PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam ilmu ekonomi dikenal istilah bisnis yang berarti suatu organisasi yang menjual
barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya. Ada 3 hal penting dalam bisnis, yaitu
semua bisnis menghasilkan barang atau jasa, semua bisnis mencari keuntungan, dan semua
bisnis mencoba meneruskan keinginan konsumen. Sebuah bisnis memiliki pengaruh yang
sangat kuat dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, bisnis bisa dijadikan sebuah pilihan karir
atau profesi.
Alasan lain yang mendorong kita untuk berbisnis adalah keinginan untuk memiliki dan untuk
menjelaskan kepada konsumen tentang produk yang dihasilkan. Menjalankan sebuah bisnis
bukan suatu hal yang mudah, karena dalam pelaksanaannya kita memerlukan persiapan yang
matang serta memiliki keterampilan dalam aspek-aspek yang mendukung berjalannya bisnis.
Salah satu keterampilan penting dalam menjalankan sebuah bisnis adalah keterampilan
dalam bernegosiasi. Tidak bisa dipungkiri, dalam bisnis kita tidak bisa berjalan secara
individu. Dalam bisnis, kita akan memerlukan dan akan berinteraksi dengan orang lain.
Keterampilan dalam bernegosiasi akan mempermudah. perjalanan suatu bisnis, karena kita
akan dengan mudah mendapatkan kesepakatan yang sesuai dengan keinginan kedua belah
pihak yang melakukan kerja sama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Selling skill, Memasarkan, Tahapan proses menjual,
Negosiasi, Presentasi dan Relasi ?
2. Bagaimana teknik, syarat dan jenis serta tujuan Memasarkan, Negosiasi, Presentasi dan
Relasi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. SELLING SKILLS
Selling Skills adalah kemampuan seseorang untuk menjual sesuatu barang atau jasa.
Semua orang pasti ingin menjadi penjual yang sukses akan tetapi tidak semua penjual tahu
bagaimana caranya. Untuk menjadi seorang penjual yang sukses ada beberapa hal yang harus
dimiliki, yaitu: talent atau yang disebut dengan bakat.
Bakat yang dimiliki oleh seseorang yang merupakan pembawaan dari lahir yang mana
merupakan potensi atau modal dasar bagi seseorang untuk menjadi penjual yang sukses.
Orang yang sudah memiliki bakat sebagai penjual bisa kita lihat dari beberapa karakter
dibawah ini, misalanya: bertanggung jawab, sopan, mudah bergaul, cerdas, disiplin, tekun,
jujur, rajin, ulet, kreatif, berkomitmen dll. Terlepas dari apakah orang tersebut bisa
memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Talenta tidak hanya diperlukan bagi seseorang yang
ingin menjadi penjual yang sukses saja akan tetapi dibutuhkan bagi semua orang dalam
segala aspek pekerjaan. Melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan talenta akan
mempermudah mencapai kesuksesan. Karena seseorang dapat melakukan pekerjaannya
secara maksimal.
Orang yang tidak memiliki bakat menjual bisa menjadi penjual yang sukses kalau dia
mau belajar dan mempelajarinya. Dengan semangat dan keyakinan yang kita miliki dapat
membantu kita membangun sikap mental yang positif, karena segala sesuatu yang berawal
dengan hal-hal yang positif akan mengkasilkan buah yang positif juga, dan perlu kita ketahui
bahwa pada dasarnya semua manusia dilahirkan positif, hanya terkadang dikondisikan
menjadi negative.
Berikut 10 tips untuk mengasah kemampuan menjual yang bisa diterapkan demi kemajuan
bisnis :
1. Temukan tingkat kenyamanan.
Menurut Matthew Schwartz, penulis Fundamentals of Sales Management for Newly
Appointed Sales Manager (AMACOM, 2006), berjualan juga membutuhkan tingkat
kenyamanan tersendiri dan hal itu menjadi kunci pertama entrepreneur untuk meraih
kesuksesan.
2. Tentukan target konsumen.
Mengindentifikasi konsumen bisa membantu memperbaiki strategi penjualan dan
menjadi lebih efisien. Misalkan, usahanya adalah fotocopy. Cari tahu siapa
sesungguhnya konsumen yang ingin dibidik, apakah perusahaan corporate atau anak
sekolah atau mahasiswa
3. Pelajari budaya membeli konsumen.
Setelah mengidentifikasinya, langkah selanjutnya adalah mencari tahu perilaku
konsumen. Contohnya jika menjual produk berharga tinggi, konsumen sering kali
butuh waktu relatif lebih lama untuk membuat keputusan. Itu artinya, harus
merencanakan waktu yang lebih lama juga untuk closing atau melakukan transaksi.
4. Perlakukan konsumen pertama sebaik mungkin.
Menurut Schwartz ketika mulai menjual, perlakukan konsumen pertama sebaik
mungkin dengan pelayanan ekstra bila diperlukan. Meski transaksi penjualannya tidak
sebesar yang diinginkan, namun bila konsumen itu merasa puas dengan pelayanan
yang diberikan, mereka bisa menjadi ‘duta’ bagi reputasi bisnis atau perusahaan yang
kita didirikan.
5. Sisihkan waktu untuk membangun relasi.
Salah satu kesalahan terbesar entrepreneur adalah gagal membangun relasi dengan
konsumen. Begitulah pendapat Rick Segel, penulis Retail Business Kit for Dummies
(Wiley, 2001). “Hal pertama yang Anda jual adalah diri Anda sendiri. Jika konsumen
tak menyukai Anda, transaksi penjualan takkan pernah terjadi,” tuturnya
6. Pertahankan relasi.
Ketika telah berhasil menjalin relasi dengan konsumen, cari cara untuk
mempertahankan relasi tersebut. Lakukan hal itu misalnya dengan mengirim
newsletter mengenai bisnis yang dibangun secara regular.
7. Jangan mudah berasumsi.
Menurut Keith Rosen, penulis Coaching Salespeople into Sales Champion (Wiley,
2008), pelaku bisnis kecil biasanya sering menyabotase penjualan mereka dengan
terlalu cepat berasumsi mengenai apa yang diinginkan atau yang akan dibayar oleh
konsumen. Alih-alih berasumsi, lebih baik tanyakan secara langsung kepada
konsumen tentang apa yang membuat mereka membelanjakan uanganya dan apa
kriteria mereka dalam mengambil keputusan.
8. Buat agenda harian.
Sangat mudah untuk mengabaikan prospek penjualan bila fokus perusahaan terpecah
kepada urusan lainnya yang berkaitan dengan bisnis. Untuk mencegah terjadinya hal
tersebut, buatlah jadwal rutinitas penjualan. Hal itu bisa diwujudkan dengan
menyisihkan satu atau dua jam untuk menangani penjualan atau membuat target
mingguan untuk menggapai 10 klien potensial.
9. Perlihatkan kesuksesan
Situs perusahaan yang bisa menjadi satu-satunya pintu penghubung dengan
konsumen. Tak hanya mampu menambah kredibilitas perusahaan, tapi upaya itu juga
bisa membuat perusahaan terlihat lebih profesional di mata konsumen. Schwartz
merekomendasikan kepada pelaku bisnis untuk memasukkan testimoni di setiap
pengalaman bisnis yang tercipta dengan klien. “Orang-orang menyukai studi kasus,”
jelasnya. “Mereka (konsumen) tidak membeli ucapan, mereka membeli aksi (Anda).”
10. Menjadi pakar industri.
Menurut pendapat Rosen, memposisikan diri sebagai pemimpin di bidang yang
sedang digeluti bisa meningkatkan penjualan. Dengan cara bisa menulis artikel,
membuat blog atau mempublikasikan usaha ke media untuk membangun kredibilitas.
“Orang-orang ingin memandang Anda sebagai seseorang yang mengenal dengan baik
industri (yang Anda geluti),” jelas Schwartz.
Salesmanship Level
Salesmanship level adalah kemampuan untuk menawarkan suatu produk agar prospek
bisa membeli produk dari anda, meliputi :
1. Memaksa atau meminta (kurang etis)
2. Merayu atau manipulate (kurang etis)
3. Bergaining atau barter (bersifat lebih terbuka)
4. Motivation (bersifat terbuka)
Sedangkan apabila ditinjau dari posisi calon pelanggan dalam fungsi sebuah
organisasi, maka motif pembelian dikelompokkan dalam 5 kategori:]
1. motif membeli untuk kepentingan pengambilan keputusan (decision making)
2. motif membeli untuk kepentingan bagian pembelian
3. motif membeli untuk menggunakan produk tersebut
4. motif membeli untuk orang yang menyetujui penggunaan produk tersebut
5. motif membeli dari orang-orang yang memengaruhi penganbilan keputusan
perusahaan untuk meminta dan membeli produk tersebut.
Tahapan dalam penjualan yang bisa dipraktikkan tenaga penjual atau salesman dalam
penjualan barang atau jasa di antaranya adalah:
2. Preapproach.
Pada tahap ini, tenaga penjualan perlu untuk mempelajari sebanyak mungkin
mengenai perusahaan prospek (apa yang dibutuhkan, siapa yang terlibat dalam kebutusan
pembelian) dan pembeli dari prospek (bagaimana karakter personal dan model pembelian).
Tenaga penjual harus menetapkan tujuan kunjungan: mengkualifikasikan prospek,
mengumpulkan informasi, melakukan penjualan secepatnya. Tugas yang lain adalah:
menentukan pendekatan kunjungan yang paling baik, bisa kunjungan personal, telepon atau
surat. Timing yang baik juga harus dipertimbangkan karena banyak prospek sibuk pada jam -
jam tertentu. Akhirnya, tenaga penjual harus merencanakan keseluruhan strategi penjualan
untuk prospek.
3. Approach.
Tenaga penjualan harus tahu bagaimana menyapa pembeli untuk mendapatkan hubungan
sebagai awal yang baik. Tenaga penjual bisa mempertimbangkan mengenakan pakaian yang
setara dengan yang dipakai pembeli; menunjukkan kesopanan dan perhatian pada pelanggan;
dan menghindari tingkah laku yang mengganggu, misalnya memelototi pelanggan.
5. Overcoming Objections.
Pelanggan biasanya selalu mengutarakan keberatan selama presentasi atau ketika
ditanya untuk order. Keberatan dapat terdiri dari harga, jadwal pengiriman, atau karakteristik
dari produk atau perusahaan. Untuk mengatasi keberatan ini, tenaga penjual memelihara
pendekatan yang positif, yaitu dengan menanyakan pembeli untuk mengklarifikasi keberatan,
menanyai pembeli dengan cara dimana pembeli harus menjawab keberatannya sendiri,
menolak kevalidan dari keberatan, atau mengubah keberatan menjadi alasan untuk membeli.
Mengatur dan mengatasi keberatan adalah perluasan keahlian dari negosiasi.
6. Closing.
Beberapa tenaga penjual tidak bisa mencapai tahap ini atau tidak melakukannya
dengan baik. Ada beberapa teknik menutup penjualan.
a. Mereka dapat meminta order
b. Meringkas point-point persetujuan
c. Menawarkan untuk membantu sekretasisnya menulis order
d. Menanyakan apakah pembeli menginginkan A atau B
e. Membuat pelanggan untuk membuat pilihan minor seperti warna atau ukuran
f. Menunjukkan apa yang akan pelanggan lewatkan bila order tidak dilakukan sekarang
g. Tenaga penjual dapat menawarkan rangsangan untuk menutup penjualan, seperti harga
spesial, ekstra kuantiti, atau hadiah yang bisa didapat.
D. Negosiasi
Negosiasi adalah Interaksi sosial antara pihak - pihak yang mempunyai kepentingan
berbeda demi untuk mencapai kesepakatan bersama baik secara formal maupun informal.
1. Formal yang dimaksud disini yaitu kesepakatan negosiasi yang ditandai dengan
sebuah bukti tertulis. misalnya, negosiasi karyawan dengan pemilik perusahaan.
2. Informal yang dimaksud disini yaitu kesepakatan negosiasi yang hanya disepakati
kedua belah pihak saja tanpa ada bukti tertulis. misalnya, negosiasi antara anak
dengan orang tua.
Pada umumnya negosiasi digunakan dalam sengketa yang tidak terlalu pelik, di mana
para pihak masih beriktikad baik dan bersedia untuk duduk bersama memecahkan masalah.
Menurut pasal 6 ayat 2 Undang Undang nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa, pada dasarnya para pihak berhak untuk menyelesaikan
sendiri sengketa yang timbul di antara mereka. Kesepakatan mengenai penyelesaian tersebut
selanjutnya harus dituangkan dalam bentuk tertulis yang disetujui oleh para pihak.
1. Tujuan Negosiasi
3. Proses Negosiasi
a. Pihak yang memiliki program (pihak pertama) menyampaikan maksud dengan kalimat
santun, jelas, dan terinci.
b. Pihak mitra bicara menyanggah mitra bicara dengan santun dan tetap menghargai maksud
pihak pertama.
1. Untuk mendapatkan atau menciptakan jalinan kerja sama antar badan usaha atau
institusi ataupun perorangan untuk melakukan suatu kegiatan atau usaha bersama atas
dasar saling pengertian. Dengan terjalinnya kerjasama antar kedua belah pihak inilah
maka tercipta sebuah transaksi bisnis yang saling terkait, sehingga membuat hidup
perekonomian. Dengan kata lain, bahwa suatu proses negosiasi bisnis merupakan
bagian dari suatu proses interaksi guna menghidupkan perekonomian dalam skala
yang lebih luas.
2. Dalam sebuah perusahaan, sebuah proses negosiasi akan memberikan manfaat untuk
menjalin hubungan bisnis yang lebih luas dan juga untuk mengembangkan pasar,
yang diharapkan memberikan peningkatan penjualan. Proses negosiasi bisnis juga
akan menghasilkan harga yang lebih baik dan efisiens, yang memberikan keuntungan
yang lebih besar. Dalam jangka panjang hal ini akan memberikan kemajuan dari
sebuah perusahaan
3. Negosiasi adalah sebuah bentuk interaksi sosial saat pihak - pihak yang terlibat
berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan.
E. KOMUNIKASI
Secara etimologis berasal dari bahasa Latin yaitu communicatus yang bersumber pada
kata communis. Kata communis bermakna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu
usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung
secara lisan maupun tidak langsung melalui media; proses penyampaian bentuk interaksi
gagasan kepada orang lain dan proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang
disampaikan, baik sengaja maupun tidak sengaja.
Pada prinsipnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh
satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan
(noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada
kesempatan untuk melakukan umpan balik.
1. Komponen Komunikasi
a. Lingkungan Komunikasi
Temporal (waktu) : Mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah di
mana Komunikasi.
b. Sumber-Penerima
c. Enkoding-Dekoding
e. Pesan
f. Saluran
g. Umpan Balik
h. Gangguan
b. Menilai masukan (input) atau hasil (output) atau suatu pola pemikiran.
b. Empathy : Kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang
dihadapi oleh orang lain.
G. PRESENTASI
Presentasi adalah komunikasi lisan, atau pidato yang telah dipersiapkan dan disampaikan
dengab cara formal. Presentasi dapat berupa laporan kemajuan, penjelasan produk/jasa baru
kepada klien, kuliah, pelatihan, wawancara pekerjaan seminar ipmiah, bisnis dan sebagainya
yang disampaikan dihadapan khalayak yang kebih khusus.
Menurut Gumbira Sa’id (2005) terdapat The Eight’s Be untuk melakukan presentasi
secara prima, yaitu :
H. RELASI
Relasi berarti suatu hubungan kita dengan manusia lain atau dengan teman. Relasi bisa
juga berarti jejaring. Ketahuilah bahwa kita tidak bisa hidup sendiri. Dalam hidup, kita harus
dibantu orang lain. Kita bisa meminta bantuan orang lain untuk mempromosikan bisnis kita.
Namun sangat susah jika kita hanya mengandalkan orang lain. Maka dari itulah kita
memerlukan sebuah relasi.
Relasi adalah hubungan yang terkait dengan aspek emosianal, pertumbuhan dan
perkembangan manusia adalah hasil dari relasi dengan orang lain, hal ini disebabkan karena :
1. Manusia sebagai makhluk sosial, karena manusia selalu berinteraksi dengan
lingkungannya. Oleh karena itulah manusia tumbuh dan berkembang adalah hasil dari relasi.
2. Relasi mengandung kadar emosional. Maksudnya manusia tumbuh dan berkembang
dipengaruhi oleh aspek emosional, contohnya apabila orang tua selalu memarahi anaknya
maka didalam perkembangannya anak itu bersifat keras.
3. Reasi mengandung energi dan mental sosial, maksudnya didalam relasi itu mengandung
energi atau motivasi-motivasi, sehingga mempengaruhi perkembangan manusia.
4. Relasi memberikan pengaruh terutama terhadap sikap dan emosi.
a. Selling Skills adalah kemampuan seseorang untuk menjual sesuatu barang atau jasa. Semua
orang pasti ingin menjadi penjual yang sukses akan tetapi tidak semua penjual tahu
bagaimana caranya. Untuk menjadi seorang penjual yang sukses ada beberapa hal yang harus
dimiliki, yaitu: talent atau yang disebut dengan bakat.
b. Marketing adalah kegiatan penting dalam mewujudkan tujuan perusahaan, yaitu terjadinya
transaksi. Di dalam konsep strategi pemasaran terdapat dua bagian penting, yaitu tujuan
promosi dan selling. Tujuan promosi terdiri dari Jangka panjang adalah kekuatan merek dan
jangka pendek adalah menjual. Sedangkan kegiatan menjual (selling) adalah salah satu misi
dan tujuan aktivitas jangka pendek dari strategi pemasaran sedangkan visinya adalah
membangun “kekuatan merek” di benak pelanggan.
c. Tahapan dalam penjualan yang bisa dipraktikkan tenaga penjual atau salesman dalam
penjualan barang atau jasa di antaranya adalah:
2. Preapproach.
3. Approach.
5. Overcoming Objections.
6. Closing.
7. Following up and maintenance.
d. Negosiasi (perundingan) adalah suatu upaya untuk mengatasi perbedaan pendapat antara
kedua belah pihak.
e. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung
secara lisan maupun tidak langsung melalui media; proses penyampaian bentuk interaksi
gagasan kepada orang lain dan proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang
disampaikan, baik sengaja maupun tidak sengaja.
f. Presentasi adalah komunikasi lisan, atau pidato yang telah dipersiapkan dan disampaikan
dengab cara formal. Presentasi dapat berupa laporan kemajuan, penjelasan produk/jasa baru
kepada klien, kuliah, pelatihan, wawancara pekerjaan seminar ipmiah, bisnis dan sebagainya
yang disampaikan dihadapan khalayak yang kebih khusus.
g. Relasi berarti suatu hubungan kita dengan manusia lain atau dengan teman. Relasi bisa
juga berarti jejaring. Relasi adalah hubungan yang terkait dengan aspek emosianal,
pertumbuhan dan perkembangan manusia adalah hasil dari relasi dengan orang lain,
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan saran kepada pembaca sebagai
berikut:
1. Sebagai generasi muda hendaknya kita memiliki pengetahuan yang luas dengan
banyak membaca referensi-referensi yang akurat dan dapat dipercaya.
2. Sebagai generasi penerus bangsa hendaknya kita mampu dan mau menyalurkan ilmu
yang dimiliki untuk dibagi kepada sesama sehingga bermanfaat dan tercipta
kelestarian lingkungan hidup.
DAFTAR PUSTAKA
http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2012/06/relasi-itu-penting-mengapa.html?m=1 (08 Des
2015)
http://dr-sihnanto.blogspot.co.id/2014/01/komunikasi-dan -relasi-dalam-pekerjaan.html?m=1
(08 Des 2015)
Soekamto, Toeti dan Drs. Udin Saripudin Winataputra, MA. 2013. Kewirausahaan. Jakarta :
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Tinggi Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
http://sariberitacoco.blogspot.co.id/2012/10/tahapan-penjualan-yang-efektif.html