Anda di halaman 1dari 5

Journal of Innovative Counseling : Theory, Practice & Research (2019), 3(2), pp.

65–69
Program Studi Bimbingan dan Konseling | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan | INNOVATIVE
Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS) COUNSELING
ISSN (Print): 2548-3226

Kontrol Diri : Definisi dan Faktor


Ramadona Dwi Marsela1), Mamat Supriatna2)
*)Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia
 (e-mail) ramadonadwimarsela@gmail.com, ma2t.supri@upi.edu2

Abstract: The purpose of this study is to understand the self control that exists in
adolescentsregarding resolution and factors. There are two factors that influence self control,
namely internal factors and external factors. Internal factors with age and external factors depend
on the environment. The use of this paper is to develop a theory of self control and become a
reference for future researchers.

Keywords: self-control, adolescence

Rekomendasi Citasi: Marsela, Ramadona Dewi & Supriatna, Mamat. (2019). Kontrol Diri: Definisi dan Faktor.
Journal of Innovative Counseling : Theory, Practice & Research, 3 (2): pp. 65-69

Article History: Received on 04/15/2019; Revised on 05/05/2019; Accepted on 05/25/2019; Published Online:
08/28/2019. This is an open access article distributed under the Creative Commons Attribution License, which permits
unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. © 2019
Journal of Innovative Counseling : Theory, Practice & Research

PENDAHULUAN perubahan-perubahan biologis, kognitif dan


Remaja sebagai individu sedang emosional dan pada setiap periode
berada dalam proses berkembang atau perubahan mempunyai masalahnya sendiri
menjadi (becoming), yaitu berkembang tidak selalu berbanding lurus tanpa adanya
kearah kematangan atau kemandirian. permasalahan. Permasalahan yang timbul
Remaja memerlukan bimbingan karena akibat dari rendahnya kontrol diri. Sesuai
mereka masih kurang memiliki pemahaman dengan penjelasan Bhave & Saini (2009)
atau wawasan tentang dirinya dan mengatakan manusia perlu mempelajari
lingkungannya serta pengalaman dalam bagaimana cara mereka mengendalikan
menentukan arah kehidupannya untuk emosinya agar beradaptasi dengan baik.
mencapai kematangan. Oleh karena itu, Menurut Calon (Monks, dkk 1994:
remaja seringkali dikenal dengan fase 262) bahwa masa remaja menunjukkan
“mencari jati diri atau fase topan dan dengan jelas sifat transisi atau peralihan
badai”. Menurut Fatimah (2006:122) karena remaja belum memperoleh status
Remaja di harapkan dapat mengantisipasi dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
akibat-akibat yang menimbulkan perilaku Situasi-situasi yang menimbulkan konflik
yang menyimpang, jika terarah akan seperti ini seringkali menyebabkan perilaku-
menjadi pribadi yang baik dan jika tidak perilaku aneh, canggung dan kalau tidak
maka akan sebaliknya. kontrol bisa menjadi kenakalan (Purwanto,
Menurut Santrock (2007, hlm. 20) 1999, hlm. 29). Masa transisi ini seringkali
,Hurlock (2000, hlm. 50) bahwa Masa menghadapkan individu yang bersangkutan
remaja merupakan masa transisi kepada situasi yang membingungkan, disatu
perkembangan antara masa kanak-kanak pihak ia masih anak-anak, tetapi dilain pihak
dengan masa dewasa, yang melibatkan

65
JOURNAL OF INNOVATIVE COUNSELING : THEORY, PRACTICE & RESEARCH
Vol.3, No.2, Agustus 2019
Available online: http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling Marsela & Supriatna

ia harus bertingkah laku seperti orang utamanya, tidak mampu


dewasa. menginterprestasikan stimulus yang
Menurut Kay (Syamsu Yusuf, 2006: dihadapi ke dalam bentuk prilaku utama
72-73) mengungkapkan bahwa salah satu serta tidak mampu memilih tindakan yang
tugas perkembangan remaja yaitu tepat sehingga akan mengarah pada perilaku
memperkuat self-control (kemampuan agresif.
mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, berbagai permasalahan yang sering
prinsip-prinsip atau falsafah hidup. Remaja muncul diakibatkan oleh ketidakmampuan
yang memiliki kontrol diri, akan individu dalam mengendalikan diri,
memungkinkan remaja dapat mengendalikan misalnya tawuran antar pelajar, mengambil
diri dari perilaku-perilaku yang melanggar hak milik orang lain (mencuri, merampok,
aturan dan norma-norma yang ada di korupsi), vandalism, penyalahgunaan obat
masyarakat. terlarang, penyimpangan perilaku seperti
Menurut Gottfredson dan Hirschi membolos sekolah merupakan contoh
(1990). Praptiani (2013) Ada beberapa hal perilaku yang timbul karena
yang dapat menjadi faktor permasalahan ketidakmampuan dalam mengendalikan diri
kontrol diri. Saat kontrol diri pada seseorang (self control). Aroma & Suminar (2012)
individu rendah maka individu tersebut akan mengungkap adanya korelasi negatif yang
sulit dalam mengendalikan emosi yang dapat signifikan antara tingkat kontrol diri dengan
mengakibatkan permasalahan. Individu yang kecendrungan perilaku kenakalan remaja.
memiliki kontrol diri rendah lebih cendrung
untuk melakukan perilaku kriminal tanpa
mempertimbangkan konsekuensi yang akan PEMBAHASAN
terjadi Sejalan dengan pendapat yang a. Definisi Kontrol diri
dikemukakan oleh remaja yang memiliki Pendapat kontrol diri diungkapkan
kontrol diri tinggi maka agresivitasnya oleh Colhoun dan Acocella (1990),
rendah, sedangkan remaja yang memiliki Tangney, Baumeister & Boone (2004),
kontrol diri rendah makan agresivitasnya Averill (2011). Calhoun dan Acocella
tinggi. Hasil penelitian dari Vaughn, (2008) (1990) kontrol diri adalah pengaturan
menjelaskan bahwa tindakan kriminalitas proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku
dipengaruhi oleh rendahnya kontrol diri. . seseorang, dengan kata lain serangkaian
Siswa yang memiliki kontrol diri yang proses yang membentuk dirinya sendiri.
tinggi, mereka akan lebih berperilaku yang Pengertian yang di maksud menekankan
positif dan mampu bertanggung jawab, pada kemampuan dalam mengelolah yang
seperti tanggung jawab sebagai seorang perlu di berikan sebagai bekal untuk
pelajar adalah belajar (Rianti & Rahardjo, membentuk pola prilaku pada individu yang
2014). mencakup dari keseluruhan proses yang
Pada dasarnya kontrol diri berperan membentuk dalam diri individu ynag berupa
dalam penyesuaian diri, sehingga ketika pengaturan fisik, psikologis, dan perilaku.
kontrol diri kurang baik membuat prilaku Tangney, Baumeister & Boone (2004)
yang di timbulkan cenderung menyimpang. kontrol diri merupakan kemampuan individu
Lebih jelas individu yang dikategorikan untuk menentukan perilakunya berdasarkan
memiliki tingkat kontrol diri yang rendah standar tertentu seperti moral, nilai dan
yakni apabila individu tersebut tidak mampu aturan dimasyarakat agar mengarah pada
mengarahkan dan mengatur prilaku perilaku positif. Dapat diartikan bahwa
seseorang secara mandiri mampu

66
Kontrol Diri : Definisi dan Faktor Marsela & Supriatna

memunculkan perilaku positif. Kemampuan tersebut dapat mengarahkan perilakunya,


kontrol diri yang terdapat pada seseorang sebaliknya jika individu yang memiliki
memerlukan peranan penting interaksi kontrol diri yang rendah akan berdampak
dengan orang lain dan lingkungannya agar pada ketidakmampuan mematuhi perilaku
membentuk kontrol diri yang matang, hal dan tindakan, sehingga individu tidak lagi
tersebut dibutuhkan karena ketika seseorang menolak godaan dan implus. Menurut
diharuskan untuk memunculkan perilaku Ghufron & Risnawati (2012) membagi
baru dan mempelajari perilaku tersebut faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
dengan baik. kontrol diri menjadi 2 (dua), yaitu :
Sedangkan menurut Averill (Ghufron 1. Faktor Internal.
& Risnawati, 2011) kontrol diri adalah Faktor internal yang ikut andil
kemampuan individu untuk memodifikasi terhadap kontrol diri adalah usia. Cara
perilaku, kemampuan individu dalam orang tua menegakkan disiplin, cara
mengelola informasi yang diinginkan dan orang tua merespon kegagalan anak,
yang tidak diinginkan, dan kemampuan gaya berkomunikasi, cara orang tua
individu untuk memilih salah satu mengekspresikan kemarahan (penuh
tindakan berdasarkan sesuatu yang emosi atau mampu menahan diri)
diyakini. Pengertian yang dikemukakan oleh merupakan awal anak belajar tentang
Averill menitikberatkan pada seperangkat kontrol diri. Seiring dengan
kemampuan mengatur dalam memilih bertambahnya usia anak, bertambah
tindakan yang sesuai dengan yang diyakini pula komunitas yang
nya. mempengaruhinya, serta banyak
Dapat disimpulkan bahwa kontrol diri pengalaman sosial yang dialaminya,
sebagai kemampuan untuk menyusun, anak belajar merespon kekecewaan,
membimbing, mengatur dan mengarahkan ketidak sukaan, kegagalan, dan belajar
bentuk perilaku yang dapat membawa ke untuk mengendalikannya, sehingga
arah konsekuensi positif serta merupakan lama-kelamaan kontrol tersebut
salah satu potensi yang dapat dikembangkan muncul dari dalam dirinya sendiri.
dan digunakan individu selama proses Menurut Baumeister & Boden (1998)
proses dalam kehidupan, termasuk dalam mengemukakan bahwa faktor kognitif
mengahadapi kondisi yang terdapat yaitu berkenaan dengan kesadaran
dilingkungan sekitarnya. berupa proses-proses seseorang
menggunakan pikiran dan
b. Faktor yang Mempengaruhi pengetahuannya untuk mencapai suatu
Kontrol Diri proses dan cara-cara yang tepat atau
Dalam hal ini, kontrol diri sangatlah strategi yang sudah dipikirkan terlebih
berperan penting bagi kehidupan remaja. dahulu. Individu yang menggunakan
Kontrol diri yang terdapat pada dalam diri kemampuan diharapkan dapat
tidaklah sama, hal tersebut dipengaruhi memanipulasi tingkah laku sendiri
faktor-faktor yang mempengaruhi dalam melalui proses intelektual. Jadi
pembentukannya. Kontrol diri sebagai kemampuan intelektual individu
mediator psikologis dan berbagai perilaku. dipengaruhi seberapa besar individu
Kemampuan untuk menjauhkan dari memiliki kontrol diri.
perilaku yang mendesak dan memuaskan 2. Faktor eksternal.
keinginan adaptif, orang yang memiliki Faktor eksternal ini
kontrol diri yang maik maka individu diantaranya adalah lingkungan dan

67
JOURNAL OF INNOVATIVE COUNSELING : THEORY, PRACTICE & RESEARCH
Vol.3, No.2, Agustus 2019
Available online: http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling Marsela & Supriatna

keluarga. Faktor lingkungan dan Dalam kehidupan sehari-hari setiap


keluarga merupakan faktor eksternal individu sangatlah dituntut dalam
dari kontrol diri. Orang tua yang mengendalikan dirinya sendiri. Hal tersebut
menentukan kemampuan mengontrol karena manusia ialah makhluk sosial, yang
diri seseorang. Salah satunya yang tidak bisa berdiri sendiri tanpa bersosialisasi
diterapkan oleh orang tua adalah dan berkomunikasi dengan orang-orang
disiplin, karena sikap disiplin dapat dilingkunganya. Kontrol diri sangat berperan
menentukan kepribadian yang baik penting dalam bersosialisasi tersebut.
dan dapat mengendalikan prilaku pada Individu yang memiliki kontrol diri yang
individu. Kedisiplinan yang diterapkan tinggi akan dapat bersosialisasi dengan baik
pada kehidupan dapat dan dapat mengantisipasi stimulus dari luar.
mengembangkan kontrol diri dan self Tinggi rendahnya kontrol diri pada individu
directions sehingga seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
mempertanggungjawabkan dengan eksternal. Berdasarkan hal tersebut, dapat
baik segala tindakan yang dilakukan. disimpulkan bahwa pembentukan kontrol
Lebih lanjut faktor kontrol diri diri tidak semata-mata dibangun secara
menurut menurut Baumeister & Boden praktis, namun secara berangsung dan
(1998) adalah sebagai berikut: berlanjut sehingga menjadi sesuatu yang
a. Orang tua, hubungan dengan orang melekat pada individu. Menurut Block dan
tua memberikan bukti bahwa Block (Gufron & Risnawati, 2010, hlm. 21-
ternyata orang tua mempengaruhi 23) ada tiga jenis kualitas kontrol diri, yaitu
kontrol diri anak-anaknya. Pada over control, under control, dan appropriate
orang tua yang mendidik anak- control. Secara rinci dijelaskan sebagai
anaknya dengan keras dan otoriter berikut:
akan menyebabkan anak-anaknya a. Over Control merupakan kontrol diri
kurang dapat mengendalikan diri yang dilakukan oleh individu secara
serta kurang peka terhadap berlebihan yang menyebabkan
peristiwa yang dihadapi. Sebaiknya individu banyak menahan diri dalam
orang tua sejak dini sudah bereaksi terhadap stimulus.
mengajari anak untuk mandiri b. Under Control merupakan suatu
memberikan kesempatan untuk kecenderungan individu untuk
menentukan keputusannya sendiri, melepaskan impulsifitas dengan bebas
maka anak-anak akan lebih tanpa perhitungan yang matang.
mempunya kontrol diri yang baik c. Appropriate Control merupakan
b. Faktor budaya, setiap inividu yang kontrol individu dalam upaya
berada dalam suatu lingkungan mengendalikan impuls secara tepat.
akan terkait budaya dilingkungan
tersebut. Setiap lingkungan akan KESIMPULAN
mempunyai budaya yang berbeda- Kontrol diri sangat penting dimiliki
beda dengan budaya dari oleh individu. Individu sebagai makhluk
lingkungan lain. Hal demikian sosial yang hidupnya saling
mempengaruhi kontrol diri berketergantungan satu dengan lainnya.
seseorang sebagai anggota Selain itu setiap individu memiliki berbagai
lingkungan tersebut. tuntutan pemenuhan kehidupannya baik dari
kebutuhan paling dasar hingga puncak

66
Kontrol Diri : Definisi dan Faktor Marsela & Supriatna

kebutuhan manusia yang ingin tercapai Self-Esteem. Psychological Review,


pemenuhannya dengan baik sesuai dengan 103,5-33
apa yang diharapkan. Maka dari itu kontrol
diri merupakan hal penting yang harus Bhave, Swati. Y, & Saini, Sunil. (2009).
dimiliki oleh setiap individu. Anger Management. New Delhi:
Kontrol diri sederhananya dapat SAGE publications India Pvt Ltd.
diartikan sebagai tenaga kontrol atas diri,
Fatimah, Enung. (2006). Psikologi
oleh dirinya sendiri. Secara umum
Perkembangan. Bandung: Pustaka
penjelasan para ahli tersebut memberikan
Setia.
pemaknaan bahwa kontrol diri adalah
seperangkat kemampuan mendasar dan Gufron, M.N., & Risnawati, Rini.(2010).
atribut personal yang melekat pada diri Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta:
individu untuk mengatur tindakan yang akan Ar-Ruzz Media.
membentuk pola prilaku dilingkungannya,
yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan Hurlock, Elizabeth B. (2000). Psikologi
psikomotorik. Penjelasan para ahli juga Perkembangan: Suatu Pendekatan.
dapat mengandung makna bahawa kontrol Sepanjang Rentang Kehidupan.
diri merupakan kemampuan untuk menahan Jakarta : Gramedia.
atau mengendalikan diri prilaku seseorang
dengan mempertimbangkan berbagai Monks, dkk. (1994). Psikologi
kosekuensi dalam situasi tertentu agar Perkembangan. Yogyakarta:
mampu diterima dalam lingkungannya. University Press
Selain itu kontrol diri, dapat berdampak Ngalim Purwanto. (2007). Psikologi
positif bagi secara personal, bagi pribadi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
yang memiliki kontrol diri, akan tetapi Rosdakarya.
kontrol diri memiliki dampak positif secara
luas dalam hubungan di lingkungannya. Praptiani, S. (2013). Pengaruh kontrol diri
terhadap agresivitas remaja dalam
Daftar Rujukan mengahadapi konflik sebaya dan
pemaknaan gender. Jurnal Sains dan
Acocella, J. R., & Calhoun, J. F. (1990). Praktik Psikologi. Magister UMM, 1
Psychology of adjustment human (1), 01-13
relationship. New York: McGraw-
Hill. Santrock. (2007). Remaja. Edisi 11 Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Aroma, Iga S., & Suminar, Dewi R. (2012).
Hubungan antara tingkat kontrol diri Tangney, J.P., Baumeister, R.F., & Boone,
dengan kecendrungan perilaku A.L. (2004). High self control
kenakalan remaja. Jurnal Psikologi predicted good adjustment, less
Pendidikan dan Perkembangan. 1 (2), pathology, better grade, and
hlm. 1-6. interpersonal success. Journal of
Personality, 72(2), 271-324.
Baumeister, R.F., Smart, L., & Boden, J.
M. (1996). Relation of Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, J. (2006).
TheatenedEgoistm to Violence and Landasan Bimbingan dan Konseling.
Aggression: Thedark side of High Bandung: Remaja Rosda Karya.

67

Anda mungkin juga menyukai