Anda di halaman 1dari 22

Universitas Muhammadiyah Bandung

Psikologi A 2019

“EFEK MODELLING YANG BERUJUNG BULLYING”

Dosen Pengampu
Anggi Anggraeni, M.Psi., Psikolog

Time: 8 Juli 2020 (13.00-15.00)


Pembahasan
Teori belajar sosial menurut bandura

Penerapan teori belajar sosial

Berkenalan dengan Bullying


Hubungan teori belajar sosial dengan
perilaku bullying
Teori belajar sosial
menurut Bandura
Teori Belajar Sosial Menurut Bandura

• Albert Bandura (1986) menyebutkan bawah dalam proses belajar itu meliputi
proses mental yang dikembangkan dengan proses kognitif.
• Teori kognitif sosial (social cognitive theory) ini menerima sebagian besar
prinsip teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada
efek-efek isyarat pada perilaku dan proses mental internal.

Maka dalam teori belajar sosial kita akan menggunakan penjelasan


penguatan eksternal (dari luar diri seseorang) dan penjelasan kognitif
internal untuk memahami bagaimana kita belajar dari orang lain.
Prinsip Belajar
Menurut Bandura

Konsep yang Saling menentukan


Menurut F.J.Monks,A.P.
Bila anak hidup dalam suatu lingkungan tertentu
maka anak akan memperlihatkan pola tingkah
laku yang khas sesuai dengan lingkungannya.

Tanpa Penguatan
Penguatan penting dalam menentukan apakah suatu
tingkah laku akan terus terjadi atau tidak.
Orang dapat belajar melakukan sesuatu hanya dengan
mengamati dan kemudian mengulang apa yang dilihatnya.

Kognisi & Regulasi Diri


Pada umumnya, manusia dapat mengamati perilakunya sendiri,
mempertimbangkannya terhadap kriteria yang disusunnya sendiri dan
kemudian memberi penguatan atau hukuman pada dirinya sendiri.
Penerapan Teori Belajar Sosial
Fase Retensi
Fase Perhatian Dilakukan setelah mengamati
Pada umumnya, orang memberikan perilaku yang akan ditiru
perhatian pada model-model yang kemudian mengeluarkan ingatan
menarik, berhasil, menimbulkan minat, tersebut saat diperlukan.
dan popular.
Proses Motivasi
Orang akan meniru suatu
model sebab meningkatkan
kemungkinan untuk
memperoleh penguatan.

Fase Reproduksi
Proses peniruan yang mengubah ide
gambaran atau ingatan menjadi
tindakan.
Mencakup kemampuan fisik,
kemampuan meniru, dan keakuratan
umpan balik.
Jenis-Jenis Pembelajaran
Peniruan Sesaat atau
Peniruan Langsung Seketika
Peniruan yang dilakukan
Fase dimana seseorang
dengan peniruan hanya sesuai
memodelkan atau untuk situasi tertentu saja.
mencontohkan sesuatu

Peniruan Berkelanjutan
Tingkah laku yang ditiru
boleh ditonjolkan dalam
Peniruan Tak Langsung situasi apapun

Peniruan yang dilakukan melalui


imaginasi atau perhatian secara Peniruan Gabungan
tidak langsung Peniruan yang dilakukan
dengan cara peniruan
langsung dan tak langsung
PERILAKU BULLYING
Apa itu bullying ?
Menurut Olweus (dalam Krahe, 2005) mendefinisikan bullying
sebagai perilaku negatif dari seseorang atau lebih, yang dilakukan
kepada korban bullying secara berulang-ulang dan terjadi dari waktu ke
waktu.
Selain itu, bullying juga melibatkan kekuatan dan kekuasaan yang
tidak seimbang, sehingga korban berada dalam keadaan tidak mampu
mempertahankan diri secara efektif untuk melawan tindakan negatif
yang diterimanya.
Bentuk – bentuk Bullying

4. Bullying secara elektronik


Bentuk bullying ini
3. Bullying secara relasional biasanya meliputi
1. Bullying secara verbal kata-kata kasar atau
( hubungan pertemanan )
( kata-kata ) gambar yang tidak
Bullying tipe ini senonoh di mana
Bullying verbal terjadi
2. Bullying secara fisik cenderung melakukan pelaku mengirimkan
ketika pelaku gambar-gambar
pelemahan harga diri
melakukan intimidasi Bullying jenis ini termasuk tersebut melalui media
korban bully, dengan
melalui kata-kata memukul, menendang, elektronik seperti SMS,
cara pengabaian,
kepada seorang menampar, mencekik, chatting, atau media
pengucilan, atau sosial populer lainnya.
korban bully. menggigit, meludahi, penghindaran.
bahkan menghancurkan
barang-barang milik korban.
Faktor – faktor yang mempengaruhi Bullying

A. Hubungan Keluarga B. Teman Sebaya


Anak akan meniru
berbagai nilai dan Salah satu faktor besar dari perilaku bullying
perilaku anggota pada remaja disebabkan oleh adanya teman
keluarga yang ia lihat sebaya yang memberikan pengaruh negatif
sehari-hari, sehingga dengan cara menyebarkan ide (baik secara
menjadi nilai dan aktif maupun pasif) bahwa bullying bukanlah
perilaku yang ia anut suatu masalah besar dan merupakan suatu hal
(hasil dari imitasi). yang wajar untuk dilakukan.
Penyebab Pelaku Bullying Melakukan Bullying

Persaingan yang tidak


realitas
Ketidakmampuan
menangani emosi secara
positif

Perasaan dendam yang


muncul karena
permusuhan
Kecemasan dan perasaan
inferior dari seorang pelaku
Hubungan Teori
Belajar Sosial dengan
Perilaku Bullying
Hubungan teori Belajar Sosial
dengan bullying
Menurut Bandura,
Penerapan teori belajar sosial memiliki empat fase sebagai proses yang
mengatur pembelajaran dengan modeling, yaitu :
1. Fase perhatian
Seorang anak mengamati model figure yang sering berinteraksi
dengan dirinya, lalu perilaku figure tersebut semakin lama semakin
lebih banyak diamati, seiring semakin intensnya interaksi, hingga
anak dapat memberikan perhatian lalu merekam pada setiap reaksi
dan perilaku dari berbagai kejadian yang dilakukan oleh orang
terdekat (model figure) disetiap harinya.
Hubungan teori Belajar Sosial
dengan bullying
2. Fase retensi
Agar sebuah pengamatan dapat membawa respon yang baru, maka pola-
pola yang telah didapatkan dari fase perhatian, dipresentasikan secara
simbolis di dalam memori ingatan anak.
Proses menyimpan ciri-ciri terpenting dari suatu kejadian sehingga bisa
dipanggil kembali dan digunakan ketika diperlukan. Perilaku orang
terdekat disimpan dalam bentuk pengkodean yang membantu anak
menguji cobakan perilaku simbolis
Contohnya ketika anak sedang bersama sosok model figure, lalu
figure tersebut melihat seseorang dengan warna kulit lebih gelap, seketika
ia bereaksi mencela (membully) secara spontan, lalu tertawa. Anak
memperhatikan lalu merekam dan menganggap hal tersebut merupakan
reaksi yang benar dan harus disimpan kedalam memory
Hubungan teori Belajar Sosial
dengan bullying
3. Fase reproduksi
merupakan proses dimana adanya penangkapan atau copying yang
dilakukan oleh subjek dari lingkungannya.
Setelah memberi perhatian kepada sebuah model dan
mempertahankan apa yang sudah diamati, anak akan menghasilkan
perilaku (1) bagaimana saya harus melakukan hal itu secara sama
dengan cara yang dilakukan sosok model figure (2) sudah benarkah
tindakan saya ini
 Fase Reproduksi & Fase Motivasi merupakan faktor utama untuk
memprediksi kecenderungan perilaku dari individu.
Hubungan teori Belajar Sosial
dengan bullying
4. Fase motivasi
merupakan fase pembelajaran dengan mengamati paling efektif ketika
subjek yang belajar termotivasikan untuk melakukan perilaku yang
dimodelkan.
Fase motivasi bisa menghasilkan reinforcement karena adanya hasil
kepuasan emosi (seperti tertawa selepas membully), mengarahkan
perhatian untuk semua orang bisa focus terhadap dirinya, untuk
menyempurnakan perilaku yang sudah dipelajari sebelumnya, maupun
untuk memperkuat atau melemahkan hambatan, dimana subjek bisa
menghalalkan berbagai macam cara karena adanya kegagalan dalam fase
reproduksi, sehingga memicu munculnya perilaku agresi atau bullying
yang lebih parah dari apa yang dilakukan oleh sosok figure modelling.
Kaitannya dengan
Ayat al-qur’an
Kaitannya dengan Ayat Al-Qur’an

A) Surah Al-Hujurat ayat 13◌َ

“Hai manusia, sesunggunya Kami


menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenalmengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal”
Kaitannya dengan Ayat Al-Qur’an

B) Surah Al-Hujurat ayat 11:


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu
kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh
jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka
(yang mengolok-olok). Dan jangan pula perempuan-
perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain,
(karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan)
lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok).
Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan
janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang
buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan)
yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa
tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang
zhalim.”
Tim penyusun
Alifivia Putri Favian Hawari Jesika
Andini Noviyanti Humam Arkan
Egi Nurul H Karima Hanum
Eurica Rizki Nazilla KH
Firdaus Jundal Sufia Dwi
Thank you

Any question ?

Anda mungkin juga menyukai