Anda di halaman 1dari 6

RingkasanKajian

UNICEF INDONESIA OKTOBER 2012

Respon terhadap HIV & AIDS


Ringkasan Isu:Respon terhadap HIV & AIDS
Ketidakadilan Tanah Papua menggambarkan kasus ketidakadilan
ekstrim dalam pola infeksi. Dengan populasi hanya

D
alam waktu tiap 25 menit di Indonesia, 1,5 persen dari penduduk Indonesia, Tanah Papua
terdapat satu orang baru terinfeksi HIV. sumberdaya
di tahun alam, ketidakadilan
2011 berkontribusi terhadap lebih etnisdari dan15 bahasa,
ketidakadilan
Satu dari setiap lima orang yang terinfeksi
rendahnya
persen dari semua tingkat
kasuspendidikan
HIV baru di dan pengetahuan
Indonesia.
tentang HIV, diskriminasi gender, debut seksual pada
di
Dibawah usia 25
Indonesia, tahun.
satu orangProyeksi Kementerian
terinfeksi HIV setiap 25 Papua memiliki
usia muda dan angka kasus hampir
norma-norma 15 kali
sosial dan lebih
budaya
menit.
Kesehatan Indonesia menunjukkan bahwaterinfeksi
Satu dari setiap lima orang yang tanpa di tinggi dari rata-rata nasional. Tidak seperti daerah-
lainnya.
bawah usia 25 tahun. Proyeksi Kementerian
percepatan program penanggulangan HIV, lebih dari daerah lain di Indonesia, Tanah Papua mengalami
Kesehatan Indonesia menunjukkan bahwa tanpa Meningkatnya
tingkat epidemi HIV feminisasitergeneralisir epidemi
rendah di Indonesia
dengan
setengah
percepatan jutaprogram
orang dipenanggulangan
Indonesia akan positif HIV dari
HIV, lebih menunjukkan ketidakadilan dalam status dan
pada tahunjuta
setengah 2014. Epidemi
orang tersebutakan
di Indonesia dipicupositif
terutama
HIV prevalensi 3 persen pada orang muda usia 15-24
pada tahun 2014. Epidemi tersebut dipicu
oleh penularan seksual dan penggunaan narkoba terutama tahun. Prevalensi HIV pada penduduk asli Papua
Figure
gambar2. 2.kasus
new HiV HiVcases amongst
barupada women
perempuan and men,
dan laki-laki, 2008-2011.
2008-2011. Data
oleh penularan
suntik. Tanah Papuaseksual dan penggunaan
(Provinsi narkoba
Papua dan Papua lebih tinggi (2,8
HIVfrom
HIV data persen)
dari Kementerian
dari prevalensi
Ministry ofKesehatan,
Health, penduduk
Laporan Perkembangan
Progress Report HIVSituasi HIVSituation
& AIDS dan AIDS diin
Indonesia sampai Desember 2011
suntik. Tanah Papua (Provinsi Papua dan Papua jumlah
Indonesia up to December 2011
Barat), non-pribumi
Number of(1,5 persen) dan lebih tinggi pada
Barat),Jakarta
JakartadandanBali
Balimenduduki
mendudukitempat
tempatteratas
teratas kasus baru
new cases D Laki-laki
Male Perempuan
Female
untuk tingkat kasus HIV baru
kasus HIV baru per
per 100.000
100.000 orang
orang laki-laki (2,9 persen) dibandingkan pada perempuan
25,000
(Gambar1).
(Gambar 1).Jakarta
Jakartamemiliki
memilikijumlah
jumlahkasus
kasusbaru
baru (1,9 persen).
tertinggi (4.012 pada tahun 2011).
tertinggi (4.012 pada tahun 2011). 20,000
Epidemi di Tanah Papua hampir sepenuhnya
39% 44%
Gambar
Figure 1.1.The
Sepuluh
top tenprovinsi teratas
provinces untuk
in new HiVkasus
cases HIV baru per disebabkan oleh hubungan seksual yang tidak aman.
gambar 1. sepuluh provinsi teratas untuk kasus HiV per
baru100,000
per 15,000
100.000 penduduk
population
100.000 pada
penduduk pada tahun
in 2011.
tahun 2011
2011
Penyebab dasar dan struktural meliputi kemiskinan
Papua
Papua 131
yang 10,000
parah di tengah-tengah perbedaan pola-pola
Papua
WestBarat
Papua 46
pembangunan 34% yang cepat
35%dan eksploitasi sumberdaya
Bali 43
Bali 56%
61% rendahnya
43
alam, 5,000
ketidakadilan etnis dan bahasa,
jakarta
jakarta
tingkat pendidikan 65%
kepri 41 66% dan pengetahuan tentang HIV,
riau islands
Maluku
Maluku 32 2011 diskriminasi
0 gender, inisiasi seksual pada usia muda
2008 2009 2010 2011
kaltim
East kalimantan 13 dan norma-norma sosial dan budaya lainnya.
2010
kalbar 11

D
West kalimantan
sulut 10
kekuasaan.
Meningkatnya Perempuan
feminisasi lebihdirentan
epidemi karena peran
Indonesia
north sulawesi
tradisional mereka dalam masyarakat, yang
sumut
north sumatra 9 menunjukkan ketidakadilan perkawinan.
menunjukkanhubungan dalam statusProporsi
dan
inDOnEsia
inDOnEsia 8.88 kekuasaan.
perempuan untuk infeksi baru HIV di Indonesia
Perempuan lebih rentan karena peran telah
0 50 100 150 mengalami
tradisional merekapeningkatan dari 34 persen
dalam masyarakat, pada tahun
terutama
Kasus HIV Baru per 100.000 penduduk
newHiV HiV cases per 100,000 population 2008 menjadi 44 persen pada tahun 2011 (Gambar
kasus Baru per 100.000 penduduk
dalam hal perannya dalam rumah tangga. Proporsi
Dihitung
Dihitungdari:
Calculated Kasus
dari:
from:
HIV Situation
& AIDS
HIV &diAIDS
HIVHIV
Kasus
New
Indonesia
BaruBaru
HIV dari dari
cases
sampai
Kementerian
from Kesehatan,
Kementerian
Ministry of Laporan
Kesehatan,
Health, Perkembangan
Laporan
Progress Situasi
Perkembangan
Report HIV & 2).
Situasi
AIDS in Indonesia up Desember
di Indonesia sampai 2011.2011.
Desember
to December Data Penduduk
2011. dari
Data Penduduk
Population Proyeksi
data SUPAS
dari Proyeksi
from SUPAS perempuan untuk infeksi baru HIV di Indonesia
(Survei
SUPAS Antarsensus)
(Survei 2005
Antarsensus) untuk
2005 penduduk 2011,
untuk penduduk sensus 2010
2011, sensusuntuk
2010penduduk
2005 (Intercensal Survey) projection for 2011 population. 2010 census for 2010 2010
untuk penduduk
2010 (proyeksi 2011(proyeksi
tidak tersedia
2011 pada
tidak saat laporan ini)
tersedia
at thepada
timesaat laporan ini)
population (2011 projects unavailable of this Report).
telahKementerian Kesehatan dari
mengalami peningkatan telah
34memproyeksikan
persen pada
peningkatan infeksi pada anak-anak, seiring
Tanah Papua menggambarkan kasus dengan meningkatnya infeksi HIV baru pada
ketidakadilan ekstrim dalam pola infeksi. Dengan perempuan. Temuan awal studi terakhir yang
hanya 1,5 persen dari penduduk Indonesia, Tanah dilakukan oleh UNICEF dan Komisi Penanggulangan
Papua terhadap lebih dari 15 persen dari semua AIDS Nasional menunjukkan kesulitan yang dihadapi
unite for children
kasus HIV baru di Indonesia pada tahun 2011. Papua oleh anak-anak yang terkena dampak dan terinfeksi
saja memiliki angka kasus hampir 15 kali lebih tinggi HIV/AIDS. Akses mereka ke pelayanan pendidikan
dari rata-rata nasional. Tidak seperti daerah-daerah dan kesehatan mengalami keterbatasankarena
lain di Indonesia, Tanah Papua mengalami tingkat diskriminasi, kesulitan keuangan keluarga karena
sumberdaya alam, ketidakadilan etnis dan bahasa,
rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan
tentang HIV, diskriminasi
ringkasan Kajiangender, debut seksual pada OKTOBER 2012
p 25 usia muda dan norma-norma sosial dan budaya
ksi di lainnya.

pa Meningkatnya feminisasi epidemi di Indonesia


h dari Gambar 2.Kasusketidakadilan
menunjukkan HIV baru pada dalam
perempuan dandan
status laki-
laki, 2008-2011. Data HIV dari Kementerian Kesehatan,
Hambatan
IV

O
ama Laporan Perkembangan Situasi HIV dan AIDS di
Figure
gambar
Indonesia 2.sampai
new HiV
2.kasus HiVcases amongst
barupada
Desember women
perempuan
2011 and men,
dan laki-laki, 2008-2011.
2008-2011. Data rang muda memiliki akses terbatas terhadap
ba HIV dari Kementerian Kesehatan, Laporan Perkembangan Situasi HIV dan AIDS di
HIV data from Ministry of Health, Progress Report HIV & AIDS Situation in
ua
Indonesia sampai Desember 2011
Indonesia up to December 2011 informasi dan pelayanan kesehatan seksual
jumlah

g
tas Number of
kasus baru
new cases D Laki-laki
Male Perempuan
Female dan reproduksi. Seks masih dianggap
25,000 sebagai sesuatu yang tabu yang tidak dibicarakan
u secara terbuka dengan para orang tua, guru, dan
20,000 bahkan dengan penyedia pelayanan kesehatan.
39% 44% Ketentuan-ketentuan hukum mempersulit orang-
,000
15,000
orang muda yang belum menikah untuk mengakses
pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi.
10,000
Beberapa ketentuan hukum lainnya membuat
34% 35% penyebaran informasi tentang pendidikan seksi dapat
61% 56% disalahartikan sebagai tindakan kriminal. Promosi
5,000
65% penggunaan kondom masih merupakan persoalan
66%
di Indonesia. Daerah-daerah tertentu menentang
0
2008 2009 2010 2011 promosi ini atas dasar agama atau moral.

tahun 2008 menjadi


kekuasaan. Perempuan 44 persen
lebih pada
rentan tahun
karena2011peran Namun demikian, usia inisiasi seks di Indonesia
(Gambar 2).mereka dalam masyarakat, yang
tradisional relatif sangat muda, khususnya bagi anak-anak
menunjukkanhubungan perkawinan. Proporsi perempuan. Di seluruh Indonesia, sekitar 1 persen
perempuan
Kementerianuntuk infeksitelah
Kesehatan barumemproyeksikan
HIV di Indonesia telah anak laki-laki dan 4 persen anak perempuan
150 mengalami peningkatan dari
peningkatan infeksi pada anak-anak, 34 persen pada
seiring tahun
dengan dilaporkan telah melakukan hubungan seksual
2008 menjadi 44 persen pada tahun 2011 (Gambar
meningkatnya infeksi HIV baru pada perempuan. sebelum usia 13 tahun, beberapa bahkan ketika
angan
HIV & 2).
yeksi
UPAS
duduk Temuan awal studi terakhir yang dilakukan oleh berusia di bawah 10 tahun (Gambar 3). Ketika
2010
Kementerian
UNICEF dan Komisi Kesehatan telah memproyeksikan
Penanggulangan AIDS Nasional mereka berusia 17 tahun, kira-kira sepertiga
peningkatan infeksi pada
menunjukkan kesulitan anak-anak,
yang dihadapi oleh seiring
anak- populasiorang muda sudah akan melakukan
dengan meningkatnya infeksi HIV
anak yang terkena dampak dan terinfeksi HIV/AIDS.baru pada hubungan seksual minimal satu kali. Di Tanah Papua,
ngan perempuan.
Akses mereka Temuan
ke pelayanan awalpendidikan
studi terakhir
dan yang
kesehatan 13 persen remaja yang bersekolah dan 19 persen
nah dilakukan oleh UNICEF dan Komisi Penanggulangan
mengalami
AIDS keterbatasan
Nasional menunjukkan karenakesulitan
diskriminasi,
yang kesulitan
dihadapi remaja yang tidak bersekolah (usia 16-18 tahun)
a
Papua keuangan
oleh keluarga
anak-anak karena
yang penyakit,
terkena kesehatan
dampak dan anak
terinfeksi dinyatakan aktif secara seksual. Dari kelompok
tinggi HIV/AIDS.
yang buruk Akses mereka untuk
dan kebutuhan ke pelayanan
merawat pendidikan
orang tua
erah dan
yangkesehatan mengalami
sakit. Perkiraan jumlah anakketerbatasankarena
yang terinfeksi Gambar 3. Prosentase orang muda
kat tingkat prevalensi
diskriminasi, sebesar
kesulitan 36 persen
keuangan
setiap tahun diproyeksikan meningkat pada
daripenasun
keluarga karena
1.070 pada belum nenikah usia 10-24 tahun menurut usia
(pengguna
penyakit,narkoba
kesehatansuntik),anak22yang
persen pada
buruk danwaria
kebutuhan pertama kali melakukan hubungan seksual.
tahun 2008
transgender, menjadi
10 persen 1.590 pada tahun 2014.
ahun. untuk merawat orangpadaperempuan
tua yang sakit. pekerja
Perkiraan seks (Sumber
gambar
Figure 3. Riskesdasorang
3.Prosentase
Percentage 2010)muda belum nenikah usia 10-24 tahun menurut usia
of unmarried young people aged 10-24 years by
h tinggi dan 8,5 persen
jumlah anak padalaki-laki
yang terinfeksi yang berhubungan
setiap tahun seks pertama kali
agemelakukan
of first hubungan seksual.
sex. Source: Sumber Riskesdas
Riskesdas 2010 2010

umi dengan
Padalaki-laki.
kasus HIV
diproyeksikan baru di tahun
meningkat 2011, 18
dari 1.070 persen
pada tahundi 2008 20%
18%
menjadi
dalamnya1.590 pada tahun
merupakan anak2014.
kelompok usia 15-24 16% L
Male P
Female D
rsen). tahun. Orang muda menempati proporsi sekitar 30 14%
Hambatan
Kelompok
persen dari usia 15-24
populasi tahun bertanggung
beresiko, dengan prevalensi jawab 12%
10%
a terhadap 18 persen kasus HIV baru yang
Orang-orang
dilaporkan muda
HIV lebih tinggi. memiliki
padaPerkiraan
tahun 2011. keterbatasanakseske
tahun 2011 menunjukkan
Orang-orang muda
8%
dak 6%
informasi
tingkat dan pelayanan
prevalensi sebesar kesehatan
36 persen seksual
pada dan
penasun
bertanggung jawab terhadap sekitar 30 persen 4%
reproduksi.
(penggunaSeks masih dianggap sebagai sesuatu 2%
daan penduduk paling
narkoba beresiko,
suntik), dimana
22 persen prevalensi
pada HIV
waria
yang tabu yang tidak dibicarakan secara terbuka 0%
tasi lebih tinggi. Perkiraan
transgender, 10 persen tahun 2011 menunjukkan
pada perempuan pekerja seks
dengan para orang tua, guru, dan bahkan dengan age atkali
first sex
dan 8,5
penyedia persen pada
pelayanan laki-laki Larangan-larangan
kesehatan. yang berhubungan 1 Usia pertama melakukan
hubungan seksual

hukum
seksmempersulit orang-orang muda yang belum
dengan laki-laki.
menikah untuk mengakses pelayanan kesehatan
seksual dan reproduksi. Ketentuan hukum lainnya
menyatakanpenyebaran
2 informasi tentang pendidikan akan tetapi, pengetahuan orang-orang muda
1
seks sebagai tindakan kriminal. Promosi tidak memadai untuk menjamin perilaku yang
penggunaan kondom masih merupakan persoalan di aman. Survei siswa Sekolah Menengah Atas di enam
Indonesia.Daerah-daerah tertentu menentang kota selama kurun waktu 2007-2009 menunjukkan
promosi ini atas dasar agama atau moral. rendahnya angka penggunaan kondom secara
OKTOBER 2012 ringkasan Kajian

yang aktif secara seksual ini, kira-kira setengah dari pengetahuan komprehensif tentang penanggulangan
mereka yang tidak bersekolah dinyatakan memiliki HIV, meskipun proporsi tersebut lebih tinggi untuk
dua pasangan atau lebih. Proporsi tersebut menurun pertanyaan-pertanyaan tertentu.
menjadi 15 persen diantara mereka yang masih
bersekolah. Ketakutan, stigma dan diskriminasi terhadap
ODHA (orang yang hidup dengan HIV/AIDS) masih
Pengetahuan orang muda tentang HIV telah menjadi hambatan utama. Keluarga dan anak-
mengalami peningkatan, tetapi masih terbatas. anak yang hidup dengan HIV/AIDS rentan terhadap
Studi di lima provinsi yang dilakukan oleh stigma dan diskriminasi, yang dapat dilihat dari
Kementerian Kesehatan menunjukkan peningkatan berkurangnya akses ke layanan, kehilangan martabat
pengetahuan yang komprehensif tentang HIV dan dan meningkatnya kemiskinan dan deprivasi. Di
AIDS di kalangan orang muda (usia 15-24 tahun) Tanah Papua, hanya 20,2 persen orang muda yang
pada populasi umum, dari 11,4 persen pada tahun bersekolah dan 15 persen orang muda yang tidak
2010 menjadi 20,6 persen pada tahun 2011, dengan bersekolah memiliki sikap yang dapat menerima
proporsi yang sama untuk laki-laki dan perempuan. orang-orang yang hidup dengan HIV. Ketakutan
Lebih dari setengah orang muda mengetahui bahwa menimbulkan resistansi terhadap tes HIV, rasa malu
AIDS tidak dapat ditularkan melalui berbagi untuk memulai pengobatan, dan dalam beberapa
makanan, dan dua pertiga menjawab secara tepat hal, keengganan untuk menerima pendidikan tentang
bahwa orang yang kelihatan sehat dapat terinfeksi HIV. Semua ini mempersulit pengendalian epidemi.
HIV. Dalam studi di tahun 2011 lainnya, hanya 22
persen siswa sekolah menengah pertama kelas 2 Kelompok yang beresiko tinggi meskipun lebih tahu
Sekolah Menengah Atas memiliki pengetahuan yang tentang HIV, tetapi masih terlibat dalam perilaku
komprehensif tentang penularan HIV, dan 64 persen beresiko. Pada tahun 2011, sepertiga perempuan
masih memiliki miskonsepsi tentang HIV. pekerja seks menyatakan tidak menggunakan
kondom dengan pelanggan terakhir mereka. Terdapat
Akan tetapi, pengetahuan orang muda belum kurang dari setengah pengguna narkoba suntik (41
memadai untuk menjamin perilaku yang aman. persen) yang secara konsisten menggunakan kondom
Survei siswa Sekolah Menengah Atas di enam kota dengan pasangan tidak tetap. Kira-kira 39 persen
selama kurun waktu 2007-2009 menunjukkan laki-laki pelanggan perempuan pekerja seks tidak
rendahnya angka penggunaan kondom secara menggunakan kondom dalam hubungan seksual
konsisten (di bawah 20 persen), meskipun lebih komersial terakhir mereka. Sekitar 40 persen laki-
dari setengah responden dapat mengidentifikasi laki usia subur yang berhubungan seks dengan lebih
kondom sebagai alat untuk mencegah infeksi HIV. dari satu pasangan menyatakan tidak menggunakan
Pada tahun 2011, di antara siswa Sekolah Menengah kondom dalam hubungan seksual terakhir mereka.
Atas yang mengaku telah melakukan hubungan
seksual, 49 persen menyatakan bahwa mereka tidak Ketersediaan dan akses terhadap penggunaan
menggunakan kondom saat melakukan hubungan kondom masih merupakan sebuah persoalan,
seksual terakhir mereka. meskipun penggunaan kondom di Indonesia
mengalami peningkatan lebih dari dua kali
Tingkat pengetahuan mengenai HIV dan AIDS lipat sejak tahun 2006. Baik Undang-undang
di antara penduduk kebanyakan di usia 15 tahun Kependudukan dan Pengembangan Keluarga ( UU
ke atas masih rendah. Survei Riskesdas 2010 No. 52 / 2009) dan Undang-undang Kesehatan (UU
menunjukkan bahwa kira-kira 42 persen dari No. 36 / 2009) menetapkan bahwa hanya pasangan
jumlah penduduk usia di atas 15 tahun belum yang menikah secara sah yang dapat mengakses
pernah mendengar tentang HIV/AIDS. Hanya 10 layanan seksual dan kesehatan reproduksi.ii Hal
persen perempuan dan 13 persen laki-laki memiliki ini menyulitkan orang muda dan orang dewasa

3
ringkasan Kajian OKTOBER 2012

yang belum menikah untuk mengakses pelayanan Pengetahuan dan pemahaman orang muda di Tanah
kontrasepsi atau keluarga berencana dari klinik- Papua tentang VCT masih rendah. Pada tahun 2006,
klinik pemerintah. Akan tetapi, kondom dapat kurang dari 20 persen pemuda usia 15-24 tahun di
diperoleh dengan mudah dari pasar-pasar terdekat, Tanah Papua mengetahui tempat-tempat tes HIV.
kecuali di daerah-daerah terpencil. Prosentase orang muda yang menyatakan telah
melakukan tes HIV juga rendah (2-3 persen). Proporsi
Meskipun layanan tes sukarela dan rahasia (VCT) pemuda yang telah melakukan tes HIV dan mengetahui
telah mengalami peningkatan di seluruh Indonesia, hasilnya bahkan lebih rendah (0,3-1,6 persen).
tetapi pengetahuan tentang keberadaan pelayanan
tersebut masih terbatas, khususnya di Papua dan
Papua Barat. Pada tahun 2010, hanya 6 persen Peluang untuk melakukan tindakan
penduduk usia di atas 15 tahun yang mengetahui

P
tentang layanan VCT. Proporsi ini, yang sama endidikan HIV/AIDS bagi orang muda
untuk perempuan dan laki-laki, hanya 4 persen di dan pembuat kebijakan di seluruh level
daerah-daerah pedesaan. Kelompok dengan tingkat harus difokuskan pada penghapusan
ekonomi yang lebih tinggi memiliki informasi ketidakpedulian dan pada kebutuhan untuk
yang lebih baik tentang pelayanan VCT maupun mengalokasikan sumber daya yang cukup
penanggulangan HIV. Pada bulan Desember 2011, guna memerangi HIV. Di banyak negara dengan
Kementerian Kesehatan melaporkan 500 tempat prevalensi rendah, dimana epidemi HIV/AIDS
VCT aktif di 33 provinsi, meningkat dari 156 di 27 terkonsentrasi pada kelompok beresiko tinggi, sikap
provinsi pada tahun 2009. Masalah kerahasiaan dan ketidakperdulian dan penolakan muncul dari persepsi
ketakutan terhadap stigma dan diskriminasi masih bahwa HIV hanya “terjadi” pada kelompok-kelompok
menghalangi upaya-upaya untuk meningkatkan yang memiliki moral yang dipertanyakan. Indonesia
cakupan dan pemahaman tentang tes HIV/AIDS. bukan merupakan pengecualian dalam pembagian
antara “mereka” dan “kita” ini. Misalnya, seperti
Hambatan kapasitas, sikap dan budaya dalam beberapa budaya Asia lainnya, salah satu
mempengaruhi upaya untuk mencegah penularan istilah yang digunakan untuk perempuan pekerja
dari orang tua ke anak dan mempromosikan seks adalah wanita tunasusila atau perempuan
rawatan lanjutan (kunjungan post-natal) tidak bermoral. Masyarakat perlu diingatkan bahwa
bagi pasangan ibu dan bayi. Layanan untuk epidemi tersebut juga menyebar di antara mereka
menanggulangi penularan dari orang tua ke anak yang tidak berada dalam kelompok beresiko tinggi,
(PPTCT/PPIA) masih terbatas dan implementasi dan bahwa banyak anggota masyarakat sudah
pada tingkat provinsi dan kabupaten bervariasi. aktif secara seksual sejak usia muda, namun tidak
Kesenjangan dalam ketersediaan dan penggunaan memiliki pengetahuan dan jangkauan layanan untuk
merefleksikan perbedaan tingkat kapasitas lokal, melindungi diri mereka dari HIV/AIDS.
mekanisme tindak lanjut (atau ketiadaan mekanisme
tindak lanjut) dan norma-norma dan sikap budaya Orang muda yang terkena dampak HIV/AIDSdan/
lokal terhadap HIV. Dengan demikian, jumlah atau yang beresiko tinggi memiliki kebutuhan
perempuan hamil yang melakukan tes dan proporsi khusus. Strategi dan program yang diarahkan bagi
perempuan HIV-positif yang menerima obat orang muda dalam kategori ini perlu disesuaikan
antiretroviral sangat berbeda dari tahun ke tahun. dengan kebutuhan-kebutuhan khusus mereka.
Kurang dari satu persen perempuan hamil melakukan
pengetesan HIV pada tahun 2008. Pada tahun 2011, Advokasi mengenai HIV/AIDS memerlukan data
hanya 15,7 persen perempuan hamil yang hidup yang kredibel, terutama dari orang-orang muda
dengan AIDS menerima ARV untuk mengurangi secara umum, bukan hanya dari kelompok orang
penularan dari ibu ke anak. muda yang beresiko tinggi. Selama ini, sistem

4
OKTOBER 2012 ringkasan Kajian

informasi HIV menekankan pada data kelompok yang tidak bersekolah. Di antara 33 provinsi, Papua
beresiko tinggi. Akan tetapi, kecenderungan memiliki proporsi tertinggi (38 persen) anak-anak
menunjukkan bahwa informasi tentang prevalensi HIV tidak bersekolah dalam kelompok usia 7 sampai
dan epidemiologi, perilaku beresiko dan pengetahuan 15 tahun.
di kalangan orang muda populasi umum semakin
diperlukan. Misalnya, Komisi Penanggulangan AIDS Untuk mencegah penularan HIV ke anak-anak,
Nasional (2012) dalam laporan UNGASS menyebutkan Indonesia perlu melaksanakan tes HIV dan
kurangnya data tentang beberapa indikator yang konseling HIV yang diprakarsai oleh penyedia
oleh pemerintah dianggap relevan bagi Indonesia, kesehatan dan konseling bagi semua perempuan
tetapi tidak tersedia. Demikian juga, ada kebutuhan hamil. Pengetesan dan pengobatan HIV harus
penting untuk memperoleh data terpilah di antara ditawarkan secara rutin melalui pelayanan
orang muda (usia 15-24 tahun) untuk menyesuaikan perawatan antenatal.Untuk itu, diperlukan
program-program dengan kebutuhan khusus perubahan standar pelayanan minimal yang ada
mereka. Oleh karena itu, diperlukan dukungan bagi tentang pelayanan antenatal. Tindak lanjut yang
tingkatkabupaten untuk membangun sistem informasi lebih aktif dan pemberian pendidikan publik tentang
yang kuat, yang dipilah berdasarkan usia, jenis layanan PPTCT/PPIA juga diperlukan. Masih belum
kelamin, lokasi dan kelompok etnis. jelas mengapa sebagian besar perempuan hamil
dengan hasil tes HIV positif belum mendapatkan
Hambatan legal dan politis yang membatasi akses pengobatan. Kemungkinan alasannya meliputi
orang muda terhadap informasi dan layanan perlu ketakutan terhadap stigma dan tidak terjaganya
dihilangkan di seluruh kabupaten dan daerah. kerahasiaan, kurangnya dukungan dari suami,
Upaya-upaya ini harus menekankan pada akses keluarga dan masyarakat; rendahnya kualitas
layanan VCT dan kondom. Sebagian besar orang pelayanan yang diterima pada kunjungan pertama
muda biasanya tidak mengakses layanan kesehatan. dan petugas kesehatan yang tidak simpatik.
Untuk mengatasi resistansi ini, diperlukan Penilaian di tingkat kabupaten diperlukan untuk
pengembangan dan promosi pendekatan Pelayanan menentukan mengapa sebagian besar perempuan
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), yang diluncurkan hamil yang didiagnosa dengan HIV tidak datang
oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2003. kembali untuk melakukan terapi antiretroviral.
Pada tahun 2012, kira-kira 61 persen dari seluruh
kabupaten memiliki paling sedikit empat puskesmas Untuk memerangi HIV/AIDS perlu adanya
yang menerapkan pendekatan PKPR. Namun koordinasi yang lebih baik di antara sektor-sektor
demikian, pendekatan tersebut masih terbatas. yang terkait dengan kebijakan dan program-
Diperlukan koordinasi yang lebih baik dengan program bagi orang muda. Sebagian besar
layanan terkait lainnya, seperti pelayanan yang permasalah yang dihadapi oleh orang muda saling
berhubungan dengan IMS (infeksi menular seksual), berhubungan. Kebijakan nasional mempromosikan
terapi perawatan metadon, dan program layanan pendekatan lintas-sektoral untuk memerangi HIV/
jarum dan alat suntik steril. AIDS, tetapi koordinasi dan kolaborasi tersebut
harus sampai di tingkat kabupaten dan provinsi.
Tingginya prevalensi HIV di antara orang muda di Untuk mengembangkan kebijakan dan program yang
Tanah Papua membutuhkan pendidikan dan upaya diperuntukkan bagi orang muda, juga diperlukan
pencegahan khusus. Kampanye pendidikan publik tingkat partisipasi yang lebih besar dari orang muda
sangat diperlukan di Tanah Papua. Pendekatan PKPR, dan para pemangku kepentingan lainnya.
dengan VCT dan kondom sebagai unsur utama, juga
harus mengalami percepatan. Kegiatan pendidikan Program-program perlindungan dan bantuan
sebaya dalam masyarakat dan sekolah harus sosial perlu lebih sensitif terhadap masalah HIV.
mempertimbangkan tingginya proporsi orang muda Ini berarti penguatan langkah-langkah untuk

5
ringkasan kajian OKTOBER 2012

melindungi dan meningkatkan akses ke layanan sosial Health, Directorate General of Disease Control and
oleh keluarga-keluarga yang terkena dampak HIV. Environmental Health. Available at the Data Hub for
Upaya-upaya sedang dilakukan untuk memasukkan Asia-Pacific (supported by UNAIDS, UNICEF, WHO,
pelayanan PPTCT/PPIA dalam skema Jamkesmas, ADB HIV and AIDS): http://aidsdatahub.org/en/
yaitu program asuransi kesehatan Pemerintah untuk country-profiles/indonesia Accessed 9 August 2012
masyarakat miskin. Banyak hal yang harus dilakukan
Ministry of Health (2012): Progress Report HIV
untuk mendukung upaya pendidikan, perlindungan,
& AIDS Situation in Indonesia up to December
kesehatan dan gizi bagi anak dan orang muda yang
2011 (Laporan Situasi Perkembangan HIV & AIDS
terkena dampak HIV/AIDS.
di Indonesia Sampai dengan Desember 2011,
Kementerian Kesehatan RI). Jakarta: Ministry of
Sumber Health, Directorate General of Disease Control and
Beadle, S. and Temongmere, G.A. (2012): A Brief
Environmental Health. Available at the Data Hub for
Review of Youth Policy & Programs in Papua & West
Asia-Pacific (supported by UNAIDS, UNICEF, WHO,
Papua, Indonesia. Indonesia, Jayapura: UNICEF
ADB HIV and AIDS): http://aidsdatahub.org/en/
Ministry of Health (2005): Decree of the Minister country-profiles/indonesia Accessed 9 August 2012
of Health of the Republic of Indonesia No 1507/
Ministry of Health (2012): Provincial Routine Report
MENKES/ SK/X/2005 Regarding Guidelines for
Year 2011. Jakarta: Ministry of Health, Directorate of
Voluntary HIV/AIDS Counselling and Testing, Jakarta:
Child Health Development
Ministry of Health.
Ministry of Health and BPS-Statistics Indonesia
Ministry of Health (2008): Mathematic Model of
(2006): Risk behaviour and HIV prevalence in Tanah
HIV Epidemic in Indonesia, 2008-2014. Jakarta:
Papua: Result of the IBBS 2006 in Tanah Papua.
Ministry of Health. Cited in Indonesian National
Jakarta: National Ministry of Health and Statistics
AIDS Commission (2012)
National AIDS Commission (2009): Age Group
Ministry of Health (2011): Rapid Study on HIV
Disaggregation of Survey and Research Data. Jakarta:
comprehensive knowledge in 5 cities in 5 provinces.
National AIDS Commission.
Jakarta: Ministry of Health, Directorate General of/
Centre for Communicable Disease Control National AIDS Commission (2009): Republic of
Indonesia Country Report on the Follow up to
Ministry of Health (2011): Integrated Biological and
the Declaration of Commitment on HIV/AIDS
Behavioural Survey (IBBS) 2011. Jakarta: Ministry of
(UNGASS): Reporting Period 2008 – 2009. Jakarta:
Health, Directorate General of Disease Control and
National AIDS Commission.
Environmental Health. Available at the Data Hub for
Asia-Pacific (supported by UNAIDS, UNICEF, WHO, National AIDS Commission (2012): Republic of
ADB HIV and AIDS): http://aidsdatahub.org/en/ Indonesia Country Report on the Follow-Up to
country-profiles/indonesia Accessed 9 August 2012 the Declaration of Commitment on HIV/AIDS
(UNGASS): Reporting Period 2010-2011. Jakarta:
Ministry of Health (2011): Laporan Nasional: Riset
National AIDS Commission.
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, Jakarta: Ministry
of Health, National Institute of Health Research and
Development. i
KUHP Indonesia memuat ketentuan-ketentuan hukum yang
menyatakan bahwa pemberian informasi kepada orang-orang
Ministry of Health (2011): Progress Report HIV yang berkaitan dengan pencegahan dan penghentian kehamilan
(Pasal 283, 534, 535) adalah tindak pidana. UU Pornografi
& AIDS Situation in Indonesia up to December
(No. 44 / 2008) dapat mencegah orang-orang dari penyebaran
2010 (Laporan Situasi Perkembangan HIV & AIDS informasi tentang pendidikan seks
di Indonesia Sampai dengan Desember 2010,
ii
Pasal 72 dan 78 Undang-Undan Kesehatan, dan Pasal 21.1, 24.1
dan 25.2 Undang-Undang tentang Kependudukan dan
Kementerian Kesehatan RI). Jakarta: Ministry of Pengembangan Keluarga

Ini adalah salah satu dari serangkaian Ringkasan Kajian yang dikembangkan oleh UNICEF Indonesia.
6 Untuk informasi lebih lanjut, hubungi jakarta@unicef.org atau klik www.unicef.or.id

Anda mungkin juga menyukai