Anda di halaman 1dari 12

PRESENTASI AGAMA

MATERI: TAQWA
Kelompok 1

Aas Muyasaroh
Achmad Chaerudin

Ahmad Nada

Ahmad Nurul Firdaus

Muhamad Ahya
Pengertian Taqwa
Pengertian taqwa secara dasar adalah menjalankan perintah, dan menjauhi larangan.Taqwa terdiri
dari 3 Huruf: Ta = Tawadhu artinya sikap rendah dirii (hati), patuh, taat baik kepada aturan
AllahSWT, maupun kepada sesama muslim jangan menyombongkan diri/sok.Qof = Qonaah artinya
Sikap menerima apa adanya (ikhlas), dalam semua aspek, baik ketikamendapat rahmat atau ujian,
barokah atau musibah, kebahagiaan atau teguran dari AllahSWT, harus di syukuri dengan hati
yang lapang dada. Wau = Wara artinya Sikap menjaga hati/diri (Introspeksi), ketika menemui hal
yangbersifat subhat (tidak jelas hukumnya) atau yang bersifat haram (yang dilarang) oleh
AllahSWT.Beberapa ulama mendifinisikan dengan :
Taqwa = dari kata = waqa-yaqi-wiqayah = memelihara yang artinya memelihara iman agar
terhindar dari hal-hal yang dibenci dan dilarang oleh Allah SWT.
Taqwa = Takut yang artinya takut akan murka da adzab Allah SWT.
Taqwa = Menghindar yang artinya menjauh dari segala keburukan dan kejelekan dari sifat syetan.
Taqwa = Sadar yang artinya menyadari bahw diri kita makhluk ciptaan Allah sehingga apapun
bentuk perintah-nya harus di taati, dan jangan sekali-kali menutup mata akan hal ini.
Taqwa adalah mengambil tindakan penjagaan dan juga memelihara diri dari sesuatu yang
mengganggu dan juga keburukan. Pengertian taqwa menurut syara'"Taqwa" itu berarti menjaga dan
memelihara diri dari siksa dan murka Allah dengan jalan melaksanakan perintah-perintah-Nya
serta menjauhi semua larangan-larangan-Nya, menjauhi semua kemaksiatan dan taat kepada Allah
SWT.Sebagaimana dengan firman Allah berkenaan dengan taqwa tersebut di atas yaitu : Artinya
"Sesungguhnya orang-orang yang paling mulia di antara kamu sekalian di sisi Allah adalah orang
yang paling bertaqwa".
Taqwa itu adalah membentengi diri dari siksa Allah SWT. dengan jalan taat kepada-Nya, (menurut
pendapat dari para ahli Tashawwuf), sedangkan menurut pendapat dari Fuqaha (ahli fiqih) Taqwa
itu berarti bahwa menjaga diri dari segala sesuatu yang dapat melibatkan diri kepada perbuatan
dosa.
Adapun pendapat dari Abdullah Ibnu Abbas ra. menerangkan bahwa orang yang bertaqwa itu ialah :
Orang yang selalu berhati-hati dalam ucapan dan perbuatannya agar tidak mendapatkan suatu murka dan
siksa Allah juga meninggalkan dorongan hawa nafsu.
Orang yang selalu mengharapkan suatu rahmat dari Allah dengan jalan meyakini dan juga melaksanakan
semua ajaran yang telah diturunkan Allah.
Taqwa itu merupakan satu modal dari persiapan sedangkan sabar itu adalah merupakan satu dari amal
perbuatan baik, dan tidak ada satupun argumentasi yang benar kecuali Rasulullah saw, sebab itu tidak ada
seorang pun yang dapat menolong kecuali Allah SWT. (menurut pendapat dari Sahal bin Abdullah).
Agar supaya manusia itu bertaqwa maka akhirat diciptakan sedangkan supaya manusia itu menerima cobaan
maka diciptakan dunia, itulah pendapat dari Al-Kattani. Seseorang dapatlah dikatakan sempurna taqwanya
jika orang tersebut dapat menjaga diri dari segala perbuatan dosa meskipun seberat biji sawi atau sekecil atom
sekalipun, dan meninggalkan sesuatu yang tidak halal sebab takut akan tergelincir kepada hal-hal yang
dimurkai Allah dan dosa, maka dengan demikian akan terbentuk suatu benteng pengingat kokoh sekali di
antara dirinya dengan sesuatu yang berakibat dosa dan perbuatan yang dimurkai oleh Allah SWT., itulah
pengertian taqwa menurut pendapat dari Abu Darda.
Menurut pendapat Musa bin A'yun menerangkan bahwa bertaqwa berarti membersihkan diri dari
bermacam-macam subhat, sebab takut akan jatuh ke dalam hal yang sama sehingga dari beberapa pendapat di
atas dapat diambil suatu kesimpulan mengenai ciri-ciri dari orang yang bertaqwa antara lain adalah : kecuali
tuntunan Allah, maka segala sesuatu haruslah ditinggalkan. Segala sesuatu yang dapat menjauhkan diri dari
Allah SWT., maka haruslah ditinggalkan.Menentang hawa nafsu serta meninggalkan segala hasrat
jiwa.Melaksanakan serta memelihara tata cara kehidupan menurut syariat Islam di dalam segala ucapan juga
perbuatan haruslah mengikuti dan mencontoh tuntunan dari Rasulullah saw.
Ada beberapa arti mengenai kata "Taqwa" yang telah dijelaskan oleh Al-Qur'an, di antaranya adalah
sebagai berikut :
Sebagaimana di dalam firman Allah SWT. artitaqwa mempunyai arti "Taubat", yakni di dalam surat Al
Hujarah ayat 41 artinya adalah :"Dan hanya kepada Akulah kamu harus bertaqwa". Taqwa mempunyai makna
"Ketaatan dan ibadah", sesuai dengan firman Allah SWT. yang artinya adalah sebagai berikut: "Hai orang-
orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam". (QS. 3 : 102).Taqwa berarti "Bersih hati
dari dosa", firman Allah SWT.: "Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada
Allah dan bertaqwa kepada-Nya, maka mereka itu adalah orang-orang yang telah mendapatkan kemenangan".
(QS. An-Nur : 52).
Dari ketiga dalil tersebut di atas maka yang dimaksudkan oleh tokoh-tokoh Shufi adalah yang terakhir,
sehingga mereka mengambil sebuah kesimpulan bahwa Taqwa itu adalah terpeliharanya hati dari
berbagai dosa, yang memungkinkan akan terjadi karena adanya keinginan yang kuat untuk
meninggalkannya, maka dengan demikian manusia akan terpelihara dari segala kejahatan. Kecuali
hanya kepada Allah SWT., maka kepada segala apapun, seorang hamba tidak akan takut.
Taqwa itu terbagi menjadi dua bagian, menurut pendapat ini Ilmu Atha'yakni :
Taqwa lahir adalah menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.
Taqwa lahir batin adalah niat dan ikhlas. sehingga di dalam hal seperti ini Dzun Nun Al-Misri
mengedapankan pendapatnya dalam bentuk syair ada kehidupan yang sejati kecuali dengan kekuatan
hati mereka yang selalu merindukan taqwa dan menyukai dzikir ketenangan telah merasuk ke dalam
jiwa yakin dan baik.
Bertaqwa itu dapat dijadikan standar apabila telah memenuhi dalam tiga hal, menurut pendapat
seorang laki-laki, antara lain: Niat yang baik dalam hal yang tidak mungkin diperolehnya, Ridha yang
baik dalam hati yang telah diperoleh, Sabar dalam hal yang "baik dalam hal yang telah lewat. .
Menurut satu pendapat yang lain bahwa taqwa itu dapat dibagi menjadi beberapa bentuk ialah :
-Taqwa orang awam karena menghindarkan diri dari syirik.
-Taqwa orang yang istimewa karena menghindarkan diri dari perilaku maksiat.
-Taqwa para wali karena menghindarkan diri dari perbuatan jelek.
-Taqwa para Nabi karena menghubungkan diri dengan berbagai aktivitas yang di dalamnya terkandung
taqwa.
Telah dituturkan oleh Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ra. bahwa sebaik-baik orang di dunia ini
adalah orang yang dermawan dan juga sebaik-baik orang di akhirat nanti adalah orang yang taqwa.
Adapun dalil-dalil yang menerangkan dan juga memperjelas mengenai Taqwa itu adalah antara lain
berdasarkan pada firman-firman Allah SWT. dan juga hadits-hadits Nabi.Terdapat di dalam surat Ali-
Imran ayat 102, artinya: "Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah SWT. dengan
sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam".Di dalam surat Al-A'raf ayat 35, artinya adalah :"Barang- siapa yang bertaqwa dan
berlaku baik, tidak akan ada rasa khawatir pada diri mereka dan mereka tidak akan berduka cita".
Tingkatan Taqwa
Taqwa memiliki tiga tingkatan:

Pertama: takut dari adzab yang kekal dengan meninggalkan syirik, dasarnya firman
Allah,dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-taqwa(QS. Al-Fath: 26)

Kedua: menghindarkan diri dari setiap dosa baik dalam hal melakukan (maksiat) atau
meninggalkan (perintah) sampaipun dosa-dosa kecil menurut pendapat suatu
kaum,itulah pengertian taqwa secara syari. Hal tersebut adalah makna firman
Allah,Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa(QS. Al-Araf:
96). Demikian juga perkataan Umar bin Abdul Aziz:Taqwa adalah meninggalkan apa-
apa yang diharamkan Allah dan melaksanakan apa-apa yang diperintahkan-Nya,
adapun yang dirizkikan Allah setelah itu merupakan (tambahan) kebaikan di atas
kebaikan.

Ketiga: membersihkan diri dari hal-hal yang menyibukkan batinnya dari (mengingat)
Allah. Inilah hakikat taqwa yang dituntut dalam firman Allah,Hai orang-orang yang
beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya(QS. Ali Imran:
102).
Pondasi Dasar Taqwa
Melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.

Dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan harus sesuai dengan cahaya Allah,
yakni aturan Allah yang terwujud dalam sunnah Rasulullah shallAllahu alaihi wasallam.

Menyeimbangkan rasa harap dan takut kepada Allah dalam setiap amalan yang
dikerjakan. Karena harapan kepada Allah tanpa disertai dengan takut kepada-Nya akan
menyebabkan seseorang menjadi zindiq, sementara takut kepada Allah tanpa disertai
harapan kepada-Nya adalah sifatnya orang-orang kafir.

Kalau kita menelaah kedua definisi di atas, maka tentu kita akan mendapati kalau
tidak ada satupun kebaikan kecuali termasuk ke dalamnya dan tidak ada waktu
sedetikpun bagi kita kecuali harus bersifat dengannya. Karenanya Allah Taala sangat
memerintahkan ketaqwaan ini kepada seluruh manusia secara umum dan orang-orang
yang beriman secara khusus, bahkan Dia mengulang-ulangi perintah ini pada banyak
tempat dalam Al-Qur`an. Dan Allah mengingatkan bahwa ketaqwaan merupakan
keharusan atas mereka dalam mewujudkan kesyukuran mereka kepada Allah Taala yang
menciptakan mereka, menguasai mereka, dan mengatur semua yang berkenaan dengan
hidup mati mereka.
Keutamaan Orang Yang
Bertaqwa
Adapun keutamaan taqwa dan orang yang bertaqwa, maka secara umum semua
kebaikan di dunia dan di akhirat yang didapatkan oleh seorang hamba merupakan buah
dan hasil dari ketaqwaannya kepada Allah. Adapun secara khusus, maka ada beberapa
yang tersebut dalam ayat-ayat di atas yaitu:

a. Semua amalan ibadah makhluk akan ditolak oleh Allah kecuali amalannya orang-orang
yang bertaqwa. Yaitu orang yang amalannya dibangun di atas keikhlasan dan sesuai
dengan petunjuk Rasulullah shallAllahu alaihi wasallam.
b. Dia tidak akan mendapatkan kesulitan yang berarti dalam kehidupan dunianya, karena
Allah Taala selalu ada untuk memberinya jalan keluar.
c. Dia tidak perlu khawatir akan kehabisan harta, karena Allah Taala telah berjanji akan
senantiasa memberinya rezki dari jalan-jalan yang tidak pernah dia duga sebelumnya,
dan Allah Maha memenuhi janji-Nya.
d. Dia tidak akan tersesat dalam kehidupan dunia dan agamanya, karena Allah Taala
memberinya ilmu yang dengannya dia bisa membedakan mana kebaikan dan mana
kejelekan, mana tauhid dan mana kesyirikan, mana iman dan mana kekafiran, mana
sunnah dan mana bidah, maka ketaatan dan mana maksiat.
e. Semua keutamaan di atas disempurnakan dengan didekatkannya surga kepada orang
yang bertaqwa pada hari kiamat sehingga mereka akan segera memasukinya.
Janji Allah Bagi Yang Bertaqwa
Hasil mujahadah yang tinggi, serius serta istiqamah, Allahakan kurniakan kepada kita sifat taqwa. Bermacam-
macam kebaikan yang Allah janjikan dalam Al qur'an kepada mereka yang memiliki sifat taqwa ini. Ini adalah janji
Allah yang pasti tepat dan pasti ditunaikan-Nya. Ia tidak terhingga nilainya yang tidak dapat diukur dengan mana-
mana mata wang di dunia ini.Di antara janji-janji Allah kepada mereka yang memiliki sifat taqwa ini ialah:
1. Terpimpin
Mereka mendapat pimpinan daripada Allah. Ini jelas sekali melalui firman Allah: Allah menjadi (Pemimpin)
Pembela bagi orang-orang yang bertaqwa. (Al Jasiyah: 19)
2. Terlepas dari kesusahan
Mereka dapat terlepas daripada kesusahan. Bukan ertinya mereka tidak mendapat susah atau tidak ditimpa ujian
tetapi selepas kesusahan dan ujian, mereka akan terselamat. Walaupun ada pelbagai rintangan dalam ujian itu, ia
sementara waktu saja. Selepas itu Allahakan lepaskan dari ujian dan rintangan itu dengan menghadiahkan
pelbagai macam nikmat pula. Ini jelas dalam firman Allah: Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, Allah akan
lepaskan dia dari masalah hidup. (At Thalaq: 2)
3. Rezeki
Di dunia lagi akan diberi rezeki yang tidak tahu dari mana sumber datangnya. Diberi rezeki yang tidak terduga dan
dirancang. Ini jelas dalam sambungan ayat tadi: Dan akan diberi rezeki sekira-kira tidak diketahui dari mana
sumbernya. (At Thalaq: 3)
Inilah jaminan daripada Allah SWT bagi mereka yang bertaqwa. Sesiapa yang bertaqwa, rezekinya ada sekadar
yang perlu. Makan minumnya yang perlu tetap ada walaupun dia tidak berusaha. Walaupun dia tidak ada kerja,
tetap ada jaminan daripada Allah. Ini diakui sendiri oleh Imam Ghazali, mungkin ianya dari pengalaman beliau
sendiri. Imam Ghazali pernah berkata: Kalau sekalipun orang bertaqwa itu tidak ada kerja, keperluan-
keperluannya tetap diperolehinya.
Waktu makan akan diberi makanan. Jika patut dapat pakaian, akan diberi pakaian. Dia sendiri tidak tahu dari mana
sumbernya kerana ianya bukan daripada usaha dan cariannya sendiri. Dia dapat rezeki bukan melalui sumber
usahanya tetapi melalui sumber usaha orang lain. Kalau taqwanya secara jemaah, maka rezeki itu diberi secara
berjemaah. Sekiranya taqwanya secara individu, maka secara individu jugalah pemberian Allah itu.
4. Kerja dipermudah
Kerja-kerja orang yang bertaqwa itu dipermudahkan Allah. Ini jelas Allah gambarkan di dalam sepotong ayat:
Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, dipermudahkan Allah segala urusannya. (At Thalaq: 4)
Allah memberi jaminan, kerja orang yang bertaqwa itu dipermudahkan. Mungkin juga di samping mudah, hasilnya
banyak. Buat sedikit, hasilnya banyak. Jadi kalaulah kita buat kerja berhempas-pulas, di samping hempas-pulas
banyak pula rintangan, kemudian hasilnya pula sedikit atau langsung tidak ada, itu menunjukkan kita belum
mempunyai sifat taqwa hingga Allah tidak membantu.
5. Diberi berkat
Dia diberi berkat daripada langit dan bumi. Berkat pada hartanya, pada kesehatan badannya, pada ilmunya, pada anak-anak dan
zuriatnya, pada isterinya, pada suaminya, pada sahabat handai dan jiran, pada gurunya, berkat dakwahnya, berkat ajarannya,
berkat pimpinannya dan sebagainya. Ini jelas sekali dalam ayat: Jikalau penduduk sebuah kampung (atau sebuah negara) itu
beriman dan bertaqwa, Tuhan akan bukakan berkat daripada langit dan bumi. (Al Araf: 96)
Berkat maknanya bertambah atau subur. Apabila dikatakan hidupnya berkat, maknanya hidupnya penuh dengan kemuliaan,
ketenangan, kebahagiaan dan penuh dengan pahala. Hartanya berkat, harta yang tidak putus-putus dapat disalurkan kepada
kebaikan dan berpahala walaupun dia bukan orang kaya. Ilmunya berkat, maknanya ilmu yang dimilikinya itu dapat diamalkan,
bertambah dan dapat dimanfaatkan kepada kebaikan serta menambahkan pahala.
Badannya yang sehat yang dikatakan berkat itu adalah badan yang dapat digunakan untuk kebaikan. Dengan kesehatan
badannya itu, digunakannya untuk jihad fisabilillah, untuk khidmat kepada masyarakat dan dapat menambahkan pahalanya.
Masanya berkat ialah masa yang Allah untukkan padanya, dapat digunakan kepada kebaikan. Dia tidak buang masa percuma
dengan perkara yang melalaikan. Umurnya berkat, mungkin umurnya bertambah. Kalaupun umurnya tidak bertambah, tetapi
umur yang diberikan kepadanya itu akan menambahkan pahala. Rezekinya berkat yakni rezeki yang tidak putus-putus sekalipun
tidak kaya, yang dapat digunakan untuk kebaikan dan dapat menambahkan pahala.
Berkat pada anak-anaknya atau zuriat ertinya, anak-anak dan cucu cicit berjaya menjadi anak-anak yang soleh, yang menjadi
penyejuk mata hati. Berkat pada isterinya atau suaminya, yaitu isteri tersebut atau suami itu soleh dan solehah, yang dapat
mengingat dan memimpinnya selamat di dunia dan di Akhirat. Berkat pada sahabat handai dan jiran, ertinya mendapat sahabat
yang baik-baik dan ramai pula yang membantu perjuangannya untuk menegakkan kebenaran. Berkat pada gurunya, yaitu dia
mendapat guru yang soleh yang dapat memimpin dan memandunya selamat di dunia dan Akhirat.
6. Amalan diterima
Amal ibadah orang yang bertaqwa diterima oleh Allah. Kalau begitu amal ibadah orang Islam tidak diterima. Orang Islam akan
masuk Neraka dulu. Oleh yang demikian, hanya amal ibadah orang yang bertaqwa saja yang diterima oleh Allah.
Sebagaimana dijelaskan oleh Allah: Sesungguhnya amal ibadah yang diterima Allah ialah dari orang yang bertaqwa. (Al
Maidah: 27) Maksudnya, Allah hanya menerima shalat orang yang bertaqwa. Allah tidak akan terima shalat orang yang sekadar
Islam. Allahakan terima puasa orang bertaqwa. Allahakan terima perjuangan orang yang bertaqwa. Allah tidak akan terima
perjuangan orang Islam. Allahakan terima haji orang yang bertaqwa. Allah tidak akan terima haji orang Islam. Begitulah
seterusnya berdasarkan ayat di atas tadi.
7. Amalannya diperbaiki
Amalan orang yang bertaqwa itu sentiasa dibaiki oleh Allah. Sentiasa diperkemaskan oleh Allah daripada masa ke semasa. Ini
jelas Allah mengingatkan kepada kita: Wahai mereka yang beriman hendaklah kamu takut kepada Allah. Hendaklah kamu
memperkatakan kata-kata yang teguh; niscayaAllah akan membaiki amalan-amalan kamu (Al Ahzab: 70-71)
Jadi orang-orang yang bertaqwa amalannya sentiasa dibaiki oleh Allah. Shalatnya sentiasa dibaiki Allah. Begitu juga puasanya,
bacaan Qur'annya, wiridnya dan perjuangannya sentiasa dibaiki. Apasaja bentuk kebaikan yang dibuatnya sentiasa dibaiki oleh
Allah dari masa ke masa. Itulah jaminan Allah SWT.
8. Dosa diampunkan
Dosanya diampunkan. Dalam ayat tadi juga ada sambungannya: Wahai mereka yang beriman, hendaklah kamu takut kepada
Allah. Hendaklah kamu memperkatakan kata-kata yang teguh; niscayaAllah akan membaiki amalan-amalan kamu dan akan
mengampun bagimu dosa-dosa kamu. (Al Ahzab: 70-71)
Artinya dosa-dosa orang-orang yang bertaqwa ini akan diampunkan. Namun begitu orang Islam dosanya tidak diampunkan
oleh Allah. Sebab itu orang Islam akan masuk Neraka dulu.
9. Dapat ilmu tanpa belajar
Diberi ilmu tanpa belajar. Yakni diberi ilmu terus jatuh pada hati. Memanglah ilmu yang jatuh kepada hati, tidak perlu proses
belajar. Kalau ilmu yang jatuh pada akal, ia perlu melalui proses belajar yakni membaca, mentelaah, kena berguru, kena
bermuzakarah, kena berfikir dan merenung. Barulah akan dapat ilmu itu. Sedangkan ilmu yang jatuh pada hati, tidak diketahui
sumbernya, tidak perlu berfikir, mentelaah dan tanpa berguru. Ia terus terjatuh saja ke hati. Hati itu sebagai wadahnya. Jadi
orang yang bertaqwa ini diberi ilmu tanpa belajar. Ini jelas Allah nyatakan dalam ayat Al qur'an: Bertaqwalah kepada
AllahniscayaAllah akan mengajar kamu. (Al Baqarah: 282)
Dapat ilmu daripada Allah tanpa perantaraan guru, tanpa perantaraan belajar. Hal ini diperkuatkan oleh sabda Rasulullah SAW:
Yang dia tahu, nanti dia akan dipusakakan ilmu yang dia tidak tahu. (Dikeluarkan oleh Abu Nuaim) Apasaja ilmu yang dia
tahu, diamalkan. Hasilnya nanti Allahakan beri ilmu tanpa dia belajar. Ramai orang-orang soleh dan ulama yang soleh diberi
ilmu laduni. Itulah ilmu yang jatuh kepada hati yang juga dipanggil ilham. Firman Allah Taala: Dan Kami ajarkan dia ilmu yang
datang dari dari sisi Kami. (Al Kahfi: 65)
Artinya orang yang bertaqwa itu akan diberi ilmu terus dari Allah tanpa wasilah guru. Agar tidak terkeliru, perlulah diingat
bahwa orang yang hendak dapat ilmu laduni itu, dia mesti ada ilmu asas yaitu ilmu fardhu ain terlebih dahulu.
10. Terlepas dari tipu daya syaitan
Orang bertaqwa itu akan terlepas dari tipu daya syaitan. Dalam Al qur'an ada disebutkan tentang hal ini. Firman Allah:
Sesungguhnya orang yang bertaqwa apabila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika
itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahan mereka. (Al Araf: 201)
11. Terlepas dari tipu daya musuh
Orang bertaqwa juga lepas daripada tipu daya musuh lahir sama ada orang kafir mahupun orang munafik. Firman Allah: Jika
kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu.
Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. (Ali Imran: 120)
12. Terhindar dari Neraka
Orang bertaqwa terhindar daripada Neraka. Ertinya tentulah dia masuk Syurga sebab di Akhirat tidak ada tiga tempat. Kalau
terlepas daripada Neraka, bermakna ke Syurgalah dia. Firman Allah Taala: Akan tetapi orang yang bertaqwa kepada Tuhannya,
bagi mereka Syurga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya. (Ali Imran: 198) Firman
Allah lagi: Sesungguhnya orang yang bertaqwa itu berada dalam Syurga dan (di dalamnya mengalir) mata air. (Dikatakan
kepada mereka): Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman. (Al Hijr: 45-46) dan laigi FirmanNya, Itulah Syurga
yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertaqwa. (Maryam: 63)
Inilah di antara keuntungan-keuntungan atau bonus yang diperolehi oleh orang yang bertaqwa. Kesemua itu tidak dapat dinilai
dengan mata wang dunia kerana terlalu tinggi nilainya. Ia didapatkan hasil daripada membersihkan hati, mujahadah
bersungguh-sungguh membuang sifat-sifat mazmumah dan menyuburkan sifat mahmudah serta mengamalkan syariat yang
lahir dan batin.
Ciri-ciri Orang Bertaqwa
Beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, dan berinfaq (Q.S. Al Baqarah: 3).
Beriman kepada kitab-kitab Allah dan meyakini adanya akhirat (Q.S. Al Baqarah: 4).
Beriman kepada Allah, hari akhir, para malaikat, kita-kitab, para nabi, berinfaq, memerdekakan budak,
mendirikan shalat, zakat, menepati janji dan sabar (Q.S. Al Baqarah: 177).
Berinfaq di waktu lapang atau sempit, menahan amarah dan pemaaf (Q.S. Ali Imron: 134).
Berpuasa ramadhan (Q.S. Al Baqarah: 183).
Tidak silau keindahan duniawi (Q.S. Al Baqarah: 212).
Selalu berbuat kebajikan (Q.S. Ali Imron: 115).
Bersegera kepada ampunan Allah (Q.S. Ali Imron: 133)
Selalu mengingat Allah dan memohon ampun atas dosa-dosanya (Q.S. Ali Imron: 135).
Bersabar saat diuji harta dan dirinya (Q.S. Ali Imron: 186).
Menjadikan akhirat sebagai tujuan hidup (Q.S. Al Anam: 32).
Menyebarkan dawah (Q.S. Al Anam: 69).
Menutup aurat (Q.S. Al Araf: 26).
Berdzikir manakala ditimpa kebimbangan (Q.S. Al Araf: 201).
Menyuruh keluarga mendirikan shalat dan sabar mengerjakannya (Q.S. Thaha: 132).
Tidak sombong dan tidak berbuat kerusakan (Q.S. Al Qashash: 83).
Muslimah hendaklah menjaga pandangan dan kata-kata dalam berbicara (Q.S. Al Ahzab: 32).
Membawa kebenaran dan membenarkannya (Q.S. Az Zumar: 33).
Menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji (Q.S. An Najm: 32).
Selalu mengam
SEKIA
N
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai