan teori yang dikemukan pada bab

sebelumnya yaitu pada tahap pemilihan auditee dan perencanaan audit,

tidak terdapat perbedaan yang mencolok antara teori, prosedur dengan

pelaksanaan yang dilakukan.

2. Tahap Audit Pendahuluan

Tahap audit pendahuluan merupakan serangkaian langkah dari

perencanaan audit dan pelaksanaan audit pada tahap awal. Audit

pendahuluan yang dilakukan oleh Tim Audit terhadap Divisi sumber daya

keuangan dalam pemeriksaan aktiva tetap telah dilakukan dengan berurut

dan terorganisir. Tahap audit pendahuluan bertujuan untuk

mengidentifikasikan aspek-aspek manajeman yang menunjukan adanya

kelemahankelemahan yang mungkin masih bisa ditingkatkan baik dari segi

efektivitas, efisiensi, maupun kehematannya dalam pencapaian tujuan.

Pada tahap audit pendahuluan ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Penelaahan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Penelaahan

dilakukan terhadap prosedur pengadaan barang, kebijakan akuntansi


25

aktiva tetap yang diterapkan mulai dari pengakuan sebagai aktiva

tetap, cara perolehan, penilaian dan penyusutan hingga penyajiannya di

neraca, serta berbagai kebijakan dan peraturan lainnya yang

behubungan dengan audit operasional aktiva tetap dalam mencapai

tujuan efektivitas dan efisiensi.

b. Melakukan penelaahan dan pengujian terhadap sistem pengendalian

manajemen perusahaan khususnya mengenai keberadaan dan prosedur

pengelolaan aktiva tetap, apakah pengendalian terhadap aktiva tetap

sudah memadai atau tidak. Hasil dari audit pendahuluan merupakan

acuan dalam melakukan audit lanjutan. Langkah kerja audit

pendahuluan yang dilakukan bagian Internal Auditor telah sesuai

dengan tahap perencanaan audit sesuai dengan teori yang diperoleh

yaitu berupa serangkaian penelaahan terhadap berbagai kebijakan dan

prosedur khusus menganai objek yang diaudit.

3. Tahap Audit Lanjutan

Tahapan audit lanjutan merupakan tahapan pelaksanaan audit lebih lanjut

untuk memperoleh hasil audit yang sesuai dengan tujuan dan sasaran

audit. Serangkaian langkah di atas telah menggambarkan secara rinci

bahwa pelaksanaan audit operasional telah baik dan sesuai dengan teori

pelaksanaan audit secara umum.

4. Tahap pelaporan dan tindak lanjut

Dua perbedaan utama dalam laporan audit operasional dan keuangan yang

mempengaruhi laporan audit operasional:


26

a. Dalam audit operasional, laporan biasanya dikirim hanya untuk pihak

unismuh dan satu salinan untuk diperiksa. Tidak adanya pemakaian

pihak ketiga, mengurangi pembakuan kata-kata dalam laporan audit

operasional.

b. Keragaman audit operasional memerlukan penyusunan laporan secara

khusus untuk menyajikan ruang lingkup laporan audit, temuan-temuan

dan rekomendasi. Hubungan kedua faktor ini menyebabkan banyak

perbedaan dalam laporan audit operasional. Penulisan laporan

seringkali memakan banyak waktu agar temuan-temuan dan

rekomendasi disampaikan dengan jelas. Tindak lanjut merupakan hal

yang biasa dalam audit operasional di saat rekomendasi-rekomendasi

disampaikan kepada pihak-pihak unismuh, yang tujuannya adalah

untuk memastikan apakah perubahan-perubahan yang

direkomendasikan telah dilakukan dan jika tidak apa alasannya.

4.2.6 Pengelolaan Aktiva Tetap PT. Secure Parking Palembang

Berikut ini merupakan data aktiva tetap yang dimiliki oleh PT. Secure

Parking Palembang mulai dari periode 2018-2019. Berdasarkan nilai pada kurun

waktu dua periode tersebut, nilai aktiva tetap tidak mengalami peningkatan. Lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3

Nilai Aktiva Tetap Periode 2005


27

Akumulasi
Jenis Aktiva Tetap Harga Perolehan Nilai Buku
Penyusutan

Bangunan Rp 562.925.359 Rp 400.574.845 Rp 162.350.514


Mesin & Instalasi Rp - Rp - Rp -
Alat Ukur &

Perkakas Kerja Rp 10.250.954.770 Rp 8.102.363.781 Rp 2.148.590.989


Alat Pengolah

Data Elektronik Rp 3.829.257.095 Rp 3.308.227.742 Rp 521.029.353


Inventaris Kantor

& Gudang Rp 752.671.275 Rp 702.506.314 Rp 50.164.961


Alat Angkutan/

Kendaraan Rp - Rp - Rp -
Jumlah Rp 15.395.808.499 Rp 12.513.672.682 Rp 2.882.135.817
Sumber: PT INTI (Persero)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir ini penulis akan menarik kesimpulan dari hasil analis

pada bab IV. Selanjutnya akan dikemukakan juga saran-saran sehubungan dengan

masalah yang dihadapi oleh perusahaan. Saran ini diharapkan dapat membantu

pihak perusahaan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi selama ini,

agar pada masa masa yang akan datang perusahan dapat lebih maju dalam

mengembangkan usahanya.
28

5.1. Kesimpulan

PT. Electronic City Indonesia, Tbk Cabang Palembang belum memiliki

perencanaan dan pengendalian persediaan yang cukup baik, akibatnya terjadi

kekurangan dan kelebihan jumlah persediaan produk. Hal tersebut dapat

mempengaruhi tujuan perusahaan salah satunya adalah dalam memperoleh laba

yang optimal. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kelebihan jumlah persediaan yang terjadi berdampak pada bertambahnya

resiko penyimpanan serta besarnya biaya invetasi. Sedangkan kekurangan

persediaan yang terjadi dapat mengakibatkan buruknya pelayanan kepada

pelanggan yang akhirnya berdampak pada penurunan tingkat penjualan.

2. Tidak memadainya pengendalian persediaan yang ada akibat tidak adanya

ketentuan yang pasti mengenai kuantitas pemesanan ekonomis dalam rangka

lebih mengefisienkan biaya yang harus dikeluarkan dan titik pesan kembali

persediaan yang dapat membantu perusahaan dalam meminimalisir kehabisan

stock persediaan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pasar.


89

5.2. Saran

1. Sebaiknya perusahaan lebih cermat lagi dalam melakukan perencanan

terhadap persediaan dengan melakukan koordinasi dengan bagian terkait

seperti bagian pemasaran agar tidak terjadi biaya investasi terlalu besar

pada produk yang kurang fakus di pasar dan lebih mengutamakan produk

yang memiliki prospek yang lebih baik.


29

2. Sebaiknya perusahaan mulai menerapkan teori kuantitas pemesanan

ekonomis atas masing-masing produk agar tidak terjadi kekurangan dan

kelebihan persediaan. Sehingga biaya yang dikeluarkan menjadi lebih

efisien dan efektif.

3. Sebaiknya PT. Electronic City Indonesia, Tbk Cabang Palembang

menerapkan cara/teknik dalam mengendalikan persediaan yaitu dengan

menyusun anggaran persediaan, menetapkan persediaan pengamanan

(Safety Stock), Economic Order Quantity (EOQ), Reorder Point (ROP).

dan memperhatikan faktor intern dan faktor ekstem perusahaan, agar tidak

terjadi kelebihan sisa persediaan roti-rotian dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Ristono, 2014, Analisis Laporan Keuangan Penerbit Harvarindo, Jakarta

Carter dan Usry. 2014. Alih Baliasa Krista. Akuntansi Biaya. Saiemba Empat,

Jakarta.

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo.


30

Heckert J. B., 2014. Controllers hip : Tugas Akuntan Manajemen, Edisi Ketiga.

Erlangga, Jakarta.

Hansen dan Mowen 2011. Akuntansi Biaya Perencanaan Dan Pengendalian

Manajemen, Penerbit Saiemba Empat, Jakarta.

Herawati dan Sunarto. 2014. Anggaran Perusahaan. Penerbit : AMDS,

Yogyakarta.

Hans Kartikahadi, 2012, Akuntansi Manajemen, Bina Aksara Jakarta

Imam Santoso, 2015, Manajemen Persediaan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Jusuf Al. Haryono, 2013. Dasar-Dasar Akuntansi, Buku Dua, Edisi Keenam.

Cetakan Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Jurnal Riset Ekonomi, 2013, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi

Mulyadi dan Johny Setiawan. 2013. Sistem Perencanaan dan Pengendalian

Manajemen Persediaan. Edisi kedua, Cetakan Pertama,' Penemit Salemba

Empat, Jakarta.

Michell Suharli, 2012, Metode Penelitian BPFE Yogyakarta

M . Nafirin. 2012. Penganggaran Perusahaan. Yogyakarta.


31

Rusdy A. Rifai. 2014. Manajemen, Cetakan Pertama, Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah, Palembang.

Robert. 2012. Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi Revisi, YKPN, Yogyakarta.

Rangkuti, Freddy. (2012), Teknik Membuat Perancangan Bisnis dan. Analisis

Kasus, Jakarta, PT Gramedia Pustaka

Richardus Eko Indrajit dan Djokopranoto, 2013. Manajemen Persediaan,

PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia, Jakarta.

Supriyono. 2012. Metode Penclitian Bisnis C V Alfabeta, Bandung.

Stice, Earl K, James D. Stice, K. Fred Skousen, 2013, Akuntansi Intermediate.

Buku Satu, Edisi Lima Belas. Salemba Empat, Jakarta.

Sofyan Assuari. 2014. Manajemen Produksi dan Operasionai Perusahaan, Edisi

Ketujuh, Universitas Indonesia, Jakarta.

Siswanto, H. B (2013), Pengantar Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta.

William. 2014. Akuntattsi Biaya. Edisi 14, Buku 1, Penerbit Saiemba Empat.

Buku Pedoman
32

Pedoman Penulisan Skripsi dan Laporan Akhir. Fakultas Ekonomi Universitas

Tridinanti Palembang Edisi Pertama Cetakan kelima. 2014 .

Nama Tahun Harga Anggaran Penjualan Realisasi Penjualan Peningkatan dan


Produk Dalam Penurunan Sisa
Satuan Persediaan
Rupiah Dalam Dalam Rupiah Dalam Dalam Rupiah Peningkatan Penu
Unit Unit runa
n
Televisi 2017 3.700.000 343 1.269.100.000 298 1.102.600.000 166.500.000 -
2018 3.600.000 321 1.155.600.000 299 1.076.400.000 79.200.000 -
2019 3.600.000 300 1.080.000.000 287 1.033.200.000 46.800.000 -
Lemari 2017 3.400.000 216 734.400.000 199 676.600.000 57.800.000 -
Es 2018 3.200.000 200 640.000.000 182 582.400.000 57.600.000 -
2019 3.300.000 190 627.000.000 178 653.400.000 39.600.000 -
Mesin 2017 2.500.000 206 515.000.000 184 460.000.000 55.000.000 -
Cuci 2018 2.600.000 195 507.000.000 175 455.000.000 52.000.000 -
2019 2.800.000 180 504.000.000 160 448.000.000 56.000.000 -

Lampiran
33

Anggaran Persediaan Barang Dagang Elektronic Rumah Tangga pada


PT. Electronic City Indonesia, Tbk Cabang Palembang 2019

Kebutuhan Barang Dagang per Tahun (R) Periode 2017-2019

Nama Produk Tahun


2017 2018 2019
Televisi 350 470 360
Lemari Es 300 350 298
Mesin Cuci 250 230 200
Biaya per Pesanan Persediaan Barang Dagang (S) Tahun 2017-2019

No Tahun (Biaya Rp)


1 2017 550.000
2 2018 620.000
3 2019 770.000

Persentase Biaya Penyimpanan Persediaan (L) Tahun 2017-2019

No Tahun (%)
1 2017 10
2 2018 14
3 2019 17
Sumber : PT. Electronic City Indonesia, Tbk Cabang Palembang

Harga Pembelian Barang (P) Tahun 2017-2019

No Tahun Harga Rata – Rata (Rp)


1 Televisi 3.600.000
2 Lemari Es 3.300.000
3 Mesin Cuci 2.600.000

Hasil Perhitungan Persediaan Pengaman (Safety Stock) Pada PT. Electronic


City Indonesia, Tbk Cabang PalembangTahun 2017-2019
34

Nama Produk Tahun


2017 2018 2019
Televisi 343 363 383
Lemari Es 216 255 275
Mesin Cuci 206 226 265

Anda mungkin juga menyukai