Dalamberbagai kasus dalam fisika kita sering menemukan sistim persamaan untuk
menyelesaikan suatu masalah . Sebagai contoh dalam kasus rangkaian listrik yang
memiliki banyak cabang/loop.
=
Maka untuk loop 1 didapat persamaan
( + + )− − =0
( + + )− − =0
( + + )− − =
⎡ ⎤ ⎡ ⎤
⎢ ⎥ ⎢ ⎥
= ⎢ ⎥ = ⎢ ⎥
⎢: ⎥ ⎢:⎥
⎣ ⎦ ⎣ ⎦
Matriks
Matriks merupakan suatu susunan bilangan atau fungsi yang disusun dalam baris dan
kolom.
Contoh:
1 2 7 cos
1 3
= = = 5 4 8 = sin
5 4
7 1 1
Banyak baris dan kolom dari matriks disebut dengan orde dari matriks
Sebagai contoh matriks A memiliki 2 baris dan 2 kolom (2x2) biasa ditulis atau
.
1. Matriks riil :
Adalah matriks dimana semua elemennya adalah bilangan riil.
Contoh :
2. Matriks Baris
Adalah matriks dimana yang ada hanya elemen baris ,dengan orde 1x m
Contoh :
4. Matriks Nol
Adalah matriks dengan semua elemennya nol .
Contoh :
5. Matriks Persegi
Matriks dimana jumlah kolom dan barisnya sama dengan orde m x m.
Contoh :
6. Matriks Diagonal
Adalah matriks hanya elemen diagonalnya tidak nol
Contoh :
7. Matriks Skalar
Adalah matriks adalah matriks diagonal dimana elemen diagonalnya sama
Contoh :
10..Matriks Transpose
Adalah tranformasi suatu matriks dimana elemen baris menjadi kolom
→ →
Contoh :
1 3 −5
−3 4 1
5 1 7
Prosesnya ̅
Contoh :
Penjumlahan Matriks
A+B=C
+ =
Contoh :
Perkalian Matriks
Dua matriks dapat dikalikan jika jumlah kolom matriks pertama sama dengan jumlah
baris dari matriks kedua.
Jumlah kolom A sama dengan jumlah kolom B .Tetap B x A tidak dapat dilakukan .
Contoh :
Contoh :
Contoh :
JIKA PERKALIAN DUA MATRIKS AxB = BxA MAKA A DAN B MATRIKS KOMUT !!!
disimbolkan dengan
AB = BA [A,B] = AB-BA = 0
Teori tentang determinan muncul dari sistem persamaan linier. Misalkan kita punya dua
persamaan
+ =0
+ =0
= −
= −
= → = − =0
dengan = −
2 4
Contoh : Carilah
3 1
2 4
Solusi = 2.1 − 4.3 = −10
3 1
Untuk mencari determinan matriks dengan orde lebih besar dapat kita lakukan dengan
ekspansi Laplace , tetapi untuk itu diperlukan pengetahuan tentang minor dan kofaktor
dari suatu matriks.
MINOR
Minor adalah determinan elemen selain dari baris dan kolom dari minor itu
Contoh : Jika
Solusi :
M11 adalah determinan selain baris 1 dan kolom1 sedangkan M23 determinan selain
baris 2 dan kolom 3
KOFAKTOR
Minor dan tandanya ,Tanda ini berasal dari indeks dari minor yang bersangkutan ,
misalnya M11 . indeks nya 1 +1 = 2 maka tandanya (+) positif.Secara umum kofaktor
ditulis dengan
Cij = (-1)i+j
Contoh : Dari M11 diatas Kofaktor C11 nya adalah
Dan
+ − … +
− + … −
+ − … +
− + … −
Contoh :
Det = = + +
= − +
= − +
Solusi :
Sifat-Sifat Determinan
Untuk mencari determinan matriks yang berorde besar pahami sifat sifat determinan
berikut ini :
Jika menarik/membagi yang benar untuk suatu bari atau kolom saja
1 2
Misalkan B1 : 6 6 = 6(24 − 36) = 6 (−12) = −72
18 24
6 1
Atau K2 : 12 12 = 12(12 − 18) = 12 (−6) = −72
18 2
Atau
1 12 1 1
K1 : 6 6 2 ∶ 12 → 6 12 = −72
3 24 3 2
4. Jika dua baris/kolom memiliki elemen sama atau kelipatannya maka determinan
matriks sama dengan NOL
2 3 4
1 4 7 = 0 1 = 3
2 3 4
2 3 8
1 4 4 = 0 3 = 2 1
2 3 8
5. Determinan dari suatu matriks diagonal atau matriks segitiga sama dengan
perkalian elemen diagonalnya .
6. Jika suatu kolom/baris dapat dipecah menjadi dua bilangan maka determinan
matriks dapat dipecah menjadi dua determinan.
Contoh :Kolom kita pecah
4 6 2+2 6 2 6 2 6
= = +
5 10 2 + 3 10 2 10 3 10
2 6 2 6
+ = 20 − 12 + 20 − 18 = 10
2 10 3 10
Atau baris 1 kita pecah
4 6 3+1 3+3 3 3 1 3
= = +
5 10 5 10 5 10 5 10
3 3 1 3
+ = 30 − 15 + 10 − 15 = 10
5 10 5 10
Buktikan bahwa
Solusi :
1. Carilah determinan
Solusi :
Contoh :
2 1 4
Carilah determinan dari = 1 3 2
3 2 1
Solusi :
1 3 2 1 3 2
-2 1 4 2 − 2 1 3 − 3 1 → − 0 −5 0
3 2 1 0 −7 −5
1 3 2
−5 0
- 0 −5 0 = −1 = −25
−7 −5
0 −7 −5
Solusi :
Pemilihan darimana operasi dimulai tergantung pengamatan kita pada matriks tersebut.
Jadi tidak ada acuan yang baku !
Untuk sistem persamaan linear, ada tiga kemungkinan solusi untuk sistem ini ,yaitu :
Eliminasi Gauss-Jordan:
Mengurangi matriks yang diperbesar menjadi bentuk eselon baris tereduksi disebut
Eliminasi Gauss-Jordan.
1 − 2 1 2 , ℎ 1
2 − 3 1 2 3 2 ,
ℎ 2.
Solusi :
( CRAMER RULER)
Dengan menggunakan sifat determinan bahwa nilai determinan tidak berubah jika suatu
baris/kolom ditambahkan dengan kelipatan baris/kolom lain. Jika kita tambahkan
Kolom 1 , K1 + x2.K2 , K1+ x3.K3, ...K1+ xn.Kn didapat
Kolom 1 merupakan matriks hasil dari sistem persamaan yang di berikan sehingga dapat
kita tulis :
Atau
∆
=
∆
Ini dikenal dengan aturan Cramer
Dimana
∆ ℎ ℎ
ℎ
Sedangkan ∆ ℎ
Contoh : Carilah solusi
Solusi :
Jika kita memiliki matriks A dan B maka jika A.B = I B disebut invers dari A ditulis B =
A-1 atau A invers B ditulis A = B-1 .
A.x = b
A-1.A.x = A-1.b
Solusi :
Contoh :
Determinannya ad –bc
C11 = d , C12= -c , C21 = -b dan C 22 = a
− −
= → =
− −
Sehingga
1 −
=
− −
Contoh : Carilah invers dari
Solusi :
−6 6 3 6 3 −6
Determinan A =2 − (−2) +4 = −6
5 −3 −2 −3 −2 5
−6 6 3 6 3 −6
⎡ 5 −3
−
−2 −3
−2 5 ⎤
⎢ −2 4 2 4 2 −2 ⎥
Matrik Cofaktornya = ⎢− − ⎥
⎢ 5 −3 −2 −3 −2 5 ⎥
⎢ −2 4 2 4 2 −2 ⎥
⎣ −6 6
−
3 6
3 −6 ⎦
−15 12 3
= −14 −2 −6
−12 0 −6
Solusi :
0
=
∆
ℎ ∆ . Jika nilai ∆ = 0 maka
solusi sistem persamaan ada/ tak hingga banyaknya(solusi tak trivial) tetapi jika
∆ ≠ 0 maka seluruh solusi nya bernilai nol ( solusi trivial ).
ℎ∶
Carilah solusi dari
Solusi :
Solusi :
− 2 + =0
Solusi :
Untuk ini kita misalkan = dan = maka = 2 − = 2 −
Sehingga solusinya adalah
( , , ) = (2 − , , ) = (2,0,1) + (−1,1,0)