Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pelayanan KB dan
Kesehatan Reproduksi
Dosen Pengajar :
Rijanto,SKp,M.Kes.
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
TAHUN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan kelompok dengan judul “Masalah Dimensi Sosial Wanita Pada Pelecehan
Seksual” yang disusun oleh anggota kelompok 6 Program Studi D3 Kebidanan
Jurusan Kebidanan Sutomo Poltekkes Kemenkes Surabaya tahun akademik
2019/2020. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pelayanan KB
dan Kesehatan Reproduksi.
Mengetahui,
Pembimbing Pendidikan, Ketua Kelompok
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat serta Hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat
waktu.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 4 PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................
3.2 Saran .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat menjadi pemahaman bagi mahasiswa
kesehatan terutama mahasiswa kebidanan untuk lebih mengerti tentang
dimensi sosial wanita pada pelecehan seksual.
BAB 2
TINJAUAN MATERI/TEORI
a. Pelecehan fisik
b. Pelecehan lisan
c. Pelecehan non-verbal/isyarat
Bahasa tubuh dan atau gerakan tubuh bernada seksual, kerlingan yang
dilakukan berulang-ulang, menatap tubuh penuh nafsu, isyarat dengan jari tangan,
menjilat bibir, atau lainnya.
d. Pelecehan visual
Memperlihatkan materi pornografi berupa foto, poster, gambar kartun,
screensaver atau lainnya, atau pelecehan melalui e-mail, SMS dan media lainnya.
e. Pelecehan psikologis/emosional
Mayer dkk. (1987) menyatakan secara umum dua aspek penting dalam
pelecehan seksual, yaitu aspek perilaku dan aspek situasional.
a. Aspek Perilaku
b. Aspek situasional
Pelecehan seksual dapat dilakukan dimana saja dan dengan kondisi tertentu.
Perempuan korban pelecehan seksual dapat berasal dari setiap ras, umur,
karakteristik, status perkawinan, kelas sosial, pendidikan, pekerjaan, tempat kerja,
dan pendapatan.
Banyak sekali korban pelecehan seksual yang merasa takut dan cenderung
menyalahkan dirinya sendiri. Tentunya hal ini tidak baik dan dapat semakin
merugikan korban. Menyalahkan diri sendiri bisa membuat korban merasa
semakin tertekan bahkan hingga merasa depresi. Peran orang-orang di sekitar
memang penting untuk memberikan dukukangan pada korban, tetapi keinginan
untuk memperbaiki situasi juga sangat bergantung pada korban. Berikut adalah
hal-hal yang bisa dilakukan sebagai pencegahan :
a. Selalu waspada dimanapun Anda berada. Usahakan Anda dapat selalu siap
untuk melawan atau kabur jika bertemu orang yang berpotensi melakukan
pelecehan seksual pada Anda.
b. Bersikap tegas pada pelaku. Jika Anda mendapat perlakukan seperti
perilaku seksual, pemaksaan seksual, dan penyuapan seksual, Anda harus
dapat menolak dengan tegas dan sebaiknya langsung meminta bantuan
pada orang lain agar tindakan tersebut dapat dihentikan.
c. Jika Anda melihat berbagai tindakan yang menjurus pada pelecehan
seksual, jangan ragu untuk menyuarakan pendapat Anda. Saat ini sangat
banyak bentuk pelecehan seksual di mana pelaku tidak menyadari bawa
perilaku yang dilakukan sudah termasuk dalam pelecehan seksual.
Jika pelecehan seksual sudah terlanjur terjadi dan tidak dapat lagi dicegah,
berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh korban pelecehan
seksual :
a. Jika Anda menjadi korban pelecehan seksual, jangan ragu untuk bercerita
pada orang terdekat Anda. Banyak korban yang merasa malu dengan
kondisi tersebut, padahal dalam hal ini korban tidak dapat menjadi pihak
yang disalahkan. Jadi Anda tidak perlu malu untuk menceritakan hal
tersebut pada orang lain.
b. Laporkan pada pihak yang berwenang. Jika efek jera tidak diberikan pada
pelaku pelecehan seksual, pelaku tersebut akan terus melakukan tindakan
serupa. Melaporkan kepada pihak berwenang agar pelaku mendapatkan
hukuman adalah tindakan yang tepat.
c. Berbagi cerita dengan orang-orang yang ada di sekitar Anda atau jika ingin
cakupannya lebih luas, Anda bisa berbagi cerita di media sosial atau blog.
Tujuan dari berbagi cerita sangatlah sederhana, Anda bisa membuat orang-
orang di luar sana untuk lebih peka dan juga waspada terhadap pelecehan
seksual.
d. Jika Anda merasa tertekan secara psikologis, sebaiknya konsultasikan pada
psikolog atau terapis profesional untuk memulihkan terlebih dulu kondisi
mental Anda, sebelum Anda dapat bercerita tentang kejadian yang Anda
alami.
Pelecehan seksual bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, juga tanpa melihat
usia dan juga gender dari korban. Saat ini banyak perilaku atau pun komentar
yang menyalahkan korban pelecehan seksual, padahal hal tersebut tidak dapat
dibenarkan karena akan semakin membuat korban semakin merasa bersalah atau
depresi. Jika tidak dapat memberikan dukungan pada korban, ada baiknya diam
dan tidak berkomentar secara langsung pada korban.
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelecehan seksual pada wanita dapat terjadi di mana saja dan kapan saja serta
dapat dilakukan oleh siapa saja, baik itu anggota keluarga, pihak sekolah, maupun
orang lain. Oleh karena itu, kita harus dibekali dengan pengetahuan seksualitas
yang benar agar anak dapat terhindar dari kekerasan seksual.
B. Saran
Berdasarkan makalah ini kami menilai bahwa banyak manfaat dan fungsi bagi
para pembacanya dalam mengatasi masalah-masalah seputar pelecehan seksual
terhadap wanita.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuni, Dinar. (2014). Kejahatan Seksual Anak dan Gerakan Nasional Anti-
Kejahatan Seksual Terhadap Anak. Info Singkat Kesejahteraan Sosial Vol. VI,
No. 12/II/ P3DI/Juni/2014.
Djama dan Nuzliati Tahir. 2017. Kesehatan Reproduksi Remaja. Jurnal Kesehatan
Poltekkes Ternate. Vol 10 No 1.
http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/967247 (diakses pada tanggal 27
Agustus 2020, 20:00 WIB)
http://repository.ump.ac.id/3830/3/SUSI%20WIJI%20UTAMI%20-%20BAB
%20II.pdf