Jtptunimus GDL Nurrestuni 7283 3 Babii PDF
Jtptunimus GDL Nurrestuni 7283 3 Babii PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Darah
2.1.1. Pengertian
Darah merupakan jaringan cair yang sangat penting bagi manusia yang
mengakibatkan kematian. Darah terdiri atas dua bagian, bagian cair yang
disebut plasma dan unsur –unsur padat yaitu sel-sel darah. Darah membentuk
6 sampai 8% dari berat badan tubuh total, volume darah secara keseluruhan
kira – kira 5 liter. Tiga jenis sel darah utama adalah sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit). Cairan
darah membentuk 55% dari volume darah total. Sedangkan 45% sisanya
adalah sel darah. Eritrosit menempati bagian besar volumenya yaitu sekitar
99%, trombosit (0,6 – 1,0%) dan leukosit (0,2%). (Ronald A.Sacher, Richard
b) Mengkatalisis reaksi CO2 dan air secara cepat dengan bantuan enzim
karbon anhidrase
6
7
fisiologiknya.
setiap sel asing yang memasuki tubuh. (Harun Yahya, 2008 ; Djunaedi
2.1.3. Hematopoiesis
dan perkembangan sel darah dari sel induk / asal / stem sel, dimana terjadi
sel, dari satu sel hematopoietik pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah.
menyebabkan beberapa sel darah yang terbentuk memiliki sifat khusus yang
berbeda-beda.
Lahir sampai dengan 20 tahun : sel sel darah → sumsum tulang. Lebih
perubahan inti yaitu nukleoli makin hilang, ukuran sel makin kecil,
a. Proeritroblas
nyata dari pada pola kromatin hemositoblas, serta satu atau dua anak
basofilik eritroblas.
b. Basofilik Eritroblas
dalam jala-jala kasar, dan anak inti biasanya tidak jelas. Sitoplasmanya
warnanya berbeda-beda, dari biru ungu sampai lila atau abu-abu karena
mengandung inti yang lebih kecil yang terwarnai basofil padat. Intinya
e. Retikulosit
f. Eritrosit
Pada manusia, sel ini berada di dalam sirkulasi selama kurang lebih 120
hari. Jumlah normal pada tubuh laki – laki 5,4 juta/µl dan pada
dan besi). Faktor-faktor lain, seperti asam askorbat, vitamin B12, dan
sel induk eritroid yang prematur disumsum tulang. Choi, dkk, dalam
2. Seri Leukosit
myelosit yaitu :
1) Mieloblas
Mieloblas adalah sel yang paling muda yang dapat dikenali dari
bulat dan besar memperlihatkan kromatin halus serta satu atau dua
anak inti.
2) Promielosit
Sel ini agak lebih besar dari mielobas. Intinya bulat atau
3) Mielosit
4) Metamielosit
dan basofil.
1) Limfosit
2) Monosit
1994)
Gambar 1 : Hematopoesis
2.2. Thalasemia
dari ketidak seimbangan pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino
satu jenis anemia hemolitik yang diturunkan secara autosomal yang ditandai
dengan kondisi eritrosit yang mudah rusak, yaitu 3-4 kali lebih cepat dibanding
15
sel darah normal. Oleh karena itu umurnya pun relatif lebih pendek dibanding
sel darah normal. Jika sel darah normal memiliki umur 120 hari, maka eritrosit
menyebutkan 250 juta penduduk dunia (4,5%) membawa genetik thalasemia dan
penyakit ini paling banyak dijumpai di Indonesia dan Italia, Enam sampai
sepuluh dari setiap 100 orang Indonesia membawa gen penyakit ini, apabila
thalasemia berat adalah 25%, 50% menjadi pembawa sifat (carrier) thalasemia,
2010)
1. Klasifikasi thalasemia
mengakibatkan kerusakan pada sel darah merah yang akan menyebabkan sel
16
darah tersebut pecah. Beberapa jenis thalasemia yaitu thalasemia alfa dan
beta.
a. Thalassemia alfa
Terjadi penurunan sintesis dari rantai alfa globulin. Dan kelainan ini
berkaitan dengan delesi pada kromosom 16. Akibat dari kurangnya sintesis
rantai alfa, maka akan banyak terdapat rantai beta dan gamma yang tidak
berpasangan dengan rantai alfa. Maka dapat terbentuk tetramer dari rantai
beta yang disebut HbH dan tetramer dari rantai gamma yang disebut Hb
1) Delesi pada empat rantai alfa. Dikenal juga sebagai hydrops fetalis.
pembesaran hepar dan limpa, dan janin yang sangat anemis. Biasanya,
bayi yang mengalami kelainan ini akan mati beberapa jam setelah
kelahirannya atau dapat juga janin mati dalam kandungan pada minggu
ke 36-40.
2) Delesi pada tiga rantai alfa. Dikenal juga sebagai HbH disease biasa
4) Delesi pada satu rantai alfa. Disebut sebagai silent carrier karena tiga
b. Thalassemia beta
mayor tampak normal tetapi penderita akan mengalami anemia berat mulai
usia 3-18 bulan. Jika tidak diobati, bentuk tulang wajah berubah dan warna
transfusi darah. Salah satu cirri fisik dari penderita thalassemia adalah
kelainan tulang yang berupa tulang pipi masuk kedalam dan batang hidung
menjadi lebih jauh, serta tulang menjadi lemah dan keropos. (Riadi
Wirawan, 2001)
2. Penyebab thalassemia
Ketidak seimbangan dalam rantai protein glbin alfa dan beta, yang
memiliki 2 gen dari kedua orang tuanya. Jika hanya 1 gen yang diturunkan,
maka orang tersebut hnya menjadi pembawa tapi tidak menunjukkan gejala-
gen cacat (Thalassemia minor) atau 2 gen cacat (Thalassemia mayor). 1 gen
Sekitar 10% orang yang memiliki paling tidak 1 gen untuk alfa-thalassemia
3. Gejala thalassemia
bentuk yang lebih berat, misalnya beta-thalassemia mayor, bias terjadi sakit
kuning (jaundice), luka terbuka dikulit (ulkus, borok), batu empedu dan
penebalan dan pembesaran tulang, terutama tulang kepala dan wajah. Tulang
– tulang panjang menjadi lemah dan mudah patah. Anak-anak yang menderita
thalassemia akan tumbuh lebih lambat dan mencapai masa pubertas lebih
lambat dibandingkan anak lainnya yang normal. Karena penyerapan zat besi
meningkat dan seringnya menjalani transfusi, maka kelebihan zat besi bias
terkumpul dan mengendap dalam otot jantung, yang pada akhirnya bias
yang berasal dari sisa inti dari bentuk penuh pendahulunya. Ribosome
19
cresyl atau new methylene blue untuk membentuk endapan granula atau filament
yang berwarna biru. Reaksi ini hanya terjadi pada pewarnaan terhadap sel yang
masih hidup dan tidak difiksasi. Oleh karena itu disebut pewarnaan supravital.
NA, Xu QP, Hege LL, 1990 ; Koury MJ, Koury ST, Kopsombut P, Bondurant
MC, 2005)
lebih besar dan berwarna lebih biru daripada eritrosit matang. Reticulum terlihat
2.3.1. Metode
Sampel darah dicampur dengan larutan brilliant cresyl blue (BBC) atau new
methylene blue maka ribosome akan terlihat sebagai filament berwarna biru.
20
Jumlah retikulosit dihitung per 1000 eritrosit dan dinyatakan dalam jadi
pada nilai normal 25%. Sampel darah yang digunakan untuk hitung retikulosit
adalah darah kapiler atau vena, dengan antikoagulan (EDTA) atau tanpa
antikoagulan (segar).
2.3.2. Prosedur
b. Campur 5 tetes darah dengan larutan tadi dan biarkan selama 5 menit. Dari
campuran tersebut diambil satu tetes untuk membuat sediaan apus darah
c. Periksa dibawah dengan perbesaran 100x. eritrosit Nampak biru muda dan
Dewasa : 0.5 – 1.5%, Bayi baru lahir : 2.5 – 6.5%, Bayi : 0.5 – 3.5% dan
b) Cat yang tidak disaring menyebabkan pengendapan cat pada sel-sel eritrosit
melihat apakah darah penderita sesuai dengan darah donor. Mayor Crossmatch
adalah serum penerima dicampur dengan sel donor dan Minor Crossmatch
adalah serum donor dicampur dengan sel penerima. Jika golongan darah ABO
penerima dan donor sama, baik mayor maupun minor test tidak bereaksi. Jika
dilakukan hanya pada suhu kamar saja tidak dapat mengesampingkan aglutinin
Rh yang hanya bereaksi pada suhu 37°C. Ada beberapa cara untuk menentukan
reaksi silang yaitu reaksi silang dalam larutan garam faal dan reaksi silang
metode gell.
22
Teknik kerja :
sebanyak 5 ml. campur dan putar lagi, ulangi langkah tadi sebanyak
3 kali.
1. Dua buah tabung reaksi kecil dalam rak, yang sebelah kiri untuk
2. Tabung kiri diisi dengan 2 tetes serum penerima dan 2 tetes suspense
albumin 20%.
3. Tabung kanan diisi dengan 2 tetes serum donor dan 2 tetes suspense
albumin 20%.
hemolisis.
(tidak cocok)
c. Crossmatch Fase II
Minor test.
Penafsiran :
ditransfusikan.
2. Bila aglutinasi dan hemolisis positif (+) maka darah tidak dapat
Pekalongan, 2011)
reaksi aglutinasi.
reagen Diluent 2
Prosedur :
1. Buat suspense sel pasien dan donor 0,8 – 1 % cara : ambil ditabung 500
penutup aluminium.
Keterangan :
a. Periksa sekali lagi golongan darah pasien apakah sudah sama dengan
donor.
irregular antibodi pada serum donor. Solusi : ganti dengan darah donor
yang lain
autocontrol
26
mengandung antigen yang relevan secara nyata, tetapi antibodi yang lemah
sulit dideteksi. Banyak antibodi kelas IgG yang tak mampu menggumpalkan
eritrosit walaupun antibodi itu kuat. Semua pengujian antibodi termasuk uji
Sel dan serum kemudian diinkubasi selama 15-30 menit untuk member
maka terjadi gumpalan. Uji saring terhadap antibod penting bukan hanya pada
transfusi tetapi juga ibu hamil yang kemungkinan terkena penyakit hemolitik
metode gel dalam cup kecil yang lebih mudah dan praktis, metode ini telah
peralatan untuk pemeriksaan. Namun begitu metode tabung yang saat ini
telah menggunakan teknik yang lebih ketat yaitu menggunakan beberapa fase
menggunakan bovine albumin, serum coombs dan inkubasi pada suhu 37°C
Jenis Thalasemia
Pra Analitik
Analitik
2.7. Hipotesis