Berikut ini adalah cara untuk melakukan Uji Validitas pertanyaan pada suatu Variabel dengan menggunakan Microsoft
Excel.
1. Masukan data-data dari Kuesioner atau angket ke Program Aplikasi Microsoft Excel.
2. Tambahkan kolom “Total” pada kolom terakhir.
3. Di baris paling bawah pertanyaan yang bersangkutan, contohnya di Pertanyaan ke-1 yaitu di sel B18, ketikan
CORREL(blok dari B3 ke B17; dan blok dari G3 ke G17). Sebelum tutup kurung tekan F4 di belakang G7
untuk memunculkan tanda dolar $ di array2, Contohnya =CORREL(B3:B17;$G$3:$G$17)
Catatan: Rumusnya adalah =CORREL(array1;array2)
Contohnya seperti tabel dibawah ini :
4. Hasil dari perhitungan Uji Validitas tersebut pada petanyaan ke-1 adalah B18 = 0,698287. (seperti gambar di
bawah ini.
5. Untuk pertanyaan selanjutnya (P2 hingga P5), silakan lakukan Copy dan Paste. Ingat, harus tanda $ (dolar) di
array 2. jika tidak, hasilnya akan berbeda atau mungkin tidak ada hasil sama sekali.
Setelah semua butir pertanyaan untuk variabel yang bersangkutan tersebut dihitung. Lakukan perbandingan dengan r
tabel sesuai dengan jumlah responden yang disurvey. Langkah-langkah untuk melakukan perbandingan r tabel dengan
r hitung adalah sebagai berikut.
1. Hitung df (degree of freedom). Pada contoh ini saya melakukan survey terhadap 15 orang koresponden. Maka
nilai df (degree of freedom) adalah df = 15 – 2 atau df = 13.
2. Ambil r tabel dan cari angka 13 dengan signifikansi 0,05 atau 5%. Silakan Lihat contoh dibawah ini.
Dari tabel dibawah ini diketahui bahwa r tabel 13 adalah 0,553.
3. Bandingkan dengan semua hasil perhitungan yang telah dilakukan tadi. Suatu pertanyaan dikatakan Valid
jika r tabel < r hitung atau r tabel lebih kecil dari r hitung. Dari contoh kasus diatas diketahui bahwa
pertanyaan ke-3 dan ke-4 tidak valid karena r tabel lebih besar dari r hitung (lihat kembali tabel excel diatas).
Pengertian T Paired
Uji T Paired adalah uji komparatif yang dilakukan pada satu sample berpasangan. Uji ini mirip dengan uji
independen t test, namun lebih spesifik untuk sampel berpasangan atau related. Oleh karena itu disebut juga dengan
istilah pairing t test. Dalam bahasan ini akan kita pelajari tutorial cara uji t paired dengan excel.
1. Digunakan untuk membandingkan mean dari suatu sampel yang berpasangan (paired)
2. Sampel berpasangan adalah sebuah kelompok sampel dengan subyek yang sama namun mengalami dua
perlakuan atau pengukuran yang berbeda.
Rumus T Paired
t=D/(SD/Akar(N)).
Di mana:
t= t hitung,
D= rata-rata selisih 2 mean/rata-rata/average,
SD= standart deviasi selisih perbedaan,
N= Jumlah Sample.
1. – tabel > -t hitung atau t hitung > t tabel atau Absolut t hitung > Absolut t tabel: Ada Perbedaan Signifikan
Atau Ho Ditolak.
2. – tabel < -t hitung atau t hitung < t tabel atau Absolut t hitung < Absolut t tabel: Ada Perbedaan Signifikan
Atau Ho Ditolak.
Bagaimana melakukan uji T paired dalam MS Excel? Jawabannya adalah mudah. mari kita mulai!
Untuk uji T Paired dalam SPSS, baca artikel kami yang berjudul “Uji T Paired dengan SPSS“.
Tutorial Uji T Paired dengan Excel
Sebelum anda mulai tutorial ini, kami anjurkan download file kerja excel tutorial ini di: “T Paired Excel“
Buka aplikasi MS Excel anda, kita gunakan office Excel 2007 atau di atasnya.
Buat Array Data Pretest dan Postest pada cell A5 s/d B40, seperti di bawah ini:
Pada cell C5 ketikkan rumus: =A5-B5 dan kopi pastekan s/d cell C40 (Maksudnya mendapatkan selisih antar
responden/sampel).
Untuk mendapatkan nilai probabilitas atau p value T Paired pada derajat kepercayaan 95 % kita bisa langsung
menggunakan fungsi Excel: TTest(Array1;Array2;2;1)
Kemudian lihat hasilnya! kita sudah bisa dapatkan nilai p value. Kesimpulannya: Apabila P Value < 0,05 maka Ada
Perbedaan Signifikan atau H0 Ditolak.
Bagaimana Jika Uji T Paired kita menggunakan derajat kepercayaan selain 95 %? Maka kita harus buat rumus manual
seperti berikut:
F9: =F8-1 maksudnya mendapatkan nilai DF (degree of freedom) di mana pada T paired DF=N-1
F10: =0,05 maksudnya batas kritis yang diinginkan
F11: =TINV(F10;F9) maksudnya mendapatkan nilai T tabel pada DF N-1 dan Batas Kritis 0,05.
F15: =F13-F14 maksudnya mendapatkan nilai rata-rata selisih kedua variabel pre dan postest
CATATAN: Uji T Paired mewajibkan perbedaan kedua kelompok berdistribusi normal. jadi yang harus diuji
normalitasnya adalah perbedaannya, jadi bukan data pada masing-masing variabelnya. Jika perbedaan kedua kelompok
tidak berdistribusi normal, maka lakukan transformasi.
Perhitungan validitas dalam sebuah instrumen dapat menggunakan rumus korelasi product moment atau dikenal juga
dengan korelasi pearson. Adapun rumusnya sebagai berikut :
dimana : rxy = koefisien korelasi N = jumlah responden uji coba X = skor tiap item Y = skor seluruh item responden
uji coba Selanjutnya setelah harga koefisien validitas tiap butir soal diperoleh, kemudian hasilnya dibandingkan dengan
nilai r dari tabel pada tingkat signifikan 5% dan tingkat signifikans 1% dengan
df= N-2.
Pada kolom paling kanan, terlebih dahulu kita jumlahkan total skor dari tiap responden menggunakan
fungsi/rumus yang ada di excel, menggunakan perintah =sum(seluruh kolom cell yang akan dijumlahkan). Lihatlah
gambar di bawah
Setelah kolom jumlah di isi semua sekarang kita tinggal hitung korelasi pearson nya. Pada baris paling bawah Rxy,
setiap kolom item butir soal kita hitung nilai korelasi pearson-nya dengan rumus excel =pearson(array cell1; array
cell2). Array cell 1 warna biru berisikan rentang sel item soal yang akan kita hitung dengan array cell2 warna hijau
yang berisi rentang cell dengan jumlah nilai yang telah kita hitung sebelumnya, selanjutnya tekan enter. Untuk
mengcopykan tinggal memakai symbol $ di aray sell 2
Bagi yang ingin menghitung DP dan TK pada soal essay bertipe uraian, kalian bisa menggunakan rumus
dibawah ini:
Rumus untuk analisis butir soal dengan tipe pilihan ganda (objektif)
Tapi, untuk yang ingin menghitung DP dan TK pada soal pilihan ganda bertipe objektif, kalian bisa
menggunakan rumus dibawah ini:
Pengertian:
Sedangkan untuk kategorinya kalian bisa menggunakan presentase indeks pembeda dan kesukaran:
(discrimination power):
Note: bagi kalian yang bingung bagaimana cara menentukan banyaknya jumlah kelompok atas dan bawah
analisis butir soal, berikut penjelasan singkat yang admin ketahui:
(1) Untuk menentukan jumlah kelompok atas dan kelompok bawah, pertama-tama lihat dulu keseluruhan
jumlah sampel (siswa) yang di ikut sertakan.
(2) Apabila sampel berjumlah lebih dari 30 orang, maka kalian harus mengambil masing-masing siswa
sebanyak 27% dari setiap kelompok atas maupun bawah.
(3) Sedangkan jika sampel berjumlah setidaknya hanya 30 orang tidak lebih, maka kalian harus mengambil
masing-masing siswa sebanyak 50% dari setiap kelompok atas maupun bawah.
Untuk lebih jelasnya kalian bisa bertanya secara langsung kepada dosen statistik, membaca jurnal,
makalah, skripsi yang membahas bahasan serupa atau juga bisa men download nya secara langsung untuk
file ber format doc maupun pdf di website yang menyediakan (google search adalah partner terbaik).
2. Menghitung dan menganalisis menggunakan excel
Nah untuk yang ingin mengerjakannya lewat software khususnya excel, disini admin akan menjelaskan
tahapan-tahapannya beserta dengan contohnya, karena jika tanpa contoh, admin juga cukup bingung mau
beri tutor apaan hahaha.
Untuk lebih jelasnya bisa kalian simak secara lengkap dan terbaru berikut ini:
Langkah 1
Siapkan data dari soal yang sudah di uji validitas dan reliabilitasnya, disini admin menggunakan
contoh soal objektif (pilihan ganda) dengan jumlah siswa sebanyak 39 orang yang masih belum
diurutkan.
Note: Akan lebih baik jika data sudah diurutkan dari yang terbesar hingga terkecil karena memudahkan
kalian dalam menentukan bagian mana saja yang termasuk data besar maupun sebaliknya.
Langkah 2
Karena sampel yang digunakan berjumlah lebih dari 30 (yaitu 39), maka untuk perhitungannya:
27% x 39= 10,53 dibulatkan menjadi 11, maka masing-masing jumlah kelompok atas dan bawah berjumlah
11 orang.
Langkah 3
Buat lembar baru (new sheet) untuk data kelompok atas dan data kelompok bawah.
Untuk kelompok atas, masukan data siswa berdasarkan jumlah terbesar kebawah (data terbesar
disini adalah 15).
Untuk kelompok bawah, masukan data siswa berdasarkan jumlah terbesar kebawah (data terbesar
disini adalah 7)
Langkah 4
Pada kolom kelompok atas, jumlahkan setiap soal kebawah dengan cara ketik pada kolom bar:
=SUM(B5:B11)
Note: bagi yang bingung, B= kolom kesamping (misalnya kolom A, B, C, D dst), 5= nomor kebawah
(misalnya nomor 1, 2, 3, 4 dst). Jadi tergantung kolom berapa sama nomor berapa angka-angkanya kalian
letakan.
Klik kanan pada kolom hasil penjumlahan barusan lalu pilih copy.
Lalu drag (tekan klik kiri lalu geser) ke bagian yang belum di jumlahkan.
Maka hasilnya akan otomatis keluar tanpa harus menjumlahkan satu persatu.
Lakukan hal yang sama untuk menghitung skor data kelompok bawah.
Langkah 6
Langkah 7
Klik kanan pada kolom hasil penjumlahan barusan lalu pilih copy.
Lalu drag (tekan klik kiri lalu geser) ke bagian yang belum di jumlahkan.
Langkah 8
Langkah 9
Buat tabel yang sama persis dengan yang diatas, hanya saja nama DP diubah menjadi TK.
Langkah 10
Untuk menghitung TK, ketikan rumus berikut pada kolom bar:
=(B58+C58)/(2*D58)
Klik kanan pada kolom hasil penjumlahan barusan lalu pilih copy.
Lalu drag (tekan klik kiri lalu geser) ke bagian yang belum di jumlahkan.
Langkah 11
Karena untuk menentukan kriteria nya tidak bisa menggunakan rumus seperti cara diatas, harus
dilakukan secara manual.
Jadi tinggal kalian cocokan saja data TD di setiap siswa pada presentase indeks diatas, maka
hasilnya akan seperti ini: