Pertemuan 6, Asuhan Persalinan Kala II Sayang Ibu
Pertemuan 6, Asuhan Persalinan Kala II Sayang Ibu
SUB POKOK BAHASAN :1. ASUHAN SAYANG IBU DAN POSISI MENERAN
2.MEKANISME PERSALINAN NORMAL
3.ASUHAN KALA II
a.Pemantauan maternal
b.kontraksi
c.tanda gejala kala II
d.keadaan umum
e.pemantauan janin
4. MENOLONG PESALINAN SESUAI DENGAN APN
5. MELAKUKAN AMNIOTOMI DAN EFISIOTOMI
6.PENYULIT DAN KOMPLIKASI PADA KALA II
a.temuan keadaan normal dan abnormal
b.kelainan letak
c.gemelli
d.distosia
TIU : Pada Akhir Perkuliahan Mahasiswa Diharapkan Mampu : Memahami
Asuhan Bersalin Kala ll
b.Melibatkan keluarga
Dalam memberikan asuhan kebidanan selama prosespersalinan,
keterlibatan keluarga dibutuhkan, misalnya dalam hal:
bergantiposisi, teman bicara, melakukan rangsangan, memberi
makan dan minum,membantu mengatasi rasa nyeri (pijat
lumbal/pinggang belakang). Bidanbertugas memfasilitasi
keterlibatan keluarga dalam setiap asuhan..
C. KIE proses persalinan
Dalam asuhan sayang ibu, bidan berkewajibanmemberikan informasi
mengenai proses persalinan atau kelahiran janin padaibu dan keluarga. Hal
Ini bertujuan agar ibu dan keluarga kooperatif dandapat mengurangitingkat
kecemasan. Pada setiap tindakan yang akandilakukan, bidan harus selalu
menginformasikan pada ibu dan keluarga, sertamemberikan kesempatan
bertanya tentang apapun yang dirasa belum jelas,kemudian bidan wajib
memberikan penjelasan dengan baik. Setiap hasiltindakan/pemeriksaan,
bidan menginformasikan kepada ibu dan keluarga.
D. Dukungan psikologis
Dukungan psikologis dapat diberikan dengan bimbingan
Persalinan dan menawarkan bantuan/pertolongan pada ibu dan keluarga.
Bidan memberikan kenyamanan, dan berusaha menenangkan hati ibu
Dalam menghadapi dan menjalani proses persalinan. Bidan
Juga memberikan perhatian agar dapat mengurangi tingkat
ketegangan/kecemasan, sehingga dapat membantu kelancaran
proses persalinan.
e. Membantu ibu memilih posisi persalinan
posisi persalinan dibedakanmenjadi dua, yaitu posisi persalinan kala 1 dan posisi
persalinan kala 2. Posisipersalinan yang tepat (kala 1 dan kala 2), dapat
mengurangi tingkat nyeri danmeningkatkan kenyamanan ibu.
g.Cara meneran/mengejan
bidan mulai memimpin ibu untuk mengejan saatpembukaan sudah lengkap
dan sudah ada dorongan meneran dari ibu.Memimpin meneran dengabenar
dan memperhatikan respon ibu,merupakan bentuk asuhan sayang ibu. Bidan
tidak diperkenankan memintaibu untuk secara terus-menerus meneran tanpa
mengambil nafas saat meneran (tidak diperkenankan memimpin meneran
sambil menyuruh ibu menahan nafas). Bidan sebaiknya menyarankan ibu
untuk beristirahat dalam waktu relaksasi kontraksi (diantara dua his). Hal ini
bertujuan untuk mengantisipasi agar ibu tidak kelelahan dan menghindari
resiko asfiksia karena suply oksigen ke janin melalui placenta.
2.Posisi meneran kala II
a.Persalinan merupakan suatu peristiwa fisiologis tanpa disadari dan
terusberlangsung/progresif. Bidan dapat membantu ibu agar tetap tenang dan
rileks,maka bidan sebaiknya tidak mengatur posisi meneran ibu. Bidan
harusmemfasilitasi ibu dalam memilih sendiri posisi meneran dan
menjelaskanalternatif-alternatif posisi meneran bila posisi yang dipilih
ibu tidak efektif.
b.Bidan harus memahami posisi-posisi melahirkan, bertujuan untuk menjaga
agarproses kelahiran bayi dapat berjalan senormal mungkin, menghindari
intervensi,meningkatkan persalinan normal (semakin normal proses
kelahiran, semakin aman kelahiran bayi itu sendiri).
Hasil temuan tanda dan gejala kala 2 didapatkan dari hasil pemeriksaan
Subjektif dan objektif
Tanda subjektif kala 2, muncul keringat tiba-tiba di bibir atas,
muntah,ekstrimitas gemetar, semakin gelisah (ada pernyataan “Saya tidak
tahan lagi”),adanya usaha mengedan yang involunter (ibu merasa ingin
meneran bersamaandengan kontraksi), dan ibu merasakan adanya
peningkatan tekanan pada rectumdan atau vaginanya.
Tanda objektif kala 2, kala 2 dipastikan dengan pemeriksaan dalam
denganhasil pembukaan cerviks telah lengkap (cerviks tidak teraba), dan
atau terlihatnyakepala janin melalui introitus vagina. Tanda yang lain :
perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani membuka, dan
meningkatnya pengeluaran lendirbercampur darah.Kala 2 persalinan
terdiri dari 3 fase, fase-fase ini ditandai dengan perilaku verbaldan non
verbal ibu, kondisi aktivitas uterus, keinginan untuk mengedan,
danpenurunan janin.
Fase pertama
dimulai ketika ibu menyatakan bahwa ia ingin mengedanbiasanya pada
puncak kontraksi, ibu mungkin mengeluhkan peningkatan nyeri,tetapi
diantara waktu kontraksi ia tenang dan seringkali memejamkan mata.
Fase kedua
ibu semakin ingin mengedan dan seringkali mengubah posisiuntuk
mencari posisi mengedan yang lebih nyaman, usaha mengedan
menjadilebih ritmik, dan ibu seringkali memberi tahu saat awal kontraksi
dan semakinbersuara sewaktu mengedan
fase ketiga
bagian presentasi sudah berada di perineum dan usahamengedan
menjadi paling efektif untuk melahirkan, ibu akan lebih
banyakmengungkapkan nyeri yang dirasakan secara verbal dengan
menjerit ataubertindak di luar kendali. (Ibu perlu didorong untuk
memperhatikan tubuhnyaseiring ia masuk ke kala 2 persalinan).
Asuhan kebidanan pada ibu bersalin kala 2 :
a.Asuhan keseluruhan yang diperlukan selama kala 2:
-Meningkatkan perasaan aman pada ibu/klien, dengan
memberikandukungan dan memupuk rasa kepercayaan dan
keyakinan pada diri ibubahwa dia mampu untuk melahirkan.
-Membimbing pernafasan yang adekuat
-Membantu posisi meneran yang sesuai dengan pilihan ibu
-Meningkatkan peran serta keluarga, menghargai anggota keluarga
atauteman yang mendampingi
-Melakukan tindakan-tindakan yang membuat nyaman, seperti
mengusapdahi dan memijat pinggang (libatkan keluarga
-Memperhatikan masukan nutrisi dan cairan ibu (dengan memberi
makandan minum yang cukup)
-Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi dengan benar
-Mengusahakan kandung kencing kosong dengan cara membantu
danmemacu ibu mengosongkan kandung kemih secara teratur
b.Pemantauan terhadap kesejahteraan ibu :
-Mengevaluasi kontraksi uterus/his (frekuensi, durasi,
intensitas), dankaitannya dengan kemajuan persalinan
-Mengevaluasi keadaan kandung kemih (anamnesis dan palpasi)
-Mengevaluasi upaya meneran ibu
-Pengeluaran pervagina, dan penilaian kemajuan persalinan
(effacement ,dilatasi, penurunan kepala), dan warna air
ketuban (warna, bau, volume).
-Pemeriksaan nadi ibu setiap 30 menit (frekuensi, irama,
intensitas).
c.Pemantauan kesejahteraan janin
-Denyut jantung janin, setiap sesesai meneran/mengejan (kira-
kira setiap 5menit)durasi, intensitas, ritme.
-Presentasi, sikap, dan putar paksiMengobservasi keadaan
kepala janin (moulase, caput).
MEKANISME PERSALINAN NORMAL
Indikasi
-Persalinan kala II
-Akselerasi persalinan
-Persalinan pervaginam dengan menggunakan instrumen
Hati-hati pada:
-Polihidramnion
-Presentasi muka
-Tali pusat terkemuka
-Vasa previa
-Letak lintang
Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Terhadap Cairan Ketuban
-U (Utuh)
Selaput dan cairan ketuban masih utuh, masihmemberikan perlindungan
kepada bayi dan uterus, tetapi tidak biasmemberikan informasi tentang
keadaan janin
- J (Jernih)
Selaput ketuban sudah pecah, warna ketuban jernih dan bias memberikan
tanda bahwa kondisi janin dalam keadaan aman
-M (Mekonium)
Cairan ketuban bercampur mekonium,menunjukan adanya anoksia kronis
pada janin
-D (Darah)
Cairan ketuban bercampur dengan darah, bias
menunjukan pecahnya pembuluh darah plasenta, trauma pada serviks
dan vagina
-K (Kering)
Cairan Ketuban sudah tidak tampak pada jalan lahir.Hal ini menunjukan
selaput ketuban yang sudah lama pecah atau pada post maturitas janin
Komplikasi Yang Terjadi Akibat Amniotomi
-Kompresi akibat tali pusat
-Tali pusat menumbung (Prolaps Foeniculi)
-Molase yang meningkat serta kemungkinan
kompresi kepala yang tidak merata
-Tekanan yang meningkat pada kepala janin
dapatmengakibatkan oksigenasi janin berkurang
-Meningkatnya risiko infeksi
Langkah-langkah Amniotomi
-Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk amniotomi
-Memberikan penjelasan pada ibu dan keluarga terhadap
tindakanyang akan dilaksanakan
-Periksa denyut jantung janin
-Posisikan pasien dalam posisi lithotomic/dorsal recumbent
-Pakai celemek
-Cuci tangan dengan dengan menggunakan teknik
7 langkah,kemudian keringkan
-Dekatkan alat-alat kedekat pasien
-Tutup sampiran/scherm, jaga privasi ibu
-Memakai hand schoen
-Sambil meminta ibu membuka kakinya, lakukan vulva hygiene
-Buka labia dengan menggunakan 2 jari tangan kiri
-Masukkan 2 jari tangan kanan satu persatu secara perlahan, cari selaput
ketuban yang sedangmenggelembung. Pastikan kepala sudah masuk
rongga panggul dan tidak teraba bagian-bagiankecil janin atau tali pusat
yang menumbung (tali pusat akan teraba berdenyut)
-Memasukkan ½ kocher kedalam vagina menggunakan tangan kiri dengan
tuntunan jari
-tangan kanan yang ada didalam lubang vagina, hingga menyentuh selaput
ketuban
-Rasakan adanya kontraksi dan selaput ketuban menonjol, pada saat
kontraksi mulai melemah,torehkan ½ kocher 1
-2 cm hingga selaput ketuban pecah
-Keluarkan ½ kocher dengan menggunakan tangan kiri. Pertahankan jari
tangan kanandidalam vagina untuk merasakan penurunan kepaladan
untuk memastikan tidak ada tali pusatyang teraba.
-Setelah yakin tidak ada tali pusat yang teraba, keluarkan jari tangan dari
dalam vagina secaraperlahan
-Cuci tangan dalam larutan klorin, buka sarung tangan dalam keadaan
terbalik
-Cuci tangan dibawah air mengalir
-Periksa kembali denyut jantung
-Catat pada partograf atau catatan medik lainnya
EPISIOTOMI
Prinsip episiotomi
-Pencegahankerusakanyanglebihhebatpadajaringan
lunakakibatdayaregangyangmelebihikapasitasadaptasiatauelastisitasjaringan
tersebut.
-Dimasalalu,dianjurkanuntukmelakukanEpisiotomi secara rutinYang
tujuannya adalahuntukmencegah robekan berlebihan pada
perineum,membua ttepi luka rata sehingga mudah dilakukan
penjahitan(reparasi),mencegah penyulit atau tahanan pada kepala dan
infeksi tetapi hal tersebut ternyata Tidak didukung olehbukti-bukti
ilmiah yang cukup
Rencana Asuhan
- Anjurkan untuk minum.
-Nilai ulang setiap 30 menit (menurut pedoman dipartograf). Jika
kondisinya tidak membaik dalamwaktu satu jam, pasang infus
menggunakan jarum diameter besar (ukuran 16 atau 18)
danberikan RL atau NS 125 cc/jam.
-Segera rujuk ke fasilitas yang memilikikemampuan
penatalaksanaan gawat daruratobstetri dan bayi baru lahir.
-Dampingi ibu ke tempat rujukan.
Penilaian
-Nadi
-Suhu
-Cairan vagina
-Kondisi secara umum
Temuan dari Penilaian dan PemeriksaanTanda atau gejala infeksi:
-nadi cepat (110 x/menit atau lebih)
-suhu lebih dari 38 ºC
-menggigil
-air ketuban atau cairan vagina yang berbau
Rencana Asuhan
-Baringkan miring ke kiri.
-Pasang infus menggunakan jarum diameterbesar (ukuran 16 atau 18) dan
berikan RL atauNS 125 cc/jam.
-Berikan ampisilin 2 gr atau amoksisillin 2 gr peroral.
-Segera rujuk ke fasilitas yang memilikikemampuan penatalaksaaan gawat
daruratobstetri dan bayi baru lahir.
-Dampingi ibu ke tempat rujukan
Kelainan Letak
LETAK SUNGSANG
Bentuk-Bentuk Letak Sungsang
Letak Bokong Murni
-Teraba bokong
-Kedua kaki menjungkit ke atas sampai kepala bayi
-Kedua kaki bertindak sebagai spalk
Letak Bokong Kaki Sempurna
-Teraba bokong
-Kedua kaki berada di samping bokong
-Letak Bokong Tak Sempurna
-Teraba bokong
-Disamping bokong teraba satu kaki
Letak Kaki
-Bila bagian terendah teraba salah satu dan atau kedua kaki
ataulutut
-Dapat dibedakan letak kaki bila kaki terendah ; letak bila
lututterendah
Gemeli
Gemeli adalah istilah medis yang berarti kehamilan kembar.
Pada
kehamilan gemeli, seorang perempuan mengandung lebih dari
satu
janin di dalam rahimnya. Tidak hanya dua, tapi bisa juga tiga,
bahkan
empat janin atau lebih sekaligus. Pada kehamilan gemeli
biasanya
ukuran perut lebih besar dibanding kehamilan tunggal.
Distosia
Distosia atau persalinan macet, terjadi ketika uterus berkontraksi dengan
normal, namun bayi belum juga keluar dari panggul selama persalinan karena jalan
keluar terhalangi. Komplikasi pada bayi di antaranya tidak mendapat oksigen yang
cukup hingga menyebabkan kematian. Hal ini meningkatkan risiko ibu
terkena infeksi, ruptur uteri, atau perdarahan pasca persalinan.[1] Komplikasi
jangka panjang pada ibu yaitu terbentuknya fistula obstetri. Persalinan macet
disebabkan oleh persalinan memanjang, ketika persalinan kala satu fase aktif
memanjang lebih dari 12 jam.
Penyebab utama persalinan macet meliputi: bayi besar atau posisi bayi yang
abnormal, panggul sempit, dan masalah dengan jalan lahir. Posisi abnormal
meliputi distosia bahu di mana bahu anterior tidak dapat keluar dengan mudah
dari bawah tulang kemaluan. Faktor-faktor risiko untuk panggul sempit
seperti kekurangan gizi. dan kurangnya paparan sinar matahari menyebabkan
kekurangan vitamin D [ 3] Hal ini juga lebih umum terjadi pada remaja karena
panggul tidak
tumbuh secara sempurna. Masalah dengan jalan lahir termasuk vagina dan perineum
sempit yang mungkin karena khitan pada wanita atau tumor. Partogram sering
digunakan
untuk memantau kemajuan persalinan dan mendiagnosis masalah. Hal Ini
dikombinasikan
dengan pemeriksaan fisik untuk mengenali persalinan macet.[7]
Terima Kasih