Anda di halaman 1dari 57

Pertm 11,12

MK:ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BBL


Bd.5.3014
TINGKAT II/SEMESTER III

POKOK BAHASAN : ASUHAN BERSALIN KALA II / SAYANG IBU

DOSEN : Hotma Sauhur Hutagaol, SST,M.Keb

POLTEKKES KEMENKES MEDAN


PRODI KEBIDANAN PADANGSIDIMPUAN
TA 2020/2021
Pert 11,12

POKOK PEMBAHASAN: ASUHAN BERSALIN KALA II

SUB POKOK BAHASAN :1. ASUHAN SAYANG IBU DAN POSISI MENERAN
2.MEKANISME PERSALINAN NORMAL
3.ASUHAN KALA II
a.Pemantauan maternal
b.kontraksi
c.tanda gejala kala II
d.keadaan umum
e.pemantauan janin
4. MENOLONG PESALINAN SESUAI DENGAN APN
5. MELAKUKAN AMNIOTOMI DAN EFISIOTOMI
6.PENYULIT DAN KOMPLIKASI PADA KALA II
a.temuan keadaan normal dan abnormal
b.kelainan letak
c.gemelli
d.distosia
TIU : Pada Akhir Perkuliahan Mahasiswa Diharapkan Mampu : Memahami
Asuhan Bersalin Kala ll

TIK : Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu:


1. Menjelaskan asuhan sayan ibu dan posisi meneran
2. menjelaskan mekanisme persalinan normal
3.Menjelaskan dan menyebutkan asuhan kala II
a.Pemantauan maternal
b.kontraksi
c.tanda gejala kala ll
d.keadaan umum
e.kemajuan persalinan
f.pemantauan janin
5.menjelaskan menolong persalinan sesuai denan APN
6.melakukan amniotomi dan episiotomi
7.Menjelaskan Penyulit dan komplikasi pada kala ll
a.temuan keadan normal dan abnormal
b.kelainan letak
c.gemelli
d.distosia
ASUHAN PERSALINAN KALA II

Kala II persalinan merupakan tahapan persalinan dimana janin di


lahirkan(dimulai dari dilatasi cerviks lengkap dan berakhir dengan
kelahiran bayi) .Kala II juga disebut sebagai kala pengeluaran
bayi.sedangkan asuhan pada ibu bersalin merupakan asuhan yang
dibutuhkan ibu saat persalinan
lamanya durasi kala II pada persalinan spontan tanpa komplikasi
Adalah 40 menit pada primi-gravida dan 15 menit pada
multivara.kontrakasi selama kala II adalah sering,kuat dan sedikit lebih
lama yaitu kira-kira 2 menit yang berlangsung 60 -90 detik dengan
interaksi tinggi dan semakin ekspulsif sifatnya .
1. Asuhan sayang ibu kala II

Bentuk-bentuk asuhan sayang ibu pada kala 2 persalinan


meliputi :
a.Pendampingan keluarga
selama proses persalinan berlangsung, ibumembutuhkan
pendamping dari keluarga (suami, orang tua, atau kerabatyang
disayangi ibu). Bidan bertugas memfasilitasi pendampingan
keluarga,agar dapat mewujudkan persalinan yang lancar.

b.Melibatkan keluarga
Dalam memberikan asuhan kebidanan selama prosespersalinan,
keterlibatan keluarga dibutuhkan, misalnya dalam hal:
bergantiposisi, teman bicara, melakukan rangsangan, memberi
makan dan minum,membantu mengatasi rasa nyeri (pijat
lumbal/pinggang belakang). Bidanbertugas memfasilitasi
keterlibatan keluarga dalam setiap asuhan..
C. KIE proses persalinan
Dalam asuhan sayang ibu, bidan berkewajibanmemberikan informasi
mengenai proses persalinan atau kelahiran janin padaibu dan keluarga. Hal
Ini bertujuan agar ibu dan keluarga kooperatif dandapat mengurangitingkat
kecemasan. Pada setiap tindakan yang akandilakukan, bidan harus selalu
menginformasikan pada ibu dan keluarga, sertamemberikan kesempatan
bertanya tentang apapun yang dirasa belum jelas,kemudian bidan wajib
memberikan penjelasan dengan baik. Setiap hasiltindakan/pemeriksaan,
bidan menginformasikan kepada ibu dan keluarga.

D. Dukungan psikologis
Dukungan psikologis dapat diberikan dengan bimbingan
Persalinan dan menawarkan bantuan/pertolongan pada ibu dan keluarga.
Bidan memberikan kenyamanan, dan berusaha menenangkan hati ibu
Dalam menghadapi dan menjalani proses persalinan. Bidan
Juga memberikan perhatian agar dapat mengurangi tingkat
ketegangan/kecemasan, sehingga dapat membantu kelancaran
proses persalinan.
e. Membantu ibu memilih posisi persalinan
posisi persalinan dibedakanmenjadi dua, yaitu posisi persalinan kala 1 dan posisi
persalinan kala 2. Posisipersalinan yang tepat (kala 1 dan kala 2), dapat
mengurangi tingkat nyeri danmeningkatkan kenyamanan ibu.

f.Pemberian nutrisi (makan dan minum)


bidan perlu memperhatikanpemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan nutrisi
ibu bersalin. Hal inidilakukan untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan kala 2
memanjang.Dehidrasi pada ibu bersalin dapat berpengaruh terhadap
gangguankeseimbangan cairan dan elektrolit yang penting, yang dapat
berpengaruhpada kontraksi uterus dan kemanjuan persalinan.

g.Cara meneran/mengejan
 bidan mulai memimpin ibu untuk mengejan saatpembukaan sudah lengkap
dan sudah ada dorongan meneran dari ibu.Memimpin meneran dengabenar
dan memperhatikan respon ibu,merupakan bentuk asuhan sayang ibu. Bidan
tidak diperkenankan memintaibu untuk secara terus-menerus meneran tanpa
mengambil nafas saat meneran (tidak diperkenankan memimpin meneran
sambil menyuruh ibu menahan nafas). Bidan sebaiknya menyarankan ibu
untuk beristirahat dalam waktu relaksasi kontraksi (diantara dua his). Hal ini
bertujuan untuk mengantisipasi agar ibu tidak kelelahan dan menghindari
resiko asfiksia karena suply oksigen ke janin melalui placenta.
2.Posisi meneran kala II
a.Persalinan merupakan suatu peristiwa fisiologis tanpa disadari dan
terusberlangsung/progresif. Bidan dapat membantu ibu agar tetap tenang dan
rileks,maka bidan sebaiknya tidak mengatur posisi meneran ibu. Bidan
harusmemfasilitasi ibu dalam memilih sendiri posisi meneran dan
menjelaskanalternatif-alternatif posisi meneran bila posisi yang dipilih
ibu tidak efektif.
b.Bidan harus memahami posisi-posisi melahirkan, bertujuan untuk menjaga
agarproses kelahiran bayi dapat berjalan senormal mungkin, menghindari
intervensi,meningkatkan persalinan normal (semakin normal proses
kelahiran, semakin aman kelahiran bayi itu sendiri).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan posisi melahirkan :


a. Klien/ibu bebas memilih
dapat meningkatkan kepuasan, menimbulkanperasaan sejahtera secara
emosional, dan ibu dapat mengendalikanpersalinannya secara alamiah.
b.Peran bidan adalah membantu/memfasilitasi ibu agar merasa nyaman.
c.Secara umum, pilihan posisi melahirkan secara alami/na
luri ‘bukan posisiberbaring’.
d.Sejarah
posisi berbaring diciptakan agar penolong lebih nyaman dalambekerja.
Sedangkan posisi tegak, merupakan cara yang umum digunakan
darisejarah penciptaan manusia sampai abad ke-18
Macam-macam posisi meneran diantaranya :
a.Duduk atau setengah duduk
posisi ini memudahkan bidan dalammembantu kelahiran kepala janin dan
memperhatikan keadaan perineum.
b.Merangkak
posisi merangkak sangat cocok untuk persalinan dengan rasasakit pada
punggung, mempermudah janin dalam melakukan rotasi sertaperegangan
pada perineum berkurang.
c.Jongkok atau berdiri
posisi jongkok atau berdiri memudahkan penurunankepala janin,
memperluas panggul sebesar 28% lebih besar pada pintu bawahpanggul,
dan memperkuat dorongan meneran. Namun posisi ini
beresikomemperbesar terjadinya laserasi (perlukaan) jalan lahir
d.Berbaring miring
posisi berbaring miring dapat mengurangi penekananpada vena cava inverior,
sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinyahipoksia janin karena
suply oksigen tidak terganggu, dapat memberi suasanarileks bagi ibu yang
mengalami kecapekan, dan dapat mencegah terjadinyarobekan jalan lahir
e.Hindari posisi telentang (dorsal recumbent)
posisi ini dapat mengakibatkan: hipotensi (beresiko terjadinya
syok dan berkurangnya suply oksigen dalamsirkulasi
uteroplacenter, sehingga mengakibatkan hipoksia bagi
janin), rasanyeri yang bertambah, kemajuan persalinan
bertambah lama, ibu mangalamigangguan untuk bernafas,
buang air kecil terganggu, mobilisasi ibu kurangbebas,
ibu kurang semangat, dan dapat mengakibatkan kerusakan
pada syarafkaki dan punggung.Berdasarkan posisi meneran
di atas, maka secara umum posisi melahirkan dibagimenjadi
2, yaitu posisi
tegak lurus dan posisiberbaring
.Secara anatomi, posisi tegak lurus (berdiri, jongkok, duduk)
merupakan posisiyang paling sesuai untuk melahirkan,
kerena sumbu panggul dan posisi janinberada pada arah
gravitasi. Adapun keuntungan dari posisi tegak lurus adalah :
a.Kekuatan daya tarik
meningkatkan efektivitas kontraksi dan tekananpada leher
rahim, dan mengurangi lamanya proses persalinan.
Pada Kala 1
a.Kontraksi dengan berdiri, uterus terangkat berdiri pada sumbu
aksispintu masuk panggul dan kepala mendorong cerviks,
sehingga intensitaskontraksi meningkat.
b.Pada posisi tegak tidak ada hambatan dari gerakan uterus.
c.Sedangkan pada posisi berbaring otot uterus lebih banyak bekerja
danproses persalinan berlangsung lebih lama.
Pada Kala 2
a.Posisi tegak lurus mengakibatkan kepala menekan dengan
kekuatan yanglebih besar, sehingga keinginan untuk mendorong
lebih kuat danmempersingkat kala 2.
b.Posisi tegak lurus dengan berjongkok, mengakibatkan lebih
banyak ruangdi sekitar otot dasar panggul untuk menarik syaraf
penerima dasarpanggul yang ditekan, sehingga kadar oksitosin
meningkat.
c.Posisi tegak lurus pada kala 2 dapat mendorong janin sesuai
dengananatomi dasar panggul, sehingga mengurangi hambatan
dalam meneran.
d.Sedangkan pada posisi berbaring, leher rahim menekuk ke atas,
sehinggameningkatkan hambatan dalam meneran.
B. Meningkatkan dimensi panggul
a.Perubahan hormone kehamilan,menjadikan struktur
pangguldinamis/fleksibel
b.Pergantian posisi,meningkatkan derajat mobilitas
panggul
c.Posisi jongkok,sudut arkus pubis melebar,
mengakibatkan pintu ataspanggul sedikit melebar,
sehingga memudahkan rotasi kepala janin.
d.Sendi sakroiliaka,meningkatkan fleksibilitas sacrum
(bergerak kebelakang)
e.Pintu bawah panggul menjadi lentur maksimum
f.Pada posisi tegak, sacrum bergerak ke dapan,
mangakibatkan tulang ekortertarik ke belakang
e.Sedangkan pada posisi berbaring, tulang ekor tidak
bergerak ke belakangtetapi ke depan (tekanan yang
berlawanan)
c.Gambaran jantung janin abnormal lebih sedikit dengan kecilnya
tekananpada pembuluh vena cava inferior
 Pada posisi berbaring, berat uterus/ cairan amnion/ janin
mengakibatkanadanya tekanan pada vena cava inferior, dan dapat
menurunkan tekanandarah ibu. Serta perbaikan aliran darah berkurang
setelah adanyakontraksi.
 Pada posisi tegak, aliran darah tidak terganggu, sehingga aliran
oksigenke janin lebih baik.
d.Kesejahteraan secara psikologis
 Pada posisi berbaring, ibu/klien menjadi lebih pasif dan menjadi
kurangkooperatif, ibu lebih banyak mengeluarkan tenaga pada posisi ini.
 Pada posisi tegak, ibu/klien secara fisik menjadi lebih aktif, meneran lebih
alami, menjadi lebih fleksibel untuk segera dilakukan ‘bounding’(setelah bayi
lahir dapat langsung dilihat, dipegang ibu, dan disusui).

* Adapun kerugian dari persalinan dengan posisi tegak adalah :


a. Meningkatkan kehilangan darahGaya gravitasi mengakibatkan keluarnya
darah sekaligus dari jalan lahir.
b. setelah kelahiran janin, dan kontraksi meningkat sehingga placenta
segeralahir.Meningkatkan terjadinya odema vulva dapat dicegah
denganmengganti-ganti posisi.
b.Meningkatkan terjadinya perlukaan/laserasi pada jalan lahir
-Odema vulva dapat dicegah dengan mengganti posisi (darah
mengalirke bagian tubuh yang lebih rendah).
-Luka kecil pada labia meningkat, tetapi luka akan cepat sembuh.
-Berat janin mendorong ke arah simfisis, mengakibatkan tekanan
padaperineum meningkat, sehingga resiko rupture
perineum meningkat.

Hasil temuan tanda dan gejala kala 2 didapatkan dari hasil pemeriksaan
Subjektif dan objektif
Tanda subjektif kala 2, muncul keringat tiba-tiba di bibir atas,
muntah,ekstrimitas gemetar, semakin gelisah (ada pernyataan “Saya tidak
tahan lagi”),adanya usaha mengedan yang involunter (ibu merasa ingin
meneran bersamaandengan kontraksi), dan ibu merasakan adanya
peningkatan tekanan pada rectumdan atau vaginanya.
Tanda objektif kala 2, kala 2 dipastikan dengan pemeriksaan dalam
denganhasil pembukaan cerviks telah lengkap (cerviks tidak teraba), dan
atau terlihatnyakepala janin melalui introitus vagina. Tanda yang lain :
perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani membuka, dan
meningkatnya pengeluaran lendirbercampur darah.Kala 2 persalinan
terdiri dari 3 fase, fase-fase ini ditandai dengan perilaku verbaldan non
verbal ibu, kondisi aktivitas uterus, keinginan untuk mengedan,
danpenurunan janin.
 Fase pertama
dimulai ketika ibu menyatakan bahwa ia ingin mengedanbiasanya pada
puncak kontraksi, ibu mungkin mengeluhkan peningkatan nyeri,tetapi
diantara waktu kontraksi ia tenang dan seringkali memejamkan mata.
 Fase kedua
ibu semakin ingin mengedan dan seringkali mengubah posisiuntuk
mencari posisi mengedan yang lebih nyaman, usaha mengedan
menjadilebih ritmik, dan ibu seringkali memberi tahu saat awal kontraksi
dan semakinbersuara sewaktu mengedan
 fase ketiga
bagian presentasi sudah berada di perineum dan usahamengedan
menjadi paling efektif untuk melahirkan, ibu akan lebih
banyakmengungkapkan nyeri yang dirasakan secara verbal dengan
menjerit ataubertindak di luar kendali. (Ibu perlu didorong untuk
memperhatikan tubuhnyaseiring ia masuk ke kala 2 persalinan).
Asuhan kebidanan pada ibu bersalin kala 2 :
a.Asuhan keseluruhan yang diperlukan selama kala 2:
-Meningkatkan perasaan aman pada ibu/klien, dengan
memberikandukungan dan memupuk rasa kepercayaan dan
keyakinan pada diri ibubahwa dia mampu untuk melahirkan.
-Membimbing pernafasan yang adekuat
-Membantu posisi meneran yang sesuai dengan pilihan ibu
-Meningkatkan peran serta keluarga, menghargai anggota keluarga
atauteman yang mendampingi
-Melakukan tindakan-tindakan yang membuat nyaman, seperti
mengusapdahi dan memijat pinggang (libatkan keluarga
-Memperhatikan masukan nutrisi dan cairan ibu (dengan memberi
makandan minum yang cukup)
-Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi dengan benar
-Mengusahakan kandung kencing kosong dengan cara membantu
danmemacu ibu mengosongkan kandung kemih secara teratur
b.Pemantauan terhadap kesejahteraan ibu :
-Mengevaluasi kontraksi uterus/his (frekuensi, durasi,
intensitas), dankaitannya dengan kemajuan persalinan
-Mengevaluasi keadaan kandung kemih (anamnesis dan palpasi)
-Mengevaluasi upaya meneran ibu
-Pengeluaran pervagina, dan penilaian kemajuan persalinan
(effacement ,dilatasi, penurunan kepala), dan warna air
ketuban (warna, bau, volume).
-Pemeriksaan nadi ibu setiap 30 menit (frekuensi, irama,
intensitas).
c.Pemantauan kesejahteraan janin
-Denyut jantung janin, setiap sesesai meneran/mengejan (kira-
kira setiap 5menit)durasi, intensitas, ritme.
-Presentasi, sikap, dan putar paksiMengobservasi keadaan
kepala janin (moulase, caput).
MEKANISME PERSALINAN NORMAL

Janin dengan presentasi belakang kepala,


ditemukan hampir sekitar 95 % dari semua
kehamilan.Presentasi janin paling umum dipastikan
dengan palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat
sebelum atau pada saat awal persalinan dengan
pemeriksaan vagina (toucher). Pada kebanyakan kasus,
presentasi belakang kepala masuk dalampintu atas
panggul dengan sutura sagitalis melintang. Oleh karena
itu kita uraikan dulu mekanisme persalinan dalam
presentasi belakang kepala dengan posisi ubun-ubun
kecil melintang dan anterior.
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan
adalah :
 Penurunan
kepala.  Fleksi.
 Desensus
 Rotasi dalam ( putaran paksi
dalam)  Ekstensi.
 Ekspulsi.
 Rotasi luar ( putaran paksi luar)
Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi bersamaan, akan
tetapi untuk lebih jelasnya akan dibicarakan gerakan itu satu
persatu.
1. Penurunan Kepala.

Aklitismus yaitu bila sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah


Jalan lahir tepat diantara simpisis dan promontorium. Pada
primigravida,masuknya kepala ke dalam pintu ataspanggul biasanya
Sudahterjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada
multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan.
Masuknya kepala ke dalam PAP,\biasanya dengan sutura sagitalis
melintang dandengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala melewati
pintu atas panggul (PAP), dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu
bila sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat
diantara simpisis dan promontorium.1
2. Fleksi

Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang


ringan. Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada
pergerakan ini dagu dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga
ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar hal ini disebabkan
karena adanya tahanan dari dinding seviks, dinding pelvis dan lantai
pelvis. Dengan adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5
cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm). sampai di
dasar panggul, biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi
maksimal. Ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa fleksi bisa terjadi.
Fleksi ini disebabkan karena anak di dorong maju dan sebaliknya mendapat
tahanan dari serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari keadaan ini
terjadilah fleksi.
3 desensus
pada nulipara, engagemen terjadi sebelum inpartu dan tidak
berlanjut sampai
kala iipada multipara desensus berlangsung bersamaan dengan dilatasi
servik.

 Penyebab terjadinya desensus


:  1. Tekanan cairan amnion
 2. Tekanan langsung oleh fundus uteri pada bokong
 3. Usaha meneran ibu
 4. Gerakan ekstensi tubuh janin (tubuh janin menjadi lurus)
Faktor lain yang menentukan terjadinya desensus adalah :
- Ukuran dan bentuk panggul
- Posisi bagian terendah janin
Semakin besar tahanan tulang panggul atau adanya kesempitan panggul
akan
desensus berlangsung lambat.Desensus berlangsung terus sampai janin
lahir.
Putar paksi dalam- internal rotation
- Bersama dengan gerakan desensus, bagian terendah janin mengalami
putarpaksi dalam pada level setinggi spina ischiadica (bidang tengah
panggul)
4. Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam)
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan
sedemikian
rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke
depan ke bawah simpisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang
terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan
memutar ke depan kearah simpisis. Rotasi dalam penting untuk
menyelesaikan persalinan, karena rotasi dalam merupakan suatu usaha
untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya
bidang tengah dan pintu bawah panggul.
5. Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun
kecil
berada di bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin.
Hal ini
di sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah
ke depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan fleksi untuk
melewatinya. Kalau kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai
dasar
panggul tidak melakukan ekstensi maka kepala akan tertekan pada
perineum dan dapat menembusnya.
6. Rotasi Luar (Putaran Paksi Luar)
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu
kepala bayi memutar kembali ke arah punggung anak untuk
menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi
dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan miring. Di dalam rongga
panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang
dilaluinya, sehingga di dasar panggul setelah kepala bayi lahir, bahu
mengalami putaran dalam dimana ukuran bahu (diameter bisa
kromial) menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu
bawah panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi juga melanjutkan
putaran hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber
ischiadikum sepihak.
7 ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis
dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah
kedua bahu bayi lahir , selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan
searah dengan sumbu jalan lahir.
Dengan kontraksi yang efektif,fleksi kepala yang adekuat, dan janin
dengan ukuran yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang posisinya
posterior berputar cepat segera setelah mencapai dasar panggul, dan
persalinan tidak begitu bertambah panjang. Tetapi pada kira-kira 5-10 %
kasus, keadaan yang menguntungkan ini tidak terjadi. Sebagai contoh
kontraksi yang buruk atau fleksi kepala yang salah atau keduanya, rotasi
mungkin tidak sempurna atau mungkin tidak terjadi sama sekali, khususnya
kalau janin besar.
1. Pemantauan ibu
a. Kontraksi
- Palpasi kontraksi uterus ( control tiap 10 menit
- Frekuensi setiap 30 menit selama fase aktif.
- Lamanya kontraksi yang terjadi dalam 10 menit obsevasi.
- Kekuatan kontraksi dalam detik
b..Tanda-tanda kala dua persalinan adalah
- Ibu merasa ingin mineral bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
- Ibu merasakan adanya peningkatan tekana pada rectum dan / atau vaginanya.
- Perineum menonjol.
- Vulva –vagina dan sfingter ani membuka
- Meningkatkan pengeluaran lendir bercampur darah
c. Keadaan umum
- Kesadaran
- Tekanan darah dan temperatur : setiap 4 jam
- Nadi : setiap ½ jam
- Volume urin, protein,dan aseton.
- Respon keseluruhan pada kala II :
- Keadaan dehidrasi
- Perubahan sikap/perilaku
-Tingkat tenaga ( yang dimiliki )
2. Pemantauan janin
a. Saat bayi belum lahir
-Menentukan bagian terendah janin.
- Periksa DJJ setelah setiap kontraksi untuk memastikan
janin tidak menglami bradikardi ( 120),dilakukan setiap
setengah jam.
b. Saat bayi lahir
- Segera setelah lahir , letakkan bayi diatas kain bersih
dan kering yang di siapkan pada perut ibu .Bila hal
tersebut tidak memungkinkankan maka letakan bayi
dekat ibu ( diantara kedua kaki atau disebelah ibu )
tetapi harus dipastikan bahwa area tersebut bersih dan
kering.
MENOLONG PERSALINAN SESUAI DENGAN APN

Pengertian Asuhan Persalinan Normal adalah asuhan kebidanan pada


persalinan normal yang mengacu kepada asuhan yang bersih dan aman
selama persalinan dan setelah bayi lahir serta upaya pencegahan
komplikasi.
Jenis asuhan yang akan diberikan dapat disesuaikan dengan kondisi dan
tempat
persalinan sepanjang dapat memenuhi kebutuhan spesifik ibu dan bayi baru
lahir.

Mengenali Gejala dan Tanda Kala II


1. Mengenali dan Melihat adanya tanda persalinan kala II Yang dilakukan
adalah: tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda :
a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan
vaginanya.
c. Perineum menonjol .
d. Vulva vagina dan sfingter ani membuka.
Menyiapkan Pertolongan Persalinan .
2. Memastikan perlengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan
esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi
ibu dan bayi baru lahir. Untuk resusitasi → tempat datar, rata,
bersih, kering dan hangat, 3 handuk atau kain bersih dan kering,
alat penghisap lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm
diatas tubuh bayi.
a. Menggelar kain diatas perut ibu. Dan tempat resusitasi serta
ganjal bahu bayi.
b. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di
dalam partus set.
3. Pakai celemek plastik yang bersih.
4. Melepaskan dan menyimpan semua periasan yang dipakai, mencuci
kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
mengeringkan tangan dengan handuk pribadi yang kering dan
bersih.
5. Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk
pemeriksaan dalam.
6. Masukan oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (gunakan tangan
yang memakai sarung tangan disinfeksi tinggkat tinggi atau steril.
Memastikan Pembukaan Lengkap Dan keadaan Janin Bayi.
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati
dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang
sudah di basahi air disinfeksi tingkat tinggi.
a. Jika Introitus vagina, perineum, atau anus terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan kasa dari arah depan ke belakang.
b. Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah
yang tersedia.
c. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi,
lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % → langkah 9.
8. Lakukan Periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap
maka lakukan amniotomi.
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan korin
0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta
merendamnya selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung
tangan dilepaskan.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi berakhir untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal.
Menyiapkan Ibu Dan Keluarga Untuk Membantu
proses pimpinan meneran.
11.Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik, membantu ibu dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
mener ( pada saat adanya his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk
dan pastikan dia merasa nyaman ).
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran.
14. Ajarkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam
60 menit.
Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
15. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
meletakan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
16. Meletakan kain yang bersih di lipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
17. Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan
alat dan bahan.
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi.
Lahirnya kepala.
19. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakan tangan yang
lain di kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya
kepala, menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan saat kepala
lahir.
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika
terjadi lilitan tali pusat.
a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi.
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat didua tempat dan
potong diantara kedua klem tersebut.
21. menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran peksi luar secara
spontan.Lahirnya Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tepatkan ke dua tangan di
masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat
kontraksi berikutnya, dengan lembut menariknya kearah bawah dan
kearah luar sehingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan kearah luar untuk
melahirkan bahu posterior. Lahirnya badan dan tungkai
23. Setelah kedua bahu di lahirkan, menelusurkan tangan
mulai kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah
perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir
ketangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan
tangan bayi saat melewati perineum, gunakan tangan
bagian bawah saat menyangga tubuh bayi saat
dilahirkan.Menggunakan tangan anterior (bagian atas)
untuk mengendalikan siku dan tangan anterior saat bayi
keduanya lahir.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan
yang ada di atas( anterior ) dari punggung kearah kaki
bayi untuk menyangga saat punggung dan kaki lahir
memegang kedua mata kaki bayi dan dengan hati – hati
membantu kelahiran kaki.
Penanganan Bayi Baru Lahir.
25. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakan bayi diatas perut ibu di
posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu
pendek, meletakan bayi di tempat yang memungkinkan).
26. Segera mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh
lainnya kecuali tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah
dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi diatas perut ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
(hamil tunggal).
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi
baik..
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntukan oksitosin 10 unit IM
(Intara muskuler) 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3
cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem dari
arah bayi dan memasang klem ke dua 2 cm dari klem pertama ke arah ibu.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusata. Dengan satu tangan, pegang tali
pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan penguntungan
tali pusat diantara dua klem tersebut.
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul
kunci pada sisi lainnya.c. Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang
telah disediakan.
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit
bayi. Letakkan bayi tengkurap didada ibu. Luruskan
bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/perut
ibu. Usahan kepala bayi berada diantara payudara
ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara
ibu.
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan
pasang topi dikepala bayi.
Melakukan Amniotomi dan Episiotomi
1 AMNIOTOMI
Pengertian
Amniotomi adalah :
Tindakan untuk membuka selaput amnion dengan jalanmembuat robekan kecil
yang kemudian akan melebar secaraspontan akibat gaya berat cairan dan
adanya tekanan di dalam rongga amnion, dilakukan pada saat pembukaan
lengkapatau hampir lengkap

 Indikasi
-Persalinan kala II
-Akselerasi persalinan
-Persalinan pervaginam dengan menggunakan instrumen

Hati-hati pada:
-Polihidramnion
-Presentasi muka
-Tali pusat terkemuka
-Vasa previa
-Letak lintang
Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Terhadap Cairan Ketuban
-U (Utuh)
Selaput dan cairan ketuban masih utuh, masihmemberikan perlindungan
kepada bayi dan uterus, tetapi tidak biasmemberikan informasi tentang
keadaan janin
- J (Jernih)
Selaput ketuban sudah pecah, warna ketuban jernih dan bias memberikan
tanda bahwa kondisi janin dalam keadaan aman
-M (Mekonium)
Cairan ketuban bercampur mekonium,menunjukan adanya anoksia kronis
pada janin
-D (Darah)
Cairan ketuban bercampur dengan darah, bias
menunjukan pecahnya pembuluh darah plasenta, trauma pada serviks
dan vagina
-K (Kering)
Cairan Ketuban sudah tidak tampak pada jalan lahir.Hal ini menunjukan
selaput ketuban yang sudah lama pecah atau pada post maturitas janin
Komplikasi Yang Terjadi Akibat Amniotomi
-Kompresi akibat tali pusat
-Tali pusat menumbung (Prolaps Foeniculi)
-Molase yang meningkat serta kemungkinan
kompresi kepala yang tidak merata
-Tekanan yang meningkat pada kepala janin
dapatmengakibatkan oksigenasi janin berkurang
-Meningkatnya risiko infeksi
Langkah-langkah Amniotomi
-Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk amniotomi
-Memberikan penjelasan pada ibu dan keluarga terhadap
tindakanyang akan dilaksanakan
-Periksa denyut jantung janin
-Posisikan pasien dalam posisi lithotomic/dorsal recumbent
-Pakai celemek
-Cuci tangan dengan dengan menggunakan teknik
7 langkah,kemudian keringkan
-Dekatkan alat-alat kedekat pasien
-Tutup sampiran/scherm, jaga privasi ibu
-Memakai hand schoen
-Sambil meminta ibu membuka kakinya, lakukan vulva hygiene
-Buka labia dengan menggunakan 2 jari tangan kiri
-Masukkan 2 jari tangan kanan satu persatu secara perlahan, cari selaput
ketuban yang sedangmenggelembung. Pastikan kepala sudah masuk
rongga panggul dan tidak teraba bagian-bagiankecil janin atau tali pusat
yang menumbung (tali pusat akan teraba berdenyut)
-Memasukkan ½ kocher kedalam vagina menggunakan tangan kiri dengan
tuntunan jari
-tangan kanan yang ada didalam lubang vagina, hingga menyentuh selaput
ketuban
-Rasakan adanya kontraksi dan selaput ketuban menonjol, pada saat
kontraksi mulai melemah,torehkan ½ kocher 1
-2 cm hingga selaput ketuban pecah
-Keluarkan ½ kocher dengan menggunakan tangan kiri. Pertahankan jari
tangan kanandidalam vagina untuk merasakan penurunan kepaladan
untuk memastikan tidak ada tali pusatyang teraba.
-Setelah yakin tidak ada tali pusat yang teraba, keluarkan jari tangan dari
dalam vagina secaraperlahan
-Cuci tangan dalam larutan klorin, buka sarung tangan dalam keadaan
terbalik
-Cuci tangan dibawah air mengalir
-Periksa kembali denyut jantung
-Catat pada partograf atau catatan medik lainnya
EPISIOTOMI
Prinsip episiotomi
-Pencegahankerusakanyanglebihhebatpadajaringan
lunakakibatdayaregangyangmelebihikapasitasadaptasiatauelastisitasjaringan
tersebut.
-Dimasalalu,dianjurkanuntukmelakukanEpisiotomi secara rutinYang
tujuannya adalahuntukmencegah robekan berlebihan pada
perineum,membua ttepi luka rata sehingga mudah dilakukan
penjahitan(reparasi),mencegah penyulit atau tahanan pada kepala dan
infeksi tetapi hal tersebut ternyata Tidak didukung olehbukti-bukti
ilmiah yang cukup

Indikasi untuk melakukan episiotomi untukmempercepat kelahiran


bayi bila didapatkan:
-Gawat janin dan bayi akan segera dilahirkan dengan tindakan
-Penyulit kelahiran per vaginam (sungsang, distosia bahu,ekstraksi cunam
(forsep) atau ekstraksi vakum)
- Jaringan parut pada perineum atau vagina yang memperlambat
kemajuan persalinan
Jenis-jenis episiotomi :
-Episiotomi mediana dikerjakanpada garis tengah
-Episiotomi mediolateral dikerjakanpada garis tengah yang
dekat muskulussfingter ani dan diperluas ke sisi
-Episiotomi lateral dikerjakanmiring kesisi kanan atau kiri

Episiotomi secara rutin tidak boleh dilakukan


karenadapat menyebabkan :
-Meningkatnya jumlah darah yang hilang dan
resikohematom.
-Lebih sering meluas menjadi derajat tiga atau empat.
-Meningkatnya nyeri persalinan.
-Meningkatnya risiko infeksi
Persiapan episiotomi :
-Pertimbangakn indikasi-indikasi untuk melakukan
episiotomi dan pastikan bahwa episiotomi tersebut
pentinguntuk keselamatan dan kenyamanan ibu dan atau
bayi.
-Pastikan bahwa semua perlengkapan dan bahan-bahan yang
diperlukan sudah tersedia dan dalam keadaan DTT atau
steril.
-Gunakan teknik aseptic setiap saat. Cuci tangan dan
pakaisarung tangan DTT atau steril.
- Jelaskan pada ibu mengapa ia memerlukan episiotomi
dandiskusikan prosedurnya dengan ib. Beri alasan rasional
pada ibu.
Prosedur anastesi lokal :
- Jelaskan kepada ibu apa yang akan dilakukan dan bantu ibu
untuk merasa rileks.
-Hisap 10 ml larutan lidokain 1% ke dala tabung suntik steril
ukuran 10 ml ( jikayang tersedia larutan lidokain 2% maka
larutkan 1 bagian lidokain 2% dengan 1 bagian aquades).
-Pastikan bahwa tabung suntik memiliki jarum ukuran 22 dan
panjang 4 cm ( jarum yang lebih panjang boleh digunakan )
Letakkan 2 jari ke dalam vagina dan diantara kepala bayi dan
perineum.
-Masukkan jarum di tengah fourchette dan arahkan jarum
sepanjang tempat yangakan diepisiotomi.
-Lakukan aspirasi
-Tarik jarum perlahan-lahan sambil menyuntikkan maksimum
10 ml lidokain.
-Tarik jarum bila sudah kembali ke titik asal jarum suntik
ditusukkan. Kulitmembentuk gelembung karena anastesi bisa
telihat dan dipalpasi pada perineumdi sepanjang garis yang
akan dilakukan episiotomi.
Prosedur episiotomi :
-Tunda tindakan episiotomi sampai perineum menipis dan pucat, dan
3-4 cm kepala bayisudah telihat pada saat kontraksi.
-Masukkan dua jari ke dalam vagina diantara kepala bayi dan
perineum. Kedua jari agakdireganggkan dan berikan sedikit tekanan
lembut ke arah luar pada perineum.
-Gunakan gunting tajam DTT atau steril, tempatkan gunting ditengah
-tengah fourchetteposterior dan gunting mengarah ke sudut yang
diinginkan. Pastikan arah gunting tidakmengarah pada sfingter ani.
-Gunting perineum sekitar 3-4 cm.
 Hindari menggunting jaringan sedikit demi
sedikitakan menimbulakn tepi yang tidak rata.
-Gunakan gunting untuk memotong sekitar 2-3 cm ke dalam vagina.
- Jika kepala bayi belum juga lahir, lakukan tekanan pada luka
episiotomi dengan dilapisikain atau kasa DTT atau steril diantara
kontraksi untuk mengurangi perdarahan.
-Kendalikan kelahiran kepala bahu dan badan bayi untuk mencegah
perluasan episiotomi.
-Setelah bayi dan plasenta lahir, periksa dengan hati-hati
apakah episiotomi, perineumdan vagina mengalami perluasan
atau laserasi. Lakukan penjahitan.
Penyulit dan Komplikasi pada kala ll
 TEMUAN KEADAN NORMAL DAN ABNORMAL
-Penilaian
-Nadi
-Tekanan Darah
-Pernapfasan
-Kondisi keseluruhan
-UrinTemuan dari Penilaian dan Pemeriksaan Tanda atau gejala
syok: -nadi cepat, lemah (110 x /menit atau lebih)
-tekanan darah rendah (sistolik kurang dari 90 mmHg)
-pucat pasi
-berkeringat atau dingin, kulit lembab
-nafas cepat (lebih dari 30 x/menit)
-cemas, bingung atau tidak sadar
-produksi urin sedikit (kurang dari 30 cc/jam)
- Rencana Asuhan
-Baringkan miring ke kiri.
-Naikkan kedua kaki untuk meningkatkan alirandarah ke jantung.
-Pasang infus menggunakan jarum diameter besar(ukuran 16 atau 18) dan berikan RL
atau NS.Infuskan 1 L dalam 15 sampai 20 menit; jikamungkin infuskan 2 L dalam
waktu satu jampertama, kemudian turunkan ke 125 cc/jam.
-Segera rujuk ke fasilitas yang memilikikemampuan penatalaksanaan gawat
daruratobstetri dan bayi baru lahir.
-Dampingi ibu ke tempat rujukan
Penilaian
Nadi
Urin
Temuan dari Penilaian dan PemeriksaanTanda atau gejala dehidrasi:
-perubahan nadi (100 x/menit atau lebih)urin pekat
-produksi urin sedikit (kurang dari 30 cc/jam)

Rencana Asuhan
- Anjurkan untuk minum.
-Nilai ulang setiap 30 menit (menurut pedoman dipartograf). Jika
kondisinya tidak membaik dalamwaktu satu jam, pasang infus
menggunakan jarum diameter besar (ukuran 16 atau 18)
danberikan RL atau NS 125 cc/jam.
-Segera rujuk ke fasilitas yang memilikikemampuan
penatalaksanaan gawat daruratobstetri dan bayi baru lahir.
-Dampingi ibu ke tempat rujukan.
Penilaian
-Nadi
-Suhu
-Cairan vagina
-Kondisi secara umum
Temuan dari Penilaian dan PemeriksaanTanda atau gejala infeksi:
-nadi cepat (110 x/menit atau lebih)
-suhu lebih dari 38 ºC
-menggigil
-air ketuban atau cairan vagina yang berbau

Rencana Asuhan
-Baringkan miring ke kiri.
-Pasang infus menggunakan jarum diameterbesar (ukuran 16 atau 18) dan
berikan RL atauNS 125 cc/jam.
-Berikan ampisilin 2 gr atau amoksisillin 2 gr peroral.
-Segera rujuk ke fasilitas yang memilikikemampuan penatalaksaaan gawat
daruratobstetri dan bayi baru lahir.
-Dampingi ibu ke tempat rujukan
Kelainan Letak

LETAK SUNGSANG
Bentuk-Bentuk Letak Sungsang
Letak Bokong Murni
-Teraba bokong
-Kedua kaki menjungkit ke atas sampai kepala bayi
-Kedua kaki bertindak sebagai spalk
Letak Bokong Kaki Sempurna
-Teraba bokong
-Kedua kaki berada di samping bokong
-Letak Bokong Tak Sempurna
-Teraba bokong
-Disamping bokong teraba satu kaki
Letak Kaki
-Bila bagian terendah teraba salah satu dan atau kedua kaki
ataulutut
-Dapat dibedakan letak kaki bila kaki terendah ; letak bila
lututterendah
Gemeli
Gemeli adalah istilah medis yang berarti kehamilan kembar.
Pada
kehamilan gemeli, seorang perempuan mengandung lebih dari
satu
janin di dalam rahimnya. Tidak hanya dua, tapi bisa juga tiga,
bahkan
empat janin atau lebih sekaligus. Pada kehamilan gemeli
biasanya
ukuran perut lebih besar dibanding kehamilan tunggal.
Distosia
Distosia atau persalinan macet, terjadi ketika uterus berkontraksi dengan
normal, namun bayi belum juga keluar dari panggul selama persalinan karena jalan
keluar terhalangi. Komplikasi pada bayi di antaranya tidak mendapat oksigen yang
cukup hingga menyebabkan kematian. Hal ini meningkatkan risiko ibu
terkena infeksi, ruptur uteri, atau perdarahan pasca persalinan.[1] Komplikasi
jangka panjang pada ibu yaitu terbentuknya fistula obstetri. Persalinan macet
disebabkan oleh persalinan memanjang, ketika persalinan kala satu fase aktif
memanjang lebih dari 12 jam.

Penyebab utama persalinan macet meliputi: bayi besar atau posisi bayi yang
abnormal, panggul sempit, dan masalah dengan jalan lahir. Posisi abnormal
meliputi distosia bahu di mana bahu anterior tidak dapat keluar dengan mudah
dari bawah tulang kemaluan. Faktor-faktor risiko untuk panggul sempit
seperti kekurangan gizi. dan kurangnya paparan sinar matahari menyebabkan
kekurangan vitamin D [ 3] Hal ini juga lebih umum terjadi pada remaja karena
panggul tidak
tumbuh secara sempurna. Masalah dengan jalan lahir termasuk vagina dan perineum
sempit yang mungkin karena khitan pada wanita atau tumor. Partogram sering
digunakan
untuk memantau kemajuan persalinan dan mendiagnosis masalah. Hal Ini
dikombinasikan
dengan pemeriksaan fisik untuk mengenali persalinan macet.[7]
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai