Intitation Learning
Dalam pemodelan pelajar harus; tertarik pada model; mengingat apa yang dilihat dan
mengekstraksi elemen-elemen penting; memproduksi ulang secara simbolis apa yang
telah dipelajari; termotivasi untuk melakukan aktivitas.
Vicarious Reinforcement
Sistem diri Bandura bukan anatom seperti freud, sistem diri tidak terisolasi dan
bukan bagian diri kecil dari seseorang.
Dalam model Bandura, sistem diri adalah suatu kompleks proses dimana saling
berkegantungan dengan lingkungan sosial dari fisik seseorang.
Bandura menyebut sudut pandang interaksionalnya yang timbal balik sebagai
determinisme timbal balik yang kompleks. Bandura menggambarkan determinisme
timbal balik sebagai triad interaktif.
Tiga elemen yang berinteraksi adalah :
(P) : Kesadaran dan pemikiran seseorang
(B) : Perilaku berkelanjutan seseorang
(C) : Lingkungan orang tersebut.
Proses tiga elemen diatas saling mempengaruhi karena perilaku seseorang bisa
mempengaruhi lingkungannya , kemudian lingkungan pada gilirannya
mempengaruhi perilaku orang tersebut , dan kesadaran serta pemikiran lingkungan
orang tersebut tentang saling ketergantungan memengaruhi perilaku lingkungan , dan
mengubah harapan.
Ada 3 kelas utama proses pengaturan diri dalam sistem diri , yaitu :
1. Self Observation (pengamatan diri)
Proses pengaturan diri melibatkan pengamatan diri terhadap kualitas perilaku
seseorang.
2. Judgemental Process
Proses kedua yang membentuk sistem diri adalah penilaian keunggulan dan
kebaikan perilaku seseorang relatif terhadap perilaku orang lain dan kinerja masa
lalu seseorang
a. Gaya Individu yang menghubungkan tanggung jawab untuk tindakan dengan
diri atau penyebab eksternal.
b. Menyalahkan kegagalan yang dilakukan dengan diri sendiri memiliki efek
psikologis yang sangat berbeda dibandingkan dari kegagalan / kesalahan
yang disebabkan oleh penyebab eksternal.
3. Self Reaction
Proses terakhir adalah proses reaksi diri atau penghargaan diri atau hukuman.
3. Usia Sekolah
Enobling vs Discovraging Schools
Tujuan ini menghadiri sekolah untuk menguji dan mengetahui
pengetahuan dan keterampilan anak. Sekolah dan dikelas diberikan
bervariasi pengalaman dimana sudah mulai ditanamkan self efficacy,
harapan, dan kegagalan.
Student Reputation
Gaya mengajar di kelas sangat berpengaruh kuat bagi atas
pengakuan efikasi diri realistis anak. Ketika reputasi seorang anak diantara
teman-temannya baik, buruk atau menengah dan sudah melekat pada dirinya
maka sulit unttuk mengubahnya.
4. Masa Remaja
Masa remaja memiliki perubahan Pendidikan dan akadekmik yang terkait dengan
kemajuan tingkat sekolah menengah; serta tekanan social dari orang tua ke
masyarakat untuk perubahan perilaku seperti orang dewasa.
Pendelaian Diri
Bandura menggambarkan fleksibilitas ini sebagai aktivitas selektif dari
control internal dan ia mengembangkan 8 strategi, yaitu:
1.) Moral Justification (Pembenaran Moral)
2.) Euphemistic Labelling (Pelabelan Eufemistik)
3.) Advantageous Comporison (perbandingan yang menguntungkan)
4.) Displacement of Responsibility (pemindahan Tanggung jawab)
5.) Diffusion Of Responsibility (Difusi Tanggung Jawab)
6.) Disregarding or Distorting Consequences (mengabaikan/mengubah
konsekuensi)
7.) Dehumanization (Dehumanisasion)
8.) Attribution of Blame (Atribut Kesalahan)
5. Masa Dewasa
Vocation
Siswa yang terstruktur selalu menerima konseling, nasihat, informasi
kanor, dan sudah mempunya tujuan masa depan yang jelaas. Orang yang
tidak melanjutkan Pendidikan sering mengikuti jalan yang lebih sulit dan
tidak terstruktur. Keyaakinan sseseorang tentaang kemampuan diri juga
merupakan prediktor yang sangat kuat untuk komunikasi.
Menurut Bandura, selain mempelajari keterampilaan terkait
pekerjaan tertentu, mereka paling membutuhkan persiapan keterampilan
untuk beradaptasi ke dunia maya.
Advanced Age
Cognitive Changes
Beberapa fungsi intelektual atau kognitifnya sudah mengalami
perubahan. Kapasitas yang bergantung pada akumulasi pengetahuan dan
pengalaman-pemgalaman masalah, penalaaran, peramal dapat benar-benaar
baik pada usia lanjut.
Dalam uji cobanya, Miller menunjukkan bahwa ketakutan dibuat dari klasikal
kondisioning tikus akan kotak putih, rasa takut akan warna putih akan berfungsi
sebagai dorongan yang diperoleh untuk memotivasi melarikan diri yang baru.
Dengan demikian, tikus mengembangkan katakutan sebagai dorongan atau
disebut juga kecemasan.
Setelah respon awal untuk melarikan diri dari stimulus, tidak satupun lagi tikus
yang mengalami sengaaran listrik. Selanjutnya dalam mempelajari respon baru
berupa memutar roda di motivasi oleh ketakutan terhadap kotak putih bukan
karena rasa terkejut tetapi karena mengurangi kecemasan yang akan
membangkitkan pengalaman tidak menyenangkan.