Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN INTERPRETASI

4.1 Analisis Statistik Deskriptif

4.1.1 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk

PT. Telekomunikasi Indinesia, Tbk. (Telkom) merupakan BUMN yang

bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah Indonesia.

Sebagian Perusahaan milik Negara yang sahamnya diperdagangkan di bursa

saham, Pemegang saham mayoritas perusahan adalah Pemerintah Republik

Indonesia sedangkan sisanya dikuasai oleh public. Pada tahun 1974 PN

Telekomunikasi diubah namanya menjadi Perusahaan umum telekomunikasi.

Pada tahun 1989 ditetapkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang

Telekomunikasi, yang juga mengatur peran swasta dalam penyelenggaraan

telekomunikasi. Perusahaan ini didirikan pada 14 November 1995, sejak itu

saham Telcom tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa

Efek Surabaya (BES) keduanya sekarang bernama Bursa Efek Indonesia (BEI),

Bursa Saham New York (NYSE) dan Bursa Saham London (LSE). Saham

Telkom juga diperdagangkan tanpa pencatatan di Bursa Saham Tokyo. Jumlah

saham yang dilepas saat itu adalah 933 juta lembar saham.

Pada awal periode penelitian PT. Telkom Tbk mencatat laba bersih sebesar

Rp10,970 triliun pada tahun buku 2011. Kinerja yang positif selama 2014

menjadikan kontribusi Telkom kepada Negara (APBN) mencapai Rp896.960

triliun sementara diakhir periode berhasil meraih pertumbuhan laba bersih sebesar
81
Rp18.032 triliun. Sementara dari sisi asset, PT Telcom pada awal periode

penelitian mencapai Rp206.600 triliun dan pada pada akhir tahun 2018 total asset

mencapai 206.196 triliun serta beban operasi dan jasa telekomunikasi pada akhir

tahun 2018 naik menjadi Rp43.791 triliun dari tahun sebelumnya.

Penelitian ini menggunakan data dari laporan keuangan di PT.

Telekomunikasi Indonesia,Tbk periode 2011-2018. Laporan keuangsn tersebut

dianalisis untuk menghasilkan rasio keuangan yang berpengaruh terhadap harga

saham.

Dalam bab ini akan disajikan hasil analisis data berdasarkan pengamatan

sejumlah variabel yang dipakai dalam analisis regresi linier berganda.

Statistik deskriptif untuk setiap variabel dependen dan independen yang

dianalisis pada tabel 4.1. Variabel Dependennya adalah Current Ratio (X1), Debt

Ratio (X2), Net Profit Margin (X3), Total Asset Turn Over (X4) dan Earning Per

Share (X5). Variabel Independen yang digunakan dalam analisis ini adalah Harga

Saham (Y).

4.1.2. Deskriptif

Penelitian ini menggunakan data dari laporan keuangan Quartaly PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk Q1-2011 sampai dengan Q4-2018. Sampel yang

digunakan satu sample perusahaan yang dipilih berdasarkan kriteria laporan

keuangan yang secara berturut-turut dalam waktu kurun Q1-2011 sampai Q4-

2018 perusahaan tersebut menyajikan laporan keuangan kuartal secara lengkap

secara rutin selama 5 ( Lima) tahun telah diaudit dan dipublikasikan selama tahun

pengamatan Q1-2011 sampai dengan Q4-2018. Dengan demikian jumlah sample


82
yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 32 (Tiga Puluh Dua) sampel. Data

dianalisis dengan menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda. Hasil Statistik

deskriptif data dari variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini setelah

dilakukan pengolahan data adalah sebagai berikut :

Tebel 4.1
Hasil Analisis Statistik Deskriptif

CR EPS DR TATO NPM HARGASAHAM


 Mean  1.206875  0.344063  0.412813  0.469063  0.227500  3.118031
 Median  1.175000  0.345000  0.410000  0.450000  0.240000  2.767500
 Maximum  1.960000  0.850000  0.510000  1.370000  0.300000  9.950000
 Minimum  0.840000  0.100000  0.300000  0.150000  0.040000  1.338000
 Std. Dev.  0.261626  0.209498  0.037694  0.291839  0.054595  1.601381
 Observation 32 32 32 32 32 32
Sumber : Hasil Olahan Eviews 9.0

Dari tabel tersebut, maka dapat dijelaskan:

1. Harga Saham

Dari total sample sejumlah 32, dengan jangka waktu 8 tahun yaitu

2011-2018, harga saham rata- rata adalah Rp 3.118031, harga saham

terendah adalah Rp 1.33800, Harga Saham tertinggi adalah sebersar Rp

9.950000, dan Standar Deviasi adalah Rp 1.601381

2. Current Ratio (CR)

Dari total sample sejumlah 32, dengan jangka waktu 8 tahun yaitu

2014-2018, Current Ratio rata- rata adalah Rp 1.267.500, Current Ratio

83
terendah adalah Rp 0.250.000, Current Ratio tertinggi adalah sebersar Rp

3.070.000, dan Standar Deviasi adalah Rp 0.588.798

3. Debt Ratio (DR)

Dari total sample sejumlah 32, dengan jangka waktu 8 tahun yaitu

2014-2018, Debt Rati rata- rata adalah Rp 1.432.000, Debt Ratio

terendah adalah Rp 0.370.000, Debt Ratio tertinggi adalah sebersar Rp

6.510.000, dan Standar Deviasi adalah Rp 2.102.724

4. Net Profit Margin (NPM)

Dari total sample sejumlah 32, dengan jangka waktu 8 tahun yaitu

2014-2018, Net Profit margin rata- rata adalah Rp 0.229.500, Net Profit

Margin terendah adalah Rp 0.020.000, Net Profit Margin tertinggi adalah

sebersar Rp 0.300.000, dan Standar Deviasi adalah Rp 0.055.581

5. Total Asset Turn Over (TATO)

Dari total sample sejumlah 32, dengan jangka waktu 8 tahun yaitu

2014-2018, Total Asset Turn Over rata- rata adalah Rp 0.438.500, Total

Asset Turn Over terendah adalah Rp 0.150.000, Total Asset Turn Over

tertinggi adalah sebersar Rp 1.360.000, dan Standar Deviasi adalah Rp

0.278.649

6. Earning Per Share (EPS)

Dari total sample sejumlah 32, dengan jangka waktu 8 tahun yaitu

2014-2018, Earning Per Share rata- rata adalah Rp 0.366.500, Earning

Per Share terendah adalah Rp 0.100.000, Earning Per Share tertinggi

adalah sebersar Rp 0.870.000, dan Standar Deviasi adalah Rp 0.254.440.


84
Untuk melihat partumbuhan per tahun masing – masing variabel

selama 10 tahun tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini :

Tabel 4.2
Data Pertumbuhan/Kuartal

Tahun HargaSaham CR DR NPM TATO EPS


Mar-11 2,439 1,02 0,37 0,24 0,17 0,35
Jun-11 2,58 1,18 0,41 0,23 0,35 0,45
Seb-11 1,88 1,08 0,4 0,24 0,42 0,16
Dec-11 2,006 1,16 0,39 0,25 0,64 0,18
Mar-12 9,95 1,96 0,38 0,3 1,37 0,85
Jun-12 1,338 0,84 0,43 0,24 0,37 0,24
Seb-12 1,433 1,04 0,3 0,25 0,54 0,19
Dec-12 1,426 1,16 0,4 0,24 0,69 0,16
Mar-13 1,72 1,34 0,38 0,26 0,17 0,43
Jun-13 2,056 0,95 0,42 0,25 0,36 0,54
Seb-13 2,03 1,18 0,4 0,25 0,51 0,18
Dec-13 1,695 1,16 0,39 0,04 0,65 0,15
Mar-14 1,956 1,37 0,37 0,24 0,16 0,37
Jun-14 2,445 1,01 0,42 0,24 0,33 0,76
Sep-14 2,537 1 0,42 0,25 0,48 0,17
Dec-14 2,611 1,06 0,39 0,12 1,36 0,14
Mar-15 2,89 1,2 0,38 0,23 0,16 0,38
Jun-15 2,93 1,25 0,47 0,12 0,32 0,35
Sep-15 2,645 1,34 0,45 0,13 0,48 0,17
Dec-15 3,105 1,35 0,44 0,23 0,62 0,15
Mar-16 3,325 1,48 0,43 0,25 0,16 0,46
Jun-16 3,98 1,19 0,45 0,26 0,33 0,1
Sep-16 4,31 1,28 0,42 0,26 0,49 0,14
Dec-16 3,98 1,2 0,41 0,25 0,65 0,19
Mar-17 4,13 1,33 0,4 0,3 0,16 0,67
Jun-17 4,52 1,06 0,42 0,27 0,35 0,42
Seb-17 4,68 1,91 0,41 0,26 0,5 0,18
Dec-17 4,44 1,64 0,43 0,25 0,65 0,82
Mar-18 3,6 1,17 0,41 0,24 0,15 0,37
Jun-18 3,75 0,86 0,51 0,19 0,31 0,47
Seb-18 3,64 0,92 0,48 0,2 0,48 0,34
Dec-18 3,75 0,93 0,43 0,2 0,63 0,48
RATA - RATA 3,11803 1,20687 0,41281 0,2275 0,46906 0,34406

85
Dari tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Harga saham memiliki

rata-rata 3,118 dimana Harga Saham mengalami kenaikan harga pada tahun 2017

dengan nilai 4,44 dan mengalami penurunan harga pada tahun 2012 yaitu dengan

nilai 1,426. Untuk rasio likuiditas yang diwakili oleh CR memiliki rata-rata

1,20687 dimana CR tertinggi pada tahun 2017 dengan nilai CR 1,64 dan memiliki

nilai terendah pada tahun 2018 dengan nilai CR 0,93 . Untuk rasio solvabilitas DR

memiliki rata-rata 0,41281 diaman CR mengalami kenaikan pada tahun 2015

dengan nilai DR 0,44 sampai tahun 2016 mengalami penurunan dengan nilai DR

0,41 dan rasio profabilitas NPM meiliki rata-rata 0,2275 dimana NPM menglami

kenaikan pada tahun 2014 dengan nilai 0,04. Sedangkan rasio aktivitas TATO

memiliki rata-rata 0,46906 dimana TATO mengalami kenaikan pada tahun 2014

dengan nilai 1,36 namun pada tahun 2015 mengalami penurunan dengan nilai

0,62 . Serta nilai rasio pasar EPS memiliki rata-rata 0,43306 dimana EPS

mengalami penurunan pada tahun 2014 dengan nilai 0,14 kemudian mengalami

kenaikan pada tahun 2017 dengan nilai 0,82.

4.2 Analisis Data

Dalam suatu penelitian jenis data dan hipotesis sangan menentukan dalam

ketetapan pemilihan statistic alat uji. Dengan menghitung besarnya Harga

Saham,CR,DR,NPM,TATO dan EPS perusahaan jasa yang dijadikan sample.

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan tahapan analisis dengan

melakukan uji lolos kendala linier atau yang sering disebut dengan uji asumsi

klasik, untuk melihat apakah model regresi berganda layak atau tidak digunakan
86
dalam penelitian ini. Juga dengan melakukan uji hipotesis yaitu analisis regresi

linier berganda, yang harus memenuhi kriteria yaitu :

4.2.1. Pengujian Asumsi Klasik

Model regresi dinyatakan baik dan dapat dilakukan jika memenuhi

asusmsi klasik. Persyaratan analisis regresi untuk asumsi klasik yaitu uji

normalitas, multikolinier, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

4.2.1.1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi

data.Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

dependen variabel dan indepeden variabel ataupun keduanya mempunyai

distribusi yang normal atau tidak. Untuk menguji dengan akurat, diperlukan alat

analisis dan Eviews 9 menggunakan uji jarque Bera.

 Bila nilai J-B tidak signifikan (lebih kecil dari X 2 tabel ) maka data

tersebut distribusi normal.

 Bila probabilitas lebih besar dari 5% (0,05) mala data distribusi normal.

Berikut ini hasil uji normalitas data dengan menggunakan hasil uji Jarque-Bera:

Gambar 4.1 Grafik Uji Normalitas


87
6
Series: Residuals
Sample 1 32
5
Observations 32

4 Mean -4.41e-15
Median -0.084933
3 Maximum 1.644641
Minimum -1.638917
Std. Dev. 0.864519
2
Skewness -0.010158
Kurtosis 2.118877
1
Jarque-Bera 1.035722
Probability 0.595794
0
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Sumber : Hasil Olahan Eviews 9.0

Dari Histogram diatas nilai Jarque-bera sebesar 1,035722 dengan nilai probability

sebesar 0,595794. Nilai Probabilitas = 0,0599794 > 0,05 dengan demikian

variabel X1,X2,X3.X4 dan X5 dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi

normal.

4.2.1.2 Uji Multikolinearitas

Tabel 4.3 Uji multikolinearitas

CR DR NPM TATO EPS


CR  1.000000 -0.166228  0.252829  0.256960  0.266731
DR -0.166228  1.000000 -0.237868 -0.133468  0.064682
NPM  0.252829 -0.237868  1.000000 -0.194311  0.316232
TATO  0.256960 -0.133468 -0.194311  1.000000 -0.036816
EPS  0.266731  0.064682  0.316232 -0.036816  1.000000
Sumber: data diolah oleh eviews 9.0

88
Uji Multikolinearitas bertujuan melihat adanya masalah multikolinearitas

antar variabel independen. Berdasarkan pengujian terhadap nilai koefisien

korelasi diatas, tidak ada variabel yang nilainya lebih dari 0,8 sehingga dapat

disimpulkan tidak terdeteksi masalah multikolinearitas.

4.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidakstabilan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini menggunakan uji white untuk

mengidentifikasi masalah heterikedastisitas ini. Nilai probabilitas dari F statistik

tidak signifikan pada tingkat 5%.

Hasil uji white dengan banuan software eviews 9.0 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.027178    Prob. F(20,11) 0.5009


Obs*R-squared 20.84083    Prob. Chi-Square(20) 0.4066
Scaled explained SS 7.696865    Prob. Chi-Square(20) 0.9937

Sumber: Hasil Olahan Eviews 9.0

Ketentuannya adalah apabila nilai Prob. Chi-Square(5)>0.05 maka tidak

terjadi heteroskedastisitas, sedangkan Prob. Chi-Square(5)<0.05 telah terjadi

89
heteroskedastisitas. Dari Output diatas menunjukan bahwa nilai Prob. Chi-

Square sebesar 0.4066 > 0,05 . Maka dapat disimpulkan bahwa nilai yang

diperoleh lebih besar dari 0.05. Dengan demikian hasil regresi tidak mengandung

masalah heteroskedastisitas.

4.2.1.4. Uji Autokorelasi

Autikorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual

untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut

runtun waktu. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah

autokorelasi. Untuk medeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan

menggunakan metode uji Durbin -Waston (DW Test). Berikut ini Hasil pengujian

yang telah dilakukan penulis untuk mendeteksi ada tidak nya autokorelasi.

Tabel 4.5 Uji Durbin – Waston

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.054801    Prob. F(2,24) 0.9468

Obs*R-squared 0.145473    Prob. Chi-Square(2) 0.9298

Sumber: Hasil Olahan Eviews 9.0

Berdasarkan tabel diatas, bahwa Uji Durbin – Waston (Dw Test) dengan

metode Uji Correlation LM Test dengan menggunakan Lag 2 diperoleh nilai

Obs*R-squared sebesar 0,145473 dan Prob. Chi-Square sebesar 0,9298. Dengan

90
demikian dapat disimpulkan bawhwa tidak terdapat autokorelasi karena Prob.

Chi-Square lebih besar dari alfa (0,9298>0,05).

4.2.2 Uji Regresi Linier Berganda

Pengaruh Current Ratio (X1), Debt Ratio(X2), Net Profit Margin (X3),

Total Turn Over (X4), dan Earning Per Share (5) terhadap Harga Saham (Y)

dapat dilihat dengan menggunkan analisis regresi linier berganda dengan

persamaan sebagai berikut:

Y=a+b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5

Keterangan :

Y = Harga Saham

a = Konstanta

b1,2,3,4,5 = Koefisien Regresi

X1,2,3,4,5 = Variabel Bebas (independen)

Berdasarkan hasi pengolahan analisis regresi berganda dengan menggunkan

Software Eviews 9 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6 Regresi Linier Berganda

Dependent Variable: HARGASAHAM


Method: Least Squares
Date: 11/27/19 Time: 15:33
Sample: 1 32
Included observations: 32

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C -9.636337 2.485371 -3.877224 0.0006

91
CR 2.504194 0.726220 3.448256 0.0019
DR 14.44163 4.797156 3.010457 0.0057
NPM 8.601704 3.589033 2.396664 0.0240
TATO 2.295635 0.634093 3.620347 0.0012
EPS 2.141323 0.885804 2.417379 0.0229

R-squared 0.708553    Mean dependent var 3.118031


Adjusted R-squared 0.652506    S.D. dependent var 1.601381
S.E. of regression 0.943993    Akaike info criterion 2.889964
Sum squared resid 23.16917    Schwarz criterion 3.164789
Log likelihood -40.23942    Hannan-Quinn criter. 2.981061
F-statistic 12.64201    Durbin-Watson stat 1.893505
Prob(F-statistic) 0.000003

Sumber: Hasil Olahan Eviews 9.0

Y = = -9,636337 + 2,504194CR + 14,44163DR + 8,601704NPM

+2,295635TATO + 2,141323EPS

Dari persamaan regresi linier berganda diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Variabel Dependen Harga Saham akan mengalami penurunan sebesar

-9,636337, apabila kelima variabel independen diatas mengalami

perubahan.

b. Curren Ratio berpengaruh positif, menunjukan peningkatan, variabel

Current Ratio sebesar 1 maka harga saham akan mengalami peningkatan

sebesar 2,504194 dengan asumsi variabel lainnya tidak mengalami

perubahan atau konstan.

c. Debt Rario berpengaruh positif, menunjukan peningkatan, variabel Debt

Ratio sebesar 1 maka harga saham akan mengalami peningkatan sebesar

92
14,44163 dengan asumsi variabel lainnya tidak mengalami perubahan atau

konstan.

d. Net Profit Margin berpengaruh positif, menunjukan peningkatan, variabel

Net Profit Margin sebesar 1 maka harga saham akan mengalami

peningkatan sebesar 8,601704 dengan asumsi variabel lainnya tidak

mengalami perubahan atau konstan

e. Total Turn Over berpengaruh positif, menunjukan peningkatan, variabel

Total Turn Over sebesar 1 maka harga saham akan mengalami

peningkatan sebesar 2,295635 dengan asumsi variabel lainnya tidak

mengalami perubahan atau konstan

f. Earning Per Share berpengaruh positif, menunjukan peningkatan,

variabel Earning Per Share sebesar 1 maka harga saham akan mengalami

peningkatan sebesar 2,141323 dengan asumsi variabel lainnya tidak

mengalami perubahan atau konstan.

4.3. Uji Hipotesis Hubungan Antara Variabel X dengan Variabel Y

4.3.1. Uji Regresi Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel independen yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap

variabel depnden. Jika nilai Prob F lebih kecil dari 0,05 berarti variabel

independen secara bersama – sama berpengaruh terhadap variabel.

93
Hasil perhitungan yang didapat berdasarkan probabilitas 0.000003 < 0,05

yang berarti signifikan ,menunjukan bahwa variabel CR,DR,NPM,TATO dan EPS

selama 8 tahun secara simultan mempunyai pengaruh terhadap Harga Saham.

kontribusi pengaruh CR,DR,NPM,TATO,EPS terhadap Harga Saham 65,2%

sedangkan sisanya sebesar 34,5% merupakan pengaruh dari faktor diluar

penelitian. Dengan demikian terbukti bahwa hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini bahwa pengaruh parsial tersebut (H1=H0) diterima, itu berarti

Variabel CR,DR,NPM,TATO dan EPS selama tahun penelitian mempunyai

pengaruh secara simultan terhadap Harga Saham PT. Telekomunikasi

Indonesia,Tbk

4.3.2 Uji Parsial ( Uji t )

Uji-t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang

terdiri dari CR,DR,NPM,TATO dan EPS terhadap harga saham secara parsial. Uji-

t berpengaruh signifikan apabila t-statisticnya> dan probabilitasnya<α 0.05

a. Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham

Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap Harga Saham dengan nilai t-

statistic sebesar 3.448256 dan nilai probabilitasnya sebesar 0.0019 . Hasil

94
penelitian ini menyatakan secara parsial Current Ratio, berpengaruh

signifikan terhadap Harga Saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

b. Debt Ratio (DR) terhadap Harga Saham

Debt Ratio (DR) berpengaruh terhadap Harga Saham dengan nilai t-

statistic sebesar 3.010457 dan nilai probabilitasnya sebesar 0.0057. Hasil

penelitian ini menyatakan secara parsial Debt Ratio, berpengaruh

signifikan terhadap Harga Saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

c. Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham

Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap Harga Saham dengan

nilai t-statistic sebesar 2.396664 dan nilai probabilitasnya sebesar 0.0240.

Hasil penelitian ini menyatakan secara parsial Net Profit Margin,

berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk.

d. Total Asset TurnOver (TATO) terhadap Harga Saham

Total Turn Over (TATO)berpengaruh terhadap Harga Saham dengan nilai

t-statistic sebesar 3.620347 dan nilai probabilitasnya sebesar 0.0012. Hasil

penelitian ini menyatakan secara parsial Total Turn Over, berpengaruh

signifikan terhadap Harga Saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

e. Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham

Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap Harga Saham dengan nilai

t-statistic sebesar 2.417379 dan nilai probabilitasnya sebesar 0.0229. Hasil

penelitian ini menyatakan secara parsial Earning Per Share, berpengaruh

signifikan terhadap Harga Saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk


95
4.3.3. Analisis Koefisien Determinasi (R Square)

Koefisien Determinasi dipergunakan untuk mengetahui besarnya

kontribusi antara variabel X terhadap naik turunya variabel Y.

Berdasarkan tabel nilai Rsquare adalah 0.652506. Besarnya angka

koefisiensi determinasi adalah 0.652506 X 100% = 65,2%. Angka tersebut

menunjukan bahwa kontribusi pengaruh CR,DR,NPM,TATO,EPS terhadap Harga

Saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebesar 65,2% sedangkan sisanya

sebesar 34,5% merupakan pengaruh dari faktor diluar penelitian termasuk jenis

akun dan rasio .

4.4. Interprestasi Data

Dalam Regresi dengan menggunkan Metode Least Square, diperoleh nilai

Koefisien regresi untuk setiap variabel dalam penelitian ini dengan persamaan

sebagai berikut :

Y = = -9,636337 + 2,504194CR + 14,44163DR + 8,601704NPM

+2,295635TATO + 2,141323EPS

4.4.1 Pengaruh Current Ratio terhadap Harga Saham pada PT.

Telekomunikasi Indonesia,Tbk tahun 2011-2018

Hasil pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa t-statistic sebesar

3.448256 dan nilai probabilitasnya sebesar 0.0019 lebih kecil dari taraf

signifikansi 0,05. Dari nilai t-statistic dan signifikan tersebut menunjukkan bahwa

CR secara signifikan berpengaruh positif terhadap harga saham

PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang telah

dibangun dimana CR akan berpengaruh signifikan terhadap harga saham, hasil


96
pengujian hipotesis tersebut juga sesuai dengan penelitian Ahmad Sanusi dan

Muhammad Halilintasr (2016) yang menyimpulkan bahwa secara parsial CR

berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

CR menunjukan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam melunasi

hutang jangka pendeknya. Tidak ada ketentuan yang mutlak tentang berapa

tingkat CR yang dianggap baik atau yang harus dipertahankan oleh suatu

perusahaan. Namun standar umum yang digunakan untuk mengukur CR

perusahaan yang bauk berada pada batas 200%.

Jika CR suatu perusahaan diatas 200% (terlalu likuid) ,maka perusahaan

tersebut mempunyai kas yang menganggur dalam jumlah besar. Hal tersebut

mengindikasikan tidak efisiennya pengolahan kas. Ketika CR perusahaan rendah

artinya perusahaan dalam posisi kesulitan keuangan karena pada suatu saat

perusahaan harus membayar hutang jangka pendeknya. Sehingga dengan batas

umum perusahaan dengan CR yang dianggap aman maka akan mengakibatkan

perusahaan dalam posisi menjanjikan untuk para investor yang menanam modal

karena perusahaan dianggap mempu melunasi utang lancarnya.

CR yang signifikan menunjukan bahwa setiap perubahan CR berpengaruh

terhadap perubahan harga saham. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Saputri, Soekotjo (2016), yang melakukan penelitian studi pada

perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, mengungkapkan

bahwa CR secara signifikan berpengaruh positif terhadap harga saham.

97
4.4.2 Pengaruh Debt Ratio terhadap Harga Saham pada PT.

Telekomunikasi Indonesia,Tbk tahun 2011-2018

Hasil pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa t-statistic sebesar

3.010457dan nilai probabilitasnya sebesar 0.0057 lebih kecil dari tariff signifikan

0,05. Dari nilai t-statistic dan signifikan tersebut menunjukan bahwa DR

berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham PT.Telekomunikasi

Indonesia,Tbk. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang telah dibangun dimana DR

akan berpengaruh signifikan terhadap harga saham, hasil pengujian hipotesis

tersebut juga sesuai dengan penelitian Fatmawati, Budi wahono dan A. Agus

Priyono (2017) yang menyimpulkan bahwa DR berpengaruh positif dan

signifikan terhadap harga saham.

Debt ratio digunakan untuk menunjukan proporsi hutang perusahaan

terhadap asset total yang dimilikinya. Untuk mengetahui berapa hutang yang

dimiliki perusahaan dibandingkan dengan asetnya. Maka investor menggunakan

Debt ratio sebelum berinvestasi. Dengan demikian DR dapat mengukur tingkat

rasio perusahaan tersebut. Semakin tinggi DR maka menunjukan semakin besar

pula tingkat resiko yang terkait dengan operasional perusahaan dan sebaliknya,

sehingga dapat mengakibatlan investor berpikir dua kali sebelum berinvestasi.

Kurangnnya minat investor untuk berinvestasi diperusahaan tersebut maka dapat

berpengaruh pula terhadap harga saham perusahaan dipasar model.

Sedangkan rasio utang yang rendah mengidikasikan pembiayaan

konservatif dengan kesempatan untuk meminjam dimasa depan tanpa resiko yang

signifikan.Rendahnya rasio utang juga memiliki arti hanya sebagian kecil asset
98
perusahaan yang dibiayai dari hutang. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Tamara Oca Viandita suhadak dan Achmad Husaini (2013) yang

melakukan penelitian pada perusahaan industry yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia mengungkapkan bahwa DR secara signifikan berpengaruh postif

terhadap harga saham.

4.4.3 Pengaruh Net Profit Margin terhadap Harga Saham pada PT.

Telekomunikasi Indonesia,Tbk tahun 2011-2018

Hasil pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa nilai t-statistic sebesar

2.396664 dan nilai probabilitasnya sebesar 0.0240 lebih kecil dari taraf signifikan

0,05. Dari nilai t-statistic dan signifikan tersebut menunjukan bahwa NPM

berpengaruh postif dan signifikan terhadap harga saham PT.Telekomunikasi

Indonesia,Tbk . Hal ini sesuai dengan hipotesis yang telah dibangun dimana NPM

akan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Penelitian ini juga

konsisten dengan penelitian Satriawan (2017) yang menyimpulkan bahwa NPM

berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

Perusahaan yang memiliki NPM relative besar cenderung memiliki

kemampuan untuk bertahan dalam kondisi sesulit apapun (Rangkuti,2006:151).

Hal tersebut menjelaskan bahwa NPM yang tinggi menunjukan kemampuan

perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu

sehingga perusahaan tersebut tergolong perusahaan yang menjanjikan untuk

berinvestasi dan akan mengakibatkab kenaikan pada harga saham. Apabila NPM

rendah menunjukan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu

99
atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu hal demikian dapat

mengakibatkan penurunan harga saham perusahaan tersebut.

Penelitian ini juga sesuai dengan teori Bastian dan Suhardjono (2006:299)

di mana NPM adalah perbandingan laba bersih dengan penjualan. Semakin besar

NPM, maka kinerja perusahaan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan

kepercayaan investor untuk menanam modalnya pada perusahaan tersebut

sehingga berakibat pada kenaikan harga saham perusahaan.

4.4.4 Pengaruh Total Asset Turnover terhadap Harga Saham pada PT.

Telekomunikasi Indonesia,Tbk tahun 2011-2018

Hasil pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa nilai t-statistic sebesar

3.620347 dan nilai probabilitasnya sebesar 0.0012 lebih kecil dari tariff

signifikansi 0,05. Dari nilai t-statistic dan signifikan tersebut menunjukan bahwa

TATO berpengarh positif dan signifikan terhadap harga saham PT.

Telekomunikasi Indonesia,Tbk . Hal ini sesuai dengan hipotesis yang telah

dibangun dimana TATO akan secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham

. Penelitian ini juga konsisten dengan penelitian Aldiansyah (2013) yang

menyimpulkan bahwa TATO berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga

saham.

Semakin efektif perusahaan dalam menggunakan aktiva untuk penjualan

maka akan menghasilkan laba yang semakin tinggi pula. Laba yang semakin

tinggi akan berepengaruh positif pada minat investor untuk menanamkan saham di

perusahaan tersebut. Dengan demikinan akan menyebabkan permintaan akan

100
saham semakin naik dan harga saham perusahaan semakin tinggi dalam pasar

modal.

Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kahana (2012)

yang meneliti tentang pengaruh rasio likuiditas,leverage, aktivitas dan

profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2008-2011 yang mengungkapkan bahwa TATO berepngaruh positif dan

signifikan terhadap harga saham.

4.4.5 Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham pada PT.

Telekomunikasi Indonesia,Tbk tahun 2011-2018

Hasil pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa nilai t-statistic sebesar

2.417379 dan nilai probabilitasnya sebesar 0.0229 lebih besar dari tafar

signifikansi 0,05. Dari nilai t-statistic dan signifikan tersebut menunjukan bahwa

EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham PT. Telekomunikasi

Indonesia,Tbk . Hal ini sesuai dengan hipotesis yang telah dibangun dimana EPS

akan secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham. Tetapi penelitian ini

konsisten dengan penelitian Yulianto (2010) yang menyimpulkan bahwa EPS

berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

EPS atau laba per saham merupakan perhitungan rasio yang banyak

digunakan oleh para investor maupun calon investor sebagai dasar pertimbangan

dalam pengambilan keputusan investasi. Berdasarkan teori yang dikemukakan

oleh Lukman Syamsuddin (2009) bahwa EPS banyak digunakan manajemen

perusahaan, investor maupun calon investor untuk memprediksikan harga saham

101
karena EPS memberikan gambaran mengenai jumlah atau besarnya keuntungan

yang diperoleh untuk setiap lembar saham.

Pada dasarnya seorang investor melakukan investasi dengan harapan akan

memeperoleh keuantungaan atas modal yang telah diinvestasikannya. Mereka

beranggapan bahwa besarnya nilai laba per lembar saham yang dibagikan oleh

sebuah perusahaan merupakan suatu indicator keberasilan dalam menghasilkan

keuntungan bagi pemegang saham. Pola pemikiran tersebut mendorong seorang

investor untuk melakukan saham pada perusahan yang memiliki nilai EPS yang

tinggi. Pada kondisi yang seperti itu harga saham di pasar modal akan bergerak

naik karena meningkatnya jumlah permintaan saham. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan

harga saham di pasar modal. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Tamara Oca Viandita,Suhadak,dan Achmad Husaini (2013) yang

meneliti tentang pengaruh DR, PER, EPS dan SIZE terhadap harga saham pada

perusahaan Industri yang terdaftar di BEI, yang mengungkapkan bahwa EPS

berepngaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

4.4.6 Pengaruh Current Ratio (CR),Debt Ratio (DR), Net Profit Margin

(NPM), Total Asset Turnover (TATO), Earning Per Share (EPS)

terhadap Harga Saham di PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk tahun

2011-2018

Berdasarkan analisis menggunakan Eviews 9,0 diperoleh nilai F statistic

sebesar 12.64201 dan nilai probabilitas F sebesar 0.000003<0,05. Nilai

probabilitas F lebih kecil dari taraf signifikan yang telah ditentutkan yaitu 0,05
102
sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen secara bersama-

sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Variabel CR,

DR, NPM, TATO, dan EPS secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

harga saham pada PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk tahun 2014-2018.

Hasil analisis regresi linier berganda menunjukan nilai koefisien determinasi

(R2) sebesar 0,652506, atau dapat dijelaskan bahwa 65,2% perubahan yang terjadi

pada harga saham dapat dijelaskan oleh varibel CR, DR, NPM, TATO, dan EPS.

103

Anda mungkin juga menyukai