Rafisa Sitari - Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Sistem Rotari Kap 10 KG
Rafisa Sitari - Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Sistem Rotari Kap 10 KG
Oleh :
Bp : 1311041010
Kapasitas 10 Kg/jam “
Disusun Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Asmed, ST, MT
Yusri Mura, ST.MT
NIP. 19640304 19910 1 004
NIP. 19580811 198603 1 002
Disahkan Oleh :
Kapasitas 10 Kg/jam“
Tugas Akhir Ini Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji
Tugas Akhir Diploma IV Jurusan Teknik Mesin
Program Studi DIV Teknik Manufaktur Politeknik Negeri Padang
Pada Tanggal : 6 Oktober 2017
Tim Penguji :
Ketua/Penguji I Sekretaris/Penguji II
BIODATA
(a) Tempat / Tgl Lahir : Jambi / 20 April 1995 (b) Nama Orang Tua : Risno (c) Politeknik Negeri
Padang (d) Jurusan : Teknik Mesin. Prodi : DIV Teknik Manufaktur (e) No. BP : 1311041010 (f)
Tanggal Lulus : 6 Oktober 2017 (g) Predikat Lulus : Sangat Memuaskan (h) IPK : 3.51 (i)
Lama Studi : 4 Tahun 1 Bulan (j) Alamat Orang Tua : Kompleks IPDN Baso Sumbar.
Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Sistem Rotari Kapasitas 10 Kg/jam
Skripsi D-IV oleh : Refisia Sitari
Pembimbing I : Yusri Mura, ST. MT dan Pembimbing II : Asmed , ST.MT
ABSTRAK
Pada saat ini plastik menjadi masalah besar bagi masyarakat. Sebagian masyarakat tidak dapat
mempergunakan sampah plastik menjadi bahan yang lebih berguna. Sampah plastik, sehingga dibuat Mesin
Pencacah Plastik sebagai awal dari daur ulang sampah plastik.
Mesin Pencacah Plastik adalah alat yang dirancang untuk mencacah plastik bekas yang tidak dapat
digunakan lagi menjadi serpihan kecil. Sehingga dapat mempermudah proses pembuatan plastik menjadi
pelet plastik. Mesin ini mencacah plastik dengan pemotongan horizontal dengan memakai pisau ketam.
Memiliki 4 pisau tetap dan 6 pisau berputar. Jenis plastik yang dapat dicacah yaitu Thermoplastik dengan
keteban hingga 3mm.
Proses Pembuatan Mesin ini dengan proses bubut, proses milling, proses bor, proses pengelasan,
proses bending, proses rolling, proses tap dan proses pengecatan. Waktu yang terpakai dalam pembuatan
mesin ini kurang lebih selama 979.71 menit dengan biaya upah tenaga kerja sebesar Rp.502.600. Harga
jual Mesin Pencacah Plastik ini sebesar Rp.2.381.157.
Tugas Akhir ini telah dipertahankan didepan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada
tanggal : 6 Oktober 2017
Abstrak telah disetujui oleh penguji :
1 2 3 4
Tanda Tangan
Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Mesin : Dr. Junaidi, ST, MP
Nip. 196606211992031005 Tanda Tangan
Alumni telah mendaftar ke Politeknik Negeri Padang dan mendapatkan nomor alumni :
Petugas Jurusan/Politeknik
Nomor Alumni Jurusan Nama Tanda Tangan
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi dengan tepat waktu dan dapat menyelesaikan skripsi
dengan baik.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai
pihak, baik secara moral maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT karena tanpa izinnya penulis tidak
akan dapat menyelesaikan karya tulis ini. Orang tua dan adik-adik yang selalu
membeikan dukungan kepada penulis. Kepada pihak kampus
1. Bapak Junaidi,.ST. MT selaku Kepala Jurusan Teknik Mesin POliteknik
Negeri Padang.
2. Bapak Yusri,.ST.MT selaku Kepala Prodi DIV teknik Manufaktur dan
sekaligus Pembimbing I.
3. Bapak Asmed,.ST.MT selaku Pembimbing II.
4. Serta teman-teman yang telah membantu penulis dalam melaksanakan
Skripsi ini.
Semoga amal baik Bapak dan Ibu serta seluruh pihak yang membantu penulis
dalam melaksanakan skripsi mendapat balasan dari Allah SWT.
Wassalam
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Utama…………………………………………………………………... i
viii
2.3 Mesin Pencacah Plastik Secaa Umum ………………………………. 8
ix
BAB IV PROSES MANUFAKTUR DAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Prinsip kerja mesin ini adalah memotong menggunakan pisau, yang terdiri
atas 6 pisau gerak dan 4 pisau tetap. Pisau digerakkan oleh motor listrik yang
terhubung ke pulley melalui poros, sehingga akan menggerakkan pisau gerak.
Kemudian sampah plastik yang dimasukkan melalui hopper akan langsung
menuju pisau yang berputar sehingga sampah akan terpotong. Jenis pemotongan
yang terjadi berupa sayatan, sehingga hasil pemotongannya akan memanjang.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan Tugas Akhir ini ada dua macam,
yakni :
1.3 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil setelah mesin ini berhasil dirancang nantinya
adalah:
2
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat diusulkan dengan pertanyaan:
1. Apa saja proses manufaktur mesin pencacah plastik?
2. Apakah ada pengaruh kecepatan putaran mesin produksi dengan waktu
pembuatan?
3. Berapa rincian biaya mesin pencacah plastik?
1.5 Batasan Masalah
BAB I PENDAHULUAN
3
Bab ini berisi teori yang mendukung pembuatan untuk perencanaan
dan pembuatan mesin ini.
BAB V PENUTUP
Bab terakhir ini berisi dari kesimpulan dan saran dari penulis.
DAFTAR PUSTAKA
lAMPIRAN
4
BAB II
LANDASAN TEORI
Sifat mekanik bagi plastik yang paling penting adalah tidak mudah pecah
karena benturan. Beberapa bahan thermoplastik koefesien geseknya sangat rendah.
Penggunaan plastik sebagai kemasan pangan juga disebabkan karena keunggulan
dalam hal sifat dan harganya yang terbilang ekonomis.Berbagai jenis pilihan bahan
dasar plastik seperti PET, PP, PE, PVC dan lain sebagainya.
5
2.2 Jenis-Jenis Plastik
Secara garis besar terdapat dua macam plastik, yaitu resin termoplastik dan
resin termoset. Resin termoplastik mempunyai sifat dapat diubah bentuknya jika
dipanaskan / didaur ulang, sedangkan resin termoset hanya dapat dibentuk satu kali
saja.
2.2.1 Thermoseting
Bahan ini keras dan mempunyai daya tahan panas yang tingi. Proses
pengerjaan plastik thermoseting adalah sebagai berikut:
Bahan baku (resin) berbentuk biji-biji kering dan bahan tambahan dimasukkan
kedalam cetakan lalu dipanaskan hingga 150oC. kemudian ditekan dengan gaya kira-
kira 150atm. Bahan ini akan mencair dan memenuhi model. Selanjutnya dipanasi lagi
hingga bahan tersebut mengeras, lalu tutup cetalan dibuka dan benda tersebut
diangkat. Prsoses itu berlangsung pada temperature tinggi.
2.2.2 Thermoplastik
Thermoplastik tersusun dari molekul-molekul panjang. Jika thermoplastik itu
dipanaskan, untuk menjaga keseimbangan maka molekul panjang akan bergerak lebih
banyak. Suhu yang menyebabkan proses ini disebut “suhu pelunak”. Bila
thermoplastik dipanaskan lebuh lama, molekul panjang akan bergerak keluar dari
keseimbangannya dan berpindah tempat terhadap satu sama lain. Suhu pada saat
tresebut dinamakan “Suhu lumer” dan bahan menjadi cair.
6
Table 2.1 Jenis-jenis plastik (sumber: Lampiran Kode dari BPOM)
5 PP (Polyprophylene)
6 PS (Polystyrene)
7
Keamanan kemasan dapat dikenali dari logo atau tulisan yang tertera,
misalnya tulisan aman untuk makanan atau food safe / for food use / food grade. Logo
atau tulisan atau kode plastik tersebut biasanya dicetak timbul pada plastik
bersangutan.
Mesin pencacah ini memiliki 4 pisau yang duduk pada dinding body depan dan
belakang dan 6 pisau yang menempel pada poros yang berputar. Poros akan berputar
dengan bantuan motor listrik dimana dayanya akan diteruskan oleh puli dan sabuk V-
belt. Pada saat proses berlangsung material dimasukkan secara perlahan dan teratur,
8
karena pada saat material memasuki ruang pencacahan akan butuh waktu menjadi
serpihan. Sehingga akan pengoperasiaannya dapat berjalan dengan lancar.
Pada mesin pencacah plastik ini akan menggunakan sistem rotary impact,
selain itu peralatan pendukung yang juga akan dibutuhkan mesin ini antara lain
sistem saringan yang akan menyaring serpihan plastik yang telah dihancurkan.
Mekanisme pada poros pisaunya berupa putaran, dimana pisau tersebut digerakkan
oleh sebuah penggerak mula berupa motor listrik. Jenis output mesin ini berupa
serpihan plastik dengan pola sayatan memanjang. Adapun alur kerja mesin pencacah
plastik tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
9
Proses perhitungan daya motor dapat ditentukan dengan rumus sebagai
berikut:
2𝜋𝑁𝑇
𝑃= (𝑤𝑎𝑡𝑡)…………………………………………………...….(2.1)
60
T2
10
P : Daya/ tenaga yang dipindahkan ( watt )
T : Gaya tegang tali
T : T1 – T2 ( newton)
T1 : Gaya tegang tali pada penarik
T2 : Gaya tegang tali pada sisi kendor
V : Kecepatan keliling tali
π.D.n
V= m/detik ………………………………………………………(2.3)
60
D = Diameter pulley (m)
N = Putaran pulley (rpm)
Sehingga rumusnya dapat ditulis sebagai berikut :
π.D.n
P = (T1 – T2 ) × = (watt) …………………………………… ….(2.4)
60
11
Gambar 2.4 Penampang sabuk
Keterangan;
1. Terpal
2. Bagian penarik
3. Karet pembungkus
4. Bantal karet
12
(Sularso, 1997, Hal.170)
Dimana; b = 2L – π(Dp – dp)
Menentukan sudut kontak (𝜃)
57 (𝐷𝑝−𝑑𝑝)
𝜃 = 180° − ……………………………………...……………(2.9)
𝐶
𝑑₁
𝑘=
𝑑˳
3 16 .𝑇
𝑑 = √(𝜋.𝑓ѕ(1−𝑘4 )) ………………………………………………………….(2.11)
13
Klasifikasi poros untuk menentukan daya berdasarkan pembebanannya
sebagai berikut:
a. Poros Transmisi
Poros jenis ini mendapat beban momen puntir dan lentur. Daya
ditransmisikan melalui puli dan sabuk.
b. Spindle
Poros transmisi yang relative pendek, seperti poros utama mesin perkakas
dimana beban utamanya adalah puntiran.Syarat poros ini adalah deformasinya
harus kecil dan ukurannya haru teliti.
c. Gandar
Poros ini dipasang pada roda kereta api barang, sehingga tidak
mendapat beban puntir, terkadang poros ini juga tidak boleh berputar.
Gandar hanya mendapat beban lengkung, kecuali jika digerakkan
penggerak mula yang memungkinkan mendapat beban puntir.
14
Rumus perhitungan poros
Perencanaan poros harus menggunakan perhitungan mengenai daya rencana,
tegangan geser dan tegangan geser maksimum (Sularso, 2004).Berikut ini
pembahasan mengenai perhitungan tersebut:
1) Momen Puntir (T)
𝑃𝑑
𝑇 = 9,74.105 𝑥 𝑛₁ (𝑘𝑔. 𝑚𝑚) ………………………………………….(2.12)
15
Dimana; L = panjang poros anatara bantalan penumpu (mm)
6) Pengecekan Poros
a. Pengecekan terhadap tegangan geser maksimum.max
5,1
𝜏 max = 𝑑³
√(𝐾𝑚 . 𝑀)2 + (𝐾𝑡 . 𝑇)²(kg/mm²)……………...(2.17)
Menurut Sularso (1997: 18), salah satu syarat poros adalah τ max < τᵢ
(barulah memenuhi syarat)
2.4.4 Pasak
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian-
bagian mesin seperti roda gigi, sproket, puli, kopling, pada poros.Momen
diteruskan dari poros ke naf atau dari naf ke poros.Pasak luncur memungkinkan
pergeseran aksial roda gigi pada porosnya.Pasak benam adalah yang paling umum
dipakai untuk meneruskan momen besar.Untuk momen dengan tumbukan, dapat
dipakai pasak singgung.
Perhitungan Pasak
Umumnya bahan pasak dipilih lebih lemah dari poros, sehingga poros akan
lebih dahulu rusak dari pada porosnya.
16
Persamaan-persamaan untuk menentukan dimensi pasak:
a. Momen rencana poros (kg/mm)
𝐹
𝑇= ………………………………………………………………(2.18)
𝐷/2
2.4.5 Bantalan.
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang
peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah
poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan.
17
Gambar 2.5 Bantalan
Pada umumya bantalan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :
a. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros.
1) Bantalan Luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan
bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan
dengan perantara lapisan pelumas.
2) Bantalan Gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang
berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol
dan rol bulat.
b. Berdasarkan arah beban terhadap poros.
1) Bantalan radial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus
sumbu.
2) Bantalan aksial
Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
3) Bantalan gelinding khusus
Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan
tegak lurus sumbu poros.
Analogi bantalan dapat berupa pondasi pada sebuah gedung.Persyaratan
bahan yang digunakan untuk bantalan luncur yaitu mempunyai kekuatan cukup
(tahan beban dan kelelahan), dapat menyesuaikan terhadap lenturan poros yang
tidak terlalu besar atau terhadap perubahan bentuk yang kecil, mempunyai sifat
18
anti las (tidak dapat menempel) terhadap poros jika terjadi kontak dan gesekan
antara logam, tahan karat dan cukup tahan aus, dapat membenamkan kotoran atau
debu kecil yang terkurung di dalam bantalan dan harga ekonomis dan tidak perlu
terpengaruh oleh temperatur.
Perhitungan Bantalan
Rumus perhitungan bantalan antara lain:
a. Beban ekuivalen dinamis
P = (𝑥. 𝑣. 𝐹𝑟 + 𝐹𝑎. 𝑌) …………………………………………..(2.22)
(Sularso, 2004)
Dimana; x = faktor beban radial (faktor ini ada pada lampiran tabel, 0,56)
Y = faktor beban aksial (1,45)
Fr = beban radial (N)
Fa = beban aksial (N)
b. Faktor kecepatan
3 33,3
𝐹𝑛 = √ ……………..……………………………..……… (2.23)
𝑛
2.4.6 Rangka.
Rangka utama merupakan bagian penting dalam konstruksi mesin yang
berfungsi sebagai penahan beban. Untuk menahan beban selama proses
19
penghancuran plastik dan motor serta puli saat bekerja, rangka harus dibuat kaku
dan kuat. Sistem penyambungan yang akan digunakan adalah pengelasan dan
baut.
1. Perakitan Manual
20
yaitu; perakitan yang sebagian besar proses dikerjakan secara konvensional
atau menggunakan tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana tanpa
alat-alat bantu yang spesifik atau khusus.
2. Perakitan otomatis
yaitu; perakitan yang dikerjakan dengan sistem otomatis seperti otomasi,
elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik), dan
membutuhkan alat bantu yang lebih khusus.
2.5.1 Las
Las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam yang
menggunakan energi panas. Dalam pengertian lain, las adalah penyambungan dua
buah logam sejenis maupun tidak sejenis dengan cara memanaskan (mencairkan)
logam tersebut di bawah atau di atas titik leburnya, disertai dengan atau tanpa
tekanan dan disertai atau tidak disertai logam pengisi.Berdasarkan cara kerjanya,
pengelasan diklasifikasikan menjadi tiga kelas utama yaitu pengelasan cair,
pengelasan tekan, dan pematrian.
1. Pengelasan cair adalah metode pengelasan dimana bagian yang akan
disambung dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik
ataupun busur gas.
2. Pengelasan tekan adalah metode pangalasan dimana bagian yang akan
disambung dipanaskan sampai lumer (tidak sampai mencair), kemudian
ditekan hingga menjadi satu tanpa bahan tambahan. Pematrian adalah cara
pengelasan dimana bagian yang akan disambung diikat dan disatukan dengan
menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair yang rendah.
Perancangan sambungan las memerlukan pertimbangan dalam hal
pembebanan pada sambungan, jenis bahan las dan komponen-komponen yang
disambung dan geometri sambungan itu sendiri.
21
Gambar 2.6 Jenis-jenis pengelasan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan las, oleh karena itu
penyambungan dalam proses pengelasan harus memenuhi beberapa syarat, antara
lain:
a. Benda yang dilas tersebut harus dapat cair atau lebur oleh panas
b. Bahwa antara benda-benda padat yang disambungkan tersebut terdapat
kesesuain sifat lasnya sehingga tidak melemahkan atau meninggalkan sambungan
tersebut.
c. Cara-cara penyambungan harus sesuai dengan sifat benda padat dan tujuan dari
penyambungannya.
22
Gambar 2.7 Macam-macam kampuh
23
Baut adalah as pejal yang terdiri dari satu ujung berulir dan ujung lain
memilikikepala. Baut – Mur berfungsi untuk menyambung dua buah komponen
atau lebih secara mekanik. Sambungan ini dapat dilepas jika salah satu
komponennya mengalami kerusakan ataupun aus. Dalam pemakaiannya, baut-
mur mengalami pembebanan yang biasa diterima oleh sambungan baut antara lain
beban konsentrik dan beban eksentrik. Pada pembebanan konsentrik, baut
menerima beban tarik searah dengan sumbunya, sedangkan untuk pembebanan
eksentrik antara gaya luar dengan sumbu baut dipisah oleh jarak tertentu.
Dalam aplikasi dilapangan penyambungan yang menggunakan baut-mur
seringkali ditambahkan ring antara bagian yang disambung dengan baut dan
antara bagian yang disambung dengan mur. Pemberian ring ini bertujuan untuk
lebih meratakan beban dari efek pengencangan baut-mur.
24
Perancangan baut ditujukan untuk mendapatkan faktor keamanan. Faktor
keamanan dapat dihitung berdasarkan parameter kekuatan material dan tegangan
yang terjadi. Berikut ini tabel yang berisi data grade material dan kekuatannya.
Pada umumnya mur mempunyai bentuk segi enam. Tetapi untuk pemakaian
khusus dapat dipakai mur sebagai berikut.:
a. Mur bulat.
b. Mur flens.
c. Mur tetap.
d. Mur mahkota.
e. Mur kuping.
25
Gambar 2.9 macam-macam mur
26
mampu tukar (interchangeable). Penyeragaman yang dimaksud meliputi
bentuk geometri dan keadaan fisik.
Menurut Agssutanto, proses manufaktur (atau dalam buku ini disebut juga
proses produksi) tersebut dapat dibagi atas 8 (delapan) kelompok besar yaitu:
1. Proses pengecoran (Casting Processes)
2. Proses pembentukan (Forming Processes)
3. Proses pemesinan (Machining Processes)
4. Proses produksi polimer (Polymer Processing)
5. Proses metalurgi serbuk (Powder Metalurgy)
6. Proses penggabungan (Joining Processes)
7. Proses penyelesaian akhir seperti heat treatment dan surface treatment
(Finishing Processes).
8.Proses perakitan (Assembly Processes)
27
mana sheet memiliki luas permukaan bidang yang jauh lebih besar dari
volumenya.
28
bendakerja akan terpotong.Tujuan proses pemesinan secara umum adalah
untuk menghasilkan benda kerja sesuai dengan ukuran, bentuk dan kekasaran
permukaan yang diminta.
Tiga hal yang terakhir ini sering disebut dalam istilah manufaktur
adalah keterpenuhan atas spesifikasi geometrik yang diminta pada produk.
Proses pemesinan secara umum merupakan proses akhir(finishing) dari proses
pembuatan komponen. Proses pemesinan dewasa ini sering dikategorikan atas
proses pemotongan dengan pahat, proses abrasif dan proses pemesinan non-
konvensional.
Beberapa proses pemesinan yang dikenal luas adalah proses bubut
(turning), proses freis (milling), proses gurdi (drilling), memperbesar lubang
(boring), gergaji(sawing), pembuatan roda gigi, gerinda (grinding), EDM
(electric-dischargemachining) dan lain-lain.
a. Mesin Bubut
29
Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk
memotong benda atau menyayat benda yang berputar. Bubut sendiri
merupakan suatu proses pemakaan benda kerja yang sayatannya dengan cara
memutar benda kerja kemudian pada pahat digerakan dengan translasi sejajar
dengan sumbu putar dari benda kerja.
c. Feed motion, yaitu: gerakan pahat menyayat benda kerja atau disebut juga
gerak umpan
Pada proses pembubutan yang perlu diperhatikan diantaranya
kecepatan putar spindel (speed), gerak makan (feed), kedalaman potong (dept
of cut), jenis pahat dan bahan benda kerja yang digunakan. Elemen dasar pada
proses bubut dapat diketahui menggunakan rumus yang dapat diturunkan
dimana kondisi pemotongan ditentukan sebagai berikut :
Benda kerja ; do = diameter awal ; mm,
dm = diameter akhir ; mm,
lt= panjang permesinan ; mm,
Pahat ; Kr = sudut potong utama ; o,
γo = sudut geram ; o,
Mesin bubut ; a = kedalaman potong ; mm,
(𝑑𝑜−𝑑𝑚)
a= ; mm, .......................................(2.26)
2
30
𝜋.𝑑.𝑛
v= 1000 ; m/min, .........................................................................(2.27)
Kecepatan makan :
lt
tc=𝑣𝑓;min, ...............................................................................(2.30)
Z = A .v ; cm3/menit, ...............................................................(2.31)
b. Mesin frais
Mesin frais adalah mesin perkakas yang gerak utamanya adalah
berputar. Mesin frais mampu mengerjakan pemakanan permukaan dan sisi
tegak. Pada mesin frais vertikal sumbu utama spindelnya tegak lurus dengan
meja mesin.
Prinsip Kerja
Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah
menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama
tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan
putar pada spindel mesin milling.
Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling
yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan
putaran atau gerakan pemotongan.
31
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja
yang
Telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan
menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi
karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan
benda kerja.
1) Kecepatan Potong
Untuk menentukan kecepatan potong ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan antara lain :
Material benda kerja
Material pisau frais
Diameter pisau
Kehalusan permukaan yang diinginkan
Dalam pemakanan/pemotongan
3) Feed
32
feed merupakan gerak makan pisau frais terhadap benda kerja. Faktor –faktor
yang perlu diperhatikan antara lain :
Dalam pemakanan
Material benda kerja
Tipe permukaan finishing yang diinginkan
Tipe pisau frais
4) Dalam Pemotongan
Pemotongan pada mesin frais tergantung pada jenis pemakanan yang
dilakukan. Pemakanan dalam proses frais antara lain pemakanan kasar dan
pemakanan halus (finishing). pemakanan kasar bertujuan untuk memotong benda
kerja sesuai dengan yang direncanakan, sedangkan pemakanan halus berfungsi
untuk proses finishing benda kerja.
c. Mesin Bor
Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong
yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan
pelubangan). Sedangkan pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang
berbentuk bulat alam lembaran kerja dengan menggunakan pemotong berputar
yang disebut bor.
1) Pengerjaan Pengeboran
Jenis cutting tool (mata bor) yang digunakan dalam proses pengeboran:
Drilling, proses yang digunakan untuk membuat suatu lubang pada benda kerja
yang solid. Step drill, proses yang digunakan untuk pembuatan lubang dengan
diameter bertingkat. Reaming, reaming adalah cara akurat pengepasan dan
finishing lubang yang sudah ada sebelumnya. Boring, proses memperluas sebuah
lubang yang sudah ada dengan satu titik pahat. Boring, lebih dipilih karena dapat
memperbaiki ukuran lubang, atau keselarasan dan dapat menghasilkan lubang
yang halus.Counter bor, operasi ini menggunakan pilot untuk membimbing
33
tindakan pemotongan. Digunakan untuk proses pembesaran ujung lubang yang
telah dibuat dengan kedalaman tertentu, untuk mengakomodasi kepala baut
seperti pada gambar 2.10.
Dimana :
N = kecepatan putaran mesin dalam putaran/menit (rpm)
Cs= kecepatan potong (cutting speed) dalam satuan meter/menit
D = diameter mata bor dalam satuan mm
1000 = konversi dari satuan meter ke millimeter
Cutting Speed untuk setiap jenis bahan sudah dibakukan berdasarkan jenis
bahan alat potong. Tabel dibawah memperlihatkan cutting speed untuk mata bor
34
Tabel 2.6 Cutting Speed
d. Mesin Gerinda
Mesin gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk
mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan tertentu.Prinsip kerja mesin
gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja
sehingga terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan.
𝑉𝑐.1000.60
N= ……………………………………….(2.35)
𝜋.𝑟
35
Dimana:
36
Gambar 2.11 Bagan Klasifikasi Proses Manufaktur
37
BAB III
METODOLOGI
38
3.2 Alat dan Bahan
Pembuatan skripsi ini membutuhkan beberapa alat dan bahan yang akan
digunakan, diantaranya:
3.2.1 Alat
Mesin pencacah plastik ini dibuat dengan menggunakan peralatan-peralatan
utama, antara lain mesin konvensional, alat-alat perkakas dan alat ukur. Adapun mesin
yang digunakan dalam pengerjaannya adalah:
1. Mesin Bubut
2. Mesin Pemotongan Plat
3. Mesin Bor
4. Mesin Las
Selain itu, adapun peralatan perkakas yang digunakan selama pembuatan alat
dalam skripsi ini adalah:
1. Gergaji potong
2. Penggores
3. Penitik
4. Palu
5. Ragum
6. Kikir
7. Sikat Kawat
8. Pahat Bubut
9. Cutter Milling
10. Mata Bor
11. Gerinda Tangan
Untuk menyesuaikan dimensi alat yang dibuat dengan hasil perhitungan maka
perlunya dilakukan pengukuran. Adapun alat ukur yang akan digunakan adalah:
1. Jangka Sorong
2. Mistar Baja
39
3. Meteran
4. Busur Derajat
5. Dial Indikator
3.2.2 Bahan
Berdasarkan perencanaan bahan-bahan yang akan digunakan dalam pembuatan
alat adalah:
1. Elektroda Rb 26
2. Baja Profil L
3. Baja Profil U
4. ST 37
5. Bearing
6. Puli
7. Belt-V
8. Cat warna
40
3.5 Perencanaan Alat Pencacah Plastik
Sebelum memilih komponen serta bahan yang digunakan perlu dilakukan beberapa
pertimbangan untuk memaksimalkan efisiensi kerja mesin dan meminimalkan biaya
pembuatan alat.
41
c. Target Penggunaan
Target yang ingin dicapai sebagai keunggulan mesin pencacah plastik
ini adalah:
a. Proses pembuatan dapat dikerjakan dengan lebih mudah dan cepat
b. Biaya keseluruhan pembuatan terjangkau
c. Pengoperasian alat cukup dilakukan oleh 1 orang
d. Alat mampu meningkatkan kualitas hasil produksi
42
3) Pertimbangan Ergonomis
Pertimbangan ergonomis mesin pencacah plastik ini yaitu terletak pada
penggunaannya saat dioperasikan, dirancang dengan konstruksi sederhana dan
profesional memungkinkan setiap orang untuk mengoperasikan, memberikan
efisiensi tenaga dan waktu serta kenyamanan terhadap kerja operator sehingga
tidak cepat lelah.
4) Pertimbangan Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan syarat utama suatu mesin agar layak
pakai, syarat tersebut dapat berupa bentuk komponen alat yang berfungsi
sebagai pelindung bagi operator pada bagian yang berpotensi mengakibatkan
kecelakaan.
43
BAB IV
Bor
Tap
Perakitan
Produk
44
4.2 Proses Manufaktur
4.2.1 Poros
1. Pemotongan
Semua bahan baku dipotong menggunakan gerinda tangan dengan
ukuran mata pisau 107x1x16 mm, dengan kecepatan potong 80 m/s,
feeding 0,5 mm/putaran.
𝑉𝑐𝑥1000
n= 𝜋𝑥𝐷
80𝑥1000
n = 3.14 𝑥 107
Tm = 12.45 menit
Tutup
Langkah awal 3mm, dipotong sebanyak 5 kali.
Ukuran
- 166x220
- 2 x 125 x 100
- 100x100
Ltot = La + L
L tot = 15 +1236mm
L tot = 1251 mm
45
𝐿
Tm = 𝑓𝑥𝑛
1241
Tm = 0.5 𝑥 200
Tm = 12.51 menit
Saringan
Langkah awal 3mm dipotong sebanyak 3 kali.
- 166x179
- 179x2
L tot = La + L
L tot = 712mm
𝐿
Tm = 𝑓𝑥𝑛
712
Tm = 0.5𝑥 200
Tm = 7.12menit
Corong Buang
Langkah awal 3mm, dipotong sebanyak 5 kali
Ukuran
- 300x300x2
- 262x200x2
- 350x350
Ltot = La + L
Ltot = 15 + 2824
Ltot = 2839 mm
𝐿
Tm = 𝑓𝑥𝑛
2839
Tm = 0.5 𝑥 200
Tm = 28.39 menit
46
2. Pembubutan
Untuk mengurangi diameter poros yang diinginkan dilakukan
pembubutan. Kecepatan potong facing 75m/menit (dilampirkan),
kecepatan potong pemakanan kasar 25m/menit, feeding 0,2
mm/putaran.Langkah awal 3mm Dengan menggunakan mesin bubut
Maximat.
a.
Do = 95 mm
Di = 31.5 mm
𝐷𝑜−𝐷𝑖
a= 2
95−31.5
a= 2
a = 31.75 mm
Facing
𝑉𝑐𝑥1000
n= 𝜋𝑥𝐷
75𝑥1000
n= 3.14𝑥95
n = 251,424 Rpm
Kecepatan putaran mesin yang dipakai 237Rpm
L = la + l
L = 3 + 47.5 = 50.5 mm
𝐿
Tm = 𝑓𝑥𝑛
50.5
Tm = 𝑜,2𝑥237
Tm = 1.1 menit
Bubut Rata
L = la + l
L = 3 + 45
L = 48 mm
47
𝑉𝑐𝑥1000
n= 𝜋𝑥𝐷
25𝑥1000
n= 3,14𝑥95
n = 83,8 Rpm
Kecepatan putaran mesin yang dipakai 68 Rpm.
𝐿
Tm = 𝑓𝑥𝑛
48
Tm = 0,2𝑥68
Tm = 3.5menit
Pemakanan dilakukan sebanyak 15 kali.
Tm = 3.5 x 15
Tm = 52.5menit
Finishing
𝑉𝑐𝑥1000
n= 𝜋𝑥𝐷
75𝑥1000
n= 3.14𝑥95
n = 251,424 Rpm
Kecepatan putaran mesin yang dipakai 237 Rpm
𝐿
Tm = 𝑓𝑥𝑛
48
Tm = 0,2𝑥237
Tm = 1 menit
Pemakanan dilakukan 2 kali
Tm = 1 x 2 = 2 menit
b.
Do = 95 mm
Di = 31.5 mm
𝐷𝑜−𝐷𝑖
a= 2
48
95−31.5
a= 2
a = 31.75 mm
i facing = 2 kali
i finishing = 2 kali
i bubut rata = 15 kali
la (langkah awal) = 3mm
Facing
L = la + l
L = 3 + 47.5
L = 50.5 mm
𝑉𝑐𝑥1000
n= 𝜋𝑥𝐷
75𝑥1000
n= 3.14𝑥95
n = 251,424 Rpm
Kecepatan putaran mesin yang dipakai 237 Rpm
𝐿
Tm = 𝑓𝑥𝑛
50.5
Tm =
𝑜,2𝑥237
Tm = 1.1 menit
Bubut rata
L = la + l
L = 3 + 80
L = 83 mm
𝑉𝑐𝑥1000
n= 𝜋𝑥𝐷
25𝑥1000
n=
3,14𝑥95
n = 83,8 Rpm
Kecepatan putaran mesin yang dipakai 68 Rpm.
𝐿
Tm = 𝑓𝑥𝑛x i
83
Tm = 0,2𝑥68 x 15
Tm = 87menit
49
Finishing
L = la + l
L = 3 + 80
L = 83 mm
𝑉𝑐𝑥1000
n= 𝜋𝑥𝐷
75𝑥1000
n= 3.14𝑥95
n = 251,424 Rpm
Kecepatan putaran mesin yang dipakai 237 Rpm.
𝐿
Tm = 𝑓𝑥𝑛x i
83
Tm = 0,2𝑥237x 2
Tm = 3.6 menit
c.
Do = 31.5 mm
Di = 24 mm
Do = 95 mm
Di = 31.5 mm
𝐷𝑜−𝐷𝑖
a= 2
31.5−24
a= 2
a = 3.75 mm
i finishing = 1 kali
50
Bubut rata
L = la + l
L = 3 + 30
L = 33mm
𝑉𝑐𝑥1000
n= 𝜋𝑥𝐷
25𝑥1000
n= 3,14𝑥95
n = 83,8 Rpm
Kecepatan putaran mesin yang dipakai 68 Rpm.
𝐿
Tm = 𝑓𝑥𝑛 i
33
Tm = 0,2𝑥68 x 2
Tm = 4.9menit
Finishing
𝑉𝑐𝑥1000
n= 𝜋𝑥𝐷
75𝑥1000
n= 3.14𝑥95
n = 251,424 Rpm
Kecepatan putaran mesin yang dipakai 237 Rpm.
𝐿
Tm = 𝑓𝑥𝑛
33
Tm = 0,2𝑥237
Tm = 0,69menit
3. Milling
Milling merupakan suatu proses pengurangan sisi pada poros untuk
permukaan rata, yang digunakan untuk dudukan pisau ketam. Kecepatan
potong pisau makan kasar 18m/menit(dilampirkan), kecepatan potong
makan halus21m/menit, diameter pisau potong 20mm, sayatan per gigi
0,05mm/gigi, jumlah gigi 4. Menggunakan mesin milling jenis
Face Cutting
𝑉𝑐𝑥1000
n= 𝜋𝑥𝐷
18𝑥1000
n= 3.14𝑥20
n = 286 rpm
51
kecepatan yang dipakai 280 Rpm.
Jika center alat potong berada di dalam benda kerja maka:
la + lu = D + 3 mm
la + lu = 23 mm
L = la + l + lu
L = 23 + 166
L = 189 mm
S = sz x z x n
S = 0,05 x 4 x 280
S = 56 mm/menit
𝐿𝑥𝑖
Tm = 𝑆
189 𝑥 180
Tm = 56
Tm = 607,5 menit
Finishing
𝑉𝑐𝑥1000
n= 𝜋𝑥𝐷
21𝑥1000
n= 3.14𝑥20
n = 334,39 Rpm
kecepatan mesin yang dipakai 310 Rpm
𝐿𝑥𝑖
Tm = 𝑆
189 𝑥 9
Tm = 56
Tm = 30.3 menit
4. Pengeboran
Pengeboran merupakan proses pembuatan lubang baut untuk pisau
ketam. Kecepatan potong mata bor diameter 6 30m/menit, feeding 0,02
mm/putaran. kedalaman 15 mm. langkah awal 3mm
𝑉𝑐𝑥1000
n= 𝜋𝑥𝐷
30𝑥1000
n= 3,14𝑥6
n = 1592.35 rpm
kecepatan mesin yang dipakai 1120 rpm
L = la + 2L + lu
52
L = 3 + 30 + 3
L = 36 mm
𝐿
Tm =𝑓𝑥𝑛 x i
36
Tm = 0,05 𝑥 1120 12
Tm = 7.7menit
4.2.2 Rangka
1. Pengelasan
Panjang pengelasan pada rangka 40x40mm sebanyak 34 buah.
Kekuatan las dapat dihitung sebagai berikut
A = L x t x sin 45
A = 40 x 3 x 0,707
A = 84,84 mm2
P=Axτ
P = 84,84 x 500
P = 42420 N
P = 4,242 KN
Berdasarkan rumus empiris waktu pengelasan
T = 0,014 x L
T = 0,014 x 40
T = 0,56 menit
T = 0,56 x 34
T = 19.04 menit
2. Pengeboran
a. Diameter 6 mm
Pada mata bor 6mm, kecepatan potongnya 25m/menit, feeding 0,02
mm/putaran.Langkah awal 2mm. panjang pemakanan 4mm.
𝑉𝑐𝑥1000
n= 𝜋𝑥𝐷
25𝑥1000
n= 3.14𝑥6
n = 1326,9 rpm
kecepatan putaran mesin yang dipakai 1120 rpm.
53
𝐿
Tm =𝑓𝑥𝑛
4
Tm = 0,02 𝑥1120
Tm = 0,17 menit
Lubang yang dibuat sebanyak 24 lubang
Tm = 0,17 x 2
Tm = 4.08 menit
b. Diameter 10 mm
𝑉𝑐𝑥1000
n= 𝜋𝑥𝐷
25𝑥1000
n= 3.14𝑥10
n = 796 rpm
kecepataran putaran mesin yang dipakai 700
𝐿
Tm =𝑓𝑥𝑛
4
Tm = 0,02 𝑥700
Tm = 0.28 menit
Dilakukan sebanyak 4 kali
Tm = 0.28 x 4
Tm = 1.12 menit
3. Kebutuhan Las
A = ½ a x t x sin 45
A = ½ 3 x 3 x 0,707
A= 3.18 mm2
V=AxL
V = 3.18 x 2720
V = 8649 mm3
Berat jenis mild steel las = 7,85 gr/cm3
M=VxP
M = 8.649 cm3 x 7.85 gr / cm3
M = 67.89 gr
G ( Jumlah Kawat Las ) = M x P / DE
= 67.89 x 2.72 / 0,66
54
= 279 gr
= 0,279 kg
4.2.3 Saringan
1. Pengeboran
Kecepatan potong kasar pada besi lunak 25 m/menit, feeding 0,02
mm/putaran.
a. Diameter 5 mm
0,02 mm/putaran.
𝑉𝑐𝑥1000
n=
𝜋𝑥𝐷
25𝑥1000
n= 3.14𝑥5
n = 1587 rpm
kecepatan putaran mesin yang dipakai 1120 rpm
𝐿
Tm =𝑓𝑥𝑛
4
Tm = 0,02 𝑥1120
Tm = 0,18 menit
Lubang yang dibuat sebanyak 144 buah
Tm = 0,18x 144
Tm = 25.92 menit
b. Diameter 8 mm
𝑉𝑐𝑥1000
n= 𝜋𝑥𝐷
25𝑥1000
n= 3.14𝑥8
n = 995,22 rpm
kecepatan mesin yang dipakai 900 rpm
𝐿
Tm =
𝑓𝑥𝑛
4
Tm = 0,02 𝑥900
Tm = 0,22 menit
Lubang yang dibuat sebanyak 144 buah
Tm = 0,22 x 144
Tm = 31.7menit
55
c. Diameter 6mm
𝑉𝑐𝑥1000
n= 𝜋𝑥𝐷
25𝑥1000
n= 3.14𝑥6
n = 1326,9 rpm
kecepatan putaran mesin yang dipakai 1120 rpm
𝐿
Tm =𝑓𝑥𝑛
4
Tm = 0,02 𝑥1120
Tm = 0,18 menit
Lubang yang dibuat sebanyak 6 lubang
Tm = 0,18 x 6
Tm = 1.08 menit
2. Bending
Saringan setengah lingkaran dengan jari-jari 57 mm.
a. Bentangan tembereng lingkaran
Keliling busur = α/360 x 2 x 𝜋 x r
= 170.376/360 x 2 x 3,14 x 57
= 169.4 mm
Panjang busur R1 = ¼ x 2 x 𝜋 x R
= ¼ x 2 x 3.14 x 1
= 1,57 mm
Jadi, jumah bentangan untuk saringan yaitu
L = 48 + 1,57 + 169.4 + 1,57 + 48
L = 268.54 mm
3. Las
Pengelasan sepanjang busur jari-jari 57 mm yaitu 169.4 mm
A = L x t x sin 45
A = 169.4 x 1.8 x 0,707
56
A = 239.5 mm2
P=Axτ
P = 239.5 x 500
P = 119500 N
Berdasarkan rumus empiris waktu pengelasan
T = 0,014 x L
T = 0,014 x 169.4
T = 2.38 menit
4. Kebutuhan Las
Tinggi las = 1.8mm
Lebar las = 1.8mm
Panjang total las = 169.4 mm
A = ½ x a x t x sin 45
A = ½ x 1.8 x 1.8 x 0.707
A = 1.14 mm2
V=AxL
V = 1.14 x 169.4
V = 193 mm3
Berat jenis mild steel las = 7,85 gr/cm3
M=VxP
M = 0.193 x 7.85 gr/cm3
M = 1.5gr
G ( Jumlah Kawat Las ) = M x P / DE
= 1.5 x 0,1694 / 0,66
= 0.388 gr
4.2.4 TUTUP
1. Bending
Tutup setengah lingkaran dengan jari-jari 75 mm
57
a. Bentangan panjang busur
Keliling busur = α/360 x 2 x 𝜋 x r
= 153.61/360 x 2 x 3,14 x 75
= 402 mm
Panjang busur R1 = ¼ x 2 x 𝜋 x R
= ¼ x 2 x 3.14 x 1
= 1,57 mm
Jadi, jumah bentangan untuk tutup yaitu
L = 402 + 1,57 + 15
L = 418.57 mm
b. Pemotongan.
n = 1587 rpm
kecepatan putaran mesin yang dipakai 1120 rpm
𝐿
Tm =
𝑓𝑥𝑛
4
Tm = 0,02 𝑥1120
Tm = 0,18 menit
Lubang yang dibuat sebanyak 4 buah
Tm = 0,18 x 4
Tm = 0,72menit
58
d. Las
Penyambungan bagian hopper dengan tutup atas.
59
T = 16.156 menit
e. Kebutuhan Las
Tinggi las = 1.8mm
Lebar las = 1.8mm
Panjang total las = 1154 mm
A = ½ x 1.8 x1.8 x 0.707 = 1.14 mm2
V=AxL
V = 1.14 x 1154
V = 1315 mm3
Berat jenis mild steel las = 7,85 gr/cm3
M=VxP
M = 1.315 x 7.85
M = 10.32 gr
G ( Jumlah Kawat Las ) = M x L / DE
= 10.32 x 1.154 / 0,66
= 18 gr
5. Corong Buang
Tebal plat siku 3 mm. panjang pemakanan 5mm
a. Pengeboran
Diameter 5mm
𝑉𝑐𝑥1000
n= 𝜋𝑥𝐷
25𝑥1000
n= 3.14𝑥5
n = 1592 rpm
kecepatan mesin yang dipakai 1400 rpm
𝐿
Tm =𝑓𝑥𝑛
5
Tm = 0,02 𝑥1400
Tm = 0.17 menit
Lubang yang dibuat sebanyak 8 lubang
Tm = 0.17 x 8= 1.36 menit
Tm = 31.7 menit
60
Tabel 4.1 Waktu proses Manufaktur
Komp- Poto- Bu- Milli- Las Bor Ben- Total
onen ng but ng ding
&
rolli
ng
156.2 640.8 7.7 804.7
Poros
menit menit menit menit
12.45 19.04 5.48 36.97
Rangka
menit menit menit menit
7.12 2.38 59.42 5 73.92
Saringan
menit menit menit menit menit
12.51 16.156 0.72 5 34.386
Tutup
menit menit menit menit menit
28.39 1.36 29.75
Corong
menit menit menit
60.47 156.2 640.8 32.58 73.32 10 979.71
Jumlah
menit menit menit menit menit menit menit
61
V = 7084.6 x 300
V = 2125380 mm3 = 2125.38 cm3
M=Vxρ
M = 2125.38 x 7.85
M = 16684 gr
M = 16.684 kg
Untuk 1 kg besi harganya adalah Rp.7500
Rp = 16.684 x Rp 7500
Rp = Rp.125.130
2. Rangka
Ukuran = 40x40x2
Ρ = 7.85 gr/cm3
L = 6002
A = A1 + A2
A = 120 + 101
A = 221 mm2
V=AxL
V = 221 x 6002
V = 1326442 mm3 = 1326.442 cm3
M=Vxρ
M = 1326.442 x 7.85
M = 10412.57 gr
M = 10.413 kg
Rp = 10.413 x 7500
Rp = Rp.78097
3. Saringan
a. Part saringan 1
P = 7.85 gr/cm3
V=pxlxt
V = 268.54 x 166 x 2
62
V = 89155.28 mm3 = 89.155 mm3
M=Vxρ
M = 89.155 x 7.85
M = 699.87 gr
M = 0,699 kg
Rp = 0.699 x 7500
Rp = Rp.5.242
b. Part saringan 2
Ukuran = ½ ø 57 x 2
A = ½ π x r2
A = ½ x 3.14 x 572
A = 5100.5 mm2
V=Axt
V = 5100.5 x 2
V = 10201 mm3= 10,201 cm3
M=Vxρ
M = 10.201 x 7.85
M = 80.08 gr x 2
M = 161.6 gr
M = 0.1616 kg
Rp = 0,1616 x 7500
Rp = Rp.1.212
4. Tutup
a. Tutup1
Ukuran = 418.57 x 166 x 2 (hal58)
V=pxlxt
V = 418.57 x 166 x 2
V = 138965 mm3 = 138.965 cm3
M=Vxρ
M = 138.965 x 7.85
M = 1090.88 gr
M = 1.091 kg
63
Rp = 1.091 x 7500
Rp = Rp.8.182
b. Tutup2
Ukuran = ½ ø 75 x 2
V = ½ πr2xt
V = ½ x 3.14 x 752x2
V = 17662.5 mm3 = 17.663 mm3
M=Vxρ
M = 17.663 x 7.85
M = 138.655 gr
M = 0.139 kg
Rp = 0.139 x 7500
Rp = Rp.1042
c. Tutup3
Ukuran 100x100x2
V = pxlxt
V = 100x100x2
V = 20000 mm3 = 20 cm3
M=Vxρ
M = 20 x 7.85
M = 157 gr
M = 0.157 kg x2
M = 0.314 kg
Rp = 0.314 x 7500
Rp = Rp 2355
d. Tutup4
Ukuran = 125x100x2
V = pxlxt
V = 125x100x2
V = 25000 mm3 = 25 cm3
M=Vxρ
M = 25 x 7.85
64
M = 196.25 gr
M = 0.196 kg x2
M = 0.392 kg
Rp = 0,392 x 7500
Rp = Rp 2940
e. Tutup5
Ukuran = 145 x 125 x 2
V = p xlxt
V = 145 x 125 x 2
V = 36250 mm3 = 36.25 cm3
M=Vxρ
M = 36.25 x 7.85
M = 284 .56 gr
M = 0.285 kg x 2
M = 0.57 kg
Rp = 0.57 x 7500
Rp = Rp 4275
5. Corong buang
a. Corong 1
Ukuran = 270 x 200 x 2
V = p x lx t
V = 270x200x2
V = 108000 mm3 = 108 cm3
M = V xρ
M = 108 x 7.85
M = 847.8 gr
M = 0.8478 kg x 2
M = 1.6956 kg
Rp = 1.6956 x 7500
Rp = Rp 12.717
b. Corong 2
Ukuran = 300 x 210 x 2
65
V = pxlxt
V = 300x210x2
V = 126000 mm3 = 126 cm3
M=Vxρ
M = 126 x 7.85
M = 989.1 gr
M = 0.9891 kg x2
M = 1.9782 kg
Rp = 1.9782 x 7500
Rp = Rp 14.836
c. Corong 3
Ukuran = 356 x 270 x 2
V = pxlxt
V = 356x270x2
V = 192240 mm3 = 192.24 cm3
M=vxρ
M = 192.24 x 7.85
M = 1509.084gr
M = 1.510 kg x
Rp = 1510 x 7500
Rp = Rp 11325
Tabel 4.2 Tabel Rincian Bahan
Volume Biaya
No Nama Barang Berat Harga/K Harga Bahan
Barang Berat (Kg) Pembelia
Jenis (ρ) g Yang Dipakai
n
= 0.289 x
7.500 / Rp.
1 Elektroda Las - - 0,298kg Rp.7500
kg 30.000
=Rp.8940
V = Axt 7850 Berat = Vxρ Rp.7500 Rp.65.00 8.2 x Rp 7500=
2 Plat
= 576.837x1.8 kg/m3 = / kg 0 Rp.61.500
66
= 1038306 0,001038306m3
x7850 =8.2 kg
V = xr2xL =
Berat = V x ρ
3.14x47.52x30 7850 16,7 x Rp 8000 =
3 ST 37 Pejal = 0,002125 x Rp.
3
0 =2.125.387 kg/m Rp.8.00 Rp 133.475
7850 = 16,7 kg 200.000
mm3 0
V = pxlxt Berat = V x ρ
= 6002x78x3 7.850 = Rp.100.0 11,029 x Rp.8000
4 ST37 Profil L Rp.8000
= 1.404.468 kg/m3 0,001405x7850 00 = Rp.88.234,-
3
mm = 11.029 kg
Rp.395.0
Total Harga Rp.292.150
00
67
3 Baut 5x12mm 25bh Rp.195 Rp.4.875
Dwifungsi
4 Ring plat 5mm 50bh Rp.40 Rp.2000
crom
5 Pulli A2x4 Ø24mm 1bh Rp.50.000 Rp.50.000
A2x2 Ø12mm 1bh Rp.25.000 Rp.25.000
6 Bearing Ø 31,5 mm 2bh Rp.150.000 Rp.300.000
7 Mata 81x29x3 mm 5set Rp.30.000 Rp.150.000
Ketam
8 Sabuk A 2bh Rp.35.000 Rp.70.000
9 Engsel 20x80 2bh Rp.5000 Rp.10.000
Jumlah Rp.655.875
68
Upah = 3.8 x Rp 20.000
= Rp.76.000
b. Milling
= Rp.277.000
c. Bor
= Rp.41.000
d. Tap
Upah = 15 + 60 + 25%60 + 15
69
Upah pekerja tap 1 jam Rp 20.000
= Rp.35.000
Upah = 15 + 10 + 25%10 + 15
= Rp.14.000
f. Las
Upah = waktu persiapan+waktu pengerjaan+waktu
effisiensi+waktu penyelesaian
Upah = 20 + 37.546 + 25%37.546 + 20
= 86.93 menit = 1,44 jam
Upah pekerja Las1 jam Rp 20.000
Upah = 1,44 x Rp 20.000
= Rp.28.800
g. Gerinda
Upah = waktu persiapan+waktu pengerjaan+waktu effisiensi+waktu
penyelesaian
Upah = 10 + 60.47 + 25%60.47 + 10
= 95.56 menit = 1.59 jam
Upah pekerja gerinda 1 jam Rp 20.000
Upah = 1.59 x Rp 20.000
= Rp.31.800
70
Table 4.3 Upah tenaga Kerja
Pekerjaan Upah
Bubut Rp.75.000
Milling Rp.277.000
Bor Rp.41.000
Tap Rp.35.000
Rolling dan bending Rp.14.000
Las Rp.28.800
Gerinda Rp.31.800
Jumlah Rp.502.600
2. Biaya listrik
Biaya listrik Perusahaan Rp.960 / kWh
a. Mesin Bubut Maximat
V = 380 volt
I = 5,6 ampere
P=VxI
P = 380 x 5.6
P = 2,128 Kw
P total = P x waktu
= 2,128 x 3.8 jam
= 8.09 Kw
Biaya = Ptot x tariff(per kWh)
= 8.09 x 960
= Rp.7766
b. Mesin Milling
P = 3 kWh
Ptot = P x waktu
Ptot = 3 x 13.85
Ptot = 41.55 kWh
Biaya = Ptot x tariff
Biaya = 41.55 x Rp 960
71
Biaya = Rp.39.888
c. Mesin Bor
P = 1,6 kWh
V = 380 V
I = 4A
P tot = P x waktu
P tot = 1,6 x 2.05
P tot = 3.28 kWh
Biaya = Ptot x tariff
Biaya = 3.28 x Rp.960
Biaya = Rp.3148
d. Mesin Gerinda
P = 0,57 kWh
V = 220 V
I = 2,6 A
Ptot = P x waktu
Ptot = 0,57 x 1.44
Ptot = 0,82 kWh
Biaya = Ptot x tariff
Biaya = 0,82 x Rp.1.352
Biaya = Rp.787
e. Mesin Las
V = 220 V
I = 60 A
P=VxI
= 220 x 60
= 13200 w
= 13,2 kW
Ptot = P x waktu
Ptot = 13,2 x 1.59
Ptot = 10.988 Kwh
Biaya = ptot x tariff
72
Biaya = 10.988 x Rp.960
Biaya =Rp.20.148
Table 4.4 Biaya Listrik
Pekerjaan Biaya listrik
Bubut Rp.7766
Milling Rp.39.888
Bor Rp.3148
Gerinda Rp.787
Las Rp.20.148
Jumlah Rp.71.737
73
Nilai buku = Rp.10.656.000
4. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp 10.656.00]
Penyusutan = Rp.4.262.400
Nilai buku = Rp 10.656.000 – Rp 4.262.400
Nilai buku = Rp.6.393.600
5. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp.6.393.600]
Penyusutan = Rp.2.557.440
Nilai buku = Rp.6.393.600 – Rp.2.557.440
Nilai buku = Rp.3.836.160
= Rp.33.130.840
b. Mesin Milling
Mesin Milling seharga Rp.32.500.000 di pasaran memiliki umur
ekonomis 5 tahun, dan pada akhir umur ekonomisnya mesin milling ini
dapat dikilokan seharga Rp.1.000.000.
Penyusutan = [(100% : umur ekonomis) x 2 Nilai perolehan/ nilai
buku]
Nilai buku = harga awal – penyusutan
1. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x 6/12 x Rp.32.500.000]
Penyusutan = Rp.6.500.000
Nilai buku = Rp.32.500.000 – Rp.6.500.000
Nilai buku = Rp.26.000.000
2. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp.26.000.000]
Penyusutan = Rp.10.400.000
Nilai buku = Rp.26.000.000 – Rp.10.400.000
Nilai buku = Rp.13.600.000
3. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp.13.600.000]
Penyusutan = Rp.5.440.000
Nilai buku = Rp.13.600.000 – Rp.5.440.000
74
Nilai buku = Rp.8.160.000
4. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp.8.160.000]
Penyusutan = Rp.3.264.000
Nilai buku = Rp.8.160.000 – Rp.3.264.000
Nilai buku = Rp.4.896.000
5. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp.4.896.000]
Penyusutan = Rp.1.958.400
Nilai buku = Rp.4.896.000 – Rp.1.958.400
Nilai buku = Rp.2.937.600
Jadi, jumlah penyusutan mesin milling yaitu
Penyusutan tot = Σ penyusutan
= Rp.27.562.400
c. Mesin Bor
Mesin bor seharga Rp 20.000.000 di pasaran memiliki umur
ekonomis 5 tahun, dan pada akhir umur ekonomisnya mesin bor ini
dapat dikilokan seharga Rp1.000.000
Penyusutan = [(100% : umur ekonomis) x 2 Nilaiperolehan/ nilai
buku]
Nilai buku = harga awal – penyusutan
1. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x x 6/12 x Rp20.000]
Penyusutan = Rp.4.000.000
Nilai buku = Rp.20.000.000 – Rp 4.000.000
Nilai buku = Rp.16.000.000
2. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp.16.000.000]
Penyusutan = Rp.6.400.000
Nilai buku = Rp.16.000.000 – Rp.6.400.000
Nilai buku = Rp.9.600.000
3. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp.9.600.000]
Penyusutan = Rp.3.840.000
Nilai buku = Rp.9.600.000 – Rp 3.840.000
Nilai buku = Rp.5.760.000
75
4. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp.5.760.000]
Penyusutan = Rp.2.304.000
Nilai buku = Rp.5.760.000 – Rp 2.304.000
Nilai buku = Rp.3.456.000
5. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp.3.456.000]
Penyusutan = Rp.1.382.400
Nilai buku = Rp.3.456.000 – Rp. 1.382.400
Nilai buku = Rp.2.073.600
Jadi jumlah penyusutan mesin bor yaitu
= Rp.17926.000
76
4. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp.74.736]
Penyusutan = Rp.29.894
Nilai buku = Rp.74.736 – Rp.29.894
Nilai buku = Rp.44.842
5. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp.44.842]
Penyusutan = Rp.17.936
Nilai buku = Rp.44.842 – Rp.17.936
Nilai buku = Rp.26.906
Jadi jumlah penyusutan mesin gerinda tangan yaitu
= Rp.232.594
e. Mesin Las
Mesin las seharga Rp 1.200.000 di pasaran memiliki umur
ekonomis 5 tahun.
Penyusutan = [(100% : umur ekonomis) x 2 Nilaiperolehan/ nilai
buku]
Nilai buku = harga awal – penyusutan
1. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x 6/12 x Rp.1.200.000]
Penyusutan = Rp.240.000
Nilai buku = Rp.1.200.000 – Rp.240.000
Nilai buku = Rp.960.000
2. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp.960.000]
Penyusutan = Rp.384.000
Nilai buku = Rp.960.000 – Rp.384.000
Nilai buku = Rp.576.000
3. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp.576.000]
Penyusutan = Rp.230.400
Nilai buku = Rp.576.000 – Rp.230.400
Nilai buku = Rp.345.600
4. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp.345.600]
Penyusutan = Rp.138.240
77
Nilai buku = Rp.345.600 – Rp.138.240
Nilai buku = Rp.207.360
5. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp.207.360]
Penyusutan = Rp.82.944
Nilai buku = Rp.207.360 – Rp.82.944
Nilai buku = Rp.124.416
Jadi jumlah penyusutan mesin las yaitu
= Rp.1075.284
f. Mesin rolling
Mesin rolling seharga Rp 40.000.000 di pasaran memiliki umur
ekonomis 5 tahun.
Penyusutan = [(100% : umur ekonomis) x 2 Nilaiperolehan/ nilai
buku]
Nilai buku = harga awal – penyusutan
1. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x 6/12 x Rp.40.000.000]
Penyusutan = Rp.8000.000
Nilai buku = Rp.40.000.000 - Rp.8.000.000
Nilai buku = Rp.32.000.000
2. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp.32.000.000]
Penyusutan = Rp.12.800.000
Nilai buku = Rp.32.000.0000 - Rp.12.800.000
Nilai buku = Rp.19.800.000
3. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp.19.800.00]
Penyusutan = Rp.7.680.000
Nilai buku = Rp.19.800.000 - Rp.7.680.000
Nilai buku = Rp.12.200.000
4. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp.12.200.000]
Penyusutan = Rp.4.848.000
Nilai buku = Rp.12.200.000 - Rp.4.848.000
Nilai buku = Rp.7.352.000
78
5. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp.7.352.000]
Penyusutan = Rp.2.940.800
Nilai buku = Rp.7.352.000 - Rp.2.940.800
Nilai buku = Rp.4.411.200
Jadi jumlah penyusutan mesin rolling yaitu
= Rp.36.268.000
g. Mesin Bending
Mesin rolling seharga Rp 6.500.000 di pasaran memiliki umur
ekonomis 5 tahun.
Penyusutan = [(100% : umur ekonomis) x 2 Nilaiperolehan/ nilai
buku]
Nilai buku = harga awal – penyusutan
1. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x 6/12 x Rp.6.500.000]
Penyusutan = Rp.1.300.000
Nilai buku = Rp.6.500.000 - Rp.1.300.000
Nilai buku = Rp.5.200.000
2. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp.5.200.000]
Penyusutan = Rp.2.080.000
Nilai buku = Rp.5.200.000 - Rp.2.080.000
Nilai buku = Rp.3.120.000
3. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp.3.120.000]
Penyusutan = Rp.1.248.000
Nilai buku = Rp.3.120.000 - Rp.1.248.000
Nilai buku = Rp.1.872.000
4. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp.1.872.000]
Penyusutan = Rp.748.800
Nilai buku = Rp.1.872.000 - Rp.748.800
Nilai buku = Rp.1.123.200
79
5. Penyusutan = [(100% : 5) x 2 x Rp.1.123.200]
Penyusutan = Rp.449.280
Nilai buku = Rp.1.123.200- Rp.449.280
Nilai buku = Rp.673.920
Jadi penyusutan mesin bending yaitu
= Rp.5.825.280
80
menuntut pergantian terhadap komponen yang harus diganti, serta
kemungkinan membengkaknya harga-harga material yang akan dipakai
sebesar 20% dari biaya produksi secara keseluruhan yaitu:
biaya tak terduga = 20 % x Rp.1.653.832
= Rp.330.766
4.3.6 Analisa keuntungan
= Rp.2.381.517
81
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari Tugas Akhir Rancang Bangun
Mesin Pencacah Plastik yaitu :
82
28.39 1.36 29.75
Corong
menit menit menit
60.47 156.2 640.8 32.58 73.32 10 979.71
Jumlah
menit menit menit menit menit menit menit
3. Hasil jual Mesin Pencacah Plastik yang telah kami rancang seharga
Rp.2.381.517
5.2 SARAN
Saran yang dapat saya berikan dari mesin Pencacah Plastik ini yaitu:
1. Sebaiknya membuat tutup yang menutupi pisau bergerak dan pisau tetap
diberi jarak supaya ketika poros berputar tidak akan mengenai dinding
tutup.
2. Sebaiknya membuat hopper atau corong masuk yang lebih tinggi, supaya
plastik yang dimasukkan tidak akan terlempar keluar.
3. Sebaiknya membuat tutup dan saringan dari bahan plat yang lebih tebal,
supaya tidak mengeluarkan suara yang keras apabila mencacah plastik
yang tebal.
83
DAFTAR PUSTAKA
Kapasitas : 10 Kg/jam
Daya motor : 2 Hp
Ukuran pisau : 82 x 29 x 3
Body : Plat
Ukuran sabuk : 63 “
Tebal plastik : 3 mm
Bearing : P 207
1. Jangan lupa untuk mengecek pulli apakah sudah kendor atau belum.
2. Beri grass pada bearing secara berkala.
3. Cek pisau putar dan tetap, apabila sudah tumpul segera diganti dengan
yang baru.
Tabel sayatan per gigi mesin milling
Tetapan rumus
Mata Gerinda
Mesin Bor
Mesin Bubut
Gerinda Tangan
Mesin Milling