Tugas Pendekatan PLN (Jufani, Radit, Adhi)
Tugas Pendekatan PLN (Jufani, Radit, Adhi)
Kelas :H
Merupakan sebuah pandangan yang menganggap bahwa negara sebagai satu – satu nya yang
punya otoritas dan menjadi agen kekuatan domestik, dan juga mereka menganggap bahwa
organisasi maupun individu dianggap tidak mempunyai kapasitas . NGO,MNC dan lainnya
diabaikan dalam pendekatan ini karena tidak anggap tidak mempunyai otoritas apa-apa dalam
segala kebijakan.
2.) Societal
3). Transnasional
Beranggapan bahwa Kelompok sosial dengan kepentingan dan tujuan yang sama akan
membentuk koalisi politik yang melampaui batas – batas negara, disini juga menekan kan
akan adanya masyrakat global.
Contoh Politik Luar Negeri State Sentris :
Indonesia Keluar Dari PBB dan Politik Luar Negeri Yang Agresif Ala Soukarno
Tak ayal, keterlibatan PBB ini tentu pada awalnya disambut baik oleh Indonesia, hampir
semua perundingan Indonesia tidak pernah absen. Seperti misi PBB yang mengatur Self
Determination, atau hak para negara bagian untuk memutuskan nasibnya sendiri, diikuti
dengan baik oleh Indonesia, sedang Malaysia sekonyong-konyong pada 16 September
mengumumkan pembentukan Negara Federasi Malaysia, maka Indonesia menganggap itu
salah satu hal yang mencoreng wibawa PBB.
Kekecewaan itu berlanjut ketika menyampaikan pidatonya di hadapan Majelis Umum PBB,
Presiden Soekarno mendesak agar markas besar PBB dipindahkan ke tempat yang bebas dari
suasana perang dingin. Piagam PBB ditinjau kembali dan disesuaikan dengan tuntutan zaman
pembangunan bangsa-bangsa yang berlandaskan ajaran pancasila, organisasi dan
keanggotaan dewan keamanan dan lembaga PBB lainnya mencerminkan bangkitnya negara-
negara sosialita ataupun berkembangnya dengan cepat kemerdekaan negara-negara Asia-
Afrika, sekertariat PBB yang dipimpin Sekertaris Jendral.
Hal tersebut jelas menunjukan bahwa pihak Indonesia merasa tidak puas dengan PBB.
Namun, ternyata usulan-usulan yang dikemukakan oleh Indonesia tersebut tidak mendapat
sambutan yang serius dari pihak PBB.
Hal ini semakin memperbesar ketidaksukaan Indonesia kepada PBB. Usaha yang dilakukan
Inggris untuk menjadikan Malaysia sebagai anggota tetap dewan keamanan PBB, membuat
Presiden Soekarno geram. Klimaksnya pada 7 Januari 1965 dalam pidatonya Presiden
Soekarno menyatakan, “Maka sekarang karena ternyata bahwa Malaysia dijadikan menjadi
anggota dewan keamanan, saja menjatakan Indonesia keluar dari PBB.”
Kasus tentang keluarnya Indonesia dari PBB jika dilihat dari pendekatan statis maka jelas
alasannya ialah karena yang menjadi aktor utama disini ialah Negara, yang mana pada saat
itu Indonesia diwakili oleh Presiden Soekarno menyatakan kekecewaannya pada PBB dan
keluar dari PBB. Alasan kedua adalah Indonesia pada saat itu tidak memperhitungkan
peranan aktor diluar Negara dan percaya bahwa Negara lah yang mempunyai otoritas dalam
menentukan kemana Negara akan bergerak