Anda di halaman 1dari 5

Amikasin sulfatSediaan injeksiAmikasin sulfatAMIKASIN SULFATSifat fisikokimiaPemerian :

Serbuk hablurKelarutan : Mudah larut di air, pkatis tidak larut dalam etanol dan alkoholRotasi
jenis : Antara +760 dan +840 , dihitung terhadap zat yang telah dikeringkanpH: antara 2,0 dan
4,0 (garam 1:2)Susut : Tidak lebih dari 13,0%, pengeringan Pengeringan dengan tekanan tidak
lebih dari 5 mmHg pada suhu 1100 selama 3 jamSisa: Tidak lebih dari 1,0 % , sisa pemijaran
Pemijaran dibasahkan dengan 2 ml asam nitrat P dan 5 tetes asam sulfat PPenyimpanan: Dalam
wadah tertutup rapat, sterilPenandaan : Keterangan perbandingan molar amikasin terhadap asam
sulfat 1:2)KarakteristikKegunaan :Antibiotik golongan aminoglikosida (spektrum
luas).Bakterisid dengan cara menghambat sintesis protein pada bakteri sensitif oleh adanya
pengikatan yang irreversible terhadap subunit ribosomal 30s.Ketersediaan dalam tubuh :Rendah
diabsorbsi setelah pemakaian oral, tapi cepat diabsorbsi setelah injeksi intramuskular. 90% dari
dosis di ekskresikan lewat urin selama 24 jamDosis terapi :15 mg/kg perhari secara parenteral,
maksimal pemakaian 1,5 gram/hari secara parenteral.Toksisitas :Menyerang organ ginjal,
jantung, dan kematiankarakteristikHalf-life (t1/2) t1/2 plasma, 2 3 jamVolume DistribusiSekitar
0,2 L/KgClearance Plasma klirens, sekitar 1mL/menit/KgIkatan dengan ProteinSekitar
10%Natrium Bisulfit( Handbook of Pharmaceutical Excipient hal 452)Pemerian: Serbuk kristal
putihKelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, sukar larut
dalam etanolGuna : AntioksidanKadar : 0,01-1,0 %Stabilitas : Agak higroskopis, kurang stabil
bila terpapar dengan udaraSterilisasi : AutoklafNatrium METABisulfit( Handbook of
Pharmaceutical Excipient hal 654)Pemerian: kristal prisma tidak berwarna atau bubuk kristal
putih atau putih krem memiliki bau sulfur dioksida dan asam, rasa garam. Kelarutan: Mudah
larut dalam gliserin, sedikit larut dalam etanol 95%, larut dalam air 1:1.9 atau 1:1.2 pada
100CInkompatibilitas: bereaksi dengan obat simpatomimetik dan obat-obatan lain turunan
alkohol orto / para-hidroksibenzil. Inkompatibel dengan kloramfenikol. Menginaktivasi cisplatin
dalam larutan. Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat, tempat yang dingin dan kering,
terlindung dari cahaya.Kegunaan: antioksidanKadar: 0.01-1.0% / 27% w/v (pada injeksi IM)pH:
3.5-5.0 (dalam 5% w/v larutan)Natrium Sitrat( FI IV hal 588, Handbook of Pharmaceutical
Excipient hal 443 )Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur, putihKelarutan : Dalam
bentuk hidrat mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, tidak larut dalam
etanol.Incompatible : dengan asam.Penyimpanan : dalam wadah kedap udara.Kegunaan : Dapar
sitrat pH 3Kadar : 0,3-2,0 %pH : 7,0 9,0OTT : dengan garam alkaloid, kalsium, larutan
hidroalkoholSterilisasi : autoklafAsam sulfat (FI IV hal 53)Pemerian : cairan jernih, seperti
minyak, tidak berwarna, bau sangat tajam dan korosifKelarutan : bercampur dengan air dan
dengan etanol, dengan menimbulkan panasWadah : dalam wadah tertutup rapatAsam sitrat
monohidrat (FI IV hal 48)Pemerian : hablur bening/tidak berwarna/serbuk hablur granul sampai
halus, putih, tidak berbau/praktis tidak berbau, rasa sangat asam. Bentuk hidrat mekar dalam
udara kering.Kegunaan : Dapar sitrat pH 3ANALISA
PERMASALAHANNo.PermasalahanSolusi1.Amikasin sukar larut dalam air (sedangkan sediaan
injeksi, diharapkan mampu mudah larut dalam air)Amikasin yang digunakan dalam bentuk
garamnya, yaitu Amikasin Sulfat yang memiliki kelarutan : Mudah larut dalam air.2. Stabilitas
Amikasin Sulfat dalam larutan dapat mengalami oksidasi oleh udara, sehingga kondisi tersebut
menyebabkan perubahan warna.Formula ditambahkan gas Nitrogen (N2) yang berguna sebagai
stabilitator.3.Perbandingan amikasin : sulfat yang ideal sekitar 1 : 2, mempengaruhi nilai pH nya
sekitar 3 - 4 Digunakan bahan pelarut, penstabil, dan buffering yang mampu memberikan pH
sekitar 3 - 4Aqua Pro InjeksiHarus dilakukan sterilisasi akhir pada pengemasan akhirHandbook
on Injectable Drugs hal 30Amikasin sulfat 250 mg/mlNa bisulfit 0,66 %Na sitrat 2,5 %Asam
sulfat q.s ad pH 3,5 5,5Formula RencanaAmikasin sulfat 250 mg/mlNa bisulfat 0,66 %Na sitrat
2,5 %Asam sulfat q.s ad pH 3,5 5,5Formula JadiAmikasin sulfat 500 mgNa bisulfit 0,66 %Na
sitrat 2,5 %Asam sulfat q.s ad pH 3,5 5,5Aqua p.i ad 2 mlLatar belakang pemilihan formula:1.
Pada formula injeksi amikasin ini digunakan garam amikasin yaitu amikasin sulfat karena sifat
kelarutannya yang mudah larut dalam air. 2. Natrium bisulfit berfungsi sebagai antioksidan
karena amikasin sulfat dapat teroksidasi oleh udara dimana menyebabkan perubahan warna
menjadi kuning pucat. Namun perubahan warna ini tidak mengakibatkan berkurangnya potensi
dari amikasin sulfat.3. Natrium sitrat berfungsi sebagai pendapar, dan digunakan asam sulfat
untuk mengatur pH hingga pH sediaan adalah 3,5 5,5.Wadah : ampulVolume : 2 mlDosis : 15
mg/kg BBJalur : intramuskularVolume 1 ampul = 2 mlDibuat 16 ampul, maka = {(n + 2) V + (2
x 3)}= {(16 + 2) 2,15 + (2 x 3)}= 44,7 ml ~ 50 mlNa bisulfit = 0,66g/100 x 50 ml =0,33 g = 330
mgNa sitrat = 2,5 x 50 ml = 1,25 g 100Formula LainAmikasin 100 mg (Martindale hal
1088)Aqua pi ad 2mlAmikasin agak sukar larut dalam air sehingga digunakan amikasin sulfat1 g
amikasin ~ 1,3 g amikasin sulfatAmikasin sulfat = 0,1 g x 1,3 g = 0,13 g 1 gUntuk pengobatan
infeksi gram (-) yang parahAmikasin sulfat 130 mgNa. Metabisulfit 0,1%Sodium sitrat
0,3%Aqua p.i ad 2ml- Na.metabisulfit untuk menjaga agar warna amikasin sulfat tidak berubah
dalam penyimpanan- Sodium sitrat untuk buffer agar pH sediaan sekitar 4,5Cara PembuatanA.
Penyiapan ruangan & alat 1. Kondisi ruangan disiapkan sesuai dengan persyaratan kelas C di
industri farmasi sesuai CPOB, ruangan dikontrol jumlah partikel dan mikrobanya agar memenuhi
syarat kelas C. 2. Gunakan glass line tank selama pembuatan (mengurangi cahaya yang masuk)
untuk melindungi sebisa mungkin produk terpapar oleh cahaya selama pembuatan B. Sterilisasi
Peralatan 1. Alat-alat yang dipergunakan untuk proses produksi dilakukan sterilisasi terlebih
dahulu dengan autoklaf pada suhu 121C selama 15 menit.C. Pembuatan Larutan Injeksi
AMIKASIN SULFATMasukkan sejumlah volume aqua p.i yang dibutuhkan untuk melarutkan
Amikasin sulfat ke dalam tangki pencampur yang dialiri gas Nitrogen.Campur dan larutkan
Natrium bisulfit/bisulfat/metabisulfit dan Amikasin sulfatTambahkan sisa aqua p.iAtur pH
menggunakan asam sitrat/natrium sitrat/ asam sulfat (3,5-5,5)Sampel larutan diambil dan
dilakukan evaluasi IPC meliputi uji pH, uji kejernihan, dan uji homogenitas.C. Pembuatan
Larutan Injeksi Amikasin SulfatMasukkan larutan ke dalam mesin pengisi melewati membran
filter 0,45 m.Larutan diisikan ke dalam ampul bersih. Sisa ruang dalam ampul dialiri gas N2,
kemudian ampul ditutup dengan cara meleburkan ujungnya dengan api.Sterilisasi produk
menggunakan autoklaf.Dilakukan evaluasi PPC.Produk dimasukkan ke dalam kemasan dus
karton.Evaluasi FISIKPenetapanpHBertujuan untuk menetapkan pH suatu sediaan larutan agar
sesuai dengan monografi.Nilai pH dalam darah normal 7,35 7,45Cara kerja:Larutan dapar untuk
pembakuan buat menurut petunjuk sesuai tabel. Simpan dalam wadah tahan bahan bahan kimia,
tertutup rapat, sebaiknya dari kaca tipe 1. Larutan segar sebaiknya dibuat dengan interval tidak
lebih dari 3 bulan. Tabel berikut menunjukkan pH dari larutan dapar sebagai fungsi dari suhu.
Petunjuk ini digunakan untuk pembuatan larutan dapar dengan kadar molal sebagaimana
disebutkan. Untuk memudahkan, petunjuk diberikan dengan pengenceran hingga volume 1000
ml. bukan dengan menyebutkan penggunaan 1000 g pelarut yang merupakan dasar system
molalitas dari kadar larutan. Jumlah yang disebutkan tidak dapat secara sederhana
diperhitungkan tanpa informasi tambahan.Evaluasi fisikPenetapan Volume Injeksi dalam
WadahBertujuan untuk menetapkan volume injeksi yang dimaksudkan dalam wadah agar
volume injeksi yang digunakan tepat/sesuai dengan yang tertera pada penandaan (volume
injeksinya itu harus dilebihkan. Kelebihan volume yang dianjurkan dipersyaratkan dalam FI
IV).Cara kerjaPilih satu atau lebih wadah, bila volume 10 ml atau lebih,3 wadah atau lebih bila
volume lebih dari 3 ml dan kurang dari 10 ml, atau 5 wadah atau lebih bila volume 3 ml atau
kurang.Ambil isi tiap wadah dngan alat suntik hipodermik kering berukuran tidak lebih dari 3
kali volume yang akan diukur dan dilengkapi dengan jarum suntik nomor 21, panjang tidak
kurang 2,5 cm.Keluarkan gelembung udara dari dalam jarum dan alat suntik dan pindahkan isi
dalam alat suntik. Tanpa mengosongkan bagian jarum kedalam gelas ukur kering volume
tertentu yang telah dibakukan sehingga volume yang diukur memenuhi sekurang-kurangnya 40%
volume dari kapasitas tertera (garis-garis penunjuk volume gelas ukur menunjuk volume yang
ditampung, bukan yang dituang).Evaluasi fisikBahan Partikulat dalam InjeksiBertujuan
untuklarutan injeksi, termasuk larutan yang dikonstitusi dari zat padat steril untuk penggunaan
parenteral, harus bebas dari partikel yang dapat diamati pada pemeriksan secara visual.Cara
pengerjaan : Dua prosedur untuk penetapan bahan partikulat dicantumkan berikut ini, berbeda
sesuai dengan volume yang tertera pada etiket wadah. Semua injeksi volume besar untuk infuse
dosis tunggal, dan injeksi volume kecil yang ditetapkan dalam persyaratan monografi, harus
memenuhi batas bahan partikulat seperti yang tertera pada uji yang digunakan.Evaluasi fisikUji
KebocoranBertujuan untukmemeriksa keutuhan kemasan untuk menjaga sterilitas dan volume
serta kestabilan sediaan.Cara pembuatan : Pada pembuatan secara kecil-kecilan hal ini dapat
dilakukan dengan mata tetapi dalam jumlah besar hal ini tidak mungkin bisa dikerjakan.Wadah-
wadah takaran tunggal yang masih panas, setelah selesai disterilkan dimasukkan kedalam larutan
biru metilena 0,1%. Jika ada wadah-wadah yang bocor maka larutan metilena akan masuk
kedalamnya karena perbedaan tekanan di luar dan di dalam tersebut. Sehingga cara ini tidak
digunakan/dipakai untul larutan-larutan yang sudah berwarna.Wadah-wadah takaran tunggal
disterilkan terbalik yaitu dengan cara unjungnya di bawah.ini digunakan pada pembuatan dalam
skala kecil. Jika terjadi kebocoran maka larutan ini akan keluar dari dalam wadah dan wadah
menjadi kosong.Wadah-wadah yang tidak dapat disterilkan, kebocorannya harus diperiksa
dengan memasukkan wadah-wadah tersebut eksikator, yang kemudian divakumkan. Jika terjadi
kebocoran larutan akan diserap keluar. oleh karena itu, harus dijaga agar jangan sampai larutan
yang keluar, diisap kembali jika di vakum dihilangkan.Evaluasi fisikUji Kejernihan dan
WarnaSetiap larutan obat suntik harus jernih dan bebas dari kotoran sehingga diperlukan uji
kejernihan secara visual.Prosedur :Wadah-wadah kemasan akhir diperiksa satu persatu dengan
menyinari wadah dari samping. Dengan latar belakang sehelai papan yang separuhnya di cat
berwarna hitam dan separuhnya lagi di cat berwarna putih. Latar belakang berwarna hitam
dipakai untuk menyelidiki kotoran yang berwarna muda, sedangkan yang berlatar putih untuk
kotoran-kotoran berwarna gelap. Jika tidak ditemukan kotoran dalam larutan maka larutan
tersebut sudah memenuhi syarat.Evaluasi fisikKejernihan LarutanBertujuan untuksediaan infuse
atau injeksi yang berupa larutan harus jernih dan bebas dari kotoran, maka perlu dilakukan uji
kejernihan secara visual.Cara pengerjaan :Penetapan menggunakan tabung reaksi alas datar
berdiameter 15 mm hingga 25 mm, tidak berwarna, transparan, dan terbuat dari kaca netral.
Masukkan kedalam dua tabung reaksi masing-masing larutan zat uji dan suspense padanan yang
sesuai secukupnya. Setelah itu, bandingkan kedua isi tabung setelah 5 menit pembutan suspense
padanan, dengan dengan latar belakang hitam. Pengamatan dilakukan dibawah cahaya yang
terdifusi, tegal lurus kearah bawah tabung.Uji Keseragaman SediaanAda 2 metode, yaitu
keseragaman bobot dan keseragaman kandungan.Keseragaman bobot.Sediaan pada steril untuk
parenteral : timbang secara seksama 10 vial satu persatu, beri identitas tiap vial. Keluarkan isi
dengan cara yang sesuai. Timbang seksama tiap vial kosong, dan hitung bobot netto dari tiap isi
vial dengan cara mengurangkan bobot vial dari masing-masing bobot sediaan (bobot vial yang
ada isinya).Keseragaman kandungan.Sediaan pada steril dalam dosis tunggal : Tetapkan kadar 10
vial satu persatu, seperti pada penetapan kadar dalam masing-masing monografi kecuali
dinyatakan lain dalam uji keseragaman kandungan.Evaluasi biologiUji SterilitasBertujuan
untukmenetapkan apakah bahan farmakope yang harus steril memenuhi persyaratan yang
berhubungan dengan uji sterilisasi yang tertera pada masing-masing monografi.Cara
pengerjaan :Uji fertilitas.Tetapkan sterilitas setiap lot media dengan mengikubasi sejumlah
wadah yang mewakili, pada suhu dan selama waktu yang tertera pada uji.Uji sterilitas.Prosedur
pengujian terdiri dari inokulasi langsung ke dalam media uji dan teknik penyaringan
membran.Evaluasi biologiUji PirogenBertujuanuntuk membatasi resiko reaksi demam pada
tingkat yang dapat diterima oleh pasien pada pemberian sediaan injeksi.Cara
pengerjaan:Lakukan pengujian dalam ruang terpisah yang khusus untuk uji pirogan dan kondisi
lingkungan yang sama dengan ruang pemeliharaan, bebas dari keributan yang menyebabkan
kegelisahan.Kelinci tidak diberi makan selama waktu pengujian, apabila pengujian
menggunakan termistor, masukkan kelinci kedalam kotak penyekap, sehingga kelinci tertahan
dengan letak leher yang longgar. Tidak lebih dari 30 menit sebelum penyuntikan larutan uji,
tentukan suhu awal masing-masing kelinci yang merupakan dasar untuk menentukan kenaikan
suhu. Suhu tiap kelinci tidak boleh lebih dari 1c dan suhu setiap kelinci tidak boleh >
39,8.Evaluasi biologiPenetapan Potensi Antimikroba(untuk zat aktif antibiotik)Bertujuanuntuk
mengetahui aktivitas (potensi) antibioticMetode :Lempeng silinder atau tabung.Prinsip :Metode
lempeng silinder berdasarkan difusi antibiotik dari silinder yang dipasang tegak lurus pada
lapisan agar padat dalam cawan petri.sehingga mikroba yang di tamabahkan di hambat
pertumbuhannya pada daerah berupa lingkaran atau zona di sekeliling silinder yang berisi larutan
antibiotik.Evaluasi biologiUji Endokrin BakteriBertujuanuntuk memperkirakan kadar endotoksin
bakteri yang mungkin ada di dalam atau pada bahan uji.Prinsip : pengujian dilakukan
menggunakan limulus amebocyte lysate (LAL). Deteksi dilakukan dengan metode turbidimetri
atau kolorimetri, penetapan titik akhir reaksi dilakukan dengan membandingkan langsung
enceran dari zat uji dengan enceran endotosin baku, dan jumlah endotoksin dinyatakan dalam
unit endotoksin (UE).Sebelum melakukan pengujian dilakukan persiapan:Uji konfirmasi
kepekaan reaksi LAL.Uji pengambatan atau pemacuan.Pengenceran maksimum yang absah
(PMA). (Akfar PIM/2010)Daftar pustakaPharmacopeia europeaFarmakope Indonesia
VMartindaleBritish pharmacopeiaUnited State Pharmacopeia

Anda mungkin juga menyukai