Anda di halaman 1dari 7

Sandi Akbari

XI AK 2

Biodata

Nama : Jeffrey “Jeff” Preston Bezos / Jeff Bezos

Lahir : New Mexico, Amerika Serikat, 12 Januari 1964

Orang Tua : Ted Jorgensen (ayah),  Jacklyn Bezos (ibu)

Istri : MacKenzie Bezos

Dikenal : Pendiri dan CEO Amazon.com

Kekayaan : 143.1 Milyar Dollar AS / 2.075 Triliun Rupiah (Forbes, 2018)

Masa Kecil
Nama lengkapnya adalah Jeffrey “Jeff” Preston Bezos atau dikenal dengan nama Jeff Bezos.
Ia dilahirkan pada tanggal 12 Januari 1964 di Albuquerque, New Mexico, Amerika Serikat, ketika
ibunya, Jacklyn Bezos masih remaja.
Pernikahan sang ibu dengan ayahnya yang bernama Ted Jorgensen hanya berlangsung tidak lebih
dari 2 tahun. Ayah tiri Bezos, Miguel Bezos, merupakan warga negara Kuba yang bermigrasi ke AS
pada usia 15 tahun dan bekerja sambil kuliah di Universitas Albuquerque.

Setelah pernikahan itu, mereka pindah ke Houston, Texas dan Miguel menjadi insinyur untuk Exxon.
Pada usia dini, Jeff Bezos telah menunjukkan bakat mekanik yang mencolok.

Ketika balita, Jeff Bezos berusaha membongkar tempat tidurnya dengan obeng. Selanjutnya, Jeff
Bezos mulai mendalami ketertarikannya pada dunia sains, seperti memasang alarm listrik untuk
menjaga adik-adiknya jika keluar dari kamar dan juga menjaga privasinya.

Setiap musim panas, Jeff Bezos juga sering menghabiskan waktunya tinggal di peternakan kakeknya,
dimana Jeff Bezos selalu memperbaiki kincir angin dan traktor yang biasa digunakan dalam
berternak.

Ketika memasuki bangku SMA Jeff Bezos mengikuti program pelatihan sains di University of Florida
yang membuatnya menerima Silver Knight Award pada tahun 1982.

Setelah lulus SMA, Jeff Bezos berencana mendalami ilmu fisika dengan kuliah di Princeton University
yang dalam perjalanannya Jeff Bezos justru kembali tertarik dengan komputer elektro dan akhirnya
Jeff Bezos lulus dengan gelar di bidang Computer Science and Electrical Engineering.

- Bekerja di Wall Street


Dalam Biografi Jeff Bezos diketahui bahwa setelah lulus dari Pricenton, Jeff bekerja di
Wall Street dalam bidang ilmu komputer. Lalu ketika mendapatkan gelar pascasarjana, Jeff Bezos
bekerja membangun jaringan perdagangan internasional untuk sebuah perusahaan yang dikenal
dengan Fitel.
Disinilah semangat kewirausahaannya mulai muncul, tapi Jeff Bezos tidak tergesa-gesa untuk
memulai bisnisnya sendiri. Dua tahun kemudian, Jeff Bezos pindah ke Bankers Trust dan
bertanggungjawab untuk mengembangkan aplikasi software untuk nasabah dana pensiun.

Inspirasi untuk bekerja mandiri selanjutnya datang ketika Jeff Bezos bekerja di sebuah perusahaan
finansial DE Shaw Company dimana Jeff Bezos dipercaya oleh David Shaw, pendiri perusahaan
tersebut, sebagai Senior Vice President. Bahkan, dalam sebuah wawancara dengan Time, Shaw
menggambarkan Jeff sebagai wirausahawan yang aneh.

- Mendirikan Toko Online Amazon


Wawancara yang dilakukan pada 27 Desember 2003 ini merupakan penghormatan Shaw
atas langkah Jeff yang memutuskan untuk membangun dan mengoperasikan perusahaan sendiri
di tahun 1994.

Tahun 1995, Jeff Bezos mulai mendirikan Amazon.com sebagai toko buku online yang dijalankan dari
garasi rumahnya di Seattle, Washington.

Jeff Bezos sebelumnya telah melakukan penelitian dengan membuat daftar 20 perusahaan mail-
order teratas dan mengamati bahwa tidak ada penerbit buku yang memiliki mail-order karena
membuat katalog yang komprehensif akan memerlukan ribuan halaman dan akan memakan budget
besar jika melakukan penawaran lewat email.

Jeff Bezos percaya bahwa perusahaan berbasis internet akan memiliki kemampuan untuk
menawarkan pilihan lebih luas secara dan substansial kepada konsumen di masa depan.

Setelah melakukan studi ini, Jeff Bezos rajin menghadiri konvensi tahunan American Bookseller’s
Associaton untuk melakukan lobi-lobi dengan beberapa penjual buku.

Dalam menjalankan bisnis ini, kedua orangtua Bezos mendukungnya dengan menginvestasikan
tabungan pensiunnya sebenar US$ 300 ribu.

Mereka sepertinya tahu, dana sebesar itu akan mengantarkan anak mereka menjadi miliarder dunia.
Sebelum memutuskan nama Amazon, Bezos telah memilih nama Abrakadabra.

Namun tampaknya Jeff Bezos lebih menyukai nama Amazon karena terpukau dengan kemegahan
sungai yang berada di Brazil tersebut.

Pada bulan Juni 1999 situs web Amazon.com mulai diujicoba dan pada 16 Juli 1999 dan mulai
melayani konsumen di setiap negara bagian dan merambah 45 negara lain.

Dari Toko Buku Online ke Toko Online Raksasa di Dunia


Selanjutnya, Amazon.com menjadi berita di berbagai media dan sebagai akibat dari publisitasnya
meningkat dengan cepat, Bezos akhirnya memiliki kantor operasional dan 6 gudang untuk inventaris
buku.

Setelah lama lama berfokus menjual buku secara online, Amazon.com milik Jeff bezos kini
merambah usaha penjualan produk-produk lain bukan hanya buku saja.
Perlahan tapi pasti Amazon.com berubah dari situs ecommerce yang awalnya kecil menjadi
ecommerce raksasa yang menyediakan ratusan ribu produk secara online yang melayani pemesanan
ke seluruh dunia.

- Menjadi Orang Kaya Baru


Naluri bisnis Bezos tidak meleset, Amazon.com terus berkembang, bahkan setiap
tahunnya Jeff Bezos selalu berada di rangking orang terkaya dunia, meskipun selalu dalam
kondisi fluktuatif.

Misalnya, pada tahun 1999 Jeff Bezos masuk ke dalam peringkat 19 dengan kekayaan sebesar US$
10,1 miliar, sebaliknya di tahun 2002 Jeff Bezos ‘terpuruk’ di peringkat 293 dengan kekayaan US$ 1,5
miliar.

Di tahun 2007, Jeff Bezos kembali ‘memperbaiki’ statusnya menjadi peringkat 35 dengan kekayaan
sebesar US$ 8,7 miliar. Meskipun selalu tergusur dalam peringkat 10 besar orang terkaya di seluruh
dunia, setidaknya Jeff Bezos tetap saja bercokol di peringkat paling bergensi ini setiap tahunnya.
Sebagian besar kekayaan Bezos berasal dari kepemilikan saham di Amazon.com.

Pada tahun 1998, Jeff Bezos memiliki 41% saham Amazon.com, namun jumlahnya berkurang
menjadi 24,26% (sekitar 100 juta lembar saham) pada tahun 2006.

Gajinya pun tidak pernah naik sejak tahun 1998, yakni sebesar US$ 81.840 per tahun ditambah
tunjangan sebesar US$ 1,1 juta. Kekayaan yang dimilikinya sekarang tentunya sebagai buah dari
keberanian dan kreativitasnya dalam mencari peluang bisnis secara mendiri.

Ketika akan memulai Amazon.com, Jeff Bezos membayangkan, jika tidak mendirikan perusahaan ini,
maka pada usia 80 tahun Jeff Bezos akan menyesal karena kehilangan 6 digit bonus natal.

…Saya sudah pasti bangga dengan diri saya sendiri karena telah mengambil resiko dan mencoba
berpartisipasi dalam bisnis ini. Kalau saya tidak pernah mencoba langkah ini, tentu saya akan
menyesalinya. – Jeff Bezos.

20 tahun silam Amazon.com yang dulu hanya menjual buku-buku melalui internet kini sukses
menjadi salah satu raksasa e-commerce di dunia dengan menjual berbagai jenis barang. Dari tahun
ke tahun pendapatan amazon.com terus berkembang. Menjadikan kekayaan Jeff Bezos menjadi naik
berlipat-lipat.

- Sektor Bisnis Jeff Bezos


Setelah sukses menjadikan Amazon sebagai toko online terbesar di dunia, sektor
bisnisnya juga merambah ke hal lainnya. Jeff Bezos juga mempunyai perusahaan jasa
penerbangan manusia ke luar angkasa ‘Blue Origin’. Ia juga mengakuisisi perusahaan media
‘Washington Post‘ serta memiliki usaha ekspedisi bernama Bezos Expeditions.

- Menjadi Orang Terkaya Di Dunia


Dalam Biografi Jeff Bezos diketahui bahwa total kekayaan Jeff Bezos saat ini sekitar 86.7
Miliar Dollar pada tahun 2017 atau sekitar 1.156 Triliun rupiah. Total kekayaannya tersebut
menjadikan posisi Jeff Bezos berada diperingkat kedua dibawah Bill Gates dalam daftar orang
terkaya di dunia.

Factor keberhasilan Wirausaha Jeff Bezos


1. Beraksi dan Ambil Risiko

Jeff Bezos mengaku tidak pernah ragu untuk melakukan aksi, tidak sekadar berbicara. Bahkan jikalau
apa yang ditempuhnya belum tentu berhasil, ia tetap mau mencoba dan mengambil risiko.

“..JIKA ANDA MEMUTUSKAN BAHWA HANYA AKAN MELAKUKAN HAL-HAL YANG YANG ANDA TAHU
AKAN BERHASIL SAJA, ANDA AKAN MENINGGALKAN BEGITU BANYAK KESEMPATAN,” KATA JEFF
SUATU KETIKA.

“..KAMI MAU UNTUK MELAKUKAN PERJALANAN DI KEGELAPAN DAN TERKADANG KAMI


MENEMUKAN SESUATU YANG BENAR-BENAR BEKERJA,” KATA JEFF BEZOS MENGIBARATKAN.

2. Meminimalisir Penyesalan

Bezos tidak segan untuk bertindak karena Jeff Bezos tidak ingin menyesal di masa depan. Memang
mendirikan sebuah bisnis dari nol adalah perjudian. Namun meskipun pada akhirnya gagal, ia
berprinsip setidaknya sudah mencoba.

“AKU TAHU JIKA GAGAL, AKU TIDAK AKAN MENYESALINYA. NAMUN AKU MENGETAHUI SATU HAL
YANG MUNGKIN AKAN AKU SESALI YAITU JIKA TIDAK MAU MENCOBA,” KATA PRIA BERKEPALA
PELONTOS ITU.

3. Promosi dari Mulut ke Mulut

Ia menilai satu-satunya cara untuk sukses adalah melakukan pelayanan sebaik mungkin. Sehingga
konsumen dengan sendirinya melakukan promosi dari mulut ke mulut yang menguntungkan
Amazon.

“JIKA ANDA MEMBANGUN PENGALAMAN YANG MENGESANKAN BAGI KONSUMEN, MEREKA AKAN
BERKATA SATU DENGAN YANG LAIN SOAL ITU. HAL ITU SANGATLAH POWERFULL,” TUTUR BEZOS.
4. Utamakan Konsumen

Dalam berjualan, tidak ada yang lebih penting dari konsumen. Karena tanpa konsumen, perusahaan
akan kolaps. Prinsip ini benar-benar diterapkan oleh Bezos.

“SATU HAL YANG PALING PENTING ADALAH FOKUS SECARA OBSESIF TERHADAP KONSUMEN.
TUJUAN KAMI ADALAH MENJADI PERUSAHAAN DI BUMI YANG PALING TERPUSAT PADA
KONSUMEN,” SEBUTNYA.

“JIKA ADA SATU ALASAN KAMI MELAKUKAN DENGAN LEBIH BAIK DARI REKAN KAMI DI INTERNET
DALAM 6 TAHUN TERAKHIR, ITU KARENA KAMI BERFOKUS PADA KONSUMEN SEPERTI SEBUAH
SINAR LASER,” KATANYA MENGIBARATKAN.

5. Terus Berinovasi

Tampak bahwa Jeff Bezos tidak ingin hanya mandek, namun terus melakukan invovasi terhadap
Amazon.

“YANG BERBAHAYA ADALAH TIDAK BERKEMBANG,” TUTUR BEZOS SUATU KETIKA.

6. Keras Kepala

“HAL TENTANG MENEMUKAN SESUATU ADALAH ANDA SECARA BERSAMAAN HARUS KERAS KEPALA
DAN JUGA FLEKSIBEL,” KATA BEZOS. UNTUK BERHASIL ATAU MENEMUKAN SESUATU, KEDUA HAL
TERSEBUT MENURUT BEZOS SANGAT DIPERLUKAN.

“JIKA ANDA TIDAK KERAS KEPALA, ANDA AKAN MENYERAH TERLALU CEPAT. DAN JIKA ANDA TIDAK
FLEKSIBEL, ANDA TIDAK AKAN MELIHAT SOLUSI BERBEDA SUATU MASALAH YANG SEDANG ANDA
COBA SELESAIKAN,” JELASNYA.

7. Meniru

Bezos mengaku tidak malu atau anti untuk meniru hal-hal baik yang dilakukan oleh para
kompetitornya. Kemudian menerapkannya di Amazon untuk menjadi lebih baik lagi.
“KAMI MELIHAT PARA KOMPETITOR KAMI, BELAJAR DARI MEREKA, MELIHAT HAL-HAL YANG
MEREKA LAKUKAN PADA PARA PELANGGAN DAN MENIRU HAL-HAL TERSEBUT SEBANYAK KAMI
BISA,” KATA JEFF BEZOS.

8. Bekerja Keras

Untuk mencapai sesuatu yang baik dan keberhasilan, memang diperlukan kerja keras. Hal itu juga
diyakini benar oleh Jeff Bezos. Ia mendorong orang-orang untuk melakukan sesuatu yang besar dan
membuat sejarah. Sampai sekarang pun Bezos masih terus bekerja keras untuk mengembangkan
bisnis Amazon yang sebenarnya sudah meggurita.

Factor kegagalannya:

1. Manajemen Keuangan yang Buruk


Faktor kegagalan wirausaha yang pertama adalah buruknya pengelolaan keuangan. Seperti diketahui
jika keuangan sangat penting dalam sebuah usaha. Buruknya pengelolaan keuangan membuat
operasional usaha bisa terhambat dan berhenti total.

2. Kurang Bersungguh-Sungguh dalam Usaha


Untuk sukses tentu wirausaha harus bertekad dan bersungguh-sungguh. Sebaliknya, jika kurang
bersungguh-sungguh tentu usaha yang dijalankan akan gagal. Butuh fokus dan perhatian penuh
dalam menjalankan usaha tanpa adanya distraksi dari kepentingan lainnya.

3. Kurang Pengalaman di Bidang Usaha


Kurangnya pengalaman di bidang usaha juga bisa membuat usaha kita gagal. Pengalaman sangat
penting dan bisa didapatkan dengan mengikuti pelatihan atau menjadi karyawan di usaha orang lain.
Tanpa pengalaman, tentu kita akan kalang kabut dalam operasional usaha.

4. Kurang Memahami Bisnis yang Dijalankan


Kegagalan usaha bisa didapat jika tidak memahami bisnis yang kita jalankan. Wirausaha harus
mempelajari bisnis yang dijalankan dengan perencanaan yang baik dan matang. Jika tidak, tentu
usaha yang dijalankan akan gagal.

5. Salah Memilih Rekan Bisnis


Kadang kegagalan bisnis juga bisa terjadi akibat salah memilih teman dan rekan kerja. Jika rekan
bisnis kita tidak kompeten dan tidak bisa diajak bekerjasama, maka imbasnya keseluruhan usaha
akan gagal. Ada baiknya mengajak rekan bisnis yang memiliki tujuan yang sama.

Riset Pasar dan Pemasaran Buruk


Riset pasar sangat penting untuk mengetahui target konsumen. Selanjutnya akan dilakukan promosi
dan pemasaran untuk menjangkau target konsumen tersebut. Jika keduanya dijalankan dengan
buruk, maka bisa dipastikan kegagalan akan menghampiri.

6. Kurang Siap Menghadapi Peralihan Bisnis


Seorang wirausaha harus mampu menghadapi tren pasar dan peralihan bisnis yang mungkin terjadi,
misalnya seperti peralihan dari bisnis offline ke bisnis online. Jika gagal mengantisipasi peralihan
tersebut, maka tentu usaha kita akan semakin tertinggal dari kompetitor lainnya.

7. Kurang Kompeten dan Tidak Ada Inovasi


Faktor kegagalan wirausaha dapat diakibatkan karena kurangnya kompetensi dalam manajerial
usaha. Selain itu tidak adanya inovasi juga membuat usaha kita tidak bisa berkembang, karena
produk yang ditawarkan sudah ada sejak dulu.

Anda mungkin juga menyukai