Anda di halaman 1dari 23

Program Studi Matematika

Departemen Matematika

Kuliah Ke-9 MAT1101


MATEMATIKA dan BERPIKIR LOGIS

Determinan Matriks, Invers Matriks,


Pangkat (rank) Matriks
DETERMINAN MATRIKS

• Determinan dari suatu matriks segi adalah suatu bilangan (real atau
kompleks) yang terkait dengan suatu matriks segi.
• Jika 𝐴 adalah suatu matriks segi, maka determinan dari matriks 𝐴
dinotasikan dengan det(𝐴) atau 𝐴 .
• Kegunaan determinan antara lain untuk mendeteksi apakah suatu
matriks mempunyai invers atau tidak, menentukan solusi suatu sistem
persamaan linear.
Mencari Determinan
dengan Minor Kofaktor
Submatriks
Submatriks adalah suatu matriks yang diperoleh dengan menghapus
beberapa baris dan/atau beberapa kolom.
Minor, Kofaktor
Jika 𝐴𝑖𝑗 adalah submatriks dari matriks segi 𝐴 = 𝑎𝑖𝑗 dengan
𝑛×𝑛
menghapus baris ke-𝑖 dan kolom ke-𝑗, maka
• Minor elemen 𝑎𝑖𝑗 adalah bilangan real 𝑀𝑖𝑗 dengan 𝑀𝑖𝑗 = det 𝐴𝑖𝑗 .
• Kofaktor elemen 𝑎𝑖𝑗 adalah bilangan real 𝛼𝑖𝑗 dengan
𝛼𝑖𝑗 = −1 𝑖+𝑗 𝑀𝑖𝑗 .
Prosedur Menentukan Determinan
Matriks Segi Ordo 𝑛
Untuk menentukan determinan matriks 𝐴 = 𝑎𝑖𝑗 , maka:
𝑛×𝑛
1. Pilih sembarang baris atau kolom,
2. Jika dipilih baris ke-𝑖, (𝑖 = 1, 2, ⋯ , 𝑛), maka
det 𝐴 = 𝑎𝑖1 𝛼𝑖1 + 𝑎𝑖2 𝛼𝑖2 + ⋯ + 𝑎𝑖𝑛 𝛼𝑖𝑛
3. Jika dipilih kolom ke-𝑗, (𝑗 = 1, 2, ⋯ , 𝑛), maka
det 𝐴 = 𝑎1𝑗 𝛼1𝑗 + 𝑎2𝑗 𝛼2𝑗 + ⋯ + 𝑎𝑛𝑗 𝛼𝑛𝑗
Catatan:
• Jika 𝑛 = 1, misalkan 𝐴 = 𝑎11 1×1 , maka det 𝐴 = 𝑎11 .
• Untuk efisiennya, pilih baris/kolom yang banyak memuat 0.
Contoh 1

Tentukan determinan dari matriks-matriks


berikut:
1. 𝐴 = 2023
𝑎 𝑏 𝑐
1 5 5. 𝐸 = 𝑑 𝑒 𝑓 ,
2. 𝐵 = ,
2 3 𝑔 ℎ 𝑖
𝑎 𝑏
3. 𝐶 = dengan 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑, 𝑒, 𝑓, 𝑔, ℎ, 𝑖 ∈ ℝ.
𝑐 𝑑
sembarang bilangan.
1 3 2 1 2 1 0
4. 𝐷 = 2 0 1 , 6. 𝐹 = 0 1 0 1
−1 0 4 1 1 1 0
2 4 2 1
Sifat Determinan

Jika 𝐴 dan 𝐵 adalah matriks segi berordo 𝑛, maka:


1. det 𝐴 = det(𝐴𝑇 ).
2. det 𝐴𝐵 = det 𝐴 det(𝐵)
3. Jika matriks 𝐴 memiliki baris/kolom yang semua elemennya nol,
maka det(𝐴) = 0.
4. Jika ada baris (kolom) yang merupakan kelipatan dengan baris
(kolom) yang lain dalam matriks 𝐴, maka det(𝐴) = 0.
5. Jika 𝐴 adalah matriks segitiga atas/ bawah maka det 𝐴 = hasil kali
elemen diagonal utama.
Sifat Determinan (2)
Jika 𝐴 dan 𝐵 adalah matriks segi berordo 𝑛, maka:
6. Jika dua baris/kolom dari matriks 𝐴 ditukar sehingga menjadi
matriks 𝐵, maka det(𝐵) = − det(𝐴).
7. Jika suatu baris/kolom matriks 𝐴 dikalikan dengan suatu
skalar 𝑘 sehingga diperoleh matriks 𝐵, maka det 𝐵 = 𝑘 det(𝐴) .
8. Jika elemen-elemen suatu baris/kolom matriks 𝐴 ditambah
dengan 𝑘 kali elemen-elemen baris/kolom lainnya sehingga
didapat matriks 𝐵, maka det(𝐵) = det(𝐴).
Hubungan Sifat Determinan dengan
Operasi Baris Dasar (OBD)

Catatan:
Dari sifat 6, 7, 8 dan kaitannya dengan Operasi Baris Dasar (OBD),
diperoleh:
• det 𝐸𝑖𝑗 𝐴 = −1 det 𝐴
• det(𝐸𝑖 𝑘 (𝐴)) = (𝑘)det(𝐴).
• det(𝐸𝑖𝑗 𝑘 (𝐴)) = (1)det(𝐴).

Bila matriks A memiliki n buah baris maka det(𝑘𝐴)) = 𝑘 𝑛 det (𝐴).


Prosedur Menentukan
Determinan Matriks Segi Ordo 𝑛

• Dengan OBD, ubahlah matriks yang akan dicari


determinannya menjadi matriks segitiga atas/bawah atau
seperti matriks segitiga atas/bawah.

• Selanjutnya berdasarkan sifat 5, determinan matriks 𝐴 =


hasil kali elemen diagonal utama matriks 𝐴. (matriks 𝐴
sudah berbentuk seperti segitiga atas/bawah.
Contoh 2

Dengan sifat determinan, tentukan determinan matriks-matriks:


1 5
1. 𝐵 = ,
2 3
1 3 2
2. 𝐷 = 2 0 1 ,
−1 0 4
1 2 1 0
3. 𝐹 = 0 1 0 1 .
1 1 1 0
2 4 2 1
INVERS MATRIKS
• Matriks segi 𝐴 dikatakan matriks yang memiliki invers atau non
singular/taksingular bila ada matriks 𝐵 sehingga 𝐴𝐵 = 𝐵𝐴 = 𝐼.
• Matriks 𝐵 ini disebut matriks invers dari matriks 𝐴 dan dinotasikan
dengan 𝐴−1 , jadi 𝐵 = 𝐴−1 .
• Matriks segi yang tak memiliki invers disebut matriks singular.
Mencari Invers dari Matriks
1. Metode Matriks Adjoin
Jika 𝐴 = 𝑎𝑖𝑗 adalah matriks segi 𝑛 × 𝑛, maka
−1 1
𝐴 = 𝐶𝑇
det(𝐴)
dengan 𝐶 = 𝛼𝑖𝑗 dan 𝛼𝑖𝑗 adalah kofaktor elemen 𝛼𝑖𝑗 dari 𝐴.
𝑛×𝑛

Matriks 𝐶 𝑇 disebut matriks adjoin dari 𝐴.


2. Metode Penghapusan

Invers dari matriks segi 𝐴𝑛×𝑛 dapat dicari dengan cara berikut:
• Tuliskan matriks yang diperbesar 𝐴 𝐼𝑛 .
• Dengan serangkaian Operasi Baris Dasar (OBD), ubahlah matriks
𝐴 𝐼𝑛 dengan fokus mengubah 𝐴 menjadi matriks identitas 𝐼𝑛 ,
secara bersamaan matriks 𝐼𝑛 yang digandeng 𝐴 akan menjadi
matriks lain, katakan 𝑃, jadi
𝐴 𝐼𝑛 ~ 𝐼𝑛 𝑃 .
• Matriks 𝑃 ini merupakan invers dari 𝐴, jadi 𝐴−1 = 𝑃.
Contoh 3

Tentukan invers dari matriks


1. 𝐴 = 2 .
1 2
2. 𝐵 = .
0 4
1 1 2
3. 𝐶 = 0 2 1 .
2 1 3
Sifat-sifat Matriks Invers
• Invers matriks taksingular adalah
tunggal (hanya ada satu).
• Jika matriks 𝐴 & 𝐵 taksingular, maka
• 𝐴−1 −1 = 𝐴.
• 𝐴𝐵 −1 = 𝐵−1 𝐴−1 .
• 𝐴𝑇 −1 = 𝐴−1 𝑇
−1 1
• det(𝐴 ) = .
det 𝐴
Contoh 4
Diketahui 𝐴, 𝐵, 𝐶 adalah matriks segi
berordo 4 dengan 𝐴 = −2, 𝐵 = 3,
dan 𝐶 = 0. Tentukan
1. matriks-matriks yang taksingular &
yang singular.
2. det 𝐴−1 + det 𝐵−1 .
3. det 𝐴𝐵𝐶 .
4. det((𝐴𝐵)−1 ).
5. det 𝐴3 .
6. det( 𝐴3 −1 ).
7. det (2𝐵)−1 .
Misalkan 𝐴 suatu matriks berukuran 𝑚 × 𝑛.
PANGKAT
Pangkat (rank) dari matriks 𝐴, dinotasikan
(RANK) dengan 𝑝(𝐴), didefinisikan sebagai ordo
terbesar dari submatriks segi dari 𝐴 yang
MATRIKS taksingular (determinannya tidak sama
dengan nol).
Metode Mencari Pangkat Matriks 𝐴𝑚×𝑛
Metode 1: Menggunakan Definisi Pangkat Matriks
1. Buatlah semua submatriks segi yang mungkin dari matriks 𝐴 yang ordonya paling
besar (misalkan 𝑛), kemudian hitunglah determinan semua submatriks tersebut.
2. Jika ada di antara submatriks segi tersebut taksingular, maka ordo dari submatriks
tersebut (yaitu 𝑛) adalah pangkat dari matriks 𝐴. Jadi 𝑝 𝐴𝑚×𝑛 = 𝑛.
3. Jika semua submatriks segi tersebut singular, maka buatlah semua submatriks segi
dari matriks 𝐴 dengan ordo 𝑛 − 1 kemudian lakukan seperti langkah 2. Jika ada
submatriks terakhir yang taksingular, maka 𝑝 𝐴 = 𝑛 − 1, tetapi jika semuanya
singular, maka dibuat submatriks segi dengan ordo 𝑛 − 2. Demikian seterusnya
setiap belum menemukan submatriks segi yang taksingular, dibuat submatriks segi
lain yang ordonya berkurang 1.

Catatan: Jika ternyata sampai semua submatriks segi dengan ordo terkecil (ordo 1)
berdeterminan 0, maka dikatakan 𝑝(𝐴) = 0.
Metode 2: Menggunakan Operasi Baris Dasar (OBD)
Metode ini didasarkan pada teorema bahwa: pangkat matriks hasil OBD tidak berubah.
Prosedur menentukan pangkat sbb:
1. Siapkan matriksnya, kemudian dengan OBD jadikan matriks berbentuk seperti
prosedur berikut: (disebut berbentuk eselon baris)
• Amati elemen matriks pada setiap baris dari kiri ke kanan.
• Elemen tak nol (≠ 0 ) pertama pada setiap baris adalah 1.
• Jika elemen ≠ 0 pertama pada suatu baris berada pada kolom ke 𝑗, maka elemen ≠
0 pertama untuk baris di bawahnya harus berada pada kolom sebelah kanannya.
• Baris yang semua elemennya nol, diletakkan di posisi bawah
2. Pangkat matriks = banyak baris yang tidak semua elemennya nol.

Catatan: Dalam perhitungan, elemen ≠ 0 pertama tidak harus 1.


Contoh 5
Matriks bentuk eselon baris Matriks tidak berbentuk
0 4 0 eselon baris
1 1 0
𝐴= , 𝐵= 0 0 1 ,
0 1 0 0 1 0
0 0 0 𝐹= ,
0 2 0
1 0 1 2 3
0 1 0
𝐶= 0 1 0 5 2
𝐺= 1 2 3 ,
0 0 0 1 1
0 0 4

1 2 3 1 2 3 3 0 1 2 3
𝐷= 0 1 0 , 𝐸= 0 1 0 𝐻= 0 0 0 5 2
0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0
Contoh 6

1. Diketahui matriks-matriks: 1 3 1 2 3
0 1 2
𝐴= ; 𝐵= 2 4 0 ; 𝐶= 2 1
0 2 4
1 2 3 1 1
Tentukan pangkat matriks-matriks tersebut dengan definisi dan
dengan metode OBD.

2. Jika det 𝐷2×2 = 4, tentukan 𝑝 𝐷2×2 dan 𝑝 𝐸12 𝐷2×2 .

3. Jika 𝐴 adalah matriks tak singular berordo 3, dapatkah disimpulkan


tentang det(𝐴), invers dan pangkat matriks 𝐴.
Pustaka
Anton H, Rorres C, Kaul A. 2019.
Elementary Linear Algebra.
12-th Edition. Wiley.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai