PENDAHULUAN
Berakhirnya era dan rezim Orde Baru seiring dengan berhasilnya gerakan
pembaharuan melahirkan apa yang dinamakan era reformasi, telah merubah secara
total konstalasi dan konstruksi kehidupan politik serta kehidupan kemasyarakatan di
seluruh Indonesia. Kehidupan politik di Indonesia yang selama hamper 36 tahun
menganut sistem 2 (dua) Partai dan 1 (satu) Golongan Karya, dengan didorong
gerakan reformasi yang diusung mahasiswa telah berubah menjadi system multi partai,
kalau pada era orde baru hanya ada 2 (dua) Partai dan 1 (satu) Golongan Karya, maka
diawal reformasi lebih dari 100 (seratus) partai berdiri, baik itu yang berbasis nasionalis,
maupun berbasis keagamaan.
Tuntutan reformasi itu pula membuat Golongan Karya segera menyesuaikan diri dan
dengan cepat menyatakan dirinya menjadi sebuah partai sama dengan partai lainnya.
Dengan demikian, maka di lingkungan Golangan Karya dengan sendirinya pula juga
mengalami perubahan yang sangat signifikan.
Bahwa seiring dengan ditetapkannya GOLKAR sebagai Partai, maka berbagai Ormas
pendukungnya juga melakukan revitalisasi dan reorientasi seperti; Angkatan Muda
Pembaharuan Indonesia (AMPI) maupun Himpunan Wanita Karya (HWK) secara de’
jure tidak lagi memiliki hubungan organisatoris maupun hubungan struktural dengan
Partai GOLKAR sebab untuk mewadahi kaum muda Partai GOLKAR telah dibentuk
Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) dan untuk mewadahi kaum Perempuan
dibentukan Satuan Perempuan Partai GOLKAR (KPPG).
Disisi lain hubungan AMPI dengan Partai GOLKAR, adalah hubungan kesejarahan
(historis) yang sampai kapanpun tidak akan pernah bias dihapus. Bahkan saat ini,
Partai GOLKAR sangat membuka diri dan senantiasa menepatkan kader-kader AMPI
yang ingin berkiprah di bidang politik praktis menjadi Angkatan Muda Pembaharuan
Indonesia yang bekader utama Partai GOLKAR, sedangkan yang tidak berminat di
bidang politik, sepenuhnya diberikan kebebasan untuk berkiprah di AMPI dengan
menjaga dan memelihara komunikasi secara intens dengan Partai GOLKAR.
AMPI sebagai salah satu Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) sadar akan
kedudukannya sebagai Organisasi Kepemudaan yang merupakan sumber kader
1
bangsa, yang dari aspek perundang-undangan tunduk kepada Undang-undang No. 8
Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan.
Sejalan dengan itu pula, kaum muda Indonesia yang berprofesi sebagai birokrat namun
ikut berkiprah di dalam organisasi AMPI memiliki posisi strategis di dalam memberikan
warna bagi perjalanan dan kelangsungan bangsa di masa depan.
Tidak sedikit kader AMPI yang berasal dari lingkungan birokrat, selama ini telah terbukti
mampu memberikan posisi tawar di dalam kepengurusan dan kepemimpinan AMPI
khususnya di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dari data yang dimiliki DPP AMPI,
hampir separuh kepemimpinan DPD AMPI Provinsi diwarnai dan dipimpin para kader
AMPI yang berprofesi birokrat, bahkan di Tingkat Kabupaten/Kota kepemimpinan dan
kepengurusan AMPI mayoritas dipegang para kader AMPI yang berprofesi sebagai
birokrat.
Bertitik tolak dari hal tersebut DPP AMPI mendisain sebuah langkah-langkah
komunikasi antar sesama kader AMPI, serta komunikasi segenap para Birokrat itu
sendiri dengan AMPI disemua tingkatan. Artinya AMPI membutuhkan Birokrat sebagai
kader bangsa, sebaliknya birokrat membutuhkan AMPI sebagai wadah penggodokan
kemampuan manajerial keorganisasian dan wadah penggodokan semangat
kebangsaan, sehingga dalam melaksanakan tugasnya tidak mengalami kegamangan di
dalam melaksanakan komunikasi dengan masyarakat Indonesia yang dikenal
heterogen.
Untuk itu dalam rangka menguatkan peran dan kewajiban kader Angkatan Muda
Pembaharuan Indonesia yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil yang tergabung
dalam Badan Pengelola Kader Fungsional Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia
melalui :
2
Pegawai Negeri Sipil yang tergabung dalam Angkatan Muda Pembaharuan
Indonesia dan;
4. Menyiapkan jaminan Pegawai Negeri Sipil dalam melayani publik atau masyarakat
akan lebih baik lagi dan sesuai dengan harapan seluruh masyarakat Indonesia.
5. Peningkatan kesejahteraan bagi kader Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia
yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil yang tergabung dalam Angkatan
Muda Pembaharuan Indonesia
BAB I
DASAR PEMBENTUKAN
Pasal 1
3
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud
Pasal 3
Tujuan
Tujuan ditetapkan Tata Kerja BPKF-AMPI ini adalah untuk memberikan arah dan
pedoman secara teknis dan operasional bagi seluruh pengurus BPKF-AMPI di semua
tingkatan dalam melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan.
BAB III
SIFAT, POSISI, dan FUNGSI
Pasal 4
Sifat
BPKF-AMPI adalah sebuah badan organisasi bagi kader Angkatan Muda Pembaharuan
Indonesia yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil yang tergabung dalam
Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia yang berorientasi pada karya dan kekaryaan.
Pasal 5
Posisi
BPKF-AMPI adalah bagian integral dan salah satu sumber utama rekruitmen kader
Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia.
Pasal 6
Fungsi
BPKF-AMPI berfungsi sebagai :
4
1. Pelaksana kebijakan dan program Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia.
4. Penghubung, penggerak, dan pembina elemen dan potensi kader Angkatan Muda
Pembaharuan Indonesia yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil Pegawai
Negeri Sipil dalam rangka aktivitas pengkaderan, penggalangan, dan
pengembangan Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia.
Pasal 7
Tugas Pokok
1. Melaksanakan seluruh kebijakan Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia melalui
koordinasi kebijakan dan kerjasama program yang intensif dengan Dewan Pimpinan
Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia sesuai tingkatannya.
tujuan, dan cita – cita Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia di segala sendi
kehidupan nasional.
BAB IV
DOKTRIN, IKRAR, VISI DAN MISI
Pasal 8
Dokrin
1. Doktrin BPKF – AMPI adalah menjadi “PEMBAHARU YANG PROFESIONAL”.
c. Bertekad bulat untuk terus memelihara persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesetiakawanan Badan Pengelola Kader Fungsional
6
e. Berkarya dalam menegakkan keadilan untuk meningkatkan kesejahteraan
dan profesionalisme pembaharu.
Pasal 10
Visi
BPKF – AMPI Mempersiapkan Jaminan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Melayani Publik
dan Mendorong Kesejahteraan PNS.
Pasal 11
Misi
Melaksanakan dan memperkuat sistem manajemen organisasi, tata laksana, hubungan
antar lembaga dan mendorong peningkatan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil dalam
mendukung pembangunan nasional.
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 12
BAB VI
WEWENANG DAN KEWAJIBAN PIMPINAN BPKF – AMPI
Pasal 13
1. Pimpinan Pusat berwenang :
c. Menyusun dan menetapkan Dewan Pertimbangan dan Dewan Penasehat
Pimpinan Daerah Provinsi.
Pasal 15
1. Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota berwenang :
8
Pasal 16
1. Pimpinan Kecamatan/Rayon berwenang :
Pasal 17
BAB VII
SUSUNAN DAN KOMPOSISI KEPENGURUSAN
Pasal 18
1. Susunan kepengurusan BPKF-AMPI sesuai tingkatannya : Pimpinan Pusat,
Pimpinan Daerah Provinsi, Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota, Pimpinan
Kecamatan/Rayon, dan Pimpinan Kelurahan/Desa/Sub Rayon.
9
A. Pengurus Harian :
a. Ketua;
b. Wakil Ketua yang terdiri dari
c. Sekretaris Utama;
3 (tiga) Wakil Sekretaris Utama;
d. Bendahara
3 (tiga) Wakil Bendahara;
B. Pengurus Pleno :
a. Ketua
b. Wakil Ketua yang terdiri dari :
1. Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Tata Laksana
o Divisi Keanggotaan dan Kaderisasi
o Divisi Kelembagaan dan Kajian Strategis
o Divisi Disiplin dan Pembinaan Karakter
10
o Divisi Advokasi
o Divisi Kewirausahaan
o Divisi Pemberdayaan
c. Sekretaris Daerah :
3 (tiga) Wakil Sekretaris Daerah;
d. Bendahara :
3 (tiga) Wakil Bendahara;
B. Pengurus Pleno :
A. Pengurus Harian :
a. Ketua
b. Wakil Ketua yang terdiri dari :
d. Bendahara
3 (tiga) Wakil Bendahara;
B. Pengurus Pleno :
11
5. Komposisi kepengurusan Pimpinan Kecamatan :
A. Pengurus Harian :
a. Ketua
b. Wakil Ketua yang terdiri dari :
c. Sekretaris Kab/Kota:
3 (tiga) Wakil Sekretaris Kab/Kota;
d. Bendahara
3 (tiga) Wakil Bendahara;
B. Pengurus Pleno :
A Pengurus Harian :
a. Ketua
b. Wakil Ketua yang terdiri dari:
12
o Divisi Pembangunan Berkelanjutan
o Divisi Hubungan Media
c. Sekretaris :
3 (tiga) Wakil Sekretaris;
d. Bendahara :
3 (tiga) Wakil Bendahara;
B. Pengurus Pleno :
Pasal 19
1. Ketentuan mengenai disiplin, sanksi, dan jabatan lowong antar waktu akan
ditetapkan kemudian oleh Pimpinan Pusat BPKF-AMPI.
BAB VIII
MASA BAKTI
Pasal 20
Masa bakti kepengurusan BPKF-AMPI disesuaikan dengan masa bakti organisasi
Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia sesuai tingkatannya.
BAB IX
RAPAT-RAPAT
Pasal 21
1. Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) :
program secara nasional serta mengambil keputusan-keputusan organisasi
terkecuali yang menjadi wewenang Dewan Pimpinan Pusat Angkatan Muda
Pembaharuan Indonesia;
b. Diadakan sedikitnya 2 ( dua ) kali dalam 5 ( lima ) tahun atau dalam satu periode
kepengurusan;
c. Tata Tertib dan ketentuan Rapimnas lainnya di atur dalam peraturan tersendiri
oleh Pimpinan Pusat BPKF-AMPI.
c. Tata Tertib dan ketentuan Rakernas lainnya diatur dalam peraturan tersendiri
oleh Pimpinan Pusat BPKF-AMPI.
b. Diadakan sedikitnya 2 (dua) kali dalam 5 (lima) tahun atau dalam satu periode
kepengurusan;
c. Tata tertib dan ketentuan Rapimda Provinsi lainnya diatur dalam peraturan
tersendiri oleh PD BPKF-AMPI Provinsi.
Provinsi, mengkonsultasikan masalah-masalah mendasar dan penting di tingkat
kabupaten/kota yang kaitannya dengan konsolidasi organisasi, promosi kader
dan kebijakan-kebijakan BPKF-AMPI provinsi lainnya, serta mengambil
keputusan-keputusan organisasi tingkat provinsi yang dianggap penting;
c. Tata Tertib dan ketentuan Rakerda Provinsi lainnya diatur dalam peraturan
tersendiri oleh PD BPKF-AMPI Provinsi.
6. Rapat Harian dan Pleno : setiap tingkatan organisasi mempunyai rapat harian dan
pleno yang berwenang merumuskan dan menetapkan langkah, tindakan maupun
sikap organisasi dalam rangka mengejawantahkan kebijakan Angkatan Muda
Pembaharuan Indonesia maupun dalam rangka merealisasikan hasil-hasil Rapim
dan Raker BPKF-AMPI.
15
BAB X
QUORUM & PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 22
1. Rapat-rapat sebagaimana dimaksud dalam BAB VII adalah sah apabila dihadiri lebih
dari setengah jumlah peserta.
BAB XI
KEANGGOTAAN
Pasal 23
Keanggotaan
1. Anggota BPKF-AMPI terdiri dari Anggota Biasa, Anggota Luar Biasa dan
Anggota Kehormatan.
3. Anggota Luar Biasa adalah pasangan suami/istri dari anggota biasa BPKF-AMPI.
Pasal 24
Kewajiban Anggota
Setiap anggota berkewajiban :
1. Menghayati dan mengamalkan Doktrin dan Ikrar BPKF-AMPI.
2. Mentaati dan melaksanakan seluruh AD/ART AMPI dan PD/PRT BPK-AMPI .
16
5. Mengamankan dan memperjuangkan seluruh Visi, Misi, dan Marwah
kewibawaan AMPI.
Pasal 25
Hak Anggota
Setiap Anggota berhak :
1. Memperoleh perlakuan yang sama dari BPKF-AMPI dan AMPI.
5. Dan lain-lain yang ditentukan dalam peraturan BPKF-AMPI dan peraturan AMPI.
Pasal 26
Pemberhentian Anggota
1. Anggota berhenti karena :
a. Meninggal dunia;
c. Diberhentikan.
2. Tata cara pemberhentian dan hak membela diri anggota diatur dalam peraturan
organisasi.
17
BAB XI
KADER
Pasal 27
1. Kader BPKF-AMPI adalah Pegawai Negeri Sipil anggota AMPI yang telah
memiliki kualifikasi kepemimpinan BPKF-AMPI dalam jenjang dan tingkatan
organisasi BPKF-AMPI dan/atau telah mengikuti perkaderan BPKF-AMPI/
AMPI.
a. Mental-Ideologi
4. Kader wajib untuk memperjuangkan visi, misi dan platform BPKF-AMPI, menjiwai
doktrin dan ikrar BPKF-AMPI serta menjaga, memelihara dan mengindahkan
marwah kewibawaan AMPI.
BAB XII
HAK BICARA, HAK SUARA, PESERTA, DAN PENINJAU RAPAT-RAPAT
Pasal 28
1. Dalam rapat-rapat BPKF-AMPI, peserta mempunyai hak bicara dan hak suara
dalam hal pengambilan keputusan serta peninjau hanya memiliki bicara.
18
d. Jumlah peserta dan peninjau diatur dalam ketentuan tersendiri oleh Pimpinan
Pusat BPKF-AMPI.
c. Jumlah peserta dan peninjau diatur dalam ketentuan tersendiri oleh Pimpinan
Pusat BPKF-AMPI.
d. Jumlah peserta dan peninjau diatur dalam ketentuan tersendiri oleh Pimpinan
Daerah BPKF-AMPI Provinsi.
c. Jumlah peserta dan peninjau diatur dalam ketentuan tersendiri oleh Pimpinan
Daerah BPKF-AMPI Provinsi.
19
b. Peninjau apabila dipandang perlu oleh Pimpinan Daerah BPKF-AMPI
Kabupaten/Kota;
c. Jumlah peserta dan peninjau diatur dalam ketentuan tersendiri oleh Pimpinan
Daerah BPKF-AMPI Kabupaten/Kota.
BAB XIII
HUBUNGAN DENGAN ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA,
ANTAR JENJANG ORGANISASI DAN ORGANISASI LAINNYA
Pasal 29
BAB XIV
DEWAN PERTIMBANGAN
Pasal 30
1. BPKF-AMPI memiliki Dewan Pertimbangan sampai tingkat Kabupaten/Kota.
20
2. Dewan Pertimbangan BPKF-AMPI merupakan badan konsultatif yang
mempunyai hak dan tugas memberikan saran, nasihat, serta pertimbangan
strategis, baik diminta ataupun tidak diminta.
BAB XV
DEWAN PENASEHAT
Pasal 31
1. BPKF-AMPI memiliki Dewan Penasehat di semua tingkatan.
BAB XVI
ATRIBUT
Pasal 32
BPKF-AMPI mempunyai atribut yang terdiri dari: lambang/logo, panji-panji, bendera,
hymne dan mars BPKF-AMPI, papan nama, seragam, kop surat dan stempel yang
melekat dengan lambang dan simbol-simbol AMPI.
Pasal 33
Pataka/Bendera BPKF-AMPI berbentuk persegi panjang, dengan ukuran:
1. Pataka BPKF-AMPI berukuran 150 x 115 cm, yang ditempatkan di dalam ruangan;
21
2. Bendera BPKF-AMPI berukuran 150 x 115 cm, yang ditempatkan di dalam ruangan
dan di luar ruangan;
Pasal 34
1. Seragam BPKF-AMPI:
b. Pakaian lain seperti jaket, kaos, dan rompi berlambang serta bertuliskan BPKF-
AMPI.
2. Penggunaan seragam:
Pasal 35
1. Papan nama berukuran:
3. Tulisan:
22
a. Logo AMPI di sebelah kiri atas;
b. Baris Pertama sebelah kanan logo tulisan jenjang struktur;
c. Baris Kedua dituliskan nama kepanjangan organisasi;
d. Baris ketiga jenjang kewilayahan untuk PD dan PK;
e. Baris keempat dimulai dari bawah logo ditulis alamat sekretariat.
Pasal 36
1. Warna tinta stempel di setiap jenjang organisasi hanya satu warna yaitu violet/ ungu.
2. Stempel organisasi berbentuk bulat, dengan diameter dalam 2 cm dan diameter luar
3 cm dan jarak antara lapis luar dan dalam ½ cm.
5. Bagian bawah segilima luar berisi tulisan singkatan jenjang organisasi BPKF - AMPI.
Pasal 37
1. Kop Surat dan amplop di tingkat Pusat menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris.
a. Di sebelah kiri terdapat logo BPKF – AMPI, di sebelah kiri terdapat logo AMPI,
dengan warna sesuai ketentuannya;
23
e. Bagian bawah kertas terdapat alamat lengkap sekretariat;
BAB XVII
ADMINISTRASI ORGANISASI
Pasal 38
BAB XVIII
KEUANGAN
Pasal 39
BAB XIX
PENUTUPAN
24
Pasal 40
1. Hal – hal yang belum di atur dalam Tata Kerja ini akan ditetapkan kemudian oleh
Pimpinan Pusat BPKF-AMPI .
BAB XX
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 41
Peraturan-peraturan yang ada tetap berlaku selama diadakan perubahan dan tidak
bertentangan dengan Tata Kerja.
BAB XXI
PENUTUPAN
Pasal 42
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Kerja ini, akan diatur dan ditetapkan dalam
Pedoman Rumah Tangga BPKF-AMPI.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 27 Februari 2011
PIMPINAN PUSAT
BADAN PENGELOLA KADER FUNGSIONAL
ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA
K E T U A, SEKRETARIS,
ttd ttd
25
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
A. DEWAN PERTIMBANGAN :
1. Ketua :
Wakil-wakil Ketua :
2. Sekretaris :
Wakil-wakil Sekretaris :
3. Anggota-anggota :
B. DEWAN PENASEHAT :
1. Ketua :
Wakil-wakil Ketua :
2. Sekretaris :
Wakil-wakil Sekretaris :
3. Anggota-anggota :
C. PIMPINAN PUSAT:
1. Ketua :
26
3. Bendahara:
Wakil Bendahara I :
Wakil Bendahara II :
Wakil Bendahara III :
4. Departemen – Departemen :
• Pembangunan Berkelanjutan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :
• Hubungan Media :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :
27
• Advokasi :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :
• Kewirausahaan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :
• Pemberdayaan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :
28
LAMPIRAN II : PIMPINAN DAERAH PROVINSI
BADAN PENGELOLA KADER FUNGSIONAL
ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA
A. DEWAN PERTIMBANGAN :
1. Ketua :
Wakil-wakil Ketua :
2. Sekretaris :
Wakil-wakil Sekretaris :
3. Anggota-anggota :
B. DEWAN PENASEHAT :
1. Ketua :
Wakil-wakil Ketua :
2. Sekretaris :
Wakil-wakil Sekretaris :
3. Anggota-anggota :
3. Bendahara :
Wakil Bendahara I :
Wakil Bendahara II :
Wakil Bendahara III :
29
4. Biro – Biro :
• Pembangunan Berkelanjutan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :
• Hubungan Media :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :
• Advokasi :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :
30
• Kewirausahaan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :
• Pemberdayaan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :
31
LAMPIRAN III : PIMPINAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
BADAN PENGELOLA KADER FUNGSIONAL
ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA
A. DEWAN PERTIMBANGAN :
1. Ketua :
Wakil-wakil Ketua :
2. Sekretaris :
Wakil-wakil Sekretaris :
3. Anggota-anggota :
B. DEWAN PENASEHAT :
1. Ketua :
Wakil-wakil Ketua :
2. Sekretaris :
Wakil-wakil Sekretaris :
3. Anggota-anggota :
3. Bendahara :
Wakil Bendahara I :
Wakil Bendahara II :
Wakil Bendahara III :
32
4. Bagian – Bagian :
• Pembangunan Berkelanjutan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :
• Hubungan Media :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :
• Advokasi :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :
33
• Kewirausahaan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :
• Pemberdayaan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :
34
LAMPIRAN IV : PIMPINAN KECAMATAN/RAYON
BADAN PENGELOLA KADER FUNGSIONAL
ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA
A. DEWAN PERTIMBANGAN :
1. Ketua :
Wakil-wakil Ketua :
2. Sekretaris :
Wakil-wakil Sekretaris :
3. Anggota-anggota :
B. DEWAN PENASEHAT :
1. Ketua :
Wakil-wakil Ketua :
2. Sekretaris :
Wakil-wakil Sekretaris :
3. Anggota-anggota :
C. PIMPINAN KECAMATAN :
1. Ketua :
2. Sekretaris Kecamatan :
Wakil Sekretaris Kecamatan I :
Wakil Sekretaris Kecamatan II :
Wakil Sekretaris Kecamatan III :
3. Bendahara:
Wakil Bendahara I :
Wakil Bendahara II :
Wakil Bendahara III :
35
4. Seksi – Seksi :
• Advokasi :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :
• Kewirausahaan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :
• Pemberdayaan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :
36
LAMPIRAN V : PIMPINAN KELURAHAN/DESA/SUB RAYON
BADAN PENGELOLA KADER FUNGSIONAL
ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA
A. DEWAN PERTIMBANGAN :
1. Ketua :
Wakil-wakil Ketua :
2. Sekretaris :
Wakil-wakil Sekretaris :
3. Anggota-anggota :
B. DEWAN PENASEHAT :
1. Ketua :
Wakil-wakil Ketua :
2. Sekretaris :
Wakil-wakil Sekretaris :
3. Anggota-anggota :
C. PIMPINAN KECAMATAN :
1. Ketua :
Wakil Sekretaris I :
Wakil Sekretaris II :
Wakil Sekretaris III :
3. Bendahara:
Wakil Bendahara I :
Wakil Bendahara II :
Wakil Bendahara III :
37
4. Sub Seksi – Sub Seksi :
• Advokasi :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :
• Kewirausahaan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :
• Pemberdayaan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :
38