Langkah 1
Sebelum uji silang metode LQAS dilaksanakan, harus
tersedia data sebagai berikut:
Data nama seluruh fasyankes yang melakukan
pelayanan mikroskopik malaria di kabupaten/kota
Contoh :
Lab ∑ Sediaan ∑ sediaan positif ∑ sediaan negatif
fasyankes 1 tahun 1 tahun yang 1 tahun yang
yang lalu lalu lalu
A 1500 200 1300
B 2550 351 2199
C 1990 156 1834
D 1040 103 937
E 2085 151 1934
F 1158 100 1058
G 1250 125 1125
H 885 101 784
I 2569 335 2234
J 500 55 445
Langkah 2
Penghitungan Sediaan darah Positivity Rate (SPR)
SPR : persentase jumlah sediaan positif terhadap jumlah
seluruh sediaan di laboratorium mikroskopik
fasyankes.
Langkah 3
Penentuan sensitivitas, spesifisitas dan jumlah kesalahan
yang dapat diterima (acceptance number/d).
Program Pengendalian Malaria menetapkan sensitivitas
80%, spesifisitas 100% dan jumlah kesalahan yang
dapat diterima atau d = 0
Sensitivitas:
Kemampuan yang diharapkan untuk mendeteksi sediaan
positif oleh laboratorium mikroskopik fasyankes.
Spesifisitas : kemampuan mendeteksi genus, spesies,
stadium parasit malaria
Tingkat kesalahan yang dapat diterima (acceptance
number)/d:
“d” adalah jumlah kesalahan yang dapat diterima
Program Pengendalian Malaria menentukan d=0 artinya
tidak ada toleransi untuk terjadinya kesalahan baca.
Langkah 4
Pembacaan tabel penghitungan sediaan untuk uji silang
metode LQAS.
Tentukan jumlah sediaan yang akan diambil untuk uji
silang dengan menggunakan tabel sebagai berikut:
Tabel Pengambilan sediaan darah untuk uji silang metode Lot Sampling (Sensitifitas 80%, spesifisitas 100% dan d = 0)
Langkah 5
Menghitung jumlah sediaan uji silang.
Untuk menentukan jumlah sediaan yang akan diuji silang per tahun
didapat dengan melihat perpotongan antara SPR dan jumlah sediaan
negatif.
Jumlah sediaan uji silang per tahun : 96
Langkah 6.
Menghitung jumlah sediaan per bulan.
Jumlah sediaan uji silang per bulan = jumlah sediaan uji silang per
tahun dibagi 12
96
= 8 sediaan per bulan
12
Bila pada bulan tersebut jumlah sediaan kurang dari 8, maka seluruh
sediaan diambil untuk uji silang.
Langkah 7.
Penghitungan interval pengambilan sediaan.
Tentukan interval pengambilan sediaan dengan cara membagi jumlah
sediaan yang tercatat di Register Laboratorium Mikroskopik Malaria
pada bulan terkait, dengan jumlah sediaan yang akan diambil untuk
diuji silang.
Misalnya pada bulan tersebut jumlah sediaan yang tercatat di register
laboratorium Malaria adalah 137, jumlah sediaan yang diuji silang 8,
maka interval pengambilan dihitung dengan cara:
137
8 = 17,01 interval 17
Langkah 8.
Penentuan pengambilan sediaan pertama (lot).
Untuk memulai mengambil sediaan harus ditentukan sediaan yang
akan diambil pertama kali. Penentuannya dilakukan dengan cara
LOT atau diundi dengan menggunakan dadu, kalender, nomor seri
uang dan sebagainya.
Penentuan sediaan yang diambil pertama harus lebih kecil atau
sama dengan angka interval.
Misal : interval 15, maka sediaan yang pertama dipilih adalah
salah satu sediaan diantara nomor 1 sampai dengan nomor
15.
Langkah 9
Pengambilan sediaan berdasarkan interval dan sesuai urutan register
laboratorium malaria
Jika terdapat sediaan yang hilang/pecah, ambil sediaan berikutnya
sesuai dengan urutan pada register laboratorium. Contoh apabila
nomor 36 hilang maka sediaan yang diambil berikutnya adalah nomor
37, pengambilan sediaan selanjutnya sesuai dengan yang sudah
ditandai pada langkah 8, yaitu 51, dst.
Sediaan yang hilang atau pecah harus didokumentasikan pada Form
Pemeriksaan Uji Silang seperti contoh 3. Formulir Pemeriksaan Uji
Silang, karena hal ini dapat menunjukkan adanya masalah di
laboratorium mikroskopik. Kemungkinan penyebabnya adalah:
Sediaan dibuang karena kualitas yang jelek;
Sediaan tidak dibaca;
Petugas mikroskopis tidak memahami kepentingan penyimpanan
sediaan untuk proses uji silang.
4) Pengiriman Sediaan Uji Silang
Sediaan yang dikirim dalam keadaan kering dan bebas dari
minyak immersi. Pengiriman sediaan dalam jumlah besar
sebaiknya menggunakan kotak sediaan darah, apabila tidak
tersedia sediaan dapat dikemas sedemikian rupa agar tidak
mudah pecah dalam pengiriman. Untuk jumlah sampel yang
sedikit (kurang dari 20 SD), sediaan dibungkus dengan kertas
hvs/buffalo.
Pengiriman sediaan uji silang dengan menyertakan Formulir
Pemeriksaan Uji Silang.
(2) Mikroskopik
Tetes tebal
- Volume darah: 6 µl atau
Untuk menilai SD darah negatif: minimal dapat
dilihat 100 LPB atau setara dengan 3000-4000
leukosit
- Ketebalan:
baik : jumlah leukosit 15 -20/LPB
tebal : jumlah leukosit > 20/LPB
tipis : jumlah leukosit <15 /LPB
Tetes tipis
- Volume darah: 2 µl
- Eritrosit tidak saling bertumpuk.
- Terfiksasi
Kualitas Pewarnaan Sediaan darah
- Normal : inti leukosit berwarna ungu, inti parasit
berwarna merah, sitoplasma berwarna biru
- Asam : inti leukosit berwarna merah, inti parasit
berwarna merah, sitoplasma berwarna merah
- Basa : inti leukosit berwarna biru, inti parasit
berwarna biru, sitoplasma berwarna biru
- Kotor : banyak sisa-sisa/ endapan zat warna/ debu
pada lapang pandang
Sensitivitas =
PB
x 100%
PB + NP
Spesifisitas =
NB
x 100%
NB + PP
7) Tindak Lanjut
ER 5% - 10% berturut-turut dalam empat bulan dan/ atau
satu kali nilai ER > 10%
a) Perlu dilaksanakan Supervisi/Bimbingan teknis
b) Dilakukan pemberian panel tes di tempat