Anda di halaman 1dari 137

BAHAN AJAR MANDIRI

PRAKTEK KAYU
2 SKS

Modul 1. Menggunakan Dan Merawat Mesin Pekerjaan Kayu


Modul 2. Mesin-Mesin Pekerjaan Kayu
Modul 3. Pembuatan Sambungan Arah Memanjang
Modul 4. Pembuatan Sambungan Arah Melebar
Modul 5. Membuat Kosen Pintu
Modul 6. Membuat Konstruksi Bangunan Kayu

Oleh:
DRS. HARIJONO, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG
2018
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan perkenaan-
NYA sehingga penyusunan bahan ajar mandiri dalam bentuk modul mata kuliah
Praktek Kayu pada Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Undana dapat
diselesaikan.
Bahan ajar ini dirancang untuk dapat memicu mahasiswa agar belajar secara
aktif, bermakna dan mandiri untuk dapat memahami tentang Praktek Kayu dalam
kaitannya dengan ilmu yang dipelajari oleh mahasiswa yakni bidang teknik bangunan.
Bahan Ajar dalam bentuk modul ini telah disusun dengan sistematika yang telah
disesuaikan dengan standar penulisan bahan ajar berbentuk modul bagi dosen di
lingkungan Universitas Nusa Cendana. Mata kuliah Praktek Kayu berbobot 2 SKS,
sehingga modul yang dikembangkan dalam bahan ajar ini berjumlah 6 (enam) modul.
Setiap modul terdiri dari judul topik, pendahuluan, uraian materi topik dan penutup
yang berisi antara lain soal dan kunci jawaban.
Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan berbagai pihak sehingga dapat
diselesaikannya penyusunan bahan ajar ini, kepada:
1. Rektor Undana Kupang,
2. Dekan FKIP Undana dan Pembantu Dekan Bidang Akademik berserta seluruh
staf di lingkungan FKIP,
3. Ketua Jurusan PTK dan Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan,
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan selama penulis melakukan penyusunan modul ini.
Penulis sadari bahwa bahan ajar berbentuk modul ini masih jauh dari
kesempurnaan karena berbagai keterbatasan. Saran maupun kritik yang konstruktif
untuk penyempurnaannya Penulis sampaikan terima kasih.
Semoga bahan ajar mandiri Praktek Kayu ini dapat memberi manfaat bagi
semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran di program studi Pendidikan Teknik
Bangunan FKIP Undana.

Kupang, Januari 2018


Penulis,
iii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… iii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………… iv
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL …………………………………………. v
MODUL 1. MENGGUNAKAN DAN MERAWAT MESIN PEKERJAAN KAYU
A Pendahuluan …………………………………………………………………. 1
B Penyajian ……………………………………………………………………... 2
C Penutup ……………………………………………………………………….. 14
Daftar Pustaka ………………………………………………………………... 19
Senarai ………………………………………………………………………... 19
MODUL 2. MESIN-MESIN PEKERJAAN KAYU
A Pendahuluan …………………………………………………………………. 21
B Penyajian ……………………………………………………………………... 22
C Penutup ……………………………………………………………………….. 37
Daftar Pustaka ………………………………………………………………... 43
Senarai ………………………………………………………………………... 43
MODUL 3. PEMBUATAN SAMBUNGAN ARAH MEMANJANG
A Pendahuluan …………………………………………………………………. 44
B Penyajian ……………………………………………………………………... 45
C Penutup ……………………………………………………………………….. 63
Daftar Pustaka ………………………………………………………………... 64
Senarai ………………………………………………………………………... 65
MODUL 4. PEMBUATAN SAMBUNGAN ARAH MELEBAR
A Pendahuluan …………………………………………………………………. 66
B Penyajian ……………………………………………………………………... 67
C Penutup ……………………………………………………………………….. 80
Daftar Pustaka ………………………………………………………………... 82
Senarai ………………………………………………………………………... 82
MODUL 5. MEMBUAT KOSEN PINTU
A Pendahuluan …………………………………………………………………. 84
B Penyajian ……………………………………………………………………... 86
C Penutup ……………………………………………………………………….. 101
Daftar Pustaka ………………………………………………………………... 103
Senarai ………………………………………………………………………... 103
MODUL 6. MEMBUAT KONSTRUKSI BANGUNAN KAYU
A Pendahuluan …………………………………………………………………. 105
B Penyajian ……………………………………………………………………... 106
C Penutup ……………………………………………………………………….. 117
Daftar Pustaka ………………………………………………………………... 119
Senarai ………………………………………………………………………... 120
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………………... 121
iv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Peta Kompetensi ……………………………………………………………….. 122
2. Garis-Garis Besar Pengembangan Pembelajaran (GBPP) …………………….. 123
v

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Agar mahasiswa dapat mempelajari modul ini dengan baik perlu diperhatikan
petunjuk berikut:

1. Pelajari dengan cermat materi yang terdapat dalam setiap bagian secara berurutan.
2. Sebelum melaksanakan praktek bacalah dan perhatikan gambar kerja.
3. Siapkan segala sesuatunya seperti pakaian kerja, bahan dan alat-alat sebelum
praktek dimulai.
4. Bekerjalah dengan hati-hati dan teliti, sehingga dapat dihasilkan pekerjaan yang
memuaskan.
5. Kerjakan soal yang terdapat pada Lembar Evaluasi.
6. Cocokan jawaban anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat di bagian akhir modul
ini.
7. Jika jawaban anda belum mencapai 80 %, pelajari kembali materi yang ada pada
modul ini terutama pada bagian yang belum anda kuasai, hingga memperoleh nilai
minimal 80.
8. Diskusikan dengan dosen anda mengenai hal-hal yang belum anda pahami.
9. Lengkapi buku-buku refensi lainnya sebagaimana tercantum dalam Daftar Pustaka
pada setiap modul untuk menyempurnakan pengetahuan anda.
10. Anda hanya bisa mencapai standar kompetensi yang diinginkan dalam modul ini
jika anda banyak membaca dan latihan.
11. Berdoalah senantiasa agar anda memperoleh hikmat Tuhan untuk bisa mengerti
tentang praktek kayu.

Selamat belajar semoga sukses


1

MODUL 1
MENGGUNAKAN DAN MERAWAT MESIN PEKERJAAN KAYU

A. Pendahuluan

Modul ini membahas tentang pengoperasian peralatan kayu tanpa mesin dan
dengan mesin portable, teknik dan pengerjaan kayu tanpa mesin dan dengan mesin
portable untuk menunjang pelaksanaan bangunan gedung di lapangan.

Untuk dapat memahami uraian materi dan mengerjakan lembar kerja yang ada
dalam modul ini dengan baik dan benar, seharusnya mahasiswa sudah belajar tentang:
(a) Prinsip-prinsip penggunan tombol (saklar) pada peralatan listrik, (b) Pengetahuan
tentang jenis-jenis dan fungsi peralatan sebagai peralatan bantu yang secara umum
sering dipakai dalam pekerjaan kayu, seperti: obeng, gandhen (palu), martil, tang, kikir,
mistar (meteran) dan lain-lain, (c) Pengetahuan tentang jenis-jenis kayu menurut
teksturnya (serat) sehingga dapat mengatur posisi kayu dalam memudahkan
pengerjaannya, (d) Pengetahuan tentang penggunaan bangku kerja, sehingga lebih tepat
dalam mengatur penempatan benda kerja.

Setelah melaksanakan seluruh kegiatan belajar yang ada dalam modul ini
diharapkan mahasiswa dapat:

1) Menguasai pemanfaatan peralatan kayu tanpa mesin dan dengan mesin


portable,
2) Menguasai teknik dan pengerjaan kayu tanpa mesin dan dengan mesin
portable untuk menunjang pelaksanaan bangunan gedung di lapangan.

Modul 1. Praktek Kayu


2

B. Penyajian

B.1. Praktek Pertama

B.1.1. Tujuan Pembelajaran

Setelah melaksanakan seluruh kegiatan belajar yang ada dalam modul ini diharapkan
siswa dapat mengetahui dan menguasai peralatan kayu tanpa mesin dan dengan mesin
portable, menguasai teknik dan pengerjaan kayu tanpa mesin dan dengan mesin
portable untuk menunjang pelaksanaan bangunan gedung di lapangan.

B.1.2. Uraian Materi

Macam-Macam dan Fungsi Alat Pokok Pengerjaan Kayu Tanpa Mesin

Untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan konstruksi kayu diperlukan


pengetahuan dasar tentang sambungan kayu arah memanjang baik kayu berbentuk balok
maupun kayu berbentuk papan yang akan dibahas dalam modul ini, walaupun
sebenarnya pengetahuan dasar bentuk konstruksi kayu selain sambungan memanjang
juga ada sambungan kayu melebar dan hubungan kayu yang dibahas dalam modul lain.

Sebuah sambungan pada suatu konstruksi bangunan baik itu dari beton, baja
maupun dari kayu merupakan suatu titik terlemah pada konstruksi tersebut, oleh sebab
itu dalam melaksanakan penyambungan harus memperhatikan syarat-syarat ukuran
sambungan dan gaya-gaya yang akan bekerja pada sambungan tersebut. Sehingga
peranan peralatan untuk mengerjakan konstruksi kayu sangat penting, karena jenis dan
mutu peralatan yang dipergunakan ikut menentukan kwalitas konstruksi sambungan
kayu dengan alat yang baik dan dengan pengerjaan sesuai prosedur juga ikut berperan
terhadap kwalitas dan kekuatan konstruksi sambungan kayu. Karena alat pengerjaan
kayu itu cukup banyak macam dan jenisnya, maka dalam modul ini hanya dibahas alat
pokok saja yang sering digunakan dalam pelaksanaaan pekerjaan, diantaranya adalah
sebagai berikut:

1) Gergaji

Gergaji Pembelah

Fungsi utama dari gergaji ini adalah untuk membelah kayu dan arah penggergajiannya
sejajar dengan arah serat kayu.

Modul 1. Praktek Kayu


3

Gambar 1.1. Menggergaji Papan

Langkah Kerja Pengoperasian Gergaji Pembelah:

 Pastikan kondisi gigi gergaji dalam keadaan tajam


 Gambarilah benda kerja sesuai dengan arah penggergajian dengan pensil atau
bisa dengan perusut
 Letakkan benda kerja di atas meja kerja, gunakan alat bantu sehingga kedudukan
benda kerja stabil
 Letakkan posisi gigi gergaji pada permulaan atau ujung kayu yang akan dibelah
sesuai dengan garis arah penggergajian
 Aturlah kemiringan gergaji terhadap benda kerja dengan membentuk sudut
kemiringan 60º (60 derajat)
 Dorong dan tariklah (maju mundur) disertai tekanan secukupnya
 Gergajilah benda kerja sesuai dengan garis arah penggergajian hingga pada titik
yang diinginkan

Gergaji Pemotong

Fungsi utama adalah: Untuk memotong kayu (arah penggergajian memotong arah serat)

Langkah Kerja Pengoperasian Gergaji Pemotong

 Pastikan kondisi gigi gergaji dalam keadaan tajam


 Gambarilah benda kerja sesuai dengan arah penggergajian menggunakan pensil
atau bisa perusut
 Letakkan benda kerja di atas meja kerja, gunakan alat bantu sehingga kedudukan
benda kerja stabil
 Letakkan posisi gigi gergaji pada permulaan atau ujung kayu yang akan dibelah

Modul 1. Praktek Kayu


4

sesuai dengan garis arah penggergajian


 Aturlah kemiringan gergaji terhadap benda kerja dengan membentuk sudut
kemiringan 45º (45 derajat)
 Dorong dan tariklah (maju mundur) disertai tekanan secukupnya
 Gergajilah benda kerja sesuai dengan garis arah penggergajian hingga pada titik
yang diinginkan

Gergaji Punggung

Fungsinya: Untuk menggergaji kayu dalam ukuran kecil dan menghendaki hasil sayatan
gergajian yang lebih halus.

2) Ketam

Ketam ialah: sebuah perkakas/alat untuk menghaluskan serta meratakan


permukaan kayu. Ketam terdiri atas: rumah ketam dan mata ketam.

Rumah ketam ada yang dibuat dari kayu dan ada yang dibuat dari besi tuang.
Untuk mengkokohkan mata ketam dengan rumah ketam dipasang baji, dan agar dapat
menghasilkan ketaman yang halus maka pada mata ketam dipasang lidah ketam. Ketam
tangan untuk mengerjakan kayu sebetulnya banyak jenis dan macamnya, namun dalam
modul ini hanya disajikan jenis–jenis ketam yang sering dipakai, antara lain: jack plane
(ketam pendek kasar), smooth plane (ketam pendek halus), jointer plane (ketam
panjang), blok plane dan rabbet plane (ketam sponing).

Langkah–Langkah menggunakan ketam:

1. Telitilah kayu yang akan diketam, apakah sudah bebas dari paku, pasir atau
kotoran lain yang dapat merusak mata ketam.
2. Letakkan kayu di atas meja kerja dengan bidang cekung merapat pada meja
kerja, supaya kedudukan kayu stabil pada waktu pengetaman.
3. Ketamlah bidang I (muka lebar I) dengan posisi kuda–kuda agar tenaga cukup
tecurahkan pada pekerjaan.
4. Ketamlah berulang kali hingga permukaan kayu lurus, halus (licin), rata serta
perhatikan arah serat kayunya.
5. Perhatikan dan periksa hasil dengan siku – siku atau mistar dan berilah tanda
paring jika sudah baik.

Modul 1. Praktek Kayu


5

6. Jepit kayu yang akan dikerjakan (lihat gambar) dan ketamlah bidang II (sisi
tebal) dan ketamlah dengan langkah-langkah di atas hingga lurus, halus, rata dan
siku terhadap bidang I.
7. Tarik garis garis perusut untuk menentukan lebar yang diinginkan.
8. Ketamlah bidang lebar yang lain (bidang IV) sampai sebatas garis perusut yang
ada, memenuhi syarat hasil seperti langkah-lanngkah di atas dan siku terhadap
bidang II.
9. Tarik garis perusut untuk menentukan lebar yang diinginkan (bidang yang III)
10. Ketamlah bidang III sampai terpenuhi syarat-syarat di atas hingga siku-siku
terhadap bidang II dan bidang IV.

3) Pahat

Pahat adalah: Suatu alat untuk memotong serat kayu. Berdasarkan pekerjaan
pemotongan serat yang bermacam-macam, maka dibuatlah bentuk pahat yang berbeda-
beda dan berbagai ukuran disesuaikan dengan macam pekerjaan tersebut. Antara lain:

Pahat tusuk

Cara penggunaan pahat tusuk

 Pastikan pahat dalam keadaan tajam.


 Letakkan benda kerja (kayu) yang telah digambari di atas meja kerja dengan alat
bantu penguat hingga kedudukan kayu stabil.
 Tusuklah kayu sesuai gambar kerja berulang-ulang hingga tercapai batasan yang
diinginkan.
 Cara penusukan, tangkai pahat diletakkan pada dada dekat ketiak dan dengan
berat badan sendiri pahat ditekan.
 Lebar pemotongan serat disesuaikan dengan penekanan (penusukan).
 Lakukan berulang-ulang hingga sesuai dengan target yang diinginkan.

Pahat Pelubang

Pahat pelubang terdiri dari beberapa macam jenis antara lain: pahat lubang tipis,
pahat lubang punggung, dan pahat lubang besar.

Modul 1. Praktek Kayu


6

Cara penggunaan pahat punggung

 Pastikan pahat dalam keadaan tajam.


 Benda kerja (kayu) yang telah dilukisi dijepit pada ragum atau kayu diduduki
dekat ke sisi bangku kerja sehingga kayu mendapat tumpuan yang kokoh.
 Peganglah tangkai pahat dan letakkan ujung mata pahat pada garis lukisan
lubang, posisi pahat tegak lurus pada bidang benda kerja dan pukul dan cabut
kembali.
 Pahat lubang pada posisi serong di depan garis pahatan tadi dan pukullah pahat,
dan buanglah serpihan hasil pahatan.
 Dengan cara (langkah) yang sama pemahatan dilakukan berulang ulang hingga
lubang sesuai dengan hasil yang diinginkan.

Pahat Kuku

Pahat kuku terdiri dari: pahat kuku cembung dan pahat kuku cekung yang
fungsinya adalah untuk memahat kayu sisi cembung dan cekung.

Cara penggunaan pahat kuku adalah: Sama seperti cara penggunaan pahat tusuk
maupun pahat lubang.

Pahat Engsel disebut juga Pahat Sayat

Fungsi pahat engsel adalah: Untuk memahat lubang yang sempit-sempit, seperti
memasang engsel bersayap. Ukuran pahat engsel berkisar 1 sampai 4 mm dengan
kenaikkan masing-masing 1 mm lebarnya.

Cara Pemakaian pahat engsel sama seperti pahat tusuk, karena fungsi pahat
engsel ini bisa digunakan sebagai pengganti pahat tusuk.

4) Penggerek (Boor)

Dalam mengatasi pekerjaan membuat lubang-lubang yang berbentuk silinder/bundar


dapat dilakukan dengan gurdi atau penggerek atau boor. Jenis alat ini bermacam-macam
antara lain: penggerek pusat, pengggerek pilin, penggerek sendok, penggerek lilit,
penggerek sekrup dan penggerek benam.

Modul 1. Praktek Kayu


7

Cara Penggunan Penggerek

 Tempatkan mata boor pada tiik dari kayu (benda kerja) yang akan dilubang.
 Peganglah pegangan pengatur dengan tangan kiri.
 Peganglah pegangan engkol pemutar dengan tangan kanan.
 Sambil membetulkan arah penggerekan, bagian pegangan ditempatkan pada
perut kita.
 Putarlah engkol pemutar searah putaran jarum jam dalam posisi tegak lurus
bidang kayu bila diperlukan lubang tegak.
 Pemutaran dilakukan hingga kedalaman lubang yang diinginkan.

Catatan: Jangan goyang sewaktu pemutaran engkol memutar.

B.1.3. Macam dan Fungsi Alat Bantu Pengerjaan Kayu

Untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan konstruksi kayu diperlukan alat-alat


bantu dalam pengoperasian alat utama, baik dalam menggunakan alat tangan maupun
peralatan mesin.

Peralatan pembantu ialah alat-alat yang digunakan untuk membantu


menyelesaikan suatu pekerjaan. Alat-alat pembantu yang muat dalam modul ini hanya
merupakan contoh dari sekian banyak alat pembantu di dalam pekerjaan kayu, antara
lain:

1) Siku

Siku terbagi menjadi bermacam-macam jenis antara lain: siku biasa, siku sorong, siku
goyang dan siku rangka.

2) Meteran

Meteran adalah alat untuk mengukur jarak (panjang, lebar, tinggi dan sebagainya).
Jenis-jenis meteran yang lazim ialah: meteran lurus (plat meter), meteran lipat, dan
meteran rool (gulung).

3) Palu

Palu merupakan alat pemukul dalam suatu pekerjaan kayu dan alat ini merupakan alat
yang sangat diperlukan. Palu dilihat dari bahan yang digunakan terdiri dari: palu kayu,

Modul 1. Praktek Kayu


8

palu besi, dan palu plastik.

4) Perusut

Perusut merupakan alat bantu untuk membuat garis yang sejajar dengan salah satu sisi
benda kerja (kayu). Perusut terdiri dari perusut tunggal dan perusut kembar.

5) Kaka Tua

Fungsinya adalah sebagai alat untuk mencabut paku, memotong kawat asal giginya
dalam keadaan tajam.

6) Obeng

Digunakan untuk alat bantu memutar paku sekrup dalam keperluan tertentu.

B.2. Praktek Kedua

B.2.1. Tujuan

Setelah melaksanakan seluruh kegiatan belajar yang ada dalam modul ini
diharapkan siswa dapat mengetahui dan menguasai peralatan kayu tanpa mesin dan
dengan mesin portable, menguasai teknik dan pengerjaan kayu tanpa mesin dan dengan
mesin portable untuk menunjang pelaksanaan bangunan gedung di lapangan.

B.2.2. Uraian Materi

Mesin tangan banyak kita jumpai di pasaran, hampir semua toko besi yang besar
atau toko teknik menjualnya. Untuk perusahaan-perusahaan mebel dari perusahaan klas
besar sampai klas pinggir jalan sebagian besar telah menggunakan mesin karena ditinjau
dari beberapa segi lebih menguntungkan, sehingga alat tangan hanyalah sebagai alat
bantu dalam proses pengerjaan kayu.

Mesin tangan ada yang digerakkan dengan daya angin (pneumatik) disamping
yang digerakkan dengan daya listrik (elektronika), perbedaan sumber tenaga juga
menimbulkan perbedaan jenis dan kekuatan mesin yang masing-masing mempunyai
keuntungan dan kerugian.

Mesin Gergaji Lingkaran Tangan

Mesin gergaji lingkaran tangan fungsinya adalah untuk memotong dan


membelah kayu. Namun juga dapat untuk keperluan yang lain misalnya membuat alur,

Modul 1. Praktek Kayu


9

membuat sponing pada kusen dan lain-lain. Gergaji lingkaran mudah digunakan asal
kita mengetahui dan mengetahui bagian-bagiannya dan cara manggunakannya.

Cara Pengoperasian mesin gergaji lingkaran tangan

 Pastikan kondisi mesin dalam keadaan siap pakai.


 Pasang benda kerja di bangku kerja dalam kedudukan stabil (diperkuat dengan
klos atau klem)
 Ambil mesin gergaji lingkaran tangan dengan daun gergaji yang sesuai yakni
(untuk memotong atau membelah).
 Atur kedudukan daun gergaji menembus permukaan kayu bagan bawah
maksimum 5 mm, dengan cara menaikkan atau menurunkan alasnya.
 Peganglah mesin gergaji dengan satu atau dengan kedua tangan yang kuat
jangan sampai lepas.
 Letakkan alas bagian depan pada benda kerja dengan daun gergaji belum
mengenai banda kerja, kemudian tekan tombol “ON”, dan tunggu hingga putaran
penuh.
 Dorong mesin dengan melihat petunjuk yang berada di depan kanan alas pada
garis lukisan sampai kayu terpotong atau terbelah.

Mesin Gergaji Pita Kecil (Jig Saw )

Mesin gergaji pita kecil (jig saw) digunakan untuk memotong benda kerja, memotong
bentuk–bentuk lengkung, memotong bersudut dan memotong bentuk lingkaran.

Cara Menggunakan Mesin Gergaji Pita Kecil (Jig Saw)

 Siapkan benda kerja dan lukislah garis kerja.


 Letakkan benda kerja di atas bangku kerja dengan kedudukan stabil (diperkuat
dengan klem atau klos).
 Pastikan kondisi mesin dalam keadaan siap pakai.
 Tempelkan plat pengantar pada benda kerja, daun gergaji jangan dulu menempel
pada benda kerja.
 Hidupkan mesin dan tunggu sampai gerakan mesin stabil.
 Gerakkan maju (dorong) mesin dengan daun gergaji menelusuri garis kerja

Modul 1. Praktek Kayu


10

hingga pada batas yang diinginkan.


 Kalau penggergajian sudah selesai matikan mesin dan taruhlah pada tempat yang
aman.

Mesin Ketam Tangan

Mesin ketam tangan sebenarnya merupakan mesin dasar yang sangat perlu
digunakan dalam pengerjaan kayu, apalagi untuk pekerjaan-pekerjaan perabot yang
memerlukan penampilan halus. Bentuk dan jenis mesin ketam tangan sangat berfariasi.

Cara Penggunaan Mesin Ketam Tangan

 Siapkan benda kerja dan tempatkan dibangku kerja dalam kedudukan


kokoh/stabil.
 Aturlah (stel) posisi pisau ketam dalam menentukan kedalaman sayatan
(ketaman).
 Hubungkan kabel mesin pada sumber arus listrik (mesin dalam keadaan “OF”)
 Pegang dan hidupkan mesin kemudian tempelkan ujung plat dasar mesin bagian
depan pada permulaan pengetaman benda kerja.
 Doronglah mesin kedepan dengan tekanan seperlunya dan perhatikan hasil
sayatan pengetaman jangan terlalu tebal.
 Kalau terlalu tebal atur kembali penyetelan pisau ketam dimundurkan dengan
sekrup pengatur kedalaman penyetelan mata ketam.
 Ulangi beberapa kali hingga hasil pengetaman halus, lurus, rata dan tidak baling.
 Kalau pengetaman sudah selesai, matikan mesin dan letakkan di tempat yang
aman.

Mesin Bor Tangan

Mesin bor tangan digunakan untuk membor, membuat lubang pada kayu, besi,
plastik, beton atau bahan lain. Jenis bahan yang dibor menentukan mata bor yang harus
dipasang pada mesin bor tersebut.

Cara Penggunaan Mesin Bor Tangan

 Siapkan benda yang akan dibor dan gambarilah tempat/titik yanng akan dibor.
 Letakkan benda kerja di atas bangku kerja, hasil pemboran akan baik jika bagian

Modul 1. Praktek Kayu


11

bawah benda tidak terkoyak.


 Berilah alas (ganjal) pada benda bagian bawah supaya hasil pemboran bagian
bawah benda tidak terkoyak.
 Pastikan mesin bor dalam keadaan siap pakai.
 Peganglah mesin bor pada tangkai pemegangnya (mesin dalam keadaan “OF”),
hubung kabel ke sumber arus listrik.
 Paskan (tepatkan) ujung mata bor tepat pada titik yang akan dibor, untuk
menghendaki pemboran tegak lurus maka atur agar supaya mata bor tegak lurus
terhadap benda kerja.
 Hidupkan mesin bor hingga putaran penuh.
 Tekanlah mesin bor dengan tekanan seperlunya.
 Untuk mengebor kayu yang keras, maka tekanan tusukan bor dilakukan secara
bertahap.
 Teruskan pengeboran hingga pada ukuran kedalaman yang diinginkan.
 Pemboran sudah selesai, matikan mesin dan letakkan pada tempat yang aman.

Mesin Frais Atas Tangan (Router)

Mesin frais tangan digunakan untuk membuat profil, memingul benda kerja,
meratakan pelapis sintetik (formika), membuat alur dan untuk pengerjaan yang lainnya.

Cara Menggunakan Mesin Frais (Router) Misal membuat profil dengan pisau berpilot

 Siapkan kayu (benda kerja) yang bersisi lurus atau lengkung, (sisi lengkung atau
sisi yang akan diprofil harus dihaluskan terlebih dahulu dengan ketam atau
ampelas).
 Pasang router yang diperlukan pada sumbu router.
 Bukalah mur penyetel dan naik turunkan alas router untuk untuk menyetel
dalamnya pemakanan pisau, kemudian kuncilah dengan kunci penyetel.
 Hidupkan mesin dan periksa hasil penyetelan profil dengan cara membuat pada
kayu percobaan yang tidak terpakai, dan atur kembali bilamana perlu.
 Klemlah benda kerja pada bengku kerja, jalankan mesin dan mulailah
pembuatan profil dengan meletakkan alas router rapat dengan permukaan
kayu/benda kerja.

Modul 1. Praktek Kayu


12

 Dorong mesin router menuju sisi kayu sampai sisi pilot kena kena pada kayu,
kemudian tanpa berhenti router didorong searah putaran pisau router.
 Angkat mesin router dari kayu pekerjaan bila memprofil sudah selesai.
 Matikan mesin router dan letakkan di tempat yang aman setelah pisau router
berhenti berputar.

Mesin Sambungan Isian Lamello

Mesin sambungan isian lamello ialah mesin khusus yang dapat digunakan untuk
membuat sambungan sudut, sambungan memanjang yang tidak banyak dibebani dan
sambungan melebar pada papan. Bila kita manfaatkan benar-benar mesin ini dapat juga
untuk membuat alur memanjang.

Cara Penggunaan Mesin Sambungan Isian Lamello (Misal untuk menyambung


hubungan sudut pada papan)

 Pengaturan pemunculan pisau menjorok keluar. Mesin dalam keadaan “OF”


(mati).
 Tekan mesin kemuka sehingga pisau menjorok keluar.
 Ukur dan aturlah kemunculan pisau dari badan mesin, dengan mengatur sekrup
penghenti pisau sampai tercapai ukuran kemunculan pisau yang dikehendaki.
 Matikan sekrup penghenti itu dengan mengencangkan sekrup pengunci,
kemudian tarik plat ke belakang.
 Siapkan bahan/benda kerja dan gambarilah garis kerja termasuk titik-titik yang
akan dipasang isian lamello.
 Letakkan benda kerja di atas meja kerja, atur kedudukan benda kerja harus
stabil.
 Ubah posisi plat depan sehingga membentuk sudut 45º tehadap pisau mesin.
 Tempelkan sisi depan plat ke sisi ata papan dan atur kedudukan mesin stabil
terhadap benda kerja.
 Tekan (doronglah) mesin ke depan pelan-pelan, secara otomatis pisau mesin
akan menembus kayu hingga kedalaman tusukan sesuai dengan ukuran yang
direncanakan.
 Lakukan langkah di atas untuk benda kerja yang satunya (pasangannya).

Modul 1. Praktek Kayu


13

 Kalau sudah selesai matikan mesin dan letakkan pada tempat yang aman setelah
pisau mesin berhenti berputar.
 Isikan isian lamello dan oleskan lem pada sisi benda yang akan disambung,
begitu juga pada isian lamello.
 Temukan ke dua sisi benda kerja yang disambung dan perkuatlah dengan klem.

Mesin Ampelas

Mesin ampelas digunakan untuk menghaluskan permukaan benda atau kayu


yang sudah diketam sebelumnya. Untuk kayu yang permukaannya masih sangat kasar
tidak boleh langsung diampelas dengan mesin ini.

Cara Penggunaan Mesin Ampelas.

 Siapkan mesin ampelas dan kertas ampelas.


 Pasanglah kertas ampelas pada mesin diperkuat dengan plat penjepit kertas
ampelas.
 Siapkan benda kerja yang akan diampelas dan letakkan di bangku kerja.
 Sambugkan kabel mesin ke sumber arus listrik.
 Hidupkan mesin dan tunggu suara getaran mesin stabil.
 Tempelkan dan tekan mesin pada permukaan benda yang diampelas, tekanan
seperlunya saja jangan terlalu kuat.
 Gerakkan mesin keseluruh permukaan benda kerja hingga halus sesuai dengan
yang diinginkan.
 Pengampelasan sudah selesai, matikan mesin dan letakkan di tempat yang aman
jika getaran mesin telah berhenti.

Modul 1. Praktek Kayu


14

C. Penutup

C.1. Rangkuman

C.1.1. Rangkuman Praktek 1

Dalam pekerjaan kayu terdapat beberapa macam dan jenis alat yang dipergunakan untuk
pengerjaan konstruksi kayu, baik alat tangan maupun alat bermesin. Alat tangan yang
sering digunakan oleh masyarakat diantaranya adalah:

Alat utama (alat tangan)

 Gergaji berfungsi untuk memotong dan membelah kayu. Gergaji yang dipakai
antara lain: gergaji pembelah, gergaji pemotong dan gergaji punggung.
 Ketam untuk menghaluskan, meratakan dan meluruskan kayu. Beberapa ketam
yang sering dipakai antara lain: ketam pendek kasar (jack plane), ketam pendek
halus (smooth plane), ketam panjang (jointer plane) dan ketam sponing (rabbet
plane)
 Pahat berfungsi untuk memotong serat kayu Jenis dan macam pahat: pahat
tusuk, pahat pelubang, pahat kuku dan pahat engsel.
 Penggerek (boor), berfungsi untuk membuat lubang pada benda kerja. Macam
dan jenis boor antara lain: boor tangan dan boor listrik.

Alat pembantu: digunakan sebagai alat bantu dalam penggunaan alat utama dalam suatu
pekerjaa, antara lain:

 Siku terdiri dari: siku biasa, siku sorong, siku goyang dan siku rangka.
 Meteran terdiri dari: meteran lurus dan meteran lipat.
 Palu dilihat dari bahannya terbagi atas palu kayu, palu besi dan palu plastic.
 Perusut terbagi dua jenis yaitu: perusut tunggal dan perusut kembar.
 Kaka tua yang berfungsi untuk mencabut paku dan pemotong kawat.
 Obeng yaitu alat bantu untuk memutar paku sekrup.

C.1.2. Rangkuman Praktek 2

 Mesin portable merupakan alat yang sangat penting peranannya dalam


pekerjaan yang berhubungan dengan kayu, utamanya bagi yang berkecimpung
dalam usaha mebel.

Modul 1. Praktek Kayu


15

 Sebagai sumber tenaga penggerak motor pada mesin portable terdiri dari dua
yaitu dengan tenaga angin dan tenaga listrik.
 Mesin portable yang sering dipakai dalam pengerjaan kayu adalah mesin gergaji
lingkaran, mesin gergaji pita kecil, mesin ketam tangan, mesin boor tangan,
Mesin frais atas atau router, mesin sambungan isian lamello.
 Fungsi dari masing-masing mesin portable antara lain:
a. Mesin gergaji lingkaran tangan untuk memotong dan membelah kayu
dengan ukuran ketebalan tertentu.
b. Mesin gergaji pita kecil berfungsi untuk menggergaji bentuk/bentuk
lengkungan, memotong sudut, lingkaran.
c. Mesin ketam tangan berfungsi untuk menghaluskan, meluruskan dan
meratakan permukaan kayu.
d. Mesin boor tangan berfungsi untuk membor, membuat lubang pada kayu
atau benda lain.
e. Mesin frais atas tangan berfungsi untuk membuat profil, memingul dan
meratakan pelapis sintetik (formika).
f. Mesin sambungan isian lamello untuk menempatan alat sambung kayu pada
sambungan sudut, memanjang dan melebar, khusus menggunakan alat
sambung isian lamello.

C.2. Latihan

C.2.1. Latihan Praktek 1

Hafalkan dan kuasailah dengan baik macam dan jenis peralatan pengerjaan kayu
tanpa mesin termasuk cara penggunaannya atau langkah kerja penggunaannya, sehingga
nantinya lebih familier selagi kita mengoperasikan dalam setiap pengerjaan kayu pada
konstruksi bangunan. Jika anda belum yakin hafal nama-nama dan macam jenis
peralatan pengerjaan kayu tanpa mesin maka ulangilah beberapa kali lagi mempelajari
modul ini hingga anda kuasai betul, kemudian cobalah untuk mengerjakan Test dan
Kunci di bawah ini.

C.2.2. Latihan Praktek 2

 Hafalkan dan kuasailah rangkuman materi di atas dengan sungguh-sungguh.

Modul 1. Praktek Kayu


16

 Mintalah kepada orang lain atau salah satu teman untuk menguji ulang (test)
secara lisan dan anda mampu menjawab dengan cepat dan benar.
 Lakukan Latihan di atas sampai anda betul-betul menguasai materi tersebut.
 Cobalah untuk mempraktekkan pengoperasian mesin-mesin portable di atas
sampai anda betul-betul terampil.

C.3. Test dan Kunci

C.3.1. Test Praktek 1

Petunjuk:

Untuk meyakinkan bahwa anda telah mampu menguasai materi dalam kegiatan
belajar ini, kerjakanlah soal-soal di bawah ini pada Buku Latihan.

Untuk mengerjakannya seharusnya anda tidak boleh menyontek uraian/rangkuman


materi ataupun minta bantuan orang lain. Setelah soal test selesai anda kerjakan,
lakukanlah penilaian sendiri terhadap hasil pekerjaan anda dengan menggunakan kunci
jawaban dan petunjuk penilaian yang tercantum pada bagian akhir modul ini.

Jika nilai hasil Test dan Kunci anda belum mencapai nilai 80 maka anda belum
diperkenankan mengerjakan lembar kerja. Untuk itu anda harus mengulangi sampai
mencapai nilai minimum 80, baru anda diperkenankan mengerjakan lembar kerja.

Soal:

Pilih jawaban yang paling tepat dengan menulis salah satu huruf a, b, c, d, atau e dari
option jawaban yang tersedia!

1. Kemiringan posisi gergaji terhadap benda kerja saat kita membelah kayu adalah
membentuk sudut: ...

a. 30º d. 60º

b. 45º e. 90º

c. 55º

2. Ketam yang mempunyai rumah ketam panjang juga disebut: ...

a. Jointer plane d. Blok plane

Modul 1. Praktek Kayu


17

b. Jack plane e. Rabbet plane

c. Smooth plane

3. Untuk memperoleh hasil ketaman yang halus, maka pemasangan mata ketam harus
diberi paralatan lain yang melekat pada mata ketam disebut:

a. Mata ketam d. Lidah ketam

b. Baji e. Jointer

c. Rumah ketam

4. Untuk menghaluskan hasil pahatan kayu yang permukaannya cembung, maka alat
yang tepat dipakai adalah: . . .

a. Pahat engsel d. Pahat tusuk

b. Pahat lubang e. Pahat kuku

c. Pahat pukul

5. Alat pemukul yang tepat untuk melubang kayu dengan menggunakan pahat ialah: . . .

a. Palu dari kayu d. Palu dari plastik

b. Martil besi e. Bodem

c. Palu dari karet

C.3.2. Test Praktek 2

Petunjuk:

Untuk meyakinkan bahwa anda telah mampu menguasai materi dalam kegiatan
belajar ini, kerjakanlah soal-soal di bawah ini pada Buku Latihan. Untuk
mengerjakannya seharusnya anda tidak boleh menyontek uraian/rangkuman materi
ataupun minta bantuan orang lain. Setelah soal test selesai anda kerjakan, lakukanlah
penilaian sendiri terhadap hasil pekerjaan anda dengan menggunakan kunci jawaban
dan petunjuk penilaian yang tercantum pada bagian akhir modul ini.

Modul 1. Praktek Kayu


18

Soal:

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan singkat.

1. Sebutkan dua sumber tenaga yang bisa digunakan untuk pengoperasian mesin
portable pengerjaan kayu.
2. Bisakah mesin gergaji lingkaran tangan digunakan untuk membuat alur pemasanngan
kaca pada pekerjaan daun jendela?
3. Gergaji jenis apa yang paling tepat digunakan untuk menggergaji berbentuk elleps?
4. Sebutkan 3 macam jenis mesin ketam tangan listrik yang kamu ketahui.
5. Sebutkan fungsi dari mesin frais atas tangan listrik.

C.4. Lembar Kerja

Petunjuk:

Sebagai evaluasi dan untuk mengukur kemampuan anda dalam penguasaan


materi kegiatan belajar ini, anda harus mengerjakan lembar kerja di hadapan guru atau
pengawas. Dalam mengerjakan lembar kerja tidak boleh menyontek ataupun meminta
bantuan kepada siapapun. Pekerjaan anda harus dikerjakan dalam Buku Kerja yang
telah anda siapkan. Penilaian pekerjaan dilakukan oleh guru/instruktur dengan
menggunakan petunjuk penilaian yang tercantum pada bagian akhir modul ini. Sebelum
pekerjaan anda dinilai oleh guru, sebaiknya anda melakukan penilaian sendiri terlebih
dahulu dan memperbaiki kekurangan atau kesalahan yang anda jumpai. Setelah
pekerjaan anda telah fit, serahkanlah kepada guru/instruktur untuk diperiksa dan dinilai.
Jika nilai yang anda peroleh belum mencapai 80 maka anda belum diperkenankan
melanjutkan ke kegiatan belajar 3, untuk itu anda harus mengulangi sampai mencapai
nilai minimum 80.

Tujuan:

Untuk mengukur prestasi belajar/kemampuan siswa dalam menguasai macam dan jenis
peralatan pengerjaan kayu tanpa mesin (alat tangan) serta cara penggunannya.

Bahan:

1. Buku kerja (buku tulis yang telah disampuli)

2. Papan kayu 3/12 - 60 cm

Modul 1. Praktek Kayu


19

3. Balok kayu 5/7 - 60 cm

Alat:

1. Gergaji 5. Palu

2. Ketam 6. Martil

3. Pahat 7. Siku - siku

4. Penggerek 8. Obeng

Soal:

1. Potonglah kayu dengan panjang 30 cm

2. Irislah papan dengan ukuran 3/20 - 60 cm, menjadi dua bagian sama lebar
menggunakan gergaji.

3. Haluskan kepala kayu dari hasil pemotongan di atas menggunakan pahat.

4. Ketamlah balok kayu berukuran 5/7 - 60 cm, hingga menjadi balok kayu yang
berukuran 4,8/6,8 - 60 cm.

5. Buatlah lubang yang berukuran lebar = 2 cm, panjang = 4 cm dalam lubang 4 cm,
pada kayu hasil ketaman di atas.

Daftar Pustaka

1. Aminuddin, 2000. Mesin Portable dan Statis. Jakarta: Gema Gempita.


2. Dalih S.A, 1978. Petunjuk Pengerjaan Kayu 1. Jakarta: Depdikbud.
3. Dodong Budiyanto, 1995. Mesin Tangan Industri Kayu. Semarang: Pika.
4. Lerch, 1995. Pengerjaan Kayu Secara Masimal. Semarang: Pika.
5. Rahmat Daryudi, 1997. Mesin Statis Pengerjaan Kayu. Bandung: TEDC.

Senarai

1. Sambungan: Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu
untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk
konstruksi yang sesuai dengan gaya-gaya yang akan bekerja pada batang kayu
tersebut sesuai penggunaan konstruksi kayu tersebut.
2. Papan: Kayu berbentuk lembaran dengan tebal kurang dari 4 cm.

Modul 1. Praktek Kayu


20

3. Balok: Kayu berbentuk batangan dengan penampang persegi dan tebal/lebar lebih
dari 4 cm.
4. Mesin Portabel: Alat kerja dengan mesin yang ringan bisa diangkat atau dijinjing
dengan tangan, biasanya mesin elektrik (dengan tenaga listrik)
5. Pegas: Kayu pengisi pada sambungan papan.
6. Alur: Lubang yang memanjang pada sisi papan
7. Lidah: Pen pada sambungan papan melebar

Modul 1. Praktek Kayu


21

MODUL 2
MESIN-MESIN PEKERJAAN KAYU

A. Pendahuluan

Modul ini terdiri dari empat bagian, yang mencakup: 1. Mesin gergaji bundar
berlengan, 2. Mesin ketam perata, 3. Mesin bor tekan, dan 4. Perawatan mesin kerja
kayu.

Pada bagian 1 membahas tentang memotong siku dan miring, memotong cowakan
tegak dan miring, membuat sponing dan alur, membuat purus dan menggergaji miring
ganda. Bagian 2 membahas tentang mengetam rata, lurus dan licin permukaan kayu;
mengetam sisi tebal/menyikukan; mengetam miring; mengetam sponing; mengetam
tirus; mengetam cowakan dan mengetam kepala kayu. Bagian 3 membahas tentang
membuat lubang bulat tembus atau buntu, membuat lubang persegi dan mengamplas.
Bagian 4 membahas tentang mesin gergaji pita, menajamkan pisau ketam perata atau
penebal dan menajamkan daun gergaji bundar.

Untuk melaksanakan modul ini memerlukan kemampuan awal yang harus dimiliki
mahasiswa, yaitu: (a) Mahasiswa telah menguasai penggunaan mesin portable industri
kayu, (b) Mahasiswa telah menguasai manajemen bengkel, (c) Mahasiswa telah
menguasai petunjuk pengerjaan kayu.

Kompetensi khusus yang akan dicapai setelah mahasiswa mempelajari modul ini
adalah:

1. Menjelaskan langkah-langkah dan mempraktekkan cara memotong siku dan


miring, memotong cowakan tegak dan miring, membuat sponing dan alur,
membuat purus dan menggergaji miring ganda.
2. Menjelaskan langkah-langkah dan mempraktekkan cara mengetam rata, lurus
dan licin permukaan kayu; mengetam sisi tebal/menyikukan; mengetam miring;
mengetam sponing; mengetam tirus; mengetam cowakan dan mengetam kepala
kayu.

Modul 2. Praktek Kayu


22

3. Menjelaskan langkah-langkah dan mempraktekkan cara membuat lubang bulat


tembus atau buntu, membuat lubang persegi dan mengamplas.
4. Menjelaskan langkah-langkah dan mempraktekkan cara perawatan atau
pemeliharaan mesin-mesin kayu: mesin gergaji pita, menajamkan pisau ketam
perata atau penebal dan menajamkan daun gergaji bundar.

B. Penyajian
B.1. Mesin Gergaji Bundar Berlengan (Radial Arm Saw)

1. Materi

Mesin gergaji bundar berlengan adalah mesin gergaji bundar di mana daun gergajinya
berada di atas meja dan dapat digerakkan sepanjang lengannya yang dipasang pada
tiang serta dapat diputar 1800 dan dapat pula naik atau turun. Mesin ini penting sekali
diadakan baik untuk sekolah maupun untuk perusahaan/industri.

2. Fungsi Gergaji Bundar

Fungsi yang pokok dari mesin ini adalah untuk memotong tegak maupun miring. Juga
dapat dipergunakan untuk memotong cowakan tegak atau miring, membuat sponing dan
membuat alur, membuat purus.

3. Keselamatan Kerja Mesin Gergaji Bundar Berlengan

a. Gunakan daun gergaji yang tajam.


b. Perhatikan putaran sumbu apabila memasang daun gergaji.
c. Jangan memotong dengan arah mendorong.
d. Tempatkan tudung pengaman pada tempat yang semestinya.
e. Periksa bahwa semua penyetelan telah baik sebelum menjalankan mesin.
f. Pegang dan tekan kayu pekerjaan pada penghantar selama melakukan
pemotongan.
g. Pilih permukaan kayu pekerjaan yang dapat menempel stabil terhadap
penghantar/meja mesin.
h. Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan mesin yang sedang dihadapi.
i. Tidak mengganggu orang yang sedang bekerja dengan mesin.
j. Jangan memulai bekerja dengan mesin apabila ragu-ragu.

Modul 2. Praktek Kayu


23

k. Mintalah pada instruktur untuk memeriksa penyetelan.

B. Cara Menggunakan Mesin Gergaji Bundar Berlengan

1. Memotong Siku dan Miring

Caranya adalah:

a. Siapkan kayu pekerjaan yang akan dipotong.


b. Pasang daun gergaji pemotong/daun gergaji kombinasi.
c. Periksa kedudukan lengan terhadap pengantar dan daun gergaji terhadap meja,
apakah sesuai dengan pemotongan yang dibutuhkan, bila sudah sesuai kunci
alat-alat pengunci.
d. Atur tudung pengaman berada 6 mm dari permukaan kayu pekerjaan, Perhatikan
sekitar daun gergaji, apakah terdapat benda-benda yang membahayakan atau
mengganggu, kemudian singkirkan.
e. Daun gergaji berada di belakang penggantar dan joke terkunci pada lengan dan
kemudian jalankan motor.
f. Stel posisi lengan tegak atau miring sesuai dengan yang dikehendaki.
g. Letakan kayu pekerjaan, di mana sisi tebal yang lurus merapat pada pengantar
dan sisi lebar yang rata merapat pada meja.
h. Pegang penarik daun gergaji, buka kunci joke, pegang kayu pekerjaan dengan
tangan kiri dan tarik daun gerjagi dengan tangan kanan.
i. Menarik daun gergaji dengan gerakan merata dan teratur, artinya tidak terlalu
cepat atau terlalu lambat. Anggota badan harus aman dari putaran daun gergaji.
j. Bila pemotongan telah selesai, kembalikan daun gergaji pada posisi semula dan
kuncikan joke.
k. Bila pemotongan banyak dengan ukuran yang sama, pasang kayu penahan (stop
blok) sebelah kiri atau kanan tergantung posisi pemotongan.
l. Bila terdapat kayu yang panjang tahanlah kayu tadi dengan alat pembantu
penahan agar tidak terjungkit.

2. Memotong Cowakan (Dado) Tegak Maupun Miring

Caranya adalah:

Modul 2. Praktek Kayu


24

a. Penyetelan lengan dan daun gergaji sama seperti keterangan di atas (no. 1),
tinggi daun gergaji disesuaikan dengan dalamnya cowakan.
b. Pasang daun gergaji dado (daun gergagi rangkap) dengan lebar sesuai dengan
kebutuhan.
c. Turunkan daun gergaji sesuai dengan dalamnya cowakan. Untuk dapat
menurunkan daun gergaji dengan tepat: (1) Turunkan daun gergaji sampai
menyentuh kayu pekerjaan di atas meja, (2) Ukur dalamnya cowakan (bisa pada
tiang/Column), (3) Turunkan daun gergaji sampai batas yang diukur tadi.
d. Kalau cowakan yang akan dibuat cukup lebar, maka pemotongan harus
dilakukan beberapa kali dan diutamakan pemotongan pada sisi-sisinya.

3. Membuat Sponing dan Alur

Caranya adalah:

a. Prinsip penyetelan adalah sama seperti di atas.


b. Penbuatan sponing dengan menggunakan dado head, bagian yang akan
disponing nempel rapat pada pengantar.
c. Turunkan atau naikkan daun gergaji untuk menentukan dalamnya sponing.
d. Pembuatan sponing dengan selembar daun gergaji:
1) Daun gergaji distel tegak lurus meja untuk dalamnya sponing
2) Daun gergaji distel sejajar meja untuk lebar sponing
3) Keluarnya daun gergaji dari pengantar merupakan lebar sponing.
e. Untuk pembuatan alur dengan daun gergaji dado head, tinggal mengukur berapa
jarak yang dikehendaki dari pengantar dan atur naik/turun daun gergaji untuk
dalamnya alur.
f. Dalam kedudukan daun gergaji sejajar meja, maka pembuatan alur atau sponing
dapat dikerjakan. Dalam kedudukan seperti ini, meja dapat dianggap sebagai
pengantar dan sebaliknya pengantar dianggap sebagai meja.

4. Membuat Purus

Caranya adalah:

a. Siapkan kayu pekerjaan, bentuk purusnya sudah dilukis dengan baik dan jelas.

Modul 2. Praktek Kayu


25

b. Pasang daun gergaji (daun gergaji dado head) bila purus yang dibuat cukup
panjang.
c. Stel lengan pada kedudukan yang sesuai dengan dada purus yang akan dipotong.
d. Stel kedudukan tegak lurus daun gergaji, apakah sudah sesuai dengan tegaknya
dada purus.
e. Perhatikan sekitar daun gergaji, apakah terdapat benda-benda yang
membahayakan atau mengganggu, kemudian singkirkan.
f. Atur dalam pemotongan sesuai dengan dalamnya dada purus.
g. Atur tudung pengaman 6 mm di atas kayu pekerjaan.
h. Letakkan kayu pekerjaan, di mana sisi tebal yang lurus merapat pada pengantar
dan sisi lebar yang rata merapat pada meja.
i. Pegang penarik daun gergaji, buka kunci joke, pegang kayu pekerjaan dengan
tangan kiri dan tarik daun gerjagi dengan tangan kanan.
j. Pemotongan pertama tepat pada dada purus, selanjutnya tinggal digeser kayu
pekerjaan sehingga selesai pembuatan purus.
k. Bila purus letaknya di tengah-tengah, maka untuk pemotongan pipi sebelahnya,
tidak perlu merubah dalamnya pemakanan daun gergaji.
l. Balik kayu 180 derajat dan ujungnya pada kedudukan pemotongan pipi purus
yang pertama.
m. Menarik daun gergaji dengan gerakan merata dan teratur, artinya tidak terlalu
cepat atau terlalu lambat. Anggota badan harus aman dari putaran daun gergaji.
n. Bila pemotongan telah selesai, kembalikan daun gergaji pada posisi semula dan
kuncikan joke.
o. Bila pemotongan banyak dengan ukuran yang sama, pasang kayu penahan (stop
blok) sebelah kiri atau kanan tergantung posisi pemotongan.

5. Menggergaji Miring Berganda

Caranya adalah:

a. Siapkan kayu pekerjaan dan lukis bentuk dari miring berganda yang akan dibuat.
b. Stel miringnya lengan dan stel miringnya daun gergaji sesuai dengan yang
dikehendaki.
c. Kerjakan seperti pemotongan yang lain.

Modul 2. Praktek Kayu


26

B.2. Mesin Ketam Perata (Surfacer)

B.2.1. Lembar Informasi

1. Uraian Materi

Mesin ketam perata adalah sebuah mesin kayu yang digunakan untuk mengetam
kayu dua sisi yang berdekatan sehingga menjadi lurus, rata dan siku. Mesin kayu ini
setidak-tidaknya. Mesin kayu ini terdiri: rangka badan, meja muka dan meja belakan,
sumbu ketam dan motor. Untuk berfungsi dengan baik dan aman, maka mesin ketam
perata tersebut masih dilengkapi dengan pengantar (Fence), tudung pengaman (safety
guard) dan alat pengatur naik turunnya meja.

2. Fungsi Mesin Ketam Perata

a. Untuk meratakan lurus, siku dan halus permukaan kayu


b. Untuk mengetam rata, lurus, siku sisi tebal kayu.

Pekerjaan-pekerjaan lain yang dapat dikerjakan dengan mesin ketam perata adalah: (a)
Mengetam miring, (b) Mengetam sponing, (c) Mengetam tirus, (d) Mengetam
cowokam, (e) Mengetam kepala kayu

Secara garis besar konstruksinya terdiri dari: (a) Rangka badan, (b) Meja muka dan
meja belakang, (c) Sumbu ketam, (d) Motor

Perlengkapan lainnya ada: (a) Pengantar, (b) Pengatur naik dan turunnya meja, (c)
Tudung pengaman, (d) Pengunci meja, (e) On/Of motor, (f) Isolator switch, (g) Cutter
head

3. Keselamatan Kerja Mesin Ketam Perata

a. Gunakan kayu pendorong bila mengetam kayu yang tipis.


b. Pisau yang terbuka hanya selebar kayu yang akan di ketam ditambah 0,5 cm.
c. Tangan harus selalu di atas kayu dan cukup jauh dari putaran pisau.
d. Tekan dengan baik kayu pekerjaan pada meja dan pengantar.
e. Kayu yang panjangnya kurang dari 30 cm, jangan diketam.
f. Jangan menggunakan pisau ketam yang tumpul.
g. Jangan mulai bekerja sebelum putaran mesin mencapai kecepatan penuh.
h. Jangan merubah kedudukan meja mesin tanpa diketahui instruktor.

Modul 2. Praktek Kayu


27

i. Selalu perhatian pada pekerjaan dan mesin yang sedang dihadapi.


j. Jangan salah langkah mematikan mesin.

B.2.2. Cara Menggunakan Mesin Ketam Perata

1. Mengetam Rata, Lurus dan Licin Permukaan Kayu

Caranya adalah:

a. Siapkan kayu pekerjaan.


b. Periksa kayu pekerjaan tidak terdapat benda-benda keras.
c. Periksa meja belakang sama tinggi dengan putaran pasau.
d. Atur pemakainan pisau antara 0,8 mm sampai dengan 1,6 mm.
e. Atur tudung pengaman hanya ada kebebasan 5 mm dari kayu akan diketam.
f. Jalankan mesin, mulai mengetam dengan tekanan tangan kiri menekan kayu
terhadap meja awal pengetaman tangan kanan mendorong
g. Setelah kayu lewat mata ketam kira-kira 20 cm pindah penekanan pada meja
belakang, tangan kanan mendorong ke muka dengan menggunakan balok
pendorong.

2. Mengetam Sisi Tebal/Menyikukan

Caranya adalah:

a. Siapkan kayu pekerjaan dan periksa jangan sampai ada benda yang dapat
merusak mata ketam
b. Menyamakan tinggi meja belakang dengan putaran pisau
c. Menyetel dalamnya pengetaman
d. Mengatur pengantar siku-siku terhadap meja
e. Mengatur tudung pengaman, kebebasan kurang lebih 5 mm dari kayu pekerjaan.
f. Cek semua penyetelan, apakah sudah terkunci dengan baik.
g. Jalankan mesin, pada pengetaman mulailah mengetam dengan tekanan terhadap
meja muka dan pengantar.
h. Untuk selanjutnya, tekanan dipindahkan ke meja belakang dan pengantar, tangan
kanan mendorong kayu pekerjaan.

Modul 2. Praktek Kayu


28

3. Mengetam Miring

a. Lukis miringnya pengetaman pada kepala kayu pekerjaan.


b. Stel meja belakang sama tinggi dengan putaran mata ketam.
c. Stel pengetaman dengan cara menurunkan meja muka.
d. Stel siku goyang sesuai dengan miringnya yang dikehendaki
e. Stel miringnya pengantar dengan pertolongan siku goyang
f. Dicoba dulu untuk mengontrol penyetelan.
g. Jalankan mesin, kerjakan pengetaman miring seperti halnya pengetaman lurus.

4. Mengetam Sponing

Caranya adalah:

a. Mesin ketam perata yang dapat dipakai untuk membuat sponing harus memenuhi
syarat-syarat sebagai :
1) Meja muka lebih lebar ke kiri dari meja belakang.
2) Ujung pisau sebelah kiri menonjol ke kiri dari as pemegang pisau 0,4 - 0,8
mm dari meja belakang.
b. Siapkan kayu pekerjaan yang telah dilukis pada kepala kayu ukuran sponing yang
akan dibuat.
c. Stel meja belakang sama tinggi dengan putaran pisau.
d. Turunkan meja muka sebesar ukuran sponing atau dilakukan beberapa kali
pengetaman dengan melihat batas maksimum pengetaman.
e. Stel lebar sponing yang diukur dari sisi meja belakang sebelah kiri atau dari
ujung pisau paling kiri keluar terhadap pengantar, pengantar telah disetel tegak
lurus meja.
f. Untuk membuat sponing buntu harus dibuat stop blok.
g. Untuk sponing langsung, meja belakang sama tinggi dengan putaran pisau,
sedang meja muka disetel sama dengan ke dalaman sponing.
h. Tekan dengan tangan kiri dan dorong dengan tangan kanan, sama halnya waktu
mengetam tebal atau menyikukan katu.

Modul 2. Praktek Kayu


29

B.3. Mesin Bor Tekan (Hollow Chisel Mortiser)

B.3.1. Lembar Informasi

Mesin bor tekan ini termasuk mesin yang paling sering dipakai dibengkel kerja kayu
atau di industri pengolahan kayu.

1. Gunanya untuk:

(a) membuat lubang,

(b) mengamplas,

(c) dapat juga untuk menggerinda dan mengerjakan profil pada pinggir kayu.

2. Konstruksinya terdiri dari:

(a) Tiang dari baja,

(b) Meja,

(c) Motor,

(d) Tangan-tangan untuk menekan mata bor,

(e) Pengatur dalam pengeboran,

(f) Stop kontak,

(g) Penekan kayu pekerjaan,

(h) Roda penggerak meja ke kiri dan ke kanan,

(i) Roda penggerak meja maju ke muka dan mundur ke belakang

Perlengkapan yang lain:

(a) Mata bor dan kunci pemegang,

(b) Bermacam-macam sumbu bor,

(c) Perlengkapan lubang persegi.

3. Keselamatan Kerja Pada Mesin Bor Tekan

a. Pakailah mata bor yang tajam.


b. Gunakan kecepatan yang sesuai

Modul 2. Praktek Kayu


30

c. Jepit kayu pekerjaan dengan klem bila sedang mengebor.


d. Selalu diberi pendingin bila sedang digunakan.
e. Bila membuat lubang yang dalam, beri kesempatan mengeluarkan
a. bekas pengeboran
f. Untuk membuat lubang yang tembus berilah alas kayu sehingga
b. mata bor tidak mengenai meja.
g. Stel kedalaman pengeboran sesuai kebutuhan.
h. Pakailah kaca mata, bila putaran mata bor sangat tinggi.
i. Apabila ragu-ragu mintalah petunjuk instruktor.
j. Perhatian penuh pada pekerjaan yang sedang dikerjakan.

B.3.2. Cara Melayani Mesin Bor tekan

1. Membuat Lubang Bulat Tembus atau Buntu

Caranya adalah:

a. Pasang mata bor pada tempatnya dan kemudian kunci


b. Siapkan kayu pekerjaan dengan pusat lubang yang telah dibuat.
c. Letakkan kayu pekerjaan pada meja mesin dan kencangkan klem pemegang kayu
pekerjaan.
d. Atur kedudukkan mata bor dengan kayu pekerjaan
e. Stel dalamnya pengeboran sampai dengan ujung mata bor.
f. Bila lubang yang akan dibuat tembus, maka pasang papan kayu sebagai alas agar
mota bor tidak mengenai meja.dan kayu pekerjaan tidak rusak.

2. Membuat Lubang Persegi

Caranya adalah:

a. Siapkan kayu pekerjaan dan lukis sesuai pengeboran


b. Pasang rangka pemegang pahat pada tempatnya.
c. Pasang pahatnya pada rangka bersama mata bor dengan diberi kebebasan bagian
bawah 8 mm rangka dengan pahatnya dan kencangkan sedikit agar tidak jatuh.
d. Masukkan mata bor sesuai dengan pahatnya.

Modul 2. Praktek Kayu


31

e. Buka sekrup pemegang pahat dan naikkan pahatnya hingga rapat pada rangka
pemegangnya, kemudian kencangkan kembali pada kedudukkan pahat sejajar
dengan pengamat.
f. Pasang kayu pekerjaan pada mesin.
g. Atur batang penentu dalamnya pemakanan sesuai dengan kebutuhan.
h. Juga penentu Gerakkan meja ke samping kiri dan kanan.
i. Jalankan mesin, dahulukan pemotongan dada lubang, baik dada sebelah kiri
maupun dada sebelah kanan.
j. Kerjakan pembuatan lubang sampai selesai.
k. Matikan mesin bila telah selesai .
3. Mengamplas
Caranya adalah:
a. Siapkan kayu pekerjaan yang akan diamplas.
b. Pasang tabung amplas pada mesin bor dan dipegang oleh chucknya.
c. Pasang meja pembantu pada meja, mesin pembantu diberi lubang sebesar bulatan
tabung dengan kebebasan 5 mm
d. Atur posisi tabung amplas masuk sebagian pada lubang meja pembantu sesuai
kebutuhan.
e. Jalankan mesin, letakkan kayu pekerjaan di atas meja pembantu.
f. Gerakkan kayu pekerjaan menuju tabung amplas yang sedang berputar dan
berlawanan dengan putaran tabung.
g. Untuk mengamplas yang berbentuk lengkungan, buat dulu malnya.

Bagian bawah tabung dipasang cincin sebagai pengantar sebesar tabung, kemudian kayu
pekerjaan disatukan dengan acuan dan acuan tersebut menyentuh cincin.

B.4. Perawatan Mesin Kerja Kayu

Maksud dari perawatan adalah agar umur pemakaian dari mesin-mesin kayu
sesuai dengan yang direncanakan, bahkan lebih lama dari masa pemakaian yang
direncanakan tersebut. Yang akan dibahas dalam perawatan mesin kerja kayu hanya
sebatas pada bagaimana penajamam gergaji/pisaunya saja, yaitu antara lain bagaimana
cara penyambungan, penajaman dan pengesetan gergaji pita, penajaman pisau ketam

Modul 2. Praktek Kayu


32

dan penajaman gergaji bundar, sedang bagaimana cara melepas dan memasang kembali
tidak dibahas.

B.4.1. Mesin Gergaji Pita

1. Kebersihan

Mesin setiap selesai dipakai (sore hari) harus dibersihkan dari kotoran-kotoran
atau serbuk gergaji. Untuk mesin-mesin kerja kayu termasuk mesin gergaji pita
pembersihan harian diutamakan pada daun meja, roda-roda pengantar dan roda mesin
bagian bawah dari segala kotoran. Dalam satu minggu sekali pembersihan mesin
dilaksanakan secara menyeluruh dan teliti, termasuk bagian dalam yang tidak terlihat
harus dibersihkan. Untuk jangka waktu 6 bulan sampai 1 tahun mesin harus dibersihkan
secara menyeluruh minimal 1 kali. Bagian-bagian yang bergerak atau berputar harus
dicuci dengan minyak tanah kemudian diberi pelumas.

2. Menyambung Daun Gergaji

Penyambungan daun gergaji pita dilaksanakan dengan mesin las listrik. Untuk
melaksanakan penyambungan perlu ketelitian dan kesabaran. Untuk melaksanakan
menyambungan dengan hasil yang baik dan benar, diperlukan langkah-langkah sebagai
berikut:

a. Pita daun gergaji yang akan disambung dibersihkan lebih dahulu dari segala
kotoran, misalnya getah kayu, karat, flek-flek, noda-noda dengan
menggunakankan minyak solar atau bensin dan digosok dengan sikat kawat atau
diamplas.
b. Potong pita daun gergaji dengan siku ke segala arah dengan menggunakan pisau
pemotong yang terdapat pada mesin las tersebut.

Dalam pemotongan pita daun gergaji harus diperhatikan:

1) Arah set atau kuakan gigi gergaji yang akan disambung (harus dalam keadaan
selang seling).
2) Untuk daun gergaji yang baru maka panjang daun gergaji adalah panjang
maksimal. Sedang untuk daun gergaji yang lama panjangnya adalah panjang
minimal.

Modul 2. Praktek Kayu


33

3) Panjang pemotongan gigi gargaji adalah sebagai berikut :


a) Daun gergaji yang akan dijepit sebelah kiri, tempat pemotongannya pada sisi
tegak gigi gergaji + 2-3 mm.
b) Daun gergaji yang dijepit sebelah kanan, tempat pemotongan dilaksanakan
pada sisi tegak gigi gergaji.
4) Hasil pemotongan diperiksa dengan baja siku (penyiku), bila hasilnya belum
baik, harus diperbaiki dengan gerinda, hingga dari kedua ujung dari pita daun
gergaji bila ditempelkan rapat dan punggungnya lurus. Hasil dari pekerjaan ini
sangat menentukan terhadap keberhasilan langkah berikutnya.
5) Pasang pita daun gergaji pada mesin las, yang sebelumnya sudah disetel sesuai
dengan petunjuk pada tabel. Jarak kedua ujung pita antara 1-4 mm (tabel).
6) Jepit kedua ujung dengan kuat dan dicoba dirapatkan, apabila sudah rapat berarti
sudah siap untuk dilas.
7) Handle 4 dipindahkan ke posisi 7 dan tekan ke kedudukkan 8, hingga terjadi
pijaran dan loncatan bagian kiri menuju ke bagian kanan secara otomatis, baru
handle pada posisi 8 dilepaskan.
8) Hasil pengelasan diperiksa dengan cara melepas semua penjepit, amati hasil
pengelasan. Hasil yang baik, semua bidang pengelasan tertutup rapat dan tidak
berlubang. Hasil las ini masih cukup keras, dan bila ditekuk akan patah. Oleh
karena itu harus dimudakan, dengan cara daun gergaji dijepit lagi sesuai posisi
semula, dan handle 2 dipindahkan ke posisi annealing, kemudian pita
dipanaskan lagi hingga mencapai warna merah tua, setelah itu handle 2
dikembalikan ke posisi semula.
9) Amati hasil pengelasan dan lepas pita dari penjepit, coba dilengkungkan, bila
hasil lengkungannya melengkung konstan dibolak balik berarti hasil
penyambungan sudah baik.
10) Gerinda hasil sambungan yang kasar kiri kanan dan punggung hingga rata dan
halus seperti bagian yang lain.

3. Penggiwaran Gigi Gergaji Pita

a. Pasang daun gergaji pita pada tempat yang terdapat pada mesin penggiwar dan
penajam gigi gergaji pita.

Modul 2. Praktek Kayu


34

b. Masukkan daun gergaji pita pada penjepit yang telah disediakan pada mesin.
c. Stel pendorong gigi daun gergaji pita (2 gigi)
d. Kunci penjepit daun gergaji pita.
e. Atur lebar giwaran ke kiri dan ke kanan
f. Hidupkan mesin
g. Beri tanda mulai giwaran
h. Tekan saklar stradatrice suter ke posisi 1, mulailah penggiwaran, tunggu dan
perhatikan penggiwarannya sampai selesai.
i. Matikan dulu mesin, dengan jalan memindahkan posisi stradatrice suter dari
posisi 1 ke posisi 0. Lepas penjepit daun gergaji kemudian ambil daun gergaji,
selesailah sudah proses penggiwaran gigi daun gergaji pita.

4. Menajamkan Gigi Gergaji Pita

a. Pasang daun gergaji pita pada cekam penajaman.


b. Stel kenaikkan tiap gigi agar tidak lompat.
c. Beri tanda mulainya penajaman
d. Hidupkan mesin
e. Tekan sakral affilatrice sharrener ke posisi angka 1
f. Matikan mesin setelah sampai pada tanda mulai.

B.4.2. Menajamkan Pisau Ketam Perata/Penebal

Pisau mesin ketam perata maupun penebal, jika telah tumpul harus
ditajamkan/diasah. Hal ini dapat diketahui dengan suara yang lebih keras dan kasar bila
sedang digunakan untuk mengetam kayu, tidak seperti biasanya, kalau tajam tidak
begitu keras dan halus. Kalau mata pisau ketam telah rusak, maka mata ketam terlebih
dulu harus digerinda, sehingga mata pisau menjadi baik, tajam, lurus dan tidak terdapat
cowakan. Setelah itu baru diasah dengan batu asah. Menggosok pisau ketam, berarti
pisau ketam digosok dengan batu asah untuk melicinkan dan menghilangkan bramnya.
Sudut pengasahan pisau ketam pada waktu digerinda antara 25-30 derajat dan sudut
penajaman pada waktu mengasah antara 30-35 derajat.

Langkah-langkah penajaman :

1. Pasang pisau ketam pada penjepit/klem pembawa dengan hati-hati.

Modul 2. Praktek Kayu


35

2. Stel ketinggian/posisi pisau ketam, sehingga seluruh muka sama atau bidang
bevelnya hampir menyentuh batu gerinda.
3. Kencangkan semua penjepit daun pisau ketam.
4. Atur kemiringan bevel pisau.
5. Hidupkan mesin gerinda dan siapkan pendinginnya.
6. Gerakkan penjepit pisau atau klem pembawa dari ujung pisau yang satu sampai
ujung pisau yang lain (ke kanan dan ke kiri).
7. Atur makannya gerinda (majukan gerinda) pada pisau sedikit demi sedikit.
8. Beri pendingin dengan air (dengan menggunakan kuas) agar pisau tidak
terbakat/panas.
9. Lakukan langkah 6, 7 dan 8 sedemikian kali sehingga pisau menjadi tajam semua.
10. Matikan mesin gerinda.
11. Mundurkan gerinda (menjauhi pisau).
12. Lepaskan pisau dari penjepit/klem.
13. Bersihkan pisau ketam perata/penebal dari bram-bram dengan menggunakan batu
asal dan oli.

B.4.3. Menajamkan Daun Gergaji Bundar

Langkah-langkahnya :

1. Sebelum mulai digerinda/ditajamkan bersihkan dulu dari segala kotoran (getah


kayu, karat dan lain-lain) yang melekat pada daun gergaji bundar dengan cara
merendam dulu pada larutan parafin dan oli dengan perbandingan 1 oli : 2 parafin.
2. Buka mur pengunci as daun gergaji dan tempatkan daun gergaji pada meja daun
gergaji dan pasang kembali mur pengunci as daun gergaji.
3. Atur daun gergaji agar gigi gergaji dapat digerakkan dengan pengantar secara
berurutan.
4. Kencangkan penjepit daun gergaji agar tidak berubah pusatnya.
5. Stel gerinda sehingga pas mengena gigi daun gergaji bundar.
6. Stel maju mundurnya gerinda serta kemiringan gerinda terhadap sisi pertama (ke
kiri).
7. Hidupkan mesin pengasah daum gergaji serta hidupkan sacral pendingin gergaji.
8. Beri tanda mulai penajaman pada gigi daun gergaji.

Modul 2. Praktek Kayu


36

9. Lakukan penajaman gigi gergaji satu persatu.


10. Bila telah selesai sampai pada tanda tadi, matikan mesin.
11. Stel kemiringan gerinda terhadap sisi gigi kedua (ke kanan).
12. Lakukan kembali seperti langkah 9, sampai selesai.
13. Lepas gerinda, kemudian dipasang terbalik dengan posisi awal (yang pertama di
luar dipasang menjadi berada di dalam).
14. Atur maju mundurnya gerinda dan kemiringan pertama gigi gergaji.
15. Hidupkan mesin serta hidupkan sakral pendingin gergaji.
16. Tajamkan gigi gergaji satu persatu sampai selesai semua.
17. Matikan mesin.
18. Atur maju mundurnya gerinda dan kemiringan kedua gigi gergaji.
19. Hidupkan mesin serta hidupkan sakral pendingin gergaji.
20. Tajamkan gigi gergaji satu persatu sampai selesai semua.
21. Matikan mesin dan sakral pendingin.
22. Amati ketajaman masing-masing gigi daun gergaji.
23. Apabila ketajaman gigi daun gergaji sudah dianggap cukup, kemudian lepaskan
daun gergaji dari mesin pengasah.

Modul 2. Praktek Kayu


37

C. Penutup
C.1. Tes dan Kunci

Tes

Latihan 1

1. Sebutkan bagian-bagian dari mesin gergaji bundar berlengan?

2. Sebutkan fungsi pokok dari mesin gergaji bundar berlengan?

3. Selain fungsi yang pokok, sebutkan jenis pekerjaan lain yang dapat dikerjakan
dengan mesin gergaji bundar berlengan.

4. Sebutkan tiga macam skala penyetelan gergaji bundar berlengan?

5. Bagaimana cara menurunkan daun gergaji dengan tepat untuk pekerjaan memotong
cowakan atau dado?

Latihan 2

1. Sebutkan fungsi pokok dari mesin ketam perata, sebutkan pula pekerjaan-pekerjaan
lain yang dapat dikerjakan dengan ketam perata?
2. Sebutkan perlengkapan-perlengkapan pada mesin ketam perata?
3. Bagaimana cara membuat sponing dengan menggunakan ketam perata?
4. Bagaimana cara menyetel kedalaman pemakaian mesin ketam perata?
5. Bagaimana cara menyetel meja belakang sama tinggi dengan putaran pisau ketam
pada mesin ketam perata?

Latihan 3

1. Sebutkan guna dari mesin bor tekan?

2. Sebutkan bagian-bagian dari mesin bor tekan?

3. Sebutkan pula perlengkapan yang diperlukan dari mesin bor tekan?

4. Jelaskan langkah-langkah untuk membuat lubang persegi?

5. Jelaskan langkah-langkah untuk membuat lubang tembus?

Latihan 4

1. Apa maksud utama dari perawatan mesin-mesin kerja kayu?

Modul 2. Praktek Kayu


38

2. Apa maksud dari mengasah mata pisau mesin ketam?


3. Apa dari pemakaian gerinda yang terlalu besar pada penajaman pisau ketam
penebal/pisau ketam perata?
4. Berapa besarnya sudut penajaman pisau mesin ketam?
5. Jelaskan langkah-langkah penajaman pisau ketam perata atau penebal?

Kunci

Latihan 1

1. Mesin gergaji bundar berlengan terdiri dari:

a. Tiang baja bulat (column)


b. Lengan-lengan (arm)
c. Meja dari kayu
d. Rangka dari besi untuk memasang meja dan kaki rangka meja
e. Pengantar yang dapat dipindah-pindah
f. Rangka pemegang motor
g. Motor

2. Fungsi pokok mesin gergaji bundar berlengan adalah untuk memotong tegak dan
memotong miring.

3. Mesin gergaji bundar dapat dipergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan:

a. Membentuk cowakan tegak (Dado) tegak atau mering


b. Membentuk alur dan dado
c. Memotong/membelah chamter/bevel
d. Membuat sponing
e. Membuat purus
f. Memotong miring berganda (compound mitre)

4. Tiga macam skala penyetelan mesin gergaji bundar berlengan yaitu:

a. Pada rangka motor untuk menentukan kedudukan daun gergaji terhadap meja
b. Pada lengan untuk menentukan jarak pemotongan
c. Pada tiang untuk menentukan kedudukan lengan pada pengantar

5. Untuk dapat menurunkan daun gergaji dengan tepat dapat dilakukan dengan cara:

Modul 2. Praktek Kayu


39

a. Turunkan daun gergaji sampai menyentuh kayu pekerjaan di atas meja


b. Ukur dalam cowakan pada column pada sisi bawah lengan
c. Turunkan daun gergaji sehingga batas yang diukur tadi tepat

Latihan 2

1. Fungsi pokok dari mesin ketam perata adalah:

a. Untuk meluruskan, meratakan dan melicinkan permukaan kayu.


b. Untuk meratakan dan meluruskan sisi tebal kayu, sehingga siku terhadap sisi
lebar kayu.

Pekerjaan-pekerjaan kain yang diselesaikan dengan mesin ketam perata antara lain:

a. Mengetam miring champer atau bevel


b. Mengetam sponing (rabbet)
c. Mengetam tirus
d. Mengetam cowakan
e. Mengetam kepala kayu

2. Perlengkapan-perlengkapan pada mesin ketam perata adalah:

a. Rangka badan dari besi tuang


b. Meja muka dan meja belakang
c. Sumbu ketam
d. Motor
e. Pengantar
f. Tudung pengaman
g. Alat pengatur naik turun meja
h. Of/On
i. Isolator swith
j. Pengunci meja

3. Cara membuat sponing, langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Mesin ketam perata yang dapat dipakai untuk membuat sponing harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1) Meja muka lebih lebar kekiri dari meja belakang

Modul 2. Praktek Kayu


40

2) Ujung pisau sebelah kiri menonjol kekiri dari as pemegang pisau 0,4 - 0,8 mm dari
meja belakang
b. Siapkan kayu pekerjaan yang telah dilukis pada kepala kayu ukuran sponing yang
akan dibuat.
c. Stel meja belakang sama tinggi dengan putaran pisau
d. Turunkan meja muka sebesar ukuran sponing atau dilakukan beberapa kali
pengetaman dengan melihat batas maksimum pengetaman.
e. Stel lebar sponing yang diukur dari sisi meja belakang sebelah kiri atau dari
ujung pisau paling kiri keluar terhadap pengantar, pengantar telah disetel tegak
lurus meja
f. Untuk membuat sponing buntu harus dibuat stop blok
g. Untuk sponing langsung, meja belakang sama tinggi dengan putaran pisau,
sedang meja muka disetel sama dengan kedalaman sponing.
h. Tekan dengan tangan kiri dan dorong dengan tangan kanan, sama halnya waktu
mengetam tebal atau menyikukan kayu.

4. Cara menyetel kedalaman pemakanan pisau ketam perata:

a. Stel meja belakang sama tinggi dengan putaran mata ketam.


b. Ambil kayu yang telah diketam lurus, letakkan pada meja belakang menonjol
pada meja muka
c. Ukur perbedaannya lebih rendah dari meja belakang sedalam yang dikehendaki.

5. Cara menyetel meja belakang sama tinggi dengan putaran pisau adalah sebagai
berikut:

a. Turunkan meja muka dan meja belakang lebih rendah beberap mm dari putaran
mata ketam.
b. Ambil sepotang kayu yang telah diketam, baik, dan lurus yang panjangnya
kurang lebih 40 cm.
c. Ketam kayu tadi kira-kira 10 cm.
d. Matikan mesin, simpan kayu tersebut pada meja muka yang ditonjolkan pada
meja belakang.
e. Naikkan meja belakang hingga merapat pada kayu yang telah dimakan.

Modul 2. Praktek Kayu


41

Latihan 3

1. Guna mesin bor tekan adalah untuk: (a) Membuat lubang, (b) Mengamplas, (c) Dapat
juga untuk menggerinda dan mengerjakan profil.

2. Bagian-bagian dari mesin bor tekan: (a) Tiang dari baja, (b) Meja, (c) Motor, (d)
Tangan-tangan untuk menekan mata bor, (e) Roda penggerak meja ke kiri dan ke
kanan, (f) Roda penggerak meja ke muka dan ke belakang, (g) Pengatur dalam
pengeboran, (h) Stop kontak, (i) Stop blok.

3. Perlengkapan yang diperlukan dari mesin bor tekan: (a) Mata bor dan kunci
pemegang, (b) Bermacam-macan sumbu bor, (c) Perlengkapan lubang persegi.

4. Langkah-langkah untuk membuat lubang persegi:

a. Siapkan kayu pekerjaan dan lukis sesuai pengeboran


b. Pasang rangka pemegang pahat pada tempatnya.
c. Pasang pahatnya pada rangka bersama mata bor dengan diberi kebebasan bagian
bawah 8 mm rangka dengan pahatnya dan kencangkan sedikit agar tidak jatuh.
d. Masukan mata bor sesuai dengan pahatnya.
e. Buka sekrup pemengang pahat dan naikkan pahatnya hingga rapat pada rangka
pemegangnya, kemudian kencangkan kembali pada kedudukan pahat sejajar
dengan pengamat.
f. Pasang kayu pekerjaan pada mesin.
g. Atur batang penentu dalamnya pemakanan sesuai dengan kebutuhan.
h. Juga penentu gerakkan meja ke samping kiri dan kanan.
i. Jalankan mesin, dahulukan pemotongan dada lubang, baik dada sebelah kiri
maupun dada sebelah kanan.
j. Kerjakan pembuatan lubang sampai selesai.
k. Matikan mesin bila telah selesai.

6. Langkah-langkah untuk membuat lubang tembus sebagai berikut:

a. Pasang mata bor pada tempatnya dan kemudian kunci


b. Siapkan kayu pekerjaan dengan pusat lubang yang telah dibuat.
c. Letakan kayu pekerjaan pada meja mesin dan kencangkan klem pemegang kayu
pekerjaan.

Modul 2. Praktek Kayu


42

d. Atur kedudukan mata bor dengan kayu pekerjaan


e. Stel dalamnya pengeboran sampai dengan ujung.mata bor.
f. Bila lubang yang akan dibuat tembus, maka pasang papan kayu sebagai alas agar
mota bor tidak mengenai meja.dan kayu pekerjaan tidak rusak.
g. Atau stel dalamnya pengeboran kurang lebih kurang 1 cm dari tembusnya kayu
pekerjaan, kemudian balik kayu pekerjaan untuk pengeboran sisi yang belum
tembus.

Latihan 4

1. Maksud utama dari perawatan mesin-mesin kerja kayu adalah agar umur pemakaian
dari mesin-mesin kayu sesuai dengan yang direncanakan, bahkan lebih lama dari
masa pemakaian yang direncanakan tersebut.
2. Maksud dari mengasah mata pisau mesin ketam adalah menghaluskan bidang bevel,
sehingga mata pisau ketam betul-betul tajam, lurus dan halus dan menghilangkan
bram bekas batu gerinda dengan menggunakan batu gosok/batu gerinda dan minyak
oli.
3. Akibat dari pemakanan gerinda yang terlalu besar pada penajaman pisau ketam
penebal/pisau ketam perata adalah pisau akan terbakar dan tidak akan lurus dan sifat
ketajamannya akan berkurang.
4. Besarnya sudut penajaman pisau mesin ketam adalah antara 25 - 300
5. Langkah-langkah penajaman pisau ketam perata atau penebal
a. Pasang pisau ketam pada penjepit/klem pembawa dengan hati-hati.
b. Stel ketinggian/posisi pisau ketam, sehingga seluruh muka sama atau bidang
bevelnya hampir menyentuh batu gerinda.
c. Kencangkan semua penjepit daun pisau ketam.
d. Atur kemiringan bevel pisau.
e. Hidupkan mesin gerinda dan siapkan pendinginnya.
f. Gerakan penjepit pisau atau klem pembawa dari ujung pisau yang satu sampai
ujung pisau yang lain (ke kanan dan ke kiri).
g. Atur makannya gerinda (majukan gerinda) pada pisau sedikit demi sedikit.
h. Beri pendingin dengan air (dengan menggunakan kuas) agar pisau tidak
terbakar/panas.

Modul 2. Praktek Kayu


43

i. Lakukan langkah 6, 7 dan 8 sedemikian kali sehingga pisau menjadi tajam


semua.
j. Matikan mesin gerinda.
k. Mundurkan gerinda (menjauhi pisau).
l. Lepaskan pisau dari penjepit/klem
m.Bersihkan pisau ketam perata/penebal dari bram-bram dengan menggunakan
batu asah dan oli.

Daftar Pustaka

1. Aminuddin, 2000. Mesin Portable dan Statis. Jakarta: Gema Gempita.


2. Dalih S.A, 1978. Petunjuk Pengerjaan Kayu 1. Jakarta: Depdikbud.
3. Dodong Budiyanto, 1995. Mesin Tangan Industri Kayu. Semarang: Pika.
4. Lerch, 1995. Pengerjaan Kayu Secara Masimal. Semarang: Pika.
5. Rahmat Daryudi, 1997. Mesin Statis Pengerjaan Kayu. Bandung: TEDC.

Senarai

1. Sambungan: Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu
untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk
konstruksi yang sesuai dengan gaya-gaya yang akan bekerja pada batang kayu
tersebut sesuai penggunaan konstruksi kayu tersebut.
2. Papan: Kayu berbentuk lembaran dengan tebal kurang dari 4 cm.
3. Balok: Kayu berbentuk batangan dengan penampang persegi dan tebal/lebar lebih
dari 4 cm.
4. Mesin Portabel: Alat kerja dengan mesin yang ringan bisa diangkat atau dijinjing
dengan tangan, biasanya mesin elektrik (dengan tenaga listrik)
5. Pegas: Kayu pengisi pada sambungan papan.
6. Alur: Lubang yang memanjang pada sisi papan
7. Lidah: Pen pada sambungan papan melebar

Modul 2. Praktek Kayu


44

MODUL 3
PEMBUATAN SAMBUNGAN ARAH MEMANJANG

A. Pendahuluan

Modul ini berisi sepintas pengetahuan tentang sambungan memanjang baik kayu
yang berbentuk balok maupun berbentuk papan dan pelaksanaan pembuatan beberapa
sambungan kayu balok memanjang dan sambungan kayu papan memanjang yang
merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktek dasar pembuatan
konstruksi kayu mahasiswa untuk membentuk salah satu bagian kompetensi
melaksanakan dasar-dasar pekerjaan kayu konstruksi bangunan.

Modul ini disajikan untuk membantu mahasiswa melaksanakan praktek tanpa harus
banyak dibantu oleh dosen/instruktur bahkan bila masih ada waktu dan bahan dapat
menambah keterampilan dengan mempraktekkan contoh-contoh sambungan lain atau
variasi sambungan lain sehingga menjadi lebih terampil.

Modul ini terdiri dari 6 kegiatan belajar yang semuanya membahas sambungan
kayu memanjang, yakni: (1) Sambungan Arah Memanjang, (2) Membuat sambungan
bibir lurus berkait, (3) Membuat sambungan bibir miring berkait, (4) Membuat
sambungan papan memanjang dengan ekor burung tunggal, (5) Membuat sambungan
memanjang dengan kunci sesisi, (6) Membuat sambungan memanjang dengan kunci
jepit.

Setelah dengan cermat mempelajari modul ini maka diharapkan mahasiswa dapat:

1) Membuat Sambungan Arah Memanjang,


2) Membuat sambungan bibir lurus berkait,
3) Membuat sambungan bibir miring berkait,
4) Membuat sambungan papan memanjang dengan ekor burung tunggal,
5) Membuat sambungan memanjang dengan kunci sesisi,
6) Membuat sambungan memanjang dengan kunci jepit.

Kegiatan belajar mahasiswa dalam modul ini terdiri 4 kegiatan pembelajaran: (1) Uraian
materi pemebelajaran, (2) Rangkuman materi esensial/penting, (3) Latihan, (4) Tes

Modul 3. Praktek Kayu


45

B. Penyajian

B.1. Sambungan Kayu Arah Memanjang

1. Pengetahuan

Untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan konstruksi kayu diperlukan


pengetahuan dasar tentang sambungan kayu arah memanjang baik kayu berbentuk balok
maupun kayu berbentuk papan yang akan dibahas dalam modul ini, walaupun
sebenarnya pengetahuan dasar bentuk konstruksi kayu selain sambungan memanajng
juga ada sambungan kayu melebar dan hubungan kayu yang dibahas dalam modul lain.

Sebuah sambungan pada suatu konstruksi bangunan baik itu dari beton, baja maupun
dari kayu merupakan suatu titik terlemah pada konstruksi tersebut, oleh sebab itu dalam
melaksanakan penyambungan harus memperhatikan syarat-syarat ukuran sambungan
dan gaya-gaya yang akan bekerja pada sambungan tersebut. Syarat-syarat ukuran
sambungan dapat dilihat pada contoh gambar sambungan sedangkan gaya-gaya yang
harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Gaya Tarik

Bila yang bekerja gaya tarik, maka sambungan kedua batang kayu tersebut harus saling
mengait agar tidak mudah lepas, misalnya memakai sambungan bibir miring berkait.

2. Gaya Desak

Bila yang bekerja gaya desak, maka sambungan kedua batang kayu diusahakan agar
permukaan batang yang akan disambung saling menempel rapat. Misalnya memakai
sambungan lurus tekan.

3. Gaya Lintang dan Momen

Bila yang bekerja gaya lintang dan momen, maka gaya lintang akan menyebabkan
sambungan akan saling bergeser sedang momen akan menyebabkan suatu lenturan.
Maka dalam hal ini sambungan harus kuat dan kaku misalnya memakai sambungan
pengunci.

Modul 3. Praktek Kayu


46

4. Gaya Puntir

Bila sambungan atau hubungan ada gaya puntir, maka sambungan kedua batang kayu
harus saling mencengkeram agar tidak mudah terjungkit lepas misalnya memakai
sambungan tarikan lurus rangkap untuk sambungan tiang dan hubungan pen dan lubang
untuk hubungan sudut.

Untuk mendapatkan sambungan yang awet dan kuat, maka cara mengerjakan
sambungan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Cara mengerjakan sambungan kayu tidak boleh sampai merusak kayunya, misalnya:
kayu tidak boleh dipukul langsung tetapi harus diberi bantalan pelindung, salah bor
akan terjadi lubang yang sia-sia dan lubang ini merupakan awal pelapukan, salah
gergaji akan mengurangi luas penampang kayu.
2. Kayu yang akan disambung harus merupakan pasangan yang pas, maksudnya tidak
boleh terlalu longgar karena akan mudah lepas atau bergeser, dan juga tidak boleh
terlalu kencang (Jw. sesak) karena kalau dipaksakan akan ada bagian yang rusak atau
pecah.
3. Sebelum kedua kayu yang akan disambung disatukan, lebih dahulu bidang-bidang
sambungannya diberi cairan pengawet agar tidak mudah lapuk, sebab biasanya
daerah sambungan mudah dimasuki air dan air yang tertinggal ini menyebabkan
pelapukan.
4. Sambungan kayu diusahakan agar terlihat dari luar, karena untuk memudahkan
kontrol dan perbaikan.

Macam-macam Sambungan Arah Memanjang:

1. Sambungan bibir lurus dengan variasinya


- Sambungan bibir lurus
- Sambungan bibir lurus dada miring
- Sambungan bibir lurus dada mulut ikan
- Sambungan bibir lurus dada miring berbentuk mulut ikan
2. Sambungan bibir lurus berkait dengan variasinya
- Sambungan bibir lurus
- Sambungan bibir lurus berkait dengan dada miring

Modul 3. Praktek Kayu


47

- Sambungan bibir lurus berkait dengan dada mulut ikan


3. Sambungan arah memanjang tegak untuk tiang
- Sambungan takik lurus
- Sambungan takik miring
- Sambungan purus lurus
- Sambungan purus miring
- Sambungan takik Lurus dada mulut ikan
- Sambungan takik miring dada mulut ikan
4. Sambungan dengan pengunci
- Sambungan kunci sesisi
- Sambungan memanjang kunci jepit
5. Sambungan papan memanjang
- Sambungan papan memanjang dengan ekor burung terbuka
- Sambungan papan memanjang dengan ekor burung tertutup sesisi

Gambar 3.1. Macam-Macam Sambungan Perpanjangan Arah Datar Untuk Balok

Modul 3. Praktek Kayu


48

Gambar 3.2. Sambungan Perpanjangan (Tekan)

Gambar 3.3. Sambungan Perpanjangan (Tarik)

Modul 3. Praktek Kayu


49

Gambar Macam-Macam Sambungan Bibir Miring

Gambar 3.4. Sambungan Bibir Lurus Tekan Dada Mulut Ikan

Gambar 3.5. Sambungan Bibir Lurus Tekan Dada Miring

Gambar 3.6. Sambungan Bibir Miring Tekan Dada Mulut Ikan

Modul 3. Praktek Kayu


50

Gambar 3.7. Sambungan Bibir Miring Tarik/Berkait Dada Tegak

Gambar 3.8. Sambungan Bibir Miring Tarik/Berkait Dada Mulut Ikan

Gambar Macam-Macam Sambungan Perpanjangan Arah Tegak Untuk Tiang :

Gambar 3.9. Sambungan Takikan Lurus

Modul 3. Praktek Kayu


51

Gambar 3.10. Sambungan Takikan Lurus Rangkap

Gambar 3.11. SambunganTakikan Lurus Dada Mulut Ikan

Gambar 3.12. Sambungan Takikan Miring Dada Mulut Ikan

Modul 3. Praktek Kayu


52

Gambar 3.13. Sambungan Purus Lurus

Gambar 3.14. Sambungan Purus Miring

Gambar 3.15. Sambungan Takikan Miring

Modul 3. Praktek Kayu


53

Gambar 3.16. Sambungan Takikan Miring Rangkap

Gambar 3.17. Sambungan Purus Lurus Dada Mulut Ikan

Gambar 3.18. Sambungan Purus Miring Dada Mulut Ikan

Modul 3. Praktek Kayu


54

B.2. Sambungan Bibir Lurus Berkait

1. Pengetahuan Dasar

Sambungan bibir lurus berkait adalah salah satu sambungan balok memanjang yang
digunakan untuk sambungan memanjang konstruksi kayu yang penggunaannya
menumpu, misalnya untuk balok tembok, dsb.

2. Lembar Kerja

Bahan dan Alat

Bahan: Kayu balok ukuran 6/12 – 100 cm.

Alat:

1. Gergaji pemotong
2. Gergaji pembelah
3. Gergaji punggung
4. Ketam
5. Pahat lubang
6. Pahat tusuk
7. Palu kayu
8. Palu Besi
9. Alat-alat lukis:
- Pensil dan Krespen
- Siku-siku
- Perusut ganda
- Mistar baja/Rolmeter.

Keselamatan Kerja

1. Mengawali pekerjaan dengan berdoa


2. Mempelajari modul dengan cermat dan teliti.
3. Memakai pakaian kerja dengan baik, sopan dan aman.
4. Meletakkan alat-alat di tempat yang aman.
5. Menggunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.
6. Memusatkan perhatian pada pekerjaan dan alat-alat yang sedang digunakan.

Modul 3. Praktek Kayu


55

7. Bekerja dengan hati-hati dengan penuh perhatian.


8. Mengikuti petunjuk keselamatan, kesehatan kerja.
9. Bekerja dengan mengikuti prosedur yang benar.
10. Selalu mengikuti petunjuk instruktur.
11. Mengakhiri pekerjaan dengan berdoa.

Langkah Pengerjaan

1. Mempelajari modul dengan cermat lengkap dengan gambarnya.


2. Menanyakan hal-hal yang kurang jelas.
3. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan sesuai pekerjaan.
4. Menyiapkan bahan.
5. Memotong bahan sesuai dengan kebutuhan dan membelah bila diperlukan.
6. Mengetam bidang I hingga lurus dan rata.
7. Mengetam bidang II hingga lurus, rata dan siku-siku terhadap bidang I.
8. Memerusut bidang III.
9. Mengetam bidang III hingga lurus, rata dan siku-siku terhadap bidang II.
10. Memerusut bidang IV.
11. Mengetam bidang IV, hingga rata, lurus dan siku-siku terhadap bidang I dan bidang III.
12. Mengetam kepala kayu bila belum siku-siku, hingga kedua kepala kayu siku-siku
terhadap bidang I, II, III dan IV.
13. Membuat tanda paneng.
14. Melukis/menggambar gambar kerja.
15. Membuat bagian-bagian sambungan bibir lurus berkait dengan memotong bagian-
bagian tepi tarikan menggunakan gergaji panggung agar hasilnya presisi dan bagus.
16. Memotong-motong bagian-bagian yang akan dipakat untuk membantu agar hasil
pemakatan baik dan presisi sesuai dengan gambar kerja.
17. Melaksanakan percobaan merangkai sambungan.
18. Memperbaiki bagian-bagian yang belum bagus dan mencoba kembali merangkai
sambungan.
19. Merangkai sambungan.
20. Memeriksakan pekerjaan kepada dosen/instruktur.
21. Mengumpulkan tugas/pekerjaan.

Modul 3. Praktek Kayu


56

Petunjuk Penilaian Hasil Kerja


No Aspek Indikator Skor Maks Skor Yang Ket
dicapai
1. Hasil kerja Ketepatan ukuran 30
Kesikuan 20
Kerataan/tidak baling 30
Kerapian 20
Jumlah skor maksimal 100
Syarat skor minimal lulus 70
Jumlah skor yang dapat dicapai
Kesimpulan LULUS/ TIDAK LULUS

B.3. Sambungan Bibir Miring Berkait

1. Pengetahuan Dasar

Sambungan bibir miring berkait adalah salah satu sambungan kayu memanjang yang
dapat menahan beban lentur sehingga sambungan ini dapat digunakan untuk
menyambung balok tarik, gording, jurai luar/jurai dalam dan sebagainya.

2. Lembar Kerja

Bahan dan Alat

Bahan: Kayu 6/12 – 100 cm

Alat:

1. Alat tulis:

- Pensil/krespen
- Mistar baja/rol meter
- Siku-siku
- Perusut
- Jangka dan sebagainya

2. Gergaji pemotong

3. Gergaji pembelah

4. Gergaji punggung

5. Ketam panjang

Modul 3. Praktek Kayu


57

6. Pahat lubang

7. Pahat tusuk

8. Palu kayhu

9. Palu besi

Keselamatan Kerja

1. Mengawali kegiatan dengan berdo’a.


2. Memakai pakaian kerja yang rapi dan aman.
3. Mempelajari model dengan cermat.
4. Meletakkan bahan dan alat di tempat yang tepat.
5. Menggunakanalat-alat yang sesuai dengan fungsinya.
6. Menggunakan alat-alat pemotong yang tajam.
7. Memusatkan perhatian pada pekerjaan dan peralatan yang sedang dioperasikan.
8. Bekerja sesuai dengan prosedur yang tercantum dalam modul ini.
9. Bekerja dengan cermat dan hati-hati.
10. Mengikuti petunjuk keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja.
11. Mengikuti petunjuk-petunjuk instruktur.
12. Mengakhiri kegiatan dengan berdoa.

Langkah Pengerjaan

1. Mempelajari modul dengan gambarnya dengan cermat.


2. Memakai pakaian kerja agar bebas dan aman
3. Membuat daftar kebutuhan alat-alat yang mendukung pekerjaan pembuatan
sambungan bibir miring berkait.
4. Membuat daftar kebutuhan bahan.
5. menyiapkan alaat-alat sesuai kebutuhan.
6. Menyiapkan bahan sesuai kebutuhan.
7. Mengetam bidang I hingga rata dan lurus
8. Mengetam bidang II hingga rata, lurus dan siku-siku terhadap bidang II.
9. Memerusut bidang III keliling untuk menentukan kelebaran kayu.
10. Mengetam bidang III hingga rata, lurus dan siku-siku terhadap bidang II.
11. Memerusut bidang IV keliling untuk menentukan ketebalan kayu bidang IV.

Modul 3. Praktek Kayu


58

12. Mengetam bidang Iv hingga rata, lurus dan siku-siku terhadap bidang I dan bidang III.
13. Memberi tanda pareng.
14. Melukis benda kerja/menggambar benda kerja.
15. Membuat komponen/bagian-bagian sambungan yang berbentuk takikan dengan
menggunakan gergaji potong/gergaji punggung untuk pemotongan trakikan nyang
lebih akurat.
16. Memotong-motong/mencacah bagian yang akan dibuang untuk membentuk takikan
dengan gergaji potong/punggung.
17. Memahat kayu yang akan dibuang dengan pahat lubang.
18. Membersihkan/menyempurnakan takikan menggunakan pahat tusuk.
19. Mencoba merangkai sambungan, melepas dan membenahi yang kurang.
20. Merangkai sambungan dengan hasil rata, lurus dan plat/tidak baling.
21. Memeriksakan tugas kepada dosen/instruktur.

B.4. Sambungan Papan Memanjang dengan Ekor Burung Tunggal


1. Pengetahuan Dasar

Sambungan papan memanjang dengan ekor burung tunggal adalah salah satu konstruksi
sambungan papan memanjang yang menggunakan takik setengah tebal kayu yang
berbentuk ekor burung tunggal. Sambungan ini banyak digunakan untuk sambungan
lisplang dan sambungan-sambungan papan memanjang lainnya.

2. Lembar Kerja

Bahan dan Alat

Bahan: Kayu papan ukuran 2/20 - 100 cm

Alat:

1. Gergaji potong
2. Gergaji pembelah
3. Gergaji punggung
4. Ketam panjang
5. Pahat lubang
6. Pahat tusuk

Modul 3. Praktek Kayu


59

7. Palu Kayu
8. palu besi
9. Alat-alat lukis:
o Pensil dan krespen
o Siku-siku
o Perusut ganda
o Mistar baja/rol meter

Keselamatan Kerja

1. Mengawali pekerjaan dengan berdoa.


2. Menggunakan pakaian kerja yang rapi dan aman
3. Mempelajari modul dan gambar dengan cermat
4. Meletakkan alat-alat dan bahan ditempat yang aman.
5. Menggunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.
6. Menggunakan alat-alat pemotong yang tajam dan sesuai fungsinya.
7. Memusatkan perhatian pada pekerjaan dan alat-alat yang sedang dioperasikan.
8. Mengikuti petunjuk keselamatan kerja yang ada di bengkel.
9. Mengikuti petunjuk instruktur.
10. Mengakhiri pekerjaan dengan berdoa.

Langkah Pengerjaan

1. Mempelajari modul dan gambar kerja dengan cermat.


2. Menyiapkan alat-alat kerja kayu dan tangan.
3. Menyiapkan bahan kerja
4. Memotong bahan dan membelah (bila diperlukan)
5. Mengetam keempat sisi kayu (bidang I, II, III, dan IV) sehingga papan itu rata,
lurus, siku-siku terhadap bidang lain, demikikan pula kedua ujung/kepala dkayu
juga ikut siku terhadap keempat bidang kayu tersebut.
6. Memberi tanda pareng untuk menentukan letak/posisi masing-masing
batang/bagian.
7. Melukis benda kerja sambungan ekor burung (tunggal) tertutup.
8. Membuat komponen/bagian sambungan takik setengah tebal kayu yang berbentuk
ekor burung (tunggal) tertutup

Modul 3. Praktek Kayu


60

9. Mencoba merangkai sambungan dan membenahi yang kurang.


10. Merangkai sambungan ekor burung (tunggal) tertutup, hingga sambungan rapat, rapi
dan plat (tidak baling).
11. Memeriksakan/memilahkan hasil praktek kepada dosen/instruktur.

B.5. Sambungan Papan Memanjang dengan Kunci Sesisi

1. Pengetahuan Dasar

Sambungan memanjang dengan kunci sesisi yang kita praktekkan disini adalah
sambungan untuk batang tarik kuda-kuda yang berhubungan dengan tiang kuda-kuda
dan balok penyokong kuda-kuda yang menggunakan kunci sesisi yang terletak di atas
sambungan bibir miring pada batang tarik tersebut.

2. Lembar Kerja

Bahan dan Alat

Bahan:

- Kayu 6/12 - 100 cm 1 BT


- Kayu 6/12 - 80 cm 2 bt
- Kayu 6/12 - 50 cm 1 bt
- Kayu 6/12 - 30 cm 2 bt
- Baut dan mur Ø”½ - 25 cm = 4 biji dan Ø”½ - 12 cm = 3 biji.
- Plat penggapit u 1 buah plat strik 2 buah.

Alat:

1. Alat-alat lukis:
- Pensil dan krespen
- Siku-siku
- Mistar baja/rol meter
2. Gergaji potong
3. Gergaji pembelah
4. Gergaji punggung
5. Ketam panjang
6. Pahat lubang

Modul 3. Praktek Kayu


61

7. Pahat tusuk
8. Palu Kayu
9. Palu besi

Keselamatan Kerja

1. Mengawali pekerjaan dengan berdoa.


2. Menggunakan pakaian kerja yang rapi dan aman
3. Meletakkan alat-alat dan bahan pada alur meja yang aman.
4. Menggunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.
5. Menggunakan alat-alat pemotong yang tajam
6. Memusatkan perhatian pada pekerjaan dan alat-alat yang sedang digunakan
7. Mengikuti petunjuk instruktur.

Langkah Pengerjaan

1. Mempelajari modul dan gambar kerja dengan cermat.


2. Menanyakan hal-hal yang kurang jelas kepada instruktur.
3. Menyiapkan alat-alat kerja.
4. Menyiapkan bahan-bahan kerja
5. Memotong bahan dan membelah (bila diperlukan)
6. Mengetam keempat bidang bahan kayu
7. Memberi tanda pareng
8. Melukis benda kerja.
9. Membuat bagian-bagian komponen sambungan
10. Mencoba merangkai dan membenahi yang kurang.
11. Merangkai semua komponen sambungan hingga sambungan rapat, rapi dan plat.
12. Merangkai sambungan ekor burung (tunggal) tertutup, hingga sambungan rapat, rapi
dan plat (tidak baling).
13. Memeriksakan/memilahkan hasil praktek kepada dosen/instruktur.

Modul 3. Praktek Kayu


62

B.6. Sambungan Memanjang dengan Kunci Jepit


1. Pengetahuan Dasar

Sambungan memanjang dengan kunci jepit itu adalah sambungan yang balok tariknya
hanya dipertemukan dan ditakik atau dibuat takik, bibir miring dan sebagainya lalu
dijepit dengan dua batang kayu penjepit dan 4 bauh mur baut.

2. Lembar Kerja

Bahan dan Alat

Bahan:

- Kayu 6/12 - 100 cm 2 bt


- Kayu 6/12 - 80 cm 2 bt
- Baut dan mur Ø”½ - 20 cm = 4 biji

Alat:

- Alat-alat lukis
- Pensil dan krespen
- Siku-siku
- Mistar baja/rol meter
- Perusut
- Gergaji potong
- Gergaji pembelah
- Gergaji punggung
- Ketam
- Pahat lubang
- Pahat tusuk
- Palu kayu
- Palu besi
- Bou engkol
- Kunci pas

Keselamatan Kerja

1. Menggunakan pakaian kerja yang rapi dan aman

Modul 3. Praktek Kayu


63

2. Meletakkan alat-alat dan bahan kerja yang aman


3. Menggunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya
4. Menggunakan alat-alat pemotong yang tajam
5. Bekerja dengan hati-hati dan penuh perhatian
6. Mengikuti petunjuk instruktur
7. Mengawali dan mengakhiri dengan berdoa

Langkah Pengerjaan

1. Mempelajari modul dan gambar kerja


2. Menyiapkan alat-alat
3. Menyiapkan bahan-bahan kerja
4. Mengetam semua bahan kayu keempat bidangnya
5. Memberi tanda pareng
6. Melukis benda kerja
7. Membuat takikan baik batang tarik maupun batang penjepitnya
8. Membuat pen dan lubang
9. Merangkai sambungan balok tarik dan penjepit
10. Membuat lubang baut
11. Memasang mut baut
12. Merangkai hubungan tiang kuda-kuda dengan balok penyokong
13. Membuat lubang baut
14. Merangkai semua komponen sambungan
15. Membenahi yang kurang
16. Merangkai dan mamasang plat penggapit dan mur baut
17. Memeriksakan kepada dosen/instruktur

C. Penutup

C.1. Tes

1. Sebutkan 5 macam sambungan memanjang


2. Sebutkan sambungan yang biasa digunakan untuk sambungan memanjang untuk
batang yang menggantung.
3. Jelaskan dimana letaknya suatu titik terlemah pada suatu konstruksi!

Modul 3. Praktek Kayu


64

4. Jelaskan menggunakan sambungan apa bila yang akan bekerja pada batang itu
adalah gaya tarik?
5. apa yang menyebabkan/gaya apa yang bekerja pada batang itu ketika kita
memilih sambungan pengunci?
6. Sebutkan 5 macam variasi sambungan bibir lurus!
7. Sebutkan 5 macam sambungan tegak/sambungan tiang!
8. Dimana digunakan sambungan bibir lurus?
9. Sebutkan dua macam sambungan memanjang untuk bentuk/ukuran papan!

Petunjuk Penilaian Hasil Kerja


No Aspek Indikator Skor Maks Skor Yang Ket
dicapai
1. Soal no. 1 Terjawab benar 10
2. Soal no. 1 Terjawab benar 10
3. Soal no. 1 Terjawab benar 10
4. Soal no. 1 Terjawab benar 10
5. Soal no. 1 Terjawab benar 10
6. Soal no. 1 Terjawab benar 10
7. Soal no. 1 Terjawab benar 10
8. Soal no. 1 Terjawab benar 10
9. Soal no. 1 Terjawab benar 10
10. Soal no. 1 Terjawab benar 10
Jumlah skor maksimal 100
Syarat skor minimal lulus 70
Jumlah skor yang dapat dicapai
Kesimpulan LULUS/TIDAK LULUS

Daftar Pustaka

1. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,


Kurikulum Edisi 1999, Jakarta.

2. Dalik SA. Oja Sutiarno, 1978. Petunjuk Pengerjaan Kayu 1. Proyek Pengadaan
Buku. Dapdikbud. Dikmenjur.

3. A. Dodong Budianto, 1995. Mesin Tangan Industri Kayu. PIKA Semarang. Penerbit
Kanisius.

4. Benny Puspantoro, Ign, 1995. Konstruksi Bangunan Gedung Sambungan Kayu


Pintu dan Jendela. Andi Offset Yogyakarta.

5. Soegihardjo, BAE, Pr. Soedibyo, 1978. Ilmu Bangunan Gedung 2. Depdikbud,


Dikmenjur.

Modul 3. Praktek Kayu


65

6. Soegihardjo dan Soedibyo, 1977. Ilmu Bangunan Gedung 1. Jakarta: Direktorat


Pendidikan Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Senarai

1. Sambungan: Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu
untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk
konstruksi yang sesuai dengan gaya-gaya yang akan bekerja pada batang kayu
tersebut sesuai penggunaan konstruksi kayu tersebut.
2. Sambungan Kayu Memanjang: Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua
batang atau lebih balok kayu atau papan kayu untuk memenuhi panjang tertentu yang
dibutuhkan.
3. Sambungan Ekor Burung Tunggal: Adalah sebuah sambungan papan memanjang
dengan takikan dan lidah yang berbentuk ekor burung tunggal.
4. Sambungan bibir lurus berkait: Adalah konstruksi sambungan untuk balok kayu
memanjang yang menggunakan takikan yang kedalamannya berbeda antara separo
ujung depan sambungan dan separuh pangkal sambungan sehingga perbedaan
kedalaman takikan tersebut sebagai kait sambungan.
5. Sambungan bibir miring berkait: Adalah konstruksi sambungan untuk balok kayu
memanjang yang menggunakan takikan miring yang kedalamannya berbeda antara
separuh ujung dan separuh pangkal sehingga perbedaan takikan merupakan kait
sambungan tersebut.
6. Sambungan memanjang dengan kunci sesisi: Adalah suatu konstruksi sambungan
memanjang misalnya sambungan bibir miring berkait yang diperkuat/dikunci disisi
atas yang diperkuat dengan takikan dan mur baut.
7. Sambungan memanjang dengan kunci jepit: Adalah suatu konstruksi sambungan
memanjang misalnya sambungan takik, atau purus lurus yang diperkuat/dijepit
dengan dua batang kayu kanan kiri dan diperkuat dengan mur dan baut.

Modul 3. Praktek Kayu


66

MODUL 4
PEMBUATAN SAMBUNGAN ARAH MELEBAR

A. Pendahuluan

Modul ini membahas tentang mengenal dan memahami macam dan persyaratan
sambungan kayu, menguasai macam alat sambung dan teknik penggunaannya, dapat
membuat sambungan kayu arah melebar untuk menunjang pelaksanaan bangunan
gedung di lapangan.

Untuk dapat memahami uraian materi dan mengerjakan lembar kerja yang ada
dalam modul ini dengan baik dan benar, seharusnya mahasiswa sudah belajar tentang:

o Telah dapat membaca gambar teknik dengan baik.


o Telah dapat menggunakan alat-alat kerja kayu tangan dengan baik dan benar.
o Telah dapat melakukan perbaikan/penajaman alat-alat kerja, kayu tangan dengan
benar.
o Mengetahui tindakan keamanan dan keselamatan kerja.
o Sudah mengikuti pelatihan memotong, membelah dan mengetam kayu dengan mesin
portable pengerjaan kayu serta melukis benda kerja dengan benar.
o Sudah mendapat penjelasan secara garis besar tentang macam-macam bentuk
sambungan memanjang dan teknik mengerjakannya serta kegunaan-kegunaan dari
sambungan-sambungan tersebut.
o Telah membaca dan memahami secara tuntas isi setiap pokok bahasan yang akan
dipraktekkannya.

Setelah melaksanakan seluruh kegiatan belajar yang ada dalam modul ini
diharapkan mahasiswa dapat mengenal dan memahami macam dan persyaratan
sambungan kayu, menguasai macam alat sambung dan teknik penggunaannya, dapat
membuat sambungan kayu arah melebar untuk menunjang pelaksanaan bangunan
gedung di lapangan.

Kegiatan belajar mahasiswa dalam modul ini terdiri 5 kegiatan pembelajaran:

o Uraian materi pemebelajaran

Modul 4. Praktek Kayu


67

o Rangkuman materi esensial/penting


o Tugas
o Test Formatif (evaluasi secara mandiri)
o Lembar Kerja (evaluasi dikerjanan di hadapan dosen)

B. Penyajian

1. Mengenal dan Memahami Macam-Macam Sambungan Kayu

Untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan konstruksi kayu diperlukan pengetahuan


dasar tentang sambungan kayu arah memanjang dan melebar baik kayu berbentuk balok
maupun kayu berbentuk papan yang akan dibahas dalam modul ini, walaupun
sebenarnya pengetahuan dasar bentuk konstruksi kayu selain sambungan memanajng
juga ada hubungan kayu yang dibahas dalam modul lain.

Sebuah sambungan pada suatu konstruksi bangunan baik itu dari beton, baja
maupun dari kayu merupakan suatu titik terlemah pada konstruksi tersebut. oleh sebab
itu dalam melaksanakan penyambungan harus memperhatikan syarat-syarat ukuran
sambungan dan gaya-gaya yang akan bekerja pada sambungan tersebut.

2. Mengetahui dan Memahami Syarat-Syarat Sambungan Kayu

Bila sambungan atau hubungan ada gaya puntir, maka sambungan kedua batang
kayu harus saling mencengkeram agar tidak mudah terjungkit lepas misalnya memakai
sambungan tarikan lurus rangkap untuk sambungan tiang dan hubungan pen dan lubang
untuk hubungan sudut.

Untuk mendapatkan sambungan yang awet dan kuat, maka cara mengerjakan
sambungan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

 Cara mengerjakan sambungan kayu tidak boleh sampai merusak struktur kayunya,
misalnya: kayu tidak boleh dipukul langsung tetapi harus diberi bantalan pelindung,
salah bor akan menjadi lubang yang sia-sia dan lubang ini merupakan awal
pelapukan, salah gergaji akan mengurangi luas penampang kayu.
 Kayu yang akan disambung harus merupakan pasangan yang pas, maksudnya tidak
boleh terlalu longgar karena akan mudah lepas atau bergeser, dan juga tidak boleh

Modul 4. Praktek Kayu


68

terlalu kencang (Jw. sesak) karena kalau dipaksakan akan ada bagian yang rusak atau
pecah.
 Sebelum kedua kayu yang akan disambung disatukan, lebih dahulu bidang-bidang
sambungannya diberi cairan pengawet agar tidak mudah lapuk, sebab biasanya
daerah sambungan mudah dimasuki air dan air yang tertinggal ini menyebabkan
pelapukan.
 Sambungan kayu diusahakan agar terlihat dari luar, karena untuk memudahkan
kontrol dan perbaikan.

3. Macam-Macam Teknik Membuat Sambungan Kayu Arah Melebar

Cara membuat sambungan arah kayu melebar dapat dikerjakan dengan beberapa
teknik, macam teknik pengerjaannya disesuaikan dengan pertimbangan untuk pekerjaan
apa sambungan itu diterapkan misal untuk dinding, lantai balok loteng, papan tangga
kayu dan lain- lainnya. Teknik penyambungan kayu arah melebar antara lain:

Sambungan dengan Lidah dan Alur

Untuk membuat sambungan diperlukan papan kayu yang baik dan berukuran
tebal berkisar 2 sampai 4 cm. Pada sisi samping arah memanjang dibuat sebuah alur
yang dalamnya 1 cm, dan papan yang lain (pasangannya) dibuat lidah. Lidah ini
panjang dan tebalnya dibuat lebih kecil sedidikt dengan alurnya karena untuk lebih
mudah dalam pemasangannya dan untuk toleransi sehingga kalau ke dua papan ini
disatukan maka antara alur dan lidah terdapat rongga kurang lebih 2 mm.

Gambar 4.1. Sambungan Lidah dan Alur

Modul 4. Praktek Kayu


69

Sambungan dengan Alur dan Pegas (lidah lepas)

Sambungan papan dengan alur dan lidah lepas ini agak berbeda dengan
sambungan alur dan lidah, karena pada sambungan ini kedua sisi papan yang akan
ditemukan atau disatukan masing – masing dialur sedalam 1 cm dan lebar alur diambil
1/3 tebal papan. Kemudian sebelum kedua papan ini disatukan maka pada salah satu
kayu dipasang bilah kecil yang tebalnya sama dengan lebar alur dikurangi 1 mm dan
lebarnya 1,8 cm, bilah inilah yang disebut lidah lepas (pegas) panjang pegas sama
dengan panjang papan yang disambung (lihat gambar 4.2)

Gambar 4.2. Sambungan Pegas dan Alur

Sambungan dengan Alur dan Lidah yang Dilengkapi dengan Sponing

Sambungan ini prisipnya sama dengan lidah dan alur, hanya saja pada salah satu
sisi papan lidahnya diberi sponing yang lebarnya kurang lebih 5 mm dan dalamnya 3
mm.

Gambar 4.3. Alur dan Lidah yang Dilengkapi dengan Sponing

Modul 4. Praktek Kayu


70

Sambungan Alur dan Lidah yang Dilengkapi dengan Tutup Celah

Sambungan ini sama dengan lidah dan alur hanya pada pertemuan sisi kayu
diberi ditutup dengan bilah kayu yang tebalnya 1 cm dan lebarnya 4 cm dan panjangnya
sama dengan panjang papan yang disambung (lihat gambar 4.4).

Gambar 4.4. Alur dan Lidah yang Dilengkapi dengan Tutup Celah

Sambungan Alur dan Lidah yang Dilenngkapi dengan Profil Lengkung

Sambungan ini juga sama dengan sambungan alur dan lidah, namun untuk
memperindah tampilan terutama kalau terjadi celah pada sambungan maka diberi
aksesoris tambahan dengan membuat profil di sisi kedua papan papan yang disambung
(lihat gambar 4.5)

Gambar 4.5. Alur dan Lidah yang Dilengkapi dengan Profil Lengkung

Modul 4. Praktek Kayu


71

Latihan

Petunjuk

Sebagai evaluasi dan untuk mengukur kemampuan anda dalam penguasaan


materi kegiatan belajar ini, anda harus mengerjakan lembar kerja di hadapan dosen atau
pengawas. Dalam mengerjakan lembar kerja tidak boleh menyontek ataupun meminta
bantuan kepada siapapun. Pekerjaan anda harus dikerjakan dalam Buku Kerja yang
telah anda siapkan. Penilaian pekerjaan dilakukan oleh dosen/instruktur dengan
menggunakan petunjuk penilaian yang tercantum pada bagian akhir modul ini. Sebelum
pekerjaan anda dinilai oleh dosen, sebaiknya anda melakukan penilaian sendiri terlebih
dahulu dan memperbaiki kekurangan atau kesalahan yang anda jumpai. Setelah
pekerjaan anda telah fit, serahkanlah kepada dosen/instruktur untuk diperiksa dan
dinilai. Jika nilai yang anda peroleh belum mencapai 80 maka anda belum
diperkenankan melanjutkan modul berikutnya, untuk itu anda harus mengulangi sampai
mencapai nilai minimum 80.

Alat dan Bahan:

a. Mesin ketam perata dan mesin ketam penebal


b. Mesin gergaji potong dan pembelah
c. Mesin frais
d. Gergaji tangan
e. Perusut
f. Siku
g. Palu dan martil
h. Meteran
i. Pensil
j. Papan 3/12 - 100 cm = 10 lembar

Soal:

Buatlah sambungan papan arah melebar berikut ini:

o Sambungan dengan lidah dan alur


o Sambungan dengan alur dan pegas
o Sambungan alur dan lidah dilengkapi dengan sponing

Modul 4. Praktek Kayu


72

o Sambungan alur dan lidah yang dilengkapi dengan tutup celah


o Sambungan alur dan lidah yang dilengkapi dengan profil lengkung.

Keselamatan Kerja

o Pakailah pakaian kerja yang susuai untuk bekerja di bengkel kerja kayu.
o Pakailah peralatan keselamatan kerja
o Pastikan mesin dan alat yang akan dipakai dalam kondisi siap pakai.
o Optimalkan peralatan bantu dan pengaman pada mesin yang dipakai.
o Bekerjalah sesuai dengan petunjuk dan langkah kerja.
o Pastikan anda dalam keadaan sehat dan tidak ngantuk.

Langkah Kerja

Sambungan Papan Melebar dengan Alur dan Lidah

Menyiapkan bahan ketaman

a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


b. Periksalah ukuran kayu apakah cukup untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.
c. Ketamlah papan kayu tersebut pada sisi 1 (lebar) menggunakan mesin ketam perata.
d. Ketamlah papan kayu pada sisi 2 (tebal) dengan mengunakan mesin ketam perat,
sampai didapatkan sisi 1 tegak lurus dengan sisi 2
e. Atur dan stellah mesin ketam penebal sesuai dengan kondisi/ukuran kayu yang akan
diketam.
f. Ketamlah papan kayu pada sisi 3 (lebar) menggunakan mesin ketam penebal,
tentukan ukuran ketebalan yang diinginkan dengan mengatur skala pengatur ukuran
pengetaman.
g. Ketamlah papan kayu pada sisi 4 (tebal) dengan mengunakan mesin ketam penebal
disertai mengatur skala pengatur ukuran yang diinginkan hingga sesuai dengan
ukuran yang diminta.
h. Ketamlah semua papan yang akan disambung sampai semua papan kayu dalam
ukuran yang sama.

Melukisi/menggambari benda kerja

a. Kelompokkanlah masing-masing papan yang akan disambung saling berpasangan.

Modul 4. Praktek Kayu


73

b. Berilah tanda paring pada papan kayu yang sudah saling berpasangan.
c. Lukisilah benda kerja sesuai dengan gambar kerja yaitu membuat sambungan papan
melebar dengan lidah dan alur.
d. Tandailah/arsirlah pada bagian kayu yang akan dihilangkan dan bagian kayu yang
harus tetap ada (diperlukan).
e. Periksalah kembali hasil lukisan anda dan pastikan bahwa lukisan sudah betul.

Membuat alur sambungan dengan mesin gergaji meja

a. Ambillah salah satu papan yang telah dilukisi dan dipersiapkan untuk di alur.
b. Stellah pengantar pada mesin gergaji sesuai dengan rencana pembuatan alur
c. Aturlah kemunculan gigi gergaji sesuai dengan kedalaman alur yang kita inginkan,
yaitu 1 cm.
d. Hidupkan mesin gergaji meja tersebut dan tunggu hingga putaran daun gergaji stabil.
e. Pekerjaan dilakukan oleh dua orang, yaitu satu orang yang mendorong dan satu orang
kalau sudah memungkinkan menarik kayu (papan).
f. Karena ketebalan daun gergaji rata-rata 4 mm, berarti lebar alur belum terpenuhi
karena lebar alur 1 cm.
g. Ulangi lagi langkah (e) tetapi kayu dibalik yang tadinya di depan menjadi di
belakang, dan sampai didapat lebar alur adalah 1 cm.

Membuat lidah sambungan dengan mesin gergaji meja.

a. Ambillah papan kayu yang dipersiapkan untuk dibuat lidah sambungan.


b. Stellah posisi daun gergaji dengan mengatur plat pengaman pada meja gergaji, jarak
daun gergaji dengan pengaman 1 cm, kemuculan daun gergaji terhadap meja 1 cm.
c. Gergajilah papan dilakukan oelh sua orang, satu orang mendorong dan satu orang
menarik papan.
d. Seperti langkah (c) lakukan penggergajian pada sisi papan yang lain.
e. Gergajilah papan tersebut dengan posisi papan miring, sehingga sisi papan
membentuk sponing pada kusan.
f. Seperti langkah (e) gergajilah papan kayu untuk sisi sebelahnya, sehingga
terbentuklah lidah sambungan.
g. Coba ketemukanlah (pasangkan) sisi dari kedua papan yang disambung tadi hingga
sambungan rapat.

Modul 4. Praktek Kayu


74

Sambungan Papan Melebar dengan Alur dan Pegas (Lidah Lepas)

Alat dan Bahan

a. Mesin ketam perata dan mesin ketam penebal


b. Mesin gergaji potong dan pembelah
c. Mesin frais
d. Gergaji tangan
e. Perusut
f. Siku
g. Palu dan martil
h. Meteran
i. Pensil
j. Papan 3/12 - 100 cm = 10 lembar, masing-masing anak

Keselamatan Kerja

a. Pakailah pakaian kerja yang susuai untuk bekerja di bengkel kerja kayu.
b. Pakailah peralatan keselamatan kerja
c. Pastikan mesin dan alat yang akan dipakai dalam kondisi siap pakai.
d. Optimalkan peralatan bantu dan pengaman pada mesin yang dipakai.
e. Bekerjalah sesuai dengan petunjuk dan langkah kerja.
f. Pastikan anda dalam keadaan sehat dan tidak ngantuk.

Langkah Kerja

Menyiapkan bahan ketaman

a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


b. Periksalah ukuran kayu apakah cukup untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.
c. Ketamlah papan kayu tersebut pada sisi 1 (lebar) menggunakan mesin ketam perata.
d. Ketamlah papan kayu pada sisi 2 (tebal) dengan menggunakan mesin ketam perata,
sampai didapatkan sisi 1 tegak lurus dengan sisi 2
e. Atur dan stellah mesin ketam penebal sesuai dengan kondisi/ukuran kayu yang akan
diketam.

Modul 4. Praktek Kayu


75

f. Ketamlah papan kayu pada sisi 3 (lebar) menggunakan mesin ketam penebal,
tentukan ukuran ketebalan yang diinginkan dengan mengatur skala pengatur ukuran
pengetaman.
g. Ketamlah papan kayu pada sisi 4 (tebal) dengan mengunakan mesin ketam penebal
disertai mengatur skala pengatur ukuran yanng diinginkan hingga sesuai dengan
ukuran yang diminta.
h. Ketamlah semua papan yang akan disambung sampai semua papan kayu dalam
ukuran yang sama.

Melukisi/menggambari benda kerja

a. Kelompokkanlah masing-masing papan yang akan disambung saling berpasangan.


b. Berilah tanda paring pada papan kayu yang sudah saling berpasangan.
c. Lukisilah benda kerja sesuai dengan gambar kerja yaitu membuat sambungan papan
melebar dengan lidah dan alur.
d. Tandailah/arsirlah pada bagian kayu yang akan dihilangkan dan bagian kayu yang
harus tetap ada (diperlukan).
e. Periksalah kembali hasil lukisan anda dan pastikan bahwa lukisan sudah betul.

Membuat alur sambungan dengan mesin gergaji meja

a. Ambillah salah satu papan yang telah dilukisi dan dipersiapkan untuk di alur.
b. Stellah pengantar pada mesin gergaji sesuai dengan rencana pembuatan alur
c. Aturlah kemunculan gigi gergaji sesuai dengan kedalaman alur yang kita inginkan,
yaitu 1 cm.
d. Hidupkan mesin gergaji meja tersebut dan tunggu hingga putaran daun gergaji stabil.
e. Pekerjaan dilakukan oleh dua orang, yaitu satu orang yang mendorong dan satu orang
kalau sudah memungkinkan menarik kayu (papan).
f. Karena ketebalan daun gergaji rata-rata 4 mm, berarti lebar alur belum terpenuhi
karena lebar alur 1 cm.
g. Ulangi lagi langkah (e) tetapi kayu dibalik yang tadinya di depan menjadi di
belakang, dan sampai didapat lebar alur adalah 1 cm.
h. Ulangi langkah a sampai g untuk papan yang satunya.

Modul 4. Praktek Kayu


76

Membuat pegas (lidah lepas)

a. Siapkan kayu dalam ukuran gergajian tebal 12 mm, lebar 20 mm dan panjang 100
cm.
b. Ketamlah ke empat sisinya menggunakan ketam penebal, sehingga ukurannya
menjadi tebal 9 mm, lebar 18 mm dan panjangnya tetap 100 cm.

Cara menyambungnya

a. Ambillah salah satu papan kayu yang telah dialur di atas.


b. Masukkanlah pegas (lidah lepas) di dalam alur papan tadi.
c. Pasangkanlah (ketemukan) papan yang dialur satunya tepat pada pegas yang
menonjol.
d. Paskan posisi sambungan kedua papan tadi sampai sambungan betul-betul rapi,
rapat dan kuat.

Sambungan Papan Melebar dengan Alur dan Lidah yang Dilengkapi dengan Sponing

Menyiapkan bahan ketaman

a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


b. Periksalah ukuran kayu apakah cukup untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.
c. Ketamlah papan kayu tersebut pada sisi 1 (lebar) menggunakan mesin ketam perata.
d. Ketamlah papan kayu pada sisi 2 (tebal) dengan mengunakan mesin ketam perata,
sampai didapatkan sisi 1 tegak lurus dengan sisi 2
e. Atur dan stellah mesin ketam penebal sesuai dengan kondisi / ukuran kayu yang akan
diketam.
f. Ketamlah papan kayu pada sisi 3 (lebar) menggunakan mesin ketam penebal,
tentukan ukuran ketebalan yang diinginkan dengan mengatur skala pengatur ukuran
pengetaman.
g. Ketamlah papan kayu pada sisi 4 (tebal) dengan menggunakan mesin ketam penebal
disertai mengatur skala pengatur ukuran yang diinginkan hingga sesuai dengan
ukuran yang diminta.
h. Ketamlah semua papan yang akan disambung sampai semua papan kayu dalam
ukuran yang sama.

Modul 4. Praktek Kayu


77

Melukisi/menggambari benda kerja

a. Kelompokkanlah masing-masing papan yang akan disambung saling berpasangan.


b. Berilah tanda paring pada papan kayu yang sudah saling berpasangan.
c. Lukisilah benda kerja sesuai dengan gambar kerja yaitu membuat sambungan papan
melebar dengan lidah dan alur.
d. Tandailah/arsirlah pada bagian kayu yang akan dihilangkan dan bagian kayu yang
harus tetap ada (diperlukan).
e. Periksalah kembali hasil lukisan anda dan pastikan bahwa lukisan sudah betul.

Membuat alur sambungan dengan mesin gergaji meja

a. Ambillah salah satu papan yang telah dilukisi dan dipersiapkan untuk di alur.
b. Stellah pengantar pada mesin gergaji sesuai dengan rencana pembuatan alur
c. Aturlah kemunculan gigi gergaji sesuai dengan kedalaman alur yang kita inginkan,
yaitu 1 cm.
d. Hidupkan mesin gergaji meja tersebut dan tunggu hingga putaran daun gergaji stabil.
e. Pekerjaan dilakukan oleh dua orang, yaitu satu orang yang mendorong dan satu orang
kalau sudah memungkinkan menarik kayu (papan).
f. Karena ketebalan daun gergaji rata-rata 4 mm, berarti lebar alur belum terpenuhi
karena lebar alur 1 cm.
g. Ulangi lagi langkah (e) tetapi kayu dibalik yang tadinya di depan menjadi di
belakang, dan sampai didapat lebar alur adalah 1 cm.

Membuat lidah sambungan dengan mesin gergaji meja.

a. Ambillah papan kayu yang dipersiapkan untuk dibuat lidah sambungan.


b. Stellah posisi daun gergaji dengan mengatur plat pengaman pada meja gergaji, jarak
daun gergaji dengan pengaman 1 cm, kemuculan daun gergaji terhadap meja 1 cm.
c. Gergajilah papan dilakukan oelh sua orang, satu orang mendorong dan satu orang
menarik papan.
d. Seperti langkah (c) lakukan penggergajian pada sisi papan yang lain.
e. Gergajilah papan tersebut dengan posisi papan miring, sehingga sisi papan
membentuk sponing pada kusan.

Modul 4. Praktek Kayu


78

f. Seperti langkah (e) gergajilah papan kayu untuk sisi sebelahnya, sehingga
terbentuklah lidah sambungan.

Memrofil dan menyetel papan yang akan disambung

a. Ambilah mesin frais dan stel mata profil sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
b. Ambilah papan kayu yang ada lidah sambungannya.
c. Letakkan papan kayu di atas meja kerja dan diperkuat dengan klem atau klos.
d. Hidupkan mesin frais dan tempelkan mata router pada ujung sisi papan yang terdapat
lidah sambungan.
e. Doronglah mesin router tanpa berhenti sampai ujung kayu, sehingga kayu terprofil.
f. Ketemukan/paskan kedua papan kayu tadi hingga keduanya tersambung jadi satu.

Sambungan Papan Melebar dengan Alur dan Lidah yang Dilengkapi dengan Tutup Celah

Menyiapkan bahan ketaman

a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


b. Periksalah ukuran kayu apakah cukup untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.
c. Ketamlah papan kayu tersebut pada sisi 1 (lebar) menggunakan mesin ketam perata.
d. Ketamlah papan kayu pada sisi 2 (tebal) dengan menggunakan mesin ketam perata,
sampai didapatkan sisi 1 tegak lurus dengan sisi 2
e. Atur dan stellah mesin ketam penebal sesuai dengan kondisi/ukuran kayu yang akan
diketam.
f. Ketamlah papan kayu pada sisi 3 (lebar) menggunakan mesin ketam penebal,
tentukan ukuran ketebalan yang diinginkan dengan mengatur skala pengatur ukuran
pengetaman.
g. Ketamlah papan kayu pada sisi 4 (tebal) dengan mengunakan mesin ketam penebal
disertai mengatur skala pengatur ukuran yang diinginkan hingga sesuai dengan
ukuran yang diminta.
h. Ketamlah semua papan yang akan disambung sampai semua papan kayu dalam
ukuran yang sama.

Melukisi/menggambari benda kerja

a. Kelompokkanlah masing-masing papan yang akan disambung saling berpasangan.


b. Berilah tanda paring pada papan kayu yang sudah saling berpasangan.

Modul 4. Praktek Kayu


79

c. Lukisilah benda kerja sesuai dengan gambar kerja yaitu membuat sambungan papan
melebar dengan lidah dan alur.
d. Tandailah/arsirlah pada bagian kayu yang akan dihilangkan dan bagian kayu yang
harus tetap ada (diperlukan).
e. Periksalah kembali hasil lukisan anda dan pastikan bahwa lukisan sudah betul.

Membuat alur sambungan dengan mesin gergaji meja

a. Ambillah salah satu papan yang telah dilukisi dan dipersiapkan untuk di alur.
b. Stellah pengantar pada mesin gergaji sesuai dengan rencana pembuatan alur
c. Aturlah kemunculan gigi gergaji sesuai dengan kedalaman alur yang kita inginkan,
yaitu 1 cm.
d. Hidupkan mesin gergaji meja tersebut dan tunggu hingga putaran daun gergaji stabil.
e. Pekerjaan dilakukan oleh dua orang, yaitu satu orang yang mendorong dan satu orang
kalau sudah memungkinkan menarik kayu (papan).
f. Karena ketebalan daun gergaji rata-rata 4 mm, berarti lebar alur belum terpenuhi
karena lebar alur 1 cm.
g. Ulangi lagi langkah (e) tetapi kayu dibalik yang tadinya di depan menjadi di
belakang, dan sampai didapat lebar alur adalah 1 cm.

Membuat lidah sambungan dengan mesin gergaji meja.

a. Ambillah papan kayu yang dipersiapkan untuk dibuat lidah sambungan.


b. Stellah posisi daun gergaji dengan mengatur plat pengaman pada meja gergaji, jarak
daun gergaji dengan pengaman 1 cm, kemuculan daun gergaji terhadap meja 1 cm.
c. Gergajilah papan dilakukan oelh sua orang, satu orang mendorong dan satu orang
menarik papan.
d. Seperti langkah (c) lakukan penggergajian pada sisi papan yang lain.
e. Gergajilah papan tersebut dengan posisi papan miring, sehingga sisi papan
membentuk sponing pada kusan.
f. Seperti langkah (e) gergajilah papan kayu untuk sisi sebelahnya, sehingga
terbentuklah lidah sambungan.

Modul 4. Praktek Kayu


80

Membuat penutup celah dan menyetel sambungan pada papan

a. Siapkan kayu berukuran 12 mm, lebar 42 mm dan panjang sama dengan panjangnya
papan yang disambung.
b. Ketamlah ke empat sisinya menggunakan mesin ketam penebal.
c. Ketemukan kedua sisi papan kayu yang akan disambung dengan measukkan lidah
kedalam alur sambungan.
d. Pasanglah kayu penutup celah tadi menutup pas pada garis celah sambungan dan
pakulah penutup celah tadi dengan papan yang disambung.

C. Penutup

C.1. Rangkuman

o Cara mengerjakan sambungan kayu tidak boleh sampai merusak kayunya, misalnya:
kayu tidak boleh dipukul langsung tetapi harus diberi bantalan pelindung, salah bor
akan mterjadi lubang yang sia-sia dan lubang ini merupakan awal pelapukan, salah
gergaji akan mengurangi luas penampang kayu.
o Kayu yang akan disambung harus merupakan pasangan yang pas, maksudnya tidak
boleh terlalu longgar karena akan mudah lepas atau bergeser, dan juga tidak boleh
terlalu kencang (Jw. sesak) karena kalau dipaksakan akan ada bagian yang rusak atau
pecah.
o Papan yang efektif disambung dengan bermacam-macam teknik menyambung kayu
pada uraian di atas adalah jika tebal kayu (papan) minimum 2 cm, jika tebal papan
kurang dari 2 cm proses pengerjaannya akan lebih sulit.
o Sambungan papan semacam ini bisa diterapkan pada pekerjaan bangunan kayu
misalnya untuk lantai dari papan kayu, dinding papan kayu dan konstruksi tangga
kayu.

C.2. Tes dan Kunci

Tes

Petunjuk:

Untuk meyakinkan bahwa anda telah mampu menguasai materi dalam kegiatan belajar
ini, kerjakanlah soal-soal di bawah ini pada Buku Latihan. Untuk mengerjakannya

Modul 4. Praktek Kayu


81

seharusnya anda tidak boleh menyontek uraian/rangkuman materi ataupun minta


bantuan orang lain. Setelah soal test selesai anda kerjakan, lakukanlah penilaian sendiri
terhadap hasil pekerjaan anda dengan menggunakan kunci jawaban.

Jika nilai hasil test formatif anda belum mencapai 80 maka anda belum diperkenankan
mengerjakan lembar kerja. Untuk itu anda harus mengulangi sampai mencapai nilai
minimum 80, baru anda diperkenankan mengerjakan lembar kerja.

Pilih jawaban yang paling tepat dengan menulis salah satu huruf a, b, c, d, atau e dari
option jawaban yang tersedia!
1. Tebal minimal papan yang dapat disambung secara efekti menggunakan teknik
penyambungan papan melebar adalah: . . .
a. 2 cm d. 5 cm
b. 3 cm e. 6 cm
c. 4 cm

2. Pada sambungan alur dan lidah, lebar alur yang baik adalah: . . .
a. 1 kali tebal kayu d. 1/4 tebal kayu
b. 1/2 kali tebal kayu e. 1/5 tebal kayu
c. 1/3 kali tebal kayu

3. Berapa panjang lidah lepas pada sambungan papan: . . .


a. Seperdua kali panjang kayu
b. Dua per tiga kali panjanng kayu
c. Sama dengan panjang kayu
d. Satu setengah kali panjang kayu
e. Dua kali panjang kayu

4. Pada sambungan alur dan lidah dengan sponing, berapa ukuran sponingnya: . . .
a. Dalam 10 mm, lebar 12 mm d. Dalam 4 mm, lebar 6 mm
b. Dalam 8 mm, lebar 10 mm e. Dalam 3 mm, lebar 5 mm
c. Dalam 6 mm, lebar 8 mm

5. Ukuran tebal lidah pada sambungan papan adalah: . . .


a. Lebih besar dari lebar alur
b. Sama dengan lebar alur

Modul 4. Praktek Kayu


82

c. Sama lebar alur dikurangi 1 mm


d. Lebar alur ditambah 1 mm
e. Sama dengan panjang alur

Kunci
No Kunci Jawaban Skor Maks Skor Yang Ket
Dicapai
1. A 20
2. C 20
3. C 20
4. E 20
5. C 20
Jumlah skor 100
Syarat lulus 80
Kesimpulan hasil penilaian LULUS/TIDAK LULUS*)
*) coret yang tidak perlu

Daftar Pustaka

1. Dalik SA. Oja Sutiarno, 1978. Petunjuk Pengerjaan Kayu 1, Proyek Pengadaan
Buku. Dapdikbud. Dikmenjur. Jakarta.

2. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,


Kurikulum Edisi 1999. Jakarta.

3. Heinz Frick, 1975. Menggambar Bangunan Kayu. Yogyakarta. Yayasan Kanisius.

4. Primiyono, 1979. Teknologi Kayu (Terjemahan). Jakarta. Bhratara Karya Aksara.

5. Soegihardjo, BAE, Pr. Soedibyo, 1978. Ilmu Bangunan Gedung 2. Depdikbud.


Dikmenjur. Jakarta.

6. -----------------, 1977. Ilmu Bangunan Gedung 1. Depdikbud. Dikmenjur. Jakarta.

7. Soetarman Soekarto, 1977. Menggambar Teknik Bangunan 1. Jakarta: Departemen


Pendidikan Nasional. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

Senarai

1. Sambungan: Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu
untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk

Modul 4. Praktek Kayu


83

konstruksi yang sesuai dengan gaya-gaya yang akan bekerja pada batang kayu
tersebut sesuai penggunaan konstruksi kayu tersebut.
2. Papan: Kayu berbentuk lembaran dengan tebal kurang dari 4 cm.
3. Balok: Kayu berbentuk batangan dengan penampang persegi dan tebal/lebar lebih dari 4
cm.
4. Mesin Portabel: Alat kerja dengan mesin yang ringan bisa diangkat atau dijinjing
dengan tangan, biasanya mesin elektrik (dengan tenaga listrik)
5. Pegas: Kayu pengisi pada sambungan papan.
6. Alur: Lubang yang memanjang pada sisi papan
7. Lidah: Pen pada sambungan papan melebar

Modul 4. Praktek Kayu


84

MODUL 5
MEMBUAT KOSEN PINTU

A. Pendahuluan

Modul ini terdiri dari 1 kegiatan belajar, yang mencakup membuat kusen pintu
tunggal dari kayu. Pada kegiatan belajar 1 membahas tentang membuat kusen pintu
yang terdiri dari informasi kusen pintu. Kusen pintu adalah sebuah rangka yang
dipasang pada lubang pintu yang fungsinya adalah menggantungkan daun pintu
sehingga lubang pintu tersebut dapat dibuka dan ditutup dengan mudah dan aman, yang
berfungsi untuk menghubungkan antararuang satu dengan ruang lainnya dan atau
dengan bagian luar rumah atau gedung.

Proses pembuatan kusen pintu dimulai dengan pemilihan dan persiapan bahan dan
alat, proses pengetaman, proses pelukisan sambungan konstruksi, proses pembuatan pen
dan lubang, pengepasan sambungan, pembuatan sponeng, alur, kupingan dan profil serta
penyetelan hingga menjadi barang jadi sesuai dengan tuntutan gambar kerja.

Untuk dapat mengerjakan modul ini mahasiswa harus sudah menguasai dan
terampil tentang: (a) Menggunakan dan merawat alat-alat kerja kayu tangan, (b)
Membuat sambungan dasar kayu, (c) Menggunakan dan merawat alat-alat mesin kerja
kayu, (c) Menggambar Konstruksi Dasar Bangunan Gedung.

Setelah selesai mengerjakan seluruh kegiatan modul ini, dan bila disediakan
peralatan yang cukup, bahan dan gambar kerja yang jelas maka mahasiswa mampu dan
trampil membuat kusen pintu secara mandiri atau kelompok dengan hasil sesuai gambar
kerja, tepat ukuran, siku, tidak baling, semua sambungan rapat, rata, rapi, dan dalam
waktu yang cepat sesuai ketentuan.

Setelah mengikuti program modul ini maka mahasiswa akan memiliki


kemampuan dan keterampilan dalam:

1. Pengetaman balok kayu siku ke 4 sisi dengan ukuran yang sama untuk seluruh bahan,
dengan menggunakan mesin ketam perata dan mesin ketam penebal.
2. Melukis semua sambungan dan bentuk dari kusen pintu.

Modul 5. Praktek Kayu


85

3. Membuat lubang pen dengan menggunakan mesin pahat persegi (Hollow Chisel
Mortiser)
4. Membuat pen dengan menggunakan mesin pembuat pen (Tenoning machsin), atau
dengan mesin gergaji potong berlengan.
5. Membuat sponing kusen dengan menggunakan mesin frish, atau dengan mesin
gergaji belah bermeja.
6. Membuat alur kapur tiang kosen dengan menggunakan mesin frish .
7. Membuat verstek 45 derajat pada sambungan kusen, dengan menggunakan pahat
tangan, dengan hasil baik.
8. Membuat bentuk kupingan pada ambang atas kusen pintu, dengan menggunakan alat
gergaji dan pahat tangan.
9. Menyetel dan merangkai kusen dengan hasil siku, rata, rapi, rapat, dengan
menggunakan clemp panjang, diperkuat dengan lem dan paku.

Modul 5. Praktek Kayu


86

B. Penyajian

B.1. Membuat Kusen Pintu Tunggal

A. Lembar Informasi

1. Pengertian

Kusen adalah rangka pintu yang pada umumnya dibuat dari kayu atau Aluminium
dan kusen secara khusus dapat dibuat dari beton. Kusen dari bahan kayu pada
umumnya digunakan untuk bangunan rumah tinggal. Jenis kayu yang baik untuk
kusen pintu adalah kayu jati, kayu kamper dan beberapa kayu lokal lainnya, yang
mempunyai kembang susut rendah. Ukuran kayu yang lazim digunakan untuk dibuat
kusen adalah 8/12 cm dan 6/12 cm.

2. Bagian-Bagian Rangka Pintu

Secara sederhana kusen pintu terdiri dari 3 bagian ialah:

a. Ambang atas: berfungsi untuk menahan beban pasangan batu bata diatasnya atau
menyekat pasangan balok beton diatasnya, yang pada ujungnya dibuat telinga
ambang (kupingan), panjangnya 10 cm - 20 cm, yang dalam pemasangannya akan
dijepit dengan pasangan bata.

b. Tiang: untuk pegangan dan tumpuan daun pintu, pada punggung tiang dipasang
baja angkur diameter 10 mm, supaya kokoh untuk menahan daun pintu., dan agar
kedudukan kusen pintu stabil dan tidan bergeser maka pada punggung tiang dibuat
alur kapur yang nantinya dalam pemasangan kusen pada dinding tembok diberi
adukan spesi pasir dan semen, sehingga menjadi kokoh.

c. Kaki tiang: juga dinamakan duk, dibuat dari campuran kedap air, 1 PC : 2 pasir ,
fungsinya untuk melindungi tiangbagian bawah dari air atau lembab, agar tidak
cepat lapuk. Duk dari pintu agar terlindung dari pengaruh air, tingginya dibuat 10-
12 cm. Sedang pintu yang sering terkena air, duknya dibuat tinggi 15 cm.

d. Pada tiang dan ambang kusen pintu dibuat suatu lekukan yang disebut sponeng,
yang gunanya untuk menempatkan engsel dan sekaligus sebagai tumpuan daun
pintu agar tidak lepas. Dalamnya sponeng adalah 1 - 1,5 cm, sedang lebar sponeng
adalah 3 - 4 cm, sangat tergantung dengan ketebalan daun pintu.

Modul 5. Praktek Kayu


87

e. Sambungan kusen pintu menggunakan sambungan pen dan lubang. Sambungan


pen dibuat pada bagian ujung atas tiang dengan ukuran 1/3 lebar tiang, sedang
untuk lubang dibuat pada bagian ambang atas kusen, besarnya lubang juga 1/3
lebar kusennya. Dengan demikian maka tiang akan kuat menahan ambang atas
yang juga mendapat beban dari pasangan batu bata di atasnya.

3. Ukuran Lubang Pintu

Ukuran lubang pintu biasanya dibuat disesuaikan dengan kebutuhan ruangannya atau
jenis dari bangunan. Beberapa ukuran pintu dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.1. Ukuran Pintu pada Jenis Bangunan

No Jenis Bangunan Ukuran Pintu Jumlah Daun


1. Rumah Tinggal 80 cm x 200 cm 1 daun
2. Bangunan umum sekolah 90 cm x 200 cm 1 daun
3. Toko, bioskop, dll 120 cm x 200 cm 2 daun
4. Pintu utama pada 160 cm x 200 cm 2 daun
bangunan umum
5. Pintu kamar mandi 70 cm x 200 cm 1 daun

Modul 5. Praktek Kayu


88

B. Lembar Kerja

Gambar 5.1. Gambar Kerja

1. Alat:

Alat yang digunakan ada 2 kategori ialah alat tangan dan alat kerja mesin.

Alat tangan adalah:

a. Pahat ukuran lubang ukuran ¾ “


b. Pukul Besi
c. Palu Kayu

Modul 5. Praktek Kayu


89

d. Siku
e. Meteran 3 m
f. Gergaji potong
g. Clamp panjang

Alat Mesin kayu:

a. Ketam Perata (Hand Planner)


b. Ketam Penebal (Thecknesser)
c. Gergaji Potong (Radial Arm Saw)
d. Gergaji belah (Ripping Saw)
e. Mesin pahat lobang (Hallow Chisel Mortiser)
f. Mesin frish (Router)
g. Mesin gergaji pita (band saw)
h. Mesin purus (Tenoning macshine)

2. Bahan Kusen Pintu

a. Kayu kamper ukuran 6/12 x 400 cm: 2 batang


b. Lem kayu rakol: 0,2 kg
c. Paku dudur: 12 bh

3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

a. Pakailah pakaian kerja yang sesuai untuk bekerja di bengkel kayu.


b. Mesin yang akan digunakan pastikan telah siap untuk kerja.
c. Pakailah Masker hidung bila bengkel kerja kayu tidak menggunakan dust
collector, secara central.
d. Pakailah penutup telinga bagi yang sangat peka dengan suara.
e. Pakailah sepatu yang tertutup dan alas sepatu menggunakan karet bergerigi.
f. Gunakan pengaman yang ada pada mesin kayu dengan benar.
g. Laksanakan pengukuran kayu dengan cermat agar tidak terjadi kekeliruan.
h. Pastikan Anda dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, tidak sedang mengantuk,
lapar dan haus.

Modul 5. Praktek Kayu


90

4. Langkah Kerja:

a. Pekerjaan Persiapan Bahan

1) Alat yang digunakan ialah rol meter, pensil dan penyiku.


2) Ambil bahan kayu kamper 2 batang ukuran 6 /12 x 400 cm.
3) Menghitung panjang tiang kusen caranya adalah: tinggi tiang kusen = 200 cm
(tinggi tiang di bawah ambang sampai lantai) – 10 cm (tinggi duk di atas lantai
sampai ujung bawah tiang kusen) + 6 cm (sambungan pen dengan ambang atas
pintu) = 196 cm jumlah ada 2 batang
4) Menghitung panjang ambang atas pintu = 80 cm (lebar lubang pintu) + 2 x 6 cm (2
sambungan tiang dengan ambang kiri dan kanan) + 2 x 10 cm (kupingan yang
dijepit dalam dinding panjangnya 10 cm kiri dan kanan) = 112 cm.
5) Panjang tiang kusen = 196 cm x 2 = 392 cm, Panjang kayu misal = 400 cm, maka
sisa kayu = 400 cm - 392 cm = 8 cm.
6) Ukur kayu seperti di bawah dengan menyisakan di kedua ujung yang biasanya
kurang baik diukur dan digaris siku dengan batang kayu.

b. Pemotongan Bahan

1) Siapkan mesin gergaji potong berlengan (Radial Arm Saw)


2) Posisi ujung gigi daun gergaji berada - 3 mm dari permukaan meja gergaji.
3) Daun gergaji berada tegak lurus terhadap balok penghantar
4) Letakkan balok kayu bahan tiang kosen di atas meja gergaji dan rapatkan dengan
balok penghantar,
5) Dua orang bekerja sama dalam pemotongan kayu, orang ke 1 bertugas
mengoperasikan mesin berada di tengah meja gergaji potong, dan orang ke 2
berada di sisi kanan meja , bertugas membantu orang ke 1 untuk menempatkan
balok pada posisi yang tepat, memegangi balok kayu saat pemotongan
berlangsung agar stabil dan tidak jatuh.
6) Tempatkan garis potong bagian tengah balok kayu bahan kusen pada posisi
dibawah daun gergaji, dengan cara menggeser kayu ke arah kiri atau kanan dengan
bantuan orang ke dua.
7) Pegang balok kayu sebelah kiri daun gergaji dengan tangan kiri orang ke 1 secara
kuat ditekan kearah balok penghantar dan ujung sebelah kanan kayu dipengang

Modul 5. Praktek Kayu


91

oleh orang ke dua untuk membantu agar tidak bergeser atau jatuh setelah
pemotong berlangsung, Tangan kanan orang ke 1 memegang handle mesin gergaji
sekaligus menghidupkan mesin dan menarik pelan hingga memotong kayu dengan
sempurna.
8) Pemotongan diteruskan pada masing-masing ujung kayu dengan cara yang sama,
akan tetapi orang kedua hanya membantu untuk menempatkan posisi kayu pada
mesin gergaji potong. Posisi gigi daun gergaji bundar berada pada posisi
menyinggung garis luar pada kayu yang akan dibuang/tidak dipakai. Sehingga
setelah digergaji tidak mengurangi panjang balok yang telah ditentukan
ukurannya.
9) Lakukan juga sesuai langkah 6 dan 7 di atas untuk pemotongan balok ambang.

c. Pengetaman Bahan Muka 1 dan 2 Siku

1). Siapkan mesin ketam perata, pastikan pengamannya siap, penghantar ketam
dalam keadaan 90 derajat terhadap meja ketam, tebal pengetaman sekitar 0,5 - 1
mm.

2). Hidupkan mesin pada posisi pertama dan dilanjutkan pada posisi kedua setelah
suaranya stabil.

3). Pilih muka I pada balok kayu yamg mempunyai lebar kayu = 12 cm yang
mempunyai keadaan cekung dan tempatkan pada posisi di bawah atau melekat di
atas meja ketam bagian depan.dan ditekan ke bawah dan kedepan sehingga
bergerak melewati pisau ketam yang sedang berputar tinggi dengan kecepatan
dorong + 10 detik/m. karena pisau ketam tersebut menonjol 0,5 mm -1 mm maka
kayu yang lewat di atasnya terkikis setebal pisau yang menonjol tersebut yang
berarti terjadi pengetaman. Bila proses pengetaman belum merata maka pekerjaan
diulangi sampai mendapatkan kerataan pada muka kayu tersebut.

4). Pengetaman muka ke II arah tebal kayu, dengan menempelkan kayu muka I (yang
telah diketam) pada penghantar secara rapat dan muka II berada di permukaan
meja mesin ketam dan ditekan ke tiga arah, kearah penghantar, ke bawah dan
didorong ke depan sehingga bergerak dengan kecepatan + 10 detik/m sampai
tuntas. Untuk menjaga keselamatan kerja pakailah alat strika pendorong saat

Modul 5. Praktek Kayu


92

pengetaman hampir habis. Pekerjaan ini diulang mana kala belum diperoleh hasil
ketaman yang merata dan halus.

d. Mengetam Muka III dan IV

Alat mesin yang digunakan adalah mesin ketam penebal.Hasil yang hendak diperoleh
dengan mesin ini adalah menghasilkan ketaman kayu yang mempunyai ukuran yang
sama antara ujung kayu sampai ujung lainnya. Misalnya ketebalan kayu diharapkan
mempunyai ketebalan 5,5 cm (55 mm) maka seluruh bagian ketebalan kayu dari
ujung ke ujung adalah sama. Begitu juga untuk lebar kayu juga mempunyai dimensi
yang sama misalnya 11,5 cm (115 mm).

Untuk mendapatkan ukuran ini salah satunya adalah dengan menggunakan mesin
ketam penebal. Ukuran jadi yang akan kita peroleh adalah tebal kayu 55 mm, lebar
115 mm.

Gambar 5.2. Mesin Ketam Penebal

Keterangan:
A = Kedudukan pisau ketam jumlahnya 3 atau 4 pisau
B = Posisi balok kayu yang diketam
C = Meja ketam yang dapat digerakkan turun naik
D = Sakelar ON - OF
E = Penggerak meja ketam

Modul 5. Praktek Kayu


93

e. Langkah Kerja Mengetam Muka IV

1) Ukur kayu yang akan diketam dan pastikan ukuran kayu yang paling tebal,
umpama yang paling tebal adalah 5,8 cm.
2) Atur jarak antara muka atas meja ketam (C) berjarak 5.8 cm.
3) Semua kayu disiapkan secara rapi disebelah kiri mesin ketam dengan posisi
menghadap keatas bagian yang akan diketam.
4) Hidupkan mesin ketam pada posisi 1 sampai suara stabil baru dimasukkan pada
posisi 2 putaran tinggi setelah suara stabil maka balok kayu dimasukkan kedalam
mesin ketam dengan posisi muka III berada di atas, balok kayu dengan posisi
horizontal (datar) oleh orang ke 1 didepan ketam secara pelan dan sedikit didorong
masuk sampai kayu ditarik oleh mesin dan berjalan secara otomatis, dan orang ke
2 harus berada di ujung mesin ketan atau berseberangan dengan orang ke 1,
menerima balok kayu yang bergerak kearahnya, diterima dengan kedua tangannya
tanpa menarik kayu dan dalam posisi horintal, dan setelah lepas dari ketam
diletakkan pada posisi muka IV tetap diatas disebelah kiri mesin ketam.
5) Teruskan pada balok kayu lainnya dengan cara yang sama dengan kegiatan no. 4.
6) Bila ketebalan kayu ditargetkan mencapai 5,5 cm maka pengetaman dilanjutkan
dengan memutar roda penggerak meja ketam sebesar ¼ putaran (45 derajat)
putaran searah jarum jam.
7) Lakukan pengetaman arah tebal kayu sesuai langkah 4, dan diulang-ulang hingga
mencapai ketebalan 5,5 cm.

f. Pengetaman Muka III

1. Ukur lebar balok maximum, hasil pengukuran misalnya 11,8 cm. Maka aturlah
meja ketam terhadap pisau ketam menjadi 11,8 cm, dengan menggerakkan roda E
dengan memutar kearah berlawanan arah putaran jarum jam, hingga mencapai
jarak 11,8 cm (lihat posisi jarum penunjuk pada skala yang tersedia pada mesin
ketam).
2. Lakukan pengetaman dan hidupkan mesin ketam pada posisi 1 sampai suara stabil
baru dimasukkan pada posisi 2 putaran tinggi setelah suara stabil maka balok
kayu dimasukkan kedalam mesin ketam dengan posisi muka III berada di atas,
balok kayu dengan posisi horizontal (datar) oleh orang ke 1 di depan ketam secara

Modul 5. Praktek Kayu


94

pelan dan sedikit didorong masuk sampai kayu ditarik oleh mesin dan berjalan
secara otomatis, dan orang ke 2 harus berada di ujung mesin ketan atau
berseberangan dengan orang ke 1, menerima balok kayu yang bergerak kearahnya,
diterima dengan kedua tangannya tanpa menarik kayu dan dalam posisi horintal,
dan setelah lepas dari ketam diletakkan pada posisi muka III tetap di atas disebelah
kiri mesin ketam.
3. Meja ketam dinaikkan ¼ putaran searah jarum jam, kayu dimasukkan lagi dengan
posisi yang sama dengan langkah 2, hingga semua kayu selesai. Dan ulangi lagi
sampai mencapai hasil 11,5 cm.

g. Melukis Sambungan

1. Satukan tiang kusen dan tentukan bagian atas dan bawah, ratakan bagian bawah
kusen dan di clem supaya tidah bergeser.
2. Buat tanda paring pada bagian muka dari tiang kusen tersebut seperti di bawah
(gambar 3)

Gambar 5.3. Pemberian Tanda Paring

3. Melukis sambungan purus pada balok tiang.


 Kedua tiang dalam posisi disatukan dan diperkuat dengan klem.
 Ukur tiang dari bawah sepanjang 190 cm dengan menggunakan roll meter buat
garis potong pada posisi 190 cm tegak lurus dengan sisi kayu dengan
menggunakan alat penyiku sebagai landasan menggaris dan pensil untuk
menggores hingga menggaris kedua permukaan kayu sekaligus.
 Selanjutnya lukis bentuk sambungan seperti tergambar di bawah (gambar 5.4.).
Untuk membuat garis verstek gunakan penyiku 450, sedang membuat pen

Modul 5. Praktek Kayu


95

gunakan alat perusut yang distel 1/3 x 11,5 cm (lebar balok) = 3,8 cm distel dan
dimatikan. Selanjutnya digoreskan pada ujung balok kiri dan kanan. Bagian-
bagian yang akan dibuang diarsir dengan pensil supaya mudah diingat.

Gambar 5.4. Lukisan Purus pada Balok Tiang.

4. Lukisan sambungan lubang pada balok ambang.

 Menentukan tempat ukuran sambungan lubang purus pada balok ambang


sebagai berikut,
 Ukur 10 cm dari ujung balok, buat garis potong pada balok kayu tegak lurus
terhadap sisi kayu melingkar dengan bantuan garis penyiku 90 derajat, dari
pensil.
 Pembuatan garis sejenis dengan jarak 5,5 cm dari garis pertama, buat garis
sejenis lagi berjarak 1 cm dari garis ke 2 kearah ujung pendek kayu keliling
kayu.
 Buat garis lubang purus dengan ukuran 1/3 dari lebar kayu berada pada center
kayu. memotong dua garis dari luar dengan menggunakan alat perusut, dan buat
garis kedalaman sambungan verstek 1 cm.
 Dari sisi dalam sambungan tersebut dibuat sambungan verstek, agar sambungan
menjadi rapi dan kuat.

Modul 5. Praktek Kayu


96

Gambar 5.5. Lukisan Sambungan Lubang pada Balok Ambang.

5. Lukisan Sponeng Kusen Pintu

Pada bagian muka kusen pintu (yang ada tanda paring) dilukis sponeng
dengan ukuran 1 x 3 cm , 1cm pada bagian tebal pintu bagian dalam sedang 3 cm
pada bagian lebar kusen. Caranya adalah dengan menggunakan alat perusut yang
distel 1 cm jarak penggores terhadap kayu pembatas. Setelah siap maka goreskan
pada permukaan yang telah ditetapkan dengan menggunkan tangan kanan perusut
ditempelkan pada bidang Kayu serta pembatas jarak perusut ditempelkan pada
permukaan kayu, dan didorong kearah muka sampai tuntas.

Untuk pembuatan seponeng berikutnya dengan jarak 3 cm, mengubah


jarak penggores dengan pembatas, maka langsung dapat diaplikasikan dengan
mudah. Lihat gambar detail

6. Melukis Alur Kapur

Melukis alur kapur dengan menggunakan alat perusut, atur perusut jarak
penggores dengan kayu penghantar = 1/3 x 11,5 cm, goreskan pada punggung
kusen dimulai dari ujung bawah setelah 15 cm menuju ujung atas dan berakhir 15
cm sebelum sambungan ambang atas. Dibuat kiri kanan sejajar lihat gambar 5.6

Modul 5. Praktek Kayu


97

Gambar 5.6. Lukisan Alur Kapur.

h. Membuat Lubang Pen pada Ambang Pintu

1) Siapkan mesin pahat persegi dengan pahat ¾”.


2) Meja mesin pahat diberi alas papan kayu tebal 3 cm untuk menjaga agar pahat
tidak menembus meja besi keras.
3) Stel kedalaman pahat maksimum 5,8 cm dari permukaan kusen, agar pahat dapat
menembus balok kusen dengan sempurna, kunci stop blocknya agar ke dalam
tetap.
4) Tempatkan balok kayu di meja mesin pahat, dan atur garis lukisan pada kayu
berada tepat ditengah mesin pahat lalu dipres secara kuat sehingga kedudukan
menjadi kokoh.
5) Stel posisi pahat pada sudut garis lubang dengan menggeser horizontal kiri kanan
dan muka belakang. Setelah tepat posisi pahat maka hidupkan mesin pahat
dengan menekan tombol ON (warna hijau),
6) Setelah suara stabil maka gerakkan pahat dengan menggunakan tongkat
pengungkit dengan tekanan cukup maka akan terjadilah pemahatan dengan baik,
pahat digeser kearah kanan (bila dimulai dari kiri) dengan cara yang sama hingga
mencapai sudut lubang.
7) Arah pemahatan diubah dengan mengikuti garis lubang, dengan merubah gerakan
ke samping menjadi gerakan ke arah depan, begitu seterusnya hingga pahat
bertemu kembali pada saat start.
8) Pahat dinaikkan tombol OF ditekan dan pahat berhenti berputar. Kembalikan
kedudukan pahat dan dikunci lagi.

Modul 5. Praktek Kayu


98

9) Kayu dilepas dari meja mesin dan dilanjutkan pada lubang kedua dengan cara
yang sama.

Gambar 5.7. Pembuatan Lubang dengan Mesin Pahat Persegi.

Keterangan Gambar :
= arah pemahatan
= arah pengepresan benda kerja supaya stabil

i. Pembuatan Purus pada Tiang Kusen

1) Siapkan mesin gergaji potong berlengan.


2) Letakan tiang kusen di atas meja mesin gergaji dan atur bagian yang akan dibuat
puru berada dibawah daun gergaji.
3) Tepatkan gigi gergaji menyinggung pada garis kedua dari arah tiang panjang.
4) Atur ketinggian gigi daun gergaji mencapai 82 mm dari permukaan meja gergaji.
5) Lakukan pemotongan dengan mesin gergaji dengan baik dan dapat diulangi pada
baian purusnya untuk mempermudah perapian.
6) Lakukan seperti di atas pada sisi satunya lagi hingga selesai.
7) Matikan mesin dan lepas benda kerja dan dilanjutkan pada langkah perapian dan
pembuatan verstek seperti di bawah ini.

Modul 5. Praktek Kayu


99

Gambar 5.8. Cara Pembuatan Verstek 45 0

8) Posisi tiang ambang diletakkan di atas meja seperti pada gambar.


9) Posisi pahat bevel berada di atas dengan arah pemahatan 45 derajat terhadap
permukaan kayu.
10) Untuk mendapatkan hasil yang baik cukup dipukul 2-3 x dan posisi sudut harus
stabil, hasil akan sesuai dengan gambar verstek.
11) Ulangi pada bagian yang lain sehingga dapat selesai dengan baik.
12) Lakukan juga pada balok ambang untuk pembuatan verstek yang sama.

j. Pembuatan Sponeng, Alur Kapur dan Profil

1) Siapkan mesin fries dengan pisau sponeng yang memiliki lebar pisau 30 - 40 mm.
2) Atur pisau yang berada di permukaan meja mesin fries = 30 mm.
3) Kontrol arah putaran mesin (ke arah tajamnya pisau)
4) Adakan uji coba dengan benda uji untuk mengecek apakah kedalaman dan lebar
seponeng telah sesuai (1 x 3,5 cm).
5) Bila belum sesuai diadakan perbaikan posisi dan bila telah sesuai dapat dilakukan
pelaksanaan sponeng. Sesuai dengan bagian yang di lukis, penekanan ke arah
pisau/pengahantar dapat dilakukan dengan menekan dengan tangan sambil
didorong ke arah kedepan, atau dengan ditekan dengan pegas yang tersedia, dan
didorong dengan tangan .

Modul 5. Praktek Kayu


100

6) Lakukan untuk semua sesuai langkah di atas.


7) Buat alur kapur dengan mesin fries dengan mengganti pisau dengan pisau bentuk
segi tiga.
8) Atur pisau dengan posisi berada di tengah balok atau 5,75 cm di atas meja mesin.
9) Lakukan pembuatan alur menggunakan dorongan tangan dimulai pada 15 cm dari
ujung dan berhenti pada 15 cm juga dari ujung. Buat garis tegas pada ukuran
tersebut (15 cm) dari tepi.
10) Pembuatan profil pada tiang dan ambang rangka kusen dengan mengganti pisau
alur kapur dengan pisau profil pada mesin frish, atur posisi pisau dengan ukuran
pisau profil sedang, dengan ketinggian pisau 3 mm di atas meja dan 3 mm dari
permukaan penghantar, pastikan posisi tersebut dengan mengadakan uji coba
dengan balok uji atau yang tidak dipakai sebagai kusen, bila telah tepat maka
pembuatan profil dapat dilakukan sesuai dengan cara pembuatan sponeng.

k. Pembuatan Kupingan

1) Siapkan mesin gergaji pita, dengan menggunakan daun gergaji pita ukuran 1 “.
2) Hidupkan mesin, dan potong dengan gergaji pita pada arah tegak lurus batang
ambang sedalam 1 cm , lakukan bagian kiri dan kanan sama.
3) Potong bagian yang akan di buang sesuai dengan lukisan, lakukan dengan hati hati
sehingga bagian yang dibuang dapat lepas. Lakukan semua bagian sama.
4) Pada bagian yang telah digergaji diberi takikan segi tiga arah diagonal dengan
menggunakan pahat sedalam 5 mm, lebar max 1 cm.

l. Merangkai Kusen

1) Semua bagian akan disambung dicoba apakah hasil pembuatan lubang dan purus
sudah cocok dan hasil siku. Yang masih seret, kurang rapi diperbaiki hingga dapat
masuk dengan mudah dan presisi.
2) Lanjutkan perangkaian dengan memberi lem putih (rakol atau lainnya) untuk
perkuatan supaya kokoh.
3) Pasang balok ambang pada tiang kusen hingga rapat dapat dibantu dengan clem
panjang.
4) Periksa kesikuan semua sudut dengan mengukur panjang diagonal kusen, bila
telah sama maka dapat disimpulkan kusen telah siku , bila masih ada selisih maka

Modul 5. Praktek Kayu


101

bagian yang lebih panjang dipukul supaya terjadi perubahan sudut, diukur kembali
hingga mempunyai sudut diagonal sama.
5) Kaki tiang di kunci dengan papan reng dan diukur lebarnya harus sama dengan
bagian atas (80 cm) dan dipaku. Supaya tidak berubah.
6) Pada bagian sambungan dipaku dengan menggunakan paku dudur (panjang 12,5
cm), pada bagian sebelah purus mengarah tiang masing-masing 1 buah.
7) Pasang pengunci kusen dengan kayu reng ¾ cm. Pada masing-masing sudut
sehingga membentuk segi tiga dan dipaku dengan kokoh, maka kesikuan kusen
terjaga.
8) Bersihkan semua lem yang menempel pada sambungan dengan menggunakan kain
basah.
9) Merapikan hasil merangkai kusen permukaan sambungan bila tidak rata maka
harus diratakan, dengan menggunakan ketam tangan, bagian bagian yang kurang
halus dihaluskan dengan menggunakan amplas no 1 sehingga kelihatan rapi dan
menarik.

C. Penutup

Tes

1. Apakah yang dimaksud dengan kusen pintu?


2. Apa manfaat pada kusen pintu dipasang duk (pasangan beton)?
3. Sebutkan ukuran-ukuran kusen pintu menurut jenis pemakaiannya?
4. Sebutkan langkah kerja pembuatan kusen pintu secara garis besar?
5. Bagaimana cara mengontrol sebuah kusen benar benar siku
6. Sebutkan langkah kerja dalam mengetam sebuah balok kusen siku keempat sisinya?
7. Jelaskan langka awal melukis sambungan agar tidak terjadi perbedaan ukuran atau
kekeliruan ukuran?

Kunci

1. Kusen pintu adalah rangka lubang pintu yang pada umumnya dibuat dari kayu dan
aluminium yang digunakan untuk memasang daun pintu.
2. Manfaat duk adalah untuk menghindari rembes atau genangan air yang sangat mudah
membuat lapuk kayu.

Modul 5. Praktek Kayu


102

3. Ukuran kusen-kusen pintu menurut jenis pengunaannya adalah:


No Jenis Bangunan Ukuran Pintu Jumlah Daun
1. Rumah Tinggal 80 cm x 200 cm 1 daun
2. Bangunan umum sekolah 90 cm x 200 cm 1 daun
3. Toko, bioskop, dll 120 cm x 200 cm 2 daun
4. Pintu utama pada 160 cm x 200 cm 2 daun
bangunan umum
5. Pintu kamar mandi 70 cm x 200 cm 1 daun

4. Langkah kerja pembuatan kusen pintu secara garis besar sebagai berikut:
 Menyiapkan bahan sesuai dengan ukuran.
 Menyiapkan peralatan mesin dan peralatan kerja tangan sesuai yang dibutuhkan
 Mengetam balok kusen dan ambang 4 muka dalam keadaan siku keempat sisi
dengan menggunakan mesin ketam perata dan mesin ketam penebal dengan hasil
halus siku rata, ukuran maximal 5,5 cm x 11,5 cm.
 Melukis sambungan sambungan tiang dan ambang kusen pintu, sponeng dan alur
kapur.
 Membuat lubang pada ambang balok ambang dengan menggunakan mesin pahat
lubang persegi
 Membuat purus pada sambungan tiang kayu dengan menggunakan mesin mesin
gergaji potong berlengan
 Membuat takik pada sambungan lubang dengan menggunakan mesin gergaji
potong berlengan dan dilanjutkan pembuatan verstek dengan menggunakan pahat
tangan pada balok ambang dan balok tiang.
 Mengepaskan hasil sambungan sekaligus pembenahan yang kurang.
 Membuat sponeng tiang dan balok ambang dengan ukuran 1 x 3 cm dengan
menggunakan mesin fries.
 Membuat alur kapur pada tiang kusen dengan menggunakan mesin fries.
 Membuat profil pada bagian kusen pintu yang tidak di buat sponeng.
 Merangkai hasil sambungan dengan diperkuat dengan lem putih dan paku, dan
dirapikan

5. Langkah kerja mengetam balok siku keempat sisinya sebagai berikut:

 Ketam muka 1 dengan menggunakan mesin ketam perata, hingga lurus rata, dan
halus.

Modul 5. Praktek Kayu


103

 Ketam muka 2 dengan menggunakan mesin ketam perata yang hasilnya lurus, rata,
halus, dan siku terhadap muka 1.
 Ketam muka 3 dengan menggunakan ketam penebal yang hasilnya rata lurus, siku
terhadap muka 1 dengan ukuran akhir 11,5 cm.
 Ketam muka 4 dengan ketam penebal dengan ketam penebal yang hasilnya lurus
rata dan halus dengan hasil akhir 5,5 cm.
6. Dalam mengontrol kesikuan caranya adalah dengan mengukur kedua diagonal kosen
tersebut, bila ukurannya sama maka kusen tersebut pasti siku.
7. Langkah awal dalam melukis sambungan yang dilakukan adalah:
 Menyatukan tiang rangka kusen, ratakan kedua batang tersebut pada salah satu
ujung rangka sebagai titik awal pengukuran, dibantu dengan klem untuk menjaga
supaya tidak bergeser kedudukan, membuat tanda paring, mengukur kedudukan
utama sambungan dengan menggaris dua batang sekaligus dengan bantuan alat
penyiku.
 Melakukan cara yang sama untuk balok ambang
 Baru melanjutkan lukisan detail secara terpisah

Daftar Pustaka

1. Benny Puspantoro, IGN, (1995). Konstruksi Bangunan Gedung Sambungan kayu


pintu dan jendela. Andi Ofset Yogyakarta.

2. Imam Muchoyar, (1992). Mesin Kayu dan Penggunaanya. dektat kuliah. FKT IKIP
Yogyakarta.

Senarai

1. Kusen pintu: rangka lubang pintu untuk menggantungkan daun pintu


2. Sponeng pintu: lekukan pada bagian kusen pintu guna menempatkan engsel daun
pintu sehingga dapat untuk menggantungkan daun pintu
3. Duk: pasangan beton kedap air dengan komposisi campuran 1 : 2 (Portland semen :
Pasir), yang berguna untuk mengisolasi rembesan air kekusen, sehingga tidak mudah
lapuk.

Modul 5. Praktek Kayu


104

4. Alur kapur: adalah lekukan yang dibuat dipunggung tiang kusen, memanjang lebar
permukaan 1/3 lebar kusen dengan kedalaman maximum 1 cm, yang berguna untuk
memperkokoh kedudukan kusen, karena pada lekukan tersebut diisi spesi pasir
semen.
5. Ambang Kusen: balok rangka kusen yang melintang di atas kusen berukuran sama
dengan lebar daun pintu, yang berfungsi untuk menahan dinding di atasnya.
6. Angkur: besi berukuran diameter 12 mm panjang 150 mm, yang dipasang pada
bagian belakang tiang sebanyak 2-3 buah, dan juga dipasang pada bagian ujung
bawah tiang kusen dipasang dengan pasangan beton sehingga kedudukan kusen akan
kuat dan stabil.

Modul 5. Praktek Kayu


105

MODUL 6
MEMBUAT KONSTRUKSI BANGUNAN KAYU

A. Pendahuluan

Agar dapat mengerjakan isi modul ini dengan mudah, maka para Mahasiswa harus
telah mempelajari dan mempraktekan membuat macam-macam sambungan kayu,
memnggunakan dan merawat mesin kerja kayu, membuat kosen pintu dan jendela kayu,
membuat daun pintu dan jendela, serta memasang daun pintu dan jendela.

Untuk setiap kegiatan belajar dalam modul Membuat Konstruksi Bangunan Kayu
ini diuraikan tentang Lembar Informasi, Alat-alat, Bahan, Kesehatan dan Keselamatan
kerja, Langkah Kerja, Lembar Latihan yang harus dikerjakan oleh semua Mahasiswa,
dan Lembar Penilaian. Hal-hal yang sangat perlu diperhatikan dalam mempraktekan isi
modul ini adalah ikuti setiap langkah kerja yang telah diuraikan agar tidak terjadi
kesalahan dalam melakukan setiap kegiatan yang menjadi tujuan perantara dalam
muwujudkan Konstruksi Bangunan Kayu yang diharapkan.

Kompetensi yang diharapkan dicapai setelah mahasiswa mempelajari modul ini


adalah: Mahasiswa dapat melaksanakan pekerjaan pembuatan Konstruksi Bangunan
Kayu dengan hasil yang baik dan konstruksi yang benar.

a. Mahasiswa dapat melaksanakan pekerjaan pembuatan sambungan konstruksi kuda-


kuda kayu dengan benar.
b. Mahasiswa dapat melaksanakan pekerjaan pembuatan sambungan tiang kayu dengan
balok tarik kuda-kuda dengan benar.
c. Mahasiswa dapat membuat konstruksi sambungan antara tiang kayu dengan balok
induk gelagar lantai kayu dengan benar.
d. Mahasiswa dapat membuat konstruksi pemasangan jurai luar dengan benar.
e. Mahasiswa dapat membuat konstruksi sambungan gording dengan jurai luar dengan
benar.
f. Mahasiswa dapat memasang konstruksi penutup atap dengan benar.

Modul 6. Praktek Kayu


106

B. Penyajian

B.1. Membuat Konstruksi Kuda-Kuda Kayu

A. Lembar Informasi

Bahan untuk kuda-kuda kayu ini harus dipilih dari kayu yang baik dan ukurannya
mencukupi dengan ukuran yang dibutuhkan. Untuk kuda-kuda dengan bentang lebih
dari 4 meter, pertama-tama yang harus dikerjakan adalah menyambung balok tarik
dengan diperkuat dengan balok pengunci. Namun untuk kuda-kuda dengan bentang
kurang dari 4 meter, maka balok tariknya tidak perlu disambung tetapi tetap harus
memilih panjang kayu yang mencukupi. Sesudah itu dilanjutkan dengan mengukur
dimana akan ditempatkan kaki kuda-kuda dan tiang penggantungnya.

Tiang penggantung dengan balok tarik disambung terlebih dahulu dan harus
dipasang benar-benar siku atau tegak lurus terhadap balok tarik. Untuk dapat
menentukan siku dan tidaknya tiang penggantung dengan balok tarik dapat
menggunakan siku rangka atau dengan system perbandingan 3:4:5. Pekerjaan
berikutnya yaitu membuat sambungan kaki kuda-kuda dengan balok tarik yang
membentuk sudut tertentu (sesuai dengan kemiringan atap yang dikehendaki) misalnya
30 derajat dan sambungan antara kaki kuda-kuda dengan tiang penggantung. Untuk
membuat kuda-kuda lebih dari satu buah, maka selesaikanlah satu kuda-kuda lebih
dahulu, kemudian dijadikan master (maal) untuk membuat kuda-kuda yang lainnya.

B. Lembar Kerja

1. Alat Kerja

a. Siku biasa.
b. Siku rangka.
c. Siku yang dapat distel.
d. Pensil.
e. Perusut.
f. Gergaji potong,
g. Gergaji belah.
h. Gergaji punggung.
i. Pahat tusuk.

Modul 6. Praktek Kayu


107

j. Palu kayu.
k. Martil.
l. Sipatan lurus.

2. Bahan Kerja

Kayu kamper ukuran 8/12 - 400 cm = 6 batang.

3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3)

a. Gunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.


b. Gunakan bahan-bahan kayu yang tidak cacat atau tidak melengkung dan baling.
c. Konsentrasilah pada saat bekerja.
d. Pada saat melubang gunakanlah pahat lubang dan palu kayu sebagai pemukulnya.
e. Setiap mengangkat balok kayu jangan ragu-ragu agar tidak meleset.

4. Langkah Kerja

a. Buatlah daftar kebutuhan bahan yang lengkap.


b. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan.
c. Pilih kayu yang paling lurus untuk keperluan balok tarik (panjang bentang 3 meter
diukur dari as tiang penyangga).
d. Buat lubang tepat ditengah-tengah panjang balok tarik dengan ukuran lebar 1/3
tebal kayu, panjang lubang = lebar tiang penggantung, dan dalamnya ½ tinggi
balok tariknya.
e. Lukis tiang penggantung untuk pembuatan pen (purus) dan buat pen tersebut
sesuai lukisan yang ada.
f. Stel sambungan tiang penggantung dengan balok tarik, control kesikuannya
dengan menggunakan siku rangka, pada pen sambungan diganjal 2 cm untuk
toleransi.
g. Beri perkuatan sementara dengan cara diberi kayu diagonal dan dipaku
sambungan antara balok tarik dengan tiang penggantung tersebut.
h. Ukur titik as rencana tiang penyangga sejarak 3 meter.
i. Dari titik tersebut buatlah sudut 30 derajat yang memotong tiang penggantung.
j. Tumpangkan bahan kayu kaki kuda-kuda di atas balok tarik dan tiang
penggantung mengikuti arah sudut 30 derajat, kemudian lukisan bentuk

Modul 6. Praktek Kayu


108

sambungan lubang dan pen pada ketiga balok tersebut (balok tarik, tiang
penggantung dan kaki kuda-kuda).
k. Lukis takikan (dada) sambungan sesuai gambar kerja sedalam 2 cm dan dalamnya
lubang sesuai kemiringan kaki kuda-kuda yang sudah dilukis sebelumnya.
l. Kerjakan pembuatan lubang pada balok tarik dan tiang penggantung dengan tebal
1/3 tebal kayu, dan pen pada kaki kudakudanya.
m.Tumpangkan kembali kaki kuda-kuda pada balok tarik dan tiang penggantung
untuk menentukan dada (gigi) sambungan, dan buatlah semua dada sambungan
tersebut sebaik-baiknya.
n. Cobalah semua sambungan pada kuda-kuda tersebut, benahi dengan hati-hati bila
terdapat kekurangan.
o. Setelah sambungan antara balok tarik, tiang penggantung, dan kaki kuda-kuda
seslesai dikerjakan, stel semua komponen kuda-kuda tersebut dengan cermat agar
tidak baling konstruksinya.
p. Dengan cara yang sama seperti membuat kuda-kuda penuh tersebut di atas,
selanjutnya buatlah 2 buah setengah kuda-kuda yang lainnya.
q. Berilah tanda (kode) yang dapat berupa nomor pada setiap sambungannya.
r. Lepas semua sambungan lubang dan pen pada kuda-kuda.
s. Pada semua bagian lubang dibor satu-persatu dengan ukuran diameter 12 mm.
t. Setelah kembali semua sambungan kuda-kuda tersebut, berilah tanda pada purus-
purusnya dengan menggunakan pensil.
u. Bor semua purus sambungan berukuran 12 mm dengan posisi agak dimajukan
sedikit.
v. Stel kembali rangkaian kuda-kuda tersebut, semua lubang pengeboran dipasak
dengan menggunakan bambu agar konstruksi sambungan menjadi mati (tidak
berubah).
w. Periksakan hasil pekerjaan saudara kepada instruktur/guru praktek.

B.2. Membuat Konstruksi Tiang dan Balok Induk Lantai

A. Lembar Informasi

Tiang kayu dalam Konstruksi Bangunan Kayu berfungsi sebagai pendukung


beban gaya-gaya yang bekerja pada kuda-kuda yang berada di atasnya. Oleh karena itu

Modul 6. Praktek Kayu


109

penempatan tiang kayu ini harus tepat dan mempunyai ukuran yang sesuai dengan gaya-
gaya yang bekerja padanya. Hubungan antara tiang kayu dengan balok tarik kuda-kuda
dapat dilakukan dengan bentuk sambungan lubang dan pen yang diperkuat dengan
nagel. Agar kedudukan tiang pada kuat dan tahan lama, maka pada bagian bawahnya
perlu dipasang pondasi atau berdiri di atas campuran beton.

Konstruksi Bangunan kayu dengan lantai berbentuk panggung di atas tanah,


maka tiang kayu merupakan komponen yang sangat penting peranannya karena akan
berfungsi ganda. Fungsi pertama sebagaimana yang telah dijelaskan di atas yaitu
sebagai pendukung rangka atap yang berada di atasnya, dan yang kedua adalah sebagai
penahan balok-balok induk yang merupakan kekuatan utama dalam konstruksi lantai
kayu.

Hubungan antara balok induk dengan tiang kayu ini sama seperti bentuk
sambungan yang lain yaitu dengan konstruksi lubang dan pen.

B. Lembar Kerja

1. Alat Kerja

a. Siku biasa.
b. Siku rangka.
c. Siku yang dapat distel.
d. Pensil.
e. Perusut.
f. Gergaji potong,
g. Gergaji belah.
h. Pahat tusuk.
i. Palu kayu.
j. Martil.
k. Unting-unting.
l. Mesin ketam perata.
m. Mesin ketam penebal.
n. Mesin gergaji potong.

Modul 6. Praktek Kayu


110

2. Bahan Kerja

a. Kayu kamper berukuran 8/12 - 400 cm = 13 batang.


b. Kayu kamper berukuran 6/12 - 400 cm = 4 batang.

3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

a. Gunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.


b. Gunakan bahan-bahan kayu yang tidak cacat atau tidak melengkung dan baling.
c. Konsentrasilah pada saat bekerja.
d. Pada saat melubang gunakanlah pahat lubang dan palu kayu sebagai pemukulnya.
e. Setiap mengangkat balok kayu jangan ragu-ragu agar tidak meleset.

4. Langkah Kerja

a. Siapkan Alat dan bahan yang diperlukan.


b. Ketam semua balok kayu bidang I dan II pada mesin ketam perata hingga rata dan
lurus.
c. Ketam semua balok kayu bidang III dan IV-nya pada mesin ketam penebal hingga
rata, lurus dan siku-siku sudut-sudutnya.
d. Ambil 4 batang kayu berukuran 8/12 cm dan samakan panjangnya menjadi 390
cm hingga masing-masing rata kedua ujungnya dengan cara dipotong dengan
menggunakan mesin gergaji potong.
e. Masing-masing batang salah satu ujungnya buatlah sambungan lubang dan pen
dengan balok tarik kuda-kuda yang telah selesai pada Kegiatan Belajar I (jarak
tiang dengan tiang adalah 3,00)
f. Ambil 4 batang kayu berukuran 8/12 cm lainnya, dan potonglah panjangnya
sehingga menjadi 390 cm untuk penahan dinding dan penopang keempat jurai.
g. Ambil 4 batang kayu berukuran 6/12 cm, dan potonglah masing-masing
panjangnya sesuai dengan gambar kerja yang akan digunakan sebagai rangka
bagain atas dinding kayu.
h. Buat sambungan lubang dan pen kayu-kayu nomor (g) dan (f) di atas. Kayu nomor
(g) sebagai pen pada semua ujungnya sedangkan kayu nomor (f) sebagai
lubangnya.

Modul 6. Praktek Kayu


111

i. Semua persilangan kayu nomor (g) dengan tiang penyangga kuda-kuda (kayu
nomor (d) dibuat dengan bentuk sambungan takikan rata luar.
j. Ambil 5 batang kayu yang lain berukuran 8/12 cm dan siapkan untuk pembuatan
balok induk lantai panggung.
k. Potong panjang kelima batang kayu tersebut masing-masing sesuai dengan
kebutuhan (lihat gambar kerjanya).
l. Buat konstruksi sambungan semua balok induk lantai panggung dengan kedelapan
tiang kayu yang telah ada dengan bentuk sambungan lubang dan pen.
m.Cobalah dirangkai semua bentuk sambungan dari semua balok kayu yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
n. Benahi semua kekurangan dan kelemahan sambungan yang ada.
o. Periksakan hasil pekerjaan saudara pada instruktur/ guru praktek.

B.3. Membuat Konstruksi Rangka Penutup Atap

A. Lembar Informasi

Beban konstruksi rangka penutup atap dan penutup atapnya sendiri ditahan oleh
rangka atap (kuda-kuda). Konstruksi rangka penutup atap terdiri dari balok tembok
(blandar), gording, nok (bubungan), lisplank, papan riter, usuk (kasau), dan reng. Semua
komponen konstruksi rangka penutup atap ini selanjutnya yang bekerja secara bersama-
sama penahan beban penutup atap yang merupakan bagian teratas dari konstruksi
bangunan. Penutup atap dapat berupa genting pres, genting beton, asbes bergelombang,
seng bergelombang, sirap, atau lainnya.

Bubungan, gording dan blandar terdapat pada pembuatan tap yang berbentuk atap
lasenar, pelana, perisai, dan atap gergaji. Namun bubungan tidak terdapat pada jenis
atap kemah seperti yang akan dipraktekan pada modul ini. Pada atap kemah (tenda)
hanya akan terdapat blandar, gording, dan jurai. Untuk ukuran atap yang besar, maka
blandar, gording dan bubungan perlu dilakukan penyambungan agar panjangnya
mencukupi. Tempat penyambungannya yaitu terletak pada titik momennya sama dengan
0 (nol).

Kemiringan penutup atap ini sangat tergantung dari jenis bahan penutup atap yang
akan digunakan. Begitu juga sudut kemiringan rangka atapnya. Penutup atap dari bahan

Modul 6. Praktek Kayu


112

asbes dan seng pada umumnya mempunyai kemiringan yang jauh lebih landai bila
dibandingkan dengan bahan penutup atap dari bahan genting dan sirap.

B. Lembar Kerja

1. Alat Kerja

a. Siku biasa.
b. Siku rangka.
c. Siku yang dapat distel.
d. Pensil.
e. Perusut.
f. Gergaji potong.
g. Pahat tusuk.
h. Palu kayu.
i. Martil.

2. Bahan Kerja

a. Kayu kamper berukuran 8/12 - 400 cm = 4 batang (gording).


b. Kayu kamper berukuran 5/7 - 400 cm = secukupnya.

3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3)

a. Gunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.


b. Gunakan bahan-bahan kayu yang tidak cacat atau tidak melengkung dan baling.
c. Konsentrasilah pada saat bekerja.
d. Pada saat melubang atau membuat takikan gunakanlah pahat lubang dan palu kayu
sebagai pemukulnya.
e. Setiap mengangkat balok kayu jangan ragu-ragu agar tidak meleset.

4. Langkah Kerja

a. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan dekat di lokasi pekerjan.
b. Rangkailah kuda-kuda penuh dan dua buah setengah kuda-kuda dan dirikan di atas
tumpuan sementara, misalnya balok kayu dengan tinggi 1, 00 meter di atas tanah.
c. Buatlah bentuk sambungan jurai dengan tiang penggantung dengan bentuk
sambungan takikan/ mulut ikan.

Modul 6. Praktek Kayu


113

d. Selesaikan keempat sambungan jurai dengan tiang penggantung kuda-kuda.


e. Pasang blandar/gording yang menghubungkan masing-masing
a. jurai. Pertemuan gording dengan jurai dilakukan dengan cara memotong gording
tersebut secara berhati-hari agar pertemuannya dengan jurai dapat menempel
dengan merata.
f. Berilah kode-kode pada masing-masing sambungan agar tidak tertukar pada saat
akan dirangkai di atas bangunan sebenarnya .
g. Siapkan semua kayu usuk yang akan dipasang di atas rangka kuda-kuda dan
gording.
h. Potong salah satu ujung masing-masing bahan usuk dengan kemiringan sesuai
dengan miringnya jurai dan masing-masing usuk tersebut.
i. Berilah kode pada masing-masing usuk agar tidak salah posisi pada saat dipasang.
j. Laporkan hasil pekerjaan pada instruktur/guru pembimbing praktek.
k. Bongkar kembali semua rangkaian kerangka atap dan kumpulkan di tempat yang
aman untuk persiapan pemasangan di tempat yang sebenarnya.
l. Bersihkan tempat kerja seperti kondisi semula.

B.4. Mendirikan Konstruksi Bangunan Kayu

A. Lembar Informasi

Secara garis besar bangunan gedung di bagi menjadi dua bagian yaitu konstruksi
bangunan bawah dan bangunan atas. Konstruksi bangunan bawah yaitu bagian
bangunan yang berada di bawah tanah khususnya pondasi. Sedangkan konstruksi
bangunan bagian atas yaitu semua bagian bangunan yang berada di atas tanah. Khusus
untuk Konstruksi Bangunan Kayu semua konstruksi bangunan bagian atasnya terbuat
dari kayu, sedang bangunan bawah khususnya pondasi terbuat dari pasangan batu kali
yang dikombinasi dengan beton sloof. Untuk dapat mendirikan Konstruksi Bangunan
Kayu yang kuat dan kokoh diawali dengan pembuatan pondasi tersebut yang kokoh
pula.

Secara global pendirian bangunan kayu diawali dengan penyetelan kuda-kuda,


pemasangan tiang, pemasangan kerangka dinding, jurai, blandar, gording, usuk,
lisplank, papan riter, reng, penutup atap (genting) dan diakhiri dengan pemasangan
genting bubungan.

Modul 6. Praktek Kayu


114

B. Lembar Kerja

1. Alat Kerja

a. Siku biasa.
b. Siku rangka.
c. Siku yang dapat distel.
d. Pensil.
e. Perusut.
f. Gergaji potong.
g. Pahat tusuk.
h. Palu kayu.
i. Martil.

2. Bahan Kerja

a. Kuda-kuda kayu bentang 3 mter = 1 buah.


b. Setengan kuda-kuda bentang 1,5 meter = 3 buah.
c. Tiang kayu untuk kuda-kuda = 4 buah.
d. Tiang penyangga gording = 4 buah.
e. Balok induk lantai kayu = 5 buah.
f. Balok rangka dinding kayu = 4 buah.
g. Balok jurai = 4 buah.
h. Papan lisplank
i. Papan riter.
j. Usuk.
k. Reng kayu.
l. Genting.
m.Paku usuk.
n. Paku reng kayu.
o. Semen portland (PC).
p. Pasir.

3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3)

a. Gunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.

Modul 6. Praktek Kayu


115

b. Konsentrasilah pada saat bekerja.


c. Setiap mengangkat balok kayu jangan ragu-ragu agar tidak meleset.
d. Jangan memakai sepatu yang licin ketika memanjat.
e. Pakailah topi pengaman ketika merangkai Konstruksi Bangunan Kayu ini.
f. Ketika memanjat, yakinkan bahwa tempat yang diinjak kuat mendukung beban.

4. Langkah Kerja

a. Siapkan semua bahan dan peralatan yang akan digunakan.


b. Rangkailah konstruksi kuda-kuda penuh dengan sebaik-baiknya, semua
sambungan diperkuat dengan nagel.
c. Sambunglah kuda-kuda kayu tersebut dengan tiang kayu yang diperkuat dengan
nagel pula.
d. Dirikan rangkaian kuda-kuda kayu dengan tiang kayu tersebut di atas pondasi
yang telah dibuat sebelumnya. Stel setegak mungkin dengan cara dikontrol
memakai unting-unting dan perkuatlah kedudukan posisinya memakai skor-skor
kayu atau bambu.
e. Stel dua buah setengah kuda-kuda lainnya, perkuat semua sambungannya
memakai nagel.
f. Pasang masing-masing setengah kuda-kuda tersebut tiang kayu yang diperkuat
dengan nagel pula.
g. Dirikan kedua setengah kuda-kuda tersebut menempel pada kudakuda penuh.
Perkuat pertemuan setengah kuda-kuda dengan kudakuda penuh memakai baut
berdiameter 12 mm.
h. Kontrol ketegak lurusan tiang memakai unting-unting dan perkokoh kedudukan
semua tiang kayu dengan cara dipasang skor-skor penyokong memakai bambu
atau kayu.
i. Pasang empat tiang penahan jurai yang diperkokoh dengan balok induk lantai dan
balok kerangka dinding kayu bagian atas.
j. Pasang keempat jurai dan perkuat sambungannya dengan memakai paku.
k. Pasang semua gording yang ujung-ujungnya diperkuat dengan cara dipaku.
l. Pasang papan riter di atas semua gording selurus mungkin dengan cara dibantu
dengan tarikan benang.

Modul 6. Praktek Kayu


116

m.Pasang semua usuk dengan jarak 40 cm antara satu dengan lainnya. Perkuatan
pertemuan usuk dengan gording dan jurai dilakukan dengan cara dipaku.
n. Pasang reng dengan jarak sesuai dengan panjang berguna genting yang akan di
pasang, perkuat kedudukannya dengan cara dipaku pada usuk-usuk yang berada di
bawahnya. Reng paling bawah posisinya di buat miring yang berbeda dengan yang
di atasnya.
o. Ukur panjang tritisan yaitu 0,80 cm; dan potong semua gording dan usuk yang
berada di luar jarak tersebut. Bantulah kelurusannya dengan ditarik benang.
p. Pasang genting sebagai penutup atap serapih mungkin (lurus arah ke bawah dan ke
samping). Genting-genting yang berada di atas jurai dipotong seperlunya
menggunakan kakak tua atau alat lainnya.
q. Pasang genting bubungan dengan menggunakan campuran 1 semen : 10 pasir yang
dicampur dengan pecahan genting untuk menjaga penyusutan pasangan.
r. Pasang papan lisplank pada ujung usuk-usuk yang telah dipotong sebelumnya.
s. Laporkan hasil pekerjaan itu pada instruktur/dosen pengajarnya untuk diberikan
penilaian.
t. Rapihkan lingkungan pekerjaan dari kotoran dan benda-benda lain yang tidak
berguna seperti kondisi semula.

Modul 6. Praktek Kayu


117

C. Penutup

C.1. Tes dan Kunci

C.1.1. Tes

C.1.1.1. Lembar Latihan Kegiatan Belajar 1

1. Bentang kuda-kuda diukur dari mana sampai mana?


2. Apa maksud sambungan antara tiang penggantung dengan balok tarik diberi
toleransi 2 cm?
3. Bagaimana cara menentukan secara teliti panjang kaki kuda-kuda itu?
4. Ada berapa macam bentuk dada takikan sambungan anta kaki kuda-kuda dengan
batang tarik? Sebutkan!
5. Pada setiap sambungan kuda-kuda sebaiknya diperkuat dengan menggunakan
apa?

C.1.1.2. Lembar Latihan Kegiatan Belajar 2

1. Jenis sambungan apa yang sesuai untuk konstruksi tiang kayu dengan balok tarik
kuda-kuda?
2. Mengapa semua bidang tiang kayu harus diketam terlebih dahulu?
3. Hubungan antara tiang kayu dengan balok induk menggunakan jenis sambungan
apa?
4. Berapa tebal pen/lubang maksimal untuk semua jenis sambungan pada konstruksi
sambungan lubang dan pen?
5. Hubungan lubang dan pen antara tiang kayu dengan balok induk lantai panggung
sebaiknya dibuat tembus atau tidak? Mengapa!

C.1.1.3. Lembar Latihan Kegiatan Belajar 3

1. Secara umum ada berapa macam jenis jurai dalam Konstruksi Bangunan Kayu?
2. Jenis sambungan apa yang sesuai untuk pertemuan jurai dengan tiang
penggantung kuda-kuda?
3. Benarkan panjang jurai yang sebenarnya sama dengan panjang gambar tampak
atas dari denah rangka atap dikalikan dengan skala gambarnya?

Modul 6. Praktek Kayu


118

4. Bagaimana cara menentukan panjang jurai yang sebenarnya pada Konstruksi


Bangunan Kayu?
5. Sebutkan beberapa bentuk atap yang memerlukan jurai?

C.1.1.4. Lembar Latihan Kegiatan Belajar 4

1. Mengapa posisi reng pada Konstruksi Bangunan Kayu ini dibuat miring tidak
seperti yang berada di atasnya?
2. Apa yang dimaksud dengan panjang berguna dan lebar berguna genting?
3. Bila panjang lisplank dalam Konstruksi Bangunan Gedung tidak mencukupi,
bentuk sambungan kayu yang paling sesuai dan baik untuk memperpanjangnya?
4. Mengapa posisi usuk yang letaknya dekat dengan jurai tidak dipasang tegak lurus
terhadap gording atau blandar?
5. Untuk bangunan gedung yang besar dengan bentang lebih dari 12 meter,
berapakah jumlah tiang penggantung untuk kuda-kuda kayunya?

C.1.2. Kunci

C.1.2.1. Kegiatan Belajar I

1. As tiang sampai as tiang yang lain.


2. Agar gaya yang bekerja pada tiang penggantung tidak menekan batang tarik kuda-
kuda.
3. Dengan cara dimaal jarak antara batang dengan tiang penggantung yang telah
dipasang saling tegak lurus sebelumnya.
4. Tiga macam, yaitu: 1) tegak lurus dengan batang tarik, 2) tegak lurus dengan kaki
kuda-kuda, dan 3) membagi sudut luar antara kaki kuda-kuda dengan batang tarik
mengadi 2 bagian yang sama besar.
5. Nagel.

C.1.2.2. Kegiatan Belajar II

1. Lubang dan pen.


2. Agar hasil finishing akhirnya menjadi bagus.
3. Lubang dan pen.
4. 1/3 tebal kayu.
5. Dibuat tembus, agar konstruksinya menjadi kuat.

Modul 6. Praktek Kayu


119

C.1.2.3. Kegiatan Belajar III

1. 2 macam.
2. Cowakan mulut ikan.
3. Tidak benar.
4. Dilukis dengan skala yang tertentu, selanjutnya diukur panjang gambar dikalikan
dengan skala gambarnya.
5. Atap limas, atap perisai, dan atap kemah (tenda).

C.1.2.4. Kegiatan Belajar IV

1. Agar pemasangan genting sebagai penutup atapnya menjadi lurus.


2. Panjang berguna genting adalah panjang total genting dikurangi panjang tumpang
tindihnya genting ketika dipasang serapih mungkin. Lebar berguna genting adalah
lebar total genting dikurangi lebar tumpang tindihnya genting ketika dipasang
serapi mungkin
3. Sambungan ekor burung tertutup.
4. Agar usuk-usuk tersebut tertumpu oleh gording atau blandar yang berada di
bawahnya sehingga kedudukannya menjadi stabil.
5. Lebih dari satu buah.

Daftar Pustaka
1. Bada Haryadi, 2000. Job Sheet Praktek Kerja Kayu 1 Semester 1 Program D3
Teknik Sipil. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan. Fakultas Teknik.
Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Heinz Frick, 1975. Menggambar Bangunan Kayu. Yogyakarta : Yayasan Kanisius.

3. I Ketut Supribadi, 1987. Ilmu Bangunan Gedung. Bandung : Armico.

4. J.C.M.M. Cuypers, 1987. Membangun Ilmu Bangunan Bagian 3. Jakarta: Penerbit


Erlangga.

5. Primiyono, 1979. Teknologi Kayu (Terjemahan). Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

6. Yamin, 1999. Sambungan dan Hubungan Kayu (Modul 9). Jakarta: Direktorat
Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Direktorat Pembinaan Perguruan
Agama Islam, Departemen Agama.

Modul 6. Praktek Kayu


120

Senarai

1. Nagel: Penguat konstruksi pada sambungan kayu yang dapat berupa bambu atau
kayu.
2. Siku Rangka: Siku besar terbuat dari baja yang berfungsi untuk mengontrol kesikuan
konstruksi sambungan yang besar.
3. Bentang: Jarak dari as sampai as tembok atau tiang kayu sebagai penopang
konstruksi kuda-kuda.
4. Kuda-kuda: Konstruksi rangka atap yang berfungsi untuk mendukung penutup atap.
5. Sipatan Lurus: Benang panjang yang berfungsi untuk mengontrol kelurusan
sambungan kayu yang panjang.
6. Unting-unting: Alat pertukangan terbuat dari benang yang dilengkapi dengan
pemberat (bandul) berfungsi sebagai alat control ketegak lurusan sesuatu (misalnya
tiang).

Modul 6. Praktek Kayu


LAMPIRAN-LAMPIRAN

121
PETA KOMPETENSI

Mahasiswa akan dapat menggunakan dan merawat mesin pekerjaan kayu serta dapat
membuat konstruksi kayu bangunan sederhana

6. Membuat konstruksi bangunan


kayu

5. Membuat kosen pintu

4. Membuat sambungan arah melebar

3. Membuat sambungan arah


memanjang

2. Mengenal fungsi dan prosedur penggunaan


mesin-mesin pekerjaan kayu

1. Menggunakan dan merawat mesin


pekerjaan kayu

122
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

Mata Kuliah : Mata Kuliah


Kode Mata Kuliah/Bobot : 2 SKS
Pengasuh Mata Kuliah : Drs. Harijono, M.Si
Deskripsi Singkat Mata Kuliah : Mata Kuliah Praktek Kayu membahas mengenai langkah-langkah dan prosedur dalam
melaksanakan praktikum mengenai berbagai jenis pekerjaan kayu, yang sebelumnya didahului
dengan pengenalan terhadap berbagai jenis mesin pekerjaan kayu.
Pokok-pokok materi dalam mata kuliah ini adalah: Menggunakan dan Merawat Mesin Pekerjaan
Kayu; Mesin-mesin Pekerjaan Kayu; Pembuatan Sambungan Arah Memanjang; Pembuatan
Sambungan Arah Melebar; Membuat Kosen Pintu dan Membuat Konstruksi Bangunan Kayu.
Kompetensi Umum Mata Kuliah : Mahasiswa akan dapat menggunakan dan merawat mesin pekerjaan kayu serta dapat membuat
konstruksi kayu bangunan sederhana

123
No. Kompetensi Indikator Pengalaman Bahan Kajian Metode Media Asesment Estimasi Referensi
Khusus Belajar Waktu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Mahasiswa akan 1. Menguasai  Membaca Menggunakan dan Ceramah Komputer Essay test dan 300 Pustaka 1, 2,
dapat pemanfaatan wacana tulis, merawat mesin bervariasi, LCD hasil Menit (3x 3, 4 dan 5
menggunakan peralatan kayu  mendengarkan pekerjaan kayu tanya Spidol praktikum pertemuan)
dan merawat tanpa mesin dan penjelasan, jawab
mesin pekerjaan dengan mesin  melakukan Alat-alat
kayu portable, praktek Praktikum mesin kayu
2. Menguasai teknik
dan pengerjaan
kayu tanpa mesin
dan dengan mesin
portable untuk
menunjang
pelaksanaan
bangunan gedung
di lapangan.

124
No. Kompetensi Indikator Pengalaman Bahan Metode Media Asesment Estimasi Referensi
Khusus Belajar Kajian Waktu
2. Mahasiswa akan Menjelaskan langkah-langkah  Membaca Mesin-mesin Ceramah Komputer Essay test 300 Pustaka 1,
dapat dan mempraktekkan: wacana tulis, pekerjaan bervariasi, LCD dan hasil Menit (3x 2, 3, 4 dan
menjelaskan dan 1. cara memotong siku dan  mendengarkan kayu tanya Spidol praktikum pertemuan) 5
mempraktekan miring, memotong cowakan penjelasan, jawab
cara kerja tegak dan miring, membuat  melakukan Alat-alat
mesin-mesin sponing dan alur, membuat praktek Praktikum mesin kayu
pekerjaan kayu purus dan menggergaji
miring ganda.
2. cara mengetam rata, lurus
dan licin permukaan kayu;
mengetam sisi
tebal/menyikukan;
mengetam miring;
mengetam sponing;
mengetam tirus; mengetam
cowakan dan mengetam
kepala kayu.
3. cara membuat lubang bulat
tembus atau buntu,
membuat lubang persegi
dan mengamplas.
4. cara perawatan atau
pemeliharaan mesin-mesin
kayu: mesin gergaji pita,
menajamkan pisau ketam
perata atau penebal dan
menajamkan daun gergaji
bundar.

125
No. Kompetensi Indikator Pengalaman Bahan Kajian Metode Media Asesment Estimasi Referensi
Khusus Belajar Waktu
3. Mahasiswa akan 1. Membuat  Membaca Pembuatan Ceramah Komputer Essay test dan 200 Pustaka 6, 7,
dapat membuat Sambungan Arah wacana tulis, sambungan arah bervariasi, LCD hasil Menit (2x 8, 9, 10 dan
sambungan arah Memanjang,  mendengarkan memanjang tanya Spidol praktikum pertemuan) 11
memanjang 2. Membuat penjelasan, jawab
sambungan bibir  melakukan Alat-alat
lurus berkait, praktek Praktikum mesin kayu
3. Membuat
sambungan bibir
miring berkait,
4. Membuat
sambungan papan
memanjang dengan
ekor burung
tunggal,
5. Membuat
sambungan
memanjang dengan
kunci sesisi,
6. Membuat
sambungan
memanjang dengan
kunci jepit.

126
No. Kompetensi Indikator Pengalaman Bahan Kajian Metode Media Asesment Estimasi Referensi
Khusus Belajar Waktu
4. Mahasiswa akan Mahasiswa akan  Membaca Pembuatan Ceramah Komputer Essay test dan 200 Pustaka 12,
dapat membuat dapat: wacana tulis, sambungan arah bervariasi, LCD hasil Menit (2x 13, 14,
sambungan arah 1. mengenal dan  mendengarkan melebar tanya Spidol praktikum pertemuan) 15,16, 17
melebar memahami macam penjelasan, jawab dan 18
dan persyaratan  melakukan Alat-alat
sambungan kayu; praktek Praktikum mesin kayu
2. menguasai macam
alat sambung dan
teknik
penggunaannya
3. dapat membuat
sambungan kayu
arah melebar untuk
menunjang
pelaksanaan
bangunan gedung
di lapangan.

127
No. Kompetensi Indikator Pengalaman Bahan Kajian Metode Media Asesment Estimasi Referensi
Khusus Belajar Waktu
5. Mahasiswa akan Mahasiswa akan dapat  Membaca Membuat Kosen Ceramah Komputer Essay test 300 Pustaka 19
dapat membuat melakukan wacana tulis, Pintu bervariasi, LCD dan hasil Menit (3x dan 20
kosen pintu 1. Pengetaman balok  mendengarkan tanya Spidol praktikum pertemuan)
kayu siku ke 4 sisi penjelasan, jawab
dengan ukuran yang  melakukan Alat-alat
sama untuk seluruh praktek Praktikum mesin kayu
bahan, dengan
menggunakan mesin
ketam perata dan
mesin ketam
penebal.
2. Melukis semua
sambungan dan
bentuk dari kusen
pintu.
3. Membuat lubang
pen dengan
menggunakan mesin
pahat persegi
(Hollow Chisel
Mortiser)
4. Membuat pen
dengan
menggunakan mesin
pembuat pen
(Tenoning machsin),
atau dengan mesin
gergaji potong
berlengan.

128
5. Membuat sponing
kusen dengan
menggunakan mesin
frish, atau dengan
mesin gergaji belah
bermeja.
6. Membuat alur kapur
tiang kosen dengan
menggunakan mesin
frish .
7. Membuat verstek
450 pada sambungan
kusen, dengan
menggunakan pahat
tangan, dengan hasil
baik.
8. Membuat bentuk
kupingan pada
ambang atas kusen
pintu, dengan
menggunakan alat
gergaji dan pahat
tangan.
9. Menyetel dan
merangkai kusen
dengan hasil siku,
rata, rapi, rapat,
dengan
menggunakan clemp
panjang, diperkuat
dengan lem dan
paku.

129
No. Kompetensi Indikator Pengalaman Bahan Metode Media Asesment Estimasi Referensi
Khusus Belajar Kajian Waktu
6. Mahasiswa akan 1. Mahasiswa dapat  Membaca Pembuatan Ceramah Komputer Essay test 300 Pustaka 21,
dapat membuat melaksanakan pekerjaan wacana tulis, sambungan bervariasi, LCD dan hasil Menit (3x 22, 23, 24, 25
konstruksi pembuatan sambungan  mendengarkan arah melebar tanya Spidol praktikum pertemuan) dan 26
bangunan kayu konstruksi kuda-kuda kayu penjelasan, jawab
dengan benar.  melakukan Alat-alat
2. Mahasiswa dapat praktek Praktikum mesin kayu
melaksanakan pekerjaan
pembuatan sambungan tiang
kayu dengan balok tarik
kuda-kuda dengan benar.
3. Mahasiswa dapat membuat
konstruksi sambungan antara
tiang kayu dengan balok
induk gelagar lantai kayu
dengan benar.
4. Mahasiswa dapat membuat
konstruksi pemasangan jurai
luar dengan benar.
5. Mahasiswa dapat membuat
konstruksi sambungan
gording dengan jurai luar
dengan benar.
6. Mahasiswa dapat memasang
konstruksi penutup atap
dengan benar.

130
REFERENSI:

1. Aminuddin, 2000. Mesin Portable dan Statis. Jakarta: Gema Gempita.


2. Dalih S.A, 1978. Petunjuk Pengerjaan Kayu 1. Jakarta: Depdikbud.
3. Dodong Budiyanto, 1995. Mesin Tangan Industri Kayu. Semarang: Pika.
4. Lerch, 1995. Pengerjaan Kayu Secara Masimal. Semarang: Pika.
5. Rahmat Daryudi, 1997. Mesin Statis Pengerjaan Kayu. Bandung: TEDC.
6. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Kurikulum Edisi 1999. Jakarta.
7. Dalik SA. Oja Sutiarno, 1978. Petunjuk Pengerjaan Kayu 1. Proyek Pengadaan Buku. Dapdikbud. Dikmenjur.
8. A. Dodong Budianto, 1995. Mesin Tangan Industri Kayu. PIKA Semarang. Penerbit Kanisius,
9. Benny Puspantoro, Ign, 1995. Konstruksi Bangunan Gedung Sambungan Kayu Pintu dan Jendela. Andi Offset Yogyakarta.
10. Soegihardjo, BAE, Pr. Soedibyo, 1978. Ilmu Bangunan Gedung 2. Depdikbud. Dikmenjur.
11. Soegihardjo dan Soedibyo, 1977. Ilmu Bangunan Gedung 1. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
12. Dalik SA. Oja Sutiarno, 1978. Petujunjuk Pengerjaan Kayu 1. Proyek Pengadaan Buku. Dapdikbud. Dikmenjur. Jakarta.
13. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Kurikulum Edisi 1999. Jakarta.
14. Heinz Frick, 1975. Menggambar Bangunan Kayu. Yogyakarta. Yayasan Kanisius.
15. Primiyono, 1979. Teknologi Kayu (Terjemahan). Jakarta. Bhratara Karya Aksara.
16. Soegihardjo, BAE, Pr. Soedibyo, 1978. Ilmu Bangunan Gedung 2. Depdikbud. Dikmenjur. Jakarta.

131
17. -----------------, 1977. Ilmu Bangunan Gedung 1. Depdikbud. Dikmenjur. Jakarta.
18. Soetarman Soekarto, 1977. Menggambar Teknik Bangunan 1. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan.
19. Benny Puspantoro, IGN, 1995. Konstruksi Bangunan Gedung Sambungan Kayu Pintu dan Jendela. Andi Ofset Yogyakarta.
20. Imam Muchoyar, 1992. Mesin Kayu dan Penggunaanya. dektat kuliah. FKT IKIP Yogyakarta.
21. Bada Haryadi, 2000. Job Sheet Praktek Kerja Kayu 1 Semester 1 Program D3 Teknik Sipil. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Teknik
Bangunan. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Yogyakarta.
22. Heinz Frick, 1975. Menggambar Bangunan Kayu. Yogyakarta: Yayasan Kanisius.
23. I Ketut Supribadi, 1987. Ilmu Bangunan Gedung. Bandung: Armico.
24. J.C.M.M. Cuypers, 1987. Membangun Ilmu Bangunan Bagian 3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
25. Primiyono, 1979. Teknologi Kayu (Terjemahan). Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
26. Yamin, 1999. Sambungan dan Hubungan Kayu (Modul 9). Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam. Departemen Agama.

Kupang, Januari 2018


Dosen Pengasuh,

Drs. Harijono, M.Si

132

Anda mungkin juga menyukai