Anda di halaman 1dari 5

Trauma healing kasus pelecehan seksual

dengan NLP
Dari jagat ilmu kedokteran diketahui bahwa setiap detik ada sel-sel tubuh yang aus,
rusak dan mati, pada saat yang sama ada sel-sel tubuh baru yang perlahan tumbuh,
hidup dan berkembang. Anggaplah informasi ini 100% benar, maka secara
ketubuhan, kita sebenarnya secara fisik hadir selalu baru.

Bila demikian halnya, menjadi pertanyaan yang mengganggu, mengapa peristiwa-


peristiwa yang dialami seseorang dan memberikan efek kepada fisik, tetaplah ada
sekalipun sang fisik (seluruh sel yang hidup saat peristiwa tersebut terjadi) bisa jadi
sebenarnya sudah mati dan berganti dengan fisik baru. Dengan demikian, lahirlah
pertanyaan baru apakah fisik yang memicu ingatan atau sebaliknya ingatan yang
memacu fisik.

Bila fisik memicu ingatan, jelas sekali bahwa fisik yang lama (sel-sel tubuh) sudah
mati . Seharusnya maka ingatannya pun mati. Kenyataannya ? Tidak tuh. Buktinya ?
Cobalah tengok ke dalam diri Anda. Masih adakah trauma? Masih adakah dendam?
Masih adakah kesal? Masih adakah rasa sakit pada masa tertentu? Masih adakah
rasa takut akibat peristiwa tertentu di masa lalu? Satu saja Anda menjawab Ya, ini
menegaskan bahwa ingatan kita mempunyai kehebatan mampu menahan (holding
on) seluruh sensasi yang muncul pada fisik saat peristiwa tertentu. Kehebatan ini di
sisi lain merupakan kelemahan, karena sekalipun fisik sebenarnya sudah membaru,
namun sensasi yang disadari pada fisik yang baru, tetaplah sensasi pada fisik yang
lama. Lalu, apa dong akibatnya? Sengsara selamanya!!!.

Dari cara pandang di atas, maka muncul pandangan, kalau begitu upaya yang perlu
dilakukan agar sensasi fisik membaru dan hidup terasa lebih tenang dan nyaman
justru adalah dengan mengolah kesadaran (termasuk ingatan). Analogi dengan
tubuh, sel-sel kesadaran lama secara alamiah perlu dilatih untuk bergerak (letting
go) tumbuh, berkembang, layu, dan mati. Dan sel-sel kesadaran baru yang lebih
bermanfaat bisa perlahan tumbuh dan hidup. Akibatnya maka sensasi fisik yang
muncul sebagai akibatnya pun adalah yang lebih tenang, nyaman dan bermanfaat.

Berdasarkan ide sederhana ini, pembelajaran untuk menjadi manusia yang lebih
sehat dan bermakna (dalam bahasa lain kegiatan ini dinamakan sebagai psikoterapi)
bisa dilakukan sambil ngobrol nyantai dan nyaris tanpa menggunakan induksi
hipnotik apalagi menggiring masuk ke dalam keadaan deep trance.

Kasus

Sherena, karyawati Bank swasta. Usianya masih muda, dibawah duapuluh lima. Ia
merasa sukar membina hubungan dengan lawan jenis. Ini membuatnya mengalami
kesulitan dalam bekerja, apalagi pekerjaannya sebagai CRO menuntutnya luwes
membina hubungan dengan siapapun.

Dari obrolan, diketahui bahwa ia cenderung untuk sangat berhati-hati (agak takut)
dengan pria sejak SMP kelas 1, saat pertama kali menstruasi dan mengetahui
pelajaran seks dari guru biologi di Sekolah. Saat Bu Gabriela Guru Biologi
menjelaskan tentang fase coitus, konsepsi , kehamilan dan melahirkan, ingatannya
melayang pada pengalaman saat ia masih SD kelas 2, suka diajak bermain oleh
Roberto, tetangga, siswa kelas 5 SD. Sering sekali Roberto meraba-raba kemaluan
Sherena saat bermain, tentu saja kesadaran siswa SD kelas 2 tidak mengerti apa
yang sebernanya sedang terjadi.

Pelajaran Ibu Gabriela membuat Sherena merasa gusar dan terguncang menyadari
bahwa ia ternyata dilecehkan. Muncul pula ide, bahwa Saya tidak perawan, Tak ada
seorang laki-lakipun mau dengan saya yang sudah tak perawan. Airmata Sherena
menetes membuat guratan di atas bedak di pipinya.

Saya memintanya tetap bercerita dengan berusaha menatap saya. Tangisan


berhenti. “Saya rasa, sejak itulah saya merasa kehidupan ini tidak menyenangkan,
laki-laki adalah makhluk berbahaya dan perlu saya jauhi”. katanya.

“Lho bila anda yakin laki-laki berbahaya, kok malah datang mendekat kepada saya?

” Bapak bukan laki-laki yang saya maksudkan? ” katanya

” Jadi siapa laki-laki yang berbahaya itu? tanya saya

” Sebagian kecil saja, tapi karena pengalaman buruk saya di masa lalu, sukar bagi
saya menentukan siapa yang termasuk ke sebagian kecil itu…..

” Mengapa anda tidak melanjutkan saja pandangan Anda tadi bahwa laki-laki
memang berbahaya?

” Ternyata pandangan itu cukup menyiksa saya!

” Maksudnya?

” Saya menjadi takut dalam hidup, saya menjadi terlalu berhati-hati , saya
kehilangan sejumlah peluang yang bisa saya dapatkan….

” Lho, anda sudah tahu akibatnya bila anda melanjutkan dengan rute yang sama,
tentunya Anda tahu dong cara untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan?

” Justru itu pak, saya bingung..

Kemudian saya mengajaknya bercerita mengenai tentang sel-sel tubuh yang


tumbuh, berkembang, layu dan mati. Saya mengajukan pertanyaan-pertanyaan
sederhana kepadanya mengenai sejumlah fenomena yang dialaminya.
” Apakah anda sadari bahwa rambut Anda tumbuh, berkembang dan mati?

” Ya..

” Pernahkah Anda punya pengalaman sau helai rambut Anda rontok?

” Ya…

” Apa sikap Anda…

” Biasa saja. Alamiah saja. Toh nanti juga akan tumbuh rambut baru

” Apa perasaan anda saat anda berpikir seperti itu?

” Nyaman-nyaman saja

‘ Apakah Anda punya pengalaman saat kulit ari wajah Anda mengelupas?

” Ya…

” Apa pikiran dan perasaan yang muncul saat mengalami peristiwa tersebut?

” Ya biasa saja, saya pikir kulit akan tumbuh, berkembang , mati dan mengelupas. Di
bawah kulit lama sudah hadir kulit baru. Perasaan saya biasa saja. Netral.

” Dari 2 hal yang saya tanyakan kepada Anda, untuk sementara apa kesimpulan
Anda?

” Karena proses perubahan tubuh itu alamiahnya begitu. Tumbuh, rusak , layu, mati,
berganti baru. Dan saya terima itu, dan saya biarkan itu terjadi pada diri saya, dan
saya nyaman.

” OK, mari kita sekarang membicarakan gadis kecil murid SD kelas 2. Saya mohon
Sherena yang sekarang benar-benar berperan sebagai pengamat.

” Jadi saya harus berusaha tetap menjadi Sherena yang sekarang?

” Ya, tidak diperkenankan Anda menjadi Sherena si gadis kecil murid kelas 2 SD.

” Baik, saya paham

” Kita tak perlu membahas bagaimana proses pelecehan terjadi. Pertanyaan saya
kepada Anda. Apakah sejak peritiwa dengan Roberto, tubuh Anda saat ini adalah
tubuh yang sama ?

” Tidak pak, ini tubuh baru…


” Maaf , apakah vagina Anda saat ini adalah vagina yang sama dengan si gadis SD
kelas 2…?

” Tidak pak, saya yakin beda..

” Apakah ada alasan bagi Anda saat ini untuk tetap MERASA dengan tubuh si gadis
kelas 2 SD, sementara tubuh Anda sudah membaru, tubuh lama anda pun sudah
tiada?

” Tak ada alasan pak…

” Apa yang akan Anda lakukan saat ini, kalau begitu…?

” Sama seperti merelakan rambut rontok, kulit ari wajah saya terkelupas, saya
merelakan apa yang terjadi pada bagian tubuh saya yang selama ini saya puja-puja.

” Kapan…?

” Sekarang pak

” OK , coba ambil posisi tubuh dan kesadaran seperti Anda merelakan rambut anda
pergi, sama seperti Anda merelakan kulit ari wajah anda pergi. Lakukan hal yang
sama dengan intensitas tinggi merelakan pengalaman fisik anda di masa lalu pergi,
dan menyambut fisik yang baru. Rasakan perasaan apa yang muncul?

” Nyaman pak….

” Nah sekarang, coba Anda temui Sherena gadis kelas 2 SD itu … apa yang
dirasakannya setelah ia mampu merelakan …?

” Ia lebih nyaman dan lebih ceria …

” Coba anda pantau terus pergaulannya di sekolah perlahan-lahan dan bimbinglah


bila perlu untuk dapat membina pergaulan lebih baik. Anda tidak perlu tergesa-gesa,
santai saja. Kadang perubahan memerlukan waktu. Anda cukup mengatakan
kepada saya apa yang sedang anda lakukan dengan Sherena si gadis SD kelas 2…

” …….. Saat ini sudah di kelas 3, ……kelas 4…… kelas 5……. kelas 6……. kelas 1
SMP…….. kelas 2 SMP ……………..kelas 3 SMP………………..kelas 1 SMA
………….kelas 2 SMA ……………….kelas 3 SMA ……………. Semester 1 …..
Semester 2 ……………..Semester 3………………… Semester 4……………
Semester 5…………….Semester 6……………….Semester 7………………… Wisuda
Sarjana……………..Mendapatkan pekerjaan …………………… Menemui
klien………..

” OK, apakah saat ini kamu sedang bertemu dengan Sherena “baru”?

” Ya….

” Apakah kamu suka Sherena “baru” ini menjadi dirimu?


” Ya…?

” Boleh tahu gambaran Sherena “baru” ?

” Hidupnya lebih relaks, merelakan masa lalu, mau membuka diri dan membna
hubungan dengan siapapun serta waspada.

” Silakan sambut Sherena “baru” , peluk, dan silakan masuk menjadi diri Anda yang
“baru”.

” Baik pak….

” OK, sekarang saya sedag bicara dengan Seherena yang mana ?

” Sherena “baru” pak. Sherena yang tadi datang jam 10 ke rumah ini sudah tiada.

—–

Seperti sel tubuh yang selalu baru,

Upayakan agar sel kesadaran kita pun selalu baru

Pun Sapun Ampun Paralun

Pakena Gawe Rahayu, Sangkan Nanjung di Juritan, Nanjeur di Buana

Drs. Asep Haerul Gani, Psi

Anda mungkin juga menyukai