INEAR ELEMENTER
OLEH
11010510]0
KUPANG
2013
KATA PENGANTAR
Pu ji syukur pcnulis pan jatkao kcpad a Tuhan Yang Matta Esa karcna atas bcrkat tlan
tuntunao-Nya, penulis dapat nienyelesatkan makalah yang bcrjudul “ Aljabar Linear
Elementer” ini dengan baik. Makalah ini mcrupakan rangkuman dari bitku “Aljabar
Linear Elenic nter” karya I-lov ard Anton.
Pcııulis ne ngucapkan tcriıua kasih kcpada se ıuua pihak yang t clah nscmbaotu
schin ga nıakalah ini tlapat tlise le saikan sesimi tlcn an wııktunya. Makalah ini nıasih jacıh
dari scırpurna. Olch kare mı itti pc nulis ınengh‹ır‹ıpkan krit ik tlao saran yang bcrsifdt
mcınbaogun tle mi ke scmpurnaan makalah ini.
Penuä s
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR IS1...............................................................................................
BAB I — PENDAHULUAN
1. 1 LATAR BELAKANG..................................................................................
I.2 TUJU W
1.? METODE PENULISAN ...................................................................
3. I FUNGS I DETERMINAN ....... ....... . ............ . ....... . ............ . ....... . ....... . ..........
3. 2 MENGHITUN G DETERMINAN DENGAN KEDUKSI BARIS ..............
3.3 S IFAI’—SI FAT FUNGS I DETERMINAN....................................................
3.4 EKS PANSI KOFAKTOR: ATURAN CRAMER ........................................
BAB VI — PENUTUP..............................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Banyak orang yang beranggapan bahwa Matematika itu rumit, karena alasan
itulah banyak orang yang menghindari Matematlka. Padahal Matematika dapat kita jumpai
di dalam kehidupan sehari-hart, dan mau tidak man kita pasti menggunakan Matematika.
Oleh karena itu kami membuat makalah ini dengan maksud membantu pemahaman
masyarakat agar mereka tidak nilai Matematika adalah sesuatu yang buruk.
L2 TUTAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai sumber informasi yang diharapkan dapat
bermanfaat dan dapat nnnambah wawasan para pembaca makalah ini.
Contoh :
2x, + 3x2 = 4
3x, + 4x 2 - 3
1. Konsisten
• Solusi Tunggal
• Solusi Banyak
2. Tidak Konsisten
Contoh : Solusï Tunggat
gø=2x—3y=6
pø=3x-F y=4
öan yak persa aan-- ö nnynR vartaöet
m — n
g = 2x - 3y = 6
=2x-3y=6
mC n
- 2x — 3y = 6
= 2x — 3y = 8
0 = —2
0 = Konstanta
Pada hagian ini kita akan memberikan prosedur yang sistematik untuk
memecahkan sistem-sistem persamaan linear; prosedur tersebut didasarkan kepada
gagasan untuk mereduksi matriks yang diperbesar menjadi bentuk yang cukup sederhana
sehingga sistem persamaan tersebut dapat dipecahkan dengan memeriksa sistem
tersebut.
0 0
0 0
0 013
Matriks di atas adalah contoh matriks yang dinyatakan dalam bentuk esełon
baric te dMxi țreduced row-echelon form). Supaya berbentuk seperti ini, maka matriks
tersebut harus mempunyai sifai -sifat berikut.
1. Jika baris tidak terdiri seluruhnya dari not, maka bilarigan taknol pertama dalam
baris
tersebut adalah 1. (Kita oamakan 1 utama).
2. Jika terdapat baris yang scluruhnya terdiri dari nol, maka semua baris sepcrti itu
dikelompokkan bersama-sama di bawah matriks.
3. Dalam sebarang dua baris yang berurutan yang seluruhnya tidak terdiri dari nol,
maka
1 utama halam baris yang lebih rendah terdapat lebih jauh ke kanan dari 1 utama
dalam baris yang lebih tingi.
4. Masing-masing kolom yang mengandung I utama mempunyai n‹ıl di tempat lain.
Matriks yap memiliki sifat -sifar 1,2 dan 3 dapat dikatakan dalam bentak eselon
baris (row-echeIon form).
Berlkut ini adalah beberapa contoh matriks dalam 6cntuk x se lon baris terreduksi.
0 1 0 0 4 1 0 0 1 —2 0 1
0 0 0 1 3
0 1 0 7 0 1 0
0 0 0 0 0
0 0 1 -1 0 0 1
1239110 01260
0156 0 10 0 0120
0 0120 00 0 0 001
Tidak sukar untuk memantau apabila matriks dalam heotuk eselon baris harus
mempunyai nol di bawah setiap 1 utama. Bertentangan dengan hal ini, mattiks tialam
bentuk eselon baris terreduksi harus mempunyai nol di atas dan di bawah musing-
masing 1 utama.
Prosedur untuk meredusi matriLs menjatii bentuk eselon baris terreduksi dinamahan
eyminaci Gnucs-Jordan, sedangkan untuk mercduksi rnatriks menjadi bentuk eselon baris
dinamakan eliminasi Gnucc.
Contoh 1:
2xı + 6x
Maka matriks yang diperfisar dari sistem tersebut adalah
1 3 —2 0 2 0 0
2 6 —5 —2 4 —3 —
0 0 5 10 0 15 51
2 6 0 8 4 18 6
Dengan menarnbahkan -2 kali baris pertama pada baris kedua dan keempat maka akan
mendapatkan
1 8 -Z 0 Z 0 0
0 0 —1 —2 0 —3 —
1
0 0 S 10 0 15 S
0 0 4 8 0 18 6
Dengan mengalikan dengan I dan kemudian menambahkan S kali baris kcdua kepada baris
ketiga dan 4 kali baris kedua kepada baris kecmpat maka akan rncmberikan
1 3 —2 0 2 0 0
0 0 1 2 0 3 1
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 6 Z
Dengan mempertukarkan baris ketiga dengan baris keempat dan kemudian mengalikan baris
ketiga dari matriks yang dihasilkan dengan 1/6 maka akan menıbnr ikan benııık eselon baris
8 -Z 0 Z 0
0 1 2 0 3
0 0 0 0 1
0 0 0 0 0
Dengan menambahkan -3 kali baris ketiga pada baris kedua dan kemudian menambahkan
2 kali baris kedua dari matriks yang dlhasilkan pada baris pcrtama maka akan
rnenghasllkan bentuk eselon baris terreduksi
3 -Z 0 Z 0
0 1 2 0 0
0 0 0 0 1
x + 3• =0
=0
Dengan memecahkarınya untuk peubah peubah utama, maka kita dapatkan
lika löta menetapkan nilai-nilai sebarang r, s, dan i berurutan usel < , o , dan x„ maka
himpunan pemecahan tersebut diberlkan oleh rumus-rumus
Dari perhitungan dalam contoh 1, bentuk eselon baris dari matriks yang diperbesar
tersebut
adalah
3 —2 0 2 0
0 1 2 0 0
0 0 0 0 1
0 0 0 0 0
xc + 3x — 2x +2E =0
x + +3 = 1
2g
Langkah 2.
Mulailahdenganpersamaanbawahdanbekerjalahkearahatas,substitusikansecara
keseluruhan masing-masing persamaan ke dalam seiniia persamaanyang di atasnya.
lika kita inenetapkan nilai-nilai sebarang r, s, dan f berurutan untuk x2, o , dan xt, maka
himpunan pemecahan tersebut diberikan oleh rumus-rumus
x = 3r— H 2r , xi = r , xt = 2x , = s , x3 1
21 X Ş@ 2 + •-•. . .+ 2'n n
y} y1 2 2 + - • • . . .+ „X = 0
Tiap-tiap sistem persamaan linier bomogen adalah sistem yang konsisten, karena x c -
0, xı = 0,....., x„ = 0 selalu merupakan pemecahaa Pemecahan terebut, dinamakan
pemecahan trıvml {trivial soluaoa), jika ada pemecahan lain, maka pemecahan
tersebut dinamakan pemeeahon ta rfrial {nontrıvial sobıtion).
Karena sistem persamaan linier homogen haius konsisten, maka terdapat satu
pemecahan atau tak terhlngga banyaknya pemecahan. Karena salah satu di antara
pemecahan ini adalah pemecahan trivial, maka lfita dapat membuat pernyataan berlkut.
Uinuk sistem persamaan-persamaan tinier homogeny, maka persis salah satu di antara
pernyataan berikut benar.
Terdapat satu kasus yang sistem homogennya dipastikan mempunyai pemecahan tak
trivial ; yakni, jika sistem tersebut rnelibatkan lebih banyak bilangan tak dîketahui dari
banyoknya persamaan. Untuk tnelihat mengapa hanya demikian, tinjaulah contoh berlkut dari
empat persamaan dengan lima bilangan tak rJîketahui.
Contoh:
2X + 2Xı — Xs + X =0
-< — X 2 2X — + Xt = 0
X + X2 2X - 5X =0
X + +X =0
Dengan mereduksi matriks ii nunjadi bentuk eselon baris tereduksi, maka kita dapatkan
1 1 0 0 1 0
0 0 1 0 1 0
0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0
X i < Xn -b X s - 0
X3 -h Xs = D
X, = 0
x -x, x
Xs =
-X, Xi=
0
Maka himpunan pemecahan akan di bcrikan oleh
X, = -t , =0, X = t
A=
Operasi Matriks
1. Penjiimlahan :
Definisi : jika A dan B adalah sebarang dna rnatriks yang ukurannya sarna, maka
jumlah A + B adalah matriks yang di peroleh dengan rncnambahkan herrarna-sanna
entri yang bersesuaian dalam kedua matriks tersebut. Matriks-matriks yang
ukurannya
berbeda tidak dapat di tambahkan.
A ,B
tc dl
f a -1- e b -1- f
A+B= ‘
C h c -1- g d -1- h
[3 4j
Contoh : A = 3J , B =
13 4
C= 2 3 1
U 3J ’ 3 4 S
1 3 4 2 6
Contoh : A = 2 3 1 , maka 2A = 4 6 2
3 4 5 6 8 10
3. Perkatian, dengan syarat Aj B ,,= Cp
Definisi : Jika A adalah matriks m x r dan B matriks r x n, maka hasil kali AB
adalah matriks m x n yang entri- entrinya ditentukan sebagai berikut. Untuk
mencari entri dalam baris I dan kolom j dari AB, pilihlah baris i dari matriks A
dan kolom j dari matriks B. Kalikanlah entri-entri yang bersesuaian dari baris dan
kolom tersebut bersama-sama dan kemudian tambahkanlah hasil kali yang
dihasilkan.
A= B=
oe
ce
Contoh : A = 3J , B = l3J
fu) A + B —— B + A
b c a d q
A— e f A'— b e h
h i c f i
26 8 24 6
Contoh:A— 4 6 2 —+A'— 6 6 8
6 810 8 210
Walaupun banyak tlari aturan-aturan ilnıcı hitcın bilangan riil bcrlaku juga untuk
na*ıtriks, nanıurı tcrtlapat hchercıpa pcnpcc ualian. Salah s*ıtu tlari pcnpcc ualian yang tcrpcrıting
tcrjatli halam pcrkalian nıatriks. Urıtuk bilanyan- bilan an rill if Ll an /z. kit a sclalu ıucnıpcınyai
uh — îznyam seriııy tlinanıakan bulma komutotı]‘ untıık ¡terket/frffı. Akan tetapi, untuk ıuatriks
naııtriks, muLa AB clan fid titlak pcrlu sama.
Tinjaulah matriks-nıatriks
—l —2 1 2
M = B ——
11 4
4 3
B —-
2 I o i
Kemudian
Sehingga
20 1 0 39
2 3
Sebalíknya
BC -— 4 3 1 0 10 9
2 1 2 3 4 3
Maka
A{BC) 46 9
4 3
Contoh
Tinjaulah mars
i2
A
Maka
Dv
0
12
-- A
’22
t, rian jika kita dapat mencari matriks B seliingga AB = BA = I, maka A dikatakan dap dibalik {invertlble) dan B dinam
Contoh
Matrîks
3 5 2 —5
B -— adalah invers dari A
1 2
—- —1 3
karena
A8 = 2 —5 3 5 1 0 —— I
=
—1 3 1 2 0 1
3 5 2 —5 1 0
BA -- —— I
1 2 —i 3 0 1
Contoh
b
Tinjaulah matriks 2x2 A ----
d
Jika ad - be ş 0, mak a
b
1
--b ad - ö c
A
ad -- be
Teorema 6.JiLa A dan B adalah matríLs-matrips yang dapat díbalík dan yang
Bu tí. Jika kita dapat memperlîhatkan babwa (AB)(A °' B °' ) = {B * I A *' )(AB)=ï, mak a kita
telah secara serempak membuktikan bahwa AB dapat dibalik dan bahwa (AB) *I = &*' A*I .
Sebuah hmif kali matrìks yang dapat díbalik selalu dapat díbali( dan ínvers hasil
Hfi tersebut adalah Míf dli ínvers dalam urutan yang terbalík
Contoh
Tinjaulah matriks-matriks
2 3 2 7 6
A --- B --
$
I 2 2 9 8
Dengan menerapkan rumus yang diberikan dalam contoh 25, kita dapatkan
Teorema selanjutnya rnenetapkan beberapa sífat tambahan yang berguna dari eksponen
matriks tersebut.
Bukti.
k
k
Teorema9.likaukuranmntrikssepertioyerasiyan gdiberikandäyat
Dibawah ini kita daRarkan matriks eleinenter dan operasi-operasi yang menghasilkannya.
0 0
0 0
1 0 0 0
() ( ) (Mi) 1 (iv)
o —›
0 0
Operasi baris pada J yang menghasifan E Operası baris pada E yang menghasilkan J
Kalikanlah baris I derngan / 0. Kalikanlah baris I deng e 1/
C
Operasi-operasi d mas kanan dari tabel ini dinamakan operasi mvers dari operasi-
operasi yang bersesuaian di ruas kiri.
Teorema 11 : Setinp mntrik.i elementer dapat dihalik, dnn in versn yn adalah juga
Bukti. Jika E analah matriks elementer, maka E dihasilkan dari peragaan operasi baris
pada î. Misalnya E adalah matriks yang dihasilkan bila invcrs opcrasi ini diterapkan
pada î. Baris invers alan saling meniadakan efek satu sama lain, mala diperoleh
EVE —— I dan EE —— I
A I = $ A’
Contoh :
0
A= —t
I
Jawab :
1 0 2Baris ke 100
2 dikurang 2 kai i baris pertama dan baris ke 3 dikurang 4 kali baris pertama nutuk mend
AH= 2 —1 3 0 1 0
4 1 8 001
1 0 2 1 0 0
= 0 —1 — —2 1 0
1 Baris ke 2 ditukar barry
0 1 0 —4 0 1
1 0 2 1 00 Bariske3dikalikan—bariske3,untuk mendapatkan l utanna.
_ 0 1 0 —401
0 —1 —1 —2 1 0
102 1 0 0
Baris dikurangi
= 010 —4 0 1
mendapatkan nol.
011 2 —10
102 1 0 0
= 010 —4 0 1
0 0 1 6 —1 —1
2.7 HISH. SELANJUTNYA RIENfIENAI SISTEM PERSARIAN
DAN KETFRBALIKAN
AX = B X - I.B= B
A
-
A . A* 1 . B —— B
A. X = B
X — A” . B
X.A=B
Jawab:
B I-B
1
B. A .A —B
X .A - B
X -B A”
BAB III
DETERMINAN
Dalam bagian ini kita memulai pengkajian fungsi bernilai rill dari sebuah peubah
matriks, yakni fungsi yang mengasosiasikan sebuah bilangan riil f {x ) dengan sebuah matriks
Y. Sebelum kita mampu nnndefinisikan fungsi determlnan, maka kita perlu nwnetapkan
beberapa hasil yang menyangkut permutasi.
Contoh :
Ada enam permutasi yang berbeda dari himpunan bilangan-bilangan bulat (1, 2, 3).
Permutasi-permutasi tai adalah
( 1, 2, 3) (2, 1, 3) (3, 1, 2)
Contoh :
3
2 3 3 2
2 2 1
Unıuk menyatakan permutasi umum dari himpunan (1, 2, ... , n), maka kita akan
menulisk ? , ). Disini ? adalah bilangan bulat pertama dalam permutasian ?
•••.?
q
adalah bilangan bulat kedua, dan setemsnya. Sebuah invers (inversmn) dikatakan terjadi
dalam permutasi r •••.i ) jika sebuah bilangan bulat yang lebih besar mendahului
sebuah
bilangan bulat yang lebih kecil. Jumlah invers seluruhnya yang terjadi dalam permutasi dapat
diperoleh sebagai berlkut:
1) Carilah banyaknya bilangan bulat yang lebih kecil dari dan yang membawa
dalam mutasi tersebut.
2) Carilah banyaknya bilangan bulat yang lebih kecil dari dan yang membawa
dalam mutasi tersebut.
tersebut. Contoh :
a) (3, 4, 1, 5, 2)
b) (4, 2, 5, 3, 1)
Jawab:
Contoh:
Tabel berikut mengklasifikasikan berbagai permutasi dari (1, 2, 3) sebagai genap atau
ganjil.
Banyakzıya
Permutasi Klasifikasi
Invers
(1, 2, 3) 0 Clenap
(1, 3, 2) 1 Ganjit
(2, 1, 3) 1 Ganjil
(2, 3, 1) 2 Genap
(3, 1, 2) 2 Genap
(3, 2, 1) 3 Cianjil
Fungsi Determñ ian
DeAnisi : misalkan A adalah matriks kuadrat. Fungsi determinan dinyatakan oleh
det, dan kita definiskan det(A) sebagai jumlah hasil kali elemenier bertanda dari A jumlah
det(A) kita namakan determinan A
Contoh 5
i3 2z°3i Iz 2i#33 ii 23 32
Dengan rnengalikan entri-entri pada panah yang mengarah ke kanan dan mengurangkan hasil
kali entri-entri pada panah yang inengarah ke kiri.
Contoh 6
Hitunglah determinan-determinan dari :
1 Z 3
B. -4 6 6
=
7 -8 9
Dengan menggunakan cara dari contoh 5 maka :
*Perhatian bahwa metode/cara yang digunakan pada contoh 5 dan 6 tidak berlaku
determinan matriks 4 x 4 atau untuk matrlks yang lebih tinggi.
3.2 MENGHITUNG DETERMINAN DENGAN REDUKSI BARIS
Contoh:
0 0
Contoh:
1 —2 0
0 1 —1 - 1 . 1 . 7 = 7
0 0 7
Teorema 3: lwisalkan A adalah sembarang matriks n n.
7r& A’ adölali matrs yang dihasilkan bilö boris iunggal A dil‹alikan oleh f‹r›nsrwro A
maka detA)' —— k deifA).
/rAA’ adölalı matrîİ s yang dîhasîlkan bilö dua barîs A dîPertukarkan, mama det(A’) —— -
der(A).
]İka A’ adalah motrl yani dîhasi(fi:on bila &ff/›ot‹2N YOF/Y /7OFfö ' A ditaınhal J‹an pada baris
f‹dx, maka deI(A’) = dot(A).
Contoh :
1 2 3
A— 0 1 4 ——2
1
1 2 1
4
1
b
4 8 12 1 2 3
' Aı 0 1 4 —40 1 4
1 2 1 1 2 1
1 Z S
0 1 4 — 0 1 4
2- 1 2 3 1 2 1
1 Z 1
--(2)
1 3 —2
2 6 —4
A
3 9 1
1 1 4
1 3 —2 4
0 0 0 0
3 9 1 5
1 1 4 8
Kit a titlak nıcmcrlcıkan rctlcıksi se lanjutnya Lare na tlari Te orc nda i kita pcnılch bahwa
dot (A) = 0. Dari coııt tüh ini scharus nya sud ııh jelas bahwa bila ıuatriks kuatl rat ıuenıpunyai
dua baris yang tcrtliri dari bilangan not dc ndan nıenaınhahkan ke lipatan yang scsuai dari
salah satu baris ini patla baris yang satu layi. Jat1i, jika mııtriks kwıdrat memyunyni dua
bnris yang sebandiag, mmu determinunn yn samir dengım nol.
Contoh :
- Karena baris pertama dan kcdua sebanding yaitu 1 : 2 maka det (A) = 0.
Teorenia4. like A ndolXi seinl nrtni g mnfiks k aakrtit, maka dM {A j =det {A').
Pernyataan. Karena hasil int, maka hampir tiap-tiap teurcma mengenai determinan
yang mengandung perkataan baris dalam pemyataannya akan benar juga bila perkataan
“kolom” disubsi itusikan untuk “baris”. Untuk membiiktikan pernyataan kolom kita
hanya perlu mentranspus (memindahkan) matriks yang di tinjau untuk rncngubah
pernyataan kolom tersebut pada pemyataan baris, dan kemudian menerapkan hasil yang
hcrsesuaian yang sudah kita ketahui untuk baris.
Contoh
1 0 0 3
2 7 0 6
A=
0 6 3 0
7 3 1 —5
1 0 0
Dct (A) = det
Z 7 =( 1 )(7)(3)(-26)= -546
0 6 3
7 3 1
Contoh int inenunjukkan bahwa selalu mcrupakan hal yang bijaksana untuk inempcrhatikan
opcrasi kolom yang tepat yang akan meringkaskan perhitungan tersebut.
Misalkan A dan B adalah matriLs-matriks n x o dan k adalah sebarang skalar. Kita karang
meninjau hubungan yang nıungkin di antara det(A), det(B), dan
det(WJ = i“ det(A)
erbeda dalam garis tunggal, katakanlah baris ke r, dan anggaplah bahwa baris ke r dari A” dapaÎ dipero leh dengan m
7 7 7
det
det 0 = da 0 + 0
4+I 4 l
Teoreina 6.lika A dan B adalah matriks kuadrat yang ukurannya sanna, maka
det(AB) = det(A)det(B)
Contoh
Tinjaulah matriks-matriks
3 2 17
A —— 21 B A8
8 3 14
Kita peroleh det(A) det(B) = (1) (-23) = -23. Sebaliknya dengan pcrhitungan langsung
maka det(AB) = -23, sehiiigga det(AB) = det(A) det(B).
Teorema 7. Sebuah matriks A kuadrat dapat di balik jika dan hanya jika det(A) W
Contoh
Pada bagian ini kita meninjau sebuah metode untuk mengitung determinan yang
berguna urnuk perhitungan yang menggunakan tangan dan secara teoritis penting
penggunaannya. Sebagai honsekuensi dari kerja kita di sini, kita akan mendapatkan
rumus untuk invers dari matrìks yang dapat dibalik dan juga akan mendapatkan rumus
untuk pemecahan sistem-sistem persainaan linear tertentu yang dinyatakan dalam
deterininan.
DeFmisi : Jika A adalah rnaæiks kuadrat, maka minor entri at dinyatakan oleh fill
dan didefinisikan menjadi determînan submatriks yang tetap setelah baris ke i dan
kolom ke j dicoret dari Æ Bilangan (-I +J3fy dinyatakan oleh Cl dan dinamakan
kofãktor entri a,
Contoh :
Misalkan
3 1 —4
A —— 2 5 6
1 4 8
3 1 —4
Mai 2 5 6
1 4 8
Ko akto i DII
adalah
3 1 —4
M sz 2 6 =Z6
1 4 8 6
Kofaktor us adalah
C c = (-1)’ +’ Mzz -- M = - 26
Perhatikan bahwa kofaktor dan rnînor elemen n„ hanya berbeda dalam tandanya, yatar,
C,j -- z M,¡. Cara cepat untuk menentukan apakah penggunaan tanda + atau tanda —
mempakan kenyataan bahwa penggunaan tanda yang mengbubungkan C, dan if berada
dalam baris ke ı dan kolom kej dari susunan
det(&) = n 1 22‘33 + ‘12 ‘2 3‘31 + ‘13 ‘2 1‘32 3 22 ‘31 ‘12 ‘21 ‘3 3 1 ‘2 3‘32
Contoh :
3 1 0
A—— —2 —4 3
5 4 —2
—4
det(A) = 3
4 4) (—2)(—2) + 5 (8) = —1
=
det(A) —— n 1 1 C 11 + ‘12 C 12 ‘13 ’1 3
3(
—
11 1 1 + 21 21 + 31 € 3 1
12 12 + 22 € 22 + 32 € 31
‘ 3 1 ’3 1 + 32 ’3 2 + 33 € 33
Pcrhıı tikan balıwa Halam set iap pcrsaııman se nıua entri tlan kofiakt ur tlari baris atau
koloni yang santa. Pcrsamaaıı ini tlınamaLan ekspansi-e kspansi kofnktoı tlct(d).
Teorema 8.
T Lma9
Jika A adalah matriks yang dapat dibalik, maka
det(A)
JikaAX=Badalahsistemyangterdiridarinpersamaanlineardalamobilangan
takdiketahuisehingga det { A)0, maka sistem tersebut mempunyai pemecahan yan unik.
Pemecahan ini adalah
det (A ) det (A ) det (A )
' ' det {A') ’2 det (A)”’ det (A)
dimana Aj adalah maniks yang kâ a dapatkan dengan mengganti entri-entri dalam kolom ke j
dari A dengan entri-emri dalam matriks
B ——
BAB III
PENUTUP
Saran
A an¿ka ı baiknya it:ı n en¿ena Mate n atika kutu sebeîrın kita nıen*an s« Maten atika itu
srıîit, karena frida kit ı teîah n en@ena î Matematik a dengan haik dan n ani Ğ »ati ba•ain ana Matematik a
itu beketja akan ter isa bahwa Maten :ıti ka itu tidak scbuı sık apa yang° kita pikiı km.
DAFTAR PUSTAKA