Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Barisan Monoton

Diajukan Untuk Memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah

Analisis Real

OLEH :

Kelompok 3

Silvia Ramadhani : 2419002


Hafida Mu’amalah : 2419003
Muhammad Iqbal : 2419008
Riski Sakinah Aprilia : 2419018
Meli Puspa : 2419021
Shyafiatul Qaira : 2419035

DOSEN PEMBIMBING
GEMA HISTA MEDIKA, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BUKITTINGGI 2021/2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah Swt. Karena


telah melimpahkan rahmatnya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah yang berjudul Barisan Monoton. Shalawat serta salam ditujukan kepada
nabi Muhammad Saw, yang telah membawa umat manusia ke jalan yang diridho
allah dengan cara memberi suri tauladan dengan mencontohkan akhlak dan moral
yang tinggi kepada umatnya dengan tujuan hidup lebih baik di dunia dan akhirat.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi. Kami berharap makalah ini menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik.

Bukittinggi, 22 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan masalah.....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2

A. Definisi Barisan Monoton.....................................................................2


B. Perhitungan Akar Kuadrat dan Bilangan Euler....................................3
C. Contoh Soal .........................................................................................6

BAB III Penutup.............................................................................................13

A. Kesimpulan...........................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Secara umum, analisis real merupakan bagian dari analisis
matematika yang membahas himpunanbilangan realdan fungsi-fungsi dalam
bilangan real. Analisis reall dapat dianggap sebagai lanjutan atau
kembangan mata kuliah kalkulus yang lebih mendalam. Analisis real
juga membahas lebih mendalam mengenai konsep barisan dan
limit, kekontinuan, turunan, integral, dan barisan dari fungsi-fungsi.
Pembahasan-pembahasan materi analisis real juga disertai banyak pembuktian
teorema.Hal tersebut tak terkecuali pada materi barisan monoton.Di dalam
materi barisan bilangan real terdapat beberapa pokok pembahasan, dua
di antaranya adalah definisi barisan barisan monoton dan contoh soal barisan
monoton .Berdasarkan hal tersebut, penulis akan membahas lebih lanjut
tentang definisi barisan monoton.Tujuan pembahasan ini adalah untuk
mengetahui definisi barisan monoton

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

1. Apa pengertian defenisi barisan monoton ?

2. Bagaimana perhitungan akar kuadrat dan bilangan euler

3. Bagaimana contoh soal dari barisan monoton ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian defenisi barisan monoton ?

2. Untuk mengetahui perhitungan akar kuadrat dan bilangan euler

3. Untuk mengetahui contoh soal dari barisan monoton ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Barisan Monoton


Sampai saat ini, kita telah mempunyai bebeapa metode untuk menunjukkan
bahwa barisan X =( x n ) konvergen:
(i) Kita dapat menggunakan definisi 3.1.4 atau Teorema 3.1.6 secara
langsung. Tetapi ini sering (tetapi tidak selalu) sukar dikerjakan.
(ii) (Kita dapat mendominasi |x n−x| dengan perkalian dari suku-
suku dalam barisan (a n) yang diketahui konvergen ke 0,
kemudian menggunakan Teorema 3.1.10.
(iii) Kita dapat mengidentifikasi barisan X diperoleh dari barisan-
barisan yang diketahui konvergennya dari lebar barisannya,
kombinasi aljabar, nilai mutlak atau datar dengan menggunakan
Teorema 3.1.9, 3.2.3, 3.2.9, atau 3.2.10.
(iv) Kita dapat ,mengapit X dengan dua barisan yang konvergen ke
limit yang sama menggunakan Teorema 3.2.7.
(v) Kita dapat menggunakan “Uji Rasio” dari Teorema 3.2.4.

Kecuali (iii), semua metode ini mengharuskan kita terlebih dahulu


mengetahui (atau paling tidak dugaan) nilai limitnya yang benar, dan
kemudian membuktikan bahwa dugaan kita benar.

Terdapat bnayak contoh, yang mana tidak ada calon limit yang mudah
dari suatu barisan, bahkan walaupun dengan analisis dasar diduga
barisannya konvergen. Dalam bagian ini dan dua bagian berikutnya, kita
akan membahas hasil-hasil yang lebih mendlaam dibanding bagian terdahulu
yang mana dapat digunakan untuk memperkenalkan konvergensi suatu
barisan bila tidak ada kandidat limit yang mudah

2
3.3.1 Definisi. Misalkan X =( x n ) barisan bilangan real, kita katakan X tak
turun bila memenuhi ketaksamaan:

x 1 ≤ x 2 … ≤ x n ≤ x n+1 ≤ …

Kita katakan X monoton bila X tak naik atau tak turun.

Berikut ini barisan-barisan tak turun

( 1,2,3,4 , … , n , … ) ; ( 1,2,2,3,3,3, … ) ;

(a , a 2 , a3 , … , an , …) bila a> 1

Berikut ini barisan-barisan tak naik

(1 , 12 , 13 ,… , 1n , …) ,(1 , 12 , 21 , … , 21 ,…) ,
3 n −1

( b ,b 2 , b3 , … , bn , … ) , bila 0< b<1.

Barisan-barisan berikut tak monoton

¿, (−1 ,+2 ,−3 , … , (−1 )n n , …)

Barisan-barisan berikut tak monoton, tetapi pada akhirnya monoton

1 1 1
(7,6,2,1,2,3,4, ...), (−2,0,1 , , , , …)
2 3 4

3.3.2 Teorema Konvergensi Monoton. Barisan bilangan real monoton


konvergen jika dan hnya jika barisan ini terbatas.

Lebih dari itu:

{x }
Bila X =( x n ) barisan tak turun yang terbatas, maka lim ( x n) = ¿ n

3
Bila Y =( y n ) barisan tak naik yang terbatas, maka lim ( y n )=inf ⁡{ y n }

Bukti:

Dari teorema 3.2.2 diketahui bahwa barisan konvergen pasti terbatas.

Sekarang kita akan buktikan sebaliknya, misalkan X barisan monoton


yang terbatas. Maka X tak turun atau tak naik.

a) Pertama misalkan X barisan tak turun dan terbatas. Dari


hipotesis terdapat M ∈ R , sehingga Rn ≤ M untuk semua n ∈ N .
¿ { xn : n ∈N . }
Menurut prinsip supremum terdapat x = ; kita akan
¿
tunjukkan bahwa x =lim ( x n ) .
Bila ε > 0 diberikan, maka x ¿−ε bukanlah batas atas dari
{x n :n ∈ N }; dari sini terdapat K ∈ N sehingga x ¿−ε < x k . Tetapi

karena ( x n ) tak turun maka hal ini diikuti


x ¿−ε < x k ≤ x n ≤ x ¿ untuk semua n ≥ K
Akibatnya
|x n−x ¿|<ε untuk semua n ≥ K
Karena ε > 0 sembarang, jadi (x ¿¿ n)¿ konvergen ke x ¿.
b) Bila Y=( y ¿¿ n)¿ barisan terbatas tak naik, maka jelaslah bahwa
X =−Y =(− y ¿¿ n) ¿ barisan terbatas tak turun. Dari (a)
diperoleh
Teorema konvergensi monoton memperkenalkan eksistensi
limit dari barisan monoton terbatas. Hal ini juga memberikan
cara perhitungan limit yang menyajikan kita dapat memperoleh
supremum (a), infimum (b). Sering kali sukar untuk
mengevaluasi supremum (atau infimum), tetapi kita ketahui
bahwa hal ini ada, sering pula mungkin mengevaluasi limit ini
denngan metode lain.

Contoh Soal :

4
(a) lim ( )
1
√n
=0

Kita dapat menggunakan Teorema 3.2.10; tetapi, kita akan menggunakan


Teorema Konvergen Monoton. Jelaslah bahwa 0 merupakan batas
bawah, dari himpunan , dan tidak sukar untuk menunjukkan bahwa
infimumnya 0; dari sini

( √1n )
0=lim

Di lain pihak, kita ketahui bahwa X =( ) terbatas dan tidak naik, yang
1
√n

mengakibatkan X konvergen ke bilangan real x. Karena X =( ) .


1
√n
Konvergen ke x, menurut teorema konvergensi monoton 3.2.3,

X . X= ( 1n ) konvergen x . Karena itu x =0 , akibatnya x=0.


2 2

1 1 1
(b) Misalkan x n=1+ + + …+ untuk n ∈ N .
2 3 n
1
Karena x n+1=x n + > x , kita dapat melihat bahwa (x n) suatu barisan naik.
n+1 n
Dengan menggunakan Teorema Konvergensi monoton 3.3.2, pertanyaan
apakah barisan ini konvergensi atau tidak dihasilakn oleh pertanyaan apakah
barisan tersebut terbatas atau tidak. Upaya-upaya untuk menggunakan
kalkulasi numerik secara langsung tiba pada suatu dugaan mengenai
kemungkinan terbatasnya barisan (x ¿¿ n)¿ mengarah pada frustasi yang
tidak meyakinkan. Dengan perhitungan komputer akan memberikan nilai
aproksiasi x n ≈ 11,4 untuk n=50.000 dan x n ≈ 12,1 untuk n=100.000. Fakta
numerik ini dapat menyatukan pengamat secara sekilas untuk menyimpulkan
bahwa barisan ini terbatas . akan tetapi pada kenyataannya barisan ini
divergen, yang diperlihatkan oleh
1 1 1
( ) ( 1 1
X 2 =1+ + + + …+ n−1 + …+ n
n
2 3 4 2 +1 2 )
2 4 4 (
¿ 1+ +( + ) +…+ +…+
1 1 1 1
2 2 )
1
n n

1 1 1 n
¿ 1+ + +…+ =1+
2 2 2 2

5
Dari sini barisan x n tak terbatas, oleh karena itu divergen (teorema 3.2.2).
(c) Misalkan Y = ( y n ) didefenisikan secara induktif oleh
1
Y 1=1 , Y n+1= ( 2 y n +3 ) untuk n ≥ 1. Kita akan menunjukkan bahwa
4
3
lim Y = .
2
5
Kalkulasi langsung menunjukan bahwa y2 = . Dari sini kita mempunyai
4
y1< y2< 2. Dengan induksi, kita akan tunjukkan bahwa yn< 2 untuk semua n
∈Y . Ini benar untuk n = 1,2. Jika yk< 2 berlaku untuk untuk k ∈ N, maka
1 1 3
Yk+1 =
4
( 2 Y K + 3 ) < ( 4 +3 )=1+ < 2
4 4
Dengan demikin yk+1< 2. Oleh karena itu yn< 2 untuk semua n ∈ N .
Sekarang, dengan induksi, kita akan tunjukkan bahwa yn< yn+1 untuk semua
n ∈ N . Kemudian pernyataan ini tidak dibuktikan untuk n= 1. Anggaplah
bahwa yk< yk+1 untuk suatu k ∈ N ;
1 1
Yk+1 =
4
( 2 y k +3 ) < 4 ( 2 y k+1 +3 ) < y k+2
Jadi yk< yk+1 mengakibatkan yk+1< yk+2. Oleh karena itu yn< yn+1 untuk semua
n ∈ N atas oleh 2. Menurut Teorema Konvergensi Menoton, Y konvergen ke
suatu limit yakni pada kurang dari atau sama dengan 2. Dalam hal ini, tidak
mudah untuk mengevaluasi lim (yn) dengan menghitung sup {yn : n ∈ N }.
1
Tetapi terdapatcara lain untuk mengevaluasi limitnya. Karena yn+1 (2 y n +3)
4
untuk semua n ∈ N , maka suku ke n dari 1-ekor Y 1 dan suku ke n dari Y
mempunyai relasi aljabar sederhana. Dengan Teorema 3.1.9, kita
mempunyai y = lim Y1 = lim Y yang diikuti dengan Teorema 3.2.3 diperoleh
1 3
y= (2 y ¿¿ n+3) ¿ yang selanjutnya mengakibatkan y =
4 2
(d) Misalkan Z = (zn) dengan z1 = 1, zn+1 = √ 2 z n untuk semua n ∈ N , kita akan
lanjutkan lim (zn) = 2.

Catatan bahwa z1 =1 dan z2 = √ 2 ; Dari sini 1 ≤ Z 1 ≤ Z 2<2 . Kita klaim


bahwa Z tak turun dan terbatas diatas oleh 2. Untuk membuktikannya kita akan
lakukan secara induksi, yaitu 1 ≤ z k+1 ≤ z k+1 <2. Untuk semua n ∈ N . Faktor ini

6
dipenuhi untuk n = 1. Misalkan hal ini juga dipenuhi untuk n = K, maka 2
≤ 2 z k <2 z k+1 <4 , yang diikuti oleh 1 <√ 2≤ z k+1 =√2 z k < z k+2 = √ 2 z k +1<√ 4 = 2

[Pada langkah terakhir kita menggunakan cntoh 2.2.14 (a)]. Dari sini
ketaksamaan 1≤ z k < z k+1 <2 mengakibatkan 1 ≤ z k+1 < z k+2 <2. Karena itu 1
≤ z n ≤ z n+1 <2. Untuk semua n ∈ N .

Karena Z = (zn) terbatas dan tak turun, menurut teorema konvergensi


monoton Z konvergen ke z = sup {zn}. Akan ditunjukan secara langsung bahwa
sup {zn} = 2, jadi z = 2 atau kita dapat menggunakan cara bagian (c). Relasi z n+1
= √ 2 Z n memberikan relasi antara suku ke n dari z 1 dan suku ke n dari z. Dengan
Teorema 3.1.9, kita mempunyai lim Z1 = z = lim Z. Lebih dari itu, menurut
teorema 3.2.3 dan 3.2.10, z harus memenuhi z = √ 2 z n . Ini menghasilkan z = 0,2.
Karena 1 ≤ 2, jadi z = 2.

Perhitungan akar kuadrat.


3.3.4. Contoh.
Misalkan a > 0, kita akan mengkonstruksi barisan (sn) yang konvergen ke √ a.
1 a
Misalkan s1> 0 sebarang dan didefinisikan sn+1 = ( s n+ ) untuk semua
2 sn
n ∈ N . Kita akan tunjukan bahwa (sn) konvergen ke √ a. (proses ini untuk
mengitung akar kuadrat yang sudah dikenal di Mesopotamia sebelum 1500 B.C)
Pertama kita tunjukan bahwa s2n +1 ≥ a untuk semua n ≥ 2. Karena s2n – 2 sn+1,
sn+a =0, persamaan ini mempunyai akar real. Dari sini diskriminannya 4 s 2n+1 ≥ 4 a
harus tak negative, yaitu s2n +1 ≥ a untuk n ≥ 1
Untuk melihat (sn) pada akhirnya tak naik, kita catat bahwa untuk n ≥ 2 kita
mempunyai :
1
sn−s n−1=s n− ¿
2
Dari sini, sn+1 ≤sn untuk semua n ≥ 2. Menurut Teorema konvergensi monoton
lim (sn) = s ada. Lebih dari itu, dari Teorema 3.2.3, s harus memenuhi.

s=
1
2( )a
s+ ,
s
a
Yang mengakibatkan s = atau s2 = a . Jadi s = √ a
s

7
Untuk perhitungan, sering penting untuk mengestimasi bagaimana cepatnya
ba-risan (sn) konvergen ke √ a. Dari di atas, kita mempunyai √ a ≥ sn untuk semua
n ≥ 2. Dengan menggunakan ketaksamaan ini kita dapat menggunakan √a
dengan derajat akurasi yang diinginkan.
Bilangan Euler

3.3.5 Contoh

( ) untuk n ∈ N . Kita akan menunjukkan bahwa E=e


n
1
Misal e n= 1+ n terbatas
n
atau tak turun, karenanya E konvergen yang sangat terkenal itu, yang nilainya
didekati dengan e ≈2,718281828459045 … dan kemudian digunakan sebagai
bilangan dasar logaritma natural.

Bilamana kita menggunakan teorema binomial, kita mempunyai

( ) n 1 n (n−1) 1 n(n−1)(n−2) 1 n ( n−1 ) … 2.1 1


n
1
e n= 1+ =1+ . + . 2+ . 3 + …+ . 2
n 1 n 2! n 3! n n! n

Ini dapat ditulis menjadi

e n=1+1+
1
( ) ( )(
2!
1 1
1− +
n 3!
1−
1
n
1−
1
2n
+ …+
1
n! )
1−
1
n
2
( )( ) (
1− … 1−
n
n−1
n )

Dengan cara serupa kita mempunyai

e n+1=1+1+
1
2!(1−
1
+
1
n+1 3 !) (
1−
1
n+1
1−
2
)(
n+1
+…+
1
n!
1− )
1
n+ 1 (
1−
2
n+1 )(
… ( 1−n )+
1
)
( n+ 1 ) !
1−
n(
Perhatiakan bahwa ekspresi untuk e n menurut n+1 suku, sedangkan untuk e n+1
menurut n+2 suku. Selain itu masing-masing suku dalam e n adalah lebih kecil
atau sama dengan suku yang bersesuaian dalam e n+1 dan e n+1 mengandung lebih
satu suku positif. Oleh karena itu, kita mempunyai 2 ≤ e1 ≤ e2 <…< en <e n+ 1< …,
dengan demikian suku-suku dari E naik.

Untuk menunjukkan bahwa suku-suku dari E terbatas di atas, kita perhatikan


bahwa jika p=1,2 , ... ,n , maka n>1, maka kita mempunyai

8
1 1 1
2<e n <1+1+ + 2 +…+ n−1
2 2 2

Karena dapat dibuktikan bahwa [lihat 1.3.3(b)]

1 1 1 1
+ 2 +…+ n−1 =1− n−1 <1 ,
2 2 2 2

Kita simpulkan bukan2 ≤ en <3 untuk semua n ∈ N . Menurut teorema


konvergensi monoton, kita peroleh bahwa barisan E konvergen ke suatu
bilangan real antara 2 dan 3. Kita definisikan bilangan e merupakan limit dari
barisan ini.

Dengan penghalusan estimasi kita dapat menemukan bilangan yang dekat sekali
ke e, tetapi kita tidak menghitungnya secara eskak, karena e adalah suatu
bilangan irasional. Akan teteapi mungkin untuk menghitung e sampai beberapa
tempat desimal yang diinginkan. Pembaca boleh menggunakan kalkulator (atau
komputer) untuk menghitung e n dengan mengambil nilai n yang “besar”.

C. Contoh Soal

1
1). Tunjukkan bahwa lim ( )=0 untuk n ∈ N
√n

Jawab :

1
Sebagaimana yang diketahui bahwa lim =0, untuk n ∈ N . Menurut Teorema
n
1
2.2.10, jika barisan χ =( x n )=( ) konvergen ke 0, maka barisan
n

√( x n )=
√ 1 1 1

( ¿ )=( ) ¿ konvergen dan lim √( x n)=lim ( ¿ )¿ 0 ¿
n √n n

1 1 1
2). Tunjukkan bahwa barisan ( x n ) dengan x n=1+ + + …+ untuk n ∈ N
2 3 n
merupakan barisan divergen

9
Jawab :

1 1 1
Perhatikan suku - suku barisan x n=1+ + + …+ untuk n ∈ N
2 3 n

x 1=1 ,

1 1
x 1=1+ =x 1 + '
2 2

1 1 1
x 1=1+ + =x 2+ '
2 3 3

1 1 1 1
x 1=1+ + + =x 3 + '
2 3 4 4

......................................................

1 1 1 1 1
x n+1=1+ + + + ... + = x n + ¿x
2 3 4 n n+ 1 n

Dapat dilihat bahwa barisan ( x n ) merupakan barisan yang naik.

Perhatikan bahwa :

1 1 1
x n+1=1+ + +…+ =1+
2 3 n
1 1 1
2 3 4
1 1 1 1
5 6 7 8
1
+ + + + + +…+ >¿
n ( )( )
1+ (
1 1 1
2 4 4
1 1 1 1
8 8 8 8)( 1 1
2 2 2
1
+ + + + + +…+ n + n +…+ n ) ( )
1 1 1 n
= 1+ + + …+ =1+
2 2 2 2

Karena ( x n ) tidak terbatas , maka ( x n )merupakan barisan yang divergen.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Defenisi Barisan Monoton
Definisi. Misalkan X =( x n ) barisan bilangan real, kita katakan X tak
turun bila memenuhi ketaksamaan:
x 1 ≤ x 2 … ≤ x n ≤ x n+1 ≤ …
Kita katakan X monoton bila X tak naik atau tak turun.
Berikut ini barisan-barisan tak turun
( 1,2,3,4 , … , n , … ) ; ( 1,2,2,3,3,3, … ) ;
2 3 n
(a , a , a , … , a , …) bila a> 1
Berikut ini barisan-barisan tak naik

(1 , 12 , 13 ,… , 1n , …) ,(1 , 12 , 21 , … , 21 ,…) ,
3 n −1

( b ,b 2 , b3 , … , bn , … ) , bila 0< b<1.


Barisan-barisan berikut tak monoton
¿, (−1 ,+2 ,−3 , … , (−1 )n n , …)
Barisan-barisan berikut tak monoton, tetapi pada akhirnya monoton
1 1 1
(7,6,2,1,2,3,4, ...), (−2,0,1 , , , , …)
2 3 4
2. perhitungan akar kuadrat dan bilangan euler
Perhitungan akar kuadrat

11
3.3.4 Contoh
Misalkan a > 0, kita akan mengkonstruksi barisan (sn) yang konvergen
1 a
ke √ a. Misalkan s1> 0 sebarang dan didefinisikan sn+1 = 2 ( s n+ s )
n

untuk semua n ∈ N . Kita akan tunjukan bahwa (s n) konvergen ke √ a.


(proses ini untuk mengitung akar kuadrat yang sudah dikenal di
Mesopotamia sebelum 1500 B.C)
Bilangan Euler
3.3.5 Contoh

( ) untuk n ∈ N . Kita akan menunjukkan bahwa E=e


n
1
Misal e n= 1+ n
n
terbatas atau tak turun, karenanya E konvergen yang sangat terkenal
itu, yang nilainya didekati dengan e ≈2,718281828459045 … dan
kemudian digunakan sebagai bilangan dasar logaritma natural.

B. Saran

Dari pembahasan makalah ini , pemakalah menyarankan untuk pembaca


memahami semua teorema yang dijelaskan. Supaya dalam penganalisisan
soal, pembaca dapat menganalisis dengan benar dan tepat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bartle, Robert G. 1992. Introduction to Real Analysis. Second edition. New York:
John Wiley & Sons, Inc.

Bartle, R.G. & Sherbert, D.R. 2000.Introduction to Real Analysis. Singapore : John
Wiley & Sons Pte Ltd. Riyanto, M.Z.

Riyanto, M.Z. 2020. Pengantar Analisis Real I.

https://www.academia.edu/11509660/
Pengantar_Analisis_Real_I_disusun_oleh_M._Zaki_Riyanto_M.Sc

13

Anda mungkin juga menyukai