Anda di halaman 1dari 16

TUGAS TERSTRUKTUR PERTAMA

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA (IPB 111)

Nama : NABILA JAUHARATUN NAQIYAH


NIM : F24190043
Kelas : Q03.1

Petunjuk :
Tugas dikerjakan secara perorangan, diketik 1 spasi dengan size font 12, dan printout pada kertas
HVS A4.

Deskripsi:
UUD 1945 (sebelum diamandemen) merupakan salah satu konstitusi yang paling singkat diantara
konstitusi negara-negara di dunia. Walaupun kondisi UUD NRI 1945 singkat, tetap merupakan
konstitusi dalam arti luas, yaitu berisi penjelasan tidak hanya menyangkut dokumen hukum, juga ada
aspek non-hukum. Selain itu, UUD NRI 1945 termasuk konstitusi yang dinamik, karena tidak hanya
berisi tentang pembatasan kekuasaan, juga mengatur interaktif antarkomponen bangsa. Muatan isi
UUD NRI 1945 meliputi berbagai aspek, oleh karena itui penting dipahami secara benar.

Sebagai upaya pemahaman yang mendalam, silahkan jawab pertanyaan berikut dengan
menggunakan referensi buku UUD 1945 dan UUD NRI 1945. Coba dipersandingkan agar dapat
dipahami dimana perubahan bunyi dan dapat dianalisis apakah makna yang diamandemen lebih
memperhatikan kepentingan rakyat.

Pertanyaan :
Dalam UUD NRI 1945 bagian yang menjelaskan pokok pembahasan dengan muatan/aspek berikut
dan tuliskan bunyinya:
1. Materi muatan dalam konstitusi secara umum.
2. Aspek kesejahteraan dan keamanan dapat dicermati pada bagian mana, apakah didalam
Pembuakaan atau batang tubuh UUD NRI 1945, kemudian tuliskan bunyi pernyataannya.
3. Aspek moral di bagian mana ? tuliskan bunyi pernyataan.
4. Aspek politik
5. Aspek HAM
6. Aspek hukum
7. Aspek ekonomi
8. Aspek sosial
9. NKRI
10. Bhineka Tunggal Ika

000 Selamat mengerjakan dan dipahami 000


1. Materi Muatan dalam Konstitusi Secara Umum
Secara garis besar, konstitusi memuat tiga hal, yaitu: pengakuan HAM, struktur
ketatanegaraan yang mendasar dan pemisahan atau pembatasan kekuasaan. Selain itu dalam
konstitusi juga harus terdapat pasal mengenai perubahan konstitusi.

Undang-Undang Dasar 1945 Undang-Undang Dasar Negara Republik


(sebelum diamandemen) Indonesia 1945
(setelah diamandemen)
2. 1 Aspek Kesejahteraan 2. 1 Aspek Kesejahteraan

BAB XIV BAB XIV


KESEDYAHTERAAN SOSIAL PEREKONOMIAN NASIONAL DAN
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Pasal 33
1. Perekonomian disusun sebagai usaha Pasal 33
bersama berdasar atas azas 1. Perekonomian disusun sebagai usaha
kekeluargaan. bersama berdasar atas asas
2. Tjabang-tjabang produksi yang kekeluargaan.
penting bagi Negara dan yang 2. Cabang-cabang produksi yang
menguasasi hadyat hidup orang penting bagi negara dan yang
banyak dikuasai oleh Negara. menguasai hajat hidup orang banyak
3. Bumi dan air dan kekajaan alam dikuasai oleh negara.
yang terkandung didalamnya dikuasai 3. Bumi dan air dan kekayaan alam
oleh Negara dan digunakan untuk yang terkandung di dalamnya
sebesar-besar kemakmuran rakyat. dikuasai oleh Negara dan
Pasal 34 dipergunakan untuk sebesar-besar
Fakir miskin dan anak-anak terlantar kemakmuran rakyat.
dipelihara oleh Negara 4. Perekonomian nasional
diselenggarakan berdasar atas
PEMBUKAAN UUD 1945 demokrasi ekonomi dengan prinsip
“Kemudian dari pada itu untuk membentuk keadilan, kebersamaan efisiensi
suatu Pemerintah Negara Indonesia yang berkeadilan, berkelanjutan,
melindungi segenap bangsa Indonesia dan berwawasan lingkungan,
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk kemandirian, serta dengan
memajukan kesejahteraan umum, menjaga keseimbangan kemajuan
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut dan kesatuan ekonomi nasional.
melaksanakan ketertiban dunia yang 5. Ketentuan lebih lanjut mengenai
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi pelaksanaan pasal ini diatur dalam
dan keadilan sosial,..” undang-undang.

Pasal 34
1. Fakir miskin dan anak-anak yang
terlantar dipelihara oleh negara.
2. Negara mengembangkan sistem
jaminan sosial bagi seluruh rakyat
dan memberdayakan masyarakat
yang lemah dan tidak mampu
sesuai dengan martabat
kemanusiaan.
3. Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan
umum yang layak.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai
pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-undang.

2.2 Aspek Keamanan 2.2 Aspek Keamanan

BAB XII BAB XII


PERTAHANAN NEGARA PERTAHANAN DAN KEAMANAN
NEGARA
Pasal 30
1. Tiap-tiap warga Negara berhak dan Pasal 30
wajib ikut serta dalam usaha 1. Tiap-tiap warga negara berhak dan
pembelaan Negara. wajib ikut serta dalam usaha
2. Syarat-syarat tentang pembelaan pertahanan dan keamanan negara.
diatur dengan undang-undang. 2. Usaha pertahanan dan keamanan
negara dilaksanakan melalui sistem
PEMBUKAAN UUD 1945 pertahanan dan keamanan rakyat
“Kemudian dari pada itu untuk membentuk semesta oleh Tentara Nasional
suatu Pemerintah Negara Indonesia yang Indonesia dan Kepolisian Negara
melindungi segenap bangsa Indonesia dan Indonesia Republik Indonesia,
seluruh tumpah darah Indonesia..” sebagai kekuatan utama, dan
rakyat, sebagai kekuatan
pendukung.
3. Tentara Nasional Indonesia terdiri
atas Angkatan Darat, Angkatan
Laut dan Angkatan Udara sebagai
alat negara bertugas
mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara.
4. Kepolisian Negara Republik
Indonesia sebagai alat negara yang
menjaga kemanan dan ketertiban
masyarakat bertugas melindungi,
mengayomi, melayani masyarakat,
serta menegakkan hukum.
5. Susunan dan kedudukan Tentara
Nasional Indonesia, Kepolisian
Negara Republik Indonesia,
hubungan kewenangan Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia di
dalam menjalankan tugasnya,
syarat-syarat keikutsertaan warga
negara dalam usaha pertahanan dan
keamanan diatur dengan undang-
undang.

3. Aspek Moral 3. Aspek Moral


BAB XI BAB XI
AGAMA AGAMA
Pasal 29 Pasal 29
1. Negara berdasar atas Ketuhanan yang 1. Negara berdasar atas Ketuhanan
Maha Esa. Yang Maha Esa.
2. Negara mendyamin kemerdekaan 2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-
tiap-tiap penduduk untuk memeluk tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan beribadat menurut agama dan
kepertjajaannya itu. kepercayaannya itu.
4. Aspek Politik 4. Aspek Politik
BAB III BAB III
KEKUASAAN PEMERINTAH NEGARA KEKUASAAN PEMERINTAHAN
NEGARA
Pasal 4 Pasal 4
1. Presiden Republik Indonesia 1. Presiden Republik Indonesia
memegang kekuasaan pemerintahan memegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undang Undang Dasar. menurut Undang Undang Dasar.
2. Dalam melakukan kewadjibannya 2. Dalam melakukan kewajibannya
Presiden dibantu oleh satu orang Presiden dibantu oleh satu orang
Wakil Presiden. Wakil Presiden.
Pasal 5 Pasal 5
1. Presiden memegang kekuasan 1. Presiden berhak mengajukan
membentuk undang-undang dengan rancangan undang-undang kepada
persetudjuan Dewan Perwakilan Dewan Perwakilan Rakyat.
rakyat. 2. Presiden menetapkan peraturan
2. Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan
pemerintah untuk mendyalankn undang-undang sebagaimana
undang-undang sebagaimana mestinya.
mestinya. Pasal 6
Pasal 6 1. Calon Presiden dan calon Wakil
1. Presiden ialah orang Indonesia asli. Presiden harus seorang warga
2. Presiden dan Wakil Presiden dipilih negara Indonesia sejak
oleh Madjelis Permusjawaratan kelahirannya dan tidak pernah
rakyat dengan suara yang menerima kewarganegaraan lain
terbanyak. karena kehendaknya sendiri, tidak
Pasal 7 pernah mengkhianati negara, serta
Presiden dan Wakil Presiden memegang mampu secara rohani dan jasmani
jabatannya selama masa lima tahun, dan untuk melaksanakan tugas dan
sesudahnya dapat dipilih kembali. kewajiban sebagai Presiden dan
Pasal 8 Wakil Presiden.
Jika Presiden mangkat, berhenti atau tidak 2. Syarat-syarat untuk menjadi Presiden
dapat melakukan kewajibannya dalam masa dan Wakil Presiden diatur lebih lanjut
jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden dengan undang-undang.
sampai habis masa waktunya. Pasal 6A
Pasal 9 1. Presiden dan Wakil Presiden
Sebelum memangku jabatannya, Presiden dipilih dalam satu pasangan secara
dan Wakil Presiden bersumpah menurut langsung oleh rakyat.
agama atau berdyandji dengan sungguh- 2. Pasangan calon Presiden dan
sungguh dihadapan Majelis Permusjawaratan Wakil Presiden diusulkan oleh
rakyat atau Dewan Perwakilan rakyat sebagai partai politik atau gabungan partai
berikut : Sumpah Presiden (Wakil Presiden) : politik peserta pemilihan umum
“Demi Allah, saja bersumpah akan sebelum pelaksanaan pemilihan
memenuhi kewadjiban Presiden Republik umum.
Indonesia (Wakil Presiden Republik 3. Pasangan calon Presiden dan
Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan Wakil Presiden yang mendapatkan
seadil-adilnya, memegang teguh Undang- suara lebih dari lima puluh persen
Undang Dasar dan mendyalankan segala dari jumlah suara dalam pemilihan
undang-undang dan peraturannya dengan umum dengan sedikitnya dua
selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa puluh persen
dan Bangsa." suara di setiap provinsi yang
dyanji Presiden (Wakil Presiden) : tersebar di lebih dari setengah
“Saja berdyandji dengan sungguh-sungguh jumlah provinsi di Indonesia,
akan memenuhi kewadjiban Presiden dilantik menjadi Presiden dan
Republik Indonesia (Wakil Presiden Wakil Presiden.
Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya 4. Dalam hal tidak ada pasangan
dan seadil-adilnya, memegang teguh calon Presiden dan Wakil Presiden
Undang-Undang Dasar dan mendyalankan yang terpilih, dua pasangan calon
segala undang-undang dan peraturannya yang memperoleh suara terbanyak
dengan selurus-lurusnya serta berbakti pertama dan kedua dalam
kepada Nusa dan Bangsa." pemilihan umum dipilih oleh
Pasal 10 Majelis Permusyawaratan Rakyat
Presiden memegang kekuasaan yang dan pasangan yang memperoleh,
tertinggi atas angkatan darat, angkatan laut suara terbanyak dilantik sebagai
dan angkatan udara. Presiden dan Wakil Presiden.
Pasal 11 5. Tata cara pelaksanaan pemilihan
Presiden dengan persetudjuan Dewan Presiden dan Wakil Presiden lebih
Perwakilan rakyat menyatakan perang, lanjut diatur dalam undang-
membuat perdamaian dan perdyandjian undang.
dengan Negara lain. Pasal 7
Pasal 12 Presiden dan Wakil Presiden memegang
Presiden menyatakan keadaan bahaja. Sjarat- jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya
sjarat dan akibatnya keadaan bahaja dapat dipilih kembali dalam jabatan yang
ditetapkan sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.
dengan undang-undang. Pasal 7A
Pasal 13 Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat
1. Presiden mengangkat duta dan konsul. diberhentikan dalam masa jabatannya
2. Presiden menerima duta Negara lain. oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
Pasal 14 atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik
Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi dan apabila terbukti telah melakukan
rehabilitasi. pelanggaran hukum berupa
Pasal 15 pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
Presiden memberi gelaran, tanda dyasa dan penyuapan,
lain-lain tanda kehormatan. tindak pidana berat lainnya, atau
perbuatan tercela maupun apabila
terbukti tidak lagi
memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden.
Pasal 7B
1. Usul pemberhentian Presiden
dan/atau Wakil Presiden dapat
diajukan oleh Dewan Perwakilan
Rakyat kepada Majelis
Permusyawaratan Rakyat hanya
dengan terlebih dahulu
mengajukan permintaan kepada
Mahkamah Konstitusi untuk
memeriksa, mengadili, dan
memutus pendapat Dewan
Perwakilan Rakyat bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden
telah melakukan pelanggaran
hukum berupa pengkhianatan
terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat
lainnya, atau perbuatan tercela;
dan/atau pendapat bahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden tidak lagi
memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden.
2. Pendapat Dewan Perwakilan
Rakyat bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden telah melakukan
pelanggaran hukum tersebut
ataupun telah tidak lagi memenuhi
syarat sebagai Presiden dan/atau
Wakil Presiden adalah dalam
rangka pelaksanaan fungsi
pengawasan Dewan Perwakilan
Rakyat.
3. Pengajuan permintaan Dewan
Perwakilan Rakyat kepada
Mahkamah Konstitusi hanya dapat
dilakukan dengan dukungan
sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota Dewan Perwakilan
Rakyat yang hadir dalam sidang
paripurna yang dihadiri oleh
sekurang kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota Dewan Perwakilan
Rakyat.
4. Mahkamah Konstitusi wajib
memeriksa, mengadili, dan
memutus dengan seadil-adilnya
terhadap pendapat Dewan
Perwakilan Rakyat tersebut paling
lama sembilan puluh hari setelah
permintaan Dewan Perwakilan
Rakyat itu diterima oleh
Mahkamah Konstitusi.
5. Apabila Mahkamah Konstitusi
memutuskan bahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden terbukti
melakukan pelanggaran hukum
berupa pengkhianatan terhadap
negara, korupsi, penyuapan, tindak
pidana berat lainnya, atau
perbuatan tercela; dan/atau
terbukti bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden tidak lagi
memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat
menyelenggarakan sidang
paripurna untuk meneruskan usul
pemberhentian Presiden dan/atau
WakilPresiden kepada Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
6. Majelis Permusyawaratan Rakyat
wajib menyelenggarakan sidang
untuk memutuskan usul Dewan
Perwakilan Rakyat tersebut paling
lambat tiga puluh hari sejak
Majelis
Permusyawaratan Rakyat
menerima usul tersebut.
7. Keputusan Majelis
Permusyawaratan Rakyat atas usul
pemberhentian Presiden dan/atau
Wakil Presiden harus diambil
dalam rapat paripurna Majelis
Permusyawaratan Rakyat yang
dihadiri oleh sekurang-kurangnya
3/4 dari jumlah anggota dan
disetujui oleh sekurangkurangnya
2/3 dari jumlah anggota yang
hadir, setelah Presiden dan/atau
Wakil Presiden diberi kesempatan
menyampaikan penjelasan dalam
rapat paripurna Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
Pasal 7C
Presiden tidak dapat membekukan
dan/atau membubarkan Dewan
Perwakilan Rakyat.
Pasal 8
1. Jika Presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan, atau tidak dapat
melakukan kewajibannya dalam masa
jabatannya, ia digantikan oleh Wakil
Presiden sampai habis masa
jabatannya.
2. Dalam hal terjadi kekosongan
Wakil Presiden, selambat-
lambatnya dalam waktu enam
puluh hari, Majelis
Permusyawaratan Rakyat
menyelenggarakan sidang untuk
memilih Wakil Presiden dari dua
calon yang diusulkan oleh
Presiden.
3. Jika Presiden dan Wakil Presiden
mangkat, berhenti, diberhentikan,
atau tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam masa
jabatannya secara bersamaan,
pelaksana tugas kepresidenan
adalah Menteri Luar Negeri,
Menteri Dalam Negeri, dan
Menteri Pertahanan secara
bersama-sama. Selambat-
jambatnya tiga puluh hari setelah
itu, Majelis Permusyawaratan
Rakyat menyelenggarakan sidang
untuk memilih Presiden dan Wakil
Presiden dari dua pasangan calon
Presiden dan Wakil Presiden yang
diusulkan oleh Partai politik atau
gabungan partai politik yang
pasangan calon Presiden dan
Wakil Presidennya meraih suara
terbanyak pertama dan ke dalam
pemilihan umum sebelumnya,
sampai habis masa jabatannya.
Pasal 9
1. Sebelum memangku jabatannya,
Presiden dan Wakil Presiden
bersumpah menurut agama, atau
berjanji dengan sungguh-sungguh di
hadapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat atau Dewan Perwakilan
Rakyat sebagai berikut :
Sumpah Presiden (Wakil Presiden):
Demi Allah, saya bersumpah akan
memenuhi kewajiban Presiden
Republik Indonesia (Wakil Presiden
Republik Indonesia) dengan sebaik-
balknya dan seadil-adilnya,
memegang teguh Undang-Undang
Dasar dan menjalankan segala
undang-undang dan peraturannya
dengan selurus-lurusnya serta
berbakti kepada Nusa dan Bangsa.
Janji Presiden (Wakil Presiden):
Saya berjanji dengan sungguh-
sungguh akan memenuhi kewajiban
Presiden Republik Indonesia (Wakil
Presiden Republik Indonesia) dengan
sebaik-balknya dan seadil-adilnya,
memegang teguh Undang-Undang
Dasar dan menjalankan segala
undang-undang dan peraturannya
dengan selurus lurusnya serta
berbakti kepada Nusa dan Bangsa.
2. Jika Majelis Permusyawaratan
Rakyat atau Dewan Perwakilan
Rakyat tidak dapat mengadakan
sidang, Presiden dan Wakil
Presiden bersumpah menurut
agama, atau berjanji dengan
sungguh-sungguh di hadapan
pimpinan Majelis
Permusyawaratan Rakyat dengan
disaksikan oleh pimpinan
Mahkamah Agung.
Pasal 10
Presiden memegang kekuasaan yang
tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan
Laut dan Angkatan Udara.
Pasal 11
1. Presiden dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat menyatakan
perang, membuat perdamaian dan
perjanjian dengan negara lain.
2. Presiden dalam membuat
perjanjian internasional lainnya
yang menimbulkan akibat yang
luas dan mendasar bagi kehidupan
rakyat yang terkait dengan beban
keuangan negara, dan/atau
mengharuskan perubahan atau
pembentukan undang-undang
harus dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat.
3. Ketentuan lebih lanjut tentang
perjanjian internasional diatur
dengan undang-undang.
Pasal 12
Presiden menyatakan keadaan bahaya.
Syarat-syarat dan akibatnya keadaan bahaya
ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 13
1. Presiden mengangkat duta dan
konsul.
2. Dalam hal mengangkat duta,
Presiden memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan
Rakyat.
3. Presiden menerima penempatan
duta negara lain dengan
memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat.
Pasal 14
1. Presiden memberi grasi dan
rehabilitasi dengan
memperhatikan pertimbangan
Mahkamah Agung.
2. Presiden memberi amnesti dan
abolisi dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan
Rakyat.
Pasal 15
Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-
lain tanda kehormatan yang diatur dengan
undang-undang.
Pasal 16
Presiden membentuk suatu dewan
pertimbangan yang bertugas memberikan
nasihat dan pertimbangan kepada
Presiden, yang selanjutnya diatur dalam
undang-undang.

5. Aspek HAM 5. Aspek HAM


BAB X BAB XA
WARGA NEGARA DAN PENDUDUK HAK ASASI MANUSIA

Pasal 28 Pasal 28A


Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, Setiap orang berhak untuk hidup serta
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan berhak mempertahankan hidup dan
tulisan dan kehidupannya.
sebagainya ditetapkan dengan undang-
undang. Pasal 28B
1. Setiap orang berhak membentuk
keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui
perkawinan yang sah.
2. Setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi.
Pasal 28C
1. Setiap orang berhak mengembangkan
diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan
dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan uman
manusia.
2. Setiap orang berhak untuk memajukan
dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa, dan negaranya.
Pasal 28D
1. Setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang
sama di hadapan hukum.
2. Setiap orang berhak untuk bekerja
serta mendapat imbalan dan perlakuan
yang
adil dan layak dalam hubungan kerja.
3. Setiap warga negara berhak
memperoleh kesempatan yang sama
dalam
pemerintahan.
Pasal 28E
1. Setiap orang bebas memeluk agama dan
beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di wilayah negara
dan meninggalkanya, serta berhak
kembali.
2. Setiap orang berhak atas kebebasan
meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran
dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
3. Setiap orang berhak atas kebebasan
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat.
Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi
dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah dan menyampaikan informasi
denggan
menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia.
Pasal 28G
Setiap orang berhak atas perlindungan
diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat,
dan harta benda yang di bawah
kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu
yang
merupakan hak asasi.
Setiap orang berhak untuk bebas dari
penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan
derajat martabat menusia dan berhak
memperoleh suaka politik dari negara
lain.
Pasal 28H
1. Setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
2. Setiap orang berhak mendapat
kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat
yang sama guna mencapai persamaan
dan keadilan.
3. Setiap orang berhak atas jaminan sosial
yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabai.
4. Setiap orang berhak mempunyai hak
milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang oleh
siapa pun.
Pasal 28I
1. Hak untuk hidup, hak untuk tidak
disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan
hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak
diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum, dan hak
untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut, adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam
keadaan apa pun.
2. Setiap orang berhak bebas dari
perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar
apa pun dan berhak mendapatkan
perlindungan terhadap perlakuan yang
bersifat diskriminatif itu.
3. Identitas budaya dan hak masyarakat
dihormati selaras dengan perkembangan
zaman dan peradaban.
4. Perlindungan, pemajuan, penegakan,
dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggun jawab negara, terutama
pemerintah.
5. Untuk menegakkan dan melindungi hak
asasi manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokaratis, maka
pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,
diatur, dan dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan.
Pasal 28J
1. Setiap orang wajib menghormati hak
asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
2. Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan
undang-undang dengan maksud
sematamata untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak dan
kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan dan ketertiban umum dalam
suatu masyarakat demokratis.
6. Aspek Hukum 6. Aspek Hukum
BAB III
BAB IV KEKUASAAN PEMERINTAHAN
DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG NEGARA

Pasal 16 Pasal 16
1. Susunan Dewan Pertimbangan Agung Presiden membentuk suatu dewan
ditetapkan dengan undang-undang pertimbangan yang bertugas memberikan
2. Dewan ini berkewadjiban memberi nasihat dan pertimbangan kepada
dyawab atas pertanyaan Presiden dan berhak Presiden, yang selanjutnya diatur dalam
memajukan usul kepada Pemerintah. undang-undang.

7. Aspek Ekonomi 7. Aspek Ekonomi

BAB XIV BAB XIV


KESEDYAHTERAAN SOSIAL PEREKONOMIAN NASIONAL DAN
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Pasal 33
4. Perekonomian disusun sebagai usaha Pasal 33
bersama berdasar atas azas 6. Perekonomian disusun sebagai usaha
kekeluargaan. bersama berdasar atas asas
5. Tjabang-tjabang produksi yang kekeluargaan.
penting bagi Negara dan yang 7. Cabang-cabang produksi yang
menguasasi hadyat hidup orang penting bagi negara dan yang
banyak dikuasai oleh Negara. menguasai hajat hidup orang banyak
6. Bumi dan air dan kekajaan alam dikuasai oleh negara.
yang terkandung didalamnya dikuasai 8. Bumi dan air dan kekayaan alam
oleh Negara dan digunakan untuk yang terkandung di dalamnya
sebesar-besar kemakmuran rakyat. dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
9. Perekonomian nasional
diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip
keadilan, kebersamaan efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan
dan kesatuan ekonomi nasional.
10. Ketentuan lebih lanjut mengenai
pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-undang.

8. Aspek Sosial 8. Aspek Sosial


BAB XIV BAB XIV
KESEDYAHTERAAN SOSIAL PEREKONOMIAN NASIONAL DAN
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Pasal 34
Fakir miskin dan anak-anak terlantar Pasal 34
dipelihara oleh Negara 1. Fakir miskin dan anak-anak yang
terlantar dipelihara oleh negara.
2. Negara mengembangkan sistem
jaminan sosial bagi seluruh rakyat
dan memberdayakan masyarakat
yang lemah dan tidak mampu
sesuai dengan martabat
kemanusiaan.
3. Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan
umum yang layak.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai
pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-undang.

9. Aspek NKRI 9. Aspek NKRI


BAB IXA BAB IXA
WILAYAH NEGARA WILAYAH NEGARA
Pasal 25 A Pasal 25 A
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
sebuah negara kepulauan yang berciri sebuah negara kepulauan yang berciri
Nusantara dengan wilayah yang batas-batas Nusantara dengan wilayah yang batas-batas
dan hak-haknya ditetapkan dengan undang- dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-
undang. undang.

BAB X BAB X
WARGA NEGARA WARGA NEGARA DAN PENDUDUK
Pasal 26 Pasal 26
1. Jang mendyadi warga Negara ialah orang- 1. Yang menjadi warga negara ialah orang-
orang bangsa Indonesia asli dan orangorang orang bangsa ndonesia asli dan orangorang
bangsa lain yang disjahkan dengan undang- bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai warga Negara. undang sebagai warga negara.
2. Sjarat-sjarat yang mengenai kewargaan 2. Penduduk ialah waraga negara Indonesia
Negara ditetapkan dengan undang-undang. dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia.
3. Hal-hal mengenai warga negara dan
penduduk diatur dengan undang-undang.
10. Aspek Bhineka Tunggal Ika 10. Aspek Bhineka Tunggal Ika

BAB XV BAB XV
BENDERA DAN BAHASA BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG
Pasal 35 NEGARA SERTA LAGU
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah KEBANGSAAN
Putih. Pasal 36A
Pasal 36 Lambang Negara ialah Garuda Pancasila
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia. dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Pasal 36B
Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya.
Pasal 36C
Ketentuan lebih lanjut mengenai Bendera,
Bahasa dan Lambang Negara, serta lagu
Kebangsaan diatur dengan undang-undang.

ANALISIS
Berdasarkan analisis perbandingan isi dari kedua Undang-Undang Dasar (UUD 1945 &
UUD NRI 1945), hal-hal yang diamandemen umumnya meliputi : penyesuaian diksi kata
berdasarkan KBBI, perluasan makna, penambahan pasal baru, pemindahan pasal dari satu
bab ke bab lain, serta perubahan nama bab.
Sebagian besar hasil amandemen umumnya merupakan perluasan makna yang tentu
saja hal ini sangat menitikberatkan pada kepentingan rakyat, khususnya perluasan makna
pada Pasal 28 tentang Hak Asasi Manusia yang diperluas dan diperjelas ke dalam beberapa
pasal yakni Pasal 28A-28J.
UUD NRI 1945 memang merupakan penyempurnaan dari UUD 1945, yang
sebelumnya mungkin dianggap rancu kemudian diperjelas kembali melalui proses
amandemen. Satu hal yang tidak dapat diubah dalam UUD 1945 adalah isi dari Pembukaan
UUD 1945. Hal ini dikarenakan isi dari Pembukaan UUD 1945 merupakan cita-cita luhur
dari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 serta di dalamnya memuat Pancasila sebagai
Dasar Negara.

Anda mungkin juga menyukai