Anda di halaman 1dari 76

1

SAMPEL DAN TEKNIK


PENGAMBILAN
SAMPEL
BIOStat WIDYAGAMA HUSADA school of
health
Sampel??
Sampel
Populasi
adalah
Sampel sesuatu hal
adalah yang dijadikan Populasi
sebagian sebagai unit (N)

dari analisis Sampel


populasi penelitian (n)

Populasi bisa berupa


kumpulan manusia
atau benda
2
AlasanPengambilan
Alasan PengambilanSampel
Sampel

1. Keterbatasan waktu, biaya, tenaga


yang dimiliki peneliti.

2. Penelitiannya bersifat penjajagan.

3. Setiap unsur dalam populasi dianggap


memiliki karakter yang sama (homogen).

3
Banyak Syaratsampel
Syarat sampelyang
yangbaik
baik

Jumlah
Sampel

Karak-
teristik
sampel

Tingkat kesalahan Banyak


Sedikit

4
UkuranSampel
Ukuran Sampel
1. Biaya, waktu, tenaga yang tersedia

2. Derajat keseragamanan (homogenitas)

3. Rancangan analisis – deskriptif,


korelasi, komparasi.

4. Banyaknya unsur dalam populasi

5
Tabel jumlah sampel berdasarkan jumlah populasi
Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n)
10 10 220 140 1200 291
15 14 230 144 1300 297
20 19 240 148 1400 302
25 24 250 152 1500 306
30 28 260 155 1600 310
35 32 270 159 1700 313
40 36 280 162 1800 317
45 40 290 165 1900 320
50 44 300 169 2000 322
55 48 320 175 2200 327
60 52 340 181 2400 331
65 56 360 186 2600 335
70 59 380 191 2800 338
75 63 400 196 3000 341
80 66 420 201 3500 346
85 70 440 205 4000 351
90 73 460 210 4500 354
95 76 480 214 5000 357
6
Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n)
100 80 500 217 6000 361

110 86 550 226 7000 364

120 92 600 234 8000 367

130 97 650 242 9000 368

140 103 700 248 10000 370

150 108 750 254 15000 375

160 113 800 260 20000 377

170 118 850 265 30000 379

180 123 900 269 40000 380

190 127 950 274 50000 381

200 132 1000 278 75000 382

210 136 1100 285 1000000 384

Morgan & Krecjie, dalam Uma Sekaran, 2003


7
Bentukpengambilan
Bentuk pengambilansampel
sampel
Sampel Sampel
Acak Tidak Acak

Setiap unsur Setiap unsur


yang ada dalam yang ada dalam
populasi diberi populasi tidak
kesempatan diberi kesempatan
atau peluang atau peluang
yang sama untuk yang sama untuk
bisa diambil bisa diambil
sebagai sampel sebagai sampel
8
Kapan peneliti sebaiknya mengambil sampel
secara acak dan tidak acak?

Ketika peneliti
bermaksud untuk Ketika peneliti
menggeneralisasikan tidak bermaksud untuk
hasil penelitiannya menggeneralisasikan
maka ambilah sampel hasil penelitiannya
secara acak dan atau ketika jumlah
representatif populasi tidak di-
ketahui secara pasti
maka ambilah sampel
secara tidak acak
9
Teknikpengambilan
Teknik pengambilansampel
sampel
SampelAcak
Sampel Acak SampelTidak
Sampel TidakAcak
Acak
(randomsampling)
(random sampling): : (non-randomsampling):
(non-random sampling):

Sampel Acak Sederhana Sampel “kemudahan”


Sampel Acak Sederhana Sampel “kemudahan”
Sampel Acak Distratakan Sampel “pertimbangan”
Sampel Acak Distratakan Sampel “pertimbangan”
Sampel sistematis Sampel Bola Salju
Sampel sistematis Sampel Bola Salju
Sampel Gugus
Sampel Gugus
Sampel Wilayah
Sampel Wilayah
10
KerangkaSampling
Kerangka Sampling
Daftar yang berisikan informasi dari setiap
unsur dalam populasi

Misalnya : Populasi adalah mahasiswa Poltekkes 


Di dalam kerangka sampling harus ada daftar dari
Seluruh mahasiswa Poltekkes, lengkap mulai dari
nama, alamat, nomor pokok,prodi, dlsb.
Misalnya : Populasi adalah ibu rumah tangga di
Kecamatan Pakisaji. Di dalam kerangka sampling
harus ada daftar dari seluruh nama ibu rumah tangga
penduduk kecamatan dan alamatnya
Alatpengambilan
Alat pengambilansampel
sampel
secaraacak
secara
12
acak

 Daftar angka acak (random)

 Undian

 Kalkulator / komputer
54463 22662 69505 70639 79365 67282 ……. ……..
15389 85205 18850 39226 42249 90669 ……. ……..
85941 40756 82414 02015 13858 78030 ……. ……..
61149 69440 11268 88218 58925 03638 ……. ……..
05219 81619 81619 10651 67079 92511 ……. ……..

41417 98326 87719 …….. ……… …….. ……. ……..


28357 94070 20652 …….. …….. …….. ……. ……..
28358 00015 10806 …….. …….. …….. ……. ……..
40950 84820 29881 …….. …….. …….. ……. ……..
82995 64157 66164 …….. …….. …….. ……. ……...

96754 17676
34357 88040 Mis : Jumlah populasi 500
283593 37403 Sampel yang akan diambil 50
62111 52820 Maka yang terambil adalah
47534 09243 Unsur no 153, 052, 414, 283,
177, 409, 343, dst sd 50 unsur
…….. ………
…….. ………
Tabel angka acak disalin dari buku Reseach Methods for Business,
13
LR. Gay dan P.L. Diehl, 1992
POPULASI
Pendahuluan

 Ada bermacam-macam pengertian Populasi;


1. Populasi Target.
Populasi Target adalah seluruh populasi
yang ada di alam ini, jumlahnya tak
terbatas, karena tidak dibatasi oleh tempat
dan waktu.
16

2. Populasi terjangkau.
Populasi Terjangkau adalah populasi yang
terukur karena dibatasi oleh tempat dan
waktu. Misalnya jumlah orang yg
melahirkan di RS. Soepraoen tahun 2010.
 Subjek terpilih ( Sampel)
 Subjek yang benar-benar diteliti.(Sampel yg diteliti
= Sampel dikurangi drop out)
Disuatu tempat &
waktu tertentu. Populasi
Populasi
Target. terjangkau

Minimal
sampel
Di seluruh dunia atau
negara.

sampel

Drop out
Sampel yg Subjek
benar diteliti terpilih
Populasi terjangkau.
 Keseluruhan individu yang terdapat pada batas
populasi (subjek, tempat & waktu tertentu), yang
menjadi acuan hasil penelitian yang akan berlaku.
 Populasi terjangkau ini yg selanjutnya sering di
sebut sebagai POPULASI.
19

 Batas populasi, bisa menyangkut 3


aspek.
 Aspek Subjeknya sendiri. [ umur, jenis

kelamin, penyakit subjek( diare,


influenza)].
- Aspek Geografik.( desa, kecamatan,
institusi)
 Aspek Waktu ( bulan, tahun)
Hubungan
Masalah- Tujuan- Populasi- Sampel.

MASALAH TUJUAN
PENELITIAN. PENELITIAN.

a
d

POPULASI. DATA.

b
SAMPEL.
Keterangan.

a. Ketergantungan Populasi terhadap Masalah


penelitian.
b. Representatif Sampel terhadap Populasi.
c. Objektivitas, Validitas, Reliabilitas
pengumpulan data.
d. Hubungan Data dengan terjawabnya Tujuan
Penelitian (kesimpulan dari analisa data).
METODE
METODE
SAMPLING
SAMPLING
Pengantar

Mengapa melakukan penarikan sampel?


1. Bilamana populasi (relatif) besar
2. Satu kasus susah digunakan sebagai basis
generalisasi karena banyaknya variasi dalam suatu
populasi.
3. Bilamana penelitian terhadap populasi
membutuhkan biaya yang besar, dengan sampel
dapat mengurangi biaya;
24

4. Bilamana penelitian terhadap populasi


membutuhkan waktu yang lama; dengan sampel
waktu penelitian dapat dipercepat;
5. Bilamana penelitian terhadap populasi
membutuhkan tenaga yang banyak; dengan
sampel tenaga yang terlibat lebih sedikit;
6. Pada intinya penarikan sampel dilakukan untuk
menjamin fisibilitas.
Istilah di dalam Metode Sampling

 Elements (satuan terkecil) adalah unit (bisa berupa


individu, kelompok, organisasi) dimana data akan
diukur (diteliti). Secara umum, unit ini merupakan
unit analisis yang disesuaikan dengan tujuan survey
atau penelitian.
 Sampling unit (unit sampel) adalah suatu satuan
(terdiri dari satu atau lebih elements) dan digunakan
sebagai dasar penarikan sampel.
 Populasi adalah keseluruhan unit sampel pada
batasan tertentu (universe), dimana karakteristiknya
akan diteliti atau diperkirakan.
26

 Sampling frame (kerangka sampel) adalah daftar


dari unit sampel yang berada dalam populasi yang
akan dipakai sebagai dasar penarikan sampel.
 Unit observasi adalah unit yang dipergunakan
sebagai sumber data, umumnya di dalam
penelitian kuantitatif dinamakan responden dan di
dalam penelitian kualitatif disebut informan.
ILUSTRASI 1
 Judul Penelitian: Pada suatu Rumah Sakit, departemen
HRD melakukan suatu penelitian dengan
dilatarbelakangi oleh adanya fenomena bahwa kinerja
karyawan rendah. Dalam ilustrasi ini, dapat dijelaskan
bahwa:
 Elements: Karyawan
 Unit sampel: Karyawan
 Populasi : Seluruh karyawan pada RS tersebut (misal
250 orang)
 Kerangka Sampel: Daftar seluruh karyawan, yang
berisi nama dan keterangan lainnya.
 Unit observasi: Karyawan (sebagai responden atau
informan).
ILUSTRASI 2
 Topik: Seorang peneliti melakukan survey tentang
tingkat pendidikan petani di kabupaten tertentu. Daftar
keluarga petani tidak tersedia secara lengkap dan teliti,
yang tersedia adalah data dan daftar secara lengkap RT di
kabupaten tersebut.
 Elements: Keluarga petani
 Unit sampel: RT
 Populasi : Seluruh RT di kabupaten tertentu
 Kerangka Sampel: Daftar seluruh RT di kabupaten
tertentu
 Unit observasi : Semua anggota keluarga petani (Bapak,
Ibu, Anak, dll).
POPULASI PENELITIAN (1)

Keseluruhan unit sampel yang berada dalam suatu


batasan, dimana generalisasi penelitian akan berlaku
padanya.
Batasan Populasi
(1)Dimensi ruang
(2)Dimensi ketercakupan
(3)Dimensi Waktu

Dapat salah satu, atau kombinasi diantara kedua atau


ketiganya
POPULASI PENELITIAN (2)

 Populasi sasaran (target): adalah populasi aktual


dimana peneliti ingin melakukan generalisasi, tetapi
secara riil jarang dapat terpenuhi dan diperoleh. Atau
suatu populasi dimana keterangan yang diharapkan
akan diperoleh.
 Populasi akses: adalah populasi dimana peneliti dapat
melakukan generalisasi secara riil, karena dalam
populasi tersebut tersedia kerangka sampel yang mana
sampel akan diambil daripadanya.
POPULASI PENELITIAN (3)

ILUSTRASI

 Topik: Penelitian ingin mengetahui hubungan antara


lama bekerja dengan kinerja bidan di Jawa Timur.
 Populasi akses : Seluruh bidan yang berada di Jawa
Timur.
 Populasi target : Seluruh bidan yang berada di
Pulau Jawa atau bahkan di Seluruh Indonesia.
SAMPLE (1)
Sampel: bagian dari populasi dan bersifat representatif terhadap
populasi tersebut

 Misal rata-rata pendapatan per keluarga per


bulan hasil penyelidikan terhadap populasi
sebanyak 350.000 KK (rata-rata populasi)
adalah Rp 1.245.000,-
 Sampel (350 KK) representatif : jika diperoleh
rata-rata pendapatan per keluarga per bulan Rp
1.155.000,- (misal berada dalam batas rata-rata
populasi ± 1 SD, dekat dengan populasi).
 Sampel (350 KK) tidak representatif : jika
diperoleh rata-rata pendapatan per keluarga per
bulan Rp 2.155.000,- (berada jauh dari rata-
rata populasi).
SAMPLE (2)

POPULASI

Representatif Fisibilitas

SAMPEL
Probability sampling

Pada penelitian kuantitatif:


 Sampel: large, repesentative, precise, control for

extraneous variables, random selection.


 Metode sampling: probability sampling

 Probability sampling: setiap anggota populasi

berpeluang (tidak = 0) terpilih sebagai sampel.


Simple random sampling (1)
 Digunakan bilamana populasinya homogen.
 Tersedia kerangka sampel (sampling frame)
 Setiap anggota populasi mempunyai
kesempatan sama untuk terpilih. Misalnya
mengambil secara acak dari suatu daftar.
 Penarikan sampel tanpa batas: dengan
pengembalian
 Penarikan sampel terbatas: tanpa pengembalian
Simple random sampling (2)

KEBAIKAN:
 Cara penarikan sampel mudah dilakukan,
dengan cara lotre atau menggunakan bilangan
acak (random)
 Penduga nilai tengah (rata-rata) sampel tidak
bias
 Metode pendugaan sederhana dan mudah
Simple random sampling (3)

KEKURANGAN:
 Sampel yang terpilih bisa berjauhan satu dengan yang
lain, sehingga diperlukan biaya dan waktu tambahan
 Diperlukan kerangka sampel
 Sampel yang terpilih dimungkinkan tidak mewakili
populasi sesungguhnya
PENGGUNAAN:
 Jika populasi tidak terhampar secara luas berdasarkan
geografis
 Jika populasi agak homogen terkait dengan variabel
yang diteliti.
Sistematic random sampling (1)
 Sampel diambil setiap selang tertentu (k=N/n), di
mana pada selang pertama dilakukan pemilihan secara
random
 Dapat digunakan pada populasi yang berkaitan
dengan dimensi waktu, misal pasien yang datang ke
rumah sakit, pengunjung supermaket, penghuni hotel,
dll.
 Juga dapat digunakan pada populasi yang tersedia
kerangka sampel.
Sistematic random sampling (2)
KEBAIKAN:
 Penarikan sampel mudah, terutama pada populasi
yang berkait dengan waktu (pasien, orang yang
belanja, penghuni hotel, dll)
 Sampel yang terpilih terhampar pada seluruh
populasi
 Bisa lebih teliti daripada simple random sampling
Sistematic random sampling (3)

KELEMAHAN:
 Bilamana populasi mempunyai sifat berulang (musiman
atau siklus), maka ketelitiannya akan rendah
 Kerangka sampel diperlukan
PENGGUNAAN:
 Jika anggota populasi terletak secara teracak
 Jika kerangka sampel tersedia
 Jika populasi berkait dengan dimensi waktu, sehingga
bersifat infinite dan tidak tersedia kerangka sampel
secara lengkap, namun urutan anggota populasi dapat
Stratified random sampling (1)
 Populasi dibagi menjadi dua segmen atau lebih yang
mutually exclusive yang disebut strata (lapisan),
berdasarkan kategori-kategori dari satu atau lebih
variabel yang relevan, baru kemudian dilakukan simple
random sampling atau sistematic random sampling pada
setiap strata.
 Masing-masing lapisan kondisinya homogen (seragam)
dan antar lapisan heterogen
 Strata atau lapisan ini bisa berupa tingkatan (misal
pendidikan SD, SLTP, SLTA dan PT) ataupun bukan
tingkatan (misal petani, pedagang, pegawai)
Stratified random sampling (2)
KEBAIKAN:
 Pembuatan lapisan terhadap populasi memberikan jaminan
terhadap sampel yang representatif dan teliti
 Pelaksanaanya mudah dan menyenangkan

KEKURANGAN:
 Kerangka sampel masing-masing lapisan diperlukan atau
harus tersedia urutan dari populasi
 Biaya (transportasi) besar jika populasi terhampar pada
wilayah yang luas
Stratified random sampling (3)
PENGGUNAAN:
 Jika populasi heterogen dan dapat dibuat lapisan,
dimana masing-masing lapisan homogen
 Populasi tidak terhampar secara luas
 Jika persoalan penarikan sampel berbeda pada setiap
lapisan
Cluster sampling (1)
 Simple random sampling dan stratified random sampling
berasumsi ada sampling frame, yaitu daftar lengkap dari
anggota populasi. Kalau tidak ada?  Cluster sampling
bisa digunakan.
 Populasi dibagi-bagi menjadi sekelompok (gerombol)
yang disebut clusters, biasanya berdasarkan pembagian
alami seperti lokasi, golongan sosioekonomi, dsb.
 masing-masing gerombol dapat menggambarkan keadaan
populasi
Cluster sampling (2)
 Jika cluster berupa wilayah (area), ada yang menyebut
area sampling
 Berbeda dengan stratified: stratified mengambil
sampel dari tiap strata, cluster sampling tidak
mengambil sampel dari tiap cluster, tetapi memilih
cluster sebagai sampel.
 Jika semua anggota cluster menjadi sampel  single-
stage cluster sampling. Jika suatu cluster terdiri dari
cluster lagi dan sampel diambil dari clusters di
bawahnya  multistage cluster sampling.
 Primary sampling units  secondary sampling units
dst.
Cluster sampling (3)
 Kurang akurat dibandingkan dengan simple random
sampling atau stratified random sampling untuk jumlah n
yang sama.
 Akurasi dapat ditingkatkan dengan mengambil sampel

dari cluster-cluster lain.


KEBAIKAN:
 Tidak diperlukan kerangka sampel yang berkait dengan

elements, tetapi diperlukan kerangka sampel yang berkait


dengan cluster (misal RT, RW, Desa, Kecamatan,
Kabupaten/Kota, Provinsi)
 Biaya pendaftaran anggota populasi dapat berkurang

 Biaya transportasi berkurang


Cluster sampling (4)

KEKURANGAN:
 Cara analisis data sukar

 Biaya analisis data bertambah

PENGGUNAAN:
 Populasi dapat membentuk cluster, umumnya terkait

dengan wilayah administratif atau geografis


 Populasi dibagi menjadi cluster, bila anggota populasi

berbeda-beda sifatnya sesuai dengan yang diselidiki.


Cluster
48
Multi-stage sampling (1)
 Penarikan sampel bertahap, pemilihan sampel dilakukan
dua tahap atau lebih.
 Mula-mula populasi dibagi atas unit sampel (umumnya
berupa cluster) untuk pemilihan tahap pertama
 kemudian satuan- satuan terpilih pada tahap pertama
dibagi lagi atas satuan (unit sample) untuk pemilihan tahap
kedua, dan seterusnya sampai dengan beberapa tahap
penarikan sampel dan kemudian dihentikan.
50

 Simple random samping atau Cluster Sampling


juga bisa diterapkan pada setiap tahap,
 Bahkan nonprobablity sampling khususnya yang
tidak pada tahap akhir. Perlu diketahui bahwa
untuk setiap tahap bisa menggunakan teknik
sampling yang sama, dan juga bisa berbeda .
Multistage Random Sampling
51
Multi-stage sampling (2)

KEBAIKAN:
 (1) Biaya transportasi rendah
 (2) Pelaksanaannya mudah

KEKURANGAN:
 Bila unit-unit tahap pertama (sebelumnya) tidak berukuran

sama, maka penggunaannya sukar


 Penarikan sampel ini memerlukan banyak perencanaan

yang harus dilakukan sebelumnya.


53

PENGGUNAAN:
 Jika populasi meliputi wilayah yang luas
 Jika daftar populasi yang terkait dengan elements

tidak tersedia secara lengkap dan teliti, dan yang


tersedia gugusan (unit) yang lebih besar.
54

End Part #1
Sample size (1)
DESKRIPSI MEAN

- Besar populasi tidak diketahui: Z2  2


n
d2
N Z2  2
- Besar populasi (N) diketahui:
N n
n N d 2  Z2 2
Atau formula Slovin: 1  N e2
dalam hal ini:
Z = nilai normal baku pada  5 % = 1,96.
2 = ragam populasi, dapat diperoleh dari penelitian sebelumnya, penelitian pendahuluan
d = simpangan mean sampel terhadap mean populasi, yang masih ditolerir secara teoritis.
e = persentase kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
masih dapat ditolerir, bisa 1 %, 5 % atau10%.
Sample size (1)
DESKRIPSI PROPORSI

- Besar populasi tidak diketahui:


Z 2 pq
n
d2
- Besar populasi (N) diketahui: N Z 2 pq
n
N d 2  Z 2 pq
dalam hal ini:
Z = nilai normal baku pada tertentu, 5 atau 1 %.
p = proporsi kasus yang diselidiki, atau dipilih proporsi dengan n maksimum yaitu 0,5
Q =1-p
d = simpangan mean sampel terhadap proporsi populasi, yang masih ditolerir secara
teoritis.
Sample size (4)
Beberapa hal yang berkaitan dengan penentuan besar sampel:
(a). Apabila karakteristik (variabel) yang diamati lebih dari satu, maka:

Kumpulkan semua variabel yang berkenaan dengan survey


Adakan prediksi tentang besar sampel berdasarkan masing-masing variabel dan untuk
seluruh variabel.
Besar sampelyang disarankan untuk dipilih adalah yang paling kecil.

(b). Apabila tidak ada informasi sama sekali mengenai populasi, maka
besar sampel dapat ditentukan secara proporsional terhadap populasi,
misalnya 2, 5, 10, atau 50 % dari besar populasi (N).

(c). Pada kasus-kasus tertentu, untuk fisibilitas pelaksanaan penelitian,


besar sampel dapat ditentukan secara quota (berdasarkan
pertimbangan tertentu).
Tabel 2.1 Table For Determining Sample Size From a Given Population
N S N S N S N S N S
10 10 100 80 280 162 800 260 2800 338
15 14 110 86 290 165 850 265 3000 341
20 19 120 92 300 169 900 269 3500 246
25 24 130 97 320 175 950 274 4000 351
30 28 140 103 340 181 1000 278 4500 351
35 32 150 108 360 186 1100 285 5000 357
40 36 160 113 380 181 1200 291 6000 361
45 40 180 118 400 196 1300 297 7000 364
50 44 190 123 420 201 1400 302 8000 367
55 48 200 127 440 205 1500 306 9000 368
60 52 210 132 460 210 1600 310 10000 373
65 56 220 136 480 214 1700 313 15000 375
70 59 230 140 500 217 1800 317 20000 377
75 63 240 144 550 225 1900 320 30000 379
80 66 250 148 600 234 2000 322 40000 380
85 70 260 152 650 242 2200 327 50000 381
90 73 270 155 700 248 2400 331 75000 382
95 76 270 159 750 256 2600 335 100000 384
Table 2.2a Sample size for ±3%, ±5%, ±7% and ±10% Precision Levels Where Confidence Level is 95% and P=.5.
Size of Sample Size (n) for Precision (e) of:
Population ±3% ±5% ±7% ±10%
500 a 222 145 83
600 a 240 152 86
700 a 255 158 88
800 a 267 163 89
900 a 277 166 90
1,000 a 286 169 91
2,000 714 333 185 95
3,000 811 353 191 97
4,000 870 364 194 98
5,000 909 370 196 98
6,000 938 375 197 98
7,000 959 378 198 99
8,000 976 381 199 99
9,000 989 383 200 99
10,000 1,000 385 200 99
15,000 1,034 390 201 99
20,000 1,053 392 204 100
25,000 1,064 394 204 100
50,000 1,087 397 204 100
100,000 1,099 398 204 100
>100,000 1,111 400 204 100
a = Assumption of normal population is poor (Yamane, 1967). The entire population should be sampled.
ILUSTRASI 1 (A)
• Judul Penelitian: Pengaruh Orientasi Pasar Dan Strategi Generik Terhadap Kinerja
Perusahaan: Dengan Lingkungan Pemasaran Sebagai Variabel Moderator (Studi
Empirik pada Industri Hotel Melati di Daerah Istimewa Yogyakarta).
• Elements : hotel melati
• Unit sampel : hotel melati
• Populasi: adalah semua hotel melati yang ada di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta yang terdaftar dalam “Indonesia Yogyakarta: Petunjuk Wisata 2003”,
jumlah hotel melati pada tahun 2003 sebanyak 313.
• Kerangka Sampel: Daftar yang berisi seluruh hotel melati, sebanyak 313 yang
tersebar di: kota Yogyakarta 236 buah, Kabupaten Sleman 21 buah, Kawasan wisata
Kaliurang 37 buah, Kabupaten Bantul 12 buah, Kabupaten Gunungkidul 6 buah dan
Kabupaten Kulon Progo 1 buah.
ILUSTRASI 1 (B)
• Teknik sampling: dilakukan secara proportional area random sampling
• Sample size: 175 hotel melati, merujuk pada Tabel 2.1
• Unit Obsevasi: respondennya adalah para manajer puncak biasanya juga para
pemilik hotel

No Kabupaten/Kota/Kawasan Jumlah Hotel

1 Kota Yogyakarta
133
2 Kabupaten Sleman
12
3 Kawasan Wisata Kaliurang
21
4 Kabupaten Bantul
6
5 Kabupaten Gunungkidul
3
6 Kabupaten Kulon Progo -

Jumlah 175

• Unit Obsevasi: respondennya adalah para manajer puncak biasanya juga para
pemilik hotel
ILUSTRASI 2 (A)

• Judul Penelitian: Sifat Wirausaha Pengaruhnya


terhadap Pembelajaran dan Kompetensi Wiarausaha
dan Pertumbuhan Usaha Kecil di jawa Timur.
• Elements: Usaha kecil di Jawa Timur.
• Populasi: Seluruh usaha kecil di Jawa Timur.
Berdasarkan Dinas Koperasi dan PKM Provinsi Jawa
Timur, pada tahun 2002 sebanyak 6,6 juta unit usaha.
• Teknik Sampling: Two-Stage Sampling; mengingat
populasi yang sangat besar dan menyebar di seluruh
wialayah Jawa Timur
ILUSTRASI 2 (B)

Tahap I : Mengambil sampel berupa Wilayah (Kabupaten


dan Kota)
• Unit sampel: kabupaten dan kota di Jawa Timur
• Kerangka Sampel: Dafar kabupaten / kota di Jawa
Timur
• Teknik Sampling: Convenience sampling (merupakan
nonprobability sampling), peneliti memilih sejumlah
kabupaten dan kota yang conveniently (dengan baik
sekali) dan atau readily (dengan mudah) serta
available (tersedia).
• Sample size: Dipilih 3 Kabupaten dan 2 Kota sebagai
sentra industri kecil
ILUSTRASI 2 (C)
Tahap II : Mengambil sampel berupa Usaha Kecil
• Unit sampel: Usaha Kecil
• Kerangka Sampel: Daftar yang berisi nama usaha kecil di 3 kabupaten dan 2 kota
yang telah terpilih sebagai sampel pada tahap I, misal terdapat 3.850.000 usaha kecil.
• Teknik Sampling: dilakukan secara proportional area random sampling
• Sampel size: sebanyak 204 usaha kecil, dengan merujuk pada Tabel 2.2a. Kemudian
dari 204 sampel tersebut didistribusikan ke 3 kabupaten dan 2 kota secara
proporsional sesuai dengan banyaknya usaha kecil (populasi) di kabupaten / kota
bersangkutan
• Unit observasi: Responden adalah manajer dan
sekaligus pemilik usaha kecil.
Nonprobability Sampling
Sampel dalam penelitian kualitatif:
tidak dimaksudkan menarik generalisasi yang
berlaku bagi seluruh populasi,
melainkan diarahkan pada representasi terhadap
suatu fenomena (sosial).
bagaimana menemukan informan kuci (key
informan)
sampling yang digunakan adalah nonprobability
sampling
bersifat tidak random, kurang adil (setiap anggota
populasi berpeluang tidak sama untuk terambil
menjadi sampel),
penerapan statistika terhadap data yang diperoleh
bersifat lemah
Namun demikian, metode nonprobability sampling juga bisa
diterapkan pada penelitian kuantitatif

 Dalam banyak kasus, cara sampling ini lebih tepat


atau praktis:
 Situasi di mana jumlah kasus yang bisa diteliti terlalu
sedikit, misalnya karena biaya terlalu besar untuk
menyelidiki banyak kasus (misalnya unit analisa kota,
negara, atau yang besar-besar lainnya), sementara
probability sampling kurang reliabel untuk jumlah
kasus yang terlalu sedikit.
 Peneliti hanya bisa bekerja dengan kasus yang ada
saja
 Penelitian pendahuluan, di mana tujuannya baru
mengumpulkan informasi mengenai gejala (tujuan
eksploratif), cukuplah menggunakan nonprobability
sampling, belum diperlukan generalisasi statistik
yang akurat.
 Kalau populasinya sendiri jumlah anggotanya kecil
(misalnya di bawah 100).
Convenience sampling (1)
 Nama lain: incidental, accidental, haphazard,
fortuitous sampling
 Peneliti memilih sejumlah kasus yang conveniently
(dengan baik sekali), readily (dengan mudah) atau
available (tersedia).
 Metode ini cepat, mudah, dan murah.
 Kalau penelitian permasalahan baru, sebagai tahap
awal dan generalisasi bukan masalah, metode ini
bisa diterapkan.
Convenience sampling (2)
 Tapi karena sampel yang cuma “sedapatnya”,
tidak bisa ditentukan hasil penelitian ini bisa
diterapkannya ke mana, kecuali ke sampel itu
sendiri (tidak menjamin representatif).
Purposive sampling (1)
 Sampel dipilih dengan ”pertimbangan” sesuai
dengan tujuan (purpose) penelitian
 Peneliti menggunakan expert judgement untuk memilih
sampel yang “representatif” atau “tipikal” dari populasi.
 Pertama, identifikasi sumber-sumber variasi yang
penting dari populasi. Berikutnya memilih sampel
sesuai sumber-sumber variasi tersebut.
 Teknik purposive sampling, biasanya untuk
prediksi hasil pemilihan “presiden”, adalah memilih
propinsi tertentu yang telah bertahun-tahun
memprediksikan hasil penghitungan suara nasional
secara tepat.
Purposive sampling (2)
 Misalnya kalau di propinsi A partai X menang maka
diprediksikan dengan sangat yakin (keyakinan sebesar
korelasi historisnya) bahwa secara nasional partai X bakal
menang.
 Tetap kurang bisa diterima dibandingkan probability
sampling jika diperlukan generalisasi yang tepat dan akurat.
Tetapi kalau berbagai hal membatasi, ya boleh lah.
 Secara umum lebih “kuat” dibandingkan convenience
sampling tapi sangat tergantung expert judgement-nya
peneliti.
 Kelemahan utama: “informed selection” seperti itu
memerlukan pengetahuan yang cukup mengenai populasi.
Quota sampling (1)
 Quota sampling adalah sejenis purposive sampling
yang ada kemiripan dengan proportionate stratified
random sampling:
 Populasi dibagi-bagi menjadi strata yang relevan
seperti usia, jenis kelamin, lokasi, dsb.
 Proporsi tiap strata diperkirakan atau ditentukan
berdasarkan data eksternal kemudian total sampel
dibagi-bagi sesuai proporsi ke tiap strata (kuota).
 Untuk memenuhi jumlah sampel untuk tiap strata,
peneliti menggunakan expert judgement-nya.
Quota sampling (2)
 Misalnya populasi 55% pria 45% wanita. Sampel 100
orang berarti 55 pria dan 45 wanita. Pemilihan
sampelnya sendiri tergantung penilaian peneliti.
 Bedanya dengan stratified random sampling, sampel
diambil secara acak sedangkan dalam quota sampling,
sampelnya dipilih berdasarkan pendapat subjektif
peneliti pokoknya kuotanya terpenuhi (bisa convenience
sampling pada setiap strata).
 Total sampel juga a convenience sample tapi ada
kemiripan dengan populasi dalam karakteristik-
karakteristik penting tertentu (karena pembuatan
stratanya).
Quota sampling (3)
 Bias peneliti sangat mempengaruhi: pemilihan
teman sebagai sampel, milih lokasi yang nyaman,
dan sebagainya.
 Keuntungan:
 tidak perlu membuat sampling frame
 kalau perlu konfirmasi tinggal cari lagi yang baru
asal kuota terpenuhi, tidak perlu menghubungi
responden yang telah diwawancarai.
 Cepat, mudah dan murah.
Other Sampling Designs
 Referral sampling:
 Network sampling: responden diminta
mengidentifikasi anggota2 dari target populasi yang
ada hubungan dengan dirinya
 Snowball sampling: chain referral, responden diminta
memberikan nama dan kontak kepada anggota lain
dari target populasi. Pertama dipilih sampel inisial,
umumnya dilakukan secara accidental (random).
Asumsinya sesama anggota saling mengenal.
Misalnya: hackers.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai