Anda di halaman 1dari 11

JURNAL KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN

BULLYING

Di susun oleh

Dita Ayu, Ulfa Alviani, Risa Tantria, Ira Silvia, Maratun ‘Anifah, Annisa Kubra, Mitra
Wahyudi, Ruly Aryanto, Arya Gunawan, Lucky Kusuma, Anom Ma’arif

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Metro

abstrak
Manusia adalah makhluk yang diciptakan sebagai makhluk sosial karena manusia
ditakdirkan untuk saling berinteraksi antar sesama agar terciptanya keharmonisan antar
sesama makhluk ciptaan Tuhan. Namun dalam kehidupan sehari-hari, tidak selamanya
interaksi tersebut berjalan lancar tanpa adanya konflik. Konflik yang sering terjadi adalah
kekerasan yang dilakukan antar sesama manusia. Bentuk kekerasan banyak macamnya,
seperti kekerasan langsung maupun kekerasan tidak langsung. Kekerasan langsung
contohnya seperti orang yang menyakiti orang lain yang menyebabkan orang tersebut
mengalami luka secara fisik, sedangkan kekerasan secara tidak langsung contohnya seperti
orang yang menyakiti orang lain yang menyebabkan orang tersebut mengalami luka secara
mental
Kata kunci : bullying
I. PENDAHULUAN sengaja menjauhkan seseorang yang
Bullying adalah pengalaman dianggap berbeda. Bully atau pelaku
yang biasa dialami oleh banyak Bullying adalah seseorang yang
anak-anak dan remaja di sekolah. secara langsung melakukan agresi
Perilaku Bullying dapat berupa baik fisik, verbal atau psikologis
ancaman fisik atau verbal. Bullying kepada orang lain dengan tujuan
terdiri dari perilaku langsung seperti untuk menunjukkan kekuatan atau
mengejek, mengancam, mencela, mendemonstrasikan pada orang lain.
memukul, dan merampas yang Kebanyakan perilaku Bullying
dilakukan oleh satu atau lebih siswa berkembang dari berbagai faktor
kepada korban atau anak yang lain. lingkungan yang kompleks.
Selain itu bullying juga dapat berupa Tidak ada faktor tunggal
perilaku tidak langsung, misalnya menjadi penyebab munculnya
dengan mengisolasi atau dengan Bullying. Menurut Sullivan (dalam
Juwita & Mustikolaksmi, 2010) permisif dan bullying oleh teman
Bullying adalah perbuatan agresi atau sebaya ternyata tidak mendorong
manipulasi yang disadari dan terjadinya bullying pada siswa. Hanya
bertujuan oleh satu atau lebih orang saja, ketika dimasukkan hasil olahan
terhadap satu atau sekelompok orang tambahan dari motivasi melakukan
lainnya. Adapun menurut Priyatna bullying, tampak bahwa balas dendam
(2010) menyatakan bahwa bulying merupakan faktor yang mendorong
merupakan problem yang dampaknya seseorang untuk melakukan bullying.
harus ditanggung oleh semua pihak.
Pada kasus terjadinya bullying
Baik itu pelaku, korban, ataupun dia
menurut Coloroso (2007)
yang menyaksikan tindakan tersebut.
menunjukkan sebuah isu hidup-dan –
Sedangkan menurut Rigby (dalam
mati yang sering diabaikan resikonya.
Juwita & Mustikolaksmi, 2010)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
bullying adalah merupakan pola
Panca (2011) dapat diketahui bahwa
berulang dari tingkah laku agresif
ada pengaruh yang signifikan antara
terhadap orang lain yang memiliki
distorsi kognitif terhadap perilaku
status kekuatan yang lebih lemah.
bullying dengan hasil analisa sebesar
Pada sisi yang lain bullying
0,667 atau sebesar 66,7% sedangkan
merupakan pola berulang dari tingkah
sisanya sekitar 33,3% dipengaruhi
laku agresif terhadap orang lain yang
oleh variabel-variabel lain yang tidak
memiliki status kekuatan yang lebih
termasuk dalam penelitian ini seperti
lemah. penyebab bullying menurut
variabel sikap yaitu sikap diam yang
Juwita dan Mustikolaksmi (2010)
dilatarbelakangi oleh pemikiran
mencakup faktor personal dan
apabila korban melaporkan tentang
situasional dari bullying dimana
apa yang menimpanya maka tidak
faktor-faktor tersebut meliputi pola
akan menyelesaikan masalah, kondisi
asuh ayah yang otoriter, pola asuh ibu
fisik berfisik besar dan kuat dan
yang otoriter, tayangan televisi,
kondisi lingkungan yang mendukung
bullying oleh guru dan konformitas
terjadinya perilaku bullying.
pada remaja. Pada tingkatan
perguruan tinggi kesejahteraan Fenomena kekerasan bullying

psikologis, bullying oleh guru dan bisa juga diartikan sebagai perbuatan

konformitas. Faktor penyebab yang atau perkataan seseorang kepada

tidak muncul adalah pola asuh yang orang lain yang dapat menimbulkan
rasa takut, sakit dan tertekan baik secara tidak adil. Berbeda dengan
secara fisik maupun mental yang telah tindakan agresif lain yang melibatkan
direncanakan oleh pihak yang lebih serangan yang dilakukan hanya dalam
kuat dan berkuasa terhadap pihak satu kali kesempatan dan dalam waktu
yang dianggap lebih lemah darinya. pendek, bullying biasanya terjadi
Bullying biasanya dilakukan dengan secara berkelanjutan dalam jangka
alasan pembentukan mental si yunior. waktu cukup lama, sehingga korbanya
Tetapi, bullying biasanya terjadi atas terus menerus berada dalam keadaan
dasar ‘balas dendam’ si senior karena cemas dan terintimidasi. Hal ini
mereka juga pernah menjadi korban didukung oleh pernyataan Djuwita
bullying senior sebelum mereka. (2006) bahwa bullying adalah
Akibat dari perilaku tersebut banyak penggunaan kekuasaan atau kekuatan
siswa yang merasa terkucil, sehingga
III. HASIL
ia selalu merasa gelisah ketika
A. PENGERTIAN BULLYING
bertemu dengan orang lain.
Istilah bullying diilhami
II. KONSEP TEORI dari kata bull ( bahasa inggris)

Bullying adalah pola perilaku yang berarti “banteng” yang suka

agresif yang melibatkan menanduk. Pihak pelaku bullying

ketidakseimbangan kekuasaan dengan biasa disebut bully.1 Bullying

tujuan membuat orang lain merasa adalah sebuah situasi dimana

tidak dilakukan atas dasar perbedaan terjadinya penyalahgunaan

pada penampilan, budaya, ras, kekuatan/kekuasan yang dilakukan

agama,orientasi seksual dan identitas oleh seseorang/sekelompok. Pihak

gender orang lain (British Columbia, yang kuat di sini tidak hanya

2012) Tattum (dikutip, Smith, Pepler berarti kuat dalam ukuran fisik, tapi

& Rigby, 2007) memandang bahwa bisa juga kuat secara mental.

bullying adalah keinginan untuk Secara terminologi menurut

menyakiti dan sebagian besar harus Tattum, bullying adalah “the

melibatkan ketidakseimbangan willful, conscious desire to hurt

kekuatan yaitu orang atau kelompok another and put him/her under

yang menjadi korban adalah yang tidak stress”, maksud pernyataan

memiliki kekuatan dan perlakuan ini 1


SEJIWA, Bullying (Mengatasi Kekerasan Di Sekolah
terjadi berulang-ulang dan diserang Dan Lingkungan Sekitar Anak), (Jakarta: Grasindo,
2008), hal 2
tersebut, bullying terjadi apabila secara berkelanjutan selama jangka
dilakukan karena adanya kemauan, waktu cukup lama, sehingga
dan secara sadar ingin menyakiti korbannya terus menerus berada
orang lain dan menjadikannya dalam keadaan cemas dan
tertekan.2 terintimidasi. Bullying dapat
Bullying adalah perilaku berbentuk tindakan langsung
yang berulang dari waktu ke waktu maupun tindakan tidak langsung.
yang secara nyata melibatkan Bullying langsung mencakup
ketidak seimbangan kekuasaan, pelecehan fisik terhadap
kelompok yang lebih kuat akan korbannya, sementara bullying
menyerang yang lemah.3 Definisi tidak langsung terdiri atas berbagai
bullying yang diterima secara luas strategi yang menyebabkan
adalah yang dibuat Olweus, targetnya terasing dan terkucil
seseorang dianggap menjadi secara sosial.4
korban bullying “bila ia Bullying dapat terjadi
dihadapkan pada tindakan negative dalam berbagai macam bentuk,
seseorang atau lebih, yang termasuk dengan mengisolasi,
dilakukan berulang-ulang dan menghina atau mempermalukan
terjadi dari waktu ke waktu.” orang lain, dan juga dalam bentuk
Selain itu, bullying melibatkan serangan fisik serta verbal.
kekuatan dan kekuasaan yang tidak Perkembangan yang terbaru
seimbang, sehingga korbannya menunjukkan adanya cyber
berada dalam keadaan tidakmampu bullying (bullying yang terjadi di
mempertahankan diri secara efektif dunia maya). Dengan
untuk melawan tindakan negative menggunakan kamera digital,
yang diterimanya. Berbeda dengan telepon genggam, email dan
tindakan egresif lain yang internet, bullies dapat melakukan
melibatkan serangan yang berbagai tindakan yang
dilakukan hanya dalam satu kali menyakitkan, yang belum pernah
kesempatan dan dalam waktu dilakukan sebelumnya. Bullying
pendek, bullying biasanya terjadi dapat dilakukan setiap orang dari

2
berbagai kelompok usia, jenis
Novan, A.W., Save Our Children From School
Bullying (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal 12. 4
Barbara Krahe, Perilaku Agresif: Buku Panduan
3
Suryani, Stop Bullying, (Bekasi: Soul Journey, 2016), Psikologi Sosial (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hal
hal 49 197-198
kelamin dan posisi yang dimiliki tindakan tersebut belum dapat
dalam kehidupan mereka. Bullying dikatakan bullying.6
tidak hanya terjadi di jalan atau di B. Faktor-Faktor Penyebab Bullying
taman bermain; ini juga terjadi di Elliot menyebutkan bahwa
rumah, sekolah, dan tempat kerja, kompleksitas masalah keluarga
serta dilakukan oleh anggota seperti ketidak hadiran ayah, ibu
keluarga, pasangan, guru, anak, menderita depresi, kurangnya
pekerja, dan pemimpin kelompok. komunikasi antara orang tua dan
Bullying terjadi ketika seorang anak, perceraian orang tua, ketidak
individu memilih individu lain mampuan sosial ekonomi
yang lebih lemah atau lebih rendah merupakan penyebab agresi yang
diri. Tindakan ini akan terjadi signifikan. Selain itu karakteristik
berulang kali dan dapat terjadi pelaku juga menjadi faktor
dengan atau tanpa tujuan tertentu.5 penyebab terjadinya bullying.
Dalam hal ini sang korban Dendam dan iri hati serta adanya
bullying tidak mampu membela tradisi senioritas, kemudian
atau mempertahankan dirinya kurangnya pengawasan dan
karena lemah secara fisik dan atau bimbingan etika dari para guru
mental. Yang perlu dan sangat serta sekolah dengan kedisiplinan
penting kita perhatikan adalah yang sangat kaku atau sekolah
bukan sekedar tindakan yang dengan peraturan yang tidak
dilakukan, tetapi dampak tindakan konsisten menjadi penyebab
tersebut bagi si korban. Misal munculnya tindakan bullying.7
seorang siswa mendorong bahu Dalam buku Krahe menyatakan
temannya dengan kasar. Bila yang bahwa hubungan orangtua-anak
didorong merasa terintimidasi, yang renggang, toleransi orangtua
apalagi bila tindakan tersebut terhadap perilaku agresif yang
dilakukan berulang-ulang, maka dilakukan anaknya, dan
perilaku bullying telah terjadi. Bila digunakannya pola asuh anak yang
siswa yang didorong tak merasa agresif, semuanya memainkan
takut atau terintimidasi, maka 6
SEJIWA, Bullying (Mengatasi Kekerasan Di Sekolah
Dan Lingkungan Sekitar Anak), (Jakarta: Grasindo,
2008), hal 2
7
Ponny Retno Astuti, Meredam Bullying: 3 Cara Efektif
5
David Goodwin, “Strategi Mengatasi Bullying”, terj. Menanggulangi Kekerasan Pada Anak, (Jakarta:
Cicilia Evi (Batu: Lexy Pello, 2010), hal 16 Grasindo 2008), hal 53-54
peran penting dalam menghasilkan a. Keluarga
pola perilaku antisosial dan Beberapa hasil
bullying adalah bagian pola penelitian menunjukkan
perilaku antisosial yang lebih bahwa sikap orang tua yang
umum.8 terlalu berlebihan dalam
Penyebab lain disebutkan melindungi anaknya,
SEJIWA sebagai berikut:9 Karena membuat mereka rentan
mereka pernah menjadi korban terkena bullying. Pola
bullying, ingin menunjukkan hidup orang tua yang
eksistensi diri, ingin diakui, berantakan, terjadinya
pengaruh tayangan tv yang perceraian orang tua, orang
negative, senioritas, menutupi tua yang tidak stabil
kekurangan diri, mencari perhatian, perasaan dan pikirannya,
balas dendam, iseng, sering orang tua yang saling
mendapat perlakuan kasar di rumah mencaci maki, menghina,
dan dari teman-teman, ingin bertengkar dihadapan anak-
terkenal, ikut-ikutan. anaknya, bermusuhan dan
Bullying merupakan tidak pernah akur, memicu
permasalahan penting dan banyak terjadinya depresi dan stress
terjadi di lingkungan maupun di bagi anak. Seorang remaja
sekolah. Ada beberapa faktor yang yang tumbuh dalam
menyebabkan anak menjadi korban keluarga yang menerapkan
bullying, yaitu perbedaan ekonomi, pola komunikasi negatif
agama, dan gender.10 Astuti Ponny seperti sarcasm (sindirian
Retno mengatakan bullying terjadi tajam) akan cenderung
akibat faktor lingkungan keluarga, meniru kebiasaan tersebut
sekolah, media massa, budaya dan dalam kesehariannya.11Hal
peer group. ini yang dapat memicu anak
menjadi pribadi yang
8
Ponny Retno Astuti, Meredam Bullying: 3 Cara Efektif
Menanggulangi Kekerasan Pada Anak, (Jakarta:
terbelah dan berperilaku
Grasindo 2008), hal 53-54
9
SEJIWA, Bullying (Mengatasi Kekerasan Di
bully, sebab anak dan
Sekolah Dan Lingkungan Sekitar Anak), (Jakarta:
Grasindo, 2008), hal 16 11
10
Ponny Retno, Astuti, Meredam Bullying: 3 Cara Ponny Retno, Astuti, Meredam Bullying: 3 Cara
Efektif Mengatasi Kekerasan Pada Anak (Jakarta: UI Efektif Mengatasi Kekerasan Pada Anak (Jakarta:
Press, 2008), 4. UI Press, 2008), hal 7
remaja tersebut terbiasa menyebabkan timbulnya
berada di lingkungan perilaku bullying. Faktor
keluarga yang kasar. kriminal budaya menjadi
b. Sekolah salah satu penyebab
Pada dasarnya munculnya perilaku
sekolah menjadi tempat bullying. Suasana politik
untuk menumbuhkan yang kacau, perekonomian
akhlak terpuji dan berbudi yang tidak menentu,
pekerti yang baik. Namun, prasangka dan diskriminasi,
sekolah bisa menjadi konflik dalam masyarakat,
tempat yang berbahaya pula dan ethnosentrime.13 hal ini
karena sekolah tempat dapat mendorong anak-anak
berkumpulnya para peserta dan remaja menjadi seorang
didik dari berbagai macam yang depresi, stress, arogan
karakter. Seperti yang kita dan kasar.
ketahui bersama, biasanya
bullying antar peserta didik d. Per group atau teman
terjadi di sekolah, baik itu sebaya
di dalam maupun di luar Menurut Benites
sekolah. Selain itu, bullying dan Justicia dikutip dari
dapat terjadi di sekolah jika Usman, kelompok teman
pengawasan dan bimbingan sebaya (genk) yang
etika dari para guru rendah, memiliki masalah di
sekolah dengan kedisiplinan sekolah akan memberikan
yang sangat kaku, dampak yang buruk bagi
bimbingan yang tidak layak teman-teman lainnya seperti
dan peraturan yang tidak berperilaku dan berkata
konsisten.12 kasar terhadap guru atau
c. Budaya sesama teman dan
Budaya dan membolos.14 Anak-anak
lingkungan sosial dapat
13
Masdin, Fenomena Bullying dalam Pendidikan,
Jurnal Al-Ta’dib Vol. 6 No. 2, 2013, hal 80
12
Ponny Retno, Astuti, Meredam Bullying: 3 Cara 14
Usman, Irvan, Kepribadian, Komunikasi,
Efektif Mengatasi Kekerasan Pada Anak (Jakarta: Kelompok Teman Sebaya, Iklim Sekolah dan
UI Press, 2008) hal 7 Perilaku Bullying, Humanitas Vol. X No. 1, 2013, 51.
Ketika berinteraksi dalam karena terjadi sentuhan fisik
sekolah dan dengan teman antara pelaku bullyin dan
di sekitar rumah, kadang korbannya. Contohnya,
kala terdorong utnuk menampar, menimpuk,
melakukan bullying. menginjak kaki, menjegal,
Beberapa anak melakukan meludahi, memalak,
bullying hanya untuk melempar dengan barang,
membuktikan kepada teman menghukum dengan berlari
sebayanya agar diterima keliling lapangan,
dalam kelompok tersebut, menghuum dengan cara
walaupun sebenarnya push-up, menolak.
mereka tidak nyaman 2) Bullying verbal, ini jenis
melakukan hal tersebut. bullying yang juga bisa
C. Bentuk bullying terdeteksi karena bisa
Dari beberapa kasus, tertangkap indra
bullying dapat terlihat dengan jelas, pendengaran kita. Contoh,
memiliki tujuan dan bersifat fisik. memaki, menghina,
Pada kasus yang lain, bullying menjuluki,meneriaki,
terjadi secara tidak langsung mempermalukan didepan
dengan cara meggunakan cara-cara umum, menuduh,
non-fisik, seperti mengancam, menyoraki, menbar gossip,
mengisolasi, memperolok dan memfitnah, menolak.
mempermalukan korbannya. ‘cyber 3) Bullying nonverbal
bullying’ merupakan dimensi baru langsung, seperti tindakan
yang dapat dikategorikan sebagai melihat dengan sinis,
bullying yang terjadi secara menjulurkan lidah,
langsung ataupun tidak langsung. menampilkan ekspresi
Ada beberapa jenis dan muka yang merendahkan,
wujud bullying dan secara umum, mengejek atau mengancam
praktik-praktik bullying dapat biasanya disertai bullying
dikelompokkan ke tiga kategori: fisik atau verbal. Dan
1) Bullying fisik, ini adalah nonverbal tidak langsung,
jenis bullying kasat mata. meliputi beberapa tindakan
Siapa pun bisa melihatnya diantaranya mendiamkan
seseorang, memanipulasi 4. Tempat terjadinya bullying
persahabatan hingga retak, Bullying dapat terjadi
sengaja mengucilkan atau dimana saja, dimana antar manusia
mengabaikan, mengirim saling berinteraksi, seperti:
surat kaleng a. Sekolah yang disebut
4) Bullying mental/ school bullying Perilaku
psikologis, ini bullying bullying yang terjadi di
yang berbahaya karena lingkungan sekolah,
tidak tertangkap mata atau terutama di tempat yang
telinga kita jika kita tidak bebas dari pengawasan dari
cukup awas mendeteksinya. pengawasan guru maupun
Praktik bullying ini terjadi orangtua. Tempat di
diam-diam dan diluar radar lingkungan sekolah yang
pemantauan kita. Contoh, berpotensi terjadinya
memandang sinis, perilaku bullying seperti
memandang penuh ruang kelas, lorong sekolah,
ancaman, mempermalukan kantin, pekarangan,
didepan umum, lapangan, toilet.
mendiamkan, mengucilkan, b. Tempat kerja, yang disebut
memandang yang workplace bullying
merendahkan, memelototi, Workplace bullying adalah
dan mencibir.15 semua bentuk perilaku yang
Bullying dilakukan secara terus diupayakan orang untuk
menerus oleh sekelompok orang menyakiti atau
yang merasa dirinya lebih berharga menimbulkan kerugian
dari orang lain, dengan pada orang lain organisasi
menngunakan kekuasaan yang di yang sama. Perilaku
dapatkan baik disekolah maupun di bullying yang terjadi di
lingkungan luar sekolah, dari lingkungan kerja dan biasa
aspekaspek tersebut dapat dilakukan oleh sesama
terbentukanya perilaku bullying teman kerja, karyawan
senior, bahkan jajaran

15
SEJIWA, Mengatasi Kekerasan Di Sekolah Dan
Lingkungan Sekitar Anak)., hal 2-5
atasan (manager, direktur,
dll).
c. Internet atau teknologi
digital, yang disebut cyber
bullying Perilaku bullying
juga dapat dilakukan
menggunakan media
teknologi (gadget) seiring
dengan kemajuan teknologi.
Pelaku bullying menjajah
korbannya melalaui media
sosial (facebook, twitter,
instagram, path, dll), pesan
singkat handphone (SMS),
e-mail, dan juga yang
sedang populer dikalangan
masyarakat yaitu meme.
Meme merupakan (neologi)
kita baru yang dikenal
sebagai karakter dari
budaya,yang termasuk di
dalamnya yaitu gagasan,
perasaan, dan perilaku atau
tindakan.16

Daftar purtaka
16
Novan, A.W., Save Our Children From School
Bullying (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal 26.
1. SEJIWA, Bullying (Mengatasi 14. Usman, Irvan, Kepribadian,
Kekerasan Di Sekolah Dan Komunikasi, Kelompok Teman
Lingkungan Sekitar Anak), Sebaya, Iklim Sekolah dan Perilaku
(Jakarta: Grasindo, 2008), hal 2 Bullying, Humanitas Vol. X No. 1,
2. Novan, A.W., Save Our Children 2013, 51.
From School Bullying (Jogjakarta: 15. SEJIWA, Mengatasi Kekerasan Di
Ar-Ruzz Media, 2012), hal 12. Sekolah Dan Lingkungan Sekitar
3. Suryani, Stop Bullying, (Bekasi: Anak)., hal 2-5
Soul Journey, 2016), hal 49 16. Novan, A.W., Save Our Children
4. Barbara Krahe, Perilaku Agresif: From School Bullying (Jogjakarta:
Buku Panduan Psikologi Sosial Ar-Ruzz Media, 2012), hal 26.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2005), hal 197-198
5. David Goodwin, “Strategi
Mengatasi Bullying”, terj. Cicilia
Evi (Batu: Lexy Pello, 2010), hal
16
6. SEJIWA, Bullying (Mengatasi
Kekerasan Di Sekolah Dan
Lingkungan Sekitar Anak),
(Jakarta: Grasindo, 2008), hal 2
7. Ponny Retno Astuti, Meredam
Bullying: 3 Cara Efektif
Menanggulangi Kekerasan Pada
Anak, (Jakarta: Grasindo 2008), hal
53-54
8. Ponny Retno Astuti, Meredam
Bullying: 3 Cara Efektif
Menanggulangi Kekerasan Pada
Anak, (Jakarta: Grasindo 2008), hal
53-54
9. SEJIWA, Bullying (Mengatasi
Kekerasan Di Sekolah Dan
Lingkungan Sekitar Anak),
(Jakarta: Grasindo, 2008), hal 16
10. Ponny Retno, Astuti, Meredam
Bullying: 3 Cara Efektif Mengatasi
Kekerasan Pada Anak (Jakarta: UI
Press, 2008), 4.
11. Ponny Retno, Astuti, Meredam
Bullying: 3 Cara Efektif Mengatasi
Kekerasan Pada Anak (Jakarta: UI
Press, 2008), hal 7
12. Ponny Retno, Astuti, Meredam
Bullying: 3 Cara Efektif Mengatasi
Kekerasan Pada Anak (Jakarta: UI
Press, 2008) hal 7
13. Masdin, Fenomena Bullying
dalam Pendidikan, Jurnal Al-
Ta’dib Vol. 6 No. 2, 2013, hal 80

Anda mungkin juga menyukai