S DENGAN LAPARATOMI
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh :
TENTI CHAHAYANINGRUM
J 230 113 033
2012
LEMbAWFENGESAHAN
NASKAH PU BU SAS I
*5 # AYAND4GRUM
J 2J0 103 033
Tenti Chahayaningrum.*
Abi Muhlisin, SKM., M.Kep **
Nanang Legawa S, SKM., S.Kep***
Abstrak
Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan
penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus.
Sekitar 20% pasien ke rumah sakit datang dengan keluhan akut abdomen oleh
karena obstruksi pada saluran cerna, 80% obstruksi terjadi pada usus halus. Salah
satu penanganannya adalah dengan tindakan pembedahan yaitu tindakan
Laparatomi. Tujuan umum dari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah
untuk memberikan gambaran dan asuhan keperawatan pada pasien pra, intra dan
post operasi tindakan Laparatomi pada Ileus Obstruksi. Metode yang diambil
wawancara, observasi, pemeriksaaan fisik dan studi dokumentasi. Diagnosa
keperawatan yang muncul saat pre operasi adalah ansietas. Pada saat intra
operasi diagnosa yang muncul adalah resiko tinggi terhadap infeksi dan resiko
cidera. Diagnosa post operasi yang muncul adalah resiko tinggi terhadap infeksi.
Implementasi yang dilakukan untuk ansietas yaitu mengajarkan tehnik relaksasi
nafas dalam. Implementasi pada diagnosa resiko tinggi terhadap infeksi adalah
manajemen risk control dimana tetap mempertahankan tehnik aseptic. Pada
diagnose resiko cidera dilakukan prinsip manajemn lingkungan dan resiko tinggi
terhadap infeksi adalah manajemen risk control terhadap luka post operasi.
Tenti Chahayaningrum .*
Abi Muhlisin, SKM, M. Kep **
Nanang Legawa S, SKM., S.Kep***
Abstract
2. Intra Operasi
a. Resiko tinggi terhadap infeksi manfaat penulisan,
berhubungan dengan 2. Bab kedua tentang tinjauan teori
prosedur invasif (tindakan yang berisi tentang konsep dasar
pembedahan Laparatomi). dan
b. Resiko cidera berhubungan asuhan keperawatan, yaitu
dengan gangguan persepsi konsep dasar penyakit yang terdiri
atau sensorik akibat anestesi dari pengeritan, etiologi,
c. Defisit volume cairan dan manifestasi klinis, patofisiologi,
elektrolit berhubungan pathway, pemeriksaan penunjang,
dengan obstruksi usus. penatalaksanaan medis dan
3. Post Operasi keperawatan pengkajian data
a. Nyeri akut berhubungan dasar, diagnose keperawatan dan
dengan tindakan pembedahan intervensi.
(tindakan laparatomi)
b. Resiko infeksi berhubungan 3. Bab ketiga berisi tentang
dengan port de entry (luka metodologi karya tulis ilmiah
operasi) yaitu : tempat dan waktu, langkah-
langkah penyusunan KTI, dan
METODELOGI PENELITIAN teknik pengumpulan data.
4. Bab keempat berisi tentang hasil
Pendekatan yang didalamnya mencakup
Karya Tulis Ilmiah ini gambaran/ tinjauan kasus yang
penulis susun dengan metode menerangkan tentang kasus yang
deskriptif dengan pendekatan studi terjadi dan pelaksanaan asuhan
kasus yaitu metode ilmiah yang keperawatan Tn. S dengan Ileus
bersifat mengumpulkan data, (obstruksi usus) Instalasi Bedah
menganalisis data dan menarik Sentral RSUD Dr Moewardi
kesimpulan data. Surakarta yang berisi pengkajian,
diagnosa keperawatan,
Tempat dan Waktu perencanaan, pelaksanaan dan
Penyusunan karya Tulis evaluasi.
Ilmiah ini mengambil kasus di 5. Bab kelima pembahasan tentang
Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit penalaran hasil penelitian,
Dr. Moewardi Surakartapada tanggal perpaduan teori dengan kasus
20 Juli 2012. yang ditemui, pembahasan dengan
jurnal-jurnal pendukung, dan
Langkah- langkah keterbatasan peneliti sehingga
Penulisan karya tulis ini dapat memberikan saran untuk
disusun secara singkat dan yang selanjutnya.
sistematis, dimana penyusunannya 6. Bab enam kesimpulan dan saran
dibagi dalam enam bab. Dengan berisi tentang sintesis dari
rincian sebagai berikut : pembahasan (jawaban dari
1. Bab pertama tentang pendahuluan rumusan masalah), implikasi
yang berisi latar belakang untuk pengembangan ilmu
masalah, pengetahuan dan memberikan
rumusan masalah, tujuan dan
saran kepada pengambil
kebijakan. pemeriksaan radiologi didapatkan
hasil menyokong gambaran Ileus
Teknik pengambilan data Obstruksi letak tinggi cardiomegali.
Dalam memperoleh data Klien dijadwalkan operasi pada
penulis menggunakan berberapa cara tanggal 20 Juli 2012 jam 09.00 WIB.
di antaranya sebagai berikut :
wawancara, observasi, pemeriksaaan Asuhan Keperawatan
fisik dan studi dokumentasi. Persiapan operasi pasien
diantar ke ruang “Holding Area”
Analisis Data ruang tunggu diruang pemebedahan
Dalam pembahasan , penulis pada pukul 08.30 WIB. Kemudian
melakukan analisa dengan penulis mengecek perlengkapan
menggunakan mekanisme “compare catatan medis dan informconsent.
and contrast” untuk diagnosa yang 1. Asuhan Keperawatan Pre
muncul pada saat pemberian asuhan Operasi
keperawatan dengan diagnosa yang a. Ansietas berhubungan
muncul pada teori. Di dukung
dengan krisis situasional
dengan hasil jurnal-jurnal yang
mempunyai tema yang berkaitan Diagnosa ini
dengan pemberian asuhan ditegakkan dari data klien
keperawatan yang dilakukan oleh mengatakan tegang , takut
penulis. karena belum punya
pengalaman operasi dan
GAMBARAN KASUS selalu menanyakan kapan
Data Profil Objek mulai dioperasi. TTV : TD :
Klien bernama Tn. S dengan 130/90 mmHg, S : 36, 5 oC,
umur 50 tahun, jenis kelamin laki- N : 90 x/mnt, RR : 16
laki, beragama Islam, alamat Ngawi, x/mnt.
masuk rumah sakit tanggal 18 Juli Tujuan dari diagnosa
2012, tanggal pengkajian 20 Juli
diatas yaitu setelah dilakukan
2012. No Register 01140295.
tindakan keperawatan selama
Gambaran Kasus 1x20 menit ansietas
Pasien kiriman dari RSUD berkurang atau hilang dengan
Ngawi, pasien masuk ke IGD RSDM kriteria hasil klien
Dr. Moewardi Surakarta pada mengatakan sudah siap untuk
tanggal 18 Juli 2012 jam 17.00 WIB
dioperasi dan tidak cemas,
dengan keluhan nyeri kram pada
perut dan perut terasa kembung dan wajah klien tampak rileks dan
mual, demam, kadang flatus, sulit tidak tegang.
BAB dan nafsu makan minum Intervensi dari
menurun. Setelah mendapat terapi diagnosa diatas yaitu
dari IGD, pasien dibawa ke bangsal Lakukan komunikasi
cendana untuk mendapat perawatan. terapeutik untuk membangun
Pada tanggal 19 Juli 2012 dilakukan
kepercayaan pada klien
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Laparatomi Pada Ileus Obstruksi
Di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr Moewardi Surakarta (Tenti Chahayaningrum) 8
Menggunakan baju,
masker dan sarung tangan dan lain-lain. Suatu penelitian
sebagai alat pelindung, menyebutkan bahwa 80% dari pasien
Memonitor tanda dan yang akan menjalani pembedahan
gejala infeksi sistemik mengalami kecemasan (Ferlina,
dan local, Mengobservasi 2002). Dan juga dalam penelitian
luka operasi. menunjukkan dengan memberikan
Evaluasi yang pendidikan kesehatan, kecemasan
diperoleh masalah resiko klien akan berkurang saat akan
tinggi terhadap infeksi menjalani pembedahan dengan
teratasi ditandai dengan adanya bukti bahwa tingkat
luka operasi tertutup kasa kecemasan menjadi berkurang
steril tampak kering, suhu setelah adanya pendidikan kesehatan
tubuh 36,8oC, klien belum yang menghasilkan tingkat
sadar, belum terlihat kecemasan yang ringan meningkat
tanda-tanda dan gejala menjadi 73,3%, sedang sebanyak
infeksi setelah 2x24 jam. 26,7%, dan tidak ada tingkat
kecemasan pasien yang termasuk
berat (pamungkas, 2008).
PEMBAHASAN Pada kasus ini pasien
dilakukan tindakan operasi
Obtruksi intestinal laparatomi dengan tujuan eksplorasi
merupakan salah satu dari penyebab usus. Ada 4 cara pembedahan
nyeri abdomen yang menjadi alasan laparatomi, yaitu Midline incision,
masuk di instalasi gawat darurat. Paramedian (sedikit ke tepi dari garis
Penatalaksanaan kadang terlambat tengah (± 2,5 cm), panjang (12,5
akibat adanya misdiagnosis antara cm)), Transverse upper abdomen
obstruksi total dengan obstruksi incision ( insisi di bagian atas,
parsial (pseudo obstruksi) sehingga misalnya pembedahan colesistotomy
akan meningkatakan morbiditas dan dan splenektomy), dan Transverse
mortalitas. Pemeriksaan laboratorium lower abdomen incision (insisi
yang spesifik tidak perlu dilakukan melintang di bagian bawah ± 4 cm di
untuk obstruksi intestinal, tetapi atas anterior spinal iliaka). Pada
pemeriksaan radiologi sangat kasus ini dokter bedah melakukan
dibutuhkan untuk mendiagnosis sayatan dengan metode midline
obstruksi intestinal. (Azis, 2011) incision, yaitu insisi yang dilakukan
Diagnosa keperawatan yang pada garis tengah antara simfisis
muncul pada saat pre operasi pada pubis dan umbilikus sampai kea rah
kasus ini adalah ansietas. Penulis superior.
mengangkat diagnosa ansietas Diagnosa yang muncul saat
dihubungkan dengan krisis intra operasi pada kasus ini adalah
situasional dikarenakan klien baru resiko tinggi terhadap infeksi
pertama kali ini masuk ruang berhubungan dengan prosedur
operasi, sehingga sebelumnya belum invasive (tindakan pembedahan
pernah mengetahui gambaran ruang Laparatomi) dan resiko cidera
operasi, bagaimana pengaturan suhu berhungan dengan gangguan
persepsi atau sensorik akibat
anestesi. KESIMPULAN DAN SARAN
Pada diagnosa resiko tinggi
terhadap infeksi berhubungan Kesimpulan
dengan adanya prosedur invasive
Berdasarkan hasil pembahasan
(tindakan pembedahan Laparatomi)
pada bab sebelumnya, maka penulis
perawat melakukan implementasi
mengambil kesimpulan berupa :
yaitu mempertahankan keadaan
1. Pengkajian adalah tahap awal
asepsis selama pembedahan yaitu
dari proses keperawatan dan
mencuci tangan dengan benar
merupakan upaya untuk
sebelum dan sesudah melakukan
pengumpulan data secara lengkap
tindakan, menjaga kesterilan alat dan
dan sistematis yang dimulai dari
bahan yang diperlukan dan menjaga
pengumpulan data, identitas dan
kestabilan temperatur pasien,
evaluasi status kesehatan klien.
Temperatur di kamar operasi
Dalam kasus ini pengkajian pada
dipertahankan pada suhu standar
pasien yang akan dioperasi di
kamar operasi dan kelembapannya
kamar operasi tetap bisa
diatur untuk mengahmabat
dilakukan meskipun harus
pertumbuhan bakteri yaitu 19-24 oC.
dengan ektra hati-hati karena
Resiko cidera muncul pada
pasien dalam keadaan cemas,
diagnose intra operasi, mengingat
srhingga sangat dibutuhkan
bahwa pada prosedur ini klien
kemampuan membangun rasa
memasuki ruang pembedahan
percaya dengan pasien agar
dimana mulai dilakukan anestesi
interaksi bisa serasi (saling
umum (GA). Penulis melakukan
menguntungkan).
tindakan pemasangan tali pengaman
untuk menjaga keamanan dan 2. Diagnosa keperawatan yang
kenyamanan, sehingga mengurangi muncul saat pre operasi adalah
resiko cidera pada klien. ansietas. Pada saat intra operasi
diagnosa yang muncul adalah
Resiko tinggi terhadap infeksi
resiko tinggi terhadap infeksi
setelah post op berhubungan dengan
dan resiko cidera. Diagnosa post
adanya port de entry (luka operasi)
operasi yang muncul adalah
dengan implementasi yang dilakukan
resiko tinggi terhadap infeksi.
oleh penulis adalah Melakukan cuci
3. Intervensi yang dilakukan pada
tangan sebelum dan sesudah
diagnosa keperawatan pre
tindakan keperawatan, Menggunakan
operasi untuk ansietas dengan
baju, masker dan sarung tangan
anxiety control dan coping
sebagai alat pelindung,
mecanishm. Intervensi diagnosa
Mengobservasi luka post operasi,
keperawatan intra operasi untuk
Memonitor tanda dan gejala infeksi
resiko tinggi terhadap infeksi
sistemik dan local.
dengan infection control dan
infection protection, resiko
cidera dengan pengawasan
intensif dan manipulasi
lingkungan. Intervensi diagnosa
keperawatan post operasi untuk
resiko tinggi terhadap infeksi
dengan infection control dan Obstruksi sehingga dapat
infection protection. menambah pengetahuan bagi
4. Implementasi tindakan mahasiswa, khususnya
dikerjakan secara kolaboratif. mahasiswa di fakultas ilmu
Implementasi yang dilakukan kesehatan.
untuk ansietas yaitu 3. Bagi Institusi pendidikan
mengajarkan tehnik relaksasi Sebagai tambahan informasi
nafas dalam. Implementasi pada dan bahan kepustakaan dalam
diagnosa resiko tinggi terhadap pemberian asuhan keperawatan
infeksi adalah manajemen risk dengan gangguan pencernaan
control dimana tetap Ileus Obstruksi.
mempertahankan tehnik aseptic.
Pada diagnose resiko cidera DAFTAR PUSTAKA
dilakukan prinsip manajemn
lingkungan dan resiko tinggi Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala.
terhadap infeksi adalah 2011. Gangguan Gastrointestinal
manajemen risk control terhadap : Aplikasi Asuhan Keperawatan
luka post operasi. Medikal bedah. Jakarta : Salemba
5. Evaluasi dari setiap tahap medika.
operasi untuk diagnosa
keperawatan saat pre operasi Burnner & Suddarth. 2002. Buku
dengan ansietas diperoleh Ajar Kperawatan Medikal
masalah teratasi. Pada intra Bedah. EGC : Jakarta.
operasi dengan diagnosa resiko
tinggi terhadap infeksi dan Departemen Kesehatan Republik
resiko cidera di dapatkan hasil Indonesia. 2010. Profil
masalah tertasi. Evaluasi post Kesehatan Indonesia. Jakarta :
operasi dengan resiko tinggi Departemen kesehatan Republik
an has Indonesi.
terhadap infeksi didapatk il
12
masalah teratasi. Doengoes, Marilyn E. 2000.
Rencana Asuhan Keperawatan :
Saran Pedoman Untuk Perencanaan
1. Bagi Rumah Sakit dan
Pendokumentasian
Sebagai bahan masukan bagi Perawatan Pasien. EGC :
rumah sakit, sehingga ke depan Jakarta.
ada perencanaan dan tindakan
atau rancangan yang lebih baik Emedicine. 2009. Small-Bowel
dalam rangka untuk Obstruction.
meningkatkan mutu pelayanan
rumah sakit. Ferlina, I.S. 2002. Hubungan
2. Bagi mahasiswa Pengetahuan Dengan Kecemasan
Hasil penelitian ini dapat Pada pasien Preoperasi. Skripsi
digunakan sebagai bahan tidak diterbitkan. Malang :
referensi yang berkaitan dengan Program Studi Ilmu Keperwatan
asuhan keperawatan pada Ileus UMM.
Smeltzer, S.C. 2002. Buku Ajar
Franklin Jr, et all. 2003. keperawatan medical Bedah
Laparascopic Diagnosis and Edisi 8 Vol. 2. EGC : Jakarta.
Treatment of Intestinal Yates K. Bowel obstruction. In:
Obstruction. Texas Endosurgery Cameron P, Jelinek G, Kelly
Institute. AM, Murray L, Brown AFT,
Heyworth T, editors. Textbook of
Harrison. 2000. Prinsip-prinsip adult emergency medicine. 2nd
Penyakit Dalam, edisi XIII. EGC ed. New York: Churchill
: Jakarta. Livingstone;2004. p.306-9.