Anda di halaman 1dari 4

PROSES KEPERAWATAN DALAM KRITIS

Dion Setra Pratama

2020

Abstrak

perawat itu berperan penting dalam merawat pasien dalam keadaan kritis dengan
mempunyai penyakit tertentu sehingga dilakukan tindakan yang asuhan keperawatan
kritis. Dilakukan dengan metode ilmiah dan panduan guna dalam prosesnya akan
memberikan kualitas untuk mengatasi masalah pasien. Proses keperawatan kritis
yaitu pengkajian, maslah/diagnosa, rencana tindakan, implementasi dan evaluasi.

Ada beberapa standar untuk proses keperawatan yaitu

1. Data akan dikumpulkan secara terus menerus pada semua pasien yang sakit
kritis dimana pun tempatnya

2. Identifikasi masalah pasien dan prioritas harus didasarkan pada data yang
dikumpulkan

3. Rencana asuhan keeprawatan yang tepat harus di formulasikan

4. Rencana askep harus dilaksanakan sesuai dengan prioritas hasil dari


mengidentifikasi masalah atau kebutuhan

5. Hasil dari askep harus di evaluasi secara terus menerus.

Untuk pengkajian pada proses keperawatan kritis memungkinkan perawat untuk


mendeteksi perubahan dengan cepat, melakukan tindakan secapat mungkin dan
melakukan asuhan keperawatan. Tiga fase dasar untuk pengkajian yaitu pertama
pengkajian awal yang dibuat dengan cepat selama pertemuan pertama dengan pasien
seeprti Airway, breathing, dan circulation, kedua pengkajian dasar dilakukan
pemeriksaan disemua sistem secara lengkap. Dan yang ketiga pengkajian terus
menerus dimana pengkajian diulang terus menerus dibutuhkan pada status perubahan
pasien yang skait kritis. Pengkajian akan menghasilkan data dasar, dirumuskan
dnegan riwayat keperawatan, pengkajian fisik dan sumber lain dari pengkajian.
(Talbot, 1997)

Ada 3 kategori manajemen kritis yaitu yang pertama perawatan suportif dimana
dokter harus secara agresif mempertahankan jalan napas, oksigenasi, ventilasi dan
hemodinamik, kedua pengobatan peyakit kritis primer mengacu pada pengembangan
rencana untuk menangani masalah utama yang mengarah ke perawatan ICU dimana
jika pasien mengalami kerusakan multisystem organ pendekatan yang dilakukan
adalah dari kepala hingga kaki yang dapat mengelompokkan dan mengatur rencana
ini. Ketiga adalah perawatan pencegahan ICU dimana dokter harus
mempertimbangkan tindakan untuk mencegah infeksi nosokomial seperti mengangkat
kepala pasien yang berventilasi hingga 30 derajat, memberikan profilaksis untuk
perdarahan gastrointestinal dan thrombosis vena bila di indikasikan. (Rodriguez & Jr,
2001, p. 394) Dari pengkajian akan muncul data yang akan mendukung untuk
diagonosis keperawatan untuk pasien dan keluarga. Diagnosis akan diurutkan dari
yang diprioritaskan. Diagnosis yang diambil kan dihubungkan dnegan penyebab dan
pemenuhan kebutuhan pasien. Komponen dari diagnosa terdiri dari maslalah, etiologi
dan tanda & gejala. Intervensi dilakukan guna sebagai pemecahan masalah
keperawatan disusun sesaui dengan kebutuhan pasien . dari rencana tersebut
diharapkan pasien memenuhi kriteria kriteria hasil yang diharapkan. Implementasi
keperawatan dilakukan sesuai dengan rancangan tindakan yang sudah dibuat. Pada
keperawtan kritis implemnetasi yang dilakukan akan memikirkan efek kedepannya
untuk pasien itu sendiri. Implementasi harus selalu di dokumentasikan agar asuhan
keperawatan akan berkesinambungan gunanya untuk mencapai kriteria hasil yang
sudah direncakan. Setelah implementasi dilakukan pada tahap evaluasi, apakah
implementasi yang dilakukan mencapai kriteria hasil atau tidak. Pada tahap ini perlu
mengkaji keluarga, paisen setalah impelmentasi dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Fattah, M. N. (2019). Assessment of teh application of nrsing process in surgical


wards. Mosul Journal of Nursing, 7(1), 50–59.
Rodriguez, R., & Jr, H. G. H. (2001). an Approach to critically ill patients. West J.
Med, 175, 392–395.

Talbot, M. (1997). Pengkajian Keperawatan Kritis (Cetakan pe). EGC.

Anda mungkin juga menyukai