Teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses ‘mengapa’ dan ‘bagaimana’
kejadian-kejadian alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya dapat terjadi.
Suatu kejadian baik itu kejadian alam maupun kejadian sosial yang terjadi di sekitar
kita, selalu memiliki hubungan sebab akibat dan proses.
Teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan tentang proses terjadinya atau
terbentuknya suatu fenomena alam atau sosial. Pada teks eksplanasi juga sebuah
peristiwa timbul karena ada peristiwa lain sebelumnya dan peristiwa tersebut
mengakibatkan peristiwa yang lain sesudahnya.
Sumber: https://blog.ruangguru.com/eksplanasi
TEKS EKSPLANASI
Menurut para ahli, yang salah satunya di kutip dari Mahsun, Pengertian teks
eksplanasi adalah teks yang disusun dengan struktur yang terdiri dari bagian-bagian
seperti pernyataan umum atau pembukaan, deretan penjelas atau isi, dan juga
interpretasi atau penutup.
Sedangkan struktur teks eksplanasi adalah pernyataan umum, urutan alasan logis.
Adapun contoh teks eksplanasi yaitu teks yang menjelaskan proses hantaran listrik,
terjadinya gerhana matahari, proses terjadinya hujan, proses terjadinya polusi tanah,
proses rusaknya paru-paru karena asap rokok.
Pada teks eksplanasi, sebuah peristiwa atau kejadian terjadi karena adanya peristiwa
lain sebelumnya dan peristiwa tersebut mengakibatan peristiwa yang lain
sesudahnya.
Teks eksplanasi dibuat berdasarkan kejadian nyata dan fakta bukan berdasarkan
khayalan penulis. Teks ini disusun dengan mengumpulkan berbagai data-data
melalui wawancara, penelitian, atau membaca dari berbagai sumber.
Data yang sudah ada harus dibandingkan dengan data-data lainnya, itulah mengapa
diperlukan lebih dari 1 data untuk membuat sebuah informasi dalam teks ini menjadi
lebih akurat.
Tujuan Teks Eksplanasi
Tujuan dari teks eksplanasi adalah untuk menjelaskan atau menerangkan serangkaian
proses dari suatu peristiwa atau fenomena alam maupun sosiokultural atau
memberikan informasi kepada pembaca, bukan ajakan untuk melakukan sesuatu.
Selain itu, NWS Departement School and Education (2012), teks eksplanasi dibagi
menjadi empat jenis yaitu:
1. Eksplanasi sequential: teks ini berisi tentang rincian tahapan dalam sebuah
fenomena, misalnya produksi minyak dan siklus hidup cicak.
2. Eksplanasi kausal: teks yang berisi sebab perubahan dari satu tahap ke tahap
selanjutnya, misalnya mengapa bisa terjadi tsunami.
3. Eksplanasi teoretis: teks yang berisi kemungkinan di balik terjadinya sebuah
fenomena alam/proses yang tidak sepenuhnya dipahami, misalnya efek
elnino.
4. Eksplanasi faktorial dan konsekuensial: teks yang berisi efek dan hasil dari
suatu proses, misalnya pada ilmu pengetahuan, penyebab perubahan iklim
(faktorial), pada sejarah contohnya efek dari kolonialisasi Belanda.
Ciri-ciri Teks Eksplanasi
Adapun ciri-ciri yang membedakan teks eksplanasi dengan teks lainnya yaitu sebagai
berikut.
1. Strukturnya lengkap yang terdiri dari pernyataan umum, deretan penjelas/
sebab akibat, dan interpretasi (opsional).
2. Informasi yang disajikan berdasarkan fakta dan data yang ada.
3. Teks eksplanasi bersifat objektif
4. Teks eksplanasi membahas tentang pengetahuan dan peristiwa.
5. Teks eksplanasi bersifat informatif/memaparkan data.
6. Memuat informasi yang bersifat ilmiah/keilmuan, contohnya sains.
PERMUKIMAN KUMUH
Kota dianggap sebagai
lading pekerjaan bagi para
penduduk di pedesaan.
Tingginya populasi penduduk di
Indonesia terutama di kota –
kota metropolitan menimbulkan
beberapa masalah terutama
dalam bidang social dan
ekonomi. Tingginya harga
sepetak tanah di tempat
rantauan memaksa mereka para
urban untuk mendirikan di tempat – tempat yang tidak layak yang pada akhirnya
menimbulkan permukiman kumuh. Permukiman kumuh merupakan kawasan
permukiman (tempat tinggal / hunian) yang tidak layak huni biasanya didirikan
secara illegal atau tidak sesuai dengan izin yang berlaku.
Banyak factor yang menimbulkan adanya permukiman kumuh. Derasnya arus
urbanisasi yang sulit diredam menjadi factor kunci. Banyaknya pabrik dan
perusahaan yang berada di kota menjadi daya pikat tersendiri bagi penduduk desa.
Namun karena kurangnya bekal baik dari segi pendidikan maupun pengalaman
mengakibatkan mereka berakhir menjadi pengagguran. Dan pada akhirnya
mendirikan permukiman penduduk tidak layak huni. Angka kemiskinan yang tinggi
mengakibatkan mereka tidak sanggup untuk membeli bahan bangunan dan bidang
tanah. Jangankan membeli sebidang tanah pun untuk makan mereka kekurangan.
Dampak yang ditimbulkan dari timbulnya permukiman kumuh antara lain :
mengurangi keindahan dari kota tersebut, tempat yang menjadi permukiman kumuh
akan terlihat tidak tertib dan tidak rapi, munculnya kelompok – kelompok
masyarakat yang dapat berbuat criminal kapan saja dan dimana saja, meningkatkan
angka kemiskinan di Indonesia, dan masih banyak dampak buruk lainnya yang akan
timbul.
Permukiman kumuh atau biasa juga disebut permukiman liar biasanya terletak
di bantaran kali / sungai. Pola permukiman memanjang menjadi yang paling
popular dalam pelaksanannya. Hal ini disebabkan kecenderungan manusia untuk
membangun rumah yang dekat dengan sumber air. Hal ini juga mengakibatkan
fungsi sungai akan terganggu dan menyebabkan masalah lainnya akan muncul. Tak
hanya di bantaran sungai, namun juga ada di tengah perkotaan biasanya
mengelompok di kontrakan – kontrakan kecil.
Pola penyelesaian yang dilakukan haruslah terstruktur dan terencana.
Pemerintah perlu mengambil tindakan serius terhadap hal ini karena fungsi tata
kota akan tidak terlaksana dengan baik, bila permukiman kumuh tetap dibiarkan
begitu saja. Pembangunan rusun – rusun seperti yang telah dilakukan oleh
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau biasa dipanggil ‘Ahok’. Ia
telah membangun rusun – rusun di tempat – tempat dekat denag permukiman kumuh
dengan fasilitas lumayan baik dan dengan biaya yang murah.
Dalam pencegahan untuk para urban agar tidak pindah ke kota adalah
dengan memberikan binaan dan bimbingan bahwa sesungguhnya mereka dapat
bahagia dan sejahtera di kampung sendiri. Penyuluhan – penyuluhan pertanian
diperlukan agar para penduduk desa yang mayoritas bermata pencaharian sebagai
petani menjadi betah dan nyaman tinggal di desa.
Tsunami Aceh
Pada tanggal 26
Desember 2004 terjadi
bencana alam dahsyat di
Aceh yang menggemparkan
dunia, yaitu bencana tsun
ami. Tsunami adalah
serangkaian gelombang laut
dengan kecepatan tinggi.
Tsunami berasal dari bahasa
Jepang yaitu “tsu” yang
berarti pelabuhan dan
“nami” yang berarti
gelombang.
Tsunami terjadi akibat dari gangguan yang bersifat tiba-tiba dari dasar laut.
Gangguan itu bisa berupa letusan gunung berapi, pergeseran lempeng bumi, dan
jatuhnya meteor. Karena gangguan tersebutlah, permukaan dasar laut bergerak
naik turun sehingga air mencari keseimbangan dan terjadilah tsunami.
Sebelum terjadinya tsunami biasanya ditandai dengan air surut secara tiba-
tiba, adanya gempa, dan banyaknya ikan di pantai. Tsunami mengakibatkan
kehancuran, baik untuk manusia maupun alam. Seperti memakan banyak korban,
hilangnya harta benda, menghancurkan bangunan, dan merusak alam. Ada
beberapa cara yang digunakan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya tsunami,
yaitu dengan menanam bakau dan membangun tembok penahan tsunami di garis
pantai.
Tsunami dapat datang di pantai mana saja dan kapan saja. Sebagian besar
tsunami merugikan manusia. Namun ada pula gelombang yang tidak besar sehingga
tidak begitu merugikan. Karena tsunami dapat datang kapan saja, kita harus selalu
waspada, terutama bagi yang tinggal di dekat pantai. Apabila terdapat tanda-tanda
terjadinya gempa, segera mengungsi ke tempat yang lebih tinggi dan aman.
Deretan Penjelasan:
Tsunami tercipta saat permukaan dasar laut bergerak naik turun (pergeseran
lempeng di dasar laut) di sepanjang patahan selama gempa terjadi.
Tsunami juga dapat tercipta karena meletusnya gunung berapi yang menyebabkan
pergerakan air di laut atau perairan sekitarnya sangat tinggi.
Gelombang tsunami yang terjadi di laut melaju lebih cepat daripada gelombang
normal. Gelombang tersebut menyebar ke segala arah dengan ketinggian mencapai
30-50 meter dan kecepatan sekitar 800 km/jam.
Ketika gelombang tsunami memasuki air dangkal, kecepatannya akan menurun dan
ketinggiannya akan bertambah. Ketinggian gelombang itu bergantung pada bentuk
pantai dan kedalamannya.
Interpretasi:
Tidak semua gempa bumi dan gunung meletus dapat menyebabkan tsunami.
Tsunami dapat menyebabkan kerusakan yang besar bagi manusia. Kerusakan yang
paling besar terjadi ketika gelombang tsunami itu mengenai pemukiman manusia
sehingga menyeret apa saja yang dilaluinya.
Sumber: https://www.gurupendidikan.co.id/contoh-teks-eksplanasi/