Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN FRANTUR PANGGUL

ANNISA

NIM : 16005

COVER

POLITELNIK KEPERAWATAN HANG TUAH JAKARTA

TAHUN 2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Cedera pada tulang menimbulkan patah tulang (fraktur) dan dislokasi. Fraktur
juga dapat terjadi di ujung tulang dan sendi (intra-artikuler) yang sekaligus menimbulkan
dislokasi sendi. Fraktur ini juga disebut fraktur dislokasi.

fraktur secara keseluruhan adalah 11,3 dalam 1.000 per tahun. Insiden fraktur
pada laki-laki adalah 11.67 dalam 1.000 per tahun, sedangkan pada perempuan 10,65
dalam 1.000 per tahun.2 Insiden di beberapa belahan dunia akan berbeda. Hal ini
mungkin disebabkan salah satunya karena adanya perbedaan status sosioekonomi dan
metodologi yang digunakan di area penelitian

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan fraktur panggul
2. Tujuan Khusus
a. Konsep keperawatan
1) Untuk mengetahui pengertian fraktur
2) Untuk mengetahui pengertian fraktur panggul
3) Untuk mengetahui Penyebab frakur panggul
b. Konsep fraktur panggul
1) Untuk mengetahui Definisi fraktur
2) Untuk mengetahui Penggolongan fraktur
3) Untuk mengetahui Klasifikasi fraktur
4) Untuk mengetahui Etiologi fraktur
5) Untuk mengetahui Patofisiologi fraktur
6) Untuk mengetahui Patoflow Demensia
7) Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang fraktur
8) Untuk mengetahui Penatalaksanaan fraktur
9) Untuk mengetahui Komplikasi fraktur
10) Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan patah tulang fraktur panggul

2
C. SISTEMATIKA PENULISAN
1. Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan, dan sistematika penulisan.
2. Bab II Tinjauan Teori terdiri dari Konsep Lansia meliputi, Definisi fraktutr,
Konsep Fraktur meliputi, Definisi fraktur, Penggolongan fraktur, Klasifikasi
fraktur ,Etiologi fraktur, Patofisiologi fraktur,Pemeriksaan Penunjang fraktur,
Penatalaksanaan fraktur, Komplikasi fraktur, Asuhan Keperawatan fraktur dengan
patah tulang panggul
3. Bab III Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran
4. DAFTAR PUSTAKA

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP KEGAWATAN MEDIS


1. PENGERTIAN
Patah tulang panggul adalah gangguan struktur tulang dari
pelvis.Pada orang tua, penyebab paling umum adalah jatuh dari posisi
berdiri. Namun, fraktur yang berhubungan dengan morbiditas dan
mortalitas terbesar melibatkan pasukan yangsignifikan misalnya dari
kecelakaan kendaraan bermotor atau jatuh dari ketinggian.

Fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang, baik yang bersifat


total maupun sebagian, biasanya disebabkan oleh trauma. Insiden fraktur
secara keseluruhan adalah 11,3 dalam 1.000 per tahun, pada laki-laki
adalah 11.67 dalam 1.000 per tahun, sedangkan pada perempuan 10,65
dalam 1.000 per tahun. Gejala klasik fraktur adalah adanya riwayat
trauma, rasa nyeri dan bengkak di bagian tulang yang patah, deformitas,
gangguan fungsi muskuloskeletal, putusnya kontinuitas tulang, dan
gangguan neurovaskuler.

fraktur adalah mengembalikan posisi patahan tulang ke posisi


semula (reposisi) dan mempertahankan posisi itu selama masa
penyembuhan patah tulang (imobilisasi). Khusus pada fraktur terbuka,
harus diperhatikan bahaya terjadi infeksi, baik infeksi umum maupun
lokal.

2. ETIOLOGI
Dengan makin meningkatnya kecelakaan lalu lintas mengakibatkan
dislokasi sendi panggul sering ditemukan.Dislokasi panggul merupakan
suatu trauma hebat.Patah tulang pelvis harus dicurigai apabila ada riwayat
trauma yang menekan tubuh bagian bawah atau apabila terdapatluka serut,
memar, atau hematom di daerah pinggang, sacrum, pubis atau perineum.

Secara langsung pada panggul karena tekanan yang besar atau


karena jatuh dari ketinggian .Pada orang tua dengan osteoporosis
atauosteomalasia dapat terjadi fraktur stres pada ramus pubis.oleh karena
rigiditas panggul maka keretakan pada salah satu bagian cincin akan
disertai robekan pada titik lain,kecuali pada trauma langsung .Sering titik
kedua tidak terlihat dengan jelas atau mungkin terjadi robekan sebagian
atau terjadi reduksi spontan pada sendi sakro iliaka.

4
3. PATOFISIOLOGI
Tulang panggul terdiri dari ilium (yaitu, sayap iliaka), iskium, dan
pubis, yangmerupakan cincin anatomis dengan sacrum.Gangguan dari
cincin ini membutuhkanenergi yang signifikan. Karena pasukan yang
terlibat, patah tulang panggul seringmelibatkan cedera pada organ
terkandung dalam tulang panggul. Selain itu, trauma pada organ ekstra-
panggul adalah umum. patah tulang panggul sering dikaitkandengan
perdarahan parah akibat suplai darah yang luas untuk wilayah tersebut.

4. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala patah tulang panggul, diantaranya adalah:

a. Sakit berat pada panggul atau selangkangan


b. Tidak dapat mengangkat, memindahkan atau memutar kaki
c. Tidak dapat berdiri atau bergerak langsung setelah jatuh
d. Tidak dapat berdiri atau menumpukan berat badan pada
kaki yang terdapat pada sisi panggul yang cedera.
e. Memar dan bengkak di sekitar area panggul
f. Kaki yang lebih pendek pada sisi panggul yang cedera
dibandingkan sisi yang lain
g. Kaki pada sisi panggul yang cedera berputar keluar.

5. KOMPLIKASI
A. Komplikasi dini
 Kerusakan nervus skiatik 
Biasanya dapat mengalami pemulihan.Apabila terdapat lesi
sesudah reposisi, maka perlu dilakukan eksplorasi saraf.

 Kerusakan pada kaput femur


Sewaktu terjadi dislokasi sering kaput femur menabrak
asetabulum sehingga pecah.

 Kerusakan pada pembuluh darah


Pembuluh darah yang biasanya mengalami robekan pada
kelainan ini adalah arteriglutea superior .bila terdapat
kecurigaan robekan pembuluh darah , perlu
dilakukanarteriogram.

 Fraktur diafisis femur 


Sering ditemukan fraktur diafisis femur disertai dislokasi
panggul. Kecurigaan akanadanya dislokasi panggul , bilama
pada suatu fraktur femur ditemukan posisi femur  proksimal

5
dalam keadaan adduksi . pemeriksaan radiologis sebaiknya
dilakukan padasendi di atas dan di bawah daerah fraktur. 

B. Komplikasi lanjut
  Nekrosis avaskuler
Sebanyak 10% dari seluruh dislokasi panggul mengalami
kerusakan pembuluh darah.Apabila reposisi ditunda sampai
beberapa jam , maka insidensinya akan meningkatmenjadi
40% . kelainan ini biasanya dideteksi setelah 6 bulan sampai 2
tahun dandengan pemeriksaan radiologis ditemukan
fragmentasi , sklerosis dan pembentukankista-kista.
 Miositis osifikans
 Dislokasi yang tidak dapat direduksi .apabila reduksi tertunda
untuk beberapa hari biasanya reposis dengan cara manipulasi
sulit dilakukan.
 OsteoarthritisTerjadi karena adanya kerusakan tulang rawan ,
terdapat fragmen fraktur dalam ruangsendi atau adanya nekrosis
iskemik kaput femur.

B. KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1) Anamnesis
 Identitas klien
 Keluhan utama
 Riwayat penyakit sekarang
 Riwayat penyakit dahulu

2) Pemeriksaan fisik

 Keadaan umum (periksa adanya perubahan tanda-tanda vital, dan tanda syok
neurogenik.
 Breeting B1 ( pada klien dengan fraktur yang tidak berat, pemeriksaan system
pernapasan tidak menunjukan klainan ).
 Blood B2 ( pada pengkajian system kardiovaskuler didapatkan syok hipovolemik dan
syok hemoragik yang sering terjadi pada klien cidera panggul sedang atau berat ).

6
 Brain B3 ( tingkat kesadaran klien trauma panggul dengan fraktur yang tidak berat
adalah kompos mentis. Yang haru s diperiksa adalah funsi serebral, saraf cranial, dan
pemeriksaan reflex Achilles tidak didapatkannya refleks atau menghilang ).
 Bladder B4 ( klien trauma panggul yang mengenai kandung kemih mengalami
hematuria, nyeri berkemih, dan pada pemeriksaan tidak ada haluaran urin ).
 Bowel B5 ( pada keadaan terauma panggul kombinasi yang paling menciderai bagian
dalam abdomen, sering didapatkan adanya ileus peristaltik. Manifestasi kinis
menunjukan hilangnya bising usus, kembung, dan tidak adanya defekasi ).
 Bone B6 ( Look : pada inspeksi premium, biasanya didapatkan perdarahan,
pembengkakan, dan deformitas pada panggul. Feel : kaji adanya derajat
ketidakstabilan cincin panggul dengan palpasi pada ramus dan simfisis pubis. Move :
disfunsi motorik yang paling umum adalah kelemahan dan kelumpuhan pada
ekstremitas bawah ).

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri yang berhubungan dengan pergerakan fragmen tulang panggul, cidra


neuromuscular, dan reflex spasme otot sekunder.
2. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan neuromuscular.
3. Gangguan eliminasi urin yang berhubungan dengan trauma pada kandung kemih dan
ureter.
4. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan fisik ekstremitas bawah.
5. Resiko infeksi yang berhubungan dengan adanya port de entrée luka terbuka pada daerah
panggul.
6. Resiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan imobilisasi dan tidak
adekuatnya sirkulasi perifer.

7
3. IMPLEMENTASI

Diagnose 1 : Nyeri yang berhubungan dengan pergerakan fragmen tulang panggul,


Tujuan : Nyeri berkurang atau teratasi
Kriteria hasil : klien melaporkan nyeri berkurang atau dapat diatasi. Klien tidak gelisah,
skalanyeri 0-1 atau teratasi
Intervensi Rasional
1. Kaji skala nyeri 1. Nyeri merupakan respon subjek yang
dapat dikaji dengan menggunakan skala
2. Atur posisi imobilitasi pada panggul nyeri.
dengan pemasangan crossover pelvic sling 2. Imobilisasi yang adekuat dapat
mengurangi pergerakan fragmen tulang
3. Ajarkan teknik relaksasi yang menjadi unsure utama penyebab
nyeri panggul
3. Teknik ini akan memperlancar peredaran
4. Ajarkan metode distraksi selama nyeri darah sehingga kebutuhan O2 pada
akut jaringan terpenuhi dan nyeri berkurang
4. Mengalihkan perhatian klien terhadap rasa
5. Koaborasi pemasangan gips dan nyerinya ke hal-hal yang menyenangkan
pemberian analgetik 5. Stabilisasi fraktur panggul dapat
mengurangi sensasi nyeri, dan analgetik
memblok lintasan nyeri sehingga nyeri
akan berkurang

8
EVALUASI

Fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang, baik yang bersifat total maupun
sebagian, biasanya disebabkan oleh trauma. penyebab paling umum adalah jatuh dari posisi
berdiri. Namun, fraktur yang berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas terbesar melibatkan
pasukan yangsignifikan misalnya dari kecelakaan kendaraan bermotor atau jatuh dari ketinggian.

9
DAFTAR PUSTAKA

Solomon, L dkk. Fractures of the Femoral Neck; Apley’s System of Orthopaedic and Fractures, 8th Ed.
Arnold, 2013. Hal: 847-52. 2. Egol, K dkk. Femoral Neck Fractures; Handbook of Fractures, 3rd Ed.
Lippincott Williams & Wilkins, 2016. Hal: 319-28. 3. Thompson, J. Netter’s Concise Orthopaedic
Anatomy, 2nd Ed. Elsevier Saunders, 2010. Hal: 251-7

10

Anda mungkin juga menyukai