Anda di halaman 1dari 11

a.

Prosedur Uji Silang Mikroskopik


1) Persiapan Sediaan Darah yang akan diuji silang
a) Pemberian Identitas Sediaan
Cara Penulisan identitas:
(1) Penulisan identitas dilakukan pada kertas/label dan
ditempelkan pada bagian atas kaca objek dengan
tulisan menghadap keatas. Bagi fasyankes yang
memiliki kaca objek frosted, identitas ditulis dengan
pensil 2B pada bagian frosted.
(2) Penulisan identitas memuat informasi:

Kode kabupaten/Kode Puskesmas/No.urut/bulan/tahun

Contoh : gambar sediaan darah mikroskopik malaria


03/07/231/04/2013

(3) Kode ditulis berdasarkan kode yang berlaku di wilayah


masing-masing.
2) Prosedur Uji Silang Mikroskopik Konvensional
a) Penyimpanan Sediaan Mikroskopik Malaria di Fasyankes
Sediaan darah malaria diberi label sesuai register
(identitas) dan disimpan berdasarkan pengelompokan
sediaan darah positif dan sediaan darah negatif. Sediaan
darah disimpan dalam kotak sediaan darah tertutup dan
diletakkan di ruangan dengan suhu kamar dan tidak
lembab untuk menghindari debu dan tumbuhnya jamur.
b) Pemilihan Sediaan
Sampel uji silang yang dipilih adalah 100% dari sediaan
darah positif dan 5% secara acak dari sediaan darah
negatif.
Pemilihan sediaan darah untuk uji silang dilakukan oleh
pengelola program.

3) Prosedur Uji Silang Mikroskopik Metode LQAS (Lot Quality


Assurance System)
a) Perbedaan prinsip antara dengan metode konvensional
dengan metode LQAS adalah pada sampling/pemilihan
sediaan dengan penghitungan lot, sehingga dengan
metode ini diharapkan sediaan yang diuji silang dapat
mewakili dari seluruh SD malaria yang diperiksa.
b) Penyimpanan Sediaan Mikroskopik Malaria di Fasyankes
- SD malaria diberi label sesuai register (identitas).
- SD malaria disimpan berurutan sesuai urutan register
laboratorium fasyankes dalam kotak sediaan darah
tertutup dan diletakkan di ruangan dengan suhu
kamar dan tidak lembab untuk menghindari debu dan
tumbuhnya jamur.
c) Penentuan lot dan pemilihan sediaan uji silang harus
melalui beberapa langkah penghitungan yang telah
ditentukan.

Langkah 1
Sebelum uji silang metode LQAS dilaksanakan, harus
tersedia data sebagai berikut:
 Data nama seluruh fasyankes yang melakukan
pelayanan mikroskopik malaria di kabupaten/kota

 Jumlah seluruh sediaan, jumlah sediaan positif,


jumlah sediaan negatif masing-masing laboratorium
mikroskopik malaria yang diperiksa selama satu
tahun diambil dari register laboratorium malaria
tahun yang lalu.

Contoh :
Lab ∑ Sediaan ∑ sediaan positif ∑ sediaan negatif
fasyankes 1 tahun 1 tahun yang 1 tahun yang
yang lalu lalu lalu
A 1500 200 1300
B 2550 351 2199
C 1990 156 1834
D 1040 103 937
E 2085 151 1934
F 1158 100 1058
G 1250 125 1125
H 885 101 784
I 2569 335 2234
J 500 55 445

Langkah 2
Penghitungan Sediaan darah Positivity Rate (SPR)
SPR : persentase jumlah sediaan positif terhadap jumlah
seluruh sediaan di laboratorium mikroskopik
fasyankes.

SPR = Jumlah sediaan positif 1 tahun yang lalu x 100 %


Jumlah seluruh sediaan dalam 1 tahun
yang lalu

Contoh perhitungan SPR:


Lab ∑ Sediaan ∑ sediaan positif SPR
Fasyankes 1 tahun yang lalu 1 tahun yang lalu
A 1500 200 13,3 %
B 2550 351 14,0 %
C 1990 156 7,8 %
D 1040 103 9,9%
E 2085 151 7,2 %
F 1158 100 8,6%
G 1250 125 10,0 %
H 885 101 11,4 %
I 2569 335 13,0 %
Lab ∑ Sediaan ∑ sediaan positif SPR
Fasyankes 1 tahun yang lalu 1 tahun yang lalu
J 500 55 11,0 %

Langkah 3
Penentuan sensitivitas, spesifisitas dan jumlah kesalahan
yang dapat diterima (acceptance number/d).
Program Pengendalian Malaria menetapkan sensitivitas
80%, spesifisitas 100% dan jumlah kesalahan yang
dapat diterima atau d = 0
Sensitivitas:
Kemampuan yang diharapkan untuk mendeteksi sediaan
positif oleh laboratorium mikroskopik fasyankes.
Spesifisitas : kemampuan mendeteksi genus, spesies,
stadium parasit malaria
Tingkat kesalahan yang dapat diterima (acceptance
number)/d:
“d” adalah jumlah kesalahan yang dapat diterima
Program Pengendalian Malaria menentukan d=0 artinya
tidak ada toleransi untuk terjadinya kesalahan baca.

Langkah 4
Pembacaan tabel penghitungan sediaan untuk uji silang
metode LQAS.
Tentukan jumlah sediaan yang akan diambil untuk uji
silang dengan menggunakan tabel sebagai berikut:
Tabel Pengambilan sediaan darah untuk uji silang metode Lot Sampling (Sensitifitas 80%, spesifisitas 100% dan d = 0)

Jumlah Sediaan darah Positivity Rate


sediaan negatif
yang diperiksa 2.5% 5.0% 7.5% 10.0% 13.0% 15.0% 18.0% 20.0% 23.0% 25.0% 28.0% 30.0% 33.0% 35.0%
dalam 1 tahun Jumlah sampel yang dibutuhkan
100 84 72 63 54 48 45 39 36 34 32 29 27 25 23
200 143 107 86 72 61 54 46 43 38 36 32 30 27 26
300 185 129 101 80 67 59 50 45 40 37 33 31 28 26
400 217 143 108 86 70 61 51 46 40 37 33 31 28 26
500 243 154 114 89 71 62 52 48 42 39 35 31 28 26
700 281 167 121 92 75 65 54 49 42 39 35 31 28 26
1000 318 180 128 96 76 66 55 49 43 40 35 33 28 28
2000 376 197 135 100 79 68 56 50 43 40 35 33 30 28
5000 423 208 141 103 80 69 57 50 44 40 36 33 30 28
10000 441 213 142 104 80 69 57 51 44 40 36 33 30 28
20000 450 215 143 104 82 69 57 51 44 40 36 33 30 28
50000 456 216 144 104 82 69 57 51 44 40 36 33 30 28
Contoh laboratorium Fasyankes D :
 SPR = 103/1040 X100% = 9,9 % dibulatkan ke angka yang terdekat
menjadi 10 %
 Jumlah sediaan negatif = 937 dibulatkan ke angka yang terdekat
menjadi 1000

Langkah 5
Menghitung jumlah sediaan uji silang.
Untuk menentukan jumlah sediaan yang akan diuji silang per tahun
didapat dengan melihat perpotongan antara SPR dan jumlah sediaan
negatif.
Jumlah sediaan uji silang per tahun : 96

Langkah 6.
Menghitung jumlah sediaan per bulan.
Jumlah sediaan uji silang per bulan = jumlah sediaan uji silang per
tahun dibagi 12

96
= 8 sediaan per bulan
12

Bila pada bulan tersebut jumlah sediaan kurang dari 8, maka seluruh
sediaan diambil untuk uji silang.

Langkah 7.
Penghitungan interval pengambilan sediaan.
Tentukan interval pengambilan sediaan dengan cara membagi jumlah
sediaan yang tercatat di Register Laboratorium Mikroskopik Malaria
pada bulan terkait, dengan jumlah sediaan yang akan diambil untuk
diuji silang.
Misalnya pada bulan tersebut jumlah sediaan yang tercatat di register
laboratorium Malaria adalah 137, jumlah sediaan yang diuji silang 8,
maka interval pengambilan dihitung dengan cara:

137
8 = 17,01  interval 17

Langkah 8.
Penentuan pengambilan sediaan pertama (lot).
Untuk memulai mengambil sediaan harus ditentukan sediaan yang
akan diambil pertama kali. Penentuannya dilakukan dengan cara
LOT atau diundi dengan menggunakan dadu, kalender, nomor seri
uang dan sebagainya.
Penentuan sediaan yang diambil pertama harus lebih kecil atau
sama dengan angka interval.
Misal : interval 15, maka sediaan yang pertama dipilih adalah
salah satu sediaan diantara nomor 1 sampai dengan nomor
15.

Berilah tanda (misalnya dilingkari) pada register laboratorium malaria,


sediaan yang akan diambil.
Contoh : Jumlah sediaan 325 dan angka yang keluar dari undian
adalah angka 6, maka no sediaan 6 adalah sediaan
pertama yang diambil dan tambahkan intervalnya (15),
sediaan yang diambil adalah sediaan no 6, 21, 36, 51, 66,
81, 96 , 111, 126, dst. Sampai didapat 23 sediaan

Langkah 9
Pengambilan sediaan berdasarkan interval dan sesuai urutan register
laboratorium malaria
Jika terdapat sediaan yang hilang/pecah, ambil sediaan berikutnya
sesuai dengan urutan pada register laboratorium. Contoh apabila
nomor 36 hilang maka sediaan yang diambil berikutnya adalah nomor
37, pengambilan sediaan selanjutnya sesuai dengan yang sudah
ditandai pada langkah 8, yaitu 51, dst.
Sediaan yang hilang atau pecah harus didokumentasikan pada Form
Pemeriksaan Uji Silang seperti contoh 3. Formulir Pemeriksaan Uji
Silang, karena hal ini dapat menunjukkan adanya masalah di
laboratorium mikroskopik. Kemungkinan penyebabnya adalah:
 Sediaan dibuang karena kualitas yang jelek;
 Sediaan tidak dibaca;
 Petugas mikroskopis tidak memahami kepentingan penyimpanan
sediaan untuk proses uji silang.
4) Pengiriman Sediaan Uji Silang
Sediaan yang dikirim dalam keadaan kering dan bebas dari
minyak immersi. Pengiriman sediaan dalam jumlah besar
sebaiknya menggunakan kotak sediaan darah, apabila tidak
tersedia sediaan dapat dikemas sedemikian rupa agar tidak
mudah pecah dalam pengiriman. Untuk jumlah sampel yang
sedikit (kurang dari 20 SD), sediaan dibungkus dengan kertas
hvs/buffalo.
Pengiriman sediaan uji silang dengan menyertakan Formulir
Pemeriksaan Uji Silang.

5) Pelaksanaan Uji Silang


a) Uji silang dilakukan setiap awal bulan dan umpan balik
disampaikan secepat mungkin (maksimum 3 minggu)
setelah pengiriman.
b) Hal-hal yang dinilai pada uji silang
Kualitas Pembuatan Sediaan Darah
(1) Makroskopik
Tetes tebal
- Diameter ± 1cm
- Ketebalan: tulisan dapat dilihat di atas kertas
- Tidak terfiksasi
Tetes tipis: 1 cm dari bagian ujung sediaan darah tipis
berbentuk lidah.

(2) Mikroskopik
Tetes tebal
- Volume darah: 6 µl atau
Untuk menilai SD darah negatif: minimal dapat
dilihat 100 LPB atau setara dengan 3000-4000
leukosit
- Ketebalan:
baik : jumlah leukosit 15 -20/LPB
tebal : jumlah leukosit > 20/LPB
tipis : jumlah leukosit <15 /LPB
Tetes tipis
- Volume darah: 2 µl
- Eritrosit tidak saling bertumpuk.
- Terfiksasi
Kualitas Pewarnaan Sediaan darah
- Normal : inti leukosit berwarna ungu, inti parasit
berwarna merah, sitoplasma berwarna biru
- Asam : inti leukosit berwarna merah, inti parasit
berwarna merah, sitoplasma berwarna merah
- Basa : inti leukosit berwarna biru, inti parasit
berwarna biru, sitoplasma berwarna biru
- Kotor : banyak sisa-sisa/ endapan zat warna/ debu
pada lapang pandang

Pembacaan Sediaan Darah:


Kriteria penilaian hasil pemeriksaan sediaan darah
meliputi sensitivitas, spesifisitas, akurasi spesies dan error
rate.

6) Analisis Hasil uji silang


Hasil uji silang dari tenaga pelaksana uji silang disampaikan
kepada penanggung jawab program malaria di Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota untuk dianalisis dengan
menghitung tingkat kesalahan (error rate), sensitivitas,
spesifisitas dan akurasi spesies sebagai berikut:

Tingkat Kesalahan (error rate) =

  Jumlah sediaan yang dibaca salah


Jumlah seluruh sediaan yang x 100%
  diperiksa

Sensitivitas =
  PB
x 100%
  PB + NP

Spesifisitas =
  NB
x 100%
  NB + PP

Akurasi Spesies =   Spesies Benar


Total Positif x 100%
  spesies
Keterangan
PB : Positif Benar (true Positive) = Benar Positif + Beda Spesies
PP : Positif Palsu (False Positive)
NB : Negatif Benar (True Negative)
NP : Negatif Palsu (False Negative)

Interpretasi Hasil Analisis


a) ER < 5 % artinya kinerja laboratorium baik
b) ER 5 % – 10 % artinya kinerja laboratorium cukup
c) ER > 10 % artinya kinerja laboratorium kurang
d) Nilai Sensitivitas ≥70%, Spesifisitas ≥70%, Akurasi spesies
≥70% artinya kinerja laboratorium baik.
e) Nilai Sensitivitas 60-69%, Spesifisitas 60-69%, Akurasi
spesies 60-69 % artinya kinerja laboratorium cukup.
f) Nilai Sensitivitas <60%, Spesifisitas <60%, Akurasi spesies
<60% artinya kinerja laboratorium kurang.

Hasil analisis uji silang dicatat dalam formulir seperti contoh 4.


Formulir Analisis Uji Silang (Crosscheck)/Rekapitulasi
Kabupaten/Kota terlampir.

Apabila terdapat perbedaan hasil pembacaan (discordance)


maka harus dilakukan pembacaan/penilaian ulang oleh
laboratorium rujukan provinsi.

7) Tindak Lanjut
ER 5% - 10% berturut-turut dalam empat bulan dan/ atau
satu kali nilai ER > 10%
a) Perlu dilaksanakan Supervisi/Bimbingan teknis
b) Dilakukan pemberian panel tes di tempat

8) Pencatatan dan Pelaporan


- Hasil penilaian uji silang masing-masing
fasyankes diumpanbalikkan kepada penanggung jawab
fasyankes.
- Hasil analisis seluruh fasyankes dilaporkan
kepada Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dan
diumpanbalikkan kepada laboratorium rujukan uji silang
kabupaten/kota sebagai bahan evaluasi.
- Rekapitulasi hasil uji silang dan pencapaian
indikator uji silang kabupaten/kota ditulis dalam formulir
seperti cohtoh 5. Rekapitulasi Hasil Uji Silang Provinsi dan
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi.

Anda mungkin juga menyukai