Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

S DENGAN LAPARATOMI

PADA ILEUS OBSTRUKSI DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar


Profesi Ners ( Ns )

Disusun Oleh :
TENTI CHAHAYANINGRUM
J 230 113 033

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Laparatomi Pada Ileus Obstruksi 1
Di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr Moewardi Surakarta (Tenti Chahayaningrum)

Karya Tulis Ilmiah

Asuhan Keperawatan Pada Tn. S


Dengan Laparatomi Pada Ileus Obstruksi
Di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr Moewardi Surakarta

Tenti Chahayaningrum.*
Abi Muhlisin, SKM., M.Kep **
Nanang Legawa S, SKM., S.Kep***

Abstrak

Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan
penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus.
Sekitar 20% pasien ke rumah sakit datang dengan keluhan akut abdomen oleh
karena obstruksi pada saluran cerna, 80% obstruksi terjadi pada usus halus. Salah
satu penanganannya adalah dengan tindakan pembedahan yaitu tindakan
Laparatomi. Tujuan umum dari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah
untuk memberikan gambaran dan asuhan keperawatan pada pasien pra, intra dan
post operasi tindakan Laparatomi pada Ileus Obstruksi. Metode yang diambil
wawancara, observasi, pemeriksaaan fisik dan studi dokumentasi. Diagnosa
keperawatan yang muncul saat pre operasi adalah ansietas. Pada saat intra
operasi diagnosa yang muncul adalah resiko tinggi terhadap infeksi dan resiko
cidera. Diagnosa post operasi yang muncul adalah resiko tinggi terhadap infeksi.
Implementasi yang dilakukan untuk ansietas yaitu mengajarkan tehnik relaksasi
nafas dalam. Implementasi pada diagnosa resiko tinggi terhadap infeksi adalah
manajemen risk control dimana tetap mempertahankan tehnik aseptic. Pada
diagnose resiko cidera dilakukan prinsip manajemn lingkungan dan resiko tinggi
terhadap infeksi adalah manajemen risk control terhadap luka post operasi.

Kata kunci : Asuhan Keperawatan, Ileus Obstruksi dan Laparatomi


Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Laparatomi Pada Ileus Obstruksi 2
Di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr Moewardi Surakarta (Tenti Chahayaningrum)

NURSING CARE TOWARD Mr. S WITH LARATOMI TO THE ILEUS


OBSTRUCTION IN SURGICAL CENTRAL OF INSTALLATION
MOEWARDI SURAKARTA HOSPITAL

Tenti Chahayaningrum .*
Abi Muhlisin, SKM, M. Kep **
Nanang Legawa S, SKM., S.Kep***

Abstract

Obstructive ileus is a mechanical obstruction is a blockage in the intestine which


completely shut down or interfere with the course of the intestinal contents.
Approximately 20% of patients coming to the hospital with symptoms of acute
abdomen due to obstruction of the gastrointestinal tract, 80% occur in the small
bowel obstruction. One treatment is surgery which measures laparotomy. The
general objective of the preparation of the Scientific Writing is to provide an
overview and nursing care for patients pre-, intra-and postoperative ileus
obstruction at laparotomy action. The method taken interviews, observation,
physical examination and study documentation. Nursing diagnoses that appear
when pre surgery is anxiety. At the time of surgery diagnosis intra emerges is a
high risk of infection and risk of injury. Diagnosis of postoperative emerges is a
high risk of infection. Implementation is done for the anxiety that teach deep
breathing relaxation techniques. Implementation of the diagnosis is a high risk of
infection control risk management which maintain aseptic technique. At the risk
of injury diagnosis made manajemn environmental principles and a high risk of
infection is a risk management control of postoperative wound.

Keywords: Nursing, ileus obstruction and laparotomy


Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Laparatomi Pada Ileus Obstruksi 3
Di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr Moewardi Surakarta (Tenti Chahayaningrum)

PENDAHULUAN tinggi dengan rasio 3:2 dari


Dewasa ini di zaman modern perempuan (Issebalcher, 2000).
dengan adanya peningkatan derajat Gangrene dan perforasi biasanya
ekonomi yang juga terjadi pada terjadi sesudah 24-36 jam. Oleh
masyarakat sangat berpengaruh karena itu pada pasien yang sudah
terhadap gaya hidup sehari- terdiagnosa Ileus obstruksi, maka
hari,misalnya pola aktifitas dan harus segera dilakukan tindakan
pekerjaan,namun tanpa disadari pembedahan sewaktu-waktu.
bahaya yang mengancam kesehatan Keterlambatan pembedahan dapat
juga tidak dapat di hindari menyebabkan berbagai komplikasi,
(Sjamsuhidayat, 2005). diantaranya 20% mengalami
Ileus obstruktif adalah suatu perforasi appendiks, peritonitis,
penyumbatan mekanis pada usus abses appendiks dan bahkan
dimana merupakan penyumbatan kematian.
yang sama sekali menutup atau Berdasarkan data yang
menganggu jalannya isi usus. Sekitar diperoleh jumlah pasien yang masuk
20% pasien ke rumah sakit datang ke Instalasi Bedah Sentral RSDM
dengan keluhan akut abdomen oleh Dr. Moewardi Surakarta selama 3
karena obstruksi pada saluran cerna, bulan terakhir dimulai dari bulan Juli
80% obstruksi terjadi pada usus sampai bulan September 2012 adalah
halus (Emedicine, 2009). 1801 pasien, sedangkan pasien yang
Setiap tahunnya 1 dari 1000 mengalami Ileus Obstruksi adalah 26
penduduk dari segala usia pasien yang menjalani tindakan
didiagnosis ileus. Di Amerika operasi Laparatomi.
diperkirakan sekitar 300.000- Dengan fenomena tersebut
400.000 menderita ileus setiap diatas, maka penulis tertarik untuk
tahunnya. Di Indonesia tercatat ada membuat Karya Tulis Ilmiah ( KTI )
7.059 kasus ileus paralitik dan dengan mengangkat judul “Asuhan
obstruktif tanpa hernia yang dirawat Keperawatan Pada Tn. S Dengan
inap dan 7.024 pasien rawat jalan Laparatomi Pada Ileus Obstruksi Di
(Deparetemen Kesehatan RI, 2010). Instalasi Bedah Sentral RSUD DR
Laparatomi pada ileus MOEWARDI SURAKARTA”.
merupakan jenis pembedahan darurat Tujuan penelitian ini adalah
abdomen yang paling sering untuk mengetahui Bagaimana
dilakukan di Negara-negara barat. memberi asuhan keperawatan pada
Ileus dapat terjadi pada setiap usia, pasien pra, intra dan post operasi
perbandingan antara pria dan wanita tindakan Laparatomi pada Ileus
mempunyai kemungkinan yang sam obtruksi di Instalasi Bedah Sentral
untuk menderitapenyakit ini. Namun RSDM Dr. Moewardi.
penyakit ini sering dijumpai pada
dewasa muda antara umur 20-30 LANDASAN TEORI
tahun (Smeltzer, 2002). Insiden
antara laki-laki dan perempuan pada Pengertian
usia ini menunjukkan frekuensi yang Ileus adalah suatu kondisi
sama, akan tetapi pada usia 25 tahun, hipomotilitas (kelumpuhan) saluran
pada laki-laki frekuensinya lebih gastrointestinal tanpa disertai adanya
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Laparatomi Pada Ileus Obstruksi 4
Di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr Moewardi Surakarta (Tenti Chahayaningrum)

obstruksi mekanik pada intestinal. otot, gangguan endokrin seperti


Pada kondisi klinik sering disebut diabetes mellitus, atau gangguan
dengan Ileus paralitik (Mansjoer, neurologis seperti penyakit
2011). parkinson.
Obstruksi usus adalah
sumbatan total atau parsial yang Etiologi
mencegah aliran normal melalui 1. Sepsis
saluran pencernaan. (Brunner & 2. Obat-obatan (misal : opioid,
Suddarth, 2002). antacid, coumarin, amitriptyline,
Ileus obstruktif adalah chlorpromazine).
hambatan pasase isi usus yang 3. Gangguan elektrolit dan
disebabkan oleh sumbatan mekanik metabolic (misalnya
misalnya oleh strangulasi, invaginasi, hipokalemia, hipomagnesemia,
atau sumbatan di dalam lumen usus. hipernatremia, anemia, atau
(Sjamsuhidayat, 2005). hiposmolalitas).
Dari definisi diatas dapat 4. Infark miokard
disimpulkan bahwa obstruksi usus 5. Pneumonia
adalah sumbatan total atau parsial 6. Trauma (misal : patah tulang iga,
yang menghalangi aliran normal cidera spina).
melalui saluran pencernaan atau 7. Bilier dan ginjal kolik.
gangguan usus disepanjang usus. 8. Cidera kepala dan prosedur
Sedangkan Ileus obstruktif adalah bedah saraf.
kerusakan atau hilangnya pasase isi 9. Inflamasi intraabdomen dan
usus yang disebabkan oleh sumbatan peritonitis.
mekanik. 10. Hematoma dan retroperitoneal.

Klasifikasi hernia Tanda dan Gajala


1. Mekanis (Ileus Obstruktif) Menurut Mansjoer (2001),
Suatu penyebab fisik menyumbat manifestasi dari Ileus Obstruksi
usus dan tidak dapat diatasi oleh yaitu:
peristaltik. Ileus obstruktif ini 1. Muntah fekal.
dapat akut seperti pada hernia 2. Dehidrasi : haus terus-menerus,
stragulata atau kronis akibat malaise umum, mengantuk serta
karsinoma yang melingkari. membrane mukosa menjadi
Misalnya intusepsi, tumor pecah-pecah.
polipoid dan neoplasma stenosis, 3. Konstipasi (sulit BAB).
obstruksi batu empedu, striktura, 4. Distensi abdomen.
perlengketan, hernia dan abses 5. BAB darah dan lendir tapi tidak
2. Neurogenik/fungsional (Ileus ada feces dan flatus
Paralitik)
Obstruksi yang terjadi karena Pemeriksaan Penunjang
suplai saraf otonom mengalami 1. Rontgen toraks: diafragma
paralisis dan peristaltik usus meninggi akibat distensi
terhenti sehingga tidak mampu abdomen.
mendorong isi sepanjang usus.
Contohnya amiloidosis, distropi
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Laparatomi Pada Ileus Obstruksi 5
Di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr Moewardi Surakarta (Tenti Chahayaningrum) 5

2. Rontgen abdomen dalam posisi stoma (pembukaan) antara


telentang: mencari penyebab usus dan dinding perut. Ini
(batu empedu, volvulus, hernia). mungkin dilakukan sebelum
3. Pemeriksaan sinar x: Untuk memiliki operasi untuk
menunjukan kuantitas abnormal menghapus usus yang
dari gas atau cairan dalam usus. tersumbat. Kolostomi dapat
4. Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk
(misalnya pemeriksaan elektrolit menghilangkan udara atau
dan jumlah darah lengkap) akan cairan dari usus. Hal ini juga
menunjukan gambaran dehidrasi dapat membantu memeriksa
dan kehilangan volume plasma kondisi perawatan sebelum
dan kemungkinan infeksi. operasi. Dengan kolostomi,
5. Pemeriksaan radiogram abdomen tinja keluar dari stoma ke
sangat penting untuk dalam kantong tertutup. Tinja
menegakkan diagnosa obstruksi mungkin berair, tergantung
usus. (Doengoes, 2000) pada bagian mana dari usus
besar digunakan untuk
Penatalaksanaan Medis kolostomi tersebut. Stoma
Dasar pengobatan obstruksi mungkin ditutup beberapa
usus adalah koreksi keseimbangan hari setelah operasi usus
cairan dan elektrolit, menghilangkan setelah sembuh.
peregangan dan muntah dengan b. Stent : stent adalah suatu
kompresi, memperbaiki peritonitis tabung logam kecil yang
dan syok bila ada, serta memperluas daerah usus yang
menghilangkan obstruksi untuk tersumbat. Dengan
memperbaiki kelangsungan dan Menyisipkan stent ke dalam
fungsi usus kembali normal. usus menggunakan ruang
1. Perawatan lingkup (tabung, panjang
koreksi keseimbangan cairan dan ditekuk tipis). Stent dapat
elektrolit, menghilangkan membuka usus untuk
peregangan dan muntah dengan membiarkan udara dan
kompresi, memperbaiki makanan lewat.
peritonitis dan syok bila ada, Menggunakan stent juga
serta menghilangkan obstruksi untuk membantu mengurangi
untuk memperbaiki gejala sebelum operasi.
kelangsungan dan fungsi usus
kembali normal. Diagnosa Keperawatan
2. Farmakologi Menurut NANDA (2005),
Obat antibiotik dapat diberikan diagnosa keperawatan yang muncul
untuk membantu mengobati atau pada kasus Ileus Obstruksi adalah :
mencegah infeksi dalam perut, 1. Pre Operasi
obat analgesic untuk mengurangi a. Nyeri berhubungan dengan
rasa nyeri. distensi abdomen
3. Tindakan Bedah : pembedahan.
a. Kolostomi : kolostomi adalah b. Ansietas berhubungan
prosedur untuk membuat dengan krisis situasional.
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Laparatomi Pada Ileus Obstruksi
Di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr Moewardi Surakarta (Tenti Chahayaningrum)
6

2. Intra Operasi manfaat penulisan,


a. Resiko tinggi terhadap infeksi 2. Bab kedua tentang tinjauan teori
berhubungan dengan yang berisi tentang konsep dasar
prosedur invasif (tindakan dan
pembedahan Laparatomi). asuhan keperawatan, yaitu
b. Resiko cidera berhubungan konsep dasar penyakit yang terdiri
dengan gangguan persepsi dari pengeritan, etiologi,
atau sensorik akibat anestesi manifestasi klinis, patofisiologi,
c. Defisit volume cairan dan pathway, pemeriksaan penunjang,
elektrolit berhubungan penatalaksanaan medis dan
dengan obstruksi usus. keperawatan pengkajian data
3. Post Operasi dasar, diagnose keperawatan dan
a. Nyeri akut berhubungan intervensi.
dengan tindakan pembedahan
(tindakan laparatomi) 3. Bab ketiga berisi tentang
b. Resiko infeksi berhubungan metodologi karya tulis ilmiah
dengan port de entry (luka yaitu : tempat dan waktu,
operasi) langkah-langkah penyusunan
KTI, dan teknik pengumpulan
METODELOGI PENELITIAN data.
4. Bab keempat berisi tentang hasil
Pendekatan yang didalamnya mencakup
Karya Tulis Ilmiah ini gambaran/ tinjauan kasus yang
penulis susun dengan metode menerangkan tentang kasus yang
deskriptif dengan pendekatan studi terjadi dan pelaksanaan asuhan
kasus yaitu metode ilmiah yang keperawatan Tn. S dengan Ileus
bersifat mengumpulkan data, (obstruksi usus) Instalasi Bedah
menganalisis data dan menarik Sentral RSUD Dr Moewardi
kesimpulan data. Surakarta yang berisi pengkajian,
diagnosa keperawatan,
Tempat dan Waktu perencanaan, pelaksanaan dan
Penyusunan karya Tulis evaluasi.
Ilmiah ini mengambil kasus di 5. Bab kelima pembahasan tentang
Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit penalaran hasil penelitian,
Dr. Moewardi Surakartapada tanggal perpaduan teori dengan kasus
20 Juli 2012. yang ditemui, pembahasan dengan
jurnal-jurnal pendukung, dan
Langkah- langkah keterbatasan peneliti sehingga
Penulisan karya tulis ini dapat memberikan saran untuk
disusun secara singkat dan yang selanjutnya.
sistematis, dimana penyusunannya 6. Bab enam kesimpulan dan saran
dibagi dalam enam bab. Dengan berisi tentang sintesis dari
rincian sebagai berikut : pembahasan (jawaban dari
1. Bab pertama tentang pendahuluan rumusan masalah), implikasi
yang berisi latar belakang untuk pengembangan ilmu
masalah, pengetahuan dan memberikan
rumusan masalah, tujuan dan
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Laparatomi Pada Ileus Obstruksi 7
Di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr Moewardi Surakarta (Tenti Chahayaningrum)

saran kepada pengambil pemeriksaan radiologi didapatkan


kebijakan. hasil menyokong gambaran Ileus
Obstruksi letak tinggi cardiomegali.
Teknik pengambilan data Klien dijadwalkan operasi pada
Dalam memperoleh data tanggal 20 Juli 2012 jam 09.00 WIB.
penulis menggunakan berberapa cara
di antaranya sebagai berikut : Asuhan Keperawatan
wawancara, observasi, pemeriksaaan Persiapan operasi pasien
fisik dan studi dokumentasi. diantar ke ruang “Holding Area”
ruang tunggu diruang pemebedahan
Analisis Data pada pukul 08.30 WIB. Kemudian
Dalam pembahasan , penulis penulis mengecek perlengkapan
melakukan analisa dengan catatan medis dan informconsent.
menggunakan mekanisme “compare 1. Asuhan Keperawatan Pre
and contrast” untuk diagnosa yang Operasi
muncul pada saat pemberian asuhan
a. Ansietas berhubungan
keperawatan dengan diagnosa yang
muncul pada teori. Di dukung dengan krisis situasional
dengan hasil jurnal-jurnal yang Diagnosa ini
mempunyai tema yang berkaitan ditegakkan dari data klien
dengan pemberian asuhan mengatakan tegang , takut
keperawatan yang dilakukan oleh karena belum punya
penulis. pengalaman operasi dan
GAMBARAN KASUS
selalu menanyakan kapan
mulai dioperasi. TTV : TD :
Data Profil Objek 130/90 mmHg, S : 36, 5 oC,
Klien bernama Tn. S dengan N : 90 x/mnt, RR : 16
umur 50 tahun, jenis kelamin laki- x/mnt.
laki, beragama Islam, alamat Ngawi,
Tujuan dari diagnosa
masuk rumah sakit tanggal 18 Juli
2012, tanggal pengkajian 20 Juli diatas yaitu setelah dilakukan
2012. No Register 01140295. tindakan keperawatan selama
1x20 menit ansietas
Gambaran Kasus berkurang atau hilang dengan
Pasien kiriman dari RSUD
kriteria hasil klien
Ngawi, pasien masuk ke IGD RSDM
Dr. Moewardi Surakarta pada mengatakan sudah siap untuk
tanggal 18 Juli 2012 jam 17.00 WIB dioperasi dan tidak cemas,
dengan keluhan nyeri kram pada wajah klien tampak rileks dan
perut dan perut terasa kembung dan tidak tegang.
mual, demam, kadang flatus, sulit Intervensi dari
BAB dan nafsu makan minum diagnosa diatas yaitu
menurun. Setelah mendapat terapi
Lakukan komunikasi
dari IGD, pasien dibawa ke bangsal
cendana untuk mendapat perawatan. terapeutik untuk membangun
Pada tanggal 19 Juli 2012 dilakukan kepercayaan pada klien
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Laparatomi Pada Ileus Obstruksi
Di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr Moewardi Surakarta (Tenti Chahayaningrum) 8

(BHSP), Identifikasi tingkat Didukung data klien


rasa yang mengharuskan mendapatkan general
intervensi lebih tepat, Beri anestesi, klien mengalami
kehilangan kesadaran.
informasi tentang peran
Setelah dilakukan asuhan
advokat perawat intraoperasi, keperawatan diharapkan tidak
Perkenalkan staf, perawat terjadi cidera saat
ataupun dokter yang akan pembedahan dengan rencana
melakukan operasi, Cegah yang akan dilakukan adalah
pemajanan tubuh yang tidak pasang tali pengaman pada
diperlukan selama klien, selalu awasi klien,
lakukan tindakan untuk
pemindahan ataupun pada
menjaga keseimbangan klien
ruang operasi, Kolaborasi : dan atur pencahayaan.
Rujuk pada perawatan oleh Implementasi yang
rohaniawan, psikiatri jika dilakukan adalah memasang
diperlukan, Beri obat sesuai tali pengaman ke tubuh klien,
petunjuk : zat-zat sedatif menghidupkan lampu
sesuai indikasi. operasi, mengawasi postur
keadaan klien serta
Implementasi yang
menempatkan kedua tangan
dilakukan yaitu Membangun pada penyangga tangan/hands
interaksi melalui komunikasi support meja operasi.
terapeutik (BHSP), Memberi Evaluasi yang
informasi tentang peran diperoleh adalah masalah
perawat, Memberitahu pasien teratasi dengan ditandai klien
tampak aman diatas meja
rasa yang ditimbulkan saat
operasi, tidak terjadi cidera,
dilakukan anastesi, tali pengaman terpasang dan
Menjelaskan nama-nama tim pencahayaan baik.
bedah yang akan melakukan b. Resiko tinggi terhadap infeksi
operasi, Memindahkan pasien b.d prosedur invasive
dengan meminimalkan (tindakan pembedahan
pemajanan tubuh. Laparatomi)
Didukung data
Evaluasi yang
terpasang infuse dan
diperoleh adalah masalah dilakukan general anestesi
ansietas teratasi dengan serta dibuatnya sayatan
ditandai klien siap untuk sepanjang ± 10 cm. Setelah
dioperasi. dilakukan asuhan
2. Asuhan keperawatan Intra keperawatan diharapkan tidak
Operasi terjadi infeksi dengan rencana
lakukan drapping dan
a. Resiko cidera b.d penurunan
lakukan tindakan aspetic
kesadaran. dengan desinfektan ke medan
operasi.
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Laparatomi Pada Ileus Obstruksi
Di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr Moewardi Surakarta (Tenti Chahayaningrum) 9

Implementasi yang luka : luka tertutup dengan


dilakukan adalah kasa, panjang luka jahitan ±
mempersiapkan meja operasi, 10 cm, darah tidak rembes.
menyiapkan peralatan operasi
Klien belum sadar akibat
(steril), setelah semua siap
dan menghadirkan klien ke pengaruh dari obat anestesi.
ruang operasi, masing-masing a. Resiko tinggi terhadap
tim operasi mencuci tangan infeksi berhubungan
steril, memakai pakaian dengan adanya luka
operasi steril, melakukan operasi (Port de entry)
tindakan aseptic untuk area Tujuan dari
yang akan dioperasi dengan diagnosa diatas yaitu
memberikan cairan savlon, Setelah dilakukan asuhan
kemudian betadine dan keperawatan 1x2 jam
dibersihkan dengan alcohol risiko infeksi terkontrol
untuk meminimalkan dengan kriteria hasil
terjadinya infeksi saat Bebas dari tanda & gejala
operasi, penempatan duk infeksi setelah 2x24 jam,
steril disekitar lapangan Angka lekosit normal (4-
operasi. 11.000), Suhu normal (36
Evaluasi yang – 37o C).
diperoleh pada luka operasi Intervensi dari
tidak terjadi kontak / paparan diagnosa diatas yaitu
langsung dengan barang- Lakukan cuci tangan
barang / hal-hal yang tidak sebelum dan sesudah
steril, serta tanda-tanda tindakan keperawatan,
infeksi pada luka operasi baru Gunakan baju, masker
bisa dilihat setelah 2 x 24 dan sarung tangan sebagai
jam, masalah teratasi. alat pelindung,
3. Asuhan keperawatan Post Pertahankan lingkungan
Operasi yang aseptik selama
pemasangan alat,
Klien tiba di
Mengobservasi luka
Recovery Room pada operasi, Kolaborasi untuk
tangggal 20 Juli 2012 jam pemberian antibiotik
11.00 WIB. Instruksi di RR : sesuai program, Monitor
Posisi terlentang (supine), O2 tanda dan gejala infeksi
2 lt/mnt, pertahankan agar sistemik dan lokal setelah
2x24 jam, Inspeksi kulit
pernafasan baik, bila muntah
terhadap kemerahan,
miringkan klien, infuse RL panas, drainase.
24 tpm. Keadaan umum : Implementasi
lemah, Tanda-tanda vital : yang dilakukan yaitu
TD : 110/70 mmHg, Nadi : Melakukan cuci tangan
90 x/mnt, Respirasi : 20 sebelum dan sesudah
x/mnt, Suhu : 36ºC, Keadaan tindakan keperawatan,
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Laparatomi Pada Ileus Obstruksi 10
Di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr Moewardi Surakarta (Tenti Chahayaningrum)

Menggunakan baju, dan lain-lain. Suatu penelitian


masker dan sarung tangan menyebutkan bahwa 80% dari pasien
sebagai alat pelindung, yang akan menjalani pembedahan
Memonitor tanda dan mengalami kecemasan (Ferlina,
gejala infeksi sistemik 2002). Dan juga dalam penelitian
dan local, Mengobservasi menunjukkan dengan memberikan
luka operasi. pendidikan kesehatan, kecemasan
Evaluasi yang klien akan berkurang saat akan
diperoleh masalah resiko menjalani pembedahan dengan
tinggi terhadap infeksi adanya bukti bahwa tingkat
teratasi ditandai dengan kecemasan menjadi berkurang
luka operasi tertutup kasa setelah adanya pendidikan kesehatan
steril tampak kering, suhu yang menghasilkan tingkat
tubuh 36,8oC, klien belum kecemasan yang ringan meningkat
sadar, belum terlihat menjadi 73,3%, sedang sebanyak
tanda-tanda dan gejala 26,7%, dan tidak ada tingkat
infeksi setelah 2x24 jam. kecemasan pasien yang termasuk
berat (pamungkas, 2008).
Pada kasus ini pasien
PEMBAHASAN dilakukan tindakan operasi
laparatomi dengan tujuan eksplorasi
Obtruksi intestinal usus. Ada 4 cara pembedahan
merupakan salah satu dari penyebab laparatomi, yaitu Midline incision,
nyeri abdomen yang menjadi alasan Paramedian (sedikit ke tepi dari garis
masuk di instalasi gawat darurat. tengah (± 2,5 cm), panjang (12,5
Penatalaksanaan kadang terlambat cm)), Transverse upper abdomen
akibat adanya misdiagnosis antara incision ( insisi di bagian atas,
obstruksi total dengan obstruksi misalnya pembedahan colesistotomy
parsial (pseudo obstruksi) sehingga dan splenektomy), dan Transverse
akan meningkatakan morbiditas dan lower abdomen incision (insisi
mortalitas. Pemeriksaan laboratorium melintang di bagian bawah ± 4 cm di
yang spesifik tidak perlu dilakukan atas anterior spinal iliaka). Pada
untuk obstruksi intestinal, tetapi kasus ini dokter bedah melakukan
pemeriksaan radiologi sangat sayatan dengan metode midline
dibutuhkan untuk mendiagnosis incision, yaitu insisi yang dilakukan
obstruksi intestinal. (Azis, 2011) pada garis tengah antara simfisis
Diagnosa keperawatan yang pubis dan umbilikus sampai kea rah
muncul pada saat pre operasi pada superior.
kasus ini adalah ansietas. Penulis Diagnosa yang muncul saat
mengangkat diagnosa ansietas intra operasi pada kasus ini adalah
dihubungkan dengan krisis resiko tinggi terhadap infeksi
situasional dikarenakan klien baru berhubungan dengan prosedur
pertama kali ini masuk ruang invasive (tindakan pembedahan
operasi, sehingga sebelumnya belum Laparatomi) dan resiko cidera
pernah mengetahui gambaran ruang berhungan dengan gangguan
operasi, bagaimana pengaturan suhu
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Laparatomi Pada Ileus Obstruksi
Di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr Moewardi Surakarta (Tenti Chahayaningrum) 11

persepsi atau sensorik akibat KESIMPULAN DAN SARAN


anestesi.
Pada diagnosa resiko tinggi Kesimpulan
terhadap infeksi berhubungan
dengan adanya prosedur invasive Berdasarkan hasil pembahasan
(tindakan pembedahan Laparatomi) pada bab sebelumnya, maka penulis
perawat melakukan implementasi mengambil kesimpulan berupa :
yaitu mempertahankan keadaan 1. Pengkajian adalah tahap awal
asepsis selama pembedahan yaitu dari proses keperawatan dan
mencuci tangan dengan benar merupakan upaya untuk
sebelum dan sesudah melakukan pengumpulan data secara lengkap
tindakan, menjaga kesterilan alat dan dan sistematis yang dimulai dari
bahan yang diperlukan dan menjaga pengumpulan data, identitas dan
kestabilan temperatur pasien, evaluasi status kesehatan klien.
Temperatur di kamar operasi Dalam kasus ini pengkajian pada
dipertahankan pada suhu standar pasien yang akan dioperasi di
kamar operasi dan kelembapannya kamar operasi tetap bisa
diatur untuk mengahmabat dilakukan meskipun harus
pertumbuhan bakteri yaitu 19-24 oC. dengan ektra hati-hati karena
Resiko cidera muncul pada pasien dalam keadaan cemas,
diagnose intra operasi, mengingat srhingga sangat dibutuhkan
bahwa pada prosedur ini klien kemampuan membangun rasa
memasuki ruang pembedahan percaya dengan pasien agar
dimana mulai dilakukan anestesi interaksi bisa serasi (saling
umum (GA). Penulis melakukan menguntungkan).
tindakan pemasangan tali pengaman 2. Diagnosa keperawatan yang
untuk menjaga keamanan dan muncul saat pre operasi adalah
kenyamanan, sehingga mengurangi ansietas. Pada saat intra operasi
resiko cidera pada klien. diagnosa yang muncul adalah
Resiko tinggi terhadap infeksi resiko tinggi terhadap infeksi
setelah post op berhubungan dengan dan resiko cidera. Diagnosa post
adanya port de entry (luka operasi) operasi yang muncul adalah
dengan implementasi yang dilakukan resiko tinggi terhadap infeksi.
oleh penulis adalah Melakukan cuci 3. Intervensi yang dilakukan pada
tangan sebelum dan sesudah diagnosa keperawatan pre
tindakan keperawatan, Menggunakan operasi untuk ansietas dengan
baju, masker dan sarung tangan anxiety control dan coping
sebagai alat pelindung, mecanishm. Intervensi diagnosa
Mengobservasi luka post operasi, keperawatan intra operasi untuk
Memonitor tanda dan gejala infeksi resiko tinggi terhadap infeksi
sistemik dan local. dengan infection control dan
infection protection, resiko
cidera dengan pengawasan
intensif dan manipulasi
lingkungan. Intervensi diagnosa
keperawatan post operasi untuk
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Laparatomi Pada Ileus Obstruksi 12
Di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr Moewardi Surakarta (Tenti Chahayaningrum)

resiko tinggi terhadap infeksi Obstruksi sehingga dapat


dengan infection control dan menambah pengetahuan bagi
infection protection. mahasiswa, khususnya
4. Implementasi tindakan mahasiswa di fakultas ilmu
dikerjakan secara kolaboratif. kesehatan.
Implementasi yang dilakukan 3. Bagi Institusi pendidikan
untuk ansietas yaitu Sebagai tambahan informasi
mengajarkan tehnik relaksasi dan bahan kepustakaan dalam
nafas dalam. Implementasi pada pemberian asuhan keperawatan
diagnosa resiko tinggi terhadap dengan gangguan pencernaan
infeksi adalah manajemen risk Ileus Obstruksi.
control dimana tetap
mempertahankan tehnik aseptic. DAFTAR PUSTAKA
Pada diagnose resiko cidera
dilakukan prinsip manajemn Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala.
lingkungan dan resiko tinggi 2011. Gangguan Gastrointestinal
terhadap infeksi adalah : Aplikasi Asuhan Keperawatan
manajemen risk control terhadap Medikal bedah. Jakarta : Salemba
luka post operasi. medika.
5. Evaluasi dari setiap tahap
operasi untuk diagnosa Burnner & Suddarth. 2002. Buku
keperawatan saat pre operasi Ajar Kperawatan Medikal
dengan ansietas diperoleh Bedah. EGC : Jakarta.
masalah teratasi. Pada intra
operasi dengan diagnosa resiko Departemen Kesehatan Republik
tinggi terhadap infeksi dan Indonesia. 2010. Profil
resiko cidera di dapatkan hasil Kesehatan Indonesia. Jakarta :
masalah tertasi. Evaluasi post Departemen kesehatan Republik
operasi dengan resiko tinggi Indonesi.
terhadap infeksi didapatkan12hasil
masalah teratasi. Doengoes, Marilyn E. 2000.
Rencana Asuhan Keperawatan :
Saran Pedoman Untuk Perencanaan
1. Bagi Rumah Sakit dan Pendokumentasian
Sebagai bahan masukan bagi Perawatan Pasien. EGC :
rumah sakit, sehingga ke depan Jakarta.
ada perencanaan dan tindakan
atau rancangan yang lebih baik Emedicine. 2009. Small-Bowel
dalam rangka untuk Obstruction.
meningkatkan mutu pelayanan
rumah sakit. Ferlina, I.S. 2002. Hubungan
2. Bagi mahasiswa Pengetahuan Dengan Kecemasan
Hasil penelitian ini dapat Pada pasien Preoperasi. Skripsi
digunakan sebagai bahan tidak diterbitkan. Malang :
referensi yang berkaitan dengan Program Studi Ilmu Keperwatan
asuhan keperawatan pada Ileus UMM.
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Laparatomi Pada Ileus Obstruksi 13
Di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr Moewardi Surakarta (Tenti Chahayaningrum)

Smeltzer, S.C. 2002. Buku Ajar


Franklin Jr, et all. 2003. keperawatan medical Bedah
Laparascopic Diagnosis and Edisi 8 Vol. 2. EGC : Jakarta.
Treatment of Intestinal Yates K. Bowel obstruction. In:
Obstruction. Texas Endosurgery Cameron P, Jelinek G, Kelly
Institute. AM, Murray L, Brown AFT,
Heyworth T, editors. Textbook of
Harrison. 2000. Prinsip-prinsip adult emergency medicine. 2nd
Penyakit Dalam, edisi XIII. EGC ed. New York: Churchill
: Jakarta. Livingstone;2004. p.306-9.

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Zwari. 2007. Asuhan Keperawatan


Kedokteran Jilid 2. Media Pada Pasien Dengan Obstruksi
Aesculapius : Jakarta. Usus (diakses tanggal 18
November 2011).
Moleong. L. J. 2004. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung
:PT. Remaja Rosdakarya. * Tenti Chayaningrum: Mahasiswa
Profesi Ners FIK UMS. Jln A Yani
Nanda (Nursing Diagnosis and Tromol Post 1 Kartasura
clasification) 2005-2006. USA :
NANDA. ** Abi Muhlisin, SKM., M.Kep:
Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A
Nursalam. 2003. Konsep dan Yani Tromol Post 1 Kartasura.
Penerapan Metodologi Penelitian *** Nanang Legawa S, SKM.,
Ilmu Keperawatan. Salemba S.Kep: Pembimbing Klinik RSUD
Medika : Jakarta. Dr Moewardi Surakarta

Pamungkas, Idris Yani. 2008.


Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Terhadap Penurunan Tingkat
kecemasan pada pasien
preoperasi hernia di RSUD
Sragen. Program Studi Ilmu
Keperawatan UMS.

Sjamsuhidayat R, Wim de Jong.


2005. Buku Ajar Ilmu Bedah.
Jakarta.

Schteingart, DE. 2006. In S.A. Price


& L.M. Wilson. Patofisiologi :
Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit Edisi 6 Vol. 1. EGC :
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai