Anda di halaman 1dari 29

MATRIKS DAN SISTEM PERSAMAAN LINIER

Dalamberbagai kasus dalam fisika kita sering menemukan sistim persamaan untuk
menyelesaikan suatu masalah . Sebagai contoh dalam kasus rangkaian listrik yang
memiliki banyak cabang/loop.

Berapakah besar arus yang melewati masing-masing hambatan? Dengan menggunakan


hukum II Khirchoff didapat

=
Maka untuk loop 1 didapat persamaan

( + + )− − =0

Untuk loop 2 didapat :

( + + )− − =0

Untuk loop 3 didapat :

( + + )− − =

Ketiga persamaan di atas membentuk sistem persamaan linier. Untuk menyelesaikan


sistem persamaan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Secara umum sistem tersebut adalah

Matrik dan sistem persamaan linier hal1


Atau dapat ditulis dalam bentuk Ax = b dengan A matriks koefisien , x matriks variabel
dan b matriks hasil .

⎡ ⎤ ⎡ ⎤
⎢ ⎥ ⎢ ⎥
= ⎢ ⎥ = ⎢ ⎥
⎢: ⎥ ⎢:⎥
⎣ ⎦ ⎣ ⎦

Matriks

Matriks merupakan suatu susunan bilangan atau fungsi yang disusun dalam baris dan
kolom.

Contoh:

1 2 7 cos
1 3
= = = 5 4 8 = sin
5 4
7 1 1

Secara umum matriks dapat ditulis dengan




. . . ℎ 1 2
. . .

Banyak baris dan kolom dari matriks disebut dengan orde dari matriks

Sebagai contoh matriks A memiliki 2 baris dan 2 kolom (2x2) biasa ditulis atau
.

Jenis – Jenis Matriks

1. Matriks riil :
Adalah matriks dimana semua elemennya adalah bilangan riil.
Contoh :

2. Matriks Baris
Adalah matriks dimana yang ada hanya elemen baris ,dengan orde 1x m
Contoh :

Matrik dan sistem persamaan linier hal2


3. Matriks kolom
Adalah matriks dengan hanya elemen kolom dan dengan orde m x 1
Contoh :

4. Matriks Nol
Adalah matriks dengan semua elemennya nol .
Contoh :

5. Matriks Persegi
Matriks dimana jumlah kolom dan barisnya sama dengan orde m x m.
Contoh :

6. Matriks Diagonal
Adalah matriks hanya elemen diagonalnya tidak nol
Contoh :

7. Matriks Skalar
Adalah matriks adalah matriks diagonal dimana elemen diagonalnya sama
Contoh :

8. Matriks indentitas atau matriks satuan


Adalah matriks diagonal dimana semua anggota elemen diagonalnya satu.

Matrik dan sistem persamaan linier hal3


9. Matriks segitiga
Adalah matriks denga elemen diatas atau di bawah diagonalnya nol .
Matriks segitiga atas

Matriks segitiga bawah

10..Matriks Transpose
Adalah tranformasi suatu matriks dimana elemen baris menjadi kolom
→ →
Contoh :

11.. Matriks Simetri


Adalah elemen matriks diatas dan di bawah diagonalnya sama

ℎ∶

Matrik dan sistem persamaan linier hal4


12.Matriks anti simetri
Adalah matriks simetri tetapi elemen di atas dan di bawah diagonal berbeda
tanda.
→ −

1 3 −5
−3 4 1
5 1 7

13. Matriks Konjugate


Merupakan matrik kompleks dimana setiap elemennya dikonjugatekan
→ ̅

14. Matriks Transpose konjugate


→ ̅ = ∗

Prosesnya ̅
Contoh :

14. Matriks Hermite

Matrik dan sistem persamaan linier hal5


Adalah matrisk dimana matriks A = matriks transpose konjugatenya ̅
= = ∗

15. Matriks Uniter U


∗ ∗
Adalah matriks yang memenuhi . = . =

Contoh : adalah matriks uniter

16. Matriks ortgononal

Jika didapat A .AT = I maka A dikatakan matriks ortogonal

Penjumlahan Matriks

Dua matriks dapat dijumlahkan jika memiliki orde yang sama

A+B=C

+ =

Contoh :

Untuk mengurangi dua matriks konsepnya sama dengan penjumlahan .

Matrik dan sistem persamaan linier hal6


Contoh :

Perkalian Matriks

Dua matriks dapat dikalikan jika jumlah kolom matriks pertama sama dengan jumlah
baris dari matriks kedua.

Jika kita memiliki matriks , maka A x B dapat dilakukan karena

Jumlah kolom A sama dengan jumlah kolom B .Tetap B x A tidak dapat dilakukan .

Untuk perkalian matriks ini berlaku hal sebagai berikut :

Contoh :

Matrik dan sistem persamaan linier hal7


Perlu di ingat dalam perkalian dua matriks bahwa Jika A x B dan B x A dapat dilakukan
tetapi hasilnya A x B ҂ B x A

Contoh :

Contoh :

JIKA PERKALIAN DUA MATRIKS AxB = BxA MAKA A DAN B MATRIKS KOMUT !!!
disimbolkan dengan

AB = BA [A,B] = AB-BA = 0

Matrik dan sistem persamaan linier hal8


DETERMINAN

Teori tentang determinan muncul dari sistem persamaan linier. Misalkan kita punya dua
persamaan

+ =0

+ =0

Dari persamaan pertama didapat

= −

dan dari persamaan kedua didapat

= −

Jika kedua persamaan di bagi didapatkan

= → = − =0

Persamaan − adalah nilai determinan dari matriks atau di simbolkan

dengan = −

2 4
Contoh : Carilah
3 1
2 4
Solusi = 2.1 − 4.3 = −10
3 1
Untuk mencari determinan matriks dengan orde lebih besar dapat kita lakukan dengan
ekspansi Laplace , tetapi untuk itu diperlukan pengetahuan tentang minor dan kofaktor
dari suatu matriks.

MINOR

Minor adalah determinan elemen selain dari baris dan kolom dari minor itu

Contoh : Jika

Matrik dan sistem persamaan linier hal9


Tentukan M11 dan M23 !

Solusi :

M11 adalah determinan selain baris 1 dan kolom1 sedangkan M23 determinan selain
baris 2 dan kolom 3

KOFAKTOR

Minor dan tandanya ,Tanda ini berasal dari indeks dari minor yang bersangkutan ,
misalnya M11 . indeks nya 1 +1 = 2 maka tandanya (+) positif.Secara umum kofaktor
ditulis dengan

Cij = (-1)i+j
Contoh : Dari M11 diatas Kofaktor C11 nya adalah

Dan

Secara umum tanda ini didalam matriks berselang seling

+ − … +
− + … −
+ − … +
− + … −

Determinan dengan ekspansi Laplace :

Matrik dan sistem persamaan linier hal10


Dengan mengetahui minor dan kofaktor maka untuk mencari determinan untuk matriks
orde yang lebih besar dapat digunakan

Determinan = ∑ adalah elemen sebuah baris atau kolom

Contoh :

Jika kita mengambil elemen baris 1 maka determinannya

Det = = + +

= − +

= − +

Solusi :

Carilah determinan untuk matriks segitiga berikut ini !

Matrik dan sistem persamaan linier hal11


Solusi :

Sifat-Sifat Determinan

Untuk mencari determinan matriks yang berorde besar pahami sifat sifat determinan
berikut ini :

1. Determinan tidak berubah nilainya jika sebuah baris/kolom di


jumlahkan/dikurangkan dengan kelipatan baris/kolom lain.
2 4
= −10
3 1
Sekarang jika Baris 2 dijumlah dengan Baris 1( 2 + 1)
2 4
= 10 − 20 = −10
5 5
Atau kolom 1 + kolom 2 ( K1 + K2)
2 4 6 4
K1 + K2 → = 6 − 16 = −10
3 1 4 1
Atau Kolom 1 – kolom 2
2 4 −2 4
K1 − K2 → = −2 − 8 = −10
3 1 2 1

2. Jika dua baris/kolom dipertukarkan maka tanda determinan menjadi berlawanan


2 4
= −10
3 1
Sekarang jika Baris 1 ditukarkan dengan 2 ( 2 ↔ 1)
3 1
= 12 − 20 = 10
2 4
Atau kolom 1 + kolom 2 ( K1 ↔ K2)
4 2
= 12 − 3 = 10
1 3
3. Jika Sebuah baris/kolom dikali/dibagi dengan suatu bilangan k maka determinan
matriks menjadi kelipat k x determinan awal.

Matrik dan sistem persamaan linier hal12


2 4
= −10
3 1
Jika baris 1 kalikan dengan 2
2 4 4 8
1 2 → = 4 − 24 = −20 = 2 ( −10)
3 1 3 1

Jika Kolom 2 kalikan dengan 3 didapat det = 3 x ( -10)


2 4 2 12
2 3 → = 6 − 36 = −30 = 3 ( −10)
3 1 3 3
Jika kita membagi suatu baris/kolom dengan suatu bilangan agar nilai
determinan tidak berubah angka pembagi harus diletakan di luar determinan.
Contoh :
6 12
= −72
18 24

Jika menarik/membagi yang benar untuk suatu bari atau kolom saja
1 2
Misalkan B1 : 6  6 = 6(24 − 36) = 6 (−12) = −72
18 24

6 1
Atau K2 : 12  12 = 12(12 − 18) = 12 (−6) = −72
18 2

Atau
1 12 1 1
K1 : 6  6 2 ∶ 12 → 6 12 = −72
3 24 3 2
4. Jika dua baris/kolom memiliki elemen sama atau kelipatannya maka determinan
matriks sama dengan NOL
2 3 4
1 4 7 = 0 1 = 3
2 3 4

2 3 8
1 4 4 = 0 3 = 2 1
2 3 8
5. Determinan dari suatu matriks diagonal atau matriks segitiga sama dengan
perkalian elemen diagonalnya .

Matrik dan sistem persamaan linier hal13


det = = …

6. Jika suatu kolom/baris dapat dipecah menjadi dua bilangan maka determinan
matriks dapat dipecah menjadi dua determinan.
Contoh :Kolom kita pecah
4 6 2+2 6 2 6 2 6
= = +
5 10 2 + 3 10 2 10 3 10
2 6 2 6
+ = 20 − 12 + 20 − 18 = 10
2 10 3 10
Atau baris 1 kita pecah
4 6 3+1 3+3 3 3 1 3
= = +
5 10 5 10 5 10 5 10
3 3 1 3
+ = 30 − 15 + 10 − 15 = 10
5 10 5 10

Buktikan bahwa

Solusi :

Matrik dan sistem persamaan linier hal14


Contoh menghitung determinan matriks dengan menggunakan sifat determinan

1. Carilah determinan

Solusi :

Contoh :

2 1 4
Carilah determinan dari = 1 3 2
3 2 1
Solusi :

a) Dengan menggunakan ekspansi Laplace


2 1 4
3 2 1 2 1 3
1 3 2 =2 −1 +4 = 2. (3 − 4) − (1 − 6) + 4(2 − 9) = −25
2 1 3 1 3 2
3 2 1

b) Dengan operasi baris/kolom

Matrik dan sistem persamaan linier hal15


2 1 4 1 3 2
1 3 2 1 ↔ 2 → (−1) 2 1 4
3 2 1 3 2 1

1 3 2 1 3 2
-2 1 4 2 − 2 1 3 − 3 1 → − 0 −5 0
3 2 1 0 −7 −5

1 3 2
−5 0
- 0 −5 0 = −1 = −25
−7 −5
0 −7 −5

Untuk matriks dengan orde 4 x 4

Solusi :

Dengan operasi baris/kolom ( untuk mudah menghitung diguna excell )

Disini kita gunakan baris pertama sebagai acuan (perhatikan kolom 4)

Pemilihan darimana operasi dimulai tergantung pengamatan kita pada matriks tersebut.
Jadi tidak ada acuan yang baku !

Matrik dan sistem persamaan linier hal16


Solusi sistem Persamaan Linear

Untuk sistem persamaan linear, ada tiga kemungkinan solusi untuk sistem ini ,yaitu :

1. Sistem ini memiliki solusi unik.


2. Sistem memiliki solusi tanpa batas.
3. Solusinya tidak memiliki solusi.

Eliminasi Gauss-Jordan:

Mengurangi matriks yang diperbesar menjadi bentuk eselon baris tereduksi disebut
Eliminasi Gauss-Jordan.

Dalam hal yang boleh dilakukan adalah :

1. Menambahkan suatubaris/kolom dengan kelipatan baris /kolom lain


2. Menukarkan dua baris
3. Mengalikan suatu baris/kolom dengan suatu bilangan yang tidak nol.

Simbol yang harus dipahami :

1 − 2 1 2 , ℎ 1

2 − 3 1 2 3 2 ,

ℎ 2.

Contoh : Carilah solusi sistem persamaan

Solusi: Dalam bentuk matriks didapat persamaan

Dengan matriks di perluas ( Augmented) didapat

Matrik dan sistem persamaan linier hal17


Dari matriks terakhir didapat persamaan

Conto : Selesaikan sistem persamaan berikut dengan eliminasi Gauss – jordan

Solusi : Matriks Augmentednya didapat

Matrik dan sistem persamaan linier hal18


Dari matriks terakhir ini didapat persamaan

Dengan mengambil z = t dimana t suatu bilangan ,maka solusi persamaan tersebut


adalah (x,y,z,w) = (-t,0,t,-1)

Contoh : Carilah solusi persamaan berikut ini

Solusi :

Dari persamaan terakhir

Contoh : Carilah Penyelesaian sistem persamaan berikut ini

Matrik dan sistem persamaan linier hal19


Solusi :

Dari persamaan di atas didapat

Dari sini didapat

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER DENGAN ATURAN CRAMER

( CRAMER RULER)

Misalkan kita memiliki sistem persamaan dengan n variabel

Determinan dari matriks koefisiennya adalah

Matrik dan sistem persamaan linier hal20


Jika kita kalikan dengan x1 didapat

Dengan menggunakan sifat determinan bahwa nilai determinan tidak berubah jika suatu
baris/kolom ditambahkan dengan kelipatan baris/kolom lain. Jika kita tambahkan
Kolom 1 , K1 + x2.K2 , K1+ x3.K3, ...K1+ xn.Kn didapat

Kolom 1 merupakan matriks hasil dari sistem persamaan yang di berikan sehingga dapat
kita tulis :

Atau

Matrik dan sistem persamaan linier hal21


Ini adalah nilai x1 dari sistem persamaan . Secara umum solusi persamaan menjadi


=

Ini dikenal dengan aturan Cramer

Dimana
∆ ℎ ℎ

Sedangkan ∆ ℎ
Contoh : Carilah solusi

Solusi :

Matrik dan sistem persamaan linier hal22


Dengan aturan Cramer didapat

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER DENGAN MATRIKS INVERS

Jika kita memiliki matriks A dan B maka jika A.B = I B disebut invers dari A ditulis B =
A-1 atau A invers B ditulis A = B-1 .

Jadi jika A memiliki invers akan berlaku A. A-1 = I

Untuk sistem persamaan

A.x = b

Jika ruas kanan dan kiri di kalikan invers A didapat

A-1.A.x = A-1.b

Matrik dan sistem persamaan linier hal23


Atau x = A-1.b

Bagaiamana mencari invers Suatu Matriks?

1. Mencari invers dengan operasi Gauss – Jordan


Prosesnya

Contoh : Carilah invers dari

Contoh Lain : Carilah invers A dengan eliminasi Gauss –Jordan

Matrik dan sistem persamaan linier hal24


Sekarang terlihat bahwa matriks satuan sudah dibelah kiri maka yang sebelah kanan
adalah invers yang dicari.

Contoh : Carilah solusi persamaan berikut dengan menggunakan invers

Solusi :

Matrik dan sistem persamaan linier hal25


Invers dengan matrik kofaktor
Jika kita menggunakan matriks kofaktor untuk untuk mencari invers dapat kita
gunakan
1
=
det

= ℎ transpose dari kofaktor.

Contoh :

Determinannya ad –bc
C11 = d , C12= -c , C21 = -b dan C 22 = a

− −
= → =
− −
Sehingga
1 −
=
− −
Contoh : Carilah invers dari

Solusi :

−6 6 3 6 3 −6
Determinan A =2 − (−2) +4 = −6
5 −3 −2 −3 −2 5

−6 6 3 6 3 −6
⎡ 5 −3

−2 −3

−2 5 ⎤
⎢ −2 4 2 4 2 −2 ⎥
Matrik Cofaktornya = ⎢− − ⎥
⎢ 5 −3 −2 −3 −2 5 ⎥
⎢ −2 4 2 4 2 −2 ⎥
⎣ −6 6

3 6

3 −6 ⎦

−15 12 3
= −14 −2 −6
−12 0 −6

Matrik dan sistem persamaan linier hal26


−15 −14 −12
= 12 −2 0
3 6 6

1 −15 −14 −12


= − 12 −2 0
6
3 6 6
Contoh : Carilah invers dari

Solusi :

Apakah hasil ini benar ? Mari kita uji apakah A.A-1 = I ?

Sistem Persamaan Linier Homogen (SPL)


Suatu SPL dikatakan homogen jika semua hasil dari sistem persamaan sama
dengan nol . Bentuk umum:

Matrik dan sistem persamaan linier hal27


Dari sistem ini sudah pasti determinan ∆ = 0 .
Jika kita tinjau kembali solusi SPL dengan aturan cramer

=

0
=

ℎ ∆ . Jika nilai ∆ = 0 maka
solusi sistem persamaan ada/ tak hingga banyaknya(solusi tak trivial) tetapi jika
∆ ≠ 0 maka seluruh solusi nya bernilai nol ( solusi trivial ).
ℎ∶
Carilah solusi dari

Solusi :

Ini adalah SPL homogen.


Solusinya ada jika ∆ = 0 ,

Maka solusi tak trivial jika nilai

Contoh : carilah solusi SPL berikut ini

Solusi :

Matrik dan sistem persamaan linier hal28


Dari persamaan ketiga 0.x3 = 0  x3 ≠ 0
Dari persamaan kedua 0.x2 = 0  x2 = 0
Dari persamaan pertama 3.x3- 4x3 = 0  x1 =
Jika = maka = = 0 .jadi solusi
4 1
( , , ) = , 0, (4,0,1)
3 3
Contoh : Carilah solusi persamaan

− 2 + =0
Solusi :
Untuk ini kita misalkan = dan = maka = 2 − = 2 −
Sehingga solusinya adalah
( , , ) = (2 − , , ) = (2,0,1) + (−1,1,0)

Matrik dan sistem persamaan linier hal29

Anda mungkin juga menyukai