perbuatan yang lain dari anda – karena “nyatanya” perbuatan Allah Yang Maha Hebat.
Sebagaimana dalil yang mengemukakan di atas berkali kali (mentahkik) bahwa segala macam
perbuatan, kejadian, peristiwa apapun yang terjadi pada hakekatnya adalah perbuatan Allah s.w.t., yang
jahat ataupun yang baik.
Dapat dikatakan demikian, karena didasarkan atas keterangan Hadis Rasulullah s.a.w. di dalam doa
Beliau :
“Ya Allah, Hamba berlindung kepadaMu dari segala kejahatan yang datang dari padaMu”
Catatan :
Dalam Hadis lain ada pula isti’adzah (permohonan berlindung diri) yang diajakarkan oleh Rasulullah
s.a.w. “Allahumma inni a’udzubika min syarri ma kholakta” artinya : Ya Allah hamba berlindung
kepadaMu dari segala kejahatan yang Engkau ciptakan.
Kalau sekiranya kejahatan/kejelekan itu bukan dari pada Allah pada hakekatnya, maka tidak mungkin
Beliau mengucapkan doa demikian.
Allah berfirman :
Sebagian dari Arif Billah memberikan sebuah maisal (contoh) untuk sekedar mendekatkan paham-
namun bukan berarti tepat demikian hubungan hamba dengan Allah, Ialah :
“Laksana wayang yang dimainkan oleh dalang dengan bermacam gerak dan laku”
Namun semua gerak dan laku si wayang itu adlah suatu “kenyataan” (mashhar) dari pada perbuatan dan
laku pak dalang semata-mata, bukanlah gerak dan laku dari wayang itu sendiri.
Meskipun demikian bahwa segala macam perbuatan, peristiwa, kejadian dan sebagainya dalam arti
hakiki adalah Af’al Allah- tapi janganlah anda tafsirkan “gugur taklif syara” artinya hilang bagi anda
kewajiban hukum. Jangan pula hendaknya di itikadkan, lalu melepaskan Syariat Muhammad (ketentuan
hukum Islam)
Apabila sekiranya anda sampai berkeyakinan/beritikad, gugur taklif syara (atau tidak perlu bersyariat
lagi) maka jatuhlah anda kedalam golongan yang dinamakan Kafir Zindik (na’udzubillahi min dzalik).
Oleh sebab itu pegang teguhlah Syariat Muhammad tetap dan terus menerus musyahadah Af’al
sehingga anda selamat dalam arti yang sebenarnya.
“Tidak ada yang berbuat pada hakikatnya melainkan Allah, tidak ada yang hidup pada hakikatnya
melainkan Allah dan tidak ada yang Maujud pada hakikatnya melainkan Allah
jika kamu angkuh bahwa perbuatan itu dari dirimu tanpa campur tangan Tuhan maka tergolong orang
orang syirik
seperti firman Allah dan tidaklah kebanyakan dari mereka itu beriman kepada allah kecuali mereka
orang orang syirik
seandainya terlintas dalam benakku keinginan terhadap selain dirimu karena kealpaanku
dan bahwa orang-orang mu'min yang menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan nya, maka
allah berfirman dan bagi siapa yang takut menghadap Tuhan nya maka aku beri 2 surga
surga pertama yaitu bagi orang-orang makrifat dengan diberi ilmu makrifat di dunia
surga kedua yaitu yang diberikan di akhirat yang mana di sebutkan di alquran yang mulia
syaikh alim alamah yang luas keilmuan dan tidak akan pernah habis yaitu syaikh Abdullah bin hijazi as
syarqowi al misri berkata masuknya kepada surga makrifat di dalam dunia ini niscaya tiada lain adalah
mengenal allah sedangkan surga makrifat di akhirat adalah berjumpa dengan Allah