Anda di halaman 1dari 68

UNIVERSITAS INDONESIA

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN


Garcinia kydia Roxb. DENGAN METODE DPPH DAN
IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA FRAKSI YANG AKTIF

SKRIPSI

MELY MAILANDARI
0906601481

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM STUDI EKSTENSI FARMASI
DEPOK
JANUARI 2012

Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012


UNIVERSITAS INDONESIA

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN


Garcinia kydia Roxb. DENGAN METODE DPPH DAN
IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA FRAKSI YANG AKTIF

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


sarjana farmasi

MELY MAILANDARI
0906601481

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM STUDI EKSTENSI FARMASI
DEPOK
JANUARI 2012

ii

Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip

maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Mely Mailandari

NPM : 0906601481

Tanda Tangan :

Tanggal : 19 Januari 2012

iii

Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012


iv

Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang karena telah memberikan nikmat iman dan nikmat ilmu
sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Departemen
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah
Dr. Katrin, MS selaku pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk menga
Dr. Berna Elya, M.Si. selaku pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
Prof. Dr. Yahdiana Harahap, M.S. selaku ketua departemen yang telah membimbing dan membantu
Dra. Azizahwati, M.S. selaku ketua program ekstensi yang telah membimbing dan membantu selam
Nadia Farhanah Syafhan S.Farm., M.Si selaku pembimbing akademis yang telah membimbing saya s

(6) Pihak Pusat Konservasi dan LIPI Kebun Raya Bogor yang telah membantu
dalam pengadaan bahan baku tanaman serta determinasi tanaman.
(7) Seluruh staff dan dewan pengajar Departemen Farmasi FMIPA UI atas
bantuan dan bimbingannya selama mengikuti perkuliahan.
(8) Kedua orang tua dan kakak-kakak yang sangat penulis cintai beserta
seluruh keluarga yang telah memberi dukungan semangat, material dan
moral.

Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012


(9) Seluruh teman-teman ekstensi angkatan 2009 di Farmasi UI atas
kebersamaan selama menempuh pendidikan di farmasi, dan seluruh teman-
teman seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberi banyak dukungan moral kepada penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih banyak atas semua bantuan dan dukungan
yang telah diberikan dan semoga kebaikan semuanya mendapat balasan yang
berlipat dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi
ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di dalam
bidang farmasi.

Penulis 2011

vi

Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012


HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di


bawah ini:
Nama : Mely Mailandari
NPM 0906601481
Program Studi : Ekstensi
Departemen : Farmasi
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jenis karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

“Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Garcinia kydia Roxb. dengan Metode
DPPH dan Identifikasi Senyawa Kimia Fraksi yang Aktif.”

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia atau
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 19 Januari 2012

Yang menyatakan

(Mely Mailandari)

vii

Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012


ABSTRAK

Nama : Mely Mailandari


Program studi : Ekstensi Farmasi
Judul : Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Garcinia kydia
Roxb Dengan Metode DPPH dan Identifikasi Senyawa Kimia
Fraksi Ekstrak Yang Aktif

ukan terhadap spesies Garcinia, diperoleh beberapa senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini dilakukan u

Kata Kunci : antioksidan, identifikasi golongan senyawa, DPPH, tanaman


obat

xiv + 51 halaman : 11 gambar, 9 tabel, 1 lampiran


Daftar referensi: 34 (1958-2011)

viii Universitas Indonesia

Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012


ABSTRACT

Name : Mely Mailandari


Program study : Pharmacy Extention
Title : Antioxidant Activity Test Leaf Extract of Garcinia kydia Roxb
with DPPH Method and Identification of Chemical
Compounds of Active Fraction

vity in leaves of Garcinia kydia Roxburgh. Tests carried out using the extracts and fractions of the column which tested antio

ix Universitas Indonesia

Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ....................... vii
ABSTRAK ..............................................................................................................
viii
ABSTRACT ............................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ..................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xii
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... xiii
1.1.Latar Belakang ..................................................................................
1.2.Rumusan Masalah .............................................................................. xiv
1.3.Tujuan Penelitian .............................................................................. 1
1.4.Manfaat Hasil Penelitian ................................................................... 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................
2.1.Garcinia kydia Roxb. ....................................................................... 2
2.2.Simplisia ........................................................................................... 3
2.3.Ekstrak…… .......................................................................................
2.4.Penapisan Fitokimia ......................................................................... 3
2.5.Radikal Bebas.................................................................................... 4
2.6.Antioksidan .......................................................................................
3
5
5
6
8
9
2.7. Metode Uji Antioksidan Dengan DPPH ........................................... 13
2.8. Spektrofotometer Uv-Vis .............................................................. 14
2.9. Kromatografi ..................................................................................... 15
BAB 3. METODE PENELITIAN ......................................................................... 18
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 18
3.2 Alat ................................................................................................... 18

x Universitas Indonesia

Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012


3.3. Bahan ................................................................................................ 18
3.4. Cara Kerja ........................................................................................ 18
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 26
4.1. Penyiapan Bahan .............................................................................. 26
4.2. Ekstraksi Simplisia ........................................................................... 26
4.3. Penapisan Fitokimia .......................................................................... 27
4.4. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH ................... 29
4.5.Hasil Perhitungan Nilai IC50 ............................................................. 29
4.6.Hasil Fraksinasi Ekstrak Etilasetat dengan Kromatografi Kolom ....
30
4.7.Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi .............................................
4.8.Hasil Identifikasi Fraksi E................................................................. 30
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 31
5.1.Kesimpulan .......................................................................................
5.2.Saran………………………………………………………………... 32
DAFTAR REFERENSI ......................................................................................... 32
32
33

xi Universitas Indonesia

Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012


DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Tanaman Garcinia kydia Roxburgh..................................................... 37


Gambar 4.2 Daun Garcinia kydia Roxburgh ........................................................... 37
Gambar 4.3 Hasil uji pendahuluan aktivitas antioksidan ekstrak dengan
penyemprot DPPH................................................................................ 38
Gambar 4.4 Hasil uji pendahuluan aktivitas antioksidan fraksi dengan
penyemprot DPPH................................................................................ 38
Gambar 4.5 Bagan uji aktivitas antioksidan daun Garcinia kydia Roxb................. 39
Gambar 4.6 Bagan fraksinasi ekstrak etilasetat dengan kromatografi kolom dan
uji aktivitas antioksidan fraksi yang aktif............................................. 40
Gambar 4.7 Kurva hubungan konsentrasi sampel terhadap % hambatan ekstrak
n-heksan................................................................................................ 41
Gambar 4.8 Kurva hubungan konsentrasi sampel terhadap % hambatan ekstrak
etilasetat ................................................................................................ 42
Gambar 4.9 Kurva hubungan konsentrasi sampel terhadap % hambatan ekstrak
metanol ................................................................................................. 43
Gambar 4.10 Kurva hubungan konsentrasi sampel terhadap % hambatan
kuersetin ............................................................................................... 44
Gambar 4.11 Kurva hubungan konsentrasi sampel terhadap % hambatan fraksi E .. 45

xii Universitas Indonesia

Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012


DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Nilai susut pengeringan Garcinia kydia Roxb. ................................. 46


Tabel 4.2. Bobot ekstrak kental dan nilai % rendemen...................................... 46
Tabel 4.3. Data hasil serapan ekstrak n-heksan ................................................. 47
Tabel 4.4. Data hasil serapan ekstrak etilasetat.................................................. 47
Tabel 4.5. Data hasil serapan ekstrak metanol ................................................... 48
Tabel 4.6. Data hasil serapan ekstrak kuersetin ................................................. 48
Tabel 4.7. Data hasil serapan fraksi E................................................................ 49
Tabel 4.8. Data hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak n-heksan, etilasetat,
metanol, kuersetin dan fraksi E......................................................... 49
Tabel 4.9. Hasil identifikasi golongan senyawa pada daun Garcinia kydia
Roxb…….... ...................................................................................... 50

xiii Universitas Indonesia

Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Determinasi Tanaman.............................................................. 51

xiv Universitas Indonesia

Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom atau molekul yang memiliki
satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital paling luar, termasuk
diantaranya adalah atom hidrogen, logam-logam transisi dan molekul oksigen.
Radikal bebas merupakan molekul yang tidak stabil karena kehilangan
elektronnya. Untuk menjadi stabil, radikal bebas akan mengambil elektron dari
molekul atau sel lain dalam tubuh kita. Proses pengambilan elektron dari sel-sel
tubuh kita menyebabkan kerusakan sel (Solution, Holistic Health, 2011). Peranan
reaksi radikal bebas pada makhluk hidup telah menjadi objek penelitian yang
banyak diminati. Secara garis besar yang banyak dipahami, radikal bebas berperan
penting pada kerusakan jaringan dan proses patologi dalam organisme hidup
Radikal bebas diproduksi secara kontinyu oleh tubuh manusia sebagai
akibat dari proses metabolisme. Radikal bebas yang terdapat dalam tubuh,
menurut Aruoma dalam laporan penelitiannya yang bertajuk Free Radicals,
Oxidative Stress and Antioxidants in Human Health and Disease adalah hidroksil,
anion superoksida, hidrogen peroksida, asam hipoklorat, oksigen singlet dan
peroksil (Holistic Health Solution, 2011).
Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat menunda dan
mencegah kerusakan yang disebabkan oleh proses oksidasi. Antioksidan ini
mampu mengubah sel-sel tubuh menjadi pengaman untuk melawan radikal bebas
sebagai penyebab berbagai penyakit. Antioksidan dapat menghambat oksidasi
melalui 2 jalur, pertama yaitu melalui penangkapan radikal bebas (free radical
scavenging). Antioksidan jenis ini disebut dengan antioksidan primer. Termasuk
dalam jenis ini adalah senyawa-senyawa fenolik seperti galat dan flavonoid. Jalur
kedua tanpa melibatkan penangkapan radikal bebas. Antioksidan ini disebut
dengan antioksidan sekunder yang mekanismenya melalui pengikatan logam dan
menyerap sinar ultraviolet (Pokorny et al., 2007). Radikal bebas yang umumnya
digunakan sebagai model dalam penelitian antioksidan adalah 1,1-difenil-2-

1 Universitas Indonesia

Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012


2

pikrilhidrazil (DPPH) merupakan metode yang mudah, cepat, dan murah untuk
menetapkan aktivitas antioksidan.
Genus Garcinia terkenal dengan nama kelompok manggis-manggisan,
tersebar di daerah dataran rendah hutan tropis Asia, Afrika, New Caledonia, dan
Polynesia (Merza, J., 2004). Di dunia jumlahnya diperkirakan mencapai 400 jenis.
Di Indonesia Garcinia tergolong tumbuhan yang banyak tersebar. Berdasarkan
data yang ada di Herbarium Bogoriense terdapat sekitar 100 jenis Garcinia
n senyawa santon, benzofenon dan triterpen yang bersifat anti bakteri, antoksidan, dan antikanker (Lannang, A.M., 2005; V

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penelusuran pustaka belum ada penelitian tentang aktivitas
antioksidan pada daun Garcinia kydia Roxburgh oleh karena itu dilakukan
penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada ekstrak daun Garcinia
kydia Roxburgh.

Universitas Indonesia
Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada
ekstrak daun Garcinia kydia Roxburgh dan mengidentifikasi golongan kandungan
kimia dalam fraksi ekstrak daun Garcinia kydia Roxburgh yang aktif.

1.4 Manfaat Penelitian


Memberikan alternatif antioksidan baru khususnya sebagai antioksidan
an antioksidan sintetik yang memiliki efek samping lebih besar dibandingkan antioksidan alami serta menambah data ilmiah
4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Garcinia kydia Roxb.


Garcinia kydia Roxb. memiliki klasifikasi ilmiah sebagai berikut (Jones,
S.B., 1987) :
Kerajaan : Plantae
Divisi Subdivisi Kelas Subkelas Suku
: Magnoliophyta
Marga
Jenis : Spermatophyta
: Magnoliopsida
: Dilleniidae
: Clusiaceae
: Garcinia
: Garcinia kydia Roxburgh

al, ruas daun berhadapan atau berbentuk helaian. Daunnya mengkilat di bagian permukaannya dengan permukaan atas ber

atau sedang, daun berbentuk elips dan ujung daun berbentuk meruncing atau
terbelah dua. Permukaan daun mengkilat dengan bagian permukaan atas berwarna
hijau gelap dan permukaan bawah hijau muda. Bunga kecil, mengelompok di
bagian pangkal daun dan berwarna kuning.
Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap jenis Garcinia, diperoleh
beberapa senyawa yang memiliki aktivitas biologis dan farmakologis seperti

4 Universitas Indonesia
Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012
5

antiinflamasi, antimikroba, antifungi dan mempunyai efek antioksidan (Mackeen,


M.M. 2000). Peneliti dari Thailand telah mengisolasi lima jenis santon dari
G.cowa dimana dua diantara senyawa tersebut menunjukkan sifat antimikrobial
(Na, 1994). Menurut penelitian dari Jepang, bagian batang dari G. subelliptica
diketahui memilki empat jenis santon yang dapat digunakan sebagai senyawa
antioksidan (Minami, et al, 1994). Hasil penelitian di Ferancis dengan
menggunakan kulit batang dari G. virgata diperoleh senyawa santon yang dapat
enghasilkan senyawa yang diberi nama guttiferone (Gustaffson et al, 1992).

abati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan (isi sel) yang secara spontan k

kimia murni (Departemen Kesehatan, 1995).

2.3. Ekstrak
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia
yang diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang
tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein dan lain-lain. Struktur kimia

Universitas Indonesia
Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012
yang berbeda-beda akan mempengaruhi kelarutan serta stabilitas senyawa-
senyawa tersebut terhadap pemanasan, udara, cahaya, logam berat, dan derajat
keasaman. Dengan diketahuinya senyawa aktif yang dikandung simplisia akan
mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat (Departemen
Kesehatan, 2000).
Terdapat beberapa metode ekstraksi antara lain cara dingin yaitu maserasi
dan perkolasi serta cara panas yaitu refluks, sokletasi, digesti, infus, dekok.
ang direndam dalam pelarut sampai meresap dan melunakkan susunan sel sehingga zat-zat yang mudah larut akan segera
an mulai terjadi pada lapisan antar muka kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarutan (Harborne,

i golongan senyawa yang terkandung dalam suatu tumbuhan. Pemeriksaan diarahkan pada senyawa metabolit sekunder ya

2.4.1. Alkaloid
Alkaloid adalah metabolit basa yang mengandung satu atau lebih atom
nitrogen biasanya dalam gabungan berbentuk siklik, bereaksi dengan pereaksi
alkaloid. Macam dan strukturnya sangat banyak. Menurut sifatnya alkaloid
umumnya memiliki sifat padat, walaupun ada yang cair, memutar bidang
polarisasi, larut dalam air ada yang tidak larut dalam pelarut organik, bersifat basa
dan terasa pahit. Alkaloid biasanya diperoleh dengan cara mengekstraksi bahan
tumbuhan memakai air yang diasamkan untuk melarutkan alkaloid sebagai garam.
Alkaloid dapat dideteksi dengan menggunakan pereaksi Dragendorf, Mayer, dan
Bouchardat.

2.4.2. Senyawa fenol dan flavonoid


a sebagai glikosida dan biasanya terdapat dalam vakuola sel. Aktivitas senyawa fenolik tumbuhan banyak dan sangat beraga
radikal bebas dan superoksida sehingga dapat melindungi lipid membran terhadap reaksi yang merusak. Proses ekstraksi se

en
alah suatu senyawa yang tersusun atas isopren CH2=C(CH3)- CH=CH2 dan kerangka karbonnya dibangun oleh penyambunga

satuan C5 ini. Terpenoid terdiri atas beberapa macam senyawa seperti monoterpen
dan seskuiterpen yang mudah menguap, diterpen yang sukar menguap dan yang
tidak menguap, triterpen, dan sterol.
Secara umum senyawa ini larut dalam lemak dan terdapat dalam
sitoplasma sel tumbuhan. Biasanya senyawa ini diekstraksi degan menggunakan
eter dan kloroform. Steroid merupakan senyawa triterpen yang terdapat dalam
bentuk glikosida. Senyawa ini biasanya diidentifikasi dengan reaksi Lieberman-
Burchard (anhidrat asetat-H2SO4) yang memberikan warna hijau kehitaman
sampai biru.

2.4.4. Tanin
Tanin merupakan senyawa yang terdapat dalam tumbuhan dan tersebar
luas, memiliki gugus fenol, memilki rasa sepat dan mempunyai kemampuan
a biosntesis dapat dianggap terbentuk dengan cara kondensasi katekin tunggal yang membentuk senyawa dimer dan kemud

ering menyebabkan hemolisis sel darah merah pada tikus. Identifikasi dapat dilakukan dengan mengocok ekstrak dengan ai

2.5. Radikal Bebas


Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom atau molekul yang memiliki
satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital paling luar, termasuk
diantaranya adalah atom hidrogen, logam-logam transisi dan molekul oksigen.
Radikal bebas merupakan molekul yang tidak stabil karena kehilangan
elektronnya. Untuk menjadi stabil, radikal bebas akan mengambil elektron dari
molekul atau sel lain dalam tubuh kita. Proses pengambilan elektron dari sel-sel
tubuh kita menyebabkan kerusakan sel (Solution, Holistic Health, 2011). Peranan
reaksi radikal bebas pada makhluk hidup telah menjadi objek penelitian yang
banyak diminati. Secara garis besar yang banyak dipahami, radikal bebas berperan
penting pada kerusakan jaringan dan proses patologi dalam organisme hidup.
Radikal bebas yang terdapat dalam tubuh, menurut Aruoma dalam laporan
penelitiannya yang bertajuk Free Radicals, Oxidative Stress and Antioxidants in
Human Health and Disease adalah hidroksil, anion superoksida, hydrogen

-masing elektron yang tidak berpasangan membentuk ikatan kovalen. Ketika radikal bebas bereaksi dengan senyawa non-ra

dan
ntioksidan
an adalah suatu zat yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan ole

terhadap sel normal. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi


kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya
reaksi pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stress oksidatif
(Holistic Health Solution, 2011).
2.6.2. Penggolongan dan sumber antioksidan
Antioksidan dapat digolongkan kedalam dua kelas: pertama yaitu
antioksidan preventif, yang mengurangi kecepatan inisiasi (permulaan) rantai
reaksi, dan yang kedua antioksidan pemutus rantai yang akan memotong
perbanyakan reaksi berantai (Holistic Health Solution, 2011).
Antioksidan preventif mencakup enzim katalase serta peroksidasi lain
yang bereaksi dengan ROOH, dan zat-zat khelasi ion. Antioksidan pemutus-rantai
enggunaanya untuk makanan dan penggunaannya telah sering digunakan, yaitu butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi tol

tom hidrogen. Antioksidan (AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer. Senyaw

radikal lipida. Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan, yaitu


memperlambat laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme
pemutusan rantai autooksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih
stabil. Penambahan antioksidan (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada
lipida dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak..
Radikal-radikal antioksidan (A+) yang terbentuk pada reaksi tersebut
relatif stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan
molekul lipida lain membentuk radikal lipida baru. Besar konsentrasi antioksidan
yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju oksidasi. Pada konsentrasi tinggi,
aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap bahkan antioksidan tersebut
menjadi prooksidan. Pengaruh jumlah konsentrasi pada laju oksidasi tergantung
pada struktur antioksidan, kondisi dan sampel yang akan diuji. Antioksidan
bertindak sebagai prooksidan pada konsentrasi tinggi (Jati, S. Handoko. 2008).

AH + O2> A+ + HOO-
AH + ROOH -----------> RO + H2O + A
(2.1)

2.6.4. Metode Analisa Antioksidan


Metode analisa yang dapat digunakan untuk antioksidan diantaranya terdapat beberapa metode pengujian secara in vitro

si dari larutan metanol di dalam radikal bebas DPPH yang berwarna dengan penghambatan radikal bebas. Dalam metode in

Lakshman,2005). IC50 merupakan nilai yang menunjukan kemampuan


penghambatan proses oksidasi sebesar 50% suatu konsentrasi sampel (ppm). Nilai
IC50 yang semakin kecil menunjukkan semakin tingginya aktivitas antioksidan.
Suatu senyawa dikatakan memilki aktivitas antioksidan sangat kuat jika nilai IC 50
kurang dari 50 ppm, antioksidan kuat untuk IC50 bernilai 50-100 ppm, antioksidan
sedang jika bernilai IC50 100-150 ppm,dan antioksidan lemah jika nilai IC50
bernilai 151-200 ppm (Blois, 1958).

2.6.4.2 Metode uji kapasitas serapan radikal oksigen atau Oxygen Radical
Absorbance Capacity (ORAC)
Prinsip metode ini adalah mengukur aktivitas antioksidan terhadap radikal
bebas yang berasal dari makanan, vitamin, suplemen nutrisi atau bahan kimia
i standar untuk menentukan trolox ekuivalen (TE). Selanjutnya dilakukan penghitungan dari TE yang ditunjukkan sebagai sa

g paling dikenal adalah reduksi NBT. Prosedur ini didasarkan pada pengaktifan radikal superoksida oleh autooksidasi dari rib
si hidrosilamin yang akan menghasilkan nitrit kemudian diukur enggunakan reaksi

2.6.4.4 Aktivitas penghambatan radikal hidroksil


Kemampuan dalam menghambat radikal hidroksil yang berasal dari
ekstrak dikaitkan langsung dengan aktivitas antioksidan.
Metode ini melibatkan pengaktifan secara in vitro dari radikal hidroksil
menggunakan Fe3+/askorbat/EDTA/H2O2 berdasarkan reaksi Fenton. Radikal
hidroksil yang terbentuk dengan adanya oksidasi kemudian direaksikan dengan
dimetil sulfoksida (DMSO) agar membentuk formaldehid yang akan memberikan
warna kuning intensif bila direaksikan dengan pereaksi Nash (ammonium asetat 2
M). Intensitas warna kuning yang terbentuk kemudian diukur pada 412 nm
dengan spektrofotometer. Persentase penghambatan radikal hidroksil dinyatakan
sebagai aktivitas antioksidannya (Shivaprasad, Mohan, Kharta,Shiradkar dan
Lakshman, 2005).

2.7 Metode Uji Antioksidan Dengan DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil)


wa radikal bebas yang stabil dan dalam penggunaannya sebagai pereaksi dalam uji penangkapan radikal bebas cukup dilarut
radikal bebasnya oleh antioksidan yang terdapat pada bahan uji, dimana DPPH akan bereaksi dengan antioksidan tersebut

bebas (DPPH).
Mekanisme reaksi metode DPPH adalah sebagai berikut :

H
N-N(C6H5)2 N-N(C6H5)2

O2N NO2 O2N NO2


+ AH + A

NO2 NO2

1,1-difenil-2-pikrilhidrazil + Antioksidan 1,1-difenil-2-pikrilhidrazin

ekul.(Harmita, 2006). Bentuk energi radiasi elektromagnetik mempunyai sifat gelombang dan partikel (foton). (Harmita, 20

ekuensi (S-1)
lombang 190 nm – 380 nm) atau pada daerah cahaya tampak (panjang gelombang 380 nm – 780 nm).

Io
= It = ε. b. c = a. b. c (2.3)

dimana A = serapan; a = daya serap; b = tebal lapisan zat yang menyerap sinar
(cm); c = kadar (g/L); ε = absorbsivitas molekuler (mol.cm.L -1); Io = Intensitas
sinar datang; It = Intensitas sinar yang diteruskan.
Senyawa atau zat yang dapat diperiksa adalah yang memiliki ikatan
rangkap terkonjugasi yang lebih dikenal dengan istilah kromofor. Senyawa yang
mengandung gugus kromofor akan mengabsorbsi radiasi sinar ultraviolet dan
cahaya tampak jika diikat oleh senyawa-senyawa bukan pengabsorbsi
(auksokrom). Gugus auksokrom yaitu gugus yang mempunyai elektron non
bonding dan tidak menyerap radiasi UV jauh contohnya -OH, -NH2, -NO2, -X.
(Harmita, 2006).
Spektrum serapan adalah hubungan antara serapan dengan panjang
gelombang yang biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Untuk
mengidentifikasi suatu zat pada daerah ultraviolet pada umunya dilakukan dengan
menggambarkan spektrum serapan larutan zat dalam pelarut, dan dengan kadar
tersebut dikerjakan dengan cara yang sama dan kondisi yang sama dengan zat yang diperiksa. Blanko digunakan untuk kore
g alat harus dinolkan. Pada double beam celah keluar sinar monokromatis ada dua, wadah melaui dua kuvet sekaligus dan c

grafi
didefinisikan sebagai prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang te
alah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah

tertentu dan di dalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan


adanya perbedaan dalam adsorpsi, partisi kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul
atau kerapatan muatan ion. Dengan demikian masing-masing zat dapat
diidentifkasi atau ditetapkan dengan metode analitik (Departemen Kesehatan,
2000).
Teknik kromatografi yang sering digunakan yaitu kromatografi kolom,
kromatografi lapis tipis, kromatografi kertas dan kromatografi gas. Sebagai
adsorban selain kertas digunakan juga zat penjerap berpori misalnya aluminium
oksida, silika gel, dan selulosa. Kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis
umumnya digunakan untuk identifikasi, karena cara ini khas dan mudah dilakukan
untuk senyawa yang mudah menguap dan untuk identifikasi dan penetapan kadar,
sedangkan kromatografi kolom digunakan untuk memisahkan senyawa dalam
jumlah yang lebih banyak (Harborne, 1987).

emisahan fisikokimia yang didasarkan atas penyerapan, partisi (pembagian) atau gabungannya(Harmita. 2006). Kromatogra

pakan suatu mekanisme perpindahan solut dari fase diam ke fase gerak atau sebaliknya yang utama pada KLT adalah partisi

gerak
paling sederhana dalam pemilihan fase gerak adalah dengan menggunakan campuran dua pelarut organik karena daya elus

pelarut ini dapat mudah diatur sehingga pemisahan dapat terjadi secara optimal.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih fase gerak adalah fase gerak
harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena KLT merupakan teknik
yang sensitive, daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa agar
memaksimalkan pemisahan, pemisahan dengan menggunakan fase diam polar
seperti silika gel, polaritas fase gerak akan menentukan nilai Rf.
2.9.1.3 Aplikasi (penotolan) sampel
Pemisahan pada KLT yang optimal akan diperoleh hanya jika menotolkan
sampel dengan ukuran sekecil dan sesempit mungkin dan jika sampel yang
digunakan terlalu banyak maka akan menurunkan resolusi. Sampel dengan pita
yang sempit akan menjamin resolusi yang paling tinggi bahkan jika sampel
mengandung sejumlah komponen dengan perbedaan nilai Rf yang minimal.
Penotolan sampel dalam jumlah banyak secara manual membutuhkan waktu yang
lama dan juga menghasilkan reprodusibilitas yang kurang bagus. Reprodusibilitas
dan kecepatan sering dicapai dengan menggunakan penotolan otomatis.

2.9.1.4 Pengembang
Beberapa teknik pengembangan dalam KLT dan KLT kinerja tinggi yaitu
konvensional,pengembanganduadimensi,pengembangankontinyudan pengembangan gradient.

ui cara penyemprotan sehingga bercak menjadi jelas. Beberapa cara kimiawi untuk mendeteksi bercak antara lain mengam
18

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Laboratorium Penelitian Fitokimia, Departemen Farmasi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Depok, selama
bulan September hingga Desember 2011.

ukur, pipet volume, pipet mikro, pipet tetes, cawan penguap, labu takar, spektofotometer UV-Vis (Hitachi), kuvet kuarsa, k

ouchardat LP, dragendorf LP, asam sulfat pekat p.a (merck), asam klorida p.a (merck), serbuk seng (Merck), dietil eter p.a (M

Kuersetin (Sigma-Aldrich)

3.4 Cara kerja


3.4.1 Penyiapan bahan
Tahap awal dilakukan pengumpulan tanaman yang diambil dari Kebun
Raya Bogor dan dideterminasi di LIPI Kebun Raya Bogor, Tanaman yang

18 Universitas Indonesia
Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012
19

diperoleh adalah daun yang belum kering merata dan telah disortasi basah serta
dicuci untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang masih menempel
pada bahan. Setelah itu dikeringanginkan dalam ruangan AC dengan suhu 18 0C
selama 10 hari. Daun yang diperoleh tersebut selanjutnya dikeringkan dalam
oven sampai kering merata. Proses terakhir dilakukan perajangan dan diblender.
Simplisia disimpan di tempat yang kering dan terlindung dari cahaya.

h ekstrak n-heksan. Ampas kemudian diangin-anginkan agar bebas dari pelarut n-heksan lalu dimaserasi kembali dengan eti

banyak 10 mg ekstrak dilarutkan dalam 10 mL metanol, kemudian dari masing-masing ekstrak tersebut ditotolkan pada lem

atau putih dengan latar belakangnya berwarna ungu. Hal ini menunjukkan adanya
suatu aktivitas penghambatan radikal bebas DPPH.
Setelah dilakukan uji pendahuluan dan didapat ekstrak yang memilki
komponen aktif yang dapat menghambat radikal bebas, kemudian dilakukan uji
aktivitas antioksidan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Pada masing-
masing ekstrak dari daun Garcinia kydia Roxb. (ekstrak n-heksan, ekstrak

Universitas Indonesia
Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012
etilasetat, ekstrak metanol) diuji aktivitas antioksidan dengan metode Blois. Nilai
IC50 didapatkan dengan perhitungan menggunakan rumus persamaan regresi.

3.4.3.1 Pembuatan larutan DPPH


Sejumlah 5,0 mg DPPH ditimbang dan dilarutkan dalam 50 mL metanol
p.a didapatkan konsentrasi 100 µg/ml.

3.4.3.2 Pembuatan larutan blanko


Larutan blanko dibuat dengan 1,0 mL metanol p.a dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan ditambahkan 2,0 mL metanol serta 1,0 mL DPPH, kemudian
dikocok sampai homogen. Selanjutnya larutan diinkubasi selama 30 menit pada
suhu 37oC.

3.4.3.3 Optimasi panjang gelombang DPPH


Larutan DPPH dengan konsentrasi 100 µg/ml ditentukan spektrum
serapannya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 400
nm hingga 700 nm agar didapatkan panjang gelombang optimumnya.

3.4.3.4 Persiapan larutan uji


a. Pembuatan larutan induk ekstrak konsentrasi 1000 µg/mL
Sebanyak 10 mg ekstrak ditimbang kemudian dilarutkan dalam 10 mL
metanol p.a kemudian dikocok sampai homogen.

b. Pembuatan larutan seri ekstrak n-heksan konsentrasi 250, 200, 150, 100,
dan 50 µg/mL
Masing-masing larutan induk ekstrak n-heksan dipipet sebanyak 0,5; 1,0;
1,5; 2,0 dan 2,5 mL kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL dan
dicukupkan volumenya dengan metanol p.a hingga 10 mL, dikocok sampai
homogen.
c. Pembuatan larutan seri ekstrak etilasetat konsentrasi 65, 55, 45, 30 dan
20µg/mL

Masing-masing larutan induk ekstrak etilasetat dipipet sebanyak 0,2; 0,3;


0;45; 0,55 dan 0,65 mL kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL dan
dicukupkan volumenya dengan metanol p.a hingga 10 mL, dikocok sampai
homogen.

nsentrasi 65, 55, 45, 30 dan 20µg/mL

dipipet sebanyak 0,2; 0,3; 0;45; 0,55 dan 0,65 mL kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL dan dicukupkan volumeny

3.4.3.5 Pembuatan larutan pembanding kuersetin


a. Pembuatan larutan induk kuersetin konsentrasi 100 µg/mL
Sebanyak 5,0 mg kuersetin ditimbang kemudian dilarutkan dalam 50 mL metanol p.a, dikocok sampai homogen.

trasi 9, 7, 5, 3 dan 1 µg/mL


et sebanyak 0,01; 0,03; 0,05; 0,07 dan 0,09 mL kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL dan dicukupkan volumenya

3.4.3.6 Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak

Masing-masing larutan uji dan larutan pembanding dipipet 1,0 mL


dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan sebanyak 2,0 mL
methanol dan 1,0 mL DPPH 100 µg/mL, dikocok sampai homogen. Selanjutnya
larutan tersebut diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37oC dan diukur
serapannya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 517
nm.
3.4.3.7 Penghitungan nilai IC50
Aktivitas antioksidan dinyatakan dengan Inhibition Concentration 50%
(IC50) yaitu konsentrasi sampel yang dapat meredam radikal DPPH sebanyak
50%. Nilai IC50 dihitung berdasarkan presentase inhibisi terhadap radikal DPPH
dari masing-masing konsentrasi larutan sampel dengan rumus (Valentao, P. dkk.,
2001) :
Absorban blanko – Absorban sampel
% inhibisi = x 100%
Absorban blanko

Dari masing-masing konsentrasi yang diuji maka akan didapatkan


presentase inhibisi, kemudian hasil tersebut diplotkan dalam sebuah grafik,
didapatkan suatu persamaan y = a + bx dan akan diperoleh nilai IC 50 dengan
perhitungan secara regresi linear dimana x adalah konsentrasi (µg/mL) dan y
adalah presentase inhibisi (%). Nilai IC50 didapatkan dari nilai x setelah mengganti
y = 50.

3.4.4. Identifikasi kandungan kimia


3.4.4.1 Identifikasi alkaloid (Depkes RI, 1995)
Sejumlah ekstrak kental dilarutkan dengan 9 ml air suling dan 1 ml HCL
2N, kemudian dipanaskan di atas penangas air selama 2 menit, lalu didinginkan.
Selanjutnya disaring dan filtrat digunakan sebagai larutan percobaan yang akan
digunakan dalam pengujian. Sejumlah 1 ml filtrat dipindahkan pada kaca arloji,
kemudian ditambahkan 2 tetes Bouchardat LP. Hasil positif ditunjukkan dengan
adanya endapan coklat hitam. Sejumlah 1 ml filtrat dipindahkan ke kaca arloji,
ditambahkan 2 tetes Mayer LP. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya
endapan putih atau kuning yang larut dalam metanol P. Berikutnya 1 ml filtrat
dipindahkan ke kaca arloji, ditambahkan 2 tetes Dragendorf LP. Hasil positif
ditunjukkan dengan terbentuknya endapan jingga coklat.

3.4.4.2 Identifikasi glikosida (Depkes RI, 1995)


Sejumlah ekstrak kental ditambahkan 25 ml air dan 25 ml timbal (II) asetat
0,4 M, kocok, didiamkan selama 5 menit dan saring. Sari filtrat tiga kali, tiap kali
dengan 20 ml campuran (3:1) kloroform P dan isopropanol. Pada kumpulan sari
ditambahkan natrium sulfat anhidrat, disaring, dan diuapkan pada suhu tidak lebih
dari 50o. Sisa sari dilarutkan dengan 2 ml metanol. Larutan ini digunakan sebagai
larutan percobaan. Pada percobaan pertama larutan sebanyak 1 mL diuapkan
hingga kering, sisanya ditambahkan 5 ml asam asetat anhidrat P dan 10 tetes asam
sulfat P. Hasil positif ditandai oleh terbentuknya warna biru atau hijau. Pada
percobaan selanjutnnya larutan sebanyak 1 mL diuapkan hingga kering, sisanya
dilarutkan dengan 2 mL air dan 5 tetes Molisch LP. Kemudian ditambahkan 2 mL
asam sulfat P dengan hati-hati. Hasil positif ditandai oleh terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas cairan (Reaksi Mo

L air suling panas, didinginkan, dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya buih yang

n ditambahkan 2 ml HCl 2N, didiamkan 1 menit. Setelah itu ditambahkan 10 tetes HCl pekat. Kocok perlahan, kemudian did

merah jingga hingga merah ungu yang menunjukkan positif adanya flavonoid.
Jika terjadi warna kuning jingga, menunjukkan adanya flavon, kalkon, dan auron.
Ekstrak kental dilarutkan dengan aseton., kemudian ditambahkan sedikit
serbuk asam borat dan asam oksalat, dipanaskan hati-hati lalu ditambahkan 10 ml
eter. Hasil diamati dengan sinar ultraviolet 366 nm. Larutan akan berfluoresensi
kuning intensif yang menunjukkan positif flavonoid.
3.4.4.5 Identifikasi tanin (Farnsworth, 1966)
Sejumlah ekstrak kental dilarutkan dalam 5 mL air suling panas dan
diaduk. Setelah dingin disentrifugasi dan bagian cairan dipisahkan dan diberi
larutan NaCL 10% kemudian disaring. Filtrat sebanyak masing-masing 1 mL
ditambahkan 3 mL larutan gelatin 10% dan diperhatikan adanya endapan.
Selanjutnya filtrat sebanyak I mL ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3 3% dan
diperhatikan terjadinya perubahan warna menjadi hijau violet. Kemudian filtrat
sebanyak 1 mL ditambahkan 3 mL larutan NaCl-gelatin (larutan gelatin 1% dalam
larutan NaCl 10%) dan diperhatikan adanya endapan.

zen P, kocok, didiamkan. Lapisan benzen dipisahkan, disaring, filtrat berwarna kuning menunjukkan adanya antrakuinon. La

fikasi terpen (Farnsworth, 1966)


trak kental ditambahkan asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat (2:1). Hasil positif ditandai dengan terbentuknya mera

3.4.5 Pemisahan dan Identifikasi Senyawa Kimia Fraksi yang Paling Aktif
Pemisahan dilakukan menggunakan kolom dipercepat yang memilki tinggi
16 cm dan diameter 4 cm serta menggunakan eluen dengan kepolaran yang

meningkat. Fase diam yang digunakan adalah silika gel sebanyak 100 gram yang
telah disetimbangkan dengan 200 mL n-heksan dan fase gerak secara berturut-
turut yaitu n-heksan-etilasetat (100:0, 95:5, 90:10, 85:15. 80:20, 75:25, 70:30,
65:35, 60:40, 55:45, 50:50, 45:55, 40:60, 35:65, 30:70, 25:75, 20: 80, 15: 85,
10:90, 5:95, 0:100) selanjutnya etilasetat-metanol (95:5, 90:10, 85:15. 80:20,
75:25, 70:30, 65:35, 60:40, 55:45, 50:50, 45:55, 40:60, 35:65, 30:70, 25:75, 20:
80, 15: 85, 10:90, 5:95, 0:100). Ekstrak etilasetat dilarutkan dengan sedikit eluen
kemudian ditambahkan silika gel secukupnya sampai menjadi serbuk, kemudian
ditambahkan ke dalam kolom dan dialiri eluen. Fraksi yang didapat dikumpulkan
dan dengan menggunakan KLT fraksi yang memiliki pola kromatogram yang
sama digabungkan. Fraksi yang ditampung masing-masing sebanyak 200 mL
menggunakan botol vial.
Masing-masing fraksi dilakukan uji pendahuluan aktivitas antioksidan
ntioksidan terhadap ekstrak, kemudian dilakukan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Identifikasi kimia dil

3.4.5.1 Uji aktivitas antioksidan fraksi


a. Pembuatan larutan induk konsentrasi 1000 µg/mL
Sebanyak 10,0 mg kuersetin ditimbang kemudian dilarutkan dalam 10 mL metanol p.a, dikocok sampai homogen.

mbuatan larutan seri konsentrasi 30, 20, 15, 10 dan 5 µg/mL


ng-masing larutan induk dipipet sebanyak 0,05; 0,1; 0,15; 0,2 dan 0,3
mudian dimasukkan kedalam labu ukur 10mL dan dicukupkan volumenya dengan metanol p.a hingga 10mL, dikocok sampa

engujian aktivitas antioksidan fraksi


masing larutan uji dan larutan pembanding dipipet 1,0 mL dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan se
dan 1,0 mL DPPH 100 µg/mL, dikocok sampai homogen. Selanjutnya

larutan tersebut diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37oC dan diukur
serapannya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang
517nm.
26

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyiapan Bahan

Tanaman diambil bagian daunnya dari Kebun Raya Bogor dan telah
dideterminasi di LIPI Kebun Raya Bogor. Determinasi tanaman bertujuan untuk
memastikan bahwa bahan yang digunakan benar daun Garcinia kydia Roxburgh.
n tanah dan pengotor lainnya yang masih menempel pada bahan yang sudah disortasi basah. Setelah itu dikeringanginkan d

Nilai susut pengeringan = x 100 % (4.1)

engeringan yang diperoleh adalah 42,85 %, data dapat dilihat pada Tabel 4.1. Bagan skema kerja dapat dilihat selengkapnya
4.6.

4.2 Ekstraksi Simplisia


Metode ekstraksi simplisia digunakan maserasi bertingkat dengan
peningkatan kepolaran pelarut, masing-masing pelarut berturut-turut yaitu n-
heksan, etilasetat dan metanol. Alasan pemilihan maserasi bertingkat sebagai
metode ekstraksi agar zat-zat yang terdapat dalam simplisia dapat terekstraksi dan
dipisahkan berdasarkan perbedaan kepolarannya serta melindungi ekstrak agar
tidak mudah rusak khususnya antioksidan disamping proses pengerjaannya yang

26 Universitas Indonesia
Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012
27

lebih mudah dibandingkan dengan metode lain. Ekstrak yang didapat kemudian
disaring, lalu ampas dikeringanginkan untuk memisahkan pelarut yang masih
tertinggal di dalam ampas. Ampas yang telah dipisahkan diekstraksi kembali
dengan metode yang sama hingga mengalami 5 kali remaserasi. Ekstrak kemudian
dikumpulkan dan diuapkan dengan evaporator dilanjutkan dalam penangas air
hingga menjadi ekstrak kental lalu ditimbang dan dihitung nilai % rendemen
menggunakan rumus berikut:

% rendemen = x 100 % (4.2)

Nilai % rendemen yang didapat dari ekstrak n-heksan, etilasetat dan


metanol yaitu 3,67%, 7,67% dan 10,33%. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.2.

gan antara asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat (2:1) yang menghasilkan warna merah, pink, hijau biru, atau ungu (F
tkan alkaloid yang umumnya dalam bentuk garam sehingga cenderung bersifat larut air (Fransworth,

endapan yang terbentuk menunjukkan hasil yang positif terhadap alkaloid. Pelarut
etilasetat bersifat semipolar sehingga zat-zat yang dapat larut merupakan zat yang
bersifat semipolar.
Hasil uji identifikasi dengan ekstrak metanol memberikan hasil positif
pada antrakuinon, alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan glikosida karena pelarut

Universitas Indonesia
Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012
yang digunakan bersifat polar sehingga pada hasil uji ini banyak yang
memberikan hasil positif.
Identifikasi golongan antrakuinon dilakukan dengan reaksi Borntrager,
hasil postif ditandai dengan terbentuknya filtrat benzen berwarna kuning dan
lapisan air berwarna merah dengan pengocokkan menggunakan NaOH 2N
(Fransworth, 1966). Identifikasi golongan antrakuinon dilakukan dengan
terbentuknya filtrat benzen berwarna kuning dan lapisan air berwarna merah

kan dengan penambahan serbuk Zn dan HCl pekat dan memberikan hasil positif berwarna merah pada ekstrak metanol. Id
engan pereaksi Molisch dengan

metanol. Golongan tanin diidentifikasi dengan penambahan gelatin 10% untuk


memeriksa adanya endapan. Identifikasi tanin juga dilakukan dengan penambahan
NaCl-gelatin yang menunjukkan terbentuknya endapan. Selain itu, dilakukan
penambahan FeCl3 1% untuk memeriksa terbentuknya kompleks warna hijau-
violet, hijau-biru, atau biru-hitam. Ekstrak metanol memberikan endapan pada
reaksi dengan gelatin 10 % dan NaCl-gelatin serta memberikan warna biru-hitam
pada penambahan FeC l3 1%. Pada identifikasi golongan saponin, pengocokkan
ekstrak dengan air panas dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan busa yang
stabil. Ekstrak yang memberikan hasil positif adalah metanol dengan tinggi busa 3
cm setelah pengocokkan dengan air suling panas dan tetap stabil setelah diberi
penambahan asam encer. Hasil identifikasi golongan senyawa selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 4.9.

disimpulkan semua ekstrak memiliki aktivitas antioksidan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.3.
selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.7 sampai Gambar 4.11. Pada ekstrak etilasetat dan metanol dibuat dalam konse

hitungan Nilai IC50


asing konsentrasi yang diuji didapatkan presentase inhibisi, hasil tersebut diplotkan dalam sebuah grafik, didapatkan suatu
dan diperoleh nilai IC50 dengan perhitungan secara regresi lin

konsentrasi (µg/mL) dan y adalah presentase inhibisi (%). Nilai IC 50 didapatkan


dari nilai x setelah mengganti y = 50. Nilai IC 50 dihitung berdasarkan presentase
inhibisi terhadap radikal DPPH dari masing-masing konsentrasi larutan sampel.
Nilai IC50 yang didapat menunjukkan aktivitas masing-masing ekstrak sebagai
antioksidan. Aktivitas yang paling tinggi diperoleh pada ekstrak etilasetat sebesar
12,05 μg/mL diikuti ekstrak metanol sebesar 12,51 μg/mL. Hal ini dapat terjadi
karena pada ekdtrak tersebut diperkirakan mengandung senyawa yang aktif
sebagai antioksidan dibandingkan dengan ekstrak n-heksan yang hanya memilki
nilai IC50 sebesar 50,71 μg/mL. Namun bila dibandingkan dengan baku
pembanding kuersetin sebesar 1,82 μg/mL, kedua ekstrak tersebut memiliki nilai
yang lebih rendah. Hal ini dapat disebabkan karena kuersetin merupakan senyawa
yang lebih murni dibandingkan dengan ekstrak-ekstrak yang diuji. Nilai IC50 yang
tertinggi pada ketiga ekstrak diperoleh oleh ekstrak etilasetat sehingga dapat
erdapat pada ekstrak etilasetat sebesar 12,05 μg/mL dan dipilih sebagai ekstrak yang digunakan untuk pemisahan menggun

heksan-etilasetat dan etilasetat-metanol dengan urutan kepolaran yang semakin meningkat. Hasil yang didapat adalah 31 fr

:75, 20:80, 15:85, 10:90, 5:95


tersebut tidak menghasilkan residu. Proses selanjutnya dilakukan KLT dan digabungkan fraksi

menjadi fraksi A(1-3), B(4-6), C(7-9), D(10-11), E(12-16), F(17-21), G(22-23),


H(24) dan I(25-31).

4.7 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi


Hasil uji pendahuluan secara KLT menggunakan fase diam silika gel
dengan penyemprot DPPH menunjukkan bahwa semua fraksi memilki aktivitas
antioksidan, data selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.4. Selanjutnya hasil
uji aktivitas antioksidan pada masing-masing fraksi diperoleh nilai IC50 sebesar
4,82 µg/mL untuk fraksi E yang merupakan fraksi paling aktif dibandingkan
dengan fraksi yang lain.

4.8 Hasil Identifikasi Fraksi E


Hasil uji aktivitas antioksidan terhadap fraksi E menghasilkan nilai IC50
golongan senyawa menggunakan pereaksi kimia didapatkan bahwa fraksi E mengandung alkaloid, flavonoid dan terpen. Da
32

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
a. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak daun Garcinia kydia Roxburgh terhadap
ekstrak yang diuji menunjukkan aktivitas antioksidan. Ekstrak yang memiliki
aktivitas antioksidan paling tinggi adalah ekstrak etilasetat diikuti dengan
ekstrak metanol dan ekstrak n-heksan dengan nilai IC50 berturut-turut yaitu 12,05 μg/mL, 12,51 μg/mL dan 50,71 μg/m
b. Golongan senyawa yang terdapat pada fraksi yang paling aktif yaitu fraksi E
dengan nilai IC50 sebesar 4,82 μg/mL adalah alkaloid, flavonoid dan terpen.

ng senyawa yang aktif sebagai antioksidan pada ekstrak daun Garcinia kydia Roxb. serta perlu dilakukan penelitian dengan u
ai alternatif obat alami.

32 Universitas Indonesia
Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012
33

DAFTAR REFERENSI

Baggett, S., P. Protiva, E.P. Mazzola, H. Yang, E.T. Ressler, M.J. Basile, I.B.
Weinstein, dan E.J. Kennelly, (2005), Bioactive Benzophenones from
Garcinia xanthochymus fruits, Journal of Naural Products, 68:354-360
Blois, MS. 1958.Antioxidant Determinations By The Use Of A Stable Free
Radical. Nature, 181: 1199- 1200
akam, S. Phongpacichit, W.C. Taylor, Y.J. Zhang, dan C.R. Yang, (2006), Phenolic Compounds from the Flowers of Garcinia d
blik Indonesia. (1995). Materia Medika Indonesia Jilid VI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta : X, 333-337
blik Indonesia. (1995). Farmakope Indonesia edisi
publik Indonesia, Jakarta:7,1002,1061-1075 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Parameter Standar Um
artemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta : 9-12
6). Biological and Phytochemical Screening of Plants. Journal of Pharmaceutical Science Vol. 55 No.3

d A. E. Schwarting, 1987. Introduction to Chromatography (Pengantar Kromatografi), Edisi ke-2,diterjemahkan oleh K. Padm
M.H.G. Munro, R.W. Fuller, T.C. McKee, J.H.I.I.
G.M. Cragg, M.R. Boyd. (1992). The

Guttiferones, HIV-InhibitoryBenzophenones from Symphoniaglobulifera,


Garcinia livingstonei, Garcinia ovalifolia and Clusia rosea. Tetrahedron,
10: 10093-100102
Harborne, J.B.(1987). Metode Fitokimia. Ter. Dari Phytochemical Methods oleh
Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro. Penerbit ITB, Bandung: 47-245

33 Universitas Indonesia
Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012
34

Harmita, Hayun, Hariyanto, Herman S., Nelly D.L., Sabarijah W., Umar M.,
(2006). Analisis Kuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi.
Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok : 134-153
Harmita.(2006). Analisis Fisikokimia. Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok :
11, 39,205-211
Holistic Health Solution. (2011). Khasiat Fantastis Kulit Manggis. Grasindo,
Jakarta : 17-71
aun Salam (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.) Pada Hati Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Karbon Tetraklo
SEA. Bogor Jones, S.B. (1987). Plant Systematics Second Edition. Migraw-Hill Book

ah. (2004) Antiaflatoxigenic and antioxidant activities of Garcinia extracts. International Journal of Food Microbiology, 8: 153
rta, EGC: 57 Lannang, A.M., J. Komguem, F.N. Ngninzeko, J.G. Tangmoua, D. Lonsti, A.
m, (2005), Bagangxanthone A and B, Two Xanthones from the Stem Bark of Garcinia polyantha Olive, Phytochemistry, 66:2
thodology based on The Interaction of Pyrogallol red with Peroxyl Radicals. Free Rad Res, 40 (9), 979-985
es from Garcinia

cowa Roxb. Latex. Phytochemistry, 6:1148-1153


Merza, J., M. C. Aumond, D. Rondeau, V. Dumontet, A. M. Le Ray, D. Seraphin,
dan P. Richomme, (2004). Prenylated Xanthones and Tocotrienols from
Garcinia virgata, Phytochemistry, 65:2915-2920

Universitas Indonesia
Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012
Minami, H., M. Kinoshita, Y. Fukuyama, M. Kodama, T. Yoshizawa, M. Sugiura,
K. Nakagawa and H. Tago. (1994). Antioxidant Xanthones from Barcinia
subelliptica. Phytochemistry, 6: 501-506
Mackeen, M.M., A.M. Ali, N.H. Lajis, K. Kawazu, Z. Hassan, M. Amran, M.
Habsah, L.Y. Mool, S.M. Mohamed. (2000). Antimicrobial, antioxidant,
antitumour-promoting and cytotoxic activities of different plant part
extracts of Garcinia atroviridis Griff, Journal of Ethnopharmacology,

).

M.L. Bastos, (2001). Antioxidant activity of Centaurium erythraea infusion evidenced by its superoxide radical scavenging and
6). Tetraoxygenated Xanthone from the Fruits of Garcinia cowa, Phytochemistry, 67:999-1004
an synthetic antioxidants, Eur. J. Lipid Sci. Tech., 109:629-642
nerbit Graha Ilmu
shman.,2005. In-Vitro models for antioxidant activity evaluation :A review. activity-evaluation- review

Damas, A.M.S. Silva, I.O. Mondranondra, dan W. Herz, (2004), Bioactive


Friedolanostanes and 11 (10-8)-Abeolanostanes from The Bark of Garcinia
speciosa, Journal of Natural Products, 67:2043-2947
Windono, T., S. Soediman, U. Yudawati, E. Ermawati, A. Srielita, T.I. Erowati,
(2001). Uji Peredaman Radikal Bebas Terhadap 1,1-Diphenyl-2-
picrylhydrazyl (DPPH) dari ekstrak Kulit Buah dan Biji Anggur (Vitis
vinifera L.). Probolinggo Biru dan Bali. Artocarpus Media Phrmaceutica
Indonesiana: 34-43
Yen, G.C. dan H.Y. Chen. (1995). Antioxidant Activity of Various Tea Extracts
in Relation to Their Antimutagenicity. J. Agric. Food. Chem. Hal 27-32
GAMBAR

Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012


37

Gambar 4.1. Tanaman Garcinia kydia Roxburgh

Gambar 4.2. Daun Garcinia kydia Roxburgh

Universitas Indonesia
Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012
n-heksan Etilasetat Metanol

Gambar 4.3. Hasil uji pendahuluan aktivitas antioksidan ekstrak dengan penyemprot DPPH

Fraksi A Fraksi B Fraksi C

Fraksi D Fraksi E Fraksi F

Fraksi G Fraksi H Fraksi I

Gambar 4.4. Hasil uji pendahuluan aktivitas antioksidan fraksi dengan


penyemprot DPPH
1,5 kg Simplisia Daun
Garcinia kydia Roxb.

Maserasi dengan n- heksan, disaring dan


dievaporasi

Ampas Ekstrak n-heksan


Maserasi dengan Etil Asetat, disaring
dan dievaporasi
Ekstrak etil asetat

Ampas

Maserasi dengan Metanol, disaring Ekstrak metanol


dan dievaporasi

Uji Aktivitas
Antioksidan
Ampas

Ekstrak yang Paling


Aktif

Fraksinasi

Penapisan Fitokimia
Uji Aktivitas
Antioksidan

Fraksi yang Paling


Aktif

Gambar 4.5. Bagan uji aktivitas antioksidan daun Garcinia kydia Roxb
10 gram ekstrak kental
etilasetat

Fraksinasi dengan kolom


menggunakan fase diam silika
gel dengan eluen n-heksan-
etilasetat dan etilasetat-metanol

31 fraksi

KLT menggunakan eluen n-


heksan-etilastetat (4:1)

Fr. A Fr. B Fr. C Fr. D Fr. E Fr. F Fr. G Fr. H Fr. I


(1-3)
(4-6) (7-9) (10-11) (12-16) (17-21) (22-23) (24) (25-31)

Uji aktivitas antioksidan

Fr. E

(12-16)

Penapisan Fitokimia

Gambar 4.6. Bagan fraksinasi ekstrak etilasetat dengan kromatografi kolom dan
uji aktivitas antioksidan fraksi yang aktif
70
60
% Hambatan
y = 0,406x + 29,41
50
R² = 0,984
40
30
20
10
0
% Hambatan
Linear (% Hambatan)

010203040506070
Konsentrasi sampel (ppm)

Gambar 4.7. Kurva hubungan konsentrasi sampel terhadap % hambatan ekstrak n- heksan
70
y = 2,498x + 19,88
60
% Hambatan

50 R² = 0,991
40
30
20
10
0
% Hambatan
Linear (% Hambatan)

05101520
Konsentrasi sampel (ppm)

Gambar 4.8. Kurva hubungan konsentrasi sampel terhadap % hambatan ekstrak etilasetat
70
y = 2,765x + 15,40
60
% Hambatan 50 R² = 0,976
40
30
20
10
0
% Hambatan
Linear (% Hambatan)

0 5 10 15 20
Konsentrasi sampel (ppm)

Gambar 4.9. Kurva hubungan konsentrasi sampel terhadap % hambatan ekstrak metanol
70
% Hambatan 60
y = 19,92x + 13,55
50
R² = 0,991
40
30
20
10
0
% Hambatan

Linear (% Hambatan)

0 0,5 1 1,5 2 2,5


Konsentrasi ssampel (ppm)

Gambar 4.10. Kurva hubungan konsentrasi sampel terhadap % hambatan kuersetin


70
y = 5,875x + 20,05
60
50 R² = 0,988
40
% Hambatan

30
20
10
0

% Hambatan
Linear (% Hambatan)

0 1 2 3 4 5 6 7 8
Konsentrasi sampel (ppm)

Gambar 4.11. Kurva hubungan konsentrasi terhadap % hambatan fraksi E


TABEL

Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012


46

Tabel 4.1. Nilai susut pengeringan Garcinia kydia Roxb.

Bagian yang Bobot Bobot Susut


No. Nama Tanaman digunakan basah kering pengeringan
(gram) (gram) (%)
Garcinia kydia
1. daun 3500 1500 42, 85
Roxburgh

Tabel 4.2. Bobot ekstrak kental dan nilai % rendemen


Bobot
Bagian Bobot simplisia
No. Pelarut yang ekstrak Rendemen
yang diekstraksi
digunakan kental (%)
(gram) (gram)
1. n-heksan daun 1500 55 3,67
2. etilasetat daun 1500 115 7,67
3. metanol daun 1500 155 10,33

Universitas Indonesia
Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012
Tabel 4.3. Data hasil serapan ekstrak n-heksan
Konsentrasi Serapan Serapan Hambatan Konsentrasi % Hambatan
(ppm) sampel blangko sampel
(ppm)
50 0,398 0,534 0,254682 12,5 25,46816
100 0,341 0,534 0,361423 25 36,14232
150 0,293 0,534 0,451311 37,5 45,13109
200 0,264 0,534 0,505618 50 50,5618
250 0,244 0,534 0,543071 62,5 54,30712

Tabel 4.4. Data hasil serapan ekstrak etilasetat


Konsentrasi Serapan Serapan Hambatan Konsentrasi % Hambatan
(ppm) sampel blangko sampel
(ppm)
20 0,363 0,534 0,320225 5 32,02247
30 0,331 0,534 0,38015 7,5 38,01498
45 0,268 0,534 0,498127 11,25 49,81273
55 0,244 0,534 0,543071 13,75 54,30712
65 0,216 0,534 0,595506 16,25 59,55056
48

Tabel 4.5. Data hasil serapan ekstrak metanol


Konsentrasi Serapan Serapan Hambatan Konsentrasi % Hambatan
(ppm) sampel blangko sampel
(ppm)
20 0,381 0,534 0,286517 5 28,65169
30 0,331 0,534 0,38015 7,5 38,01498
45 0,289 0,534 0,458801 11,25 45,88015
55 0,263 0,534 0,507491 13,75 50,74906
65 0,201 0,534 0,623596 16,25 62,35955

Tabel 4.6. Data hasil serapan kuersetin


Konsentrasi Serapan Serapan Hambatan Konsentrasi % Hambatan
(ppm) sampel blangko sampel
(ppm)
1 0,444 0,534 0,168539 0,25 16,85393
3 0,376 0,534 0,29588 0,75 29,58801
5 0,319 0,534 0,402622 1,25 40,26217
7 0,276 0,534 0,483146 1,75 48,31461
9 0,228 0,534 0,573034 2,25 57,30337

Universitas Indonesia
Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012
49

Tabel 4.7. Data hasil serapan fraksi E

Konsentrasi Serapan Serapan Hambatan Konsentrasi % Hambatan


(ppm) sampel blangko sampel
(ppm)

5 0,359 0,534 0,327715 1,25 32,77154


10 0,329 0,534 0,383895 2,5 38,38951
15 0,295 0,534 0,447566 3,75 44,75655
20 0,257 0,534 0,518727 5 51,87266
30 0,201 0,534 0,623596 7,5 62,35955

Tabel 4.8. Data hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak n-heksan, etilasetat, metanol, kuersetin dan fraksi E

Uji aktivitas Persamaan regresi r IC50 (µg/mL)


antioksidan
Ekstrak n-heksan y = 0,406x + 29,41 0,991967741 50,71428571

Ekstrak etilasetat y = 2,498x + 19,88 0,995489829 12,05764612

Ekstrak metanol y = 2,765x + 15,40 0,987927122 12,51356239

Kuersetin y = 19,92x + 13,55 0,995489829 1,829819277

Fraksi E y = 4,810x + 26,78 0,998498873 4,827442827

Universitas Indonesia
Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012
Tabel 4.9. Hasil identifikasi golongan senyawa pada daun Garcinia kydia Roxb.

Kandungan Ekstrak Ekstrak Ekstrak Fraksi


Kimia Pereaksi Kimia n-heksan etil asetat Metanol E
Terpen Lieberman-Burchard + + - +
Antrakuinon Benzen+NaOH 2N - - + -
Mayer LP - + + -
Alkaloid Bouchardat LP - + + +
Dragendorf LP - + + +
Serbuk Zn + HCl
Flavonoid 2N+ HCl (p) - + + +
Serbuk Mg + HCl (p) - + + +
Saponin Air Panas - - + -
FeCl3 - - + -
Tanin Gelatin 10% - - + -
NaCl-Gelatin - - + -
Glikosida Molisch - - + -
LAMPIRAN

Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012


51

Lampiran 1. Surat determinasi

Universitas Indonesia

Uji aktivitas..., Mely Mailandari, FMIPA UI, 2012

Anda mungkin juga menyukai