PRAKTEK KAYU
2 SKS
Oleh:
DRS. HARIJONO, M.Si
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan perkenaan-
NYA sehingga penyusunan bahan ajar mandiri dalam bentuk modul mata kuliah
Praktek Kayu pada Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Undana dapat
diselesaikan.
Bahan ajar ini dirancang untuk dapat memicu mahasiswa agar belajar secara
aktif, bermakna dan mandiri untuk dapat memahami tentang Praktek Kayu dalam
kaitannya dengan ilmu yang dipelajari oleh mahasiswa yakni bidang teknik bangunan.
Bahan Ajar dalam bentuk modul ini telah disusun dengan sistematika yang telah
disesuaikan dengan standar penulisan bahan ajar berbentuk modul bagi dosen di
lingkungan Universitas Nusa Cendana. Mata kuliah Praktek Kayu berbobot 2 SKS,
sehingga modul yang dikembangkan dalam bahan ajar ini berjumlah 6 (enam) modul.
Setiap modul terdiri dari judul topik, pendahuluan, uraian materi topik dan penutup
yang berisi antara lain soal dan kunci jawaban.
Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan berbagai pihak sehingga dapat
diselesaikannya penyusunan bahan ajar ini, kepada:
1. Rektor Undana Kupang,
2. Dekan FKIP Undana dan Pembantu Dekan Bidang Akademik berserta seluruh
staf di lingkungan FKIP,
3. Ketua Jurusan PTK dan Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan,
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan selama penulis melakukan penyusunan modul ini.
Penulis sadari bahwa bahan ajar berbentuk modul ini masih jauh dari
kesempurnaan karena berbagai keterbatasan. Saran maupun kritik yang konstruktif
untuk penyempurnaannya Penulis sampaikan terima kasih.
Semoga bahan ajar mandiri Praktek Kayu ini dapat memberi manfaat bagi
semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran di program studi Pendidikan Teknik
Bangunan FKIP Undana.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… iii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………… iv
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL …………………………………………. v
MODUL 1. MENGGUNAKAN DAN MERAWAT MESIN PEKERJAAN KAYU
A Pendahuluan …………………………………………………………………. 1
B Penyajian ……………………………………………………………………... 2
C Penutup ……………………………………………………………………….. 14
Daftar Pustaka ………………………………………………………………... 19
Senarai ………………………………………………………………………... 19
MODUL 2. MESIN-MESIN PEKERJAAN KAYU
A Pendahuluan …………………………………………………………………. 21
B Penyajian ……………………………………………………………………... 22
C Penutup ……………………………………………………………………….. 37
Daftar Pustaka ………………………………………………………………... 43
Senarai ………………………………………………………………………... 43
MODUL 3. PEMBUATAN SAMBUNGAN ARAH MEMANJANG
A Pendahuluan …………………………………………………………………. 44
B Penyajian ……………………………………………………………………... 45
C Penutup ……………………………………………………………………….. 63
Daftar Pustaka ………………………………………………………………... 64
Senarai ………………………………………………………………………... 65
MODUL 4. PEMBUATAN SAMBUNGAN ARAH MELEBAR
A Pendahuluan …………………………………………………………………. 66
B Penyajian ……………………………………………………………………... 67
C Penutup ……………………………………………………………………….. 80
Daftar Pustaka ………………………………………………………………... 82
Senarai ………………………………………………………………………... 82
MODUL 5. MEMBUAT KOSEN PINTU
A Pendahuluan …………………………………………………………………. 84
B Penyajian ……………………………………………………………………... 86
C Penutup ……………………………………………………………………….. 101
Daftar Pustaka ………………………………………………………………... 103
Senarai ………………………………………………………………………... 103
MODUL 6. MEMBUAT KONSTRUKSI BANGUNAN KAYU
A Pendahuluan …………………………………………………………………. 105
B Penyajian ……………………………………………………………………... 106
C Penutup ……………………………………………………………………….. 117
Daftar Pustaka ………………………………………………………………... 119
Senarai ………………………………………………………………………... 120
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………………... 121
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Peta Kompetensi ……………………………………………………………….. 122
2. Garis-Garis Besar Pengembangan Pembelajaran (GBPP) …………………….. 123
v
Agar mahasiswa dapat mempelajari modul ini dengan baik perlu diperhatikan
petunjuk berikut:
1. Pelajari dengan cermat materi yang terdapat dalam setiap bagian secara berurutan.
2. Sebelum melaksanakan praktek bacalah dan perhatikan gambar kerja.
3. Siapkan segala sesuatunya seperti pakaian kerja, bahan dan alat-alat sebelum
praktek dimulai.
4. Bekerjalah dengan hati-hati dan teliti, sehingga dapat dihasilkan pekerjaan yang
memuaskan.
5. Kerjakan soal yang terdapat pada Lembar Evaluasi.
6. Cocokan jawaban anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat di bagian akhir modul
ini.
7. Jika jawaban anda belum mencapai 80 %, pelajari kembali materi yang ada pada
modul ini terutama pada bagian yang belum anda kuasai, hingga memperoleh nilai
minimal 80.
8. Diskusikan dengan dosen anda mengenai hal-hal yang belum anda pahami.
9. Lengkapi buku-buku refensi lainnya sebagaimana tercantum dalam Daftar Pustaka
pada setiap modul untuk menyempurnakan pengetahuan anda.
10. Anda hanya bisa mencapai standar kompetensi yang diinginkan dalam modul ini
jika anda banyak membaca dan latihan.
11. Berdoalah senantiasa agar anda memperoleh hikmat Tuhan untuk bisa mengerti
tentang praktek kayu.
MODUL 1
MENGGUNAKAN DAN MERAWAT MESIN PEKERJAAN KAYU
A. Pendahuluan
Modul ini membahas tentang pengoperasian peralatan kayu tanpa mesin dan
dengan mesin portable, teknik dan pengerjaan kayu tanpa mesin dan dengan mesin
portable untuk menunjang pelaksanaan bangunan gedung di lapangan.
Untuk dapat memahami uraian materi dan mengerjakan lembar kerja yang ada
dalam modul ini dengan baik dan benar, seharusnya mahasiswa sudah belajar tentang:
(a) Prinsip-prinsip penggunan tombol (saklar) pada peralatan listrik, (b) Pengetahuan
tentang jenis-jenis dan fungsi peralatan sebagai peralatan bantu yang secara umum
sering dipakai dalam pekerjaan kayu, seperti: obeng, gandhen (palu), martil, tang, kikir,
mistar (meteran) dan lain-lain, (c) Pengetahuan tentang jenis-jenis kayu menurut
teksturnya (serat) sehingga dapat mengatur posisi kayu dalam memudahkan
pengerjaannya, (d) Pengetahuan tentang penggunaan bangku kerja, sehingga lebih tepat
dalam mengatur penempatan benda kerja.
Setelah melaksanakan seluruh kegiatan belajar yang ada dalam modul ini
diharapkan mahasiswa dapat:
B. Penyajian
Setelah melaksanakan seluruh kegiatan belajar yang ada dalam modul ini diharapkan
siswa dapat mengetahui dan menguasai peralatan kayu tanpa mesin dan dengan mesin
portable, menguasai teknik dan pengerjaan kayu tanpa mesin dan dengan mesin
portable untuk menunjang pelaksanaan bangunan gedung di lapangan.
Sebuah sambungan pada suatu konstruksi bangunan baik itu dari beton, baja
maupun dari kayu merupakan suatu titik terlemah pada konstruksi tersebut, oleh sebab
itu dalam melaksanakan penyambungan harus memperhatikan syarat-syarat ukuran
sambungan dan gaya-gaya yang akan bekerja pada sambungan tersebut. Sehingga
peranan peralatan untuk mengerjakan konstruksi kayu sangat penting, karena jenis dan
mutu peralatan yang dipergunakan ikut menentukan kwalitas konstruksi sambungan
kayu dengan alat yang baik dan dengan pengerjaan sesuai prosedur juga ikut berperan
terhadap kwalitas dan kekuatan konstruksi sambungan kayu. Karena alat pengerjaan
kayu itu cukup banyak macam dan jenisnya, maka dalam modul ini hanya dibahas alat
pokok saja yang sering digunakan dalam pelaksanaaan pekerjaan, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1) Gergaji
Gergaji Pembelah
Fungsi utama dari gergaji ini adalah untuk membelah kayu dan arah penggergajiannya
sejajar dengan arah serat kayu.
Gergaji Pemotong
Fungsi utama adalah: Untuk memotong kayu (arah penggergajian memotong arah serat)
Gergaji Punggung
Fungsinya: Untuk menggergaji kayu dalam ukuran kecil dan menghendaki hasil sayatan
gergajian yang lebih halus.
2) Ketam
Rumah ketam ada yang dibuat dari kayu dan ada yang dibuat dari besi tuang.
Untuk mengkokohkan mata ketam dengan rumah ketam dipasang baji, dan agar dapat
menghasilkan ketaman yang halus maka pada mata ketam dipasang lidah ketam. Ketam
tangan untuk mengerjakan kayu sebetulnya banyak jenis dan macamnya, namun dalam
modul ini hanya disajikan jenis–jenis ketam yang sering dipakai, antara lain: jack plane
(ketam pendek kasar), smooth plane (ketam pendek halus), jointer plane (ketam
panjang), blok plane dan rabbet plane (ketam sponing).
1. Telitilah kayu yang akan diketam, apakah sudah bebas dari paku, pasir atau
kotoran lain yang dapat merusak mata ketam.
2. Letakkan kayu di atas meja kerja dengan bidang cekung merapat pada meja
kerja, supaya kedudukan kayu stabil pada waktu pengetaman.
3. Ketamlah bidang I (muka lebar I) dengan posisi kuda–kuda agar tenaga cukup
tecurahkan pada pekerjaan.
4. Ketamlah berulang kali hingga permukaan kayu lurus, halus (licin), rata serta
perhatikan arah serat kayunya.
5. Perhatikan dan periksa hasil dengan siku – siku atau mistar dan berilah tanda
paring jika sudah baik.
6. Jepit kayu yang akan dikerjakan (lihat gambar) dan ketamlah bidang II (sisi
tebal) dan ketamlah dengan langkah-langkah di atas hingga lurus, halus, rata dan
siku terhadap bidang I.
7. Tarik garis garis perusut untuk menentukan lebar yang diinginkan.
8. Ketamlah bidang lebar yang lain (bidang IV) sampai sebatas garis perusut yang
ada, memenuhi syarat hasil seperti langkah-lanngkah di atas dan siku terhadap
bidang II.
9. Tarik garis perusut untuk menentukan lebar yang diinginkan (bidang yang III)
10. Ketamlah bidang III sampai terpenuhi syarat-syarat di atas hingga siku-siku
terhadap bidang II dan bidang IV.
3) Pahat
Pahat adalah: Suatu alat untuk memotong serat kayu. Berdasarkan pekerjaan
pemotongan serat yang bermacam-macam, maka dibuatlah bentuk pahat yang berbeda-
beda dan berbagai ukuran disesuaikan dengan macam pekerjaan tersebut. Antara lain:
Pahat tusuk
Pahat Pelubang
Pahat pelubang terdiri dari beberapa macam jenis antara lain: pahat lubang tipis,
pahat lubang punggung, dan pahat lubang besar.
Pahat Kuku
Pahat kuku terdiri dari: pahat kuku cembung dan pahat kuku cekung yang
fungsinya adalah untuk memahat kayu sisi cembung dan cekung.
Cara penggunaan pahat kuku adalah: Sama seperti cara penggunaan pahat tusuk
maupun pahat lubang.
Fungsi pahat engsel adalah: Untuk memahat lubang yang sempit-sempit, seperti
memasang engsel bersayap. Ukuran pahat engsel berkisar 1 sampai 4 mm dengan
kenaikkan masing-masing 1 mm lebarnya.
Cara Pemakaian pahat engsel sama seperti pahat tusuk, karena fungsi pahat
engsel ini bisa digunakan sebagai pengganti pahat tusuk.
4) Penggerek (Boor)
Tempatkan mata boor pada tiik dari kayu (benda kerja) yang akan dilubang.
Peganglah pegangan pengatur dengan tangan kiri.
Peganglah pegangan engkol pemutar dengan tangan kanan.
Sambil membetulkan arah penggerekan, bagian pegangan ditempatkan pada
perut kita.
Putarlah engkol pemutar searah putaran jarum jam dalam posisi tegak lurus
bidang kayu bila diperlukan lubang tegak.
Pemutaran dilakukan hingga kedalaman lubang yang diinginkan.
1) Siku
Siku terbagi menjadi bermacam-macam jenis antara lain: siku biasa, siku sorong, siku
goyang dan siku rangka.
2) Meteran
Meteran adalah alat untuk mengukur jarak (panjang, lebar, tinggi dan sebagainya).
Jenis-jenis meteran yang lazim ialah: meteran lurus (plat meter), meteran lipat, dan
meteran rool (gulung).
3) Palu
Palu merupakan alat pemukul dalam suatu pekerjaan kayu dan alat ini merupakan alat
yang sangat diperlukan. Palu dilihat dari bahan yang digunakan terdiri dari: palu kayu,
4) Perusut
Perusut merupakan alat bantu untuk membuat garis yang sejajar dengan salah satu sisi
benda kerja (kayu). Perusut terdiri dari perusut tunggal dan perusut kembar.
5) Kaka Tua
Fungsinya adalah sebagai alat untuk mencabut paku, memotong kawat asal giginya
dalam keadaan tajam.
6) Obeng
Digunakan untuk alat bantu memutar paku sekrup dalam keperluan tertentu.
B.2.1. Tujuan
Setelah melaksanakan seluruh kegiatan belajar yang ada dalam modul ini
diharapkan siswa dapat mengetahui dan menguasai peralatan kayu tanpa mesin dan
dengan mesin portable, menguasai teknik dan pengerjaan kayu tanpa mesin dan dengan
mesin portable untuk menunjang pelaksanaan bangunan gedung di lapangan.
Mesin tangan banyak kita jumpai di pasaran, hampir semua toko besi yang besar
atau toko teknik menjualnya. Untuk perusahaan-perusahaan mebel dari perusahaan klas
besar sampai klas pinggir jalan sebagian besar telah menggunakan mesin karena ditinjau
dari beberapa segi lebih menguntungkan, sehingga alat tangan hanyalah sebagai alat
bantu dalam proses pengerjaan kayu.
Mesin tangan ada yang digerakkan dengan daya angin (pneumatik) disamping
yang digerakkan dengan daya listrik (elektronika), perbedaan sumber tenaga juga
menimbulkan perbedaan jenis dan kekuatan mesin yang masing-masing mempunyai
keuntungan dan kerugian.
membuat sponing pada kusen dan lain-lain. Gergaji lingkaran mudah digunakan asal
kita mengetahui dan mengetahui bagian-bagiannya dan cara manggunakannya.
Mesin gergaji pita kecil (jig saw) digunakan untuk memotong benda kerja, memotong
bentuk–bentuk lengkung, memotong bersudut dan memotong bentuk lingkaran.
Mesin ketam tangan sebenarnya merupakan mesin dasar yang sangat perlu
digunakan dalam pengerjaan kayu, apalagi untuk pekerjaan-pekerjaan perabot yang
memerlukan penampilan halus. Bentuk dan jenis mesin ketam tangan sangat berfariasi.
Mesin bor tangan digunakan untuk membor, membuat lubang pada kayu, besi,
plastik, beton atau bahan lain. Jenis bahan yang dibor menentukan mata bor yang harus
dipasang pada mesin bor tersebut.
Siapkan benda yang akan dibor dan gambarilah tempat/titik yanng akan dibor.
Letakkan benda kerja di atas bangku kerja, hasil pemboran akan baik jika bagian
Mesin frais tangan digunakan untuk membuat profil, memingul benda kerja,
meratakan pelapis sintetik (formika), membuat alur dan untuk pengerjaan yang lainnya.
Cara Menggunakan Mesin Frais (Router) Misal membuat profil dengan pisau berpilot
Siapkan kayu (benda kerja) yang bersisi lurus atau lengkung, (sisi lengkung atau
sisi yang akan diprofil harus dihaluskan terlebih dahulu dengan ketam atau
ampelas).
Pasang router yang diperlukan pada sumbu router.
Bukalah mur penyetel dan naik turunkan alas router untuk untuk menyetel
dalamnya pemakanan pisau, kemudian kuncilah dengan kunci penyetel.
Hidupkan mesin dan periksa hasil penyetelan profil dengan cara membuat pada
kayu percobaan yang tidak terpakai, dan atur kembali bilamana perlu.
Klemlah benda kerja pada bengku kerja, jalankan mesin dan mulailah
pembuatan profil dengan meletakkan alas router rapat dengan permukaan
kayu/benda kerja.
Dorong mesin router menuju sisi kayu sampai sisi pilot kena kena pada kayu,
kemudian tanpa berhenti router didorong searah putaran pisau router.
Angkat mesin router dari kayu pekerjaan bila memprofil sudah selesai.
Matikan mesin router dan letakkan di tempat yang aman setelah pisau router
berhenti berputar.
Mesin sambungan isian lamello ialah mesin khusus yang dapat digunakan untuk
membuat sambungan sudut, sambungan memanjang yang tidak banyak dibebani dan
sambungan melebar pada papan. Bila kita manfaatkan benar-benar mesin ini dapat juga
untuk membuat alur memanjang.
Kalau sudah selesai matikan mesin dan letakkan pada tempat yang aman setelah
pisau mesin berhenti berputar.
Isikan isian lamello dan oleskan lem pada sisi benda yang akan disambung,
begitu juga pada isian lamello.
Temukan ke dua sisi benda kerja yang disambung dan perkuatlah dengan klem.
Mesin Ampelas
C. Penutup
C.1. Rangkuman
Dalam pekerjaan kayu terdapat beberapa macam dan jenis alat yang dipergunakan untuk
pengerjaan konstruksi kayu, baik alat tangan maupun alat bermesin. Alat tangan yang
sering digunakan oleh masyarakat diantaranya adalah:
Gergaji berfungsi untuk memotong dan membelah kayu. Gergaji yang dipakai
antara lain: gergaji pembelah, gergaji pemotong dan gergaji punggung.
Ketam untuk menghaluskan, meratakan dan meluruskan kayu. Beberapa ketam
yang sering dipakai antara lain: ketam pendek kasar (jack plane), ketam pendek
halus (smooth plane), ketam panjang (jointer plane) dan ketam sponing (rabbet
plane)
Pahat berfungsi untuk memotong serat kayu Jenis dan macam pahat: pahat
tusuk, pahat pelubang, pahat kuku dan pahat engsel.
Penggerek (boor), berfungsi untuk membuat lubang pada benda kerja. Macam
dan jenis boor antara lain: boor tangan dan boor listrik.
Alat pembantu: digunakan sebagai alat bantu dalam penggunaan alat utama dalam suatu
pekerjaa, antara lain:
Siku terdiri dari: siku biasa, siku sorong, siku goyang dan siku rangka.
Meteran terdiri dari: meteran lurus dan meteran lipat.
Palu dilihat dari bahannya terbagi atas palu kayu, palu besi dan palu plastic.
Perusut terbagi dua jenis yaitu: perusut tunggal dan perusut kembar.
Kaka tua yang berfungsi untuk mencabut paku dan pemotong kawat.
Obeng yaitu alat bantu untuk memutar paku sekrup.
Sebagai sumber tenaga penggerak motor pada mesin portable terdiri dari dua
yaitu dengan tenaga angin dan tenaga listrik.
Mesin portable yang sering dipakai dalam pengerjaan kayu adalah mesin gergaji
lingkaran, mesin gergaji pita kecil, mesin ketam tangan, mesin boor tangan,
Mesin frais atas atau router, mesin sambungan isian lamello.
Fungsi dari masing-masing mesin portable antara lain:
a. Mesin gergaji lingkaran tangan untuk memotong dan membelah kayu
dengan ukuran ketebalan tertentu.
b. Mesin gergaji pita kecil berfungsi untuk menggergaji bentuk/bentuk
lengkungan, memotong sudut, lingkaran.
c. Mesin ketam tangan berfungsi untuk menghaluskan, meluruskan dan
meratakan permukaan kayu.
d. Mesin boor tangan berfungsi untuk membor, membuat lubang pada kayu
atau benda lain.
e. Mesin frais atas tangan berfungsi untuk membuat profil, memingul dan
meratakan pelapis sintetik (formika).
f. Mesin sambungan isian lamello untuk menempatan alat sambung kayu pada
sambungan sudut, memanjang dan melebar, khusus menggunakan alat
sambung isian lamello.
C.2. Latihan
Hafalkan dan kuasailah dengan baik macam dan jenis peralatan pengerjaan kayu
tanpa mesin termasuk cara penggunaannya atau langkah kerja penggunaannya, sehingga
nantinya lebih familier selagi kita mengoperasikan dalam setiap pengerjaan kayu pada
konstruksi bangunan. Jika anda belum yakin hafal nama-nama dan macam jenis
peralatan pengerjaan kayu tanpa mesin maka ulangilah beberapa kali lagi mempelajari
modul ini hingga anda kuasai betul, kemudian cobalah untuk mengerjakan Test dan
Kunci di bawah ini.
Mintalah kepada orang lain atau salah satu teman untuk menguji ulang (test)
secara lisan dan anda mampu menjawab dengan cepat dan benar.
Lakukan Latihan di atas sampai anda betul-betul menguasai materi tersebut.
Cobalah untuk mempraktekkan pengoperasian mesin-mesin portable di atas
sampai anda betul-betul terampil.
Petunjuk:
Untuk meyakinkan bahwa anda telah mampu menguasai materi dalam kegiatan
belajar ini, kerjakanlah soal-soal di bawah ini pada Buku Latihan.
Jika nilai hasil Test dan Kunci anda belum mencapai nilai 80 maka anda belum
diperkenankan mengerjakan lembar kerja. Untuk itu anda harus mengulangi sampai
mencapai nilai minimum 80, baru anda diperkenankan mengerjakan lembar kerja.
Soal:
Pilih jawaban yang paling tepat dengan menulis salah satu huruf a, b, c, d, atau e dari
option jawaban yang tersedia!
1. Kemiringan posisi gergaji terhadap benda kerja saat kita membelah kayu adalah
membentuk sudut: ...
a. 30º d. 60º
b. 45º e. 90º
c. 55º
c. Smooth plane
3. Untuk memperoleh hasil ketaman yang halus, maka pemasangan mata ketam harus
diberi paralatan lain yang melekat pada mata ketam disebut:
b. Baji e. Jointer
c. Rumah ketam
4. Untuk menghaluskan hasil pahatan kayu yang permukaannya cembung, maka alat
yang tepat dipakai adalah: . . .
c. Pahat pukul
5. Alat pemukul yang tepat untuk melubang kayu dengan menggunakan pahat ialah: . . .
Petunjuk:
Untuk meyakinkan bahwa anda telah mampu menguasai materi dalam kegiatan
belajar ini, kerjakanlah soal-soal di bawah ini pada Buku Latihan. Untuk
mengerjakannya seharusnya anda tidak boleh menyontek uraian/rangkuman materi
ataupun minta bantuan orang lain. Setelah soal test selesai anda kerjakan, lakukanlah
penilaian sendiri terhadap hasil pekerjaan anda dengan menggunakan kunci jawaban
dan petunjuk penilaian yang tercantum pada bagian akhir modul ini.
Soal:
1. Sebutkan dua sumber tenaga yang bisa digunakan untuk pengoperasian mesin
portable pengerjaan kayu.
2. Bisakah mesin gergaji lingkaran tangan digunakan untuk membuat alur pemasanngan
kaca pada pekerjaan daun jendela?
3. Gergaji jenis apa yang paling tepat digunakan untuk menggergaji berbentuk elleps?
4. Sebutkan 3 macam jenis mesin ketam tangan listrik yang kamu ketahui.
5. Sebutkan fungsi dari mesin frais atas tangan listrik.
Petunjuk:
Tujuan:
Untuk mengukur prestasi belajar/kemampuan siswa dalam menguasai macam dan jenis
peralatan pengerjaan kayu tanpa mesin (alat tangan) serta cara penggunannya.
Bahan:
Alat:
1. Gergaji 5. Palu
2. Ketam 6. Martil
4. Penggerek 8. Obeng
Soal:
2. Irislah papan dengan ukuran 3/20 - 60 cm, menjadi dua bagian sama lebar
menggunakan gergaji.
4. Ketamlah balok kayu berukuran 5/7 - 60 cm, hingga menjadi balok kayu yang
berukuran 4,8/6,8 - 60 cm.
5. Buatlah lubang yang berukuran lebar = 2 cm, panjang = 4 cm dalam lubang 4 cm,
pada kayu hasil ketaman di atas.
Daftar Pustaka
Senarai
1. Sambungan: Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu
untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk
konstruksi yang sesuai dengan gaya-gaya yang akan bekerja pada batang kayu
tersebut sesuai penggunaan konstruksi kayu tersebut.
2. Papan: Kayu berbentuk lembaran dengan tebal kurang dari 4 cm.
3. Balok: Kayu berbentuk batangan dengan penampang persegi dan tebal/lebar lebih
dari 4 cm.
4. Mesin Portabel: Alat kerja dengan mesin yang ringan bisa diangkat atau dijinjing
dengan tangan, biasanya mesin elektrik (dengan tenaga listrik)
5. Pegas: Kayu pengisi pada sambungan papan.
6. Alur: Lubang yang memanjang pada sisi papan
7. Lidah: Pen pada sambungan papan melebar
MODUL 2
MESIN-MESIN PEKERJAAN KAYU
A. Pendahuluan
Modul ini terdiri dari empat bagian, yang mencakup: 1. Mesin gergaji bundar
berlengan, 2. Mesin ketam perata, 3. Mesin bor tekan, dan 4. Perawatan mesin kerja
kayu.
Pada bagian 1 membahas tentang memotong siku dan miring, memotong cowakan
tegak dan miring, membuat sponing dan alur, membuat purus dan menggergaji miring
ganda. Bagian 2 membahas tentang mengetam rata, lurus dan licin permukaan kayu;
mengetam sisi tebal/menyikukan; mengetam miring; mengetam sponing; mengetam
tirus; mengetam cowakan dan mengetam kepala kayu. Bagian 3 membahas tentang
membuat lubang bulat tembus atau buntu, membuat lubang persegi dan mengamplas.
Bagian 4 membahas tentang mesin gergaji pita, menajamkan pisau ketam perata atau
penebal dan menajamkan daun gergaji bundar.
Untuk melaksanakan modul ini memerlukan kemampuan awal yang harus dimiliki
mahasiswa, yaitu: (a) Mahasiswa telah menguasai penggunaan mesin portable industri
kayu, (b) Mahasiswa telah menguasai manajemen bengkel, (c) Mahasiswa telah
menguasai petunjuk pengerjaan kayu.
Kompetensi khusus yang akan dicapai setelah mahasiswa mempelajari modul ini
adalah:
B. Penyajian
B.1. Mesin Gergaji Bundar Berlengan (Radial Arm Saw)
1. Materi
Mesin gergaji bundar berlengan adalah mesin gergaji bundar di mana daun gergajinya
berada di atas meja dan dapat digerakkan sepanjang lengannya yang dipasang pada
tiang serta dapat diputar 1800 dan dapat pula naik atau turun. Mesin ini penting sekali
diadakan baik untuk sekolah maupun untuk perusahaan/industri.
Fungsi yang pokok dari mesin ini adalah untuk memotong tegak maupun miring. Juga
dapat dipergunakan untuk memotong cowakan tegak atau miring, membuat sponing dan
membuat alur, membuat purus.
Caranya adalah:
Caranya adalah:
a. Penyetelan lengan dan daun gergaji sama seperti keterangan di atas (no. 1),
tinggi daun gergaji disesuaikan dengan dalamnya cowakan.
b. Pasang daun gergaji dado (daun gergagi rangkap) dengan lebar sesuai dengan
kebutuhan.
c. Turunkan daun gergaji sesuai dengan dalamnya cowakan. Untuk dapat
menurunkan daun gergaji dengan tepat: (1) Turunkan daun gergaji sampai
menyentuh kayu pekerjaan di atas meja, (2) Ukur dalamnya cowakan (bisa pada
tiang/Column), (3) Turunkan daun gergaji sampai batas yang diukur tadi.
d. Kalau cowakan yang akan dibuat cukup lebar, maka pemotongan harus
dilakukan beberapa kali dan diutamakan pemotongan pada sisi-sisinya.
Caranya adalah:
4. Membuat Purus
Caranya adalah:
a. Siapkan kayu pekerjaan, bentuk purusnya sudah dilukis dengan baik dan jelas.
b. Pasang daun gergaji (daun gergaji dado head) bila purus yang dibuat cukup
panjang.
c. Stel lengan pada kedudukan yang sesuai dengan dada purus yang akan dipotong.
d. Stel kedudukan tegak lurus daun gergaji, apakah sudah sesuai dengan tegaknya
dada purus.
e. Perhatikan sekitar daun gergaji, apakah terdapat benda-benda yang
membahayakan atau mengganggu, kemudian singkirkan.
f. Atur dalam pemotongan sesuai dengan dalamnya dada purus.
g. Atur tudung pengaman 6 mm di atas kayu pekerjaan.
h. Letakkan kayu pekerjaan, di mana sisi tebal yang lurus merapat pada pengantar
dan sisi lebar yang rata merapat pada meja.
i. Pegang penarik daun gergaji, buka kunci joke, pegang kayu pekerjaan dengan
tangan kiri dan tarik daun gerjagi dengan tangan kanan.
j. Pemotongan pertama tepat pada dada purus, selanjutnya tinggal digeser kayu
pekerjaan sehingga selesai pembuatan purus.
k. Bila purus letaknya di tengah-tengah, maka untuk pemotongan pipi sebelahnya,
tidak perlu merubah dalamnya pemakanan daun gergaji.
l. Balik kayu 180 derajat dan ujungnya pada kedudukan pemotongan pipi purus
yang pertama.
m. Menarik daun gergaji dengan gerakan merata dan teratur, artinya tidak terlalu
cepat atau terlalu lambat. Anggota badan harus aman dari putaran daun gergaji.
n. Bila pemotongan telah selesai, kembalikan daun gergaji pada posisi semula dan
kuncikan joke.
o. Bila pemotongan banyak dengan ukuran yang sama, pasang kayu penahan (stop
blok) sebelah kiri atau kanan tergantung posisi pemotongan.
Caranya adalah:
a. Siapkan kayu pekerjaan dan lukis bentuk dari miring berganda yang akan dibuat.
b. Stel miringnya lengan dan stel miringnya daun gergaji sesuai dengan yang
dikehendaki.
c. Kerjakan seperti pemotongan yang lain.
1. Uraian Materi
Mesin ketam perata adalah sebuah mesin kayu yang digunakan untuk mengetam
kayu dua sisi yang berdekatan sehingga menjadi lurus, rata dan siku. Mesin kayu ini
setidak-tidaknya. Mesin kayu ini terdiri: rangka badan, meja muka dan meja belakan,
sumbu ketam dan motor. Untuk berfungsi dengan baik dan aman, maka mesin ketam
perata tersebut masih dilengkapi dengan pengantar (Fence), tudung pengaman (safety
guard) dan alat pengatur naik turunnya meja.
Pekerjaan-pekerjaan lain yang dapat dikerjakan dengan mesin ketam perata adalah: (a)
Mengetam miring, (b) Mengetam sponing, (c) Mengetam tirus, (d) Mengetam
cowokam, (e) Mengetam kepala kayu
Secara garis besar konstruksinya terdiri dari: (a) Rangka badan, (b) Meja muka dan
meja belakang, (c) Sumbu ketam, (d) Motor
Perlengkapan lainnya ada: (a) Pengantar, (b) Pengatur naik dan turunnya meja, (c)
Tudung pengaman, (d) Pengunci meja, (e) On/Of motor, (f) Isolator switch, (g) Cutter
head
Caranya adalah:
Caranya adalah:
a. Siapkan kayu pekerjaan dan periksa jangan sampai ada benda yang dapat
merusak mata ketam
b. Menyamakan tinggi meja belakang dengan putaran pisau
c. Menyetel dalamnya pengetaman
d. Mengatur pengantar siku-siku terhadap meja
e. Mengatur tudung pengaman, kebebasan kurang lebih 5 mm dari kayu pekerjaan.
f. Cek semua penyetelan, apakah sudah terkunci dengan baik.
g. Jalankan mesin, pada pengetaman mulailah mengetam dengan tekanan terhadap
meja muka dan pengantar.
h. Untuk selanjutnya, tekanan dipindahkan ke meja belakang dan pengantar, tangan
kanan mendorong kayu pekerjaan.
3. Mengetam Miring
4. Mengetam Sponing
Caranya adalah:
a. Mesin ketam perata yang dapat dipakai untuk membuat sponing harus memenuhi
syarat-syarat sebagai :
1) Meja muka lebih lebar ke kiri dari meja belakang.
2) Ujung pisau sebelah kiri menonjol ke kiri dari as pemegang pisau 0,4 - 0,8
mm dari meja belakang.
b. Siapkan kayu pekerjaan yang telah dilukis pada kepala kayu ukuran sponing yang
akan dibuat.
c. Stel meja belakang sama tinggi dengan putaran pisau.
d. Turunkan meja muka sebesar ukuran sponing atau dilakukan beberapa kali
pengetaman dengan melihat batas maksimum pengetaman.
e. Stel lebar sponing yang diukur dari sisi meja belakang sebelah kiri atau dari
ujung pisau paling kiri keluar terhadap pengantar, pengantar telah disetel tegak
lurus meja.
f. Untuk membuat sponing buntu harus dibuat stop blok.
g. Untuk sponing langsung, meja belakang sama tinggi dengan putaran pisau,
sedang meja muka disetel sama dengan ke dalaman sponing.
h. Tekan dengan tangan kiri dan dorong dengan tangan kanan, sama halnya waktu
mengetam tebal atau menyikukan katu.
Mesin bor tekan ini termasuk mesin yang paling sering dipakai dibengkel kerja kayu
atau di industri pengolahan kayu.
1. Gunanya untuk:
(b) mengamplas,
(c) dapat juga untuk menggerinda dan mengerjakan profil pada pinggir kayu.
(b) Meja,
(c) Motor,
Caranya adalah:
Caranya adalah:
e. Buka sekrup pemegang pahat dan naikkan pahatnya hingga rapat pada rangka
pemegangnya, kemudian kencangkan kembali pada kedudukkan pahat sejajar
dengan pengamat.
f. Pasang kayu pekerjaan pada mesin.
g. Atur batang penentu dalamnya pemakanan sesuai dengan kebutuhan.
h. Juga penentu Gerakkan meja ke samping kiri dan kanan.
i. Jalankan mesin, dahulukan pemotongan dada lubang, baik dada sebelah kiri
maupun dada sebelah kanan.
j. Kerjakan pembuatan lubang sampai selesai.
k. Matikan mesin bila telah selesai .
3. Mengamplas
Caranya adalah:
a. Siapkan kayu pekerjaan yang akan diamplas.
b. Pasang tabung amplas pada mesin bor dan dipegang oleh chucknya.
c. Pasang meja pembantu pada meja, mesin pembantu diberi lubang sebesar bulatan
tabung dengan kebebasan 5 mm
d. Atur posisi tabung amplas masuk sebagian pada lubang meja pembantu sesuai
kebutuhan.
e. Jalankan mesin, letakkan kayu pekerjaan di atas meja pembantu.
f. Gerakkan kayu pekerjaan menuju tabung amplas yang sedang berputar dan
berlawanan dengan putaran tabung.
g. Untuk mengamplas yang berbentuk lengkungan, buat dulu malnya.
Bagian bawah tabung dipasang cincin sebagai pengantar sebesar tabung, kemudian kayu
pekerjaan disatukan dengan acuan dan acuan tersebut menyentuh cincin.
Maksud dari perawatan adalah agar umur pemakaian dari mesin-mesin kayu
sesuai dengan yang direncanakan, bahkan lebih lama dari masa pemakaian yang
direncanakan tersebut. Yang akan dibahas dalam perawatan mesin kerja kayu hanya
sebatas pada bagaimana penajamam gergaji/pisaunya saja, yaitu antara lain bagaimana
cara penyambungan, penajaman dan pengesetan gergaji pita, penajaman pisau ketam
dan penajaman gergaji bundar, sedang bagaimana cara melepas dan memasang kembali
tidak dibahas.
1. Kebersihan
Mesin setiap selesai dipakai (sore hari) harus dibersihkan dari kotoran-kotoran
atau serbuk gergaji. Untuk mesin-mesin kerja kayu termasuk mesin gergaji pita
pembersihan harian diutamakan pada daun meja, roda-roda pengantar dan roda mesin
bagian bawah dari segala kotoran. Dalam satu minggu sekali pembersihan mesin
dilaksanakan secara menyeluruh dan teliti, termasuk bagian dalam yang tidak terlihat
harus dibersihkan. Untuk jangka waktu 6 bulan sampai 1 tahun mesin harus dibersihkan
secara menyeluruh minimal 1 kali. Bagian-bagian yang bergerak atau berputar harus
dicuci dengan minyak tanah kemudian diberi pelumas.
Penyambungan daun gergaji pita dilaksanakan dengan mesin las listrik. Untuk
melaksanakan penyambungan perlu ketelitian dan kesabaran. Untuk melaksanakan
menyambungan dengan hasil yang baik dan benar, diperlukan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Pita daun gergaji yang akan disambung dibersihkan lebih dahulu dari segala
kotoran, misalnya getah kayu, karat, flek-flek, noda-noda dengan
menggunakankan minyak solar atau bensin dan digosok dengan sikat kawat atau
diamplas.
b. Potong pita daun gergaji dengan siku ke segala arah dengan menggunakan pisau
pemotong yang terdapat pada mesin las tersebut.
1) Arah set atau kuakan gigi gergaji yang akan disambung (harus dalam keadaan
selang seling).
2) Untuk daun gergaji yang baru maka panjang daun gergaji adalah panjang
maksimal. Sedang untuk daun gergaji yang lama panjangnya adalah panjang
minimal.
a. Pasang daun gergaji pita pada tempat yang terdapat pada mesin penggiwar dan
penajam gigi gergaji pita.
b. Masukkan daun gergaji pita pada penjepit yang telah disediakan pada mesin.
c. Stel pendorong gigi daun gergaji pita (2 gigi)
d. Kunci penjepit daun gergaji pita.
e. Atur lebar giwaran ke kiri dan ke kanan
f. Hidupkan mesin
g. Beri tanda mulai giwaran
h. Tekan saklar stradatrice suter ke posisi 1, mulailah penggiwaran, tunggu dan
perhatikan penggiwarannya sampai selesai.
i. Matikan dulu mesin, dengan jalan memindahkan posisi stradatrice suter dari
posisi 1 ke posisi 0. Lepas penjepit daun gergaji kemudian ambil daun gergaji,
selesailah sudah proses penggiwaran gigi daun gergaji pita.
Pisau mesin ketam perata maupun penebal, jika telah tumpul harus
ditajamkan/diasah. Hal ini dapat diketahui dengan suara yang lebih keras dan kasar bila
sedang digunakan untuk mengetam kayu, tidak seperti biasanya, kalau tajam tidak
begitu keras dan halus. Kalau mata pisau ketam telah rusak, maka mata ketam terlebih
dulu harus digerinda, sehingga mata pisau menjadi baik, tajam, lurus dan tidak terdapat
cowakan. Setelah itu baru diasah dengan batu asah. Menggosok pisau ketam, berarti
pisau ketam digosok dengan batu asah untuk melicinkan dan menghilangkan bramnya.
Sudut pengasahan pisau ketam pada waktu digerinda antara 25-30 derajat dan sudut
penajaman pada waktu mengasah antara 30-35 derajat.
Langkah-langkah penajaman :
2. Stel ketinggian/posisi pisau ketam, sehingga seluruh muka sama atau bidang
bevelnya hampir menyentuh batu gerinda.
3. Kencangkan semua penjepit daun pisau ketam.
4. Atur kemiringan bevel pisau.
5. Hidupkan mesin gerinda dan siapkan pendinginnya.
6. Gerakkan penjepit pisau atau klem pembawa dari ujung pisau yang satu sampai
ujung pisau yang lain (ke kanan dan ke kiri).
7. Atur makannya gerinda (majukan gerinda) pada pisau sedikit demi sedikit.
8. Beri pendingin dengan air (dengan menggunakan kuas) agar pisau tidak
terbakat/panas.
9. Lakukan langkah 6, 7 dan 8 sedemikian kali sehingga pisau menjadi tajam semua.
10. Matikan mesin gerinda.
11. Mundurkan gerinda (menjauhi pisau).
12. Lepaskan pisau dari penjepit/klem.
13. Bersihkan pisau ketam perata/penebal dari bram-bram dengan menggunakan batu
asal dan oli.
Langkah-langkahnya :
C. Penutup
C.1. Tes dan Kunci
Tes
Latihan 1
3. Selain fungsi yang pokok, sebutkan jenis pekerjaan lain yang dapat dikerjakan
dengan mesin gergaji bundar berlengan.
5. Bagaimana cara menurunkan daun gergaji dengan tepat untuk pekerjaan memotong
cowakan atau dado?
Latihan 2
1. Sebutkan fungsi pokok dari mesin ketam perata, sebutkan pula pekerjaan-pekerjaan
lain yang dapat dikerjakan dengan ketam perata?
2. Sebutkan perlengkapan-perlengkapan pada mesin ketam perata?
3. Bagaimana cara membuat sponing dengan menggunakan ketam perata?
4. Bagaimana cara menyetel kedalaman pemakaian mesin ketam perata?
5. Bagaimana cara menyetel meja belakang sama tinggi dengan putaran pisau ketam
pada mesin ketam perata?
Latihan 3
Latihan 4
Kunci
Latihan 1
2. Fungsi pokok mesin gergaji bundar berlengan adalah untuk memotong tegak dan
memotong miring.
a. Pada rangka motor untuk menentukan kedudukan daun gergaji terhadap meja
b. Pada lengan untuk menentukan jarak pemotongan
c. Pada tiang untuk menentukan kedudukan lengan pada pengantar
5. Untuk dapat menurunkan daun gergaji dengan tepat dapat dilakukan dengan cara:
Latihan 2
Pekerjaan-pekerjaan kain yang diselesaikan dengan mesin ketam perata antara lain:
a. Mesin ketam perata yang dapat dipakai untuk membuat sponing harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1) Meja muka lebih lebar kekiri dari meja belakang
2) Ujung pisau sebelah kiri menonjol kekiri dari as pemegang pisau 0,4 - 0,8 mm dari
meja belakang
b. Siapkan kayu pekerjaan yang telah dilukis pada kepala kayu ukuran sponing yang
akan dibuat.
c. Stel meja belakang sama tinggi dengan putaran pisau
d. Turunkan meja muka sebesar ukuran sponing atau dilakukan beberapa kali
pengetaman dengan melihat batas maksimum pengetaman.
e. Stel lebar sponing yang diukur dari sisi meja belakang sebelah kiri atau dari
ujung pisau paling kiri keluar terhadap pengantar, pengantar telah disetel tegak
lurus meja
f. Untuk membuat sponing buntu harus dibuat stop blok
g. Untuk sponing langsung, meja belakang sama tinggi dengan putaran pisau,
sedang meja muka disetel sama dengan kedalaman sponing.
h. Tekan dengan tangan kiri dan dorong dengan tangan kanan, sama halnya waktu
mengetam tebal atau menyikukan kayu.
5. Cara menyetel meja belakang sama tinggi dengan putaran pisau adalah sebagai
berikut:
a. Turunkan meja muka dan meja belakang lebih rendah beberap mm dari putaran
mata ketam.
b. Ambil sepotang kayu yang telah diketam, baik, dan lurus yang panjangnya
kurang lebih 40 cm.
c. Ketam kayu tadi kira-kira 10 cm.
d. Matikan mesin, simpan kayu tersebut pada meja muka yang ditonjolkan pada
meja belakang.
e. Naikkan meja belakang hingga merapat pada kayu yang telah dimakan.
Latihan 3
1. Guna mesin bor tekan adalah untuk: (a) Membuat lubang, (b) Mengamplas, (c) Dapat
juga untuk menggerinda dan mengerjakan profil.
2. Bagian-bagian dari mesin bor tekan: (a) Tiang dari baja, (b) Meja, (c) Motor, (d)
Tangan-tangan untuk menekan mata bor, (e) Roda penggerak meja ke kiri dan ke
kanan, (f) Roda penggerak meja ke muka dan ke belakang, (g) Pengatur dalam
pengeboran, (h) Stop kontak, (i) Stop blok.
3. Perlengkapan yang diperlukan dari mesin bor tekan: (a) Mata bor dan kunci
pemegang, (b) Bermacam-macan sumbu bor, (c) Perlengkapan lubang persegi.
Latihan 4
1. Maksud utama dari perawatan mesin-mesin kerja kayu adalah agar umur pemakaian
dari mesin-mesin kayu sesuai dengan yang direncanakan, bahkan lebih lama dari
masa pemakaian yang direncanakan tersebut.
2. Maksud dari mengasah mata pisau mesin ketam adalah menghaluskan bidang bevel,
sehingga mata pisau ketam betul-betul tajam, lurus dan halus dan menghilangkan
bram bekas batu gerinda dengan menggunakan batu gosok/batu gerinda dan minyak
oli.
3. Akibat dari pemakanan gerinda yang terlalu besar pada penajaman pisau ketam
penebal/pisau ketam perata adalah pisau akan terbakar dan tidak akan lurus dan sifat
ketajamannya akan berkurang.
4. Besarnya sudut penajaman pisau mesin ketam adalah antara 25 - 300
5. Langkah-langkah penajaman pisau ketam perata atau penebal
a. Pasang pisau ketam pada penjepit/klem pembawa dengan hati-hati.
b. Stel ketinggian/posisi pisau ketam, sehingga seluruh muka sama atau bidang
bevelnya hampir menyentuh batu gerinda.
c. Kencangkan semua penjepit daun pisau ketam.
d. Atur kemiringan bevel pisau.
e. Hidupkan mesin gerinda dan siapkan pendinginnya.
f. Gerakan penjepit pisau atau klem pembawa dari ujung pisau yang satu sampai
ujung pisau yang lain (ke kanan dan ke kiri).
g. Atur makannya gerinda (majukan gerinda) pada pisau sedikit demi sedikit.
h. Beri pendingin dengan air (dengan menggunakan kuas) agar pisau tidak
terbakar/panas.
Daftar Pustaka
Senarai
1. Sambungan: Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu
untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk
konstruksi yang sesuai dengan gaya-gaya yang akan bekerja pada batang kayu
tersebut sesuai penggunaan konstruksi kayu tersebut.
2. Papan: Kayu berbentuk lembaran dengan tebal kurang dari 4 cm.
3. Balok: Kayu berbentuk batangan dengan penampang persegi dan tebal/lebar lebih
dari 4 cm.
4. Mesin Portabel: Alat kerja dengan mesin yang ringan bisa diangkat atau dijinjing
dengan tangan, biasanya mesin elektrik (dengan tenaga listrik)
5. Pegas: Kayu pengisi pada sambungan papan.
6. Alur: Lubang yang memanjang pada sisi papan
7. Lidah: Pen pada sambungan papan melebar
MODUL 3
PEMBUATAN SAMBUNGAN ARAH MEMANJANG
A. Pendahuluan
Modul ini berisi sepintas pengetahuan tentang sambungan memanjang baik kayu
yang berbentuk balok maupun berbentuk papan dan pelaksanaan pembuatan beberapa
sambungan kayu balok memanjang dan sambungan kayu papan memanjang yang
merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktek dasar pembuatan
konstruksi kayu mahasiswa untuk membentuk salah satu bagian kompetensi
melaksanakan dasar-dasar pekerjaan kayu konstruksi bangunan.
Modul ini disajikan untuk membantu mahasiswa melaksanakan praktek tanpa harus
banyak dibantu oleh dosen/instruktur bahkan bila masih ada waktu dan bahan dapat
menambah keterampilan dengan mempraktekkan contoh-contoh sambungan lain atau
variasi sambungan lain sehingga menjadi lebih terampil.
Modul ini terdiri dari 6 kegiatan belajar yang semuanya membahas sambungan
kayu memanjang, yakni: (1) Sambungan Arah Memanjang, (2) Membuat sambungan
bibir lurus berkait, (3) Membuat sambungan bibir miring berkait, (4) Membuat
sambungan papan memanjang dengan ekor burung tunggal, (5) Membuat sambungan
memanjang dengan kunci sesisi, (6) Membuat sambungan memanjang dengan kunci
jepit.
Setelah dengan cermat mempelajari modul ini maka diharapkan mahasiswa dapat:
Kegiatan belajar mahasiswa dalam modul ini terdiri 4 kegiatan pembelajaran: (1) Uraian
materi pemebelajaran, (2) Rangkuman materi esensial/penting, (3) Latihan, (4) Tes
B. Penyajian
1. Pengetahuan
Sebuah sambungan pada suatu konstruksi bangunan baik itu dari beton, baja maupun
dari kayu merupakan suatu titik terlemah pada konstruksi tersebut, oleh sebab itu dalam
melaksanakan penyambungan harus memperhatikan syarat-syarat ukuran sambungan
dan gaya-gaya yang akan bekerja pada sambungan tersebut. Syarat-syarat ukuran
sambungan dapat dilihat pada contoh gambar sambungan sedangkan gaya-gaya yang
harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Gaya Tarik
Bila yang bekerja gaya tarik, maka sambungan kedua batang kayu tersebut harus saling
mengait agar tidak mudah lepas, misalnya memakai sambungan bibir miring berkait.
2. Gaya Desak
Bila yang bekerja gaya desak, maka sambungan kedua batang kayu diusahakan agar
permukaan batang yang akan disambung saling menempel rapat. Misalnya memakai
sambungan lurus tekan.
Bila yang bekerja gaya lintang dan momen, maka gaya lintang akan menyebabkan
sambungan akan saling bergeser sedang momen akan menyebabkan suatu lenturan.
Maka dalam hal ini sambungan harus kuat dan kaku misalnya memakai sambungan
pengunci.
4. Gaya Puntir
Bila sambungan atau hubungan ada gaya puntir, maka sambungan kedua batang kayu
harus saling mencengkeram agar tidak mudah terjungkit lepas misalnya memakai
sambungan tarikan lurus rangkap untuk sambungan tiang dan hubungan pen dan lubang
untuk hubungan sudut.
Untuk mendapatkan sambungan yang awet dan kuat, maka cara mengerjakan
sambungan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Cara mengerjakan sambungan kayu tidak boleh sampai merusak kayunya, misalnya:
kayu tidak boleh dipukul langsung tetapi harus diberi bantalan pelindung, salah bor
akan terjadi lubang yang sia-sia dan lubang ini merupakan awal pelapukan, salah
gergaji akan mengurangi luas penampang kayu.
2. Kayu yang akan disambung harus merupakan pasangan yang pas, maksudnya tidak
boleh terlalu longgar karena akan mudah lepas atau bergeser, dan juga tidak boleh
terlalu kencang (Jw. sesak) karena kalau dipaksakan akan ada bagian yang rusak atau
pecah.
3. Sebelum kedua kayu yang akan disambung disatukan, lebih dahulu bidang-bidang
sambungannya diberi cairan pengawet agar tidak mudah lapuk, sebab biasanya
daerah sambungan mudah dimasuki air dan air yang tertinggal ini menyebabkan
pelapukan.
4. Sambungan kayu diusahakan agar terlihat dari luar, karena untuk memudahkan
kontrol dan perbaikan.
1. Pengetahuan Dasar
Sambungan bibir lurus berkait adalah salah satu sambungan balok memanjang yang
digunakan untuk sambungan memanjang konstruksi kayu yang penggunaannya
menumpu, misalnya untuk balok tembok, dsb.
2. Lembar Kerja
Alat:
1. Gergaji pemotong
2. Gergaji pembelah
3. Gergaji punggung
4. Ketam
5. Pahat lubang
6. Pahat tusuk
7. Palu kayu
8. Palu Besi
9. Alat-alat lukis:
- Pensil dan Krespen
- Siku-siku
- Perusut ganda
- Mistar baja/Rolmeter.
Keselamatan Kerja
Langkah Pengerjaan
1. Pengetahuan Dasar
Sambungan bibir miring berkait adalah salah satu sambungan kayu memanjang yang
dapat menahan beban lentur sehingga sambungan ini dapat digunakan untuk
menyambung balok tarik, gording, jurai luar/jurai dalam dan sebagainya.
2. Lembar Kerja
Alat:
1. Alat tulis:
- Pensil/krespen
- Mistar baja/rol meter
- Siku-siku
- Perusut
- Jangka dan sebagainya
2. Gergaji pemotong
3. Gergaji pembelah
4. Gergaji punggung
5. Ketam panjang
6. Pahat lubang
7. Pahat tusuk
8. Palu kayhu
9. Palu besi
Keselamatan Kerja
Langkah Pengerjaan
12. Mengetam bidang Iv hingga rata, lurus dan siku-siku terhadap bidang I dan bidang III.
13. Memberi tanda pareng.
14. Melukis benda kerja/menggambar benda kerja.
15. Membuat komponen/bagian-bagian sambungan yang berbentuk takikan dengan
menggunakan gergaji potong/gergaji punggung untuk pemotongan trakikan nyang
lebih akurat.
16. Memotong-motong/mencacah bagian yang akan dibuang untuk membentuk takikan
dengan gergaji potong/punggung.
17. Memahat kayu yang akan dibuang dengan pahat lubang.
18. Membersihkan/menyempurnakan takikan menggunakan pahat tusuk.
19. Mencoba merangkai sambungan, melepas dan membenahi yang kurang.
20. Merangkai sambungan dengan hasil rata, lurus dan plat/tidak baling.
21. Memeriksakan tugas kepada dosen/instruktur.
Sambungan papan memanjang dengan ekor burung tunggal adalah salah satu konstruksi
sambungan papan memanjang yang menggunakan takik setengah tebal kayu yang
berbentuk ekor burung tunggal. Sambungan ini banyak digunakan untuk sambungan
lisplang dan sambungan-sambungan papan memanjang lainnya.
2. Lembar Kerja
Alat:
1. Gergaji potong
2. Gergaji pembelah
3. Gergaji punggung
4. Ketam panjang
5. Pahat lubang
6. Pahat tusuk
7. Palu Kayu
8. palu besi
9. Alat-alat lukis:
o Pensil dan krespen
o Siku-siku
o Perusut ganda
o Mistar baja/rol meter
Keselamatan Kerja
Langkah Pengerjaan
1. Pengetahuan Dasar
Sambungan memanjang dengan kunci sesisi yang kita praktekkan disini adalah
sambungan untuk batang tarik kuda-kuda yang berhubungan dengan tiang kuda-kuda
dan balok penyokong kuda-kuda yang menggunakan kunci sesisi yang terletak di atas
sambungan bibir miring pada batang tarik tersebut.
2. Lembar Kerja
Bahan:
Alat:
1. Alat-alat lukis:
- Pensil dan krespen
- Siku-siku
- Mistar baja/rol meter
2. Gergaji potong
3. Gergaji pembelah
4. Gergaji punggung
5. Ketam panjang
6. Pahat lubang
7. Pahat tusuk
8. Palu Kayu
9. Palu besi
Keselamatan Kerja
Langkah Pengerjaan
Sambungan memanjang dengan kunci jepit itu adalah sambungan yang balok tariknya
hanya dipertemukan dan ditakik atau dibuat takik, bibir miring dan sebagainya lalu
dijepit dengan dua batang kayu penjepit dan 4 bauh mur baut.
2. Lembar Kerja
Bahan:
Alat:
- Alat-alat lukis
- Pensil dan krespen
- Siku-siku
- Mistar baja/rol meter
- Perusut
- Gergaji potong
- Gergaji pembelah
- Gergaji punggung
- Ketam
- Pahat lubang
- Pahat tusuk
- Palu kayu
- Palu besi
- Bou engkol
- Kunci pas
Keselamatan Kerja
Langkah Pengerjaan
C. Penutup
C.1. Tes
4. Jelaskan menggunakan sambungan apa bila yang akan bekerja pada batang itu
adalah gaya tarik?
5. apa yang menyebabkan/gaya apa yang bekerja pada batang itu ketika kita
memilih sambungan pengunci?
6. Sebutkan 5 macam variasi sambungan bibir lurus!
7. Sebutkan 5 macam sambungan tegak/sambungan tiang!
8. Dimana digunakan sambungan bibir lurus?
9. Sebutkan dua macam sambungan memanjang untuk bentuk/ukuran papan!
Daftar Pustaka
2. Dalik SA. Oja Sutiarno, 1978. Petunjuk Pengerjaan Kayu 1. Proyek Pengadaan
Buku. Dapdikbud. Dikmenjur.
3. A. Dodong Budianto, 1995. Mesin Tangan Industri Kayu. PIKA Semarang. Penerbit
Kanisius.
Senarai
1. Sambungan: Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu
untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk
konstruksi yang sesuai dengan gaya-gaya yang akan bekerja pada batang kayu
tersebut sesuai penggunaan konstruksi kayu tersebut.
2. Sambungan Kayu Memanjang: Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua
batang atau lebih balok kayu atau papan kayu untuk memenuhi panjang tertentu yang
dibutuhkan.
3. Sambungan Ekor Burung Tunggal: Adalah sebuah sambungan papan memanjang
dengan takikan dan lidah yang berbentuk ekor burung tunggal.
4. Sambungan bibir lurus berkait: Adalah konstruksi sambungan untuk balok kayu
memanjang yang menggunakan takikan yang kedalamannya berbeda antara separo
ujung depan sambungan dan separuh pangkal sambungan sehingga perbedaan
kedalaman takikan tersebut sebagai kait sambungan.
5. Sambungan bibir miring berkait: Adalah konstruksi sambungan untuk balok kayu
memanjang yang menggunakan takikan miring yang kedalamannya berbeda antara
separuh ujung dan separuh pangkal sehingga perbedaan takikan merupakan kait
sambungan tersebut.
6. Sambungan memanjang dengan kunci sesisi: Adalah suatu konstruksi sambungan
memanjang misalnya sambungan bibir miring berkait yang diperkuat/dikunci disisi
atas yang diperkuat dengan takikan dan mur baut.
7. Sambungan memanjang dengan kunci jepit: Adalah suatu konstruksi sambungan
memanjang misalnya sambungan takik, atau purus lurus yang diperkuat/dijepit
dengan dua batang kayu kanan kiri dan diperkuat dengan mur dan baut.
MODUL 4
PEMBUATAN SAMBUNGAN ARAH MELEBAR
A. Pendahuluan
Modul ini membahas tentang mengenal dan memahami macam dan persyaratan
sambungan kayu, menguasai macam alat sambung dan teknik penggunaannya, dapat
membuat sambungan kayu arah melebar untuk menunjang pelaksanaan bangunan
gedung di lapangan.
Untuk dapat memahami uraian materi dan mengerjakan lembar kerja yang ada
dalam modul ini dengan baik dan benar, seharusnya mahasiswa sudah belajar tentang:
Setelah melaksanakan seluruh kegiatan belajar yang ada dalam modul ini
diharapkan mahasiswa dapat mengenal dan memahami macam dan persyaratan
sambungan kayu, menguasai macam alat sambung dan teknik penggunaannya, dapat
membuat sambungan kayu arah melebar untuk menunjang pelaksanaan bangunan
gedung di lapangan.
B. Penyajian
Sebuah sambungan pada suatu konstruksi bangunan baik itu dari beton, baja
maupun dari kayu merupakan suatu titik terlemah pada konstruksi tersebut. oleh sebab
itu dalam melaksanakan penyambungan harus memperhatikan syarat-syarat ukuran
sambungan dan gaya-gaya yang akan bekerja pada sambungan tersebut.
Bila sambungan atau hubungan ada gaya puntir, maka sambungan kedua batang
kayu harus saling mencengkeram agar tidak mudah terjungkit lepas misalnya memakai
sambungan tarikan lurus rangkap untuk sambungan tiang dan hubungan pen dan lubang
untuk hubungan sudut.
Untuk mendapatkan sambungan yang awet dan kuat, maka cara mengerjakan
sambungan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Cara mengerjakan sambungan kayu tidak boleh sampai merusak struktur kayunya,
misalnya: kayu tidak boleh dipukul langsung tetapi harus diberi bantalan pelindung,
salah bor akan menjadi lubang yang sia-sia dan lubang ini merupakan awal
pelapukan, salah gergaji akan mengurangi luas penampang kayu.
Kayu yang akan disambung harus merupakan pasangan yang pas, maksudnya tidak
boleh terlalu longgar karena akan mudah lepas atau bergeser, dan juga tidak boleh
terlalu kencang (Jw. sesak) karena kalau dipaksakan akan ada bagian yang rusak atau
pecah.
Sebelum kedua kayu yang akan disambung disatukan, lebih dahulu bidang-bidang
sambungannya diberi cairan pengawet agar tidak mudah lapuk, sebab biasanya
daerah sambungan mudah dimasuki air dan air yang tertinggal ini menyebabkan
pelapukan.
Sambungan kayu diusahakan agar terlihat dari luar, karena untuk memudahkan
kontrol dan perbaikan.
Cara membuat sambungan arah kayu melebar dapat dikerjakan dengan beberapa
teknik, macam teknik pengerjaannya disesuaikan dengan pertimbangan untuk pekerjaan
apa sambungan itu diterapkan misal untuk dinding, lantai balok loteng, papan tangga
kayu dan lain- lainnya. Teknik penyambungan kayu arah melebar antara lain:
Untuk membuat sambungan diperlukan papan kayu yang baik dan berukuran
tebal berkisar 2 sampai 4 cm. Pada sisi samping arah memanjang dibuat sebuah alur
yang dalamnya 1 cm, dan papan yang lain (pasangannya) dibuat lidah. Lidah ini
panjang dan tebalnya dibuat lebih kecil sedidikt dengan alurnya karena untuk lebih
mudah dalam pemasangannya dan untuk toleransi sehingga kalau ke dua papan ini
disatukan maka antara alur dan lidah terdapat rongga kurang lebih 2 mm.
Sambungan papan dengan alur dan lidah lepas ini agak berbeda dengan
sambungan alur dan lidah, karena pada sambungan ini kedua sisi papan yang akan
ditemukan atau disatukan masing – masing dialur sedalam 1 cm dan lebar alur diambil
1/3 tebal papan. Kemudian sebelum kedua papan ini disatukan maka pada salah satu
kayu dipasang bilah kecil yang tebalnya sama dengan lebar alur dikurangi 1 mm dan
lebarnya 1,8 cm, bilah inilah yang disebut lidah lepas (pegas) panjang pegas sama
dengan panjang papan yang disambung (lihat gambar 4.2)
Sambungan ini prisipnya sama dengan lidah dan alur, hanya saja pada salah satu
sisi papan lidahnya diberi sponing yang lebarnya kurang lebih 5 mm dan dalamnya 3
mm.
Sambungan ini sama dengan lidah dan alur hanya pada pertemuan sisi kayu
diberi ditutup dengan bilah kayu yang tebalnya 1 cm dan lebarnya 4 cm dan panjangnya
sama dengan panjang papan yang disambung (lihat gambar 4.4).
Gambar 4.4. Alur dan Lidah yang Dilengkapi dengan Tutup Celah
Sambungan ini juga sama dengan sambungan alur dan lidah, namun untuk
memperindah tampilan terutama kalau terjadi celah pada sambungan maka diberi
aksesoris tambahan dengan membuat profil di sisi kedua papan papan yang disambung
(lihat gambar 4.5)
Gambar 4.5. Alur dan Lidah yang Dilengkapi dengan Profil Lengkung
Latihan
Petunjuk
Soal:
Keselamatan Kerja
o Pakailah pakaian kerja yang susuai untuk bekerja di bengkel kerja kayu.
o Pakailah peralatan keselamatan kerja
o Pastikan mesin dan alat yang akan dipakai dalam kondisi siap pakai.
o Optimalkan peralatan bantu dan pengaman pada mesin yang dipakai.
o Bekerjalah sesuai dengan petunjuk dan langkah kerja.
o Pastikan anda dalam keadaan sehat dan tidak ngantuk.
Langkah Kerja
b. Berilah tanda paring pada papan kayu yang sudah saling berpasangan.
c. Lukisilah benda kerja sesuai dengan gambar kerja yaitu membuat sambungan papan
melebar dengan lidah dan alur.
d. Tandailah/arsirlah pada bagian kayu yang akan dihilangkan dan bagian kayu yang
harus tetap ada (diperlukan).
e. Periksalah kembali hasil lukisan anda dan pastikan bahwa lukisan sudah betul.
a. Ambillah salah satu papan yang telah dilukisi dan dipersiapkan untuk di alur.
b. Stellah pengantar pada mesin gergaji sesuai dengan rencana pembuatan alur
c. Aturlah kemunculan gigi gergaji sesuai dengan kedalaman alur yang kita inginkan,
yaitu 1 cm.
d. Hidupkan mesin gergaji meja tersebut dan tunggu hingga putaran daun gergaji stabil.
e. Pekerjaan dilakukan oleh dua orang, yaitu satu orang yang mendorong dan satu orang
kalau sudah memungkinkan menarik kayu (papan).
f. Karena ketebalan daun gergaji rata-rata 4 mm, berarti lebar alur belum terpenuhi
karena lebar alur 1 cm.
g. Ulangi lagi langkah (e) tetapi kayu dibalik yang tadinya di depan menjadi di
belakang, dan sampai didapat lebar alur adalah 1 cm.
Keselamatan Kerja
a. Pakailah pakaian kerja yang susuai untuk bekerja di bengkel kerja kayu.
b. Pakailah peralatan keselamatan kerja
c. Pastikan mesin dan alat yang akan dipakai dalam kondisi siap pakai.
d. Optimalkan peralatan bantu dan pengaman pada mesin yang dipakai.
e. Bekerjalah sesuai dengan petunjuk dan langkah kerja.
f. Pastikan anda dalam keadaan sehat dan tidak ngantuk.
Langkah Kerja
f. Ketamlah papan kayu pada sisi 3 (lebar) menggunakan mesin ketam penebal,
tentukan ukuran ketebalan yang diinginkan dengan mengatur skala pengatur ukuran
pengetaman.
g. Ketamlah papan kayu pada sisi 4 (tebal) dengan mengunakan mesin ketam penebal
disertai mengatur skala pengatur ukuran yanng diinginkan hingga sesuai dengan
ukuran yang diminta.
h. Ketamlah semua papan yang akan disambung sampai semua papan kayu dalam
ukuran yang sama.
a. Ambillah salah satu papan yang telah dilukisi dan dipersiapkan untuk di alur.
b. Stellah pengantar pada mesin gergaji sesuai dengan rencana pembuatan alur
c. Aturlah kemunculan gigi gergaji sesuai dengan kedalaman alur yang kita inginkan,
yaitu 1 cm.
d. Hidupkan mesin gergaji meja tersebut dan tunggu hingga putaran daun gergaji stabil.
e. Pekerjaan dilakukan oleh dua orang, yaitu satu orang yang mendorong dan satu orang
kalau sudah memungkinkan menarik kayu (papan).
f. Karena ketebalan daun gergaji rata-rata 4 mm, berarti lebar alur belum terpenuhi
karena lebar alur 1 cm.
g. Ulangi lagi langkah (e) tetapi kayu dibalik yang tadinya di depan menjadi di
belakang, dan sampai didapat lebar alur adalah 1 cm.
h. Ulangi langkah a sampai g untuk papan yang satunya.
a. Siapkan kayu dalam ukuran gergajian tebal 12 mm, lebar 20 mm dan panjang 100
cm.
b. Ketamlah ke empat sisinya menggunakan ketam penebal, sehingga ukurannya
menjadi tebal 9 mm, lebar 18 mm dan panjangnya tetap 100 cm.
Cara menyambungnya
Sambungan Papan Melebar dengan Alur dan Lidah yang Dilengkapi dengan Sponing
a. Ambillah salah satu papan yang telah dilukisi dan dipersiapkan untuk di alur.
b. Stellah pengantar pada mesin gergaji sesuai dengan rencana pembuatan alur
c. Aturlah kemunculan gigi gergaji sesuai dengan kedalaman alur yang kita inginkan,
yaitu 1 cm.
d. Hidupkan mesin gergaji meja tersebut dan tunggu hingga putaran daun gergaji stabil.
e. Pekerjaan dilakukan oleh dua orang, yaitu satu orang yang mendorong dan satu orang
kalau sudah memungkinkan menarik kayu (papan).
f. Karena ketebalan daun gergaji rata-rata 4 mm, berarti lebar alur belum terpenuhi
karena lebar alur 1 cm.
g. Ulangi lagi langkah (e) tetapi kayu dibalik yang tadinya di depan menjadi di
belakang, dan sampai didapat lebar alur adalah 1 cm.
f. Seperti langkah (e) gergajilah papan kayu untuk sisi sebelahnya, sehingga
terbentuklah lidah sambungan.
a. Ambilah mesin frais dan stel mata profil sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
b. Ambilah papan kayu yang ada lidah sambungannya.
c. Letakkan papan kayu di atas meja kerja dan diperkuat dengan klem atau klos.
d. Hidupkan mesin frais dan tempelkan mata router pada ujung sisi papan yang terdapat
lidah sambungan.
e. Doronglah mesin router tanpa berhenti sampai ujung kayu, sehingga kayu terprofil.
f. Ketemukan/paskan kedua papan kayu tadi hingga keduanya tersambung jadi satu.
Sambungan Papan Melebar dengan Alur dan Lidah yang Dilengkapi dengan Tutup Celah
c. Lukisilah benda kerja sesuai dengan gambar kerja yaitu membuat sambungan papan
melebar dengan lidah dan alur.
d. Tandailah/arsirlah pada bagian kayu yang akan dihilangkan dan bagian kayu yang
harus tetap ada (diperlukan).
e. Periksalah kembali hasil lukisan anda dan pastikan bahwa lukisan sudah betul.
a. Ambillah salah satu papan yang telah dilukisi dan dipersiapkan untuk di alur.
b. Stellah pengantar pada mesin gergaji sesuai dengan rencana pembuatan alur
c. Aturlah kemunculan gigi gergaji sesuai dengan kedalaman alur yang kita inginkan,
yaitu 1 cm.
d. Hidupkan mesin gergaji meja tersebut dan tunggu hingga putaran daun gergaji stabil.
e. Pekerjaan dilakukan oleh dua orang, yaitu satu orang yang mendorong dan satu orang
kalau sudah memungkinkan menarik kayu (papan).
f. Karena ketebalan daun gergaji rata-rata 4 mm, berarti lebar alur belum terpenuhi
karena lebar alur 1 cm.
g. Ulangi lagi langkah (e) tetapi kayu dibalik yang tadinya di depan menjadi di
belakang, dan sampai didapat lebar alur adalah 1 cm.
a. Siapkan kayu berukuran 12 mm, lebar 42 mm dan panjang sama dengan panjangnya
papan yang disambung.
b. Ketamlah ke empat sisinya menggunakan mesin ketam penebal.
c. Ketemukan kedua sisi papan kayu yang akan disambung dengan measukkan lidah
kedalam alur sambungan.
d. Pasanglah kayu penutup celah tadi menutup pas pada garis celah sambungan dan
pakulah penutup celah tadi dengan papan yang disambung.
C. Penutup
C.1. Rangkuman
o Cara mengerjakan sambungan kayu tidak boleh sampai merusak kayunya, misalnya:
kayu tidak boleh dipukul langsung tetapi harus diberi bantalan pelindung, salah bor
akan mterjadi lubang yang sia-sia dan lubang ini merupakan awal pelapukan, salah
gergaji akan mengurangi luas penampang kayu.
o Kayu yang akan disambung harus merupakan pasangan yang pas, maksudnya tidak
boleh terlalu longgar karena akan mudah lepas atau bergeser, dan juga tidak boleh
terlalu kencang (Jw. sesak) karena kalau dipaksakan akan ada bagian yang rusak atau
pecah.
o Papan yang efektif disambung dengan bermacam-macam teknik menyambung kayu
pada uraian di atas adalah jika tebal kayu (papan) minimum 2 cm, jika tebal papan
kurang dari 2 cm proses pengerjaannya akan lebih sulit.
o Sambungan papan semacam ini bisa diterapkan pada pekerjaan bangunan kayu
misalnya untuk lantai dari papan kayu, dinding papan kayu dan konstruksi tangga
kayu.
Tes
Petunjuk:
Untuk meyakinkan bahwa anda telah mampu menguasai materi dalam kegiatan belajar
ini, kerjakanlah soal-soal di bawah ini pada Buku Latihan. Untuk mengerjakannya
Jika nilai hasil test formatif anda belum mencapai 80 maka anda belum diperkenankan
mengerjakan lembar kerja. Untuk itu anda harus mengulangi sampai mencapai nilai
minimum 80, baru anda diperkenankan mengerjakan lembar kerja.
Pilih jawaban yang paling tepat dengan menulis salah satu huruf a, b, c, d, atau e dari
option jawaban yang tersedia!
1. Tebal minimal papan yang dapat disambung secara efekti menggunakan teknik
penyambungan papan melebar adalah: . . .
a. 2 cm d. 5 cm
b. 3 cm e. 6 cm
c. 4 cm
2. Pada sambungan alur dan lidah, lebar alur yang baik adalah: . . .
a. 1 kali tebal kayu d. 1/4 tebal kayu
b. 1/2 kali tebal kayu e. 1/5 tebal kayu
c. 1/3 kali tebal kayu
4. Pada sambungan alur dan lidah dengan sponing, berapa ukuran sponingnya: . . .
a. Dalam 10 mm, lebar 12 mm d. Dalam 4 mm, lebar 6 mm
b. Dalam 8 mm, lebar 10 mm e. Dalam 3 mm, lebar 5 mm
c. Dalam 6 mm, lebar 8 mm
Kunci
No Kunci Jawaban Skor Maks Skor Yang Ket
Dicapai
1. A 20
2. C 20
3. C 20
4. E 20
5. C 20
Jumlah skor 100
Syarat lulus 80
Kesimpulan hasil penilaian LULUS/TIDAK LULUS*)
*) coret yang tidak perlu
Daftar Pustaka
1. Dalik SA. Oja Sutiarno, 1978. Petunjuk Pengerjaan Kayu 1, Proyek Pengadaan
Buku. Dapdikbud. Dikmenjur. Jakarta.
Senarai
1. Sambungan: Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu
untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk
konstruksi yang sesuai dengan gaya-gaya yang akan bekerja pada batang kayu
tersebut sesuai penggunaan konstruksi kayu tersebut.
2. Papan: Kayu berbentuk lembaran dengan tebal kurang dari 4 cm.
3. Balok: Kayu berbentuk batangan dengan penampang persegi dan tebal/lebar lebih dari 4
cm.
4. Mesin Portabel: Alat kerja dengan mesin yang ringan bisa diangkat atau dijinjing
dengan tangan, biasanya mesin elektrik (dengan tenaga listrik)
5. Pegas: Kayu pengisi pada sambungan papan.
6. Alur: Lubang yang memanjang pada sisi papan
7. Lidah: Pen pada sambungan papan melebar
MODUL 5
MEMBUAT KOSEN PINTU
A. Pendahuluan
Modul ini terdiri dari 1 kegiatan belajar, yang mencakup membuat kusen pintu
tunggal dari kayu. Pada kegiatan belajar 1 membahas tentang membuat kusen pintu
yang terdiri dari informasi kusen pintu. Kusen pintu adalah sebuah rangka yang
dipasang pada lubang pintu yang fungsinya adalah menggantungkan daun pintu
sehingga lubang pintu tersebut dapat dibuka dan ditutup dengan mudah dan aman, yang
berfungsi untuk menghubungkan antararuang satu dengan ruang lainnya dan atau
dengan bagian luar rumah atau gedung.
Proses pembuatan kusen pintu dimulai dengan pemilihan dan persiapan bahan dan
alat, proses pengetaman, proses pelukisan sambungan konstruksi, proses pembuatan pen
dan lubang, pengepasan sambungan, pembuatan sponeng, alur, kupingan dan profil serta
penyetelan hingga menjadi barang jadi sesuai dengan tuntutan gambar kerja.
Untuk dapat mengerjakan modul ini mahasiswa harus sudah menguasai dan
terampil tentang: (a) Menggunakan dan merawat alat-alat kerja kayu tangan, (b)
Membuat sambungan dasar kayu, (c) Menggunakan dan merawat alat-alat mesin kerja
kayu, (c) Menggambar Konstruksi Dasar Bangunan Gedung.
Setelah selesai mengerjakan seluruh kegiatan modul ini, dan bila disediakan
peralatan yang cukup, bahan dan gambar kerja yang jelas maka mahasiswa mampu dan
trampil membuat kusen pintu secara mandiri atau kelompok dengan hasil sesuai gambar
kerja, tepat ukuran, siku, tidak baling, semua sambungan rapat, rata, rapi, dan dalam
waktu yang cepat sesuai ketentuan.
1. Pengetaman balok kayu siku ke 4 sisi dengan ukuran yang sama untuk seluruh bahan,
dengan menggunakan mesin ketam perata dan mesin ketam penebal.
2. Melukis semua sambungan dan bentuk dari kusen pintu.
3. Membuat lubang pen dengan menggunakan mesin pahat persegi (Hollow Chisel
Mortiser)
4. Membuat pen dengan menggunakan mesin pembuat pen (Tenoning machsin), atau
dengan mesin gergaji potong berlengan.
5. Membuat sponing kusen dengan menggunakan mesin frish, atau dengan mesin
gergaji belah bermeja.
6. Membuat alur kapur tiang kosen dengan menggunakan mesin frish .
7. Membuat verstek 45 derajat pada sambungan kusen, dengan menggunakan pahat
tangan, dengan hasil baik.
8. Membuat bentuk kupingan pada ambang atas kusen pintu, dengan menggunakan alat
gergaji dan pahat tangan.
9. Menyetel dan merangkai kusen dengan hasil siku, rata, rapi, rapat, dengan
menggunakan clemp panjang, diperkuat dengan lem dan paku.
B. Penyajian
A. Lembar Informasi
1. Pengertian
Kusen adalah rangka pintu yang pada umumnya dibuat dari kayu atau Aluminium
dan kusen secara khusus dapat dibuat dari beton. Kusen dari bahan kayu pada
umumnya digunakan untuk bangunan rumah tinggal. Jenis kayu yang baik untuk
kusen pintu adalah kayu jati, kayu kamper dan beberapa kayu lokal lainnya, yang
mempunyai kembang susut rendah. Ukuran kayu yang lazim digunakan untuk dibuat
kusen adalah 8/12 cm dan 6/12 cm.
a. Ambang atas: berfungsi untuk menahan beban pasangan batu bata diatasnya atau
menyekat pasangan balok beton diatasnya, yang pada ujungnya dibuat telinga
ambang (kupingan), panjangnya 10 cm - 20 cm, yang dalam pemasangannya akan
dijepit dengan pasangan bata.
b. Tiang: untuk pegangan dan tumpuan daun pintu, pada punggung tiang dipasang
baja angkur diameter 10 mm, supaya kokoh untuk menahan daun pintu., dan agar
kedudukan kusen pintu stabil dan tidan bergeser maka pada punggung tiang dibuat
alur kapur yang nantinya dalam pemasangan kusen pada dinding tembok diberi
adukan spesi pasir dan semen, sehingga menjadi kokoh.
c. Kaki tiang: juga dinamakan duk, dibuat dari campuran kedap air, 1 PC : 2 pasir ,
fungsinya untuk melindungi tiangbagian bawah dari air atau lembab, agar tidak
cepat lapuk. Duk dari pintu agar terlindung dari pengaruh air, tingginya dibuat 10-
12 cm. Sedang pintu yang sering terkena air, duknya dibuat tinggi 15 cm.
d. Pada tiang dan ambang kusen pintu dibuat suatu lekukan yang disebut sponeng,
yang gunanya untuk menempatkan engsel dan sekaligus sebagai tumpuan daun
pintu agar tidak lepas. Dalamnya sponeng adalah 1 - 1,5 cm, sedang lebar sponeng
adalah 3 - 4 cm, sangat tergantung dengan ketebalan daun pintu.
Ukuran lubang pintu biasanya dibuat disesuaikan dengan kebutuhan ruangannya atau
jenis dari bangunan. Beberapa ukuran pintu dapat dilihat pada tabel berikut:
B. Lembar Kerja
1. Alat:
Alat yang digunakan ada 2 kategori ialah alat tangan dan alat kerja mesin.
d. Siku
e. Meteran 3 m
f. Gergaji potong
g. Clamp panjang
4. Langkah Kerja:
b. Pemotongan Bahan
oleh orang ke dua untuk membantu agar tidak bergeser atau jatuh setelah
pemotong berlangsung, Tangan kanan orang ke 1 memegang handle mesin gergaji
sekaligus menghidupkan mesin dan menarik pelan hingga memotong kayu dengan
sempurna.
8) Pemotongan diteruskan pada masing-masing ujung kayu dengan cara yang sama,
akan tetapi orang kedua hanya membantu untuk menempatkan posisi kayu pada
mesin gergaji potong. Posisi gigi daun gergaji bundar berada pada posisi
menyinggung garis luar pada kayu yang akan dibuang/tidak dipakai. Sehingga
setelah digergaji tidak mengurangi panjang balok yang telah ditentukan
ukurannya.
9) Lakukan juga sesuai langkah 6 dan 7 di atas untuk pemotongan balok ambang.
1). Siapkan mesin ketam perata, pastikan pengamannya siap, penghantar ketam
dalam keadaan 90 derajat terhadap meja ketam, tebal pengetaman sekitar 0,5 - 1
mm.
2). Hidupkan mesin pada posisi pertama dan dilanjutkan pada posisi kedua setelah
suaranya stabil.
3). Pilih muka I pada balok kayu yamg mempunyai lebar kayu = 12 cm yang
mempunyai keadaan cekung dan tempatkan pada posisi di bawah atau melekat di
atas meja ketam bagian depan.dan ditekan ke bawah dan kedepan sehingga
bergerak melewati pisau ketam yang sedang berputar tinggi dengan kecepatan
dorong + 10 detik/m. karena pisau ketam tersebut menonjol 0,5 mm -1 mm maka
kayu yang lewat di atasnya terkikis setebal pisau yang menonjol tersebut yang
berarti terjadi pengetaman. Bila proses pengetaman belum merata maka pekerjaan
diulangi sampai mendapatkan kerataan pada muka kayu tersebut.
4). Pengetaman muka ke II arah tebal kayu, dengan menempelkan kayu muka I (yang
telah diketam) pada penghantar secara rapat dan muka II berada di permukaan
meja mesin ketam dan ditekan ke tiga arah, kearah penghantar, ke bawah dan
didorong ke depan sehingga bergerak dengan kecepatan + 10 detik/m sampai
tuntas. Untuk menjaga keselamatan kerja pakailah alat strika pendorong saat
pengetaman hampir habis. Pekerjaan ini diulang mana kala belum diperoleh hasil
ketaman yang merata dan halus.
Alat mesin yang digunakan adalah mesin ketam penebal.Hasil yang hendak diperoleh
dengan mesin ini adalah menghasilkan ketaman kayu yang mempunyai ukuran yang
sama antara ujung kayu sampai ujung lainnya. Misalnya ketebalan kayu diharapkan
mempunyai ketebalan 5,5 cm (55 mm) maka seluruh bagian ketebalan kayu dari
ujung ke ujung adalah sama. Begitu juga untuk lebar kayu juga mempunyai dimensi
yang sama misalnya 11,5 cm (115 mm).
Untuk mendapatkan ukuran ini salah satunya adalah dengan menggunakan mesin
ketam penebal. Ukuran jadi yang akan kita peroleh adalah tebal kayu 55 mm, lebar
115 mm.
Keterangan:
A = Kedudukan pisau ketam jumlahnya 3 atau 4 pisau
B = Posisi balok kayu yang diketam
C = Meja ketam yang dapat digerakkan turun naik
D = Sakelar ON - OF
E = Penggerak meja ketam
1) Ukur kayu yang akan diketam dan pastikan ukuran kayu yang paling tebal,
umpama yang paling tebal adalah 5,8 cm.
2) Atur jarak antara muka atas meja ketam (C) berjarak 5.8 cm.
3) Semua kayu disiapkan secara rapi disebelah kiri mesin ketam dengan posisi
menghadap keatas bagian yang akan diketam.
4) Hidupkan mesin ketam pada posisi 1 sampai suara stabil baru dimasukkan pada
posisi 2 putaran tinggi setelah suara stabil maka balok kayu dimasukkan kedalam
mesin ketam dengan posisi muka III berada di atas, balok kayu dengan posisi
horizontal (datar) oleh orang ke 1 didepan ketam secara pelan dan sedikit didorong
masuk sampai kayu ditarik oleh mesin dan berjalan secara otomatis, dan orang ke
2 harus berada di ujung mesin ketan atau berseberangan dengan orang ke 1,
menerima balok kayu yang bergerak kearahnya, diterima dengan kedua tangannya
tanpa menarik kayu dan dalam posisi horintal, dan setelah lepas dari ketam
diletakkan pada posisi muka IV tetap diatas disebelah kiri mesin ketam.
5) Teruskan pada balok kayu lainnya dengan cara yang sama dengan kegiatan no. 4.
6) Bila ketebalan kayu ditargetkan mencapai 5,5 cm maka pengetaman dilanjutkan
dengan memutar roda penggerak meja ketam sebesar ¼ putaran (45 derajat)
putaran searah jarum jam.
7) Lakukan pengetaman arah tebal kayu sesuai langkah 4, dan diulang-ulang hingga
mencapai ketebalan 5,5 cm.
1. Ukur lebar balok maximum, hasil pengukuran misalnya 11,8 cm. Maka aturlah
meja ketam terhadap pisau ketam menjadi 11,8 cm, dengan menggerakkan roda E
dengan memutar kearah berlawanan arah putaran jarum jam, hingga mencapai
jarak 11,8 cm (lihat posisi jarum penunjuk pada skala yang tersedia pada mesin
ketam).
2. Lakukan pengetaman dan hidupkan mesin ketam pada posisi 1 sampai suara stabil
baru dimasukkan pada posisi 2 putaran tinggi setelah suara stabil maka balok
kayu dimasukkan kedalam mesin ketam dengan posisi muka III berada di atas,
balok kayu dengan posisi horizontal (datar) oleh orang ke 1 di depan ketam secara
pelan dan sedikit didorong masuk sampai kayu ditarik oleh mesin dan berjalan
secara otomatis, dan orang ke 2 harus berada di ujung mesin ketan atau
berseberangan dengan orang ke 1, menerima balok kayu yang bergerak kearahnya,
diterima dengan kedua tangannya tanpa menarik kayu dan dalam posisi horintal,
dan setelah lepas dari ketam diletakkan pada posisi muka III tetap di atas disebelah
kiri mesin ketam.
3. Meja ketam dinaikkan ¼ putaran searah jarum jam, kayu dimasukkan lagi dengan
posisi yang sama dengan langkah 2, hingga semua kayu selesai. Dan ulangi lagi
sampai mencapai hasil 11,5 cm.
g. Melukis Sambungan
1. Satukan tiang kusen dan tentukan bagian atas dan bawah, ratakan bagian bawah
kusen dan di clem supaya tidah bergeser.
2. Buat tanda paring pada bagian muka dari tiang kusen tersebut seperti di bawah
(gambar 3)
gunakan alat perusut yang distel 1/3 x 11,5 cm (lebar balok) = 3,8 cm distel dan
dimatikan. Selanjutnya digoreskan pada ujung balok kiri dan kanan. Bagian-
bagian yang akan dibuang diarsir dengan pensil supaya mudah diingat.
Pada bagian muka kusen pintu (yang ada tanda paring) dilukis sponeng
dengan ukuran 1 x 3 cm , 1cm pada bagian tebal pintu bagian dalam sedang 3 cm
pada bagian lebar kusen. Caranya adalah dengan menggunakan alat perusut yang
distel 1 cm jarak penggores terhadap kayu pembatas. Setelah siap maka goreskan
pada permukaan yang telah ditetapkan dengan menggunkan tangan kanan perusut
ditempelkan pada bidang Kayu serta pembatas jarak perusut ditempelkan pada
permukaan kayu, dan didorong kearah muka sampai tuntas.
Melukis alur kapur dengan menggunakan alat perusut, atur perusut jarak
penggores dengan kayu penghantar = 1/3 x 11,5 cm, goreskan pada punggung
kusen dimulai dari ujung bawah setelah 15 cm menuju ujung atas dan berakhir 15
cm sebelum sambungan ambang atas. Dibuat kiri kanan sejajar lihat gambar 5.6
9) Kayu dilepas dari meja mesin dan dilanjutkan pada lubang kedua dengan cara
yang sama.
Keterangan Gambar :
= arah pemahatan
= arah pengepresan benda kerja supaya stabil
1) Siapkan mesin fries dengan pisau sponeng yang memiliki lebar pisau 30 - 40 mm.
2) Atur pisau yang berada di permukaan meja mesin fries = 30 mm.
3) Kontrol arah putaran mesin (ke arah tajamnya pisau)
4) Adakan uji coba dengan benda uji untuk mengecek apakah kedalaman dan lebar
seponeng telah sesuai (1 x 3,5 cm).
5) Bila belum sesuai diadakan perbaikan posisi dan bila telah sesuai dapat dilakukan
pelaksanaan sponeng. Sesuai dengan bagian yang di lukis, penekanan ke arah
pisau/pengahantar dapat dilakukan dengan menekan dengan tangan sambil
didorong ke arah kedepan, atau dengan ditekan dengan pegas yang tersedia, dan
didorong dengan tangan .
k. Pembuatan Kupingan
1) Siapkan mesin gergaji pita, dengan menggunakan daun gergaji pita ukuran 1 “.
2) Hidupkan mesin, dan potong dengan gergaji pita pada arah tegak lurus batang
ambang sedalam 1 cm , lakukan bagian kiri dan kanan sama.
3) Potong bagian yang akan di buang sesuai dengan lukisan, lakukan dengan hati hati
sehingga bagian yang dibuang dapat lepas. Lakukan semua bagian sama.
4) Pada bagian yang telah digergaji diberi takikan segi tiga arah diagonal dengan
menggunakan pahat sedalam 5 mm, lebar max 1 cm.
l. Merangkai Kusen
1) Semua bagian akan disambung dicoba apakah hasil pembuatan lubang dan purus
sudah cocok dan hasil siku. Yang masih seret, kurang rapi diperbaiki hingga dapat
masuk dengan mudah dan presisi.
2) Lanjutkan perangkaian dengan memberi lem putih (rakol atau lainnya) untuk
perkuatan supaya kokoh.
3) Pasang balok ambang pada tiang kusen hingga rapat dapat dibantu dengan clem
panjang.
4) Periksa kesikuan semua sudut dengan mengukur panjang diagonal kusen, bila
telah sama maka dapat disimpulkan kusen telah siku , bila masih ada selisih maka
bagian yang lebih panjang dipukul supaya terjadi perubahan sudut, diukur kembali
hingga mempunyai sudut diagonal sama.
5) Kaki tiang di kunci dengan papan reng dan diukur lebarnya harus sama dengan
bagian atas (80 cm) dan dipaku. Supaya tidak berubah.
6) Pada bagian sambungan dipaku dengan menggunakan paku dudur (panjang 12,5
cm), pada bagian sebelah purus mengarah tiang masing-masing 1 buah.
7) Pasang pengunci kusen dengan kayu reng ¾ cm. Pada masing-masing sudut
sehingga membentuk segi tiga dan dipaku dengan kokoh, maka kesikuan kusen
terjaga.
8) Bersihkan semua lem yang menempel pada sambungan dengan menggunakan kain
basah.
9) Merapikan hasil merangkai kusen permukaan sambungan bila tidak rata maka
harus diratakan, dengan menggunakan ketam tangan, bagian bagian yang kurang
halus dihaluskan dengan menggunakan amplas no 1 sehingga kelihatan rapi dan
menarik.
C. Penutup
Tes
Kunci
1. Kusen pintu adalah rangka lubang pintu yang pada umumnya dibuat dari kayu dan
aluminium yang digunakan untuk memasang daun pintu.
2. Manfaat duk adalah untuk menghindari rembes atau genangan air yang sangat mudah
membuat lapuk kayu.
4. Langkah kerja pembuatan kusen pintu secara garis besar sebagai berikut:
Menyiapkan bahan sesuai dengan ukuran.
Menyiapkan peralatan mesin dan peralatan kerja tangan sesuai yang dibutuhkan
Mengetam balok kusen dan ambang 4 muka dalam keadaan siku keempat sisi
dengan menggunakan mesin ketam perata dan mesin ketam penebal dengan hasil
halus siku rata, ukuran maximal 5,5 cm x 11,5 cm.
Melukis sambungan sambungan tiang dan ambang kusen pintu, sponeng dan alur
kapur.
Membuat lubang pada ambang balok ambang dengan menggunakan mesin pahat
lubang persegi
Membuat purus pada sambungan tiang kayu dengan menggunakan mesin mesin
gergaji potong berlengan
Membuat takik pada sambungan lubang dengan menggunakan mesin gergaji
potong berlengan dan dilanjutkan pembuatan verstek dengan menggunakan pahat
tangan pada balok ambang dan balok tiang.
Mengepaskan hasil sambungan sekaligus pembenahan yang kurang.
Membuat sponeng tiang dan balok ambang dengan ukuran 1 x 3 cm dengan
menggunakan mesin fries.
Membuat alur kapur pada tiang kusen dengan menggunakan mesin fries.
Membuat profil pada bagian kusen pintu yang tidak di buat sponeng.
Merangkai hasil sambungan dengan diperkuat dengan lem putih dan paku, dan
dirapikan
Ketam muka 1 dengan menggunakan mesin ketam perata, hingga lurus rata, dan
halus.
Ketam muka 2 dengan menggunakan mesin ketam perata yang hasilnya lurus, rata,
halus, dan siku terhadap muka 1.
Ketam muka 3 dengan menggunakan ketam penebal yang hasilnya rata lurus, siku
terhadap muka 1 dengan ukuran akhir 11,5 cm.
Ketam muka 4 dengan ketam penebal dengan ketam penebal yang hasilnya lurus
rata dan halus dengan hasil akhir 5,5 cm.
6. Dalam mengontrol kesikuan caranya adalah dengan mengukur kedua diagonal kosen
tersebut, bila ukurannya sama maka kusen tersebut pasti siku.
7. Langkah awal dalam melukis sambungan yang dilakukan adalah:
Menyatukan tiang rangka kusen, ratakan kedua batang tersebut pada salah satu
ujung rangka sebagai titik awal pengukuran, dibantu dengan klem untuk menjaga
supaya tidak bergeser kedudukan, membuat tanda paring, mengukur kedudukan
utama sambungan dengan menggaris dua batang sekaligus dengan bantuan alat
penyiku.
Melakukan cara yang sama untuk balok ambang
Baru melanjutkan lukisan detail secara terpisah
Daftar Pustaka
2. Imam Muchoyar, (1992). Mesin Kayu dan Penggunaanya. dektat kuliah. FKT IKIP
Yogyakarta.
Senarai
4. Alur kapur: adalah lekukan yang dibuat dipunggung tiang kusen, memanjang lebar
permukaan 1/3 lebar kusen dengan kedalaman maximum 1 cm, yang berguna untuk
memperkokoh kedudukan kusen, karena pada lekukan tersebut diisi spesi pasir
semen.
5. Ambang Kusen: balok rangka kusen yang melintang di atas kusen berukuran sama
dengan lebar daun pintu, yang berfungsi untuk menahan dinding di atasnya.
6. Angkur: besi berukuran diameter 12 mm panjang 150 mm, yang dipasang pada
bagian belakang tiang sebanyak 2-3 buah, dan juga dipasang pada bagian ujung
bawah tiang kusen dipasang dengan pasangan beton sehingga kedudukan kusen akan
kuat dan stabil.
MODUL 6
MEMBUAT KONSTRUKSI BANGUNAN KAYU
A. Pendahuluan
Agar dapat mengerjakan isi modul ini dengan mudah, maka para Mahasiswa harus
telah mempelajari dan mempraktekan membuat macam-macam sambungan kayu,
memnggunakan dan merawat mesin kerja kayu, membuat kosen pintu dan jendela kayu,
membuat daun pintu dan jendela, serta memasang daun pintu dan jendela.
Untuk setiap kegiatan belajar dalam modul Membuat Konstruksi Bangunan Kayu
ini diuraikan tentang Lembar Informasi, Alat-alat, Bahan, Kesehatan dan Keselamatan
kerja, Langkah Kerja, Lembar Latihan yang harus dikerjakan oleh semua Mahasiswa,
dan Lembar Penilaian. Hal-hal yang sangat perlu diperhatikan dalam mempraktekan isi
modul ini adalah ikuti setiap langkah kerja yang telah diuraikan agar tidak terjadi
kesalahan dalam melakukan setiap kegiatan yang menjadi tujuan perantara dalam
muwujudkan Konstruksi Bangunan Kayu yang diharapkan.
B. Penyajian
A. Lembar Informasi
Bahan untuk kuda-kuda kayu ini harus dipilih dari kayu yang baik dan ukurannya
mencukupi dengan ukuran yang dibutuhkan. Untuk kuda-kuda dengan bentang lebih
dari 4 meter, pertama-tama yang harus dikerjakan adalah menyambung balok tarik
dengan diperkuat dengan balok pengunci. Namun untuk kuda-kuda dengan bentang
kurang dari 4 meter, maka balok tariknya tidak perlu disambung tetapi tetap harus
memilih panjang kayu yang mencukupi. Sesudah itu dilanjutkan dengan mengukur
dimana akan ditempatkan kaki kuda-kuda dan tiang penggantungnya.
Tiang penggantung dengan balok tarik disambung terlebih dahulu dan harus
dipasang benar-benar siku atau tegak lurus terhadap balok tarik. Untuk dapat
menentukan siku dan tidaknya tiang penggantung dengan balok tarik dapat
menggunakan siku rangka atau dengan system perbandingan 3:4:5. Pekerjaan
berikutnya yaitu membuat sambungan kaki kuda-kuda dengan balok tarik yang
membentuk sudut tertentu (sesuai dengan kemiringan atap yang dikehendaki) misalnya
30 derajat dan sambungan antara kaki kuda-kuda dengan tiang penggantung. Untuk
membuat kuda-kuda lebih dari satu buah, maka selesaikanlah satu kuda-kuda lebih
dahulu, kemudian dijadikan master (maal) untuk membuat kuda-kuda yang lainnya.
B. Lembar Kerja
1. Alat Kerja
a. Siku biasa.
b. Siku rangka.
c. Siku yang dapat distel.
d. Pensil.
e. Perusut.
f. Gergaji potong,
g. Gergaji belah.
h. Gergaji punggung.
i. Pahat tusuk.
j. Palu kayu.
k. Martil.
l. Sipatan lurus.
2. Bahan Kerja
4. Langkah Kerja
sambungan lubang dan pen pada ketiga balok tersebut (balok tarik, tiang
penggantung dan kaki kuda-kuda).
k. Lukis takikan (dada) sambungan sesuai gambar kerja sedalam 2 cm dan dalamnya
lubang sesuai kemiringan kaki kuda-kuda yang sudah dilukis sebelumnya.
l. Kerjakan pembuatan lubang pada balok tarik dan tiang penggantung dengan tebal
1/3 tebal kayu, dan pen pada kaki kudakudanya.
m.Tumpangkan kembali kaki kuda-kuda pada balok tarik dan tiang penggantung
untuk menentukan dada (gigi) sambungan, dan buatlah semua dada sambungan
tersebut sebaik-baiknya.
n. Cobalah semua sambungan pada kuda-kuda tersebut, benahi dengan hati-hati bila
terdapat kekurangan.
o. Setelah sambungan antara balok tarik, tiang penggantung, dan kaki kuda-kuda
seslesai dikerjakan, stel semua komponen kuda-kuda tersebut dengan cermat agar
tidak baling konstruksinya.
p. Dengan cara yang sama seperti membuat kuda-kuda penuh tersebut di atas,
selanjutnya buatlah 2 buah setengah kuda-kuda yang lainnya.
q. Berilah tanda (kode) yang dapat berupa nomor pada setiap sambungannya.
r. Lepas semua sambungan lubang dan pen pada kuda-kuda.
s. Pada semua bagian lubang dibor satu-persatu dengan ukuran diameter 12 mm.
t. Setelah kembali semua sambungan kuda-kuda tersebut, berilah tanda pada purus-
purusnya dengan menggunakan pensil.
u. Bor semua purus sambungan berukuran 12 mm dengan posisi agak dimajukan
sedikit.
v. Stel kembali rangkaian kuda-kuda tersebut, semua lubang pengeboran dipasak
dengan menggunakan bambu agar konstruksi sambungan menjadi mati (tidak
berubah).
w. Periksakan hasil pekerjaan saudara kepada instruktur/guru praktek.
A. Lembar Informasi
penempatan tiang kayu ini harus tepat dan mempunyai ukuran yang sesuai dengan gaya-
gaya yang bekerja padanya. Hubungan antara tiang kayu dengan balok tarik kuda-kuda
dapat dilakukan dengan bentuk sambungan lubang dan pen yang diperkuat dengan
nagel. Agar kedudukan tiang pada kuat dan tahan lama, maka pada bagian bawahnya
perlu dipasang pondasi atau berdiri di atas campuran beton.
Hubungan antara balok induk dengan tiang kayu ini sama seperti bentuk
sambungan yang lain yaitu dengan konstruksi lubang dan pen.
B. Lembar Kerja
1. Alat Kerja
a. Siku biasa.
b. Siku rangka.
c. Siku yang dapat distel.
d. Pensil.
e. Perusut.
f. Gergaji potong,
g. Gergaji belah.
h. Pahat tusuk.
i. Palu kayu.
j. Martil.
k. Unting-unting.
l. Mesin ketam perata.
m. Mesin ketam penebal.
n. Mesin gergaji potong.
2. Bahan Kerja
4. Langkah Kerja
i. Semua persilangan kayu nomor (g) dengan tiang penyangga kuda-kuda (kayu
nomor (d) dibuat dengan bentuk sambungan takikan rata luar.
j. Ambil 5 batang kayu yang lain berukuran 8/12 cm dan siapkan untuk pembuatan
balok induk lantai panggung.
k. Potong panjang kelima batang kayu tersebut masing-masing sesuai dengan
kebutuhan (lihat gambar kerjanya).
l. Buat konstruksi sambungan semua balok induk lantai panggung dengan kedelapan
tiang kayu yang telah ada dengan bentuk sambungan lubang dan pen.
m.Cobalah dirangkai semua bentuk sambungan dari semua balok kayu yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
n. Benahi semua kekurangan dan kelemahan sambungan yang ada.
o. Periksakan hasil pekerjaan saudara pada instruktur/ guru praktek.
A. Lembar Informasi
Beban konstruksi rangka penutup atap dan penutup atapnya sendiri ditahan oleh
rangka atap (kuda-kuda). Konstruksi rangka penutup atap terdiri dari balok tembok
(blandar), gording, nok (bubungan), lisplank, papan riter, usuk (kasau), dan reng. Semua
komponen konstruksi rangka penutup atap ini selanjutnya yang bekerja secara bersama-
sama penahan beban penutup atap yang merupakan bagian teratas dari konstruksi
bangunan. Penutup atap dapat berupa genting pres, genting beton, asbes bergelombang,
seng bergelombang, sirap, atau lainnya.
Bubungan, gording dan blandar terdapat pada pembuatan tap yang berbentuk atap
lasenar, pelana, perisai, dan atap gergaji. Namun bubungan tidak terdapat pada jenis
atap kemah seperti yang akan dipraktekan pada modul ini. Pada atap kemah (tenda)
hanya akan terdapat blandar, gording, dan jurai. Untuk ukuran atap yang besar, maka
blandar, gording dan bubungan perlu dilakukan penyambungan agar panjangnya
mencukupi. Tempat penyambungannya yaitu terletak pada titik momennya sama dengan
0 (nol).
Kemiringan penutup atap ini sangat tergantung dari jenis bahan penutup atap yang
akan digunakan. Begitu juga sudut kemiringan rangka atapnya. Penutup atap dari bahan
asbes dan seng pada umumnya mempunyai kemiringan yang jauh lebih landai bila
dibandingkan dengan bahan penutup atap dari bahan genting dan sirap.
B. Lembar Kerja
1. Alat Kerja
a. Siku biasa.
b. Siku rangka.
c. Siku yang dapat distel.
d. Pensil.
e. Perusut.
f. Gergaji potong.
g. Pahat tusuk.
h. Palu kayu.
i. Martil.
2. Bahan Kerja
4. Langkah Kerja
a. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan dekat di lokasi pekerjan.
b. Rangkailah kuda-kuda penuh dan dua buah setengah kuda-kuda dan dirikan di atas
tumpuan sementara, misalnya balok kayu dengan tinggi 1, 00 meter di atas tanah.
c. Buatlah bentuk sambungan jurai dengan tiang penggantung dengan bentuk
sambungan takikan/ mulut ikan.
A. Lembar Informasi
Secara garis besar bangunan gedung di bagi menjadi dua bagian yaitu konstruksi
bangunan bawah dan bangunan atas. Konstruksi bangunan bawah yaitu bagian
bangunan yang berada di bawah tanah khususnya pondasi. Sedangkan konstruksi
bangunan bagian atas yaitu semua bagian bangunan yang berada di atas tanah. Khusus
untuk Konstruksi Bangunan Kayu semua konstruksi bangunan bagian atasnya terbuat
dari kayu, sedang bangunan bawah khususnya pondasi terbuat dari pasangan batu kali
yang dikombinasi dengan beton sloof. Untuk dapat mendirikan Konstruksi Bangunan
Kayu yang kuat dan kokoh diawali dengan pembuatan pondasi tersebut yang kokoh
pula.
B. Lembar Kerja
1. Alat Kerja
a. Siku biasa.
b. Siku rangka.
c. Siku yang dapat distel.
d. Pensil.
e. Perusut.
f. Gergaji potong.
g. Pahat tusuk.
h. Palu kayu.
i. Martil.
2. Bahan Kerja
4. Langkah Kerja
m.Pasang semua usuk dengan jarak 40 cm antara satu dengan lainnya. Perkuatan
pertemuan usuk dengan gording dan jurai dilakukan dengan cara dipaku.
n. Pasang reng dengan jarak sesuai dengan panjang berguna genting yang akan di
pasang, perkuat kedudukannya dengan cara dipaku pada usuk-usuk yang berada di
bawahnya. Reng paling bawah posisinya di buat miring yang berbeda dengan yang
di atasnya.
o. Ukur panjang tritisan yaitu 0,80 cm; dan potong semua gording dan usuk yang
berada di luar jarak tersebut. Bantulah kelurusannya dengan ditarik benang.
p. Pasang genting sebagai penutup atap serapih mungkin (lurus arah ke bawah dan ke
samping). Genting-genting yang berada di atas jurai dipotong seperlunya
menggunakan kakak tua atau alat lainnya.
q. Pasang genting bubungan dengan menggunakan campuran 1 semen : 10 pasir yang
dicampur dengan pecahan genting untuk menjaga penyusutan pasangan.
r. Pasang papan lisplank pada ujung usuk-usuk yang telah dipotong sebelumnya.
s. Laporkan hasil pekerjaan itu pada instruktur/dosen pengajarnya untuk diberikan
penilaian.
t. Rapihkan lingkungan pekerjaan dari kotoran dan benda-benda lain yang tidak
berguna seperti kondisi semula.
C. Penutup
C.1.1. Tes
1. Jenis sambungan apa yang sesuai untuk konstruksi tiang kayu dengan balok tarik
kuda-kuda?
2. Mengapa semua bidang tiang kayu harus diketam terlebih dahulu?
3. Hubungan antara tiang kayu dengan balok induk menggunakan jenis sambungan
apa?
4. Berapa tebal pen/lubang maksimal untuk semua jenis sambungan pada konstruksi
sambungan lubang dan pen?
5. Hubungan lubang dan pen antara tiang kayu dengan balok induk lantai panggung
sebaiknya dibuat tembus atau tidak? Mengapa!
1. Secara umum ada berapa macam jenis jurai dalam Konstruksi Bangunan Kayu?
2. Jenis sambungan apa yang sesuai untuk pertemuan jurai dengan tiang
penggantung kuda-kuda?
3. Benarkan panjang jurai yang sebenarnya sama dengan panjang gambar tampak
atas dari denah rangka atap dikalikan dengan skala gambarnya?
1. Mengapa posisi reng pada Konstruksi Bangunan Kayu ini dibuat miring tidak
seperti yang berada di atasnya?
2. Apa yang dimaksud dengan panjang berguna dan lebar berguna genting?
3. Bila panjang lisplank dalam Konstruksi Bangunan Gedung tidak mencukupi,
bentuk sambungan kayu yang paling sesuai dan baik untuk memperpanjangnya?
4. Mengapa posisi usuk yang letaknya dekat dengan jurai tidak dipasang tegak lurus
terhadap gording atau blandar?
5. Untuk bangunan gedung yang besar dengan bentang lebih dari 12 meter,
berapakah jumlah tiang penggantung untuk kuda-kuda kayunya?
C.1.2. Kunci
1. 2 macam.
2. Cowakan mulut ikan.
3. Tidak benar.
4. Dilukis dengan skala yang tertentu, selanjutnya diukur panjang gambar dikalikan
dengan skala gambarnya.
5. Atap limas, atap perisai, dan atap kemah (tenda).
Daftar Pustaka
1. Bada Haryadi, 2000. Job Sheet Praktek Kerja Kayu 1 Semester 1 Program D3
Teknik Sipil. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan. Fakultas Teknik.
Universitas Negeri Yogyakarta.
6. Yamin, 1999. Sambungan dan Hubungan Kayu (Modul 9). Jakarta: Direktorat
Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Direktorat Pembinaan Perguruan
Agama Islam, Departemen Agama.
Senarai
1. Nagel: Penguat konstruksi pada sambungan kayu yang dapat berupa bambu atau
kayu.
2. Siku Rangka: Siku besar terbuat dari baja yang berfungsi untuk mengontrol kesikuan
konstruksi sambungan yang besar.
3. Bentang: Jarak dari as sampai as tembok atau tiang kayu sebagai penopang
konstruksi kuda-kuda.
4. Kuda-kuda: Konstruksi rangka atap yang berfungsi untuk mendukung penutup atap.
5. Sipatan Lurus: Benang panjang yang berfungsi untuk mengontrol kelurusan
sambungan kayu yang panjang.
6. Unting-unting: Alat pertukangan terbuat dari benang yang dilengkapi dengan
pemberat (bandul) berfungsi sebagai alat control ketegak lurusan sesuatu (misalnya
tiang).
121
PETA KOMPETENSI
Mahasiswa akan dapat menggunakan dan merawat mesin pekerjaan kayu serta dapat
membuat konstruksi kayu bangunan sederhana
122
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)
123
No. Kompetensi Indikator Pengalaman Bahan Kajian Metode Media Asesment Estimasi Referensi
Khusus Belajar Waktu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Mahasiswa akan 1. Menguasai Membaca Menggunakan dan Ceramah Komputer Essay test dan 300 Pustaka 1, 2,
dapat pemanfaatan wacana tulis, merawat mesin bervariasi, LCD hasil Menit (3x 3, 4 dan 5
menggunakan peralatan kayu mendengarkan pekerjaan kayu tanya Spidol praktikum pertemuan)
dan merawat tanpa mesin dan penjelasan, jawab
mesin pekerjaan dengan mesin melakukan Alat-alat
kayu portable, praktek Praktikum mesin kayu
2. Menguasai teknik
dan pengerjaan
kayu tanpa mesin
dan dengan mesin
portable untuk
menunjang
pelaksanaan
bangunan gedung
di lapangan.
124
No. Kompetensi Indikator Pengalaman Bahan Metode Media Asesment Estimasi Referensi
Khusus Belajar Kajian Waktu
2. Mahasiswa akan Menjelaskan langkah-langkah Membaca Mesin-mesin Ceramah Komputer Essay test 300 Pustaka 1,
dapat dan mempraktekkan: wacana tulis, pekerjaan bervariasi, LCD dan hasil Menit (3x 2, 3, 4 dan
menjelaskan dan 1. cara memotong siku dan mendengarkan kayu tanya Spidol praktikum pertemuan) 5
mempraktekan miring, memotong cowakan penjelasan, jawab
cara kerja tegak dan miring, membuat melakukan Alat-alat
mesin-mesin sponing dan alur, membuat praktek Praktikum mesin kayu
pekerjaan kayu purus dan menggergaji
miring ganda.
2. cara mengetam rata, lurus
dan licin permukaan kayu;
mengetam sisi
tebal/menyikukan;
mengetam miring;
mengetam sponing;
mengetam tirus; mengetam
cowakan dan mengetam
kepala kayu.
3. cara membuat lubang bulat
tembus atau buntu,
membuat lubang persegi
dan mengamplas.
4. cara perawatan atau
pemeliharaan mesin-mesin
kayu: mesin gergaji pita,
menajamkan pisau ketam
perata atau penebal dan
menajamkan daun gergaji
bundar.
125
No. Kompetensi Indikator Pengalaman Bahan Kajian Metode Media Asesment Estimasi Referensi
Khusus Belajar Waktu
3. Mahasiswa akan 1. Membuat Membaca Pembuatan Ceramah Komputer Essay test dan 200 Pustaka 6, 7,
dapat membuat Sambungan Arah wacana tulis, sambungan arah bervariasi, LCD hasil Menit (2x 8, 9, 10 dan
sambungan arah Memanjang, mendengarkan memanjang tanya Spidol praktikum pertemuan) 11
memanjang 2. Membuat penjelasan, jawab
sambungan bibir melakukan Alat-alat
lurus berkait, praktek Praktikum mesin kayu
3. Membuat
sambungan bibir
miring berkait,
4. Membuat
sambungan papan
memanjang dengan
ekor burung
tunggal,
5. Membuat
sambungan
memanjang dengan
kunci sesisi,
6. Membuat
sambungan
memanjang dengan
kunci jepit.
126
No. Kompetensi Indikator Pengalaman Bahan Kajian Metode Media Asesment Estimasi Referensi
Khusus Belajar Waktu
4. Mahasiswa akan Mahasiswa akan Membaca Pembuatan Ceramah Komputer Essay test dan 200 Pustaka 12,
dapat membuat dapat: wacana tulis, sambungan arah bervariasi, LCD hasil Menit (2x 13, 14,
sambungan arah 1. mengenal dan mendengarkan melebar tanya Spidol praktikum pertemuan) 15,16, 17
melebar memahami macam penjelasan, jawab dan 18
dan persyaratan melakukan Alat-alat
sambungan kayu; praktek Praktikum mesin kayu
2. menguasai macam
alat sambung dan
teknik
penggunaannya
3. dapat membuat
sambungan kayu
arah melebar untuk
menunjang
pelaksanaan
bangunan gedung
di lapangan.
127
No. Kompetensi Indikator Pengalaman Bahan Kajian Metode Media Asesment Estimasi Referensi
Khusus Belajar Waktu
5. Mahasiswa akan Mahasiswa akan dapat Membaca Membuat Kosen Ceramah Komputer Essay test 300 Pustaka 19
dapat membuat melakukan wacana tulis, Pintu bervariasi, LCD dan hasil Menit (3x dan 20
kosen pintu 1. Pengetaman balok mendengarkan tanya Spidol praktikum pertemuan)
kayu siku ke 4 sisi penjelasan, jawab
dengan ukuran yang melakukan Alat-alat
sama untuk seluruh praktek Praktikum mesin kayu
bahan, dengan
menggunakan mesin
ketam perata dan
mesin ketam
penebal.
2. Melukis semua
sambungan dan
bentuk dari kusen
pintu.
3. Membuat lubang
pen dengan
menggunakan mesin
pahat persegi
(Hollow Chisel
Mortiser)
4. Membuat pen
dengan
menggunakan mesin
pembuat pen
(Tenoning machsin),
atau dengan mesin
gergaji potong
berlengan.
128
5. Membuat sponing
kusen dengan
menggunakan mesin
frish, atau dengan
mesin gergaji belah
bermeja.
6. Membuat alur kapur
tiang kosen dengan
menggunakan mesin
frish .
7. Membuat verstek
450 pada sambungan
kusen, dengan
menggunakan pahat
tangan, dengan hasil
baik.
8. Membuat bentuk
kupingan pada
ambang atas kusen
pintu, dengan
menggunakan alat
gergaji dan pahat
tangan.
9. Menyetel dan
merangkai kusen
dengan hasil siku,
rata, rapi, rapat,
dengan
menggunakan clemp
panjang, diperkuat
dengan lem dan
paku.
129
No. Kompetensi Indikator Pengalaman Bahan Metode Media Asesment Estimasi Referensi
Khusus Belajar Kajian Waktu
6. Mahasiswa akan 1. Mahasiswa dapat Membaca Pembuatan Ceramah Komputer Essay test 300 Pustaka 21,
dapat membuat melaksanakan pekerjaan wacana tulis, sambungan bervariasi, LCD dan hasil Menit (3x 22, 23, 24, 25
konstruksi pembuatan sambungan mendengarkan arah melebar tanya Spidol praktikum pertemuan) dan 26
bangunan kayu konstruksi kuda-kuda kayu penjelasan, jawab
dengan benar. melakukan Alat-alat
2. Mahasiswa dapat praktek Praktikum mesin kayu
melaksanakan pekerjaan
pembuatan sambungan tiang
kayu dengan balok tarik
kuda-kuda dengan benar.
3. Mahasiswa dapat membuat
konstruksi sambungan antara
tiang kayu dengan balok
induk gelagar lantai kayu
dengan benar.
4. Mahasiswa dapat membuat
konstruksi pemasangan jurai
luar dengan benar.
5. Mahasiswa dapat membuat
konstruksi sambungan
gording dengan jurai luar
dengan benar.
6. Mahasiswa dapat memasang
konstruksi penutup atap
dengan benar.
130
REFERENSI:
131
17. -----------------, 1977. Ilmu Bangunan Gedung 1. Depdikbud. Dikmenjur. Jakarta.
18. Soetarman Soekarto, 1977. Menggambar Teknik Bangunan 1. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan.
19. Benny Puspantoro, IGN, 1995. Konstruksi Bangunan Gedung Sambungan Kayu Pintu dan Jendela. Andi Ofset Yogyakarta.
20. Imam Muchoyar, 1992. Mesin Kayu dan Penggunaanya. dektat kuliah. FKT IKIP Yogyakarta.
21. Bada Haryadi, 2000. Job Sheet Praktek Kerja Kayu 1 Semester 1 Program D3 Teknik Sipil. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Teknik
Bangunan. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Yogyakarta.
22. Heinz Frick, 1975. Menggambar Bangunan Kayu. Yogyakarta: Yayasan Kanisius.
23. I Ketut Supribadi, 1987. Ilmu Bangunan Gedung. Bandung: Armico.
24. J.C.M.M. Cuypers, 1987. Membangun Ilmu Bangunan Bagian 3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
25. Primiyono, 1979. Teknologi Kayu (Terjemahan). Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
26. Yamin, 1999. Sambungan dan Hubungan Kayu (Modul 9). Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam. Departemen Agama.
132