Anda di halaman 1dari 38

TATA KERJA

BADAN PENGELOLA KADER FUNGSIONAL


ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA
(BPKF - AMPI)

PENDAHULUAN

Berakhirnya era dan rezim Orde Baru seiring dengan berhasilnya gerakan
pembaharuan melahirkan apa yang dinamakan era reformasi, telah merubah secara
total konstalasi dan konstruksi kehidupan politik serta kehidupan kemasyarakatan di
seluruh Indonesia. Kehidupan politik di Indonesia yang selama hamper 36 tahun
menganut sistem 2 (dua) Partai dan 1 (satu) Golongan Karya, dengan didorong
gerakan reformasi yang diusung mahasiswa telah berubah menjadi system multi partai,
kalau pada era orde baru hanya ada 2 (dua) Partai dan 1 (satu) Golongan Karya, maka
diawal reformasi lebih dari 100 (seratus) partai berdiri, baik itu yang berbasis nasionalis,
maupun berbasis keagamaan.

Tuntutan reformasi itu pula membuat Golongan Karya segera menyesuaikan diri dan
dengan cepat menyatakan dirinya menjadi sebuah partai sama dengan partai lainnya.
Dengan demikian, maka di lingkungan Golangan Karya dengan sendirinya pula juga
mengalami perubahan yang sangat signifikan.

Bahwa seiring dengan ditetapkannya GOLKAR sebagai Partai, maka berbagai Ormas
pendukungnya juga melakukan revitalisasi dan reorientasi seperti; Angkatan Muda
Pembaharuan Indonesia (AMPI) maupun Himpunan Wanita Karya (HWK) secara de’
jure tidak lagi memiliki hubungan organisatoris maupun hubungan struktural dengan
Partai GOLKAR sebab untuk mewadahi kaum muda Partai GOLKAR telah dibentuk
Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) dan untuk mewadahi kaum Perempuan
dibentukan Satuan Perempuan Partai GOLKAR (KPPG).

Disisi lain hubungan AMPI dengan Partai GOLKAR, adalah hubungan kesejarahan
(historis) yang sampai kapanpun tidak akan pernah bias dihapus. Bahkan saat ini,
Partai GOLKAR sangat membuka diri dan senantiasa menepatkan kader-kader AMPI
yang ingin berkiprah di bidang politik praktis menjadi Angkatan Muda Pembaharuan
Indonesia yang bekader utama Partai GOLKAR, sedangkan yang tidak berminat di
bidang politik, sepenuhnya diberikan kebebasan untuk berkiprah di AMPI dengan
menjaga dan memelihara komunikasi secara intens dengan Partai GOLKAR.

AMPI sebagai salah satu Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) sadar akan
kedudukannya sebagai Organisasi Kepemudaan yang merupakan sumber kader

1  

 
bangsa, yang dari aspek perundang-undangan tunduk kepada Undang-undang No. 8
Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan.

Sejalan dengan itu pula, kaum muda Indonesia yang berprofesi sebagai birokrat namun
ikut berkiprah di dalam organisasi AMPI memiliki posisi strategis di dalam memberikan
warna bagi perjalanan dan kelangsungan bangsa di masa depan.

Tidak sedikit kader AMPI yang berasal dari lingkungan birokrat, selama ini telah terbukti
mampu memberikan posisi tawar di dalam kepengurusan dan kepemimpinan AMPI
khususnya di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dari data yang dimiliki DPP AMPI,
hampir separuh kepemimpinan DPD AMPI Provinsi diwarnai dan dipimpin para kader
AMPI yang berprofesi birokrat, bahkan di Tingkat Kabupaten/Kota kepemimpinan dan
kepengurusan AMPI mayoritas dipegang para kader AMPI yang berprofesi sebagai
birokrat.

Kenyataan inilah yang mendorong DPP AMPI mengambil kesimpulan, bahwa


komunikasi sesama kader fungsional di lingkungan AMPI perlu terus ditumbuh
kembangkan dan ditingkatkan, sebab dengan meningkatnya peran dan kiprah birokrat
di lingkungan AMPI akan sangat berdampak terhadap pencintraan AMPI ke depan
sebagai sumber kader bangsa, bahkan juga sebagai laboratorium penggodokan kaum
muda untuk semakin memahami dan menjiwai makna semangat kebangsaan dalam
bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Bertitik tolak dari hal tersebut DPP AMPI mendisain sebuah langkah-langkah
komunikasi antar sesama kader AMPI, serta komunikasi segenap para Birokrat itu
sendiri dengan AMPI disemua tingkatan. Artinya AMPI membutuhkan Birokrat sebagai
kader bangsa, sebaliknya birokrat membutuhkan AMPI sebagai wadah penggodokan
kemampuan manajerial keorganisasian dan wadah penggodokan semangat
kebangsaan, sehingga dalam melaksanakan tugasnya tidak mengalami kegamangan di
dalam melaksanakan komunikasi dengan masyarakat Indonesia yang dikenal
heterogen.

Untuk itu dalam rangka menguatkan peran dan kewajiban kader Angkatan Muda
Pembaharuan Indonesia yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil yang tergabung
dalam Badan Pengelola Kader Fungsional Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia
melalui :

1. Pencapaian Visi dan Misi Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia;


2. Pemberian advokasi bagi kader Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia yang
berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil yang tergabung dalam Angkatan Muda
Pembaharuan Indonesia;
3. Peningkatan profesionalisme keorganisasian dan dalam pelaksanaan tugas/ jabatan
kedinasan kader Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia yang berprofesi sebagai

2  

 
Pegawai Negeri Sipil yang tergabung dalam Angkatan Muda Pembaharuan
Indonesia dan;
4. Menyiapkan jaminan Pegawai Negeri Sipil dalam melayani publik atau masyarakat
akan lebih baik lagi dan sesuai dengan harapan seluruh masyarakat Indonesia.
5. Peningkatan kesejahteraan bagi kader Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia
yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil yang tergabung dalam Angkatan
Muda Pembaharuan Indonesia

BAB I
DASAR PEMBENTUKAN
Pasal 1

Dasar pembentukan Badan Pengelola Kader Fungsional Angkatan Muda Pembaharuan


Indonesia Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Keputusan MUNAS VII AMPI Nomor : KEP- VI /MUNAS-VII/ AMPI/2010 tentang
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Angkatan Muda Pembaharuan
Indonesia;

2. Keputusan DPP AMPI, Nomor : KEP-001/DPP-AMPI/03/2010 tertanggal 20 Maret


2010 tentang Tata Kerja Dewan Pimpinan Pusat Angkatan Muda Pembaharuan
Indonesia Masa Bakti 2010 - 2015

3. Keputusan DPP AMPI, Nomor : PO- 005/DPP-AMPI/03/2010 tertanggal 20 Maret


2010, Peraturan Organisasi tentang Pembentukan Badan dan Lembaga Angkatan
Muda Pembaharuan Indonesia;

4. Keputusa RAKERNAS AMPI Tahun 2010 Nomor : 1/RAKERNAS-AMPI/2010


tentang Organisasi dan Pembinaan Wilayah, Keanggotaan dan Kaderisasi
Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia.

5. Keputusan DPP AMPI, Nomor : KEP-007/DPP-AMPI/05/2010 tentang


Pembentukan Badan Pengelola Kader Fungsional (BPKF) Angkatan Muda
Pembaharuan Indonesia (AMPI) serta Komposisi dan Personalia Pengurus
Pusat.
6. Deklarasi Pembentukan Badan Pengelola Kader Fungsional (PNS) Angkatan Muda
Pembaharuan Indonesia, pada tanggal 10 April 2010 di Jakarta.

3  

 
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud

Maksud ditetapkan Tata Kerja BADAN PENGELOLA KADER FUNGSIONAL-


ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA yang disingkat BPKF-AMPI ini
adalah untuk menjadi pedoman operasional BPKF-AMPI di semua tingkatan dalam
memahami peran dan fungsi BPKF-AMPI sebagai badan yang bersifat otonom dalam
melaksanakan program kerja di semua tingkatan secara profesional, proposional, efektif
dan efisien sesuai dengan kedudukan BPKF-AMPI yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Organisasi (PO).

Pasal 3

Tujuan

Tujuan ditetapkan Tata Kerja BPKF-AMPI ini adalah untuk memberikan arah dan
pedoman secara teknis dan operasional bagi seluruh pengurus BPKF-AMPI di semua
tingkatan dalam melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan.

BAB III
SIFAT, POSISI, dan FUNGSI
Pasal 4
Sifat
BPKF-AMPI adalah sebuah badan organisasi bagi kader Angkatan Muda Pembaharuan
Indonesia yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil yang tergabung dalam
Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia yang berorientasi pada karya dan kekaryaan.

Pasal 5
Posisi
BPKF-AMPI adalah bagian integral dan salah satu sumber utama rekruitmen kader
Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia.

Pasal 6
Fungsi
BPKF-AMPI berfungsi sebagai :

4  

 
1. Pelaksana kebijakan dan program Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia.

2. Pengarah kebijakan dan program Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia di


bidang rekrutmen kader Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia yang berprofesi
sebagai Pegawai Negeri Sipil.

3. Penyusun, pelaksana koordinasi, pendistribusi, dan pelaksana program di bidang


rekruitmen dan pembinaan kader Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia yang
berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil.

4. Penghubung, penggerak, dan pembina elemen dan potensi kader Angkatan Muda
Pembaharuan Indonesia yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil Pegawai
Negeri Sipil dalam rangka aktivitas pengkaderan, penggalangan, dan
pengembangan Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia.

5. Wadah pengkaderan Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia yang berprofesi


Pegawai Negeri Sipil serta sumber rekruitmen kader dan kepemimpinan.

6. Wadah komunikasi dan interaksi strategis kader Angkatan Muda Pembaharuan


Indonesia yang berprofesi Pegawai Negeri Sipil.

Pasal 7
Tugas Pokok
1. Melaksanakan seluruh kebijakan Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia melalui
koordinasi kebijakan dan kerjasama program yang intensif dengan Dewan Pimpinan
Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia sesuai tingkatannya.

2. Melaksanakan kegiatan yang berorientasi pada pemecahan masalah dan tantangan


serta pemenuhan kebutuhan kader Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia yang
berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil.

3. Melaksanakan pengkaderan dan pengembangan basis massa kader Angkatan


Muda Pembaharuan Indonesia yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil.

4. Mempersiapkan kader – kader Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia yang


berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil dalam rangka estafet kepemimpinan
bangsa.

5. Melakukan koordinasi, penetapan kebijakan organisasi, pendistribusian dan


pelaksanaan program di lingkungan Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia.

6. Memantapkan peran serta kader Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia yang


berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil dalam rangka mewujudkan idealisme,
5  

 
tujuan, dan cita – cita Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia di segala sendi
kehidupan nasional.

BAB IV
DOKTRIN, IKRAR, VISI DAN MISI
Pasal 8
Dokrin
1. Doktrin BPKF – AMPI adalah menjadi “PEMBAHARU YANG PROFESIONAL”.

2. “PEMBAHARU YANG PROFESIONAL” adalah unsur AMPI yang berasal dari


kader fungsional yang memiliki jiwa pembaharu dan umumnya berjiwa profesional
dalam melaksanakan karya dan kekaryaan.

3. “PEMBAHARU YANG PROFESIONAL” merupakan pedoman, pegangan, dan


bimbingan dalam melaksanakan segala kegiatan untuk peningkatan kinerja
Pemerintah dan usaha dalam mendorong kesejahteraan bagi Pegawai Negeri
Sipil/Birokrat.
Pasal 9
Ikrar
1. Ikrar BPKF – AMPI adalah “PANCA SATYANAGARA”.

2. “PANCA SATYANAGARA” adalah penegasan kebulatan tekad Pandaan sebagai


penghayatan doktrin untuk mewujudkan tujuan PP-BPKF.

3. “PANCA SATYANAGARA” merupakan pendorong dan penggugah semangat dalam


melaksanakan perjuangan PP-BPKF sebagai pembaharu dalam karya kekaryaan.

4. “PANCA SATYANAGARA” Badan Pengelola Kader Fungsional adalah sebagai


berikut :

a. Setia dan taat kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang


berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

b. Menjunjung tinggi Tri Dharma AMPI

c. Bertekad bulat untuk terus memelihara persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesetiakawanan Badan Pengelola Kader Fungsional

d. Mengarusutamakan pembaharuan dan pembangunan Negara Kesatuan


Republik Indonesia yang berorientasi pada karya dan kekaryaan

6  

 
e. Berkarya dalam menegakkan keadilan untuk meningkatkan kesejahteraan
dan profesionalisme pembaharu.

Pasal 10
Visi
BPKF – AMPI Mempersiapkan Jaminan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Melayani Publik
dan Mendorong Kesejahteraan PNS.

Pasal 11
Misi
Melaksanakan dan memperkuat sistem manajemen organisasi, tata laksana, hubungan
antar lembaga dan mendorong peningkatan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil dalam
mendukung pembangunan nasional.

BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 12

1. Struktur Organisasi BPKF-AMPI terdiri dari :

a. Tingkat Pusat : Pimpinan Pusat,


b. Tingkat Provinsi : Pimpinan Daerah Provinsi
c. Tingkat Kabupaten/Kota : Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota
d. Tingkat Kecamatan : Pimpinan Rayon Kecamatan, dan
e. Tingkat Kelurahan/Desa : Pimpinan Sub RayonKelurahan/Desa.

2. Pimpinan Pusat dapat membentuk BPKF-AMPI di luar negeri.

BAB VI
WEWENANG DAN KEWAJIBAN PIMPINAN BPKF – AMPI
Pasal 13
1. Pimpinan Pusat berwenang :

a. Menentukan kebijakan Tingkat Nasional sesuai dengan Tata Keraja,


Keputusan Rapat-Rapat Tingkat Nasional serta peraturan lainnya.

b. Mengukuhkan komposisi dan personalia Pimpinan Daerah Provinsi setelah


disahkan oleh DPD-AMPI Provinsi.
7  

 
c. Menyusun dan menetapkan Dewan Pertimbangan dan Dewan Penasehat
Pimpinan Daerah Provinsi.

2. Pimpinan Pusat berkewajiban melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan


sesuai dengan Tata Kerja, Keputusan Rapat- Rapat Tingkat Nasional serta
pedoman lainnya.
Pasal 14
1. Pimpinan Daerah Provinsi berwenang :

a. Menentukan kebijakan Provinsi sesuai dengan kebijakan DPD AMPI Provinsi,


kebijakan internal BPKF-AMPI sesuai dengan Tata Kerja, Keputusan Rapat-
Rapat Tingkat Nasional maupun Provinsi serta peraturan organisasi lainnya.

b. Mengukuhkan komposisi dan personalia Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota


setelah disahkan oleh DPD-AMPI Kabupaten/Kota.

c. Menyusun dan menetapkan Dewan Pertimbangan dan Dewan Penasehat


Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota.

2. Pimpinan Daerah Provinsi berkewajiban melaksanakan segala ketentuan dan


kebijakan sesuai dengan Tata Kerja, Keputusan Rapat-Rapat Tingkat Nasional,
Provinsi, serta pedoman lainnya.

Pasal 15
1. Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota berwenang :

a. menentukan kebijakan Kabupaten/Kota sesuai dengan kebijakan BPKF-


AMPI Kabupaten/Kota, kebijakan internal BPKF-AMPI sesuai dengan
Pedoman Dasar, Pedoman Rumah Tangga, Keputusan Rapat-Rapat Tingkat
Nasional, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota serta peraturan organisasi
lainnya.

b. Mengukuhkan komposisi dan personalia Pimpinan Kecamatan/Rayon setelah


disahkan oleh AMPI Rayon Kecamatan.

c. Menyusun dan menetapkan Dewan Penasehat Pimpinan Kecamatan/Rayon.

2. Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota berkewajiban melaksanakan segala ketentuan


dan kebijakan sesuai dengan Tata Kerja, Keputusan Rapat-Rapat Tingkat
Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota serta pedoman lainnya.

8  

 
Pasal 16
1. Pimpinan Kecamatan/Rayon berwenang :

a. Melaksanakan kebijakan internal BPKF-AMPI Kabupaten/Kota sesuai


dengan Tata Kerja, Keputusan Rapat-Rapat Tingkat Nasional, Provinsi,
maupun Kabupaten/Kota, maupun Kecamatan serta peraturan organisasi
lainnya.

b. Mengukuhkan komposisi dan personalia Pimpinan Daerah Kelurahan/Sub


Rayon setelah disahkan oleh AMPI Sub Rayon Kelurahan/Desa.

c. Menyusun dan menetapkan Dewan Penasehat Pimpinan Kelurahan/Desa/


Sub Rayon

2. Pimpinan Kecamatan/Rayon berkewajiban melaksanakan segala ketentuan dan


kebijakan sesuai dengan Tata Kerja, Keputusan Rapat-Rapat Tingkat Nasional,
Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan serta pedoman lainnya.

Pasal 17

1. Pimpinan Kelurahan/Desa/Sub Rayon berwenang :

a. Melaksanakan tugas kebijakan BPKF-AMPI Kabupaten/Kota melalui


Pimpinan Daerah BPKF-AMPI Kecamatan sesuai dengan kebijakan yang
diputuskan oleh Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota

b. Mengkoordinir kader dan massa dalam meningkatkan kekompakan dan


kemantapan BPKF-AMPI di garis terdepan dalam menjag kehormatan dan
marwah kewibawaan serta menjaga panji-panji AMPI.

2. Pimpinan Kelurahan/Desa/Ub Rayon berkewajiban melaksanakan kegiatan-


kegiatan sosial kemasyarakatan dalam rangka untuk memperkuat basis-basis
kemasyarakatan.

BAB VII
SUSUNAN DAN KOMPOSISI KEPENGURUSAN
Pasal 18
1. Susunan kepengurusan BPKF-AMPI sesuai tingkatannya : Pimpinan Pusat,
Pimpinan Daerah Provinsi, Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota, Pimpinan
Kecamatan/Rayon, dan Pimpinan Kelurahan/Desa/Sub Rayon.

2. Komposisi Kepengurusan Pimpinan Pusat :

9  

 
A. Pengurus Harian :

a. Ketua;
b. Wakil Ketua yang terdiri dari

1. Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Tata Laksana


o Divisi Keanggotaan dan Kaderisasi
o Divisi Kelembagaan dan Kajian Strategis
o Divisi Disiplin dan Pembinaan Karakter

2. Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga


o Divisi Hubungan Masyarakat dan Lembaga Negara
o Divisi Pembangunan Berkelanjutan
o Divisi Hubungan Media

3. Wakil Ketua Bidang Peningkatan Kesejahteraan


o Divisi Advokasi
o Divisi Kewirausahaan
o Divisi Pemberdayaan

c. Sekretaris Utama;
3 (tiga) Wakil Sekretaris Utama;

d. Bendahara
3 (tiga) Wakil Bendahara;

B. Pengurus Pleno :

Anggota Pleno PP BPKF-AMPI adalah seluruh anggota BPKF-AMPI.

3. Komposisi kepengurusan Pimpinan Daerah Provinsi :


A. Pengurus Harian :

a. Ketua
b. Wakil Ketua yang terdiri dari :
1. Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Tata Laksana
o Divisi Keanggotaan dan Kaderisasi
o Divisi Kelembagaan dan Kajian Strategis
o Divisi Disiplin dan Pembinaan Karakter

2. Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga


o Divisi Hubungan Masyarakat dan Lembaga Negara
o Divisi Pembangunan Berkelanjutan
o Divisi Hubungan Media
3. Wakil Ketua Bidang Peningkatan Kesejahteraan

10  

 
o Divisi Advokasi
o Divisi Kewirausahaan
o Divisi Pemberdayaan

c. Sekretaris Daerah :
3 (tiga) Wakil Sekretaris Daerah;
d. Bendahara :
3 (tiga) Wakil Bendahara;

B. Pengurus Pleno :

Anggota Pleno Pimpinan Daerah Provinsi adalah seluruh anggota BPKF-


AMPI Provinsi.

4. Komposisi kepengurusan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota :

A. Pengurus Harian :
a. Ketua
b. Wakil Ketua yang terdiri dari :

1. Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Tata Laksana


o Divisi Keanggotaan dan Kaderisasi
o Divisi Kelembagaan dan Kajian Strategis
o Divisi Disiplin dan Pembinaan Karakter

2. Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga


o Divisi Hubungan Masyarakat dan Lembaga Negara
o Divisi Pembangunan Berkelanjutan
o Divisi Hubungan Media

3. Wakil Ketua Bidang Peningkatan Kesejahteraan


o Divisi Advokasi
o Divisi Kewirausahaan
o Divisi Pemberdayaan
c. Sekretaris
3 (tiga) Wakil Sekretaris;

d. Bendahara
3 (tiga) Wakil Bendahara;

B. Pengurus Pleno :

Anggota Pleno Pimpinan Daerah Kabupaten / Kota adalah seluruh anggota


BPKF-AMPI Kabupaten/Kota.

11  

 
5. Komposisi kepengurusan Pimpinan Kecamatan :
A. Pengurus Harian :

a. Ketua
b. Wakil Ketua yang terdiri dari :

1. Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Tata Laksana


o Divisi Keanggotaan dan Kaderisasi
o Divisi Kelembagaan dan Kajian Strategis
o Divisi Disiplin dan Pembinaan Karakter

2. Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga


o Divisi Hubungan Masyarakat dan Lembaga Negara
o Divisi Pembangunan Berkelanjutan
o Divisi Hubungan Media

3. Wakil Ketua Bidang Peningkatan Kesejahteraan


o Divisi Advokasi
o Divisi Kewirausahaan
o Divisi Pemberdayaan

c. Sekretaris Kab/Kota:
3 (tiga) Wakil Sekretaris Kab/Kota;

d. Bendahara
3 (tiga) Wakil Bendahara;

B. Pengurus Pleno :

Anggota Pleno BPKF-AMPI Kecamatan/Rayon adalah seluruh anggota


BPKF-AMPI Kecamatan.

6. Komposisi kepengurusan Pengurus Kelurahan/Desa/Sub Rayon :

A Pengurus Harian :
a. Ketua
b. Wakil Ketua yang terdiri dari:

1. Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Tata Laksana


o Divisi Keanggotaan dan Kaderisasi
o Divisi Kelembagaan dan Kajian Strategis
o Divisi Disiplin dan Pembinaan Karakter

2. Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga


o Divisi Hubungan Masyarakat dan Lembaga Negara

12  

 
o Divisi Pembangunan Berkelanjutan
o Divisi Hubungan Media

3. Wakil Ketua Bidang Peningkatan Kesejahteraan


o Divisi Advokasi
o Divisi Kewirausahaan
o Divisi Pemberdayaan

c. Sekretaris :
3 (tiga) Wakil Sekretaris;

d. Bendahara :
3 (tiga) Wakil Bendahara;

B. Pengurus Pleno :

Anggota Pleno BPKF-AMPI Kelurahan/Desa/Sub Rayon adalah seluruh


anggota BPKF-AMPI Kelurahan/Desa.

Pasal 19
1. Ketentuan mengenai disiplin, sanksi, dan jabatan lowong antar waktu akan
ditetapkan kemudian oleh Pimpinan Pusat BPKF-AMPI.

2. Pimpinan Pusat BPKF-AMPI dapat membentuk suatu unit atau lembaga


kegiatan khusus sesuai kebutuhan program dan pelaksanaan kebijakan
organisasi.

BAB VIII
MASA BAKTI
Pasal 20
Masa bakti kepengurusan BPKF-AMPI disesuaikan dengan masa bakti organisasi
Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia sesuai tingkatannya.

BAB IX
RAPAT-RAPAT
Pasal 21
1. Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) :

a. Merupakan forum tertinggi organisasi tingkat nasional, yang berwenang


menetapkan aturan/peraturan dan mekanisme organisasi, menetapkan kebijakan
13  

 
program secara nasional serta mengambil keputusan-keputusan organisasi
terkecuali yang menjadi wewenang Dewan Pimpinan Pusat Angkatan Muda
Pembaharuan Indonesia;

b. Diadakan sedikitnya 2 ( dua ) kali dalam 5 ( lima ) tahun atau dalam satu periode
kepengurusan;

c. Tata Tertib dan ketentuan Rapimnas lainnya di atur dalam peraturan tersendiri
oleh Pimpinan Pusat BPKF-AMPI.

2. Rapat Kerja Nasional ( Rakernas ) :

a. Merupakan forum konsultasi, evaluasi, dan penetapan kebijakan program secara


nasional. Rakernas berwenang menetapkan prioritas agenda strategis organisasi
selanjutnya, mengkonsultasikan masalah-masalah mendasar dan penting di
tingkat provinsi maupun kabupaten/kota yang kaitannya dengan konsolidasi
organisasi, promosi kader dan kebijakan-kebijakan BPKF-AMPI lainnya, serta
mengambil keputusan-keputusan organisasi yang dianggap penting;

b. Diadakan sedikitnya 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun;

c. Tata Tertib dan ketentuan Rakernas lainnya diatur dalam peraturan tersendiri
oleh Pimpinan Pusat BPKF-AMPI.

3. Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Provinsi :

a. Merupakan forum yang berwenang menetapkan kebijakan program BPKF-AMPI


provinsi sebagai implementasi hasil-hasil Rapimnas maupun hasil Musda
Provinsi Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia, mengambil keputusan-
keputusan organisasi sebagai penjabaran hasil-hasil Rapimnas dan keputusan
PP BPKF-AMPI maupun DPD Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia
Provinsi;

b. Diadakan sedikitnya 2 (dua) kali dalam 5 (lima) tahun atau dalam satu periode
kepengurusan;

c. Tata tertib dan ketentuan Rapimda Provinsi lainnya diatur dalam peraturan
tersendiri oleh PD BPKF-AMPI Provinsi.

4. Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Provinsi :

a. Merupakan forum konsultasi serta forum evaluasi pelaksanaan kebijakan


program BPKF-AMPI Provinsi. Rakerda Provinsi berwenang menetapkan
prioritas agenda strategis organisasi tingkat provinsi sebagai penjabaran hasil-
hasil Rakernas dan kebijakan DPD Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia
14  

 
Provinsi, mengkonsultasikan masalah-masalah mendasar dan penting di tingkat
kabupaten/kota yang kaitannya dengan konsolidasi organisasi, promosi kader
dan kebijakan-kebijakan BPKF-AMPI provinsi lainnya, serta mengambil
keputusan-keputusan organisasi tingkat provinsi yang dianggap penting;

b. Diadakan sedikitnya 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun;

c. Tata Tertib dan ketentuan Rakerda Provinsi lainnya diatur dalam peraturan
tersendiri oleh PD BPKF-AMPI Provinsi.

5. Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Kabupaten/Kota :

a. Merupakan forum konsultasi serta forum evaluasi pelaksanaan kebijakan


program BPKF-AMPI kabupaten/kota. Rakerda Kabupaten/Kota berwenang
menetapkan prioritas agenda strategis organisasi tingkat kabupaten/kota sebagai
penjabaran hasil-hasil Rakerda Provinsi dan Kebijakan DPD Angkatan Muda
Pembaharuan Indonesia Kabupaten/Kota, mengkonsultasikan masalah-masalah
mendasar dan penting di tingkat kabupaten/kota yang kaitannya dengan
konsolidasi organisasi, promosi kader dan kebijakan-kebijakan BPKF-AMPI
kabupaten/kota lainnya, serta mengambil keputusan-keputusan organisasi
tingkat kabupaten/kota yang di anggap penting;

b. Diadakan sedikitnya 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun.

c. Tata Tertib dan ketentuan Rakerda Kabupaten/Kota lainnya diatur dalam


peraturan tersendiri oleh PD BPKF-AMPI Kabupaten/Kota.

6. Rapat Harian dan Pleno : setiap tingkatan organisasi mempunyai rapat harian dan
pleno yang berwenang merumuskan dan menetapkan langkah, tindakan maupun
sikap organisasi dalam rangka mengejawantahkan kebijakan Angkatan Muda
Pembaharuan Indonesia maupun dalam rangka merealisasikan hasil-hasil Rapim
dan Raker BPKF-AMPI.

7. Rapat Koordinasi Bidang/antar Bidang : setiap tingkatan organisasi dapat


mengadakan rapat koordinasi bidang/antar bidang guna menggerakkan program-
program bidang.
8. Rapat Khusus dapat dilakukan oleh setiap tingkatan organisasi yang diadakan
sesuai kebutuhan tertentu.

15  

 
BAB X
QUORUM & PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 22
1. Rapat-rapat sebagaimana dimaksud dalam BAB VII adalah sah apabila dihadiri lebih
dari setengah jumlah peserta.

2. Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk


mufakat dan apabila hal ini tidak mungkin maka pengambilan keputusan diambil
berdasarkan suara terbanyak.

BAB XI
KEANGGOTAAN
Pasal 23
Keanggotaan
1. Anggota BPKF-AMPI terdiri dari Anggota Biasa, Anggota Luar Biasa dan
Anggota Kehormatan.

2. Anggota Biasa adalah anggota Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia yang


berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil dan pensiunan Pegawai Negeri Sipil.

3. Anggota Luar Biasa adalah pasangan suami/istri dari anggota biasa BPKF-AMPI.

4. Anggota Kehormatan adalah orang yang dianggap berjasa bagi BPKF-AMPI


yang diputuskan dalam Rapimnas.

5. Ketentuan Keanggotaan BPKF-AMPI sebagaimana ketentuan Keanggotaan


Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia.

Pasal 24
Kewajiban Anggota
Setiap anggota berkewajiban :
1. Menghayati dan mengamalkan Doktrin dan Ikrar BPKF-AMPI.
2. Mentaati dan melaksanakan seluruh AD/ART AMPI dan PD/PRT BPK-AMPI .

3. Mentaati dan melaksanakan seluruh Keputusan Musyawarah Nasional dan


Keputusan-Keputusan BPKF-AMPI.

4. Melaksanakan tugas BPKF-AMPI.

16  

 
5. Mengamankan dan memperjuangkan seluruh Visi, Misi, dan Marwah
kewibawaan AMPI.

6. Menentang setiap usaha dan tindakan yang merugikan kepentingan BPKF-


AMPI.

7. Menghadiri musyawarah, rapat-rapat, dan seluruh kegiatan BPKF-AMPI.

8. Membayar iuran anggota, secara ikhlas dan sukarela.

Pasal 25
Hak Anggota
Setiap Anggota berhak :
1. Memperoleh perlakuan yang sama dari BPKF-AMPI dan AMPI.

2. Mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul, saran, serta pertanyaan baik


secara lisan maupun tertulis.

3. Memperoleh perlindungan, pembelaan, pendidikan kader, dan promosi kader


BPKF-AMPI dan AMPI

4. Mewakili BPKF-AMPI untuk mengikuti kegiatan di luar BPKF-AMPI sesuai


dengan petunjuk dan keputusan BPKF-AMPI.

5. Dan lain-lain yang ditentukan dalam peraturan BPKF-AMPI dan peraturan AMPI.

Pasal 26
Pemberhentian Anggota
1. Anggota berhenti karena :
a. Meninggal dunia;

b. Atas permintaan sendiri;

c. Diberhentikan.

2. Tata cara pemberhentian dan hak membela diri anggota diatur dalam peraturan
organisasi.

17  

 
BAB XI
KADER
Pasal 27
1. Kader BPKF-AMPI adalah Pegawai Negeri Sipil anggota AMPI yang telah
memiliki kualifikasi kepemimpinan BPKF-AMPI dalam jenjang dan tingkatan
organisasi BPKF-AMPI dan/atau telah mengikuti perkaderan BPKF-AMPI/
AMPI.

2. Kader BPKF-AMPI secara otomatis adalah kader AMPI.

3. Kader BPKF-AMPI disaring berdasarkan kriteria :

a. Mental-Ideologi

b. Prestasi, dedikasi, disiplin, loyalitas, dan tidak tercela;

c. Kepemimpinan dalam organisasi;

d. Telah mengikuti kegiatan pendidikan/pelatihan kader BPKF-AMPI / AMPI.

4. Kader wajib untuk memperjuangkan visi, misi dan platform BPKF-AMPI, menjiwai
doktrin dan ikrar BPKF-AMPI serta menjaga, memelihara dan mengindahkan
marwah kewibawaan AMPI.

BAB XII
HAK BICARA, HAK SUARA, PESERTA, DAN PENINJAU RAPAT-RAPAT
Pasal 28
1. Dalam rapat-rapat BPKF-AMPI, peserta mempunyai hak bicara dan hak suara
dalam hal pengambilan keputusan serta peninjau hanya memiliki bicara.

2. Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dihadiri oleh:

a. Pimpinan Pusat AMPI, Pimpinan Pusat BPKF-AMPI, Pimpinan Daerah AMPI


Provinsi dan Pimpinan Daerah BPKF-AMPI Provinsi sebagai peserta;

b. Unsur penasehat Pimpinan Pusat BPKF-AMPI, dan unsur penasehat


Pimpinan Daerah BPKF-AMPI Provinsi;

c. Undangan lainnya yang ditentukan oleh Pimpinan Pusat BPKF-AMPI;

18  

 
d. Jumlah peserta dan peninjau diatur dalam ketentuan tersendiri oleh Pimpinan
Pusat BPKF-AMPI.

3. Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dihadiri oleh:

a. Pimpinan Pusat BPKF-AMPI dan Unsur Pimpinan Daerah BPKF-AMPI


Provinsi sebagai peserta;

b. Peninjau apabila dipandang perlu oleh Pimpinan Pusat BPKF-AMPI

c. Jumlah peserta dan peninjau diatur dalam ketentuan tersendiri oleh Pimpinan
Pusat BPKF-AMPI.

4. Rapat Koordinasi Daerah (Rakoorda) Provinsi dihadiri oleh:

a. Pimpinan Daerah AMPI Provinsi, Pimpinan Daerah BPKF- AMPI Provinsi,


unsur Pimpinan Daerah AMPI Kabupaten / Kota dan Pimpinan Daerah BPKF-
AMPI Kabupaten/Kota sebagai peserta;

b. Unsur penasehat Pimpinan Daerah BPKF-AMPI Provinsi, unsur penasehat


Pimpinan Daerah BPKF-AMPI Kabupaten/Kota,;

c. Undangan lainnya yang ditentukan oleh Pimpinan Daerah BPKF- AMPI


Provinsi;

d. Jumlah peserta dan peninjau diatur dalam ketentuan tersendiri oleh Pimpinan
Daerah BPKF-AMPI Provinsi.

5. Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Provinsi dihadiri oleh:

a. Pimpinan Daerah Tingkat I AMPI Provinsi, Pimpinan Daerah BPKF- AMPI


Provinsi, unsur Pimpinan Daerah AMPI Kabupaten / Kota dan Pimpinan
Daerah BPKF-AMPI Kabupaten/Kota sebagai peserta;

b. Peninjau apabila dipandang perlu oleh Pimpinan Daerah BPKF-AMPI


Provinsi;

c. Jumlah peserta dan peninjau diatur dalam ketentuan tersendiri oleh Pimpinan
Daerah BPKF-AMPI Provinsi.

6. Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Kabupaten/Kota dihadiri oleh:

a. Pimpinan Daerah AMPI Kabupaten/Kota, Pimpinan Daerah BPKF-AMPI


Kabupaten/Kota sebagai peserta;

19  

 
b. Peninjau apabila dipandang perlu oleh Pimpinan Daerah BPKF-AMPI
Kabupaten/Kota;

c. Jumlah peserta dan peninjau diatur dalam ketentuan tersendiri oleh Pimpinan
Daerah BPKF-AMPI Kabupaten/Kota.

7. Rapat Kerja Pengurus BPKF Tingkat Kecamatan

8. Rapat Kerja Pengurus BPKF Tingkat Kelurahan/Desa

9. Rapat Harian/Pleno dihadiri oleh pengurus harian/pleno setiap tingkatan


organisasi.
10. Rapat Koordinasi Bidang/antar Bidang dihadiri oleh pengurus setiap tingkatan
organisasi sesuai bidangnya.

BAB XIII
HUBUNGAN DENGAN ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA,
ANTAR JENJANG ORGANISASI DAN ORGANISASI LAINNYA
Pasal 29

1. Hubungan BPKF-AMPI dengan Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia


bersifat struktural instruktif terkait pelaksanaan kebijakan.

2. Hubungan antar tingkatan BPKF-AMPI bersifat struktural instruktif terkait


penataan internal dan pelaksanaan kegiatan BPKF-AMPI.

3. BPKF-AMPI dapat menjalin hubungan taktis yang bersifat fungsional koordinatif


dengan LSM, organisasi kepemudaan, maupun organisasi profesi yang tidak
memiliki keterikatan sejarah dengan AMPI dalam rangka pemantapan program
yang berorientasi pada pengembangan basis massa dan jaringan dukungan.

4. BPKF-AMPI menjalin hubungan kemitraan yang bersifat structural koordinatif


aspiratif dengan organisasi yang memiliki keterikatan sejarah dengan AMPI
dalam rangka sinkronisasi kebijakan maupun aktualisasi program BPKF-AMPI
untuk pengembangan eksistensi AMPI.

BAB XIV
DEWAN PERTIMBANGAN
Pasal 30
1. BPKF-AMPI memiliki Dewan Pertimbangan sampai tingkat Kabupaten/Kota.
20  

 
2. Dewan Pertimbangan BPKF-AMPI merupakan badan konsultatif yang
mempunyai hak dan tugas memberikan saran, nasihat, serta pertimbangan
strategis, baik diminta ataupun tidak diminta.

3. Dewan Pertimbangan BPKF-AMPI terdiri dari tokoh masyarakat yang


mempunyai kapasitas, akseptabilitas, dan kepedulian terhadap dinamika
kepemudaan dan kehidupan AMPI.

4. Dewan Pertimbangan BPKF-AMPI disusun oleh Ketua BPKF-AMPI sesuai


tingkatannya dengan jumlah personalia yang disesuaikan dengan kebutuhan,
yang berkonsultasi dengan Pengurus AMPI sesuai tingkatannya.

BAB XV
DEWAN PENASEHAT
Pasal 31
1. BPKF-AMPI memiliki Dewan Penasehat di semua tingkatan.

2. Dewan Penasehat BPKF-AMPI merupakan badan konsultatif internal organisasi.

3. Dewan Penasehat BPKF-AMPI terdiri dari unsur kaderisasi dan kelembagaan


pada masing-masing tingkatan pimpinan AMPI.

4. Dewan Penasehat BPKF-AMPI disusun oleh Ketua BPKF-AMPI sesuai


tingkatannya dengan jumlah personalia yang disesuaikan dengan kebutuhan,
yang berkonsultasi dengan Pengurus AMPI sesuai tingkatannya.

BAB XVI
ATRIBUT
Pasal 32
BPKF-AMPI mempunyai atribut yang terdiri dari: lambang/logo, panji-panji, bendera,
hymne dan mars BPKF-AMPI, papan nama, seragam, kop surat dan stempel yang
melekat dengan lambang dan simbol-simbol AMPI.

Pasal 33
Pataka/Bendera BPKF-AMPI berbentuk persegi panjang, dengan ukuran:

1. Pataka BPKF-AMPI berukuran 150 x 115 cm, yang ditempatkan di dalam ruangan;
21  

 
2. Bendera BPKF-AMPI berukuran 150 x 115 cm, yang ditempatkan di dalam ruangan
dan di luar ruangan;

3. Bendera BPKF-AMPI berukuran 115 x 90 cm, yang ditempatkan di luar ruangan;

4. Warna Pataka/Bendera BPKF-AMPI:

§ Berwarna dasar biru


§ Bertulis BADAN PENGELOLA KADER FUNGSIONAL-ANGKATAN MUDA
PEMBAHARUAN INDONESIA berwarna merah di sekeliling logo AMPI;
§ Berwarna kuning untuk Kepulauan Nusantara
§ Bertuliskan SATYANAGARA berwarna kuning di bawah Kepulauan Nusantara.

5. Pemasangan Pataka/Bendera dilakukan pada acara resmi organisasi atau di


tempatkan pada ruangan kantor organisasi AMPI/BPKF-AMPI.

Pasal 34
1. Seragam BPKF-AMPI:

a. Pakaian Dinas Harian/PDH: berwarna dasar biru, berlogo BPKF-AMPI di lengan


sebelah kiri, bertuliskan BPKF-AMPI di atas saku sebelah kanan, dan bertuliskan
nama di atas saku sebelah kiri, (lihat gambar terlampir).

b. Pakaian lain seperti jaket, kaos, dan rompi berlambang serta bertuliskan BPKF-
AMPI.

2. Penggunaan seragam:

PDH digunakan pada acara resmi BPKF-AMPI di semua tingkatan, yang


diperuntukkan hanya bagi pengurus BPKF-AMPI.

Pasal 35
1. Papan nama berukuran:

a. Pimpinan Pusat: panjang 4 meter dan lebar 1 meter;


b. Pimpinan Daerah Provinsi: panjang 3 meter dan lebar 1 meter;
c. Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota: panjang 2,5 meter dan lebar 1 meter;

2. Berwarna dasar kuning dan bertulis warna biru

3. Tulisan:
22  

 
a. Logo AMPI di sebelah kiri atas;
b. Baris Pertama sebelah kanan logo tulisan jenjang struktur;
c. Baris Kedua dituliskan nama kepanjangan organisasi;
d. Baris ketiga jenjang kewilayahan untuk PD dan PK;
e. Baris keempat dimulai dari bawah logo ditulis alamat sekretariat.

Pasal 36
1. Warna tinta stempel di setiap jenjang organisasi hanya satu warna yaitu violet/ ungu.

2. Stempel organisasi berbentuk bulat, dengan diameter dalam 2 cm dan diameter luar
3 cm dan jarak antara lapis luar dan dalam ½ cm.

3. Segilima dalam berisi tulisan ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA.

4. Bagian atas segilima luar berisi tulisan “BADAN PENGELOLA KADER


FUNGSIONAL - ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA”.

5. Bagian bawah segilima luar berisi tulisan singkatan jenjang organisasi BPKF - AMPI.

6. Contoh Stempel seperti terlampir.

Pasal 37
1. Kop Surat dan amplop di tingkat Pusat menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris.

2. Kop Surat dan amplop di tingkat Daerah menggunakan bahasa Indonesia.

3. Tulisan Kop Surat dan amplop:

a. Di sebelah kiri terdapat logo BPKF – AMPI, di sebelah kiri terdapat logo AMPI,
dengan warna sesuai ketentuannya;

b. Baris pertama terdapat istilah jenjang struktur organisasi;

c. Baris kedua terdapat istilah kepanjangan organisasi BPKF – AMPI;

d. Untuk Pimpinan Daerah ProVinsi, Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota, Pimpinan


Kecamatan/Rayon dan Pimpinan/Kelurahan/Desa baris ketiga atau keempat
terdapat nama Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan/Kelurahan/Desa dengan
susunan tulisan sesuai kebutuhan;

23  

 
e. Bagian bawah kertas terdapat alamat lengkap sekretariat;

f. Semua warna tulisan hitam.

BAB XVII
ADMINISTRASI ORGANISASI
Pasal 38

1. Administrasi organisasi adalah proses surat-menyurat sebagai sarana komunikasi


timbal balik yang mengandung pesan-pesan resmi organisasi dalam bentuk tertulis
dengan identitas BPKF-AMPI.
2. Pengelolaan administrasi organisasi diatur dalam ketentuan tersendiri.

BAB XVIII
KEUANGAN
Pasal 39

1. Keuangan organisasi diperoleh dari:

a. Struktur Pimpinan AMPI;


b. Struktur Pimpinan BPKF-AMPI
c. Iuran pengurus/anggota;
d. Sumbangan yang tidak mengikat;
e. Usaha-usaha yang sah dan tidak bertentangan dengan perundang-undangan
yang berlaku.

2. Jumlah dan mekanisme pengumpulan iuran pengurus/anggota diatur dalam


ketentuan tersendiri.

3. Hal-hal yang berkaitan dengan kebendaharaan dan penggunaan keuangan diatur


dalam ketentuan tersendiri.

4. Hal-hal yang menyangkut pemasukan dan pengeluaran keuangan akan


dipertanggung-jawaban dalam forum yang diatur dalam ketentuan tersendiri.

BAB XIX
PENUTUPAN

24  

 
Pasal 40
1. Hal – hal yang belum di atur dalam Tata Kerja ini akan ditetapkan kemudian oleh
Pimpinan Pusat BPKF-AMPI .

2. Pedoman Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

BAB XX
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 41
Peraturan-peraturan yang ada tetap berlaku selama diadakan perubahan dan tidak
bertentangan dengan Tata Kerja.

BAB XXI
PENUTUPAN
Pasal 42
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Kerja ini, akan diatur dan ditetapkan dalam
Pedoman Rumah Tangga BPKF-AMPI.

2. Tata Kerja ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 27 Februari 2011

PIMPINAN PUSAT
BADAN PENGELOLA KADER FUNGSIONAL
ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA

K E T U A, SEKRETARIS,
ttd ttd

Drs. DEDY MIHARJA, M.Si dr. H. EKA JUSUF SINGKA, M.Sc

25  

 
LAMPIRAN-LAMPIRAN :

LAMPIRAN I : PIMPINAN PUSAT


BADAN PENGELOLA KADER FUNGSIONAL
ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA

A. DEWAN PERTIMBANGAN :
1. Ketua :
Wakil-wakil Ketua :
2. Sekretaris :
Wakil-wakil Sekretaris :
3. Anggota-anggota :

B. DEWAN PENASEHAT :
1. Ketua :
Wakil-wakil Ketua :
2. Sekretaris :
Wakil-wakil Sekretaris :
3. Anggota-anggota :

C. PIMPINAN PUSAT:

1. Ketua :

Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Tata Laksana :


Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga :
Wakil Ketua Bidang Peningkatan Kesejahteraan :
2. Sekretaris Utama :

Wakil Sekretaris Utama I :


Wakil Sekretaris Utama II :
Wakil Sekretaris Utama III :

26  

 
3. Bendahara:

Wakil Bendahara I :
Wakil Bendahara II :
Wakil Bendahara III :

4. Departemen – Departemen :

• Keanggotaan dan Kaderisasi :


Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Kelembagaan dan Kajian Strategis :


Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Disiplin dan Pembinaan Karakter :


Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Hubungan Masyarakat dan Lembaga Negara:


Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Pembangunan Berkelanjutan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Hubungan Media :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

27  

 
• Advokasi :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Kewirausahaan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Pemberdayaan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

28  

 
LAMPIRAN II : PIMPINAN DAERAH PROVINSI
BADAN PENGELOLA KADER FUNGSIONAL
ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA

A. DEWAN PERTIMBANGAN :
1. Ketua :
Wakil-wakil Ketua :
2. Sekretaris :
Wakil-wakil Sekretaris :
3. Anggota-anggota :

B. DEWAN PENASEHAT :
1. Ketua :
Wakil-wakil Ketua :
2. Sekretaris :
Wakil-wakil Sekretaris :
3. Anggota-anggota :

C. PIMPINAN DAERAH PROVINSI :


1. Ketua :

Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Tata Laksana :


Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga :
Wakil Ketua Bidang Peningkatan Kesejahteraan :
2. Sekretaris Daerah :

Wakil Sekretaris Daerah I :


Wakil Sekretaris Daerah II :
Wakil Sekretaris Daerah III :

3. Bendahara :

Wakil Bendahara I :
Wakil Bendahara II :
Wakil Bendahara III :

29  

 
4. Biro – Biro :

• Keanggotaan dan Kaderisasi :


Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Kelembagaan dan Kajian Strategis :


Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Disiplin dan Pembinaan Karakter :


Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Hubungan Masyarakat dan Lembaga Negara:


Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Pembangunan Berkelanjutan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Hubungan Media :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Advokasi :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

30  

 
• Kewirausahaan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Pemberdayaan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

31  

 
LAMPIRAN III : PIMPINAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
BADAN PENGELOLA KADER FUNGSIONAL
ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA

A. DEWAN PERTIMBANGAN :
1. Ketua :
Wakil-wakil Ketua :
2. Sekretaris :
Wakil-wakil Sekretaris :
3. Anggota-anggota :

B. DEWAN PENASEHAT :
1. Ketua :
Wakil-wakil Ketua :
2. Sekretaris :
Wakil-wakil Sekretaris :
3. Anggota-anggota :

C. PIMPINAN DAERAH KABUPATEN/KOTA :


1. Ketua :

Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Tata Laksana :


Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga :
Wakil Ketua Bidang Peningkatan Kesejahteraan :
2. Sekretaris Kabupaten/Kota :

Wakil Sekretaris Kab/Kota I :


Wakil Sekretaris Kab/Kota II :
Wakil Sekretaris Kab/Kota III :

3. Bendahara :

Wakil Bendahara I :
Wakil Bendahara II :
Wakil Bendahara III :

32  

 
4. Bagian – Bagian :

• Keanggotaan dan Kaderisasi :


Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota – anggota :

• Kelembagaan dan Kajian Strategis :


Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota – anggota :

• Disiplin dan Pembinaan Karakter :


Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Hubungan Masyarakat dan Lembaga Negara:


Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Pembangunan Berkelanjutan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Hubungan Media :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Advokasi :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

33  

 
• Kewirausahaan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Pemberdayaan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

34  

 
LAMPIRAN IV : PIMPINAN KECAMATAN/RAYON
BADAN PENGELOLA KADER FUNGSIONAL
ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA

A. DEWAN PERTIMBANGAN :
1. Ketua :
Wakil-wakil Ketua :
2. Sekretaris :
Wakil-wakil Sekretaris :
3. Anggota-anggota :

B. DEWAN PENASEHAT :
1. Ketua :
Wakil-wakil Ketua :
2. Sekretaris :
Wakil-wakil Sekretaris :
3. Anggota-anggota :

C. PIMPINAN KECAMATAN :
1. Ketua :

Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Tata Laksana :


Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga :
Wakil Ketua Bidang Peningkatan Kesejahteraan :

2. Sekretaris Kecamatan :
Wakil Sekretaris Kecamatan I :
Wakil Sekretaris Kecamatan II :
Wakil Sekretaris Kecamatan III :

3. Bendahara:

Wakil Bendahara I :
Wakil Bendahara II :
Wakil Bendahara III :

35  

 
4. Seksi – Seksi :

• Keanggotaan dan Kaderisasi :


Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Kelembagaan dan Kajian Strategis :


Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Disiplin dan Pembinaan Karakter :


Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Advokasi :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Kewirausahaan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Pemberdayaan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

36  

 
LAMPIRAN V : PIMPINAN KELURAHAN/DESA/SUB RAYON
BADAN PENGELOLA KADER FUNGSIONAL
ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA

A. DEWAN PERTIMBANGAN :
1. Ketua :
Wakil-wakil Ketua :
2. Sekretaris :
Wakil-wakil Sekretaris :
3. Anggota-anggota :

B. DEWAN PENASEHAT :
1. Ketua :
Wakil-wakil Ketua :
2. Sekretaris :
Wakil-wakil Sekretaris :
3. Anggota-anggota :

C. PIMPINAN KECAMATAN :
1. Ketua :

Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Tata Laksana :


Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga :
Wakil Ketua Bidang Peningkatan Kesejahteraan :
2. Sekretaris :

Wakil Sekretaris I :
Wakil Sekretaris II :
Wakil Sekretaris III :

3. Bendahara:

Wakil Bendahara I :
Wakil Bendahara II :
Wakil Bendahara III :
37  

 
4. Sub Seksi – Sub Seksi :

• Keanggotaan dan Kaderisasi :


Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Kelembagaan dan Kajian Strategis :


Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Disiplin dan Pembinaan Karakter :


Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Advokasi :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Kewirausahaan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

• Pemberdayaan :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota-anggota :

38  

Anda mungkin juga menyukai