Anda di halaman 1dari 10

Ketentuan Standard Detail Struktur

Dalam Proyek konstruksi, terutama gedung. Dibutuhkan banyak acuan dan standar untuk
menciptakan suatu konstruksi yang kokoh. Hitungan dari Perencana Struktur belum ada
artinya, sebelum Ia membuat Gambar rekayasa struktur, yaitu  gambar- gambar yang
disiapkan oleh Perencana Struktur yang mencakup secara lengkap catatan- catatan dan
informasi penting dalam bentuk yang dapat ditafsirkan tepat dan akurat agar dapat
diaplilasika di lapangan.

Kewajiban Perencana Struktur adalah melengkapi persyaratan- persyaratan desain dengan


keterangan yang jelas, dan kewajiban Pembuat Detail adalah melaksanakan persyaratan-
persyaratan tersebut. Spesifikasi atau gambar- gambar dari Perencana Struktur yang kurang
jelas atau kurang lengkap tidak boleh diserahkan begitu saja kepada Pembuat Detail.
Perencana Struktur tidak boleh menginstruksikan Pembuat Detail agar mencari sendiri
informasi yang diperlukan untuk menyiapkan gambar- gambar pelaksanaan dari suatu
referensi tertentu.

Informasi yang diperlukan oleh Pembuat Detail harus ditafsirkan sendiri oleh Perencana
Sruktur dan diberikan dalam bentuk detail perencanaan yang spesifik atau catatan yang jelas
untuk dipatuhi Pembuat Detail. Jika ditemukan ketidaklengkapan, keraguan, atau
ketidakcocokan, maka informasi tambahan, penjelasan, atau koreksi yang diminta oleh
Pembuat Detail harus diberikan kepada Perencana Struktur. Dalam proyek konstruksi
terutama Gedung, banyak kita jumpai detail- detail perencanaan yang berupa detail
penulangan, panjang penjangkaran, bengkokan, kait, sambunga (joint), dll yang semuanya
harus akurat untuk menjamin kekuatan struktur yang Kita bangun. Berikut adalah beberapa
hal yang harus diperhitungkan.

1. Kait Standar

Pembengkokan tulangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:


 Bengkokan 180° ditambah perpanjangan 4db, tapi tidak kurang dari 60 mm, pada
ujung bebas kait.
 Bengkokan 135° ditambah perpanjangan 6db, tapi tidak kurang dari 75 mm, pada
ujung bebas kait.
 Bengkokan 90° ditambah perpanjangan 12db pada ujung bebas kait.

Detail dari pembengkokan tulangan dijelaskan pada Tabel 1 berikut.


Tabel 1. Kait Standar untuk Tulangan Utama

2. Kait Pengikat dan Sengkang

Ketentuan untuk sengkang dan kait pengikat adalah sebagai berikut :


 Batang D-8 sampai D-25 bengkokan 135° ditambah perpanjangan 6ds atau tidak kurang dari 75 mm
pada ujung bebas kait.
 Batang D-16 dan yang lebih kecil, bengkokan 90° ditambah perpanjangan 6ds pada ujung bebas kait.

 Batang D-19, D-22, dan D-25, bengkokan 90° ditambah perpanjangan 12ds pada ujung bebas kait.  

 Tabel 2. Kait Standar untuk Sengkang dan Kait Pengikat


 

Detail dari penggambaran sengkang dapat dilihat pada Gambar berikut :


 Gambar1. Detail Sengkang Secara Umum

Gambar 2.  Detail Alternatif  pada Sengkang

3. Diameter Bengkokan Minimum

Diameter untuk bengkokan minimum tulangan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Diameter bengkokan yang diukur pada bagian dalam batang tulangan tidak boleh
kurang dari nilai dalam Tabel 2.2. Ketentuan ini tidak berlaku untuk sengkang dan
sengkang ikat dengan ukuran D-10 hingga D-16.
 Diameter dalam dari bengkokan untuk sengkang dan sengkang ikat tidak boleh
kurang dari 4db untuk batang D-16 dan yang lebih kecil. Untuk batang yang lebih
besar daripada D-16, diameter bengkokan harus memenuhi Tabel 3.
 Diameter dalam untuk bengkokan jaring kawat baja las (polos atau ulir) yang
digunakan untuk sengkang dan sengkang ikat tidak boleh kurang dari 4db untuk
kawat ulir yang lebih besar dari D7 dan 2db untuk kawat lainnya.  

Tabel 3. Tabel Diameter Bengkokan Minimum

 
4. Batasan Spasi Tulangan

Batasan spasi tulangan yang diizinkan adalah sebagai berikut :


 Jarak bersih antara tulangan sejajar dalam lapis yang sama, tidak boleh kurang dari db
ataupun 25 mm.
 Bila tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada
lapis atas harus diletakkan tepat di atas tulangan di bawahnya dengan spasi bersih
antar lapisan tidak boleh kurang dari 25 mm.

Batasan spasi penulangan balok dapat dilihat pada Gambar berikut :

  
Keterangan :
b1        = Jarak bersih antar tulangan
Syarat  = 
> 25 mm> 1,25d dari ukuran agregat maksimum
> 1,5d

Berikut adalah contoh aplikasi detail penulangan di lapangan :

Gambar 4. Hubungan Balok Induk dengan Balok Anak


 
Gambar 5. Hubungan Joint Balok dengan Kolom Tipe 1

Gambar 6. Hubungan Joint Balok dengan Kolom Tipe 2


Gambar 7. Hubungan Joint Balok induk dengan Balok Anak

Gambar 8. Detail Penulangan Balok Induk


Gambar 9. Detail Penulangan Balok dengan Plat

Gambar 10. Detail Penulangan Balok dengan Plat


Gambar 11. Detail Penulangan Core Lift

Gambar 12. Detail Penulangan Core Lift


Gambar 13. Detail Penulangan Ground Tank

Gambar 14. Detail Penulangan Balok- Kolom


Gambar 15. Detail Penulangan Poer Pondasi Tiang Pancang

Gambar 16. Detail Penulangan Balok Ikat (Tie Beam)

Anda mungkin juga menyukai